Anda di halaman 1dari 16

Universitas Teknologi Nusantara

TUGAS KELOMPOK 8
BIOPSIKOLOGI

Dosen Pengajar :
Harmathilda Hasanusi

Disusun oleh:
Dwi Widyastuti
Abuzar Al-Ghifari
Arytha Itte
Ishak komarudin
Arrizal Setiawan
Chessa Aura
Muluk
Universitas Teknologi Nusantara

Kata Pengantar
Dalam tugas ini, kami kelompok 8 akan menjelaskan dan akan menjelajahi konsep-konsep penting dalam
biopsikologi yang berkaitan dengan haus osmotik, haus hipovolemik, cara mengatasi haus, saraf apa saja
yang berpengaruh pada reseptor haus, serta sistem pencernaan dan mekanisme otak baik pada hewan
ataupun pada manusia.

Pertama-tama, mari kita bahas tentang haus osmotik yang terjadi ketika tubuh kita mengalami
ketidakseimbangan cairan dan eletkrolit, ketika kadar air dalam tubuh kita menurun, Hipotalamus di
otak kita mendeteksi peningkatan kadar osmolalitas darah dan merespons dengan merangsang rasa haus.
Ini adalah mekanisme yang penting untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh kita.

Selanjutnya, kami akan mmepelajari tentang haus hipovolemik. Haus Hipovolemik terjadi ketika tubuh
kita kekurangan cairan dan terjadi penurunan volume darah. Ini bisa terjadi akibat dehidrasi,
perdarahan, atau kehilangan cairan lainnya. Dalam kondisi ini tubuh kita akan merespons dengan
merangsang rasa haus sebagai sinyal untuk mengkonsumsi lebih banyak cairan dan mengembalikan
keseimbangan volume darah.

Bagaimana cara mengatasi haus ?. Salah satu cara yang efektif adalah dengan minum air putih yang
cukup. Tubuh kita mmebutuhkan asupan cairan yang cukup untuk menjaga keseimbangan hidrasi.
Selain itu, mengonsumsi makanan yang mengandung banyak air seperti buah-buahan dan sayuran juga
dapat membantu menjaga hidrasi tubuh.

Saraf yang berpengaruh pada reseptor haus adalah saraf sensorik yang mengirimkan sinyal ke otak
ketika reseptor haus di mulut dan tenggorokan terstimulasi. saraf ini membantu dalam merespons rasa
haus dan memicu respons tubuh untuk mengatasi kekurangan cairan.

Selanjutnya, kita akan menjelajahi sistem pencernaan dan mekanisme otak pada hewan dan manusia.
sistem pencernaan adalah sistem yang bertanggung jawab untuk mencena makanan dan menyerap nutrisi
yang diperlukan oleh tubuh. Otak kita juga memainkan peran penting dalam mengatur proses
pencernaan ini, termasuk mengontrol nafsu makan, sekresi enzim pencernaan, dan pergerakan usus.

Dalam tugas ini, kita akan mempelajari lebih lanjut tentang mekanisme dan interaksi antara sistem saraf,
hormon, dan organ-organ terkait dalam mengatur rasa haus, sistem pencernaan, dan mekanisme otak
pada hewan dan manusia. dengan pemahaman yang mendalam tentang topik ini, kita akan dapat
menghargai kompleksitas dan pentingnya biopsikologi dalam pemahaman tentang tubuh dan perilaku
manusia.

Semoga kita semua dapat menambah wawasan dan pemahaman yang lebih baik tentang topik ini.

1
Pendahuluan
Dalam tugas biopsikologi ini, akan dibahas tentang tiga topik yaitu haus osmotik, haus hipovolemik,
sistem pencernaan, dan mekanisme otak. Ketiga topik ini memiliki hubungan yang erat dengan fungsi
fisiologis tubuh manusia dan pengaturan oleh sistem saraf.

Pertama, akan dijelaskan tentang mekanisme haus osmotik. Haus osmotik adalah kebutuhan tubuh
untuk mengkonsumsi air karena adanya perbedaan konsentrasi zat dalam tubuh. Ketika tubuh
mengalami peningkatan konsentrasi zat, ini akan memicu respons haus osmotik yang mengirimkan sinyal
ke otak untuk mencari air. proses ini diatur oleh hipotalamus, yang merespons kadar air dalam tubuh
dan memberikan sinyal rasa haus.

Kedua, akan dibahas tentang haus hipovolemik. haus hipovolemik terjadi ketika tubuh kehilngan volume
darah yang cukup besar, seperti pada keaddan dehidrasi atau perdarahan. Sat terjadi hipovolemia, tubuh
juga merespons dengan rasa haus yang intens sebagai mekanisme untuk menggantikan volume darah
yang hilang. hal ini diatur oleh kompleks pengaturan janin yang melibatkan sistem renin-angiotensin-
aldosteron dan hormon antidiuretik.

Ketiga, akan dijelaskan tentang sistem pencernan. Sistem pencernaan terdiri dari serangkaian organ dan
proses yang bertugas untuk menghancurkan dan menguraikan makanan menjadi nutrisi yang dapat
diserap oleh tubuh. Proses pencernaan dimulai di mulut dengan bantuan enzim-enzim pencernaan seperti
amilase saliva. Selanjutnya, makanan akan berpindah ke lambung yang menghasilkan asam lambung
untuk mencerna protein. Selama proses ini, otak juga berperan dalam mengatur nafsu makan dan
memproses rasa makanan.

Terakhir, akan dibahas mekanisme otak dalam mengatur fisiologis tubuh terkait dengan rasa haus dan
rasa lapar. hipotalamus adalah bagian otak yang berperan penting dalam mengatur rasa haus dan rasa
lapar. hipotalamus menerima sinyal dari tubuh dan merespons dengan mengatur pelepasan hormon-
hormon yang sekresi , seperti hormon laparghrelin dan hormon kenyang leptin. Selain itu, otak juga
memiliki peran dalam mengatur emosi dan perilaku terkait dengan makanan dan minuman.

Dalam tugas ini, akan dijelaskan secara lebih mendalam tentang masing-masing topik yang mencakup
penjelasan mekanisme, regulasi oleh otak, dan hubungan dengan fungsi fisiologis tubuh manusia.
Dengan memahami topik ini, kita dapat mengapresiasikan komplesitas sistem biopsikologi yang
mengatur aspek-aspek ini dalam tubuh manusia.

2
Pembahasan

Pembahasan pertanyaan kelompok 8 :

A. Jelaskan perbedaan antara haus osmotik dengan haus hipovolemik, serta apa yang terjadi dengan
tingkah laku seseorang apabila dirinya sedang mengalami kedua haus ini ?

B. Apabila seseorang sedang mengalami haus osmotik dan haus hipovolemik, dibagian reseptor otak
mana yang terjadi dan apa dampaknya bagi hormone & bagaimana penanggulangannya ?

C. Setiap spesies mempunyai strategi yang berbeda dalam porsi makannya,. Jelaskan bagaimana cara
ular, beruang, burung, dan manusia dalam hal porsi makannya ?

D. Jelaskan proses terjadinya pencernaan dari awal memulai makan makanan hingga berubah menjadi
feses serta berapa lama waktu yang dibutuhkan tubuh untuk memprosesnya ?

E. Jelaskan pengendalian makan jangka pendek dan jangka panjang dengan lengkap !

F. Jelaskan mekanisme otak yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk makan dan bagaimana
proses kerja otak tersebut !

G. Jelaskan teknik-teknik penurunan berat badan disertai dengan contohnya, minimal 5 !

Jawaban pemahasan pertanyaan kelompok 8, Oleh :

A. Dwi Widyastuti (2310130027)

B. Arrijal Setiawan (2310130012)

C. Abu Zar Al-Ghifari (2310130135)

D. Arytha Itte (2310130013)

E. Ishak Komarudin (2310130046)

F. Chiesa Aura (2310130018)

G. RPM Muluk (2310130128)

3
Pembahasan Jawaban

A. Perbedaan antara haus osmotik dan haus hipovolemik terletak pada penyebab dan mekanisme
terjadinya haus, serta dampaknya pada tubuh, berikut penjelasan singkat mengenai kedua kondisi
tersebut:

1. Haus Osmotik :

Penyebab : Haus osmotik terjadi ketika konsentrasi zat terlarut dalam darah meningkat, seperti pada
kondisi dehidrasi atau ketika tubuh kehilangan air lebih banyak dari yang dikonsumsi.
Mekanisme : Ketika konsentrasi zat terlarut dalam darah meningkat, osmoreseptor di otak akan
merespons dengan merangsang rasa haus. Rangsangan ini memicu pelepasan hormon antidiuretik
(ADH) yang mengurangi produksi urine dan meningkatkan penyerapan air oleh ginjal.
Dampak : Jika tidak ada cukup asupan air untuk mengatasi haus osmotik, individu dapat mengalami
dehidrasi. Gejala yang mungkin timbul termasuk rasa haus yang intens, mulut kering, penurunan
produksi urine, dan penurunan volume darah.

2. Haus hipovolemik

Penyebab : Haus hipovolemik terjadi ketika tubuh kehilangan volume darah yang signifikan, seperti
akibat perdarahan berlebihan, cedera, atau kehilangan cairan tubuh yang berlebihan.
Mekanisme : Kehilangan volume darah menyebabkan penurunan tekanan darah, yang kemudian
merangsang reseptor tekanan di arteri dan jantung. reseptor ini akan mengirimkan sinyal ke otak
untuk merangsang rasa haus.
Dampak : Haus hipovolemik adalah respons tubuh terhadap kehilangan cairan dan volume darah
yang signifikan. Individu yang mengalami haus hipovolemik mungkin mengalami gejala seperti rasa
haus yang kuat, kulit kering, pusing, lemas, dan penurunan tekanan darah.

Tingkah laku seseorang saat mengalami kedua kondisi haus ini dapat bervariasi tergantung pada tingkat
keparahan dan keadaan individu. Namun, umumnya, seseorang yang mengalami haus osmotik atau haus
hipovolemik akan cenderung mencari air untuk mengatasi rasa haus yang intens. Mereka juga dapat
menunjukkan gejala kelelahan, kebingungan, dan penurunan konsentrasi karena dampak dehidrasi atau
penurunan volume darah.

Sangat penting untuk segera mengatasi kondisi haus yang berlebihan dengan minum air atau cairan
elektrolit yang sesuai, dan jika diperlukan, mencari bantuan media jika gejala yang muncul parah atau
berlangsung dalam waktu yang lama.

B. Haus Osmotik (Osmotik Thirst) merupakan haus yang diakibatkan oleh memakan makanan yang
asin atau banyak mengandung garam. haus osmotic terjadi karena tubuh manusia menjaga konsentrasi
larutan (Solute) sekitar 15M (Molar). larutan di dlam dan di luar menghasilkan tekanan osmosis.

Haus Hipovolemik adalah haus yang terkait dengan rendahnya volume cairan tubuh. haus ini dipicu oleh
pelepasan hormone vasopressin dan angiotensn II yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah
sebagai respons turunnya tekanan darah.
Memakan makanan yang asin dapat menyebabkan haus osmotik. Ketika kita berdarah atau berkeringat,
hal tersebut akan memicu haus hipovolemik. molekul yang terlarut diluar dan didalam sel menghasilkan
tekanan osmotik, yaitu kecenderungan air untuk berpindah dar bagian yang konsentrasi molekulnya
tinggi, melintasi membran semi permeabel.

4
Bagian otak, dampak, dan cara penanggulangan

Membran semi permeable adalah membran yang dapat dilintasi oleh air, tetapi tidak dilintasi oleh
molekul terlarut. Neuron-neuron tertentu mendeteksi hilangnya air dari dalam dirinya sehingga memicu
haus osmotic yang membantu memulihkan ke kondisi semula. Ginjal juga mengekspresikan urine yang
konsentrasinya lebih tinggi untuk membuang natrium yang berlebih dan mempertahankan air sebanyak
mungkin.
Bagian-bagian otak yang berperan untuk mendeteksi tekanan osmotik dan kandungan garam dalam
darah, antara lain organumvasculosum laminae terminalisasi (OVLT) dan organ subfornikal. Otak
mendapat informasi dari reseptor di sistem saraf tepi, termasuk perut yang mendeteksi natrium kadar
tinggi.
Peningkatan tekanan osmotik darah akan menarik air keluar dari sel sehingga menyebabkan haus
osmotik. Neuron pada bagian OVLT dan bagian yang berbatasan dengan ventrikel ketiga bertugas
mmendeteksi perubahan tekanan osmotik. Neuron-neuron tersebut mengirimkan informasi ke area
hipotalamus yang berkaitan dengan sekresi vasoperin dan minum.
penggantian cairan atau resusitasi cairan adalah praktek medis untuk mengisi kembali cairan tubuh yang
hilang melalui keringat, pendarahan, perpindahan cairan, atau proses patologis lainnya. Cairan dapat
diganti dengan terapi rehidrasi oral (minum), terapi intravena, rektal seperti dengan infus Murphy, atau
dengan hipodermoklisis, yaitu penyuntikan cairan langsung ke jaringan subkutan. Cairan yang diberikan
melalui rute oral dan hipodermik diserap lebih lambat dibandingkan yang diberikan secara intravena.
Terapi rehidrasi oral (ORT) adalah pengobatan sederhana untuk dehidrasi yang berhubungan dengan
diare, khususya gastroenteritis/gastroenteropati, seperti yang disebabkan oleh kolera atau rotavirus. ORT
terdiri dari larutan garam dan gula yang diminum. Untuk sebagian besar dehidrasi ringan hingga sedang
pada anak-anak, pengobatan yang lebih disukai di unit gawat darurat adalah ORT dari pada
penggantian cairan intravena.
Hal ini digunakan di seluruh dunia, namun paling penting di negara-negara berkembang, dimana hal ini
menyelamatkan jutaan anak setiap tahunnya dari kematian akibat diare, Penyebab utama kematian
kedua pada anak balita.

5
C. Strategi Makhluk Hidup Dalam Menentukan Porsi Makanannya

Salah satu faktor terpenting bagi makhluk hidup adalah bertahan hidup dengan makanan. Tidak ada
satu makhluk hidup pun yang terlepas dari kebutuhan makan. setiap spesies memiliki kebutuhan nutisi
yang berbeda dan strategi makan yang disesuaikan dengan lingkungan dan perilaku masing-masing.
Berikut adalah gambaran umum tentang cara ular, beruang, burung, dan manusia dalam hal porsi
makannya.
1. Ular
Ular memiliki cara unik dalam menentukan porsi makannya, dan strategi ini tergantung pada beberapa
faktor seperti ukuran ular, jenisnya, dan ketersediaan mangsa. Berikut beberapa cara umum bagaimana
ular menentukan porsi makannya :
Ukuran dan Kapasitas Lambung : Ukuran ular mempengaruhi kapasitas lambungnya. ular memiliki
kemampuan untuk meregangkan lambung mereka sehingga dapat menelan mangsa yang lebih besar
daripada ukuran kepala mereka.seiring pertumbuhan, ular dapat menelan mangsa yang lebih besar
dari kapasitas lambung mereka akan meningkat.
Frekuensi Makan : Frekuensi makan ular bervariasi tergantung pada jenis dan kondisi lingkungan.
Beberapa ular mungkin makan lebih sering, sementara yang lain dapat makan sekali dalam beberapa
minggu atau bahkan bulan. Ular yang lebih kecil atau jenis ular yang aktif mencari mangsa secara
terus-menerus mungkin membutuhkan porsi lebih kecil namun lebih sering.
Metode Makan : Ular dapat menelan mangsanya secara utuh. Oleh karena itu, porsi makanannya
seringkali sebanding dengan ukuran mangsa yang dapat mereka telan. Beberapa ular juga dapat
makan mangsa yang lebih besar dari pada kepala mereka dengan menggerakkan gigi mereka secara
bergantian untuk membantu menarik mangsa ke dalam mulut.
Perilaku Makan : Beberapa ular mungkin memiliki perilaku makan yang lebih “pilih-pilih” dan hanya
makan jenis mangsa tertentu. Ini dapat mempengaruhi porsi makanan mereka karena ketersediaan
mangsa yang sesuai.
2. Beruang
Cara beruang menentukan porsi makannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk jenis beruang,
musim dan ketersediaan makanan. Berikut adalah beberapa faktor dan pertimbangan yang dapat
mempengaruhi cara beruang menentukan porsi makannya :
Musim Hibernasi : Banyak jenis beruang hibernasi selama musim dingin ketika ketersediaan makanan
berkurang. Sebelum memasuki periode hibernasi, beruang dapat mengkonsumsi porsi makanan yang
besar untuk menyimpan lemak sebagai cadangan energi selama periode ketidakaktifan ini.
Ketersediaan Makanan : Ketersediaan makanan di lingkungan sekitar sangat mempengaruhi pola
makan beruang. Selama musim panas dan musim gugur, ketika makanan melimpah, beruang
mungkin mengkonsumsi porsi makan yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Di
musim dingin, ketika makanan jarang, mereka mungkin mengkonsumsi lebih sedikit atau tidak
makan sama sekali selama hibernasi.
Jenis Makanan : Jenis Makanan yang ada di lingkungan beruang dapat mempengaruhi porsi
makanannya. Beruang omnivora dapat mengonsumsi berbagai jenis makanan, termasuk buah-
buahan, tumbuhan, ikan, serangga, dan daging. Porsi makanannya dapat disesuaikan dengan
ketersediaan dan jenis makanan yang ditemukan.
Perilaku Makan : Beruang mungkin memiliki perilaku makan yang berbeda-beda. Beberapa individu
mungkin lebih efisien dalam mencari makanan dan mengonsumsi porsi yang lebih besar, sementara
yang lain mungkin lebih pemilih atau mengonsumsi porsi yang lebih kecil namun lebih sering.
3. Burung
Cara burung menentukan porsi makanan dipengaruh oleh beberapa faktor, termasuk jenis burung,
lingkungan, dan kebutuhan energi individu. Berikut adalah beberapa faktor dan pertimbangan yang
dapat mempengaruhi cara burung menentukan porsi makannya :

6
Jenis makanan : Jenis burung dan jenis makanan yang dikonsumsi memainkan peran kunci dalam
menentukan porsi makan. Burung karnivora mungkin memerlukan porsi yang lebih besar dari
burung herbivora atau omnivora, karena makanan hewan cenderung memiliki lebih banyak energi.
Ketersediaan makanan : Ketersediaan makanan di lingkungan sekitar dapat membatasi atau
memperluas pilihan makanan burung. Burung mungkin menyesuaikan porsi makanan mereka
tergantung pada ketersediaan makanan yang sesuai dengan diet alami mereka.
Musim dan Kondisi Lingkungan : Musim pembiakan atau musim dingin dapat mempengaruhi
kebutuhan makan burung. Selama musim pembiakan, burung mungkin membutuhkan lebih banyak
energi untuk mendukung reproduksi. Sebaliknya, selama musim dingin, mereka mungkin perlu lebih
banyak energi untuk menjaga suhu tubuh.
Kebiasaan Makan : Beberapa burung mungkin memiliki kebiasaan makan yang lebih teratur, seperti
makan dalam waktu tertentu setiap hari, sementara yang lain mungkin makan secara sporadis
tergantung pada ketersediaan makanan.

4. Manusia
Cara manusia menentukan porsi makannya melibatkan sejumlah faktor yang mencakup kebutuhan
individu, preferensi pribadi, dan panduan gizi umum. Berikut adalah beberapa faktor yang
mempengaruhi cara manusia menentukan porsi makannya :
Kebutuhan Energi Individu : Setiap orang memiliki kebutuhan energi yang berbeda tergantung pada
usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan tingkat metabolisme. Individu yang lebih aktif atau
yang memiliki metabolisme yang lebih tingi mungkin membutuhkan porsi makan yang lebih besar.
Tujuan kesehatan dan kebugaran : Orang mungkin menentukan porsi makan berdasarkan tujuan
kesehatan dan kebugaran mereka, seperti menurunkan berat badan, membangun massa otot, atau
mempertahankan berat badan yang sehat.
Komposisi Nutrisi : Pemilihan makanan juga dipengaruhi oleh kebutuhan akan nutrisi tertentu. Porsi
makan dapat disesuaikan untuk memastikan asupan yang seimbang dari karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral.
Rasa Lapar dan Kebutuhan Psikologis : Rasa lapar dan kebutuhan psikologis seperti kenyang,
kepuasan, dan keinginan untuk menikmati makanan juga dapat memainkan peran dalam
menentukan porsi makan. Beberapa orang mungkin makan hingga merasa kenyang, sementara yang
lain mungkin lebih cenderung menghentikan makan ketika mereka merasa puas.
Pengaruh Kultural dan Sosial : Faktor-faktor kultural dan sosial juga dapat memainkan peran dalam
menentukan berapa banyak orang makan dalam satu waktu.
Ketersediaan Makanan : Ketersediaan makanan dan pilihan makanan di sekitar juga dapat
mempengaruhi pilihan dan porsi makan seseorang. lingkungan yang memfasilitasi pilihan makanan
sehat dapat membantu seseorang dalam menentukan porsi makan yang tepat.
Pemantauan Berat Badan : Orang-orang yang memantau berat badan mereka mungkin lebih
cenderung memperhatikan porsi makan untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang
sehat.
Pendidikan Gizi : Pengetahuan tentang gizi dan pemahaman akan nilai nutrisi dapat membantu orang
dalam membuat keputusan yang lebih baik tentang porsi makan mereka.

7
D. Proses pencernaan
Proses pencernaan melibatkan serangkaian langkah yang kompleks untuk mengurai makanan menjadi
zat-zat gizi yang dapat diserap oleh tubuh dan membuang sisa-sisa yang tidak diperlukan. Berikut adalah
tahapan umum dari awal memulai makan hingga pembentukan feses:
Mulut :
Makanan dimasukkan : Makanan dimasukkan ke dalam mulut dan dipecah dengan bantuan gigi dan air
liur. Enzim amilase dalam air liur mulai memecah karbohidrat menjadi gula sederhana seperti glukosa.
Kerongkongan :
Penjalan Makanan : Makanan dikirim ke kerongkongan, dimana gerakan peristaltik membawa
makanan ke dalam lambung.
Lambung :
Pencernaan Kimia dan Mekanis : Di lambung, asam lambung dan enzim pencernaan (seperti pepsin)
bekerja untuk mengurai makanan menjadi bentuk yang lebih kecil. gerakan otot-otot lambung
mencampur makanan dan cairan pencernaan.
Usus Besar dan Kecil :
Usus Kecil : Nutrisi yang dipecah di lambung diserap ke dalam darah melalui dinding usus kecil dengan
bantuan usus kecil yang dilapisi vili dan mikrovili. enzim pencernaan dari pankreas dan empedu
membantu dalam pencernaan lebih lanjut.
Usus Besar : Sisa-sisa makanan yang tidak dicerna masuk ke usus besar, dimana air dan nutrisi tambahan
diserap kembali ke dalam tubuh. Bakteri usus juga membantu dalam pencernaan sisa-sisa yang tersisa.
Pembentukan Feses dan Pengeluaran :
Pembentukan Feses : Sisa-sisa yang tidak dapat dicerna atau diserap, bersama dengan sel-sel mati dan
bakteri, membentuk tinja. Ini kemudian dikumpulkan di rektum.
Pengeluaran : Akhirnya, tinja dikeluarkan dari tubuh melalui proses defekasi.

Waktu yang Dibutuhkan :


Durasi Pencernaan : Waktu yang dibutuhkan untuk proses pencernaan makanan bervariasi tergantung
pada jenis makanan, komposisi, dan kondisi individu. Secara umum, makanan biasanya membutuhkan
waktu sekitar 24-72 jam dari mulai dimakan hingga keluar sebagai tinja. Namun, perbedaan
metabolisme, jenis makanan, dan kondisi individu dapat mempengaruhi durasi ini.
Pencernaan merupakan proses yang kompleks dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis
makanan, kondisi kesehatan, dan kebiasaan individu.

E. Pengendalian makan
Pengendalian makan , baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, dipengaruhi oleh
berbagai faktor biologis dan psikologis yang kompleks. Ini melibatkan interaksi antara sistem saraf,
hormon, genetika, emosi, lingkungan, dan faktor-faktor psikologis lainnya. Berikut adalah penjelasan
tentang pengendalian makan dari sudut pandang biopsikologi :

Pengendalian Makan Jangka Pendek:


Regulasi Sinyal lapar dan Kenyang :

Sistem saraf : Otak mengatur rasa lapar dan kenyang melalui pusat-pusat kontrol di hipotalamus. Sinyal
dari saluran pencernaan dan hormon-hormon seperti ghrelin (merangsang nafsu makan) dan leptin
(mengatur rasa kenyang) berperan dalam pengaturan ini.
Hormon dan Nutrisi : Kadar glukosa darah, insulin, dan nutrisi lainnya memberikan sinyal ke otak
tentang kebutuhan tubuh terhadap energi.
Genetika : Faktor genetik juga dapat mempengaruhi regulasi rasa lapar dan kenyang.
Respon Emosional dan Psikologis :

8
Stress dan Emosi : Emosi seperti stress, kecemasan, dan depresi dapat mempengaruhi pola makan
seseorang. Beberapa orang mungkin cenderung makan lebih banyak atau kurang saat mereka mengalami
emosi tertentu.
Pengaruh Lingkungan : Lingkungan sekitar, seperti kehaidran makanan, ukuran porsi, iklan, dan tekanan
sosial, juga berperan dalam keputusan makan.
Pengendalian Makan Jangka Panjang :
Regulasi Berat Badan dan Metabolisme :

Set Point Berat Badan : Konsep set point mengindikasikan bahwa tubuh cenderung mempertahankan
berat badan tertentu secara biologis. perubahan berat badan yang signifikan dapat memicu respon tubuh
untuk mempertahankan berat badan semula.
Metabolisme : Perubahan dalam metabolisme tubuh dapat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam
mengatur berat badan.

Polanya Kebiasaan makan


Kebiasaan Makan : Pola makan sehari-hari dan kebiasaan makan jangka panjang dapat mempengaruhi
kontrol berat badan jangka panjang.
Edukasi dan Pengetahuan : Pemahaman tentang nutrisi dan kesehatan dapat mempengaruhi keputusan
makan jangka panjang.
Faktor Psikologis dan Sosial
Body Image dan Kepuasan Diri : Persepsi individu terhadap tubuhnya, serta kepuasan diri, dapat
mempengaruhi pola makan jangka panjang.
Dukungan Sosial : Dukungan dari lingkungan sosial dapat mempengaruhi kebiasaan makan dan
keputusan terkait makanan.
Dari sudut pandang biopsikologi, pengendalian makan melibatkan interaksi yang kompleks antara
faktor-faktor biologis dan psikologis, serta respon tubuh terhadap faktor-faktor lingkungan yang
beragam. hal ini menunjukkan pentingnya pendekatan holistik dalam memahami perilaku makan
manusia.

F. Mekanisme Otak yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk makan dan proses kerja otak tersebut.
Sudah naluri yang alami ketika kita merasa kelaparan kemudian melihat makanan, pasti keinginan dan
nafsu makan meningkat seketika. Tubuh melakukan berbagai fungsi dan respon ketika mendapatkan
rangsangan dari luar, termasuk saat kelaparan juga melakukan tubuh juga melakukan berbagai hal
terkait fungsi tubuh untuk merespon rasa lapar tersebut. lalu Bagaimana rasa lapar itu bisa muncul ? Ada
yang merasa sering lapar tetapi ada yang jarang merasa lapar apa perbedaannya ?
Nafsu makan dikontrol oleh otak dan hormon yang bekerja sama untuk memberikan respon ketika nafsu
makan meningkat atau menurun. Sinyal kelaparan akan muncul ketika gula darah di dalam tubuh
menurun akibat telah dipakai menjadi energi yaitu energi untuk melakukan berbagai aktifitas. Saat sinyal
diterima dengan baik oleh otak , maka tidak lama kemudian nafsu dan keinginan untuk makan suatu
makanan akan muncul. Tidak hanya otak saja yang mengontrol nafsu makan tetapi berbagai hormon
juga berperan dalam hal ini, seperti insulin, glukagon, ghrelin, dan leptin.
Hipotalamaus, bagian otak yang mengatur nafsu makan.
Otak memiliki pengaturan sendiri untuk mengatur energi yang masuk dan keluar. untuk menjaga
keseimbangan tersebut, otak membuat nafsu makan naik maupun turun. Ketika energi yang dihasilkan
tidak cukup untuk menunjang kegiatan yang dilakukan, maka otak, terutama bagian hipotalamus akan
dengan otomatis menaikkan nafsu makan untuk mendapatkan lebih banyak makanan yang masuk
kemudian diubah menjadi energi. Hipotalamus adalah bagian otak yang bertanggung jawab untuk
melakukan berbagai fungsi tubuh dengan cara memproduksi berbagai hormon, termasuk hormon yang
mempengaruhi nafsu makan. Hipotalamus adalah kunci dan pusat dari respon rasa lapar dan nafsu
makan yang akan mengeluarkan berbagai fungsi tubuh sebagai respon dari rangsangan.

9
Melanocotrin
Melanocotrin 3 dan 4 adalah sebuah reseptor atau penerima pesan yang ada pada hipotalamaus. Zat ini
yang mengatur porsi yang seharusnya dimakan untuk membuat tubuh menjadi kenyang. oleh karena itu,
jika terdapat gangguan atau terjadi kerusakan pada resptor ini maka pengaturan porsi akan kacau dan
menyebabkan seseorang menjadi makan berlebihan dan menyebabkan obesitas.
Hal ini dibuktikan pada percobaan yang dilakukan pada tikus yang mengalami obesitas.Tikus-tikus
tersebut diketahui memiliki kadar melanocotrin 3 dan 4 yang rendah sehingga tidak ada yang mengatur
porsi makan yang seharusnya. Selain itu, melanocotrin juga mengatur frekuensi makan yang seharusnya
dilakukan dalam sehari, ketika terjadi penurunan jumlah melanocotrin maka frekuensi makan akan
berlebihan dan bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
Sistem mesolimbik
Mesolimbik adalah bagian dari otak yang mengatur perilaku, motivasi, rasa senang, dan rasa euforia
terhadap sesuatu hal yang kemudian mengeluarkan hormon dopamin. Ketika anda makan atau minum
sesuatu yang rasanya sangat enak, maka sistem mesolimbik akan menerima sinyal rasa senang dan
bahagia akibat merasakan makanan yang enak tersebut . Lalu, sistem mesolimbik mengeluarkan hormon
dopamin yang menimbulkan perasaan bahagia dan senang.
Hormon Leptin
Leptin adalah hormon yang dibentuk oleh sel lemak, yang juga bertugas untuk mengatur nafsu makan
serta rasa lapar di dalam tubuh. pada hipotalamus, terdapat reseptor atau zat khusus yang menerima
sinyal leptin aktif jika kadar leptin di dalam tubuh terlalu tinggi. Leptin akan menigkat jika perut sudah
penuh dan kemudian akan memberikan sinyal ke reseptor tersebut. Reseptor khusus yang ada di
hipotalamus akan menerima pesan bahwa perut sudah terisi penuh dan menurunkan rasa lapar serta
nafsu makan. Jika hormon leptin terlalu rendah di dalam tubuh maka dapat menyebabkan seseorang
menjadi makan berlebihan.
Hormon ghrelin
Berbeda dengan leptin, ghrelin merupakan hormon yang membuat anda ingin makan dan meningkatkan
rasa lapar. Ghrelin diproduksi oleh hipotalamus dan akan muncul ketika terjadi beberapa kondisi seperti
jumlah gula di dalam darah menurun, lambung kosong atau ketika anda melihat makanan enak atau
minuman yang mnyegarkan. Sinyal dari indera penglihatan dan penciuman tersebut akan langsung
dikirim ke otak, khususnya hipotalamus. lalu hipotalamus akan menyuruh tubuh untuk mengeluarkan
ghrelin.
Saat jumlah ghrelin meningkat di dalam tubuh, lambung akan otomatis dikosongkan lalu melebar untuk
menampung makanan yang akan masuk. Selain itu, ghrelin juga akan merangsang kelenjar ludah untuk
memproduksi lebih banyak ludah, yang berfungsi untuk membantu proses pencernaan makanan di
mulut.

G. Hindari melewatkan sarapan.

Banyak orang menganggap bahwa tidak sarapan dapat membuat tubuh cepat kurus.Padahal, anggapan
tersebut tidaklah benar.
Sarapan sangatlah penting guna memberikan energi yang diperlukan tubuh untuk menjalani aktivitas
sehari-hari sekaligus membuat anda merasa kenyang lebih lama. Dengan demikian, dorongan untuk
ngemil dan makan berlebihan pun berkurang.
Saat sarapan, pilihlah makanan yang sehat dan mengandung protein, karbohidrat kompleks, serta serat,
Misalnya : telur, susu skim, kacang, buah dan sayuran.

10
Hindari minuman manis.
Minuman manis mengandung banyak gula dan kalori yang cukup tinggi sehingga dapat menaikkan berat
badan.
Dalam menjalankan diet cepat kurus, anda disarankan untuk menghndari konsumsi minuman manis dan
berkalori tinggi, seperti soda, smoothies, es teh manis, yoghurt manis, minuman berenergi, dan jus buah
kemasan.

Konsumsi air putih sebelum makan.


Agar penurunan berat badan bisa berjalan lebih cepat, biasakan untuk minum air putih setidaknya
30menit sebelum makan. Kebiasaan ini dapat mencegah anda makan terlalu banyak dan membuat anda
merasa lebih kenyang.

Konsumsi makanan yang mengandung serat larut.


Makanan yang mengandung serat larut bisa membuat anda merasa kenyang lebih lama. Serat larut ini
dapat anda peroleh dengan mengonsumsi kacang-kacangan, alpukat, ubi, brokoli, pir, wortel, ape, buah
naga, jambu biji, biji bunga matahari, buah ara, dan oat.

Konsumsi kopi dan teh.


Minuman berkafein, seperti kopi dan teh, mampu meningkatkan kadar hormon epinefrin dalam tubuh .
Saat kadar hormon epinefrin meningkat, lemak di tubuh akan mudah dipecah sehingga berat badan akan
turun.
Namun, perlu dicatat bahwa kinerja dari hormon epinefrin dalam menurunkan berat badan tidak dapat
berjalan maksimal tanpa diet yang sehat dan olahraga yang cukup. Selain itu, pastikan anda
mengonsumsi kopi dan teh tanpa bahan tambahan lain, seperti gula atau krm.

Hindari makanan olahan.


Hindari konsumsi makanan olahan, seperti buah kering, makanan yang telah dibekukan, sereal sarapan,
makanan cepat saji, roti, kue, biskuit, sayuran kaleng dan daging olahan.
Konsumsi buah, sayuran, ikan, dan kacang-kacangan segar lebih disarankan karena lebih bergizi dan
dapat membuat amda kenyag lebih lama.

Konsumsi makanan secara perlahan.


Orang yang sering makan cepat akan lebih mudah mengalami kenaikan berat badan. oleh karena itu,
makanlah secara perlahan agar tubuh anda bisa menyesuaikan rasa kenyang dengan jumlah makanan
yang dikonsumsi.
Makan secara perlahan juga dapat membuat anda lebih cepat kenyang, meski makanan yang dikonsumsi
tidak terlalu banyak.

Lakukan olah raga secara rutin.


Selain menjaga asupan makanan, anda juga disarnkan untuk rutin berolhraga apabila ingin menurunkan
berat badan. Olahraga kardio dan olahraga yang melatih ketahanan tubuh, seperti angkat beban,
merupakan pilihan yang bagus untuk menurunkan berat badan.

11
Tidur yang cukup.
Kualitas tidur yang buruk turut memberikan andil terhadap kenaikan berat badan, sehingga penting
untuk memastikan tidur cukup setiap hari.
Meski ada berbagai cara diet cepat kurus yang dapat menurunkan berat badan dalam waktu lebih
singkat, anda tetap disarankan agar menjalani diet sehat guna menurunkan berat badan secara bertahap.
diet semacam ini juga lebih dapat bertahan dalam jangka panjang.
hal yang tidak kalah penting adalah diet cepat kurus tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan
sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan dokter gizi. Jika dilakukan secara tidak benar atau terlalu
ekstrem, diet cepat kurus justru bisa menyebabkan anda mengalami berbagai masalah kesehatan,
misalnya sakit kepala,sembelit, dehidrasi, dan malnutrisi.

12
Referensi :

Sri Argianti Amir, 2021: Efektiviktas. Pengaturan pola makan perempuan obesitas terhdap penurunan
berat badan, Jurnal kesehatan program studi keperawatan poltekes kaltara tarakan.

Gibney, et al. 2018. breakfast in Human Nutrition : The International Breakfast Research Initiative.
Nutrients, 10 (5), pp. 559.

Hall, K.D. & kahan, S. 2018. Maintenance of lost Weight and Long-term Management of Obesity. The
medical Clinics of North Amerca, 102 (1), pp. 183-197.

Koliaki, et al. 2018. Defining the Optimal Dietary Approach for Safe, Effective and Sustainable Weight
Loss in Overweight and Obese Adults. healthcare, 6 (#), pp. 73.

Centers for Disease Control anda Prevention. 2020. healthy Weight, Nutrition, and Physical activity.
Losing Weight.

National Health Service UK. 2020. Live Well. Eating Processed Foods.

harvard T.H. Chan School of Public Health. the nutrition Source. processed Foods and Health.

Hensrud, D. mayo Clinic. 2020. Why Do Doctors Recomended a slow Rate of weight Loss? What’s
wrong with fast Weight Loss?

13
A B

C D
14
E F

15

Anda mungkin juga menyukai