Anda di halaman 1dari 85

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

MELON (Cucumis melo L) PADA PEMUPUKAN


NPK DAN PEMANGKASAN CABANG

SKRIPSI

DEFY NUR FITRIANI


NIM : 613417006

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
GORONTALO
2021
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
MELON (Cucumis melo L) PADA PEMUPUKAN
NPK DAN PEMANGKASAN CABANG

SKRIPSI

DEFY NUR FITRIANI


NIM : 613417006

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
GORONTALO
2021
PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Melon (Cucumis


melo L) Pada Pemupukan NPK Dan Pemangkasan Cabang
Nama : Defy Nur Fitriani
Nim : 613417006

Telah diperiksa dan disetujui oleh komisi pembimbing :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dra. Nikmah Musa, M.Si Wawan Pembengo, SP., M.Si


NIP. 196104171988032001 NIP. 197803232005011012

Menyetujui, Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Jurusan Agroteknologi

Dr. Ir. Asda Rauf, M.Si Dr. Indriati Husain, SP., M.Si
NIP. 196207061994032001 NIP. 197310062005012001

Tanggal Lulus : 28 Desember 2021

i
DAFTAR TIM KOMISI PENGUJI

Judul : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Melon (Cucumis


melo L) Pada Pemupukan NPK Dan Pemangkasan Cabang
Nama : Defy Nur Fitriani
Nim : 613417006

Telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang ujian pada : (28 Desember 2021)
Di Depan Komisi Penguji

Nama Jabatan Tanggal Tanda Tanggan

28
Dra. Nikmah Musa, M.Si Ketua Desember
2021
28
Wawan Pembengo, SP., M.Si Anggota Desember
2021
28
Ir. Muh. Arief Aziz, MT. Dipl.
Anggota Desember
Ing
2021
28
Dr. Patta Sija, S.Si. M.Si Anggota Desember
2021

Gorontalo, 28 Desember 2021


Menyetujui, Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Jurusan Agroteknologi

Dr. Ir. Asda Rauf, M.Si Dr. Indriati Husain, SP., M.Si
NIP. 196207061994032001 NIP. 197310062005012001

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Defy Nur Fitriani
NIM : 613417006
Program Studi : S1 Agroteknologi
Judul Penelitian : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Melon
(Cucumis melo L) Pada Pemupukan NPK Dan
Pemangkasan Cabang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini benar-benar merupakan


hasil karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan bukan merupakan
pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan atau tidak diterbitkan oleh penulis lain telah
dituliskan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini
merupakan hasil karya orang lain atau terbukti melakukan plagiasi, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik/hukum atas perbuatan tersebut.

Gorontalo, 28 Desember 2021

Defy Nur Fitriani

iii
ABSTRAK
Defy Nur Fitriani. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Melon (Cucumis
melo L) pada Pemupukan NPK dan Pemangkasan Cabang. Dibimbing oleh
Nikmah Musa dan Wawan Pembenggo.
Pembudidayaan tanaman melon dapat ditingkatkan dengan cara pemeliharaan yang
tepat guna untuk menghasilkan produksi yang tinggi. Teknik budidaya tanaman
melon seperti halnya dengan cara pemupukan serta pemangkasan cabang yang
dilakukan harus sesuai dengan keadaan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui interaksi antara pemupukan dan pemangkasan serta pengaruh keduanya
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman melon. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Agustus sampai Oktober 2021 di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Gorontalo, menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial, dengan faktor
pertama yaitu pupuk NPK dengan dosis 0, 200, 300, dan 400 kg/ha, dan faktor
kedua yaitu pemangkasan cabang yang menyisakan cabang 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12
dan 13. Data yang diperoleh kemudian dilakukan pengujian dengan uji BNT taraf
5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis pemupukan 200 kg/ha,
memberikan pengaruh terbaik pada lingkar buah, 300 kg/ha memberikan pengaruh
baik pada bobot buah, pemupukan 300-400 kg/ha memberikan pengaruh baik pada
tinggi tanaman dan jumlah daun.
Kata kunci : Melon, pemupukan NPK, pemangkasan cabang.

iv
ABSTRACT

v
RIWAYAT HIDUP

Defy Nur Fitriani dilahirkan di Blora pada tanggal 28


Desember 1999. Merupakan anak pertama dari pasangan
bapak Puji Jatmiko dan ibu Sundari dari dua bersaudara.
Penulis mengawali pendidikan pertama di Taman Kanak-
kanak Darmawanita 2 Ngraho kemudian melanjutkan
sekolah di SDN 3 Ngraho dan tahun 2008 pindah
mengikuti orang tua ke Sulawesi Tengah yang tepatnya
di Desa Modo, Kecamatan Bukal, Kabupaten Buol untuk
melanjutkan sekolah. Tahun 2011 penulis lulus dari SDN
9 Bukal Buol, pada tahun yang sama penulis melanjutkan sekolah di Madrasah
Tsanawiah (MTs) Biau dan lulus pada tahun 2015. Tahun 2015 penulis melanjutkan
sekolahnya di SMA Negeri 1 Biau dan lulus pada tahun 2017. Tahun 2017 penulis
melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri Gorontalo mengambil Jurusan
Agroteknologi, Fakultas Pertanian melalui seleksi Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri.

Selama menjadi mahasiswa kegiatan yang pernah diikuti oleh penulis


seperti: peserta Masa Orientasi Mahasiswa Baru UNG tahun 2017, Pelatihan
Komputer dan Internet Universitas Negeri Gorontalo 2017, Kader HMJ Jurusan
Agroteknologi Fakultas Pertanian tahun 2018. Anggota Generasi Baru Indonesia
(GenBI) tahun 2018, Kader RISTI angkatan 2 pada tahun 2019, Peserta Kegiatan
Seminar Regional “Peran Pemuda Mewujudkan Pertanian Indonesia Yang Inovatif
Diera Milenial” tahun 2019, Peserta kegiatan Magang Mahasiswa Agroteknologi
tahun 2020 di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo (BPTP Gorontalo),
Peserta Program KKN Merdeka Belajar tahun 2020 di Desa Butu, Kecamatan
Tilongkabila, Provinsi Gorontalo, Peserta dalam kegiatan Opening Indonesia Youth
Potential Fest 2021.

vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayat
dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Melon (Cucumis melo L) Pada
Pemupukan NPK Dan Pemangkasan Cabang”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Negeri Gorontalo.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung dan tidak
langsung. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu
Dra. Nikmah Musa, M.Si sebagai pembimbing utama dan Bapak Wawan
Pembengo, SP., M.Si sebagai pembimbing pendamping yang telah memberikan
dukungan serta dorongan yang tidak pernah putus kepada penulis dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi. Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak
yang telah membantu, oleh karena itu tidak luput penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Puji Jatmiko dan Ibu Sundari selaku orang tua yang selalu mendukung
penulis dalam penyelesaian studi baik dukungan secara moral, materi serta
kasih sayang yang tidak dapat dijelaskan. Dan tak luput doa yang selalu
tercurah kepada penulis agar selalu mendapatkan kelancaran serta kemudahan
dalam menyelesaikan studi ini.
2. Dr. Ir. Eduart Wolok, ST., MT selaku Rektor Universitas Negeri Gorontalo.
3. Dr. Ir. Asda Rauf, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Negeri
Gorontalo.
4. Dr. Indriati Husain, SP., M.Si dan Bapak Dr. Sutrisno H. Purnomo, SP., MP
selaku Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Negeri Gorontalo.
5. Ir. Muh. Arief Aziz, MT. Dipl. Ing selaku dosen penguji I dan Bapak Dr. Patta
Sija, S.Si., M. Si selaku dosen penguji ke II yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan masukan dan tenaga kepada penulis untuk kesempurnaan
penyusunan penulisan ini.

vii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. i
DAFTAR TIM KOMISI PENGUJI ............................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
ABSTRACT .................................................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 3
1.5 Hipotesis ........................................................................................................ 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 5


2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Melon ................................................... 5
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Melon.................................................................... 7
2.3 Pupuk dan Pemupukan ................................................................................... 9
2.4 Pemangkasan Cabang .................................................................................... 11

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 13


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 13
3.2 Alat dan Bahan Penelitian .............................................................................. 13
3.3 Rancangan Penelitian ..................................................................................... 13
3.4 Prosedur Penelitian ........................................................................................ 14
3.5 Variabel Pengamatan ..................................................................................... 16
3.6 Analisis Data .................................................................................................. 16

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 17


4.1 Tinggi Tanaman ............................................................................................. 17
4.2 Jumlah Daun .................................................................................................. 19

ix
4.3 Waktu Berbunga ............................................................................................ 20
4.4 Lingkar Buah ................................................................................................. 22
4.5 Bobot Buah .................................................................................................... 24

BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 27


5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 27
5.2 Saran .............................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 28
LAMPIRAN .................................................................................................... 32

x
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Tinggi tanaman melon pada perlakuan pemupukan NPK dan
pemangkasan cabang ................................................................................... 17

2. Jumlah daun melon pada perlakuan pemupukan NPK dan


pemangkasan cabang selama pertumbuhan ................................................. 19

3. Waktu berbunga pada perlakuan pemupukan NPK dan


pemangkasan cabang ................................................................................... 21

4. Lingkar buah pada perlakuan pemupukan NPK dan pemangkasan


cabang .......................................................................................................... 23

5. Bobot buah pada perlakuan pemupukan NPK dan pemangkasan


cabang .......................................................................................................... 25

xi
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1. Persemaian ............................................................................................... 67
2. Pemindahan Tanaman .............................................................................. 67
3. Bibit Melon .............................................................................................. 67
4. Pengukuran Tinggi Tanaman ................................................................... 67
5. Perhitungan Jumlah Daun ........................................................................ 67
6. Pengamatan Waktu Berbunga .................................................................. 67
7. Pemupukan ............................................................................................... 68
8. Pengajiran ................................................................................................. 68
9. Pemotongan Cabang................................................................................. 68
10. Pengamatan Hama dan Penyakit ............................................................ 68
11. Pemotongan Pucuk ................................................................................. 68
12. Buah Melon ............................................................................................ 68
13. Pemanenan ............................................................................................. 69
14. Penimbangan Bobot Buah ...................................................................... 69
15. Pengukuran Lingkar Buah...................................................................... 69
16. Buah Melon Pada Perlakuan P0 ............................................................. 69
17. Buah Melon Pada Perlakuan P1 ............................................................. 69
18. Buah Melon Pada Perlakuan P2 ............................................................. 69
19. Buah Melon Pada Perlakuan P3 ............................................................. 70
20. Perbandingan Antar Perlakuan ............................................................... 70

xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Layout Penelitian..................................................................................... 32
2. Deskripsi Varietas FR 771 ...................................................................... 33
3. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Melon 14 HST ................................... 35
4. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Melon 21 HST ................................... 37
5. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Melon 28 HST ................................... 39
6. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Melon 35 HST ................................... 41
7. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Melon 42 HST ................................... 44
8. Analisis Ragam Jumlah Daun Tanaman Melon 14 HST ....................... 47
9. Analisis Ragam Jumlah Daun Tanaman Melon 21 HST ........................ 49
10. Analisis Ragam Jumlah Daun Tanaman Melon 28 HST ....................... 51
11. Analisis Ragam Jumlah Daun Tanaman Melon 35 HST ....................... 53
12. Analisis Ragam Jumlah Daun Tanaman Melon 42 HST ....................... 56
13. Analisis Ragam Waktu Berbunga Tanaman Melon ............................... 59
14. Analisis Ragam Lingkar Buah Tanaman Melon .................................... 61
15. Analisis Ragam Bobot Buah Tanaman Melon ....................................... 64
16. Dokumentasi Penelitian ......................................................................... 67

xiii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak jenis buah-
buahan. Salah satu komoditas buah-buahan di Indonesia dari famili Cucurbitacea
yaitu melon (Cucumis melo L.). Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu
tanaman yang berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania,
perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika yang kemudian
dikembangkan di Indonesia sebelum tahun 1990. Tanaman ini merupakan tanaman
hortikultura yang banyak digemari oleh dunia termasuk di Indonesia. Tanaman ini
juga merupakan tanaman jenis labu-labuan yang masih satu famili dengan tanaman
semangka, blewah serta mentimun. Tanaman ini sangat digemari oleh masyarakat
Indonesia dikarenakan memiliki nilai gizi, mineral, vitamin serta serat yang tinggi
(Soedarya, 2010).
Kandungan gizi dalam 100 g dari bagian buah melon yang dimakan adalah
protein 0,6 g, kalsium 17 mg, hiamin 0,045 mg, vitamin A 2,4 IU, vitamin C 30 mg,
vitamin B 0,045 mg, vitamin B2 0,065, karbohidrat 6 mg, niasin 1 mg, riboflavin
0,065 mg, zat besi 0,4 mg, nikotianida 0,5 mg, air 93 ml, serat 0,4 g dan 23 kalori
(Sudjianto dan Veronica, 2009). Selain kandungan gizi yang tinggi, melon juga
memiliki nilai kesehatan. Melon bukan hanya dijadikan sebagai makanan penutup
(dessert) karena rasanya yang manis, tetapi dapat bermanfaat dan memiliki khasiat
bagi tubuh apabila dikonsumsi sesuai anjuran. Mengkonsumsi buah melon sesuai
anjuran dapat berdampak baik pada tubuh seperti menurunkan resiko stroke,
membantu sistem pembuangan karena mengandung serat yang tinggi, sebagai anti
kanker serta dapat mencegah penyakit jantung dan mencegah penggumpalan darah
(Basuki dkk, 2018).
Produksi melon di Indonesia mengalami fruktuasi pada setiap tahunnya.
Tahun 2016 produksi melon sebesar 117.344 ton, sedangkan pada tahun 2017
produksi melon di Indonesia mengalami penurunan yaitu hanya sebesar 92.434 ton.
Tahun 2018 dan 2019 produksi melon meningkat kembali sebesar 118.698 ton dan
122.105 ton. Produksi tanaman melon Provinsi Gorontalo tahun 2018 yaitu sebesar

1
16 ton dan pada tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 3 ton menjadi 19 ton
(Badan Pusat Statistika, 2019).
Pemupukan dan pemangkasan cabang dalam budidaya melon merupakan
hal penting dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman karena pemupukan
berfungsi sebagai penambah unsur hara dalam tanaman, dan pemangkasan cabang
berfungsi untuk meningkatkan produksi tanaman melon. Pemupukan sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman, karena pemberian pupuk menambah unsur hara
yang dibutuhkan tanaman seperti unsur N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Bo, Mn, Cu serta
unsur-unsur lainnya (Sutedjo, 2010).
Pemberian pupuk dapat meningkatkan pertumbuhan serta menambah unsur
hara bagi tanaman. Pemberian pupuk yang tepat guna dan tidak berlebihan akan
menghasilkan tanah yang subur. Salah satu pupuk yang dapat meningkatkan
kesuburan tanah adalah pupuk NPK, karena mempunyai kandungan unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman melon seperti Nitrogen, Fospor, dan Kalium. Pupuk
NPK yang dapat digunakan seperti pupuk phoska (15;15;15) merupakan salah satu
produk pupuk NPK yang telah beredar di pasaran dengan kandungan Nitrogen (N)
15%, Fospor (P2O5) 15%, Kalium (K2O) 15%, Sulfur (S) 10% dan kadar air
maksimal 2% (Kaya, 2013).
Walkis dkk (2017) menyatakan hasil tanaman melon akan meningkat
dengan pemberian dosis pupuk NPK 400 kg/ha. Pemberian pupuk NPK dosis 400
kg/ha memberikan hasil terbaik yaitu pada hasil buah per tanaman dan berat buah
per petak. Selanjutnya, Alsa dkk (2019), menggungkapkan bahwa dengan
pemberian pupuk NPK Phonska Plus dengan dosis 600 kg/ha pada tanaman cabai
rawit dapat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman cabai (tinggi
tanaman) serta parameter seperti umur berbunga, umur panen, jumlah buah serta
berat buah tanaman cabai rawit.
Selain pemupukan, pemangkasan cabang juga merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan produksi tanaman melon dengan cara memangkas atau
membuang cabang-cabang yang tidak produktif dengan tujuan untuk menjamin
pertumbuhan tanaman (Direktorat Tanaman Buah, 2004).

2
Basuki dkk (2018) menyatakan bahwa pemangkasan dengan meninggalkan
4 cabang (ruas 7,8,9 dan 10) berpengaruh nyata terhadap diameter buah dan
produksi tanaman melon. Selanjutnya Budiyanto dkk (2010) menyatakan bahwa
pemangkasan cabang memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah bunga betina
per tanaman, jumlah buah pertanaman, berat buah per tanaman, panjang buah dan
diameter buah pada tanaman mentimun. Pemangkasan pada umur 21 setelah tanam
berpengaruh terhadap berat buah.
Berdasarkan hal diatas, maka akan dilakukan penelitian tentang respon
pertumbuhan dan produksi tanaman melon (Cucumis melo L) pada pemupukan
NPK dan pemangkasan cabang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan, yaitu:
1. Apakah terjadi interaksi antara pemupukan NPK dan pemangkasan cabang
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman melon ?
2. Bagaimana respon pertumbuhan dan produksi tanaman melon pada
pemupukan NPK ?
3. Bagaimana respon pertumbuhan dan produksi tanaman melon pada
pemangkasan cabang ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengaruh interaksi antara pemupukan NPK dan pemangkasan
cabang terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman melon
2. Mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman melon pada
pemupukan NPK
3. Mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman melon pada
pemangkasan cabang
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan wawasan bagi mahasiwa untuk mengetahui cara
pembudidayaan melon sebagai pengembangan usaha.
2. Sebagai penambah informasi bagi petani dalam meningkatkan produksi
tanaman melon.

3
1.5 Hipotesis
1. Terdapat interaksi antara pemupukan NPK dan pemangkasan cabang pada
pertumbuhan dan produksi tanaman melon.
2. Pemupukan NPK berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil produksi
tanaman melon.
3. Pemangkasan cabang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil produksi
tanaman melon.

4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Melon
Menurut Soedarya (2010), oleh Linneaus secara sistematis tanaman melon
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdevisio : Spermatohyta
Devisio : Magnoliphyta/Spermatophyta
Subdevisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida/Dicotyledoneae
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Familia : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo L.
Menurut Soedarya (2010), dan Tim Bina Karya Tani (2009), morfologi
tanaman merupakan bentuk fisik dan susunan tanaman. Morfologi tanaman melon
adalah bentuk tanaman, akar, batang, daun, bunga serta buahnya.
a. Habitus
Habitus melon merupakan tanaman herba lembah, atau setengah merambat.
Setelah berbunga dan berbuah, tanaman melon akan mati. Perbungaannya berumah
satu (monoecious). Buah melon tumbuh baik di dataran rendah sampai 1.300 meter
di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat merambat bingga mencapai 3 meter.
Melon merupakan tanaman semusim, tumbuh menjalur dia atas permukaan
tanah bisa juga dirambatkan pada turus bambu. Melon dapat tumbuh dengan baik
pada tanah liat berpasir dan mengandung bahan organik, pH tanah bersifat netral,
sedikit asam atau basa. Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus.
Agar kandungan gulanya lebih tinggi dan rasanya lezat, tanaman ini harus
mendapat cahaya matahari yang cukup banyak.

5
b. Akar
Akar tanaman melon menyebar horizontal kearah pinggir, bukan vertikal
menembus kedalam. Akarnya bercabang dan berambut-berambut menyebar ke
segala arah. Jika, diperkirakan, kedalaman akarnya menembus tanah sekitar 15-30
cm.
c. Batang
Batang tanaman melon membelit, beralur, kasar, berwarna hijau atau kebiruan.
Batangnya berbentuk segilima tumpul, tumbuh menjalar, berbulu, lunak,
bercabang, dan panjangnya dapat mencapai 3 meter. Batang melon mempunyai alat
pemegang yang disebut pilin. Batang ini digunakan sebagai tempat memanjat
tanaman
d. Daun
Permukaan daun melon terdapat banyak bulu, tepinya tidak rata (bergerigi),
memiliki sudut lima, dan bentuknya agak bulat. Susunannya berselang-seling antara
susunan yang ada di bawahnya dengan yang tumbuh di atasnya. Hal menstik dari
tanaman ini adalah pada setisp ketiak daunnya tumbuh sulur yang berfungsi sebagai
alat untuk menjalar.
e. Bunga
Bunga tanaman melon, yaitu tunggal, berumah satu, berkelamin satu. Bentuk
mahkota bunganya halus dengan panjang 1-2 cm. Melon berbunga seperti lonceng,
warnanya kuning. Bunga jantan ini rontok 1-2 hari setelah mekar. Bunga betina
berbentuk tunggal, tangkainya pendek, dan tebal. Jika tidak dibuahi, bunga betina
akan rontok dalam 2-3 hari. Bunga yang muncul pertama hingga kelima biasanya
jantan. Lebah madu dan lalat hijau berperan dalam penyerbukan bunga.
f. Buah
Buah melon sangatlah beragam, tergantung dari varietas nya, baik ukuran,
bentuk buah, rasa, aroma, dan permukaan kulit buah. Contohnya pada varietas Sky
Rocket dan Action 434 memiliki jaring (net) pada permukaan kulit buah nya. Beda
lagi dengan varietas Sun, yang memiliki permukaan halus. Bentuk buah nya pun
beragam. Ada yang bulat seperti varietas Sky Rocket, Silver Light, dan Jade Beaty;

6
ada juga yang bulat lonjong (menyerupai oval) seperti pada varietas Sun Lady dan
New Century.
Daging buah melon pun memiliki warna yang bermacam-macam,
tergantung dari varietasnya. Ada yang memiliki warna daging buah hijau muda,
putih susu, kuning muda, jingga, dan lain sebagainya. Daging buah yang paling
banyak ditemukan di Indonesai adalah yang berwarna hijau muda, yakni untuk
varietas Sky Rocket.
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Melon
Menurut Setiadi dan Parimin (2006) faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman melon yaitu iklim, tanah, ketinggian tempat dan air.
1. Iklim
Yang termasuk dalam faktor iklim yaitu curah hujan, suhu, kelembaban dan
sinar matahari.
a. Curah hujan
Curah hujan adalah jumlah atau banyak air yang turun pada saat hujan.
Tanaman melon memerlukan curah hujan antara 2.000-3.000 mm/tahun (166,66-
250 mm/bulan) atau rata-rata ± 1,0 mm/jam. hal ini menandakan melon lebih
menghendaki keadaan udara yang lembab, meskipun tidak lembab sekali.
Apabila penanaman melon dilakukan pada saat curah hujan tinggi, dianjurkan
jarak tanam diperbesar, bedengan lebih besar (min 120 cm) dan lebih tinggi (50-60
cm), serta dipilih varietas yang tahan serangan hama dan penyakit. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi kelembaban udara disekitar tanaman, sirkulasi udara
tetap lancar, terhindar dari serangan penyakit dan erosi.
b. Suhu udara dan suhu tanah
Benih melon sebaiknya disimpan pada suhu 160C. Dalam suhu rendah, daya
tumbuh benih bisa dipertahankan dan tahan disimpan lama (> 2 tahun). Ketika
benih disemai, suhu yang dikehendaki sekitar 260C (suhu kamar) agar tunas tumbuh
sempurna.
Tanaman melon dapat ditanam di daerah dengan suhu tinggi 30-350C, asalkan
diimbangi dengan perairan yang baik. Perlakuan ini dimaksudkan agar panas diatas

7
permukaan tanah tidak berpengaruh terhadap suhu dalam tanah. Suhu ideal untuk
pertumbuhan akar antara 15-300C atau rata-rata 280C.
Tanaman melon membutuhkan suhu sekitar 35-37,50C. Ketika mulai berbuah,
suhu yang dibutuhkan sekitar 260C (siang hari) dan 160C (malam hari). Walaupun
semikian, kesesuaian suhu setiap varietas melon berbeda. Misalnya Melon Sky
Roket dapat ditanam pada ketinggian 80 m diatas permukaan laut (dpl) dan suhu
260C sedangkan melon Action memerlukan suhu > 300C.
c. Sinar matahari
Masalah intensitas matahari penting karena berpengaruh pada mutu buah,
terutama kadar gula dan vitamin C. Berdasarkan pengamatan, tanaman yang
mendapat sinar matahari tinggi hasilnya (lebih manis) berbeda dengan tanaman
yang kurang sinar matahari.
Tanaman melon yang berasal dari daerah sub-tropis dan dingin sebaiknya
menerima sinar matahari pukul 06.00-16.00 atau 06.00-18.00. Daerah dengan
panjang hari sampai 10 jam hanya didaerah tertentu, khusunya daerah dengan dua
musim, yaitu Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Adapun wilayah lain yang beriklim
tropis memiliki panjang hari kurang dari 10 jam karena relatif banyak awan
sehingga kurang cocok untuk tanaman melon.
d. Kelembaban udara
Berdasarkan lamanya panjang hari dan curah hujan, diperkirakan kelembapan
udara yang cocok untuk tanaman melon 69-80% atau minimal 60%. Kelembapan
yang terlalu tinggi (>80%) bisa mempengaruhi pertumbuhan tanaman, mutu buah,
dan kondisi tanaman menjadi mudah diserang penyakit.
2. Tanah
Tanah tempat tumbuh melon harus subur, kaya bahan organik, sistem drainase
nya baik, dan pH tanah 6,0-7,0. Adapun jenis tanah yang cukup sesuai adalah tanah
liat dengan endapan lumpur, berpasir, dan mengandung bahan-bahan organik
lainnya.

8
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat sangat menentukan suhu dan kelembapan udara serta
intensitas matahari. Oleh karena itu, ketinggian tempat juga menentukan varietas
melon yang ditanam.
4. Air
Tanaman melon memiliki akar yang hanya mampu menembus ke kedalaman
15-20 cm dan menyebar dalam radius 30-40 cm. Dengan demikian, kedalaman air
tanah yang dikehendaki melon tidak terlampau dalam. Apabila lahan kering atau
kedalaman air tanah > 50 cm, maka dapat dibuat selokan untuk mengairi lahan.
2.3 Pupuk dan Pemupukan
Pupuk merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi tanaman. Pupuk
sangat dibutuhkan tanaman karena mengandung berbagai unsur hara yang sangat
berguna bagi pertumbuhan tanaman. Menurut Rosi dkk (2016), pupuk merupakan
salah satu faktor penting dalam budidaya pertanian, yaitu pertumbuhan tanaman.
Salah satu faktor pertumbuhan untuk menjaga produksi optimum tanaman yaitu
ketersediaan hara di dalam tanah seperti fosfor.
Pemupukan berfungsi sebagai penambah serta penyedia unsur hara bagi
tanaman. Pupuk merupakan zat penyedia unsur hara atau makanan bagi tanaman.
Unsur hara yang dibutuhkan untuk perkembangan tanaman seperti karbon, oksigen,
hidrogen, nitrogen, fosfor dan belerang. Unsur-unsur yang diperlukan tanaman
diserap dari tanah berupa ion-ion organis yang sederhana, sedangkan C, H dan O
diperoleh tanaman dari udara dan air (Sutedjo, 2010).
Menurut Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (2018), unsur hara yang
dibutuhkan tanaman ada 2 jenis yaitu unsur hara makro dan mikro. Unsur hara
makro yaitu unsur hara yang dibutuhan dalam jumlah yang besar seperti (N, P, K,
S, Ca, dan Mg).
1. Nitrogen (N), berperan dalam pembentukan zat hijau untuk proses fotosintesis,
merangsang pertumbuhan secara menyeluruh seperti akar, batang dan daun.
2. Phosfor (P), berperan dalam mempercepat proses pembungaan dan pemasakan
biji.

9
3. Kalium (K) berperan untuk memperkuat daun, bunga dan buah agar tidak rontok,
membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
4. Sulfur (S), berperan dalam pembentukan bintil akar.
5. Calsium (Ca), berfungsi untuk merangsang pembentukan bulu-bulu akar.
6. Magnesium (Mg), berperan dalam transportasi Phosfat di tanaman.
Sedangkan unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam
jumlah tidak terlalu banyak dan bervariasi tergantung pada jenis tanamannya (Cl,
Fe, Mn, Cu, Zn, B, dan Mo).
1. Klor (Cl), berfungsi untuk memperbaiki pertumbuhan akar serta meningkatkan
kualitas dan produksi tanaman.
2. Besi (Fe), berfungsi dalam proses pernapasan tanamandan pembentukan zat
hijau daun (klorofil).
3. Mangan (Mn), berfungsi sebagai komponen untuk memperlancar asimilasi dan
merupakan komponen dalam pembentukan dan melancarkan kerja enzim.
4. Tembaga (Cu), berfungsi dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil).
5. Seng (Zn), berfungsi dalam biosintesis auksin, pemanjangan sel dan ruas batang.
6. Boron (B), berfungsi mengangkut karbohidrat ke dalam tubuh tanaman.
7. Molibdenum (Mo), berfungsi membantu mengikat nitrogen dari udara bebas.
Unsur hara sangat dibutuhkan bagi tanaman untuk mempertahankan hidup
dan pertumbuhannya. Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang sangat
penting. Pemupukan berimbang memegang peran penting dalam upaya
meningkatkan hasil tanaman. Anjuran (rekomendasi) pemupukan harus dibuat
lebih rasional dan berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan hara dan
kebutuhan tanaman akan unsur hara, sehingga meningkatkan efektifitas dan
efesiensi penggunaan pupuk dan produksi tanpa merusak lingkungan akibat
pemupukan yang berlebihan.
Tanaman melon memiliki sistem perakaran yang agak dangkal serta
membutuhkan banyak unsur hara untuk pertumbuhan dan produksinya, sehingga
pada budidaya tanaman melon harus dilakukan pemupukan secara berkala. Unsur
hara yang paling dibutuhkan tanaman melon adalah pupuk nitrgen (N), fospor (P),
dan kalium (K) (Simanungkalit dkk, 2013).

10
Salah satu pupuk yang mengandung unsur hara tersebut yaitu pupuk NPK
Phoska 15:15:15. Pupuk NPK Phoska merupakan salah satu pupuk anorganik yang
dapat digunakan secara efisien dalam meningkatkan ketersediaan unsur hara makro
(N, P, dan K) menggantikan pupuk tunggal seperti Urea, SP-36 dan KCl yang sulit
diperoleh dipasaran dan sangat mahal (Zulia dkk, 2017).
Berdasarkan data dari PT Petrokimia Gresik (2017) pupuk NPK Phoska
berbentuk butiran dengan ukuran dengan ukuran yang sangat seragam, berwarna
putih dan bersifat higroskopis (mudah larut dalam air). Sedangkan dari segi
kandungan terdapat beberapa unsur hara makro lengkap seperti Nitrogen (N) 15%,
Fosfat (P2O5) 15%, dan Kalium (K2O) 15% dan unsur hara mikro seperti Sulfur (S)
9%, dan Zink (Zn) 2.000 part per million.
Menurut Alsa dkk (2019) bahwa pertumbuhan tinggi tanaman pada tanaman
cabai akan meningkat dengan pemberian dosis pupuk NPK Phonska Plus 600 kg/ha,
pemberian dosis pupuk NPK 600 kg/ha juga berpengaruh nyata terhadap umur
berbunga, umur panen, jumlah buah serta berat buah tanaman cabai rawit.
Selanjutnya Walkis dkk (2017) menyatakan pemberian dosis pupuk 400 kg/ha akan
meningkat produksi melon. Dengan pemberian dosis 400 kg/ha berpengaruh baik
pada hasil buah per tanaman serta berat buah per petak.
2.4 Pemangkasan Cabang
Pemangkasan merupakan salah satu usaha yang dilakukan agar sari-sari
makanan yang dihasilkan tanaman dari proses fotosintesis terkonsentrasi untuk
pembentukan dan pertumbuhan bakal bunga dan biji. Pemangkasan pada tanaman
melon bertujuan untuk mengoptimalkan proses produksi dan mengurangi
kelembaban pada tajuk tanaman. Pemangkasan mempengaruhi penbentukan organ-
organ tanaman baik vegetatif dan generatif. Pengaruh pemangkasan pada fase
vegetatif dan generatif menunjukan bahwa ada keterkaitan dengan kemampuan
tanaman melakukan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan
termasuk perubahan akibat adanya pemangkasan batang, cabang dan daun
(Koentjoro, 2012). Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari penuh
sepanjang hari, pemangkasan dapat mengatur iklim makro seperti intensitas sinar
matahari, kelembaban, dan suhu udara (Siregar dkk, 2019).

11
Pemangkasan berarti membuang bagian tanaman yang tidak diperlukan.
Bagian yang dimaksud dapat berupa sulur (mentimun, melon), daun (mentimun,
melon, cabai, paprika, tomat dan terong), pucuk (melon), tunas air (tomat, cabai,
paprika, terong, mentimun, dan melon), ataubuah muda (melon). Pemangkasan
bertujuan untuk mengefektifkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman ke arah
yang lebih produktif. Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan efesien
penggunaan nutrisi (Hartus, 2003). Menurut Siregar dkk (2019), bahwa
pemangkasan dapat mengatur iklim mikro seperti intensitas sinar matahari,
kelembaban, dan suhu udara.
Pemangkasan tanaman melon adalah memangkas dan membuang cabang-
cabang yang tidak produktif dengan tujuan untuk menjamin pertumbuhan tanaman,
sehingga proses produksi berlangsung maksimal dan mengurangi kelembaban
dalam tajuk tanaman. Hal tesebut akan mengurangi resiko terjadinya serangan hama
dan penyakit, serta merangsang tumbuhnya tunas-tunas produktif (Direktorat
Tanaman Buah, 2004).
Produksi tanaman melon akan meningkat apabila dilakukannya
pemangkasan cabang utama. Menurut Pribadi dan Susanto (2004) menyatakan
pemangkasan yang tepat dapat digunakan untuk mengatur keseimbangan antara
source dan sink agar produksi yang dihasilkan dapat dikendalikan, serta dapat
merangsang bunga betina sehingga pembentukan buah lebih cepat dan
meningkatkan kualitas buah yang dihasilkan.
Menurut Basuki dkk (2018) menyatakan bahwa pemangkasan cabang utama
dengan meninggalkan 4 cabang pada tanaman melon yaitu pada ruas 7, 8, 9, dan 10
akan mempengaruhi produksi pertanaman serta diameter tanaman melon.
Selanjutnya Budiyanto dkk (2010), berpendapat bahwa pemangkasan harus
dilakukan pada umur 21 hari setelah tanam. Pada pemangkasan umur 21 hari setelah
tanam dapat meningkatkan produksi pada tanaman mentimun. Pemangkasan
cabang berpengaruh nyata terhadap parmeter jumlah bunga betina per tanaman,
jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, panjang buah dan diameter buah.

12
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Gorontalo dari bulan Agustus sampai bulan Oktober 2021. BPTP Gorontalo terletak
di Jl. Van Gobel No. 270, Iloheluma, Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango,
Gorontalo. Titik koordinat 0033’7” N, 12307’4” E, ketinggian tempat 79 mdpl.
Dengan keadaan curah hujan rendah sampai menengah.

3.2 Alat Dan Bahan Penelitian


Alat yang digunakan dalam penelitian adalah polibag ukuran 40 x 40 cm,
gunting, meteran, timbangan, tugal, tali tambang 2 mm, papan nama, alat-alat tulis,
dan kamera. Bahan yang digunakan adalah benih melon varietas FR 771, dan pupuk
NPK phonska (15:15:15), sekam bakar, tanah, dan pupuk kandang, fungisida
(antracol) dan insektisida (petragenol).

3.3 Rancangan Penelitian


Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) faktorial dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk NPK
yang terdiri dari 4 taraf, yaitu:
P0 = tanpa pupuk
P1 = 0,88 g/tanaman setara dengan 200 kg/ha
P2 = 1,2 g/tanaman setara dengan 300 kg/ha
P3 = 1,6 g/tanaman setara dengan 400 kg/ha
Faktor kedua adalah pemangkasan cabang yang terdiri dari 3 taraf, yaitu :
V1 = Dipangkas menyisakan cabang 5, 6, dan 7
V2 = Dipangkas menyisakan cabang 8, 9, dan 10
V3 = Dipangkas menyisakan cabang 11, 12, dan 13
Diperoleh 12 kombinasi perlakuan sebagai berikut :
P0V1 = Kontrol + menyisakan cabang 5, 6, dan 7
P1V1 = 0,88 g/tanaman + menyisakan cabang 5, 6, dan 7
P2V1 = 1,2 g/tanaman + menyisakan cabang 5, 6, dan 7

13
P3V1 = 1,6 gr/tanaman + menyisakan cabang 5, 6, dan 7
P0V2 = Kontrol + menyisakan cabang 8, 9, dan 10
P1V2 = 0,88 g/tanaman + menyisakan cabang 8, 9, dan 10
P2V2 = 1,2 g/tanaman + menyisakan cabang 8, 9, dan 10
P3V2 = 1,6 g/tanaman + menyisakan cabang 8, 9, dan 10
P0V3 = Kontrol + menyisakan cabang 11, 12, dan 13
P1V3 = 0,88 g/tanaman + menyisakan cabang 11, 12, dan 13
P2V3 = 1,2 g/tanaman + menyisakan cabang 11, 12, dan 13
P3V3 = 1,6 g/tanaman + menyisakan cabang 11, 12, dan 13
Masing-masing kombinasi diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 36
unit satuan percobaan.

3.4 Prosedur Penelitian


1. Penyemaian benih
Penyemaian tanaman melon menggunakan media tanah, sekam bakar dan
pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Setelah media siap kemudian
disiram menggunakan air agar media tanam menjadi lembab. Penanaman
dilakukan dengan membuat lubang sedalam 1-2 cm menggunakan jari
kemudian benih dimasukkan kedalam lubang tersebut dan ditutup kembali
menggunakan sekam. Persemaian tetap dijaga agar tetap lembab dan
mendapatkan cahaya matahari yang baik agar benih tumbuh dengan baik.
Pemindahan benih dilakukan setelah benih berumur 10-14 hari setelah semai
atau memiliki 2 sampai 4 helai daun sejati.
2. Persiapan media tempat penanaman
Pembersihan sisa-sisa tanaman di dalam screen house. Media tempat
penanaman melon adalah polibag ukuran 40 × 40 cm yang berisi media tanah,
sekam bakar dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 dengan volume 8
kg/polibag diletakkan dengan jarak 80 × 60 cm.

14
3. Penanaman
Bibit yang telah disemai ditanam di polibag yang telah dibuat lubang sedalam
3-5 cm sebanyak 1 bibit per lubang. Penanaman melon dilakukan pada pagi
atau sore hari.
4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan cara menaruh pupuk dalam lubang sedalam 3-5
cm didekat tanaman kemudian ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan
tanaman melon dilakukan pada umur 14 hari setelah tanam (HST), 28 HST dan
42 HST. Pemupukan NPK (15:15:15) dilakukan sesuai dosis perlakuan sebesar
200, 300 dan 400 kg/ha.
5. Pemeliharaan dan perawatan
Pemeliharaan dan perawatan berupa penyiraman, pengajiran, penyulaman
pemupukan. Penyiraman dilakukan 2 hari sekali pagi atau sore hari.
Penyulaman dilakukan apabila diperlukan. Pemasangan tali ajir dilakukan
paling lambat 14 hari setelah tanam.
6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Pengendalian OPT dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual dan
kimiawi. Pengendalian secara manual yaitu dengan cara membuang bagian
tanaman yang terserang hama. Pengendalian secara kimia dilakukan dengan
penyemprotan fungisida dan insektisida keseluruh tanaman.
7. Pemangkasan
Pemangkasan terdiri dari 2 yaitu pemangkasan cabang dan pemangkasan
pucuk. Pemangkasan cabang dilakukan pada tanaman apabila buah sudah
terbentuk seperti bola pimpong. Sedangkan pemangkasan pucuk dilakukan
pada minggu ke-7 setelah tanam. Pemangkasan ini diharapkan agar pada proses
pembentukan buah nutrisi yang dialirkan kepucuk lebih mengarah kebuah.
8. Pamanenan
Pemanenan dilakukan apabila tanaman melon mengeluarkan aroma harum dan
telah mencapai umur 61-64 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan dengan
cara memetik buah dari tangkai menggunakan gunting atau pisau. Pemanenan
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika cuaca masih terang.

15
3.5 Variabel Pengamatan
1. Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang diatas tanaman hingga ujung daun
tertinggi. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat umur tanaman 14,
21, 28, 35 dan 42 hari setelah tanam (HST).
2. Jumlah Daun
Perhitungan jumlah daun dilakukan pada umur tanaman 14, 21, 28, 35 dan 42
hari setelah tanam (HST).
3. Waktu Berbunga
Umur berbunga dihitung ketika tanaman melon telah mengeluarkan bunga
pertama pada tanaman. Pengamatan waktu berbunga dilakukan sekali sejak
bunga pertama muncul.
4. Lingkar Buah
Perhitungan lingkar buah dilakukan ketika buah telah mencapai umur panen,
perhitungan lingkar buah dilakukan menggunakan meteran.
5. Bobot Buah
Bobot buah dihitung ketika buah telah mencapai masa panen dengan cara
menimbang buah per polibag tanaman menggunakan timbangan analitik.

3.6 Analisis Data


Analisis data hasil penelitian menggunakan ANOVA (Analisis Of Variance)
dan jika F hitung > F tabel maka dilakukan uji lanjut dengan BNT (beda nyata
terkecil) pada taraf 5%.

16
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tinggi Tanaman
Hasil analisis ragam pada Lampiran 3 sampai 7 tidak terdapat interaksi
antara pemberian pupuk NPK dan pemangkasan cabang. Hal ini disebabkan karena
pemberian pupuk dan pemangkasan yang dilakukan tidak dapat memberikan
kecocokan sehingga tidak terjadi pengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Purba dan Damanik (2021) menyatakan bahwa tidak
terjadinya interaksi pada suatu tanaman diakibatkan karena kedua faktor yang
digunakan tidak saling menciptakan sinergitas atau kecocokan yang akan
mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman. Pemberian pupuk NPK Phonska
hanya memberikan pengaruh nyata pada tinggi tanaman umur 35 dan 42 HST
(Lampiran 6 dan 7). Pemangkasan cabang tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman. Rerata tinggi tanaman pada perlakuan pemupukan NPK dan pemangkasan
cabang ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Tinggi tanaman melon pada perlakuan pemupukan NPK dan pemangkasan
cabang
Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan
14 HST 21 HST 28 HST 35 HST 42 HST
Pupuk NPK
Kontrol 53,78 67,22 87,33 117,89 a 155,00 a
200 kg/ha 53,44 75,00 92,78 127,22 a 161,22 a
300 kg/ha 54,22 74,44 97,89 146,89 b 169,00 ab
400 kg/ha 51,78 79,44 99,89 148,11 b 178,56 b
BNT 5% tn tn tn 16,91 15,62
Pemangkasan Cabang
Menyisakan Cabang 5, 6, 7 56,50 76,58 92,92 133,83 167,00
Menyisakan Cabang 8, 9,
52,08 70,00 92,83 135,75 157,25
10
Menyisakan Cabang 11,
51,33 74,50 97,67 135,50 173,58
12, 13
BNT 5% tn tn tn tn tn
Keterangan : Bilangan yang diikuti huruf yang berbeda pada baris dan kolom yang sama di setiap
perlakuan menunjukan berbeda nyata pada uji BNT 5%. HST = Hari Setelah Tanam.
tn = tidak beda nyata.

Berdasarkan Tabel 1 pada awal pertumbuhan umur 14, 21 dan 28 HST


belum memberikan pengaruh nyata pada tinggi tanaman. Hal ini diduga karena
pemupukan yang diberikan belum sepenuhnya diserap oleh tanaman. Namun pada

17
umur tanaman 35 dan 42 HST pemberian pupuk NPK dosis 300 kg/ha memberikan
pengaruh baik terhadap tinggi tanaman, meskipun tidak berbeda nyata dengan
perlakuan 400 kg/ha. Hal ini diduga karena penggunaan pupuk NPK dengan dosis
yang disediakan dapat digunakan oleh tanaman dalam proses pertumbuhan serta
perkembangannya, sehingga unsur hara dapat diserap dengan baik, yang berakibat
pada proses metabolisme tanaman menjadi semakin baik. Hal ini sejalan dengan
Saifuddin (2005), yang menyatakan bahwa unsur hara yang cukup tersedia pada
tanaman akan memacu pertambahan tinggi tanaman, merangsang pertumbuhan
sistem perakaran, meningkatkan hasil produksi. Pemangkasan tidak berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman. Hal ini diakibatkan keterlambatan pada saat
pemangkasan yang dilakukan, pemangkasan yang dilakukan sudah masuk pada fase
vegetatif. Sehingga pada hasil fotosintesis lebih diarahkan pada pembentukan daun.
Darmanti dkk (2008) pertumbuhan cabang akibat pemangkasan dipengaruhi oleh
hormon auksin dan sitokinin yang diproduksi oleh tanaman. Peran auksin menjadi
terhenti setelah pamangkasan dan hormon sitokinin berperan penting dalam
mengaktifkan pembelahan sel untuk pembentukan cabang lateral.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman memerlukan unsur-unsur yang
berperan penting dalam pertumbuhannya seperti unsur nitrogen, fosfor serta kalium
yang dimana unsur-unsur tersebut memiliki fungsi berbeda dalam penunjang
pertumbuhan. Ketiga unsur tersebut merupakan unsur yang sangat berperan penting
dalam pertumbuhan serta perkembangan tanaman. Walkis dkk (2017)
menggungkapkan bahwa dengan pemberian pupuk NPK pada tanaman akan
menunjang pertumbuhan vegetatif maupun generatif tanaman. Dikarenakan pupuk
NPK ini merupakan pupuk majemuk yang memiliki kandungan unsur-unsur hara
makro yang sangat dibutuhkan dalam metabolisme tanaman.
Peningkatan pemupukan NPK pada tanaman akan memberikan hasil yang
baik pada fase pertumbuhan vegetatif serta generatif tanaman. Marpaung dkk
(2014) menyatakan bahwa semakin tinggi dosis pemupukan yang di berikan pada
tanaman maka kandungan unsur hara yang di terima akan semakin banyak.
Dengan pemberian NPK 45 g/tanaman pada tanaman melon akan
meningkatkan panjang sulur dan jumlah daun tanaman sebesar 37,6%

18
(Simanungkalit dkk, 2013). Karamina dkk (2020), pertumbuhan tanaman
mentimun akan meningkat apabila deberi pupuk NPK dengan dosis 200-400 kg/ha.
4.2 Jumlah Daun
Hasil analisis ragam pada lampiran 8 sampai 12 menunjukkan bahwa tidak
terdapat interaksi antara pemberian pemupukan NPK dan pemangkasan cabang
terhadap pertambahan jumlah daun tanaman melon. Hal ini disebabkan karena
pemberian pupuk dan pemangkasan yang dilakukan belum dapat memberikan
pengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daun tanaman. Sejalan dengan Sari
dkk (2016) menyatakan bahwa tidak terjadinya interaksi pada kedua perlakuan
diakibatkan karena kedua perlakuan belum dapat menunjang pertumbuhan secara
signifikan yang membuat kombinasi kedua perlakuan tidak dapat memberikan
pengaruh yang nyata. Pemberian pupuk NPK hanya memberikan pengaruh nyata
terhadap jumlah daun pada umur tanaman 35 dan 42 HST (Lampiran 11 dan 12).
Pemangkasan cabang tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Rerata
jumlah daun tanaman melon pada perlakuan pemupukan NPK dan pemangkasan
cabang ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah daun melon pada perlakuan pemupukan NPK dan pemangkasan
cabang selama pertumbuhan
Jumlah Daun (helai)
Perlakuan
14 HST 21 HST 28 HST 35 HST 42 HST
Pupuk NPK
Kontrol 9,33 13,67 16,11 20,78 a 26,89 ab
200 kg/ha 9,00 12,11 15,56 21,78 ab 24,67 a
300 kg/ha 10,00 12,89 16,22 21,89 ab 26,33 ab
400 kg/ha 9,56 13,33 18,33 23,78 b 28,78 b
BNT 5% tn tn tn 2,02 2,71
Pemangkasan Cabang
Menyisakan Cabang 5, 6, 7 9,92 13,17 16,50 21,58 26,75
Menyisakan Cabang 8, 9, 10 9,58 13,58 17,00 21,75 26,67
Menyisakan Cabang 11, 12,
8,92 12,25 16,17 22,83 26,58
13
BNT 5% tn tn tn tn tn
Keterangan : Bilangan yang diikuti huruf yang berbeda pada baris dan kolom yang sama di setiap
perlakuan menunjukan berbeda nyata pada uji BNT 5%. HST = Hari Setelah Tanam.
tn = tidak beda nyata.

Berdasarkan Tabel 2 pemberian pupuk NPK dosis 300 kg/ha memberikan


pengaruh yang sama, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 400 kg/ha.

19
Pemberian pupuk 300 dan 400 kg/ha memberikan pengaruh nyata terhadap
pertambahan jumlah daun pada umur 35 dan 42 HST. Hal ini disebabkan karena
unsur hara yang ditambahkan saat pemupukan mampu memberikan kecukupan hara
bagi tanaman yang menyebabkan peningkatan pertumbuhan tanaman. Sejalan
dengan Sutedjo (2010), pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman akan
meningkat apabila tanaman banyak menyerap unsur hara yang disediakan oleh
tanah dari proses pemupukan. Pemangkasan tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap pertambahan jumlah daun yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena
asimilat yang dihasilkan dari proses fotosintesis lebih digunakan pada proses
generatif tanaman. Koentjoro (2012), menyatakan bahwa besaran asimilat yang
dihasilkan dari fotosintesis akan diarahkan keproses generatif tanaman. Proses
generatif tanaman (pembentukan buah) sangat berkaitan dengan pemanfaatan
asimilat yang dihasilkan dari proses fotosintesis.
Unsur nitrogen, fosfos serta kalium sangat berperan dalam pertumbuhan
tanaman dimana dengan ketersediaan unsur ini akan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Ketiga unsur tersebut merupakan unsur hara makro yang sangat banyak
diperlukan oleh tanaman. Novizan (2005), mengungkapkan bahwa unsur hara
makro merupakan unsur hara esensial yang harus tersedia dan dapat mempengaruhi
pertumbuhan, khususnya pada reaksi-reaksi kimia dalam proses fisiologi tanaman,
yaitu sebagai aktivator enzim pada proses fotosintesis, respirasi, pembelahan sel,
serta pembentukan hormon tumbuh.
Penambahan jumlah daun akan berpengaruh terhadap jumlah asimilat yang
dihasilkan sehingga akan berpengaruh terhadap pembentukan daun serta organ
tanaman lainnya (Rajak dkk.,2016). Bertambahnya jumlah daun dan tinggi tanaman
merupakan faktor utama pada tanaman. Dimana pertambahan jumlah daun dan
tinggi tanaman berbanding lurus. Hal ini diduga semakin tinggi suatu tanaman
maka semakin banyak daun yang terbentuk (Haryadi dkk, 2015).
4.3 Waktu Berbunga
Hasil analisis ragam pada Lampiran 13 menunjukkan bahwa tidak terdapat
interaksi antara pemupukan NPK dan pemangkasan cabang terhadap waktu
pembungaan tanaman melon. Hal ini disebabkan karena pemupukan dan

20
pemangkasan yang dilakukan belum dapat memberikan pengaruh baik pada proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Basuki dkk (2018) menyatakan bahwa
tidak terjadinya interaksi pada kedua perlakuan ini disebabkan karena kedua
perlakuan belum mampu untuk mempengaruhi aktifitas fisiologi pada tanaman.
Pemupukan NPK dan pemangkasan cabang tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap waktu pembungaan tanaman melon. Rerata waktu berbunga tanaman
melon terhadap perlakuan pemupukan NPK dan pemangkasan cabang ditampilkan
pada Tabel 3.
Tabel 3. Waktu berbunga pada perlakuan pemupukan NPK dan pemangkasan
cabang
Perlakuan Waktu Berbunga (hari)
Pupuk NPK
Kontrol 32,33
200 kg/ha 32,44
300 kg/ha 31,89
400 kg/ha 33,44
BNT 5% tn
Pemangkasan Cabang
Menyisakan Cabang 5, 6, 7 32,75
Menyisakan Cabang 8, 9, 10 32,42
Menyisakan Cabang 11, 12, 13 32,42
BNT 5% tn
Keterangan tn:tidak beda nyata

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK dan


pemangkasan cabang tidak memberikan pengaruh nyata secara statistik terhadap
parameter waktu berbunga tanaman melon. Tetapi dengan pemberian dosis pupuk
300 kg/ha cenderung memberikan lebih cepat waktu berbunga dibandingkan
dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga karena nutrisi yang dibutuhkan sudah
cukup terpenuhi untuk proses generatif tanaman. Waktu berbunga tanaman melon
pada kedua perlakuan masing-masing berkisar 31,89 – 33,44 hari dan 32,42 - 32,75
hari. Pemangkasan cabang yang meninggalkan cabang utama (cabang 8, 9, 10, 11,
12, dan 13) memberikan waktu umur berbunga lebih cepat (32,42 hari). Hal ini
diduga karena pemangkasan dapat menghambat pertumbuhan vegetatif sehingga
asimilat yang dihasilkan lebih diarahkan pada pembentukan buah. Asupan nutrisi

21
yang diberikan pada proses generatif tanaman yaitu unsur P dan K. Yang dimana
unsur tersebut sangat mempengaruhi proses generatif tanaman. Efendi dkk (2017)
menyatakan bahwa dengan terpenuhnya unsur kalium pada tanaman akan
mempengaruhi proses laju fotosintesis tanaman, dimana kalium berperan untuk
proses penyerapan CO2, bahan baku utama fotosintesis yaitu CO2. Proses
fotosintesis yang baik akan menghasilkan karboidrat sebagai bahan untuk
kelangsungan hidup tanaman.
Suryawaty dan Wijaya (2012), menyatakan bahwa percepatan proses
pembungaan tanaman memerlukan unsur fosfor (P) yang dapat menaikkan
persentase bunga menjadi buah tinggi. Sedangkan unsur nitrogen (N) pada tanaman
bermanfaat pada proses pertumbuhan vegetatif tanaman. Dan unsur fosfor pada
tanaman semakin tinggi akan mempercepat proses pembungaan serta pembentukan
organ tanaman lainnya.
Ketersedian unsur hara pada tanaman tidak boleh melebihi dan tidak boleh
kurang, karena unsur hara merupakan hal yang sangat penting dalam kelangsungan
hidup tanaman. Unsur hara pada tanaman harus seimbang yang akan
mengakibatkan proses pertumbuhan dan perkembagan tanaman menjadi lebih baik.
Menurut Ayu dkk (2017) menyatakan bahwa kelebihan dan kekurangan unsur hara
dapat menyebabkan metabolisme tanaman terganggu dan akan mengakibatkan
gejala buruk pada tanaman. Proses metabolisme pada tanaman seperti proses
fotosintesis dan inisiasi bunga dipengaruhi oleh kebutuhan unsur hara, karbohidrat,
protein, vitamin, lemak serta asam amino. Koentjoro (2012) yang menyatakan
bahwa mineral nutrisi yang digunakan dalam proses metabolisme tanaman tidak
mampu bekerja secara sendiri tetapi juga didukung oleh kondisi internal dan
ekternal yang dialami oleh tanaman.
4.4 Lingkar Buah
Hasil analisis ragam pada Lampiran 14 tidak terdapat interaksi antara
pemupukan NPK dan pemangkasan cabang terhadap lingkar buah. Hal ini
dikarenkan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh
faktor lingkungan dan faktor genetik pada tanaman. Sejalan dengan Sari dkk (2016)
yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi

22
oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan dan faktor genetik tanaman itu
sendiri. Kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan pada tanaman.
Pemupukan NPK hanya memberikan pengaruh nyata terhadap lingkar buah yang
dihasilkan. Pemangkasan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap lingkar buah
tanaman melon. Hal ini diduga karena perlakuan pemangkasan yang dilakukan pada
tanaman dapat memberikan asupan nutrisi berupa asimilat lebih digunakan pada
proses pertumbuhan dan perkembangan buah. Wafa (2015) menyatakan bahwa
perkembangan buah dapat dipengaruhi oleh jumlah asimilat yang diperoleh pada
saat proses fotosintesis berlangsung. Pemangkasan maka sari-sari makanan yang
dihasilkan dari proses fotosintesis akan lebih mengarah ke perbentukan serta
pembesaran buah sehingga buah akan menjadi besar. Rerata lingkar buah tanaman
melon pada perlakuan pemupukan NPK dan pemangkasan cabang ditampilkan
pada Tabel 4.
Tabel 4. Lingkar buah pada perlakuan pemupukan NPK dan pemangkasan cabang
Perlakuan Lingkar Buah (cm)
Pupuk NPK
Kontrol 13,94 ab
200 kg/ha 14,26 b
300 kg/ha 14,76 b
400 kg/ha 13,09 a
BNT 5% 1,02
Pemangkasan Cabang
Menyisakan Cabang 5, 6, 7 13,96
Menyisakan Cabang 8, 9, 10 14,54
Menyisakan Cabang 11,12, 13 13,54
BNT 5% tn
Keterangan : Bilangan yang diikuti huruf yang berbeda pada baris dan kolom yang sama di setiap
perlakuan menunjukan berbeda nyata pada uji BNT 5%, tn: tidak beda nyata.

Berdasarkan Tabel 4 perlakuan pupuk NPK 200 kg/ha merupakan perlakuan


terbaik dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan karena dengan
pemberian pupuk tersebut sudah dapat mencukupi kebutuhan unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman. Kebutuhan unsur hara pada tanaman harus sesuai dengan
kebutuhan tanaman, tidak boleh melebihi dan tidak boleh kurang. Hal ini sesuai
dengan Sudjianto dan Veronica (2009) yang menyatakan bahwa penggunaan pupuk

23
NPK pada tanaman tidak boleh berlebihan dalam aplikasinya, penggunaan pupuk
NPK dengan dosis yang dianjurkan akan memicu peningkatan pertumbuhan
maupun hasil yang optimal. Rinasari dkk (2016) menambahkan bahwa dengan
unsur hara yang sesuai dan seimbang yang diberikan akan meningkatkan hasil
produksi. Unsur hara yang seimbang dapat mendukung perkembangan,
pertumbuhan serta produksi yang dihasilkan meningkat, diperlihatkan pula oleh
kebutuhan air pada fase generatif dan vegetatif pada tomat.
Ketersediaan unsur hara NPK ini harus tersedia pada tanaman, dikarenakan
unsur NPK dalam tanaman merupakan unsur pokok yang harus tersedia secara
tepat. Sejalan dengan penelitian Firmansyah dkk (2017) menyatakan bahwa jika
unsur nitrogen, fosfor dan kalium tidak tersedia atau tersedia dalam jumlah yang
sedikit atau tidak berimbang maka akan berdampak buruk pada tanaman yaitu
pertumbuhan tanaman akan terhambat.
Tersedianya unsur N, P dan K pada tanaman sangat mempengaruhi
pertumbuhan generatif karena unsur P dan K membantu dalam pembungaan.
Penyerbukan dan pembentukan bunga yang baik dihasilkan dari proses
penyerbukan yang berkualitas. Fase generatif tanaman sangat membutuhkan unsur
hara yang berkecukupan. Dimana unsur hara ini akan meningkatkan perkembangan
tanaman. Unsur yang berperan dalam proses ini yaitu unsur fosfor (P) yang dimana
unsur fosfor (P) ini merupakan bahan dasar untuk pembentukan protein,
mempercepat proses metabolisme tanaman dengan menghasilkan asimilat dan
disimpan sebagai storage, yang mendukung pembentukan buah secara optimal
sehingga hasil buah yang terbentuk mempunyai ukuran dan bobot yang sesuai
(Khusnia, 2005).
4.5 Bobot Buah
Berdasarkan hasil analisis ragam pada Lampiran 15 bahwa tidak terdapat
interaksi antara pemupukan NPK dan pemangkasan cabang pada bobot buah. Hal
ini dapat disebabkan karena adanya pengaruh faktor eksternal dan internal tanaman
yang dapat memberi pengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Langobiri dkk (2019) menyatakan bahwa pertumbuhan
suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor eksternal terutama oleh faktor lingkungan

24
disekitar tanaman, dan faktor internal pada tanaman sangat berkaitan dengan
kemampuan tanaman untuk menyesuaikan dirinya terhadap perubahan-perubahan
lingkungan disekitar tanaman. Pemupukan NPK memberikan pengaruh nyata
terhadap bobot buah. Pemangkasan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
bobot buah tanaman melon. Hal ini diduga karena pada saat dilakukannya
pemangkasan, tanaman sudah memasuki proses pematangan buah sehingga
pemangkasan yang dilakukan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap
bobot yang dihasilkan. Hal ini sejalan dengan Sari dan Susila (2008), yang
menyatakan bahwa dengan dilakukannya pemangkasan asimilat yang dihasilkan
akan digunakan pada pembentukan buah, akan tetapi pemangkasan pada umur
tanaman yang sudah memasuki proses pematangan buah tidak akan memberikan
pengaruh nyata terhadap bobot buah yang dihasilkan. Rerata bobot buah tanaman
melon pada perlakuan pemupukan NPK dan pemangkasan cabang dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Bobot buah pada perlakuan pemupukan NPK dan pemangkasan cabang
Perlakuan Bobot Buah (kg)
Pupuk NPK
Kontrol 1,45 bc
200 kg/ha 1,32 ab
300 kg/ha 1,58 c
400 kg/ha 1,17 a
BNT 5% 0,20
Pemangkasan Cabang
Menyisakan Cabang 5, 6, 7 1,40
Menyisakan Cabang 8, 9, 10 1,46
Menyisakan Cabang 11, 12, 13 1,27
BNT 5% tn
Keterangan : Bilangan yang diikuti huruf yang berbeda pada baris dan kolom yang sama di setiap
perlakuan menunjukan berbeda nyata pada uji BNT 5%. tn: tidak beda nyata.

Berdasarkan Tabel 5 perlakuan pupuk NPK 300 kg/ha (1,58 kg)


memberikan pengaruh nyata terhadap bobot buah yang dihasilkan, tetapi tidak
berbeda nyata dengan tanpa pemupukan NPK (1,45 kg). Hal ini diduga karena
tanah yang digunakan sudah mampu memberikan kecukupan unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman. Terpenuhinya unsur hara pada tanaman dapat

25
memberikan pengaruh baik pada perkembangan tanaman. Ketersediaan unsur hara
pada tanah yang akan diberikan pada tanaman harus sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Efendi dkk (2017) menggungkapkan bahwa dengan terpenuhnya unsur
hara pada tanah seperti N, P dan K akan memberikan hasil yang positif pada hasil
produksi. Terpenuhnya unsur hara pada tanaman akan memberikan pengaruh baik
pada pertumbuhan secara menyeluruh.
Berat buah yang dihasilkan (1,45 kg) lebih rendah dibandingkan dengan
deskripsi varietas tanaman (2,38-2,58 kg). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
seperti faktor lingkungan yang akan mempengaruhi proses pembentukan buah.
Pembentukan buah suatu tanaman akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar
pertanaman. Basuki dkk (2018), menyatakan bahwa pertumbuhan generatif
tanaman dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yang dimana faktor lingkungan
ini merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Sejalan dengan Marliah dkk (2012) menyatakan bahwa
lingkungan dapat menyebabkan sifat-sifat yang muncul beragam pada tanaman.
Suatu varietas yang dapat memberikan potensi hasil produksi yang tinggi, tetapi
bila keadaan lingkungan yang tidak mendukung akan mengakibatkan potensi
produksi rendah.
Dengan ketersediaan unsur hara sepert N, P dan K pada tanaman akan
memberikan kontribusi untuk pemenuhan unsur hara tanaman. Penyerapan unsur
hara nitrogen (N) pada tanaman bermanfaat untuk memacu tanaman dalam
pembentukan asam amino, fosfor (P) berfungsi dalam pertumbuhan vegetatif
tanaman seperti pembentukan inti sel, pembentukan akar tanaman, serta
dimanfaatkan dalam pembelahan sel tanaman, merangsang pertumbuhan biji serta
mempercepat munculnya bunga dan memperkuat ketahanan tanaman terhadap
serangan penyakit, kalium (K) dimanfaatkan oleh tanaman untuk mendukung
pertumbuhan tanaman, proses pembungaan serta pembentukan dan pematangan
buah (Oktarina, 2015).

26
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Tidak terdapat interaksi antara pemupukan NPK Phonska dan pemangkasan
cabang terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman melon
2. Pemupukan NPK Phonska memberikan pengaruh terbaik pada parameter
tinggi tanaman, jumlah daun, lingkar buah dan bobot buah. Dosis 200 kg/ha
memberikan pengaruh lebih baik terhadap lingkar buah, dosis 300 kg/ha
memberikan pengaruh lebih baik pada bobot buah, 300-400 kg/ha memberikan
pengaruh terbaik pada tinggi tanaman dan jumlah daun.
3. Pemangkasan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
melon.

5.2 Saran
Pemberian pupuk serta pemangkasan yang dilakukan harus sesuai sehingga
dapat menghasilkan produksi yang tinggi. Jika ingin melakukan penelitian kembali
disarankan menggunakan jenis tanaman yang sama tetapi dosis pemupukan dan
pemangkasan yang berbeda.

27
DAFTAR PUSTAKA

Alsa, M., C. Ezward., dan Seprido. 2019. Pengaruh Pupuk Kandang Kotoran Ayam
Dan Pupuk NPK Phonska Plus Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Cabai
Rawit (Capsicum frustescens L.). Diakses Pada 04 November 2021.

Ayu, J., E. Sabli., dan Sulhaswardi. 2017. Uji Pemberian Pupuk NPK Mutiara dan
Pupuk Organik Cair Nasa Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Melon
(Cucumis melo L.). Jurnal Dinamika Pertanian. 33(1): 103-114.

Badan Pusat Statistika. 2019. Produksi Tanaman Buah-Buahan. Badan Pusat


StatistikaRepublik Indonesia.https://www.bps.go.id/indicator/55/62/4/produksi-
tanaman-buah-buahan.html (diakses pada 21 Januari 2021).

Basuki, N., Ansoruddin., dan S. S. Ningsih. 2018. Pengaruh Pemangkasan dan


Pemberian POP Supernasa terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Melon
(Cucumis melo L). BERNAS Agricultural Research Journal. 14 (03): 69-78.

Budiyanto., O. D. Hajoeningtijas., dan B. Nugroho. 2010. Pengaruh Saat


Pemangkasan Cabang Dan Kadar Pakloburazol Terhadap Hasil Mentimun
(Cucumis sativus L. ). Jurnal Agritech. 12(2): 100-113.

Darmanti, S., N. Setiari., dan T.D. Romawati. 2008. Perlakuan Devoliasi Untuk
Meningkatkan Pembentukan dan Pertumbuhan Cabang Lateral Jarak Pagar
(Jatrophacurcas). Jurnal Penelitian. 16(2): 13-20.

Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan. 2018. Unsur Hara Kebutuhan Tanaman.
https://pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/52-unsur-hara-kebutuhan-
tanaman.html (Diakses pada 13 Desember 2021).

Direktorat Tanaman Buah. 2004. Standar Pelaksana Operasi Melon. Direktorat


Jendral Bina Produksi Hortikultura. Departemen Pertanian. Jakarta.

Efendi, E., D. W. Purba., dan N. U.I. H. Nasution. 2017. Respon Pertumbuhan


Pupuk NPK Mutiara Dan Bokashi Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L). Jurnal Penelitian
Pertanian BERNAS. 13(3): 20-29.

Firmansyah, I. M. Syakir., dan L. Lukman. 2017. Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk


N, P, Dan K Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung (Solanum
melongena L.). Jurnal Hortikultura. 27(1): 69-78.

Ginting, A. P., A. Basur., dan R. Sipayung. 2017. Pertumbuhan Dan Produksi


Melon (Cucumis Melo L.) Terhadap Pemberian Pupuk NPK Dan Pemangkasan
Buah. Jurnal Agroteknologi. 5 (4): 786-798.

28
Hartus, T. 2003. Berkebun Hidroponik Secara Murah. Penebar Swadaya. Jakarta.
96 hlm.

Haryadi, D., H. Yetti., dan S. Yoseva. 2015. Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis
Pupuk Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kailan (Brassica
albogrlabra L.) Jurnal Jom Faperta. 2 (2). Diakses 03 November 2021.

Karamina., Indawan., Murti., dan Mujoko. 2020. Respo Pertumbuhan Tanaman


Mentimun Terhadap Aplikasi Pupuk NPK Dan Pupuk Organik Cair Kaya Fosfat.
Jurnal Kultivasi. 19(2): 1150-1155.

Kaya, E. 2013. Pengaruh Kompos Jerami Dan Pupuk NPK Terhadap N-Tersedia
Tanah, Serapan-N, Pertumbuhan, Dan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa L.).
Jurnal Agrologia. 2(1): 41-47.

Khusnia. 2005. Upaya Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Panjang


Melalui Jarak Tanam Dan Pemberian Dosis Pupuk Posfat [Skripsi]. Pekalongan
(ID): Universitas Pekalongan.

Koentjoro, Y. 2012. Efektfifitas Model Pemangkasan Dan Pemberian Pupuk


Majemuk Terhadap Tanaman Melon (Cucumis melo L.). Jurnal Agroteknologi.
1(1): 9-17.

Langobiri, C. S., I. K. Irianto., dan Wirajaya. 2019. Respon Tanaman Melon


(Cucumis melo L.) Terhadap Waktu Pemangkasan Tunas dan Interval
Pemberian Urine Kelinci. Jurnal Gema Agro. 24(01): 09-16.

Marliah, A., M. Hayati., dan I. Muliansyah. 2012. Pemanfaatan Pupuk Organik Cair
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Tomat (Lycopersicum
esculentum L.). Jurnal Agrista. 16(3): 122-128.

Marpaung., Karo., dan Taringan. 2014. Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Dan
Teknik Penanaman Dalam Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Kentang.
Jurnal Hortikultura. 24(1):49-55.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Oktarina, H. 2015. Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Melon Terhadap


Dosis Pupuk Phonska. Jurnal Agritrop. 13(2): 170-179.

Pribadi, E. M., dan S. Susanto. 2004. Pengaruh Pemangkasan Cabang Dan


Penjarangan Bunga Jantan Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Gherkin
Dengan Budidaya Hidroponik. Jurnal Agronomi Indonesia. 32(1). 1-5.

PT. Petrokimia Gresik (PG). 2017. Peluncuran Pupuk Majemuk Baru, NPK
Phonska Plus. Denpasar, Bali.

29
Purba, E., dan A. P. Damanik 2021. Pengaruh Pemangkasan Pucuk Dan Pemberian
Pupuk Phospat Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Mentimun
(Cucumis sativus L.). Jurnal Agrotek Unham. 1(1): 1-14.

Rajak, O., Jopi R Patty., dan J. I. Nendissa. 2016. Pengaruh Dosis Dan Interval
Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair Bmw Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Jurnal Budidaya Pertanian.
12(2): 66-73.

Rinasari, S. P. O., Z. Kadir., dan Oktafri. 2016. Pengaruh Konsentrasi Pupuk


Organonitrofos Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Tomat
(Lycopersicon escelentum Mill) Secara Organik Dengan Sistem Irigasi Bawah
Permukaan (Sub Surface Irrigation). Jurnal Teknik Pertanian Lampung. 4(4):
325-334.

Rosi, A., A. Niswati., S. Yusnaini., dan A. K. Salam. 2016. Penentuan Dosis Dan
Butir Pupuk Fosfat Supet Terbaik Untuk Mendukung Pertumbuhan Dan Serapan
P Tanaman Kedelai (Glicine max [L.] Merril). Jurnal Agrotek Tropika. 4(1):
69-74.

Rosi, A., M. Roviq., Dan E. Nihayati. 2018. Pengaruh Dosis Pupuk NPK Pada
Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Kedelai (Glycine max (L). Merr.). Jurnal
Produksi Tanaman. 6(10) : 2445-2452.

Rukmi. 2010. Pengaruh Pemupukan Kalium dan Fosfat terhadap Petumbuhan dan
Hasil Kedelai. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Muria, Kudus.

Saifuddin, S. 2005. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana


Bandung.

Sari, A. Y., dan A. Susila. 2008. Pengaruh Jumlah Buah Pertanaman Dan Pangkas
Pucuk (Toping) Terhadap Kualitas Buah Pada Budidaya Melon (Cucumis melo
L.) Dengan Sistem Hidroponik. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan
Hortikultura. Diakses pada 13 Februari 2021.

Sari, R. M. P., M. D. Maghoer., dan Koesriharti. 2016. Pengaruh Frekuensi


Penyiraman Dan Dosis Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan Dan
Hasil Tanaman Pakchoy (Brassica rapa L. var. chinensis). Jurnal Produksi
Tanaman. 4(5): 342-351.

Setiadi dan Parimin. 2006. Bertanam Melon (edisi revisi). Penebar Swadaya.
Jakarta. Hlm 26-28.

Simanungkalit, P., G. Jasmani dan S. Toga. 2013. Respon Pertumbuhan dan


Produksi Tanaman Melon (Cucumis melo L.). Jurnal Online Agroteknologi. 1
(2):238-248.

30
Siregar, S. R., E. Hayati., dan M. Haryati. 2019. Respon Pertumbuhan dan Produksi
Melon (Cucumic melo L.) Akibat Pemangkasan dan Pengaturan Jumlah Buah.
Jurnal Ilmiah 4 (01): 203-204.

Soedarya, A. 2010. Agribisnis Melon. Pustaka Grafika. Bandung. Hlm 3-4.

Sudjianto, U dan K. Veronica. 2009. Studi Pemulsaan Dan Dosis NPK Pada Hasil
Buah Melon (Cucucmis melo L). Jurnal Sains. Diakses pada 3 Februari 2021.

Suryawaty., dan Wijaya Rida. 2012. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Melon (Cucumis melo L.) Terhadap Pemberian Kombinasi Biodegradable Super
Absorbent Polymer Dengan Pupuk Majemuk NPK Di Tanah Miskin Hara.
Jurnal Agrinom. 17(3): 155-162.

Sutedjo, M. M. 2010. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka cipta. Jakarta. 177 hlm.

Tim Bina Karya Tani. 2009. Budidaya Tanaman: Pedoman Bertanam Melon dan
Penangganan Pasca Panen. Bandung: Yrama Widya.

Wafa, A. 2015. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis


sativus L.) Terhadap Waktu Pemangkasan dan Pemberian Kompos Azolla.
Diakes pada 23 Desember 2021.

Walkis., S. Budi., dan A. Listiawati. 2017. Pengaruh Abu Kayu dan Pupuk NPK
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Melon Di Tanah Gambut. Jurnal
Ilmiah Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpua Pontianak. Diakses pada 08
Februari 2021.

Zulia, C., Safruddin., dan Rohadi. 2017. Kajian Pemberian Pupuk NPK Phoska
(15;15;15) Dan Pupuk Organik Cair Hantu Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L.). Jurnal Penelitian Pertanian
BERNAS. 13(2): 65-70.

31
LAMPIRAN
Lampiran 1. Layout Penelitian

Ulangan Ulangan Ulangan


3 1 2

80 cm
P1V2 P0V1 P3V1

60 cm

P3V2 P0V3 P0V3

P1V3 P2V1 P1V3

P1V1 P3V2 P3V3

P0V3 P2V2 P3V2

P3V3 P1V2 P2V3

P2V1 P1V1 P0V2

P0V2 P1V3 P0V1

P0V1 P3V3 P2V2

P2V2 P2V3 P1V1

P2V3 P3V1 P1V1

P3V1 P0V2 P2V1

32
Lampiran 2. Deskripsi Varietas FR 771
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR : 094/Kpts/SR.120/D.2.7/8/2016
DESKRIPSI MELON VARIETAS FR 771
Asal : Dalam Negeri
Silsilah : ME 11147 (♀) x ME 8546 (♂)
Golongan varietas : Hibrida
Bentuk penampang batang : Segi empat
Diameter batang : 1,1 – 1,3 cm
Warna batang : Hijau (RHS 137 C)
Bentuk daun : Bangun jantung
Ukuran daun : Panjang 25,0 – 28,2 cm;
Lebar 18,2 – 21,1 cm
Warna daun : Hijau tua (RHS 136 A)
Bentuk bunga : Seperti lonceng
Warna bunga
Warna kelopak bunga : Hijau (RHS 139 C)
Warna mahkota bunga : Kuning (RHS 4 A)
Warna kepala putik : Hijau (RHS 144 A)
Warna benang sari : Kuning (RHS 7 D)
Umur mulai berbunga : 28 – 34 hari setelah tanam
Umur panen : 68 – 71 hari setelah tanam
Bentuk buah : Bulat
Alur buah (ribbing) : Ada
Kedalaman alur : Dangkal
Ukuran buah : Panjang 16,69 – 17,58 cm;
Diameter 15,01 – 16,77 cm
Warna kulit buah : Hijau tua (RHS 136 A)
Tipe kulit buah : Berjaring rapat
Warna daging buah : Jingga muda (RHS 26 D)
Rasa daging buah : Manis
Ketebalan daging buah : 4,53 – 4,90 cm
Aroma buah : Harum
Bentuk biji : Elips pipih
Warna biji : Coklat kuning muda (RHS 158 A)
Berat 1.000 biji : 26,8 – 28,1 gram
Kandungan air : 84,69 – 89,16 %

33
Kadar gula : 9,95 – 12,00 oBrix
Kandungan vitamin C : 16,8 – 20,8 mg/100 gr
Berat per buah : 2,38 – 2,58 kg
Persentase bagian buah yang dapat
: 74,15 – 84,91 %
dikonsumsi
Daya simpan buah pada suhu 23 - 260C : 11 – 13 hari setelah panen
: Sangat tahan terhadap serangan
Ketahanan terhadap penyakit
Geminivirus
Hasil buah per hektar : 58,5 – 60,75 ton
Populasi per hektar : 25.000 tanaman
Kebutuhan benih per hektar : 834 – 877 gram
: Buah bulat dengan net (jaring)
Penciri utama yang rapat, alur buah ada, dengan
kedalaman alur yang dangkal
: Sangat tahan terhadap
Keunggulan varietas
Geminivirus
Wilayah adaptasi : Sesuai di dataran rendah
Pemohon : PT. East West Seed Indonesia
: Fatkhu Rokhman, Ibnu Habibi
Pemulia
Rahman
: Tukiman Misidi, Abdul Kohar,
Hari Pangestuadi, Dirayati N
Peneliti
Irsalina, Gigin Fajaruddin, Igar
Riswanto

34
Lampiran 3. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Melon 14 HST
Faktor A (Pupuk Faktor B (Pangkas Ulangan
Total AB Rerata
NPK) cabang) 1 2 3
V1 60 50 60 169 56,67
P0 V2 55 50 50 155 51,67
V3 54 50 55 159 53,00
V1 62 48 60 169 56,67
P1 V2 52 50 54 156 52,00
V3 50 55 50 155 51,67
V1 52 43 73 168 56,00
P2 V2 58 56 50 164 54,67
V3 50 56 50 156 52,00
V1 50 50 69 169 56,67
P3 V2 50 50 50 150 50,00
V3 46 50 50 146 48,67
Total 639 608 671 1919 53,31
TK TK 1 TK 2 TK 3 TIJK TYIJK

𝑇𝐼𝐽𝐾 ²
Faktor Koreksi = 𝑟×𝑎×𝑏
(1919) ²
= 3×4×3

= 102293,36
JK total = TYIJK2 – FK
= (60)2 + (50)2 + (60)2 + (50)2 +....+ (50)2 - 102293,36
= 1299,64
Σ𝑅²
JK Kelompok = 𝑎×𝑏 -FK
(639)² + (608)² + (671)²
= – 102293,36
4×3

= 169,71

35
Faktor B (Pangkas Cabang) Faktor A (Pupuk NPK)
Total B Rerata B
P0 P1 P2 P3
V1 169 169 168 169 678 169,50
V2 155 156 164 150 625 156,25
V3 159 155 156 146 616 154,00
Total A 484 481 488 466 1919,00 -
Rerata A 161,33 160,33 162,67 155,33 - 159,92

YI²
JK P = 𝑟×𝑏 –FK
(484)² + (481)² + (488)2 + (466)2
= – 102293,36
3×3

= 30,75
YJ²
JK V = 𝑟×𝑎 –FK
(678)² + (625)² + (616)2
= – 102293,36
3×4

= 187,06
YIJ²
JK PV = – FK – JKP – JKV
𝑟
(169)2 + (169)2 +⋯+ (146)2
= – 102293,36 – 30,75 – 187,06
3

= 35,17
JK Galat = JK Total – JKK – JKP – JKV – JKPV
= 1299,64 – 169,71 – 30,75 – 187,06 – 35,17
= 875,94
Annova tinggi tanaman 14 HST

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F


Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung Tabel
5%
Kelompok 2 169,71 85,36 2,14 3,44
P 3 30,75 10,25 0,26 tn 3,05
V 2 187,06 93,53 2,35 tn 3,44
PV 6 35,17 5,86 0,15 tn 2,55
Galat 22 875,94 39,82
Total 35 1299,64
Keterangan tn: tidak nyata

36
Lampiran 4. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Melon 21 HST

Faktor A (Pupuk Faktor B Ulangan Total


Rerata
NPK) (Pangkas cabang) 1 2 3 AB
V1 71 78 65 215 70,67
P0 V2 69 71 55 197 65,67
V3 64 69 60 193 64,33
V1 80 51 80 211 69,33
P1 V2 80 67 78 225 75,00
V3 80 80 79 239 79,67
V1 78 89 87 254 84,67
P2 V2 70 69 69 210 69,00
V3 61 87 58 206 68,67
V1 70 90 78 239 79,67
P3 V2 60 80 80 220 73,33
V3 86 90 80 256 85,33
Total 873 922 869 2665 74,03
TK TK 1 TK 2 TK 3 TIJK TYIJK

𝑇𝐼𝐽𝐾 ²
Faktor Koreksi = 𝑟×𝑎×𝑏
(2665) ²
= 3×4×3

= 197184,03
JK Total = TYIJK2 – FK
= (71)2 + (78)2 + (65)2 +....+ (80)2 - 197184,03
= 3640,97
Σ𝑅²
JK Kelompok = 𝑎×𝑏 -FK
(873)² + (922)² + (869)²
= – 197184,03
4×3

= 142,06
Faktor A (pupuk NPK)
Faktor B (pangkas cabang) Total B Rerata B
P0 P1 P2 P3
V1 215 211 254 239 919 229,75
V2 197 225 210 220 852 213,00
V3 193 239 206 256 894 223,50
Total A 605 675 669 705 2665,00 -
Rerata A 201,67 225,00 223,33 238,33 - 222,08

37
YI²
JK P = 𝑟×𝑏 –FK
(605)² + (675)² + (669)2 + (705)2
= – 197184,03
3×3

= 690,97
YJ²
JK V = 𝑟×𝑎 –FK
(919)² + (852)² + (894)2
= – 197184,03
3×4

= 191,06
YIJ²
JK PV = – FK – JKP – JKV
𝑟
(215)2 + (211)2 +..+ (256)2
= – 197184,03 – 690,97 – 191,06
3

= 710,28
JK Galat = JK Total – JKK – JKP – JKV – JKPV
= 3640,97 – 142,06 – 690,97 – 191,06 – 710,28
= 1896,61
Annova tinggi tanaman 21 HST
F F
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Hitung Tabel
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah
5%
Kelompok 2 142,06 70,03 0,82 3,44
Pupuk 3 690,97 230,32 2,67 tn 3,05
Pangkas 2 191,06 95,53 1,11 tn 3,44
Interaksi 6 710,28 120,05 1,39 tn 2,55
Galat 22 1896,61 86,21
Total 35 3640,97
Keterangan tn: tidak nyata

38
Lampiran 5. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Melon 28 HST

Faktor A Faktor B Ulangan


Total AB Rerata
(Pupuk NPK) (Pangkas cabang) 1 2 3
V1 80 89 90 259 86,33
P0 V2 69 90 78 238 79,33
V3 98 80 111 289 96,33
V1 98 78 98 274 91,33
P1 V2 98 80 98 276 92,00
V3 89 96 100 285 95,00
V1 89 98 110 297 99,00
P2 V2 97 110 110 317 105,67
V3 80 89 98 267 89,00
V1 80 95 110 285 95,00
P3 V2 100 91 92 283 94,33
V3 110 130 91 331 110,33
Total 1089 1126 1186 3401 94,47
TK TK 1 TK 2 TK 3 TIJK TYIJK

𝑇𝐼𝐽𝐾 ²
Faktor Koreksi = 𝑟×𝑎×𝑏
(3401) ²
= 3×4×3

= 321300,03
JK Total = TYIJK2 – FK
= (80)2 + (89)2 + (90)2 +....+ (91)2 - 321300,03
= 5276,97
Σ𝑅²
JK Kelompok = 𝑎×𝑏 -FK
(1089)² + (1126)² + (1186)²
= – 321300,03
4×3

= 399,39

39
Faktor A (Pupuk Npk)
Faktor B (Pangkas Cabang) Total B Rerata B
P0 P1 P2 P3
V1 259 274 297 285 1115 278,75
V2 238 276 317 283 1114 278,50
V3 289 285 267 331 1171 293,00
Total A 786 835 881 899 3401,00 -
Rerata A 262,00 278,33 293,67 299,67 - 283,42

YI²
JK P = 𝑟×𝑏 –FK
(786)² + (835)² + (881)2 + (899)2
= – 321300,03
3×3

= 853,64
YJ²
JK V = 𝑟×𝑎 –FK
(1115)² + (1114)² + (1171)2
= – 321300,03
3×4

= 183,71
YIJ²
JK PV = – FK – JKP – JKV
𝑟
(259)2 + (274)2 +⋯+ (331)2
= – 321300,03 – 853,64– 183,71
3

= 1190,94
JK Galat = JK Total – JKK – JKP – JKV – JKPV
= 5276,97– 399,39– 853,64– 183,71– 1190,94
= 2649,28
Annova tinggi tanaman 28 HST
F
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F
Tabel
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung
5%
Kelompok 2 399,39 199,69 1,66 3,44
Pupuk 3 853,64 284,55 2,36 tn 3,05
Pangkas 2 183,71 91,86 0,76 tn 3,44
Interaksi 6 1190,94 198,49 1,65 tn 2,55
Galat 22 2649,28 120,42
Total 35 5276,97
Keterangan tn: tidak nyata

40
Lampiran 6. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Melon 35 HST
Faktor B Ulangan
Faktor A (Pupuk
(Pangkas Total AB Rerata
NPK)
cabang) 1 2 3
V1 140 127 115 382 127,33
P0 V2 81 122 133 336 112,00
V3 122 91 130 343 114,33
V1 122 114 144 380 126,67
P1 V2 137 137 140 414 138,00
V3 142 122 87 351 117,00
V1 131 150 150 431 143,67
P2 V2 125 145 166 436 145,33
V3 140 155 160 455 151,67
V1 144 127 142 413 137,67
P3 V2 145 150 148 443 147,67
V3 180 147 150 477 159,00
Total 1609 1587 1665 4861 135,03
TK TK 1 TK 2 TK 3 TIJK TYIJK

𝑇𝐼𝐽𝐾 ²
Faktor Koreksi = 𝑟×𝑎×𝑏
(4861) ²
= 3×4×3

= 651518,03
JK Total = TYIJK2 – FK
= (140)2 + (127)2 + (115)2 + ...+ (150)2 - 651518,03
= 14702,97
Σ𝑅²
JK Kelompok = 𝑎×𝑏 -FK
(1609)² + (1587)² + (1665)²
= – 651518,03
4×3

= 269,56

41
Faktor A (Pupuk Npk)
Faktor B (Pangkas cabang) P0 P1 P2 P3 Total B Rerata B
V1 382 380 431 413 1606 401,50
V2 336 414 436 443 1629 407,25
V3 343 351 455 477 1626 406,50
Total A 1061 1145 1322 1333 4861 -
Rerata A 353,67 381,67 440,67 444,33 - 405,08

YI²
JK P = 𝑟×𝑏 –FK
(1061)² + (1145)² + (1322)2 + (1333)2
= – 651518,03
3×3

= 5998,75
YJ²
JK V = 𝑟×𝑎 –FK
(1606)² + (1629)² + (1626)2
= – 651518,03
3×4

= 26,06
YIJ²
JK PV = – FK – JKP – JKV
𝑟
(382)2 + (380)2 + …+ (477)2
= – 656369,03 - 5998,75 - 26,06
3

= 1836,83
JK Galat = JK Total – JKK – JKP – JKV – JKPV
= 14702,97 - 269,56 - 5998,75 - 26,06 - 1836,83
= 6581,78
Annova tinggi tanaman 35 hst

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F


Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung Tabel
5%
Kelompok 2 269,56 134,78 0,45 3,44
Pupuk 3 5998,75 1999,58 6,68 * 3,05
Pangkas 2 26,06 13,03 0,04 tn 3,44
Interaksi 6 1836,83 306,14 1,02 tn 2,55
Galat 22 6581,78 299,17
Total 35 14702,97
Keteragan *: berbeda nyata pada taraf 5%
tn: tidak berbeda nyata

42
√𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
a. KK = 𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 × 100%

√299,17
= × 100%
135,03

= 12,81 %
2 ×𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
b. Uji BNT 5% = t α (db galat) × √𝑟 ×𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 𝑏

2 ×299,17
= t (0,05)(22) × √ 3 ×3

= 2,073873 × 8,15
= 16,91

43
Lampiran 7. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Melon 42 HST

Faktor A (Pupuk Faktor B Ulangan Total


Rerata
NPK) (Pangkas Cabang) 1 2 3 AB
V1 160 150 171 482 160,67
P0 V2 151 130 145 426 142,00
V3 174 141 171 487 162,33
V1 182 145 200 527 175,67
P1 V2 148 142 150 440 146,67
V3 186 164 134 484 161,33
V1 143 182 160 485 161,67
P2 V2 153 180 169 503 167,67
V3 182 170 180 533 177,67
V1 161 178 170 510 169,00
P3 V2 186 171 160 518 171,67
V3 190 189 200 579 193,00
Total 2016 1944 2014 5974 165,94
TK TK 1 TK 2 TK 3 TIJK TYIJK

𝑇𝐼𝐽𝐾 ²
Faktor Koreksi = 𝑟×𝑎×𝑏
(5974) ²
= 3×4×3

= 991352,11
JK Total = TYIJK2 – FK
= (160)2 + (150)2 + (171)2 +....+ (200)2 - 991352,11
= 12057,89
Σ𝑅²
JK Kelompok = 𝑎×𝑏 -FK
(2016)² + (1944)² + (2014)²
= – 991352,11
4×3

= 280,22
Faktor A (Pupuk NPK)
Faktor B (Pangkas Cabang) Total B Rerata B
P0 P1 P2 P3
V1 482 527 485 510 2004 501,00
V2 426 440 503 518 1887 470,75
V3 487 484 533 579 2083 520,75
Total A 1395 1451 1521 1607 5974,00 -
Rerata A 465,00 483,67 507,00 535,67 - -

44
YI²
JK P = 𝑟×𝑏 –FK
(1395)² + (1451)² + (1521)2 + (1607)2
= – 991352,11
3×3

= 2794,11
YJ²
JK V = 𝑟×𝑎 –FK
(2004)² + (1887)² + (2083)2
= – 991352,11
3×4

= 1620,71
YIJ²
JK PV = – FK – JKP – JKV
𝑟
(482)2 + (527)2 +⋯.+ (579)2
= - 991352,11- 2794,11 - 1620,71
3

= 1747,06
JK Galat = JK Total – JKK – JKP – JKV – JKPV
= 12057,89 - 280,22 - 2794,11 - 1620,71 - 1747,06
= 5615,78
Annova tinggi tanaman 42 hst

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F


keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung Tabel
5%
Kelompok 2 280,22 140,11 0,55 3,44
Pupuk 3 2794,11 931,37 3,65 * 3,05
Pangkas 2 1620,71 810,36 3,17 tn 3,44
Interaksi 6 1747,06 291,18 1,14 tn 2,55
Galat 22 5615,78 255,26
Total 35 12057,89
Keteragan *: berbeda nyata pada taraf 5%
tn: tidak berbeda nyata

√𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
a. Koefisien Keragaman = 𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 × 100%

√255,26
= × 100%
165,94

= 9,63 %
2 ×𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
b. Uji BNT 5% = t α (db galat) × √𝑟 ×𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 𝑏

45
2 ×255,26
= t (0,05)(22) × √ 3 ×3

= 2,073873 × 7,53
= 15,62

46
Lampiran 8. Analisis Ragam Jumlah Daun Tanaman Melon 14 HST

Faktor A (Pupuk Faktor B (Pangkas Ulangan Total


Rerata
NPK) Cabang) 1 2 3 AB
V1 11 10 7 28 9,33
P0 V2 9 8 12 29 9,67
V3 9 9 9 27 9,00
V1 10 11 9 30 10,00
P1 V2 9 9 10 28 9,33
V3 9 8 6 23 7,67
V1 11 10 10 31 10,33
P2 V2 11 10 10 31 10,33
V3 10 9 9 28 9,33
V1 9 9 12 30 10,00
P3 V2 9 9 9 27 9,00
V3 10 9 10 29 9,67
Total 117 111 113 341 9,47
TK TK 1 TK 2 TK 3 TIJK TYIJK

