Kanker merupakan penyakit tidak menular. Penyakit ini timbul akibat kondisi fisik
yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat menyerang berbagai
jaringan di dalam organ tubuh, termasuk organ repoduksi wanita yang terdiri dari payudara,
rahim, indung telur, dan vagina (Mangan, 2003). Angka kejadian dan angka kematian akibat
kanker leher rahim di dunia menempati urutan kedua setelah kanker payudara. Sementara itu
di negara berkembang masih menempati urutan teratas sebagai penyebab kematian akibat
Kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian terbesar abad ini.
Kanker atau karsinoma adalah penyakit yang disebabkan rusaknya mekanisme pengaturan
dasar sel, khususnya mekanisme pembelahan dan pertumbuhan sel yang diatur oleh gen.
Kanker juga dapat diartikan sebagai kelainan genetik yang merupakan akibat dari peristiwa-
peristiwa mutasi yang akan merubah fungsi normal suatu sel. Kanker dapat menyerang
berbagai jaringan di dalam organ tubuh, termasuk organ reproduksi wanita yang terdiri dari
perkembangannya yang dinilai relatif lambat yaitu hanya membutuhkan waktu 10 tahun
untuk sel abnormal menjadi kanker juga tidak makan waktu lama, dengan lesi-lesi pre-kanker
yang secara bertahap berkembang melalui beberapa stadium yang dapat dikenali (multistep)
Penyakit ini memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi jika dapat didiagnosa sebelum
berkembang menjadi kanker invasif, melalui operasi, radioterapi serta kemoterapi. Oleh
karena itu, untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas kanker serviks perlu upaya-upaya
pencegahan (Aziz, 2000). Kanker dapat disembuhkan bila dijumpai pada tahap awal.
Semakin cepat kanker ditemukan maka semakin mudah penanganannya dan semakin besar
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa saat ini penyakit
kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang
jumlah penderita kanker serviks tertinggi di dunia. Pasalnya, kanker ini muncul seperti musuh
dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut. Setiap
tahunnya terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan sekitar 8.000 kasus di
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) bahwa tahu 2005 terdapat
lebih dari 500.000 kasus kanker serviks, pada tahun 2010 mengalami sedikit penurunan angka
kasus kanker serviks yaitu terdapat 493.243 jiwa per tahun penderita kanker serviks baru di
dunia dengan angka kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun. 90%
kanker serviks mencapai angka 32.500 jiwa atau sekitar 0.05% dari 65.000 jiwa.
Beberapa faktor yang diduga meningkatkan kejadian kanker serviks yaitu faktor
sosiodemografis yang meliputi usia, status sosial ekonomi, dan faktor aktifitas seksual yang
meliputi usia pertama kali melakukan hubungan seks, pasangan seks yang berganti-ganti,
paritas, kurang menjaga kebersihan genital, merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma
kronis pada serviks, serta penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka lama yaitu lebih dari 4
Faktor-faktor yang mempengaruhi kanker serviks antara lain: usia >35 tahun, usia
pertama kali berhubungan seksual, wanita dengan aktivitas seksual yang tinggi, sering
berganti-ganti pasangan, penggunaan antiseptik, wanita merokok, riwayat penyakit kelamin,
paritas, penggunaan kontrasepsi oral dalam waktu yang lama, faktor keturunan (Diananda,
2009).
Kendal Jawa Tengah didapatkan adanya pengaruh faktor pengetahuan, sikap, dukungan
suami dan dukungan sebaya terhadap perilaku deteksi dini kanker serviks. Sementara itu dari
faktor usia, pendidikan, ekonomi, dan keterjangkauan menunjukkan tidak ada pengaruh
“Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Ibu
dan faktor aktifitas seksual yang meliputi (paritas, kebersihan genital, riwayat penyakit
kelamin) dengan perilaku deteksi dini kanker serviks pada ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas
1.3.1 Untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografi dengan perilaku deteksi dini
kanker serviks pada ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkil Kabupaten Singkil
Tahun 2017
1.3.2 Untuk mengetahui hubungan faktor aktifitas fisik dengan perilaku deteksi dini kanker
serviks pada ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkil Kabupaten Singkil Tahun
2017.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.2.1 Sebagai bahan masukan sumbangan pemikiran tentang kejadian kanker serviks
1.4.2.2 Menambah bahan informasi yang dapat dijadikan bahan refensi bagi pengembangan
ilmu atau penelitian lebih lanjut bagi yang membutuhkan khususnya tentang kejadian
kanker serviks
Berdasarkan kerangka teoritis yang dikemukakan oleh Diananda (2007) dan Diananda
(2009) tentang kejadian kanker serviks. Maka gambaran kerangka konsep sebagai berikut:
1.7.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh seluruh ibu-ibu yang ada Di Wilayah
1.7.2 Sampel.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu-ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional,