Anda di halaman 1dari 6

TEMPAT WISATA BERSEJARAH DI JAKARTA

KELOMPOK 1
X AKL

•Museum
Taman
Prasati

•Galeri Nasional Indonesia


•Gedung Kesenian Indonesia

Nama Anggota
1. Nazwa Febrianna
2. Rania Ramadhani
3. Nadine Bunga Pricilla
4. Indri Nurmala
5. Princess Rafeyfa Asyla
MUSEUM TAMAN PRASATI
Museum Taman Prasasti terletak di Jl. Tanah Abang I ini adalah
packman umum bernama Kebon Jahe Kober seluas 5,5 ha dan dibangun
tahun 1795 untuk menggantikan kuburan lain di samping gereja Nieuw
Hollandsche Kerk. Makam baru ini menyimpan koleksi nisan dari tahun
sebelumnya karena sebagian besar dipindahkan dari pemakaman Nieuw
Hollandse Kerk pada awal abad 19. Nisan yang dipindahkan ini ditandai
dengan tulisan HK, Hollandsche Kerk.

Pada tanggal 9 Juli 1977, pemakaman Kebon Jahe Kober dijadikan


museum dan dibuka untuk umum dengan koleksi prasasti, nisan kuno,
dan makam sebanyak 1.372 yang terbuat dari batu alam, marmer, dan
perunggu, serta miniatur makam khas dari 27 provinsi Indonesia dan
juga koleksi kereta jenazah antik. Karena perkembangan kota, luas
museum ini kini menyusut tinggal hanya 1,3 ha saja.
GALERI NASIONAL INDONESIA
Galeri Nasional Indonesia berletak di Jl. Medan Merdeka Timur No 14.
Sebelum menjadi Galeri Nasional pada tahun 1900 Yayasan Kristen
Carpentier Alting Stitching (CAS) membangun sebuah sekolah beserta
asrama khusus bagi wanita yang merupakan sekolah pertama di Hindia
Belanda. Hingga pada tahun 1955, pemerintah Indonesia melarang
segala aktivitas komunitas Belanda yang berakibat pengalihan gedung
menjadi milik Yayasan Raden Saleh meskipun masih di bawah gerakan
Belanda yang bernama Vijmetselaren Lorge. Tetapi, pemberhentian total
baru dilakukan pada tahun 1962 atas perintah tertinggi presiden Sukarno
sehingga Yayasan Raden Saleh dibubarkan dan segala peralatan

diserahkan ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Gedung ini didirikan dengan nama awal Wisma Seni Nasional / Pusat
Pembangunan Kebudayaan Nasional. Prof. Dr. Fuad Hasan sebagai
kepala Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merancang ulang gedung
tersebut menjadi Gedung Pameran Seni Rupa Depdikbud pada tahun
1987.Perjuangan pengembangan dan perubahan nama menjadi Galeri
Nasional Indonesia baru diperjuangkan oleh Prof. Edi Sedyawati sejak
tahun 1995 yang pada akhirnya memperoleh penyetujuan oleh Menko
Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara pada
tahun 1998. Pada masa pengurusannya, Galeri Nasional sempat diurus
oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata lalu berpindah ke Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
GEDUNG KESENIAN INDONESIA
Gedung yang berpenampilan mewah ini berlokasi di Jl. Segara, kawasan
Pasar Baru, gedung ini pernah digunakan untuk Kongres Pemuda yang
pertama (1926). Dan, di gedung ini pula pada 29 Agustus 1945, Presiden
RI pertama Ir. Soekarno meresmikan Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) dan kemudian beberapa kali bersidang di gedung ini Kemudian
dipakai oleh Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi & Hukum (1951),
dan sekitar tahun 1957-1961 dipakai sebagai Akademi Teater Nasional
Indonesia (ATNI).

Selanjutnya tahun 1968 dipakai menjadi bioskop “Diana” dan tahun


1969 Bioskop “City Theater”. Baru pada akhirnya pada tahun 1984
dikembalikan fungsinya sebagai Gedung Kesenian (Surat Keputusan
Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu kota Jakarta No. 24 tahun 1984).
Gedung ini direnovasi pada tahun 1987 dan mulai menggunakan nama
resmi Gedung Kesenian Jakarta. Sebelumnya gedung ini dikenal juga
sebagai Gedung Kesenian Pasar Baru dan Gedung Komidi. Untuk
penerangan digunakan lilin dan minyak tanah dan kemudian pada tahun
1864 digunakan lampu gas. Pada tahun 1882 lampu listrik mulai
digunakan untuk penerangan dalam gedung.
JAM OPERASIONAL DAN HTM
Museum Taman Prasasti
Selasa-Minggu (09.00-15.00)
-Dewasa Rp 5.000
-Mahasiswa Rp 3.000
-Anak anak Rp 2.000

Galeri Nasional Indonesia


Selasa-Minggu (09.00-16.00)
HTM sesuai event

Gedung Kesenian Indonesia


Senin-Minggu (07.30-23.00)
HTM sesuai event

Anda mungkin juga menyukai