𝑇𝐼𝐽𝐾 ²
Faktor Koreksi = 𝑟×𝑎×𝑏
(341) ²
= 3×4×3

= 3230,03
JK Total = TYIJK2 – FK
= (11)2 + (10)2 + (7)2 +....+ (10)2 - 3230,03
= 50,97
Σ𝑅²
JK Kelompok = 𝑎×𝑏 -FK
(117)² + (111)² + (113)²
= – 3230,03
4×3

= 1,56

47
Faktor A (Pupuk Npk)
Faktor B (Pangkas Cabang) Total B Rerata B
P0 P1 P2 P3
V1 28 30 31 30 119 29,75
V2 29 28 31 27 115 28,75
V3 27 23 28 29 107 26,75
Total A 84 81 90 86 341,00 -
Rerata A 28 27,00 30,00 28,67 - 28,42

YI²
JK P = 𝑟×𝑏 –FK
(84)² + (81)² + (90)2 + (86)2
= – 3230,03
3×3

= 4,75
YJ²
JK V = 𝑟×𝑎 –FK
(119)² + (115)² + (107)2
= – 3230,03
3×4

= 6,22
YIJ²
JK PV = – FK – JKP – JKV
𝑟
(28)2 + (30)2 +⋯+ (29)2
= – 3230,03 – 4,75 – 6,22
3

= 6,67
JK Galat = JK Total – JKK – JKP – JKV – JKPV
= 50,97 – 1,56 – 4,75 – 6,22 – 6,67
= 31,78
Annova jumlah daun 14 HST
Jumlah F F
Sumber Derajat Kuadrat
Kuadrat Hitung Tabel
Keragaman Bebas Tengah
5%
Kelompok 2 1,56 0,78 0,54 3,44
Pupuk 3 4,75 1,58 1,10 tn 3,05
Pangkas 2 6,22 3,11 2,15 tn 3,44
Interaksi 6 6,67 1,11 0,77 tn 2,55
Galat 22 31,78 1,44
Total 35 50,97
Keterangan tn:tidak beda nyata

48
Lampiran 9. Analisis Ragam Jumlah Daun Tanaman Melon 21 HST

Faktor A Faktor B Ulangan Total


Rerata
(Pupuk NPK) (Pangkas Cabang) 1 2 3 AB
V1 16 14 10 40 13,33
P0 V2 14 14 13 41 13,67
V3 15 13 14 42 14,00
V1 15 9 14 38 12,67
P1 V2 14 10 16 40 13,33
V3 10 11 10 31 10,33
V1 15 11 10 36 12,00
P2 V2 16 15 15 46 15,33
V3 14 10 10 34 11,33
V1 15 15 14 44 14,67
P3 V2 13 12 11 36 12,00
V3 14 12 14 40 13,33
Total 170 146 151 468 13,00
TK TK 1 TK 2 TK 3 TIJK TYIJK

𝑇𝐼𝐽𝐾 ²
Faktor Koreksi = 𝑟×𝑎×𝑏
(468) ²
= 3×4×3

= 6084,00
JK Total = TYIJK2 – FK
= (16)2 + (14)2 + (10)2 +....+ (14)2 - 6084,00
= 158,00
Σ𝑅²
JK Kelompok = 𝑎×𝑏 -FK
(170)² + (146)² + (151)²
= – 6084,00
4×3

= 29,17
Faktor A (Pupuk Npk)
Faktor B (Pangkas Cabang) Total B Rerata B
P0 P1 P2 P3
V1 40 38 36 44 158 39,50
V2 41 40 46 36 163 40,75
V3 42 31 34 40 147 36,75
Total A 123 109 116 120 468,00 -
Rerata A 41,00 36,33 38,67 40,00 - 39,00

49
YI²
JK P = 𝑟×𝑏 –FK
(123)² + (109)² + (116)2 + (120)2
= – 6084,00
3×3

= 12,22
YJ²
JK V = 𝑟×𝑎 –FK
(158)² + (163)² + (147)2
= – 6084,00
3×4

= 11,17
YIJ²
JK PV = – FK – JKP – JKV
𝑟
(40)2 + (38)2 +….+(34)2 + (40)2
= – 6084,00 – 12,22 – 11,17
3

= 42,61
JK Galat = JK Total – JKK – JKP – JKV – JKPV
= 158,00 – 29,17 – 12,22 – 11,17 – 42,61
= 62,83
Annova jumlah daun 21 HST

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F


Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung Tabel
5%
Kelompok 2 29,17 14,58 5,11 3,44
Pupuk 3 12,22 4,07 1,43 tn 3,05
Pangkas 2 11,17 5,58 1,95 tn 3,44
Interaksi 6 42,61 7,10 2,49 tn 2,55
Galat 22 62,83 2,86
Keterangan tn: tidak beda nyata

50
Lampiran 10. Analisis Ragam Jumlah Daun Tanaman Melon 28 HST

Faktor A (Pupuk Faktor B Ulangan Total


Rerata
NPK) (Pangkas Cabang) 1 2 3 AB
V1 17 19 14 50 16,67
P0 V2 16 15 15 46 15,33
V3 18 14 17 49 16,33
V1 20 11 19 50 16,67
P1 V2 18 14 20 52 17,33
V3 12 12 14 38 12,67
V1 18 12 16 46 15,33
P2 V2 19 16 18 53 17,67
V3 15 17 15 47 15,67
V1 18 18 16 52 17,33
P3 V2 17 18 18 53 17,67
V3 20 20 20 60 20,00
Total 208 186 202 596 16,56
TK TK 1 TK 2 TK 3 TIJK TYIJK

𝑇𝐼𝐽𝐾 ²
Faktor Koreksi = 𝑟×𝑎×𝑏
(596) ²
= 3×4×3

= 9867,11
JK Total = TYIJK2 – FK
= (17)2 + (19)2 + (14)2 +....+ (20)2 - 9867,11
= 224,89
Σ𝑅²
JK Kelompok = 𝑎×𝑏 -FK
(208)² + (186)² + (202)²
= – 9867,11
4×3

= 21,56
Faktor A (Pupuk NPK)
Faktor B (Pangkas cabang) Total B Rerata B
P0 P1 P2 P3
V1 50 50 46 52 198 49,50
V2 46 52 53 53 204 51,00
V3 49 38 47 60 194 48,50
Total A 145 140 146 165 596,00 -
Rerata A 48,33 46,67 48,67 55,00 - 49,67

51
YI²
JK P = 𝑟×𝑏 –FK
(145)² + (140)² + (146)2 + (165)2
= – 9867,11
3×3

= 40,22
= 853,64
YJ²
JK V = 𝑟×𝑎 –FK
(198)² + (204)² + (194)2
= – 9867,11
3×4

= 4,22
YIJ²
JK PV = – FK – JKP – JKV
𝑟
(50)2 + (50)2 +….+(47)2 + (60)2
= – 9867,11– 40,22 – 4,22
3

= 59,11
JK Galat = JK Total – JKK – JKP – JKV – JKPV
= 224,89 – 21,56 – 40,22 – 4,22– 59,11
= 99,78
Annova jumlah daun 28 HST

F
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F
Tabel
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung
5%
Kelompok 2 21,56 10,78 2,38 3,44
Pupuk 3 40,22 13,41 2,96 tn 3,05
Pangkas 2 4,22 2,11 0,47 tn 3,44
Interaksi 6 59,11 9,85 2,17 tn 2,55
Galat 22 99,78 4,54
Total 35 224,89
Keterangan tn:tidak beda nyata

52
Lampiran 11. Analisis Ragam Jumlah Daun Tanaman Melon 35 HST

Faktor A Faktor B Ulangan Total


Rerata
(Pupuk NPK) (Pangkas Cabang) 1 2 3 AB
V1 22 19 21 62 20,67
P0 V2 16 22 21 59 19,67
V3 24 21 21 66 22,00
V1 22 21 22 65 21,67
P1 V2 20 26 22 68 22,67
V3 21 22 20 63 21,00
V1 21 20 25 66 22,00
P2 V2 21 21 23 65 21,67
V3 19 24 23 66 22,00
V1 19 25 22 66 22,00
P3 V2 21 24 24 69 23,00
V3 25 29 25 79 26,33
Total 251 274 269 794 22,06
TK TK 1 TK 2 TK 3 TIJK TYIJK

𝑇𝐼𝐽𝐾 ²
Faktor Koreksi = 𝑟×𝑎×𝑏
(794) ²
= 3×4×3

= 17512,11
JK Total = TYIJK2 – FK
= (22)2 + (19)2 + (21)2 +....+ (25)2 - 17512,11
= 203,89
Σ𝑅²
JK Kelompok = 𝑎×𝑏 -FK
(251)² + (274)² + (269)²
= – 17512,11
4×3

= 24,39
Faktor A (Pupuk NPK)
Faktor B (Pangkas Cabang) Total B Rerata B
P0 P1 P2 P3
V1 62 65 66 66 259 64,75
V2 59 68 65 69 261 65,25
V3 66 63 66 79 274 68,50
Total A 187 196 197 214 794,00 -
Rerata A 62,33 65,33 65,67 70,33 - 66,17

53
YI²
JK P = 𝑟×𝑏 –FK
(187)² + (196)² + (197)2 + (214)2
= – 17512,11
3×3

= 42,33
YJ²
JK V = 𝑟×𝑎 –FK
(259)² + (261)² + (274)2
= – 17512,11
3×4

= 11,06
YIJ²
JK PV = – FK – JKP – JKV
𝑟
(62)2 + (65)2 + (66)2 + ….+(66)2 + (79)2
= - 17512,11- 42,33 – 11,06
3

= 32,50
JK Galat = JK Total – JKK – JKP – JKV – JKPV
= 203,89 – 24,39 – 42,33 – 11,06– 32,50
= 93,61
Annova jumlah daun 35 HST

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F


Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung Tabel
5%
Kelompok 2 24,39 12,19 2,87 3,44
Pupuk 3 42,33 14,11 3,32 * 3,05
Pangkas 2 11,06 5,53 1,30 tn 3,44
Interaksi 6 32,50 5,42 1,27 tn 2,55
Galat 22 93,61 4,26
Total 35 203,89
Keteragan *: berbeda nyata pada taraf 5%
tn: tidak berbeda nyata

√𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
a. Koefisien Keragaman = 𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 × 100%

√4,26
= 22,06 × 100%

= 9,35 %
2 ×𝐾𝑇 𝑎𝑙𝑎𝑡
b. Uji BNT 5% = t α (db galat) × √𝑟 ×𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 𝑏

54
2 ×4,26
= t (0,05)(22) × √ 3 ×3

= 2,073873 × 0,97
= 2,02

55
Lampiran 12. Analisis Ragam Jumlah Daun Tanaman Melon 42 HST

Faktor A Faktor B Ulangan


Total AB Rerata
(Pupuk NPK) (Pangkas Cabang) 1 2 3
V1 30 25 26 81 27,00
P0 V2 26 29 26 81 27,00
V3 27 29 24 80 26,67
V1 26 25 24 75 25,00
P1 V2 25 30 23 78 26,00
V3 22 24 23 69 23,00
V1 25 26 27 78 26,00
P2 V2 25 27 29 81 27,00
V3 25 25 28 78 26,00
V1 25 27 35 87 29,00
P3 V2 25 25 30 80 26,67
V3 26 31 35 92 30,67
Total 307 323 330 960 26,67
TK TK 1 TK 2 TK 3 TIJK TYIJK

𝑇𝐼𝐽𝐾 ²
Faktor Koreksi = 𝑟×𝑎×𝑏
(960) ²
= 3×4×3

= 25600,00
JK Total = TYIJK2 – FK
= (30)2 + (25)2 + (26)2 +....+ (31)2 + (35)2 - 25600,00
= 310,00
Σ𝑅²
JK Kelompok = 𝑎×𝑏 -FK
(307)² + (323)² + (330)²
= – 25600,00
4×3

= 23,17
Faktor A (Pupuk NPK
Faktor B (Pangkas Cabang) Total B Rerata B
P0 P1 P2 P3
V1 81 75 78 87 321 80,25
V2 81 78 81 80 320 80,00
V3 80 69 78 92 319 79,75
Total A 242 222 237 259 960,00 -
Rerata A 80,67 74,00 79,00 86,33 - 80,00

56
YI²
JK P = 𝑟×𝑏 –FK
(242)² + (222)² + (237)2 + (259)2
= – 25600,00
3×3

= 77,26
YJ²
JK V = 𝑟×𝑎 –FK
(321)² + (320)² + (319)2
= – 25600,00
3×4

= 0,17
YIJ²
JK PV = – FK – JKP – JKV
𝑟
(81)2 + (75)2 + (78)2 +⋯+ (92)2
= - 25600,00- 77,56 - 0,17
3

= 40,28
JK Galat = JK Total – JKK – JKP – JKV – JKPV
= 310,00 – 23,17 – 77,56 – 0,17 – 40,28
= 168,83
Annova jumlah daun 42 hst

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F


Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung Tabel
5%
Kelompok 2 23,17 11,58 1,51 3,44
Pupuk 3 77,56 25,85 3,37 * 3,05
Pangkas 2 0,17 0,08 0,01 tn 3,44
Interaksi 6 40,28 6,70 0,87 tn 2,55
Galat 22 168,83 7,67
Total 35 310,00
Keteragan *: berbeda nyata pada taraf 5%
tn: tidak berbeda nyata
√𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
a. Koefisien Keragaman = 𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 × 100%

√7,67
= 26,67 × 100%

= 10,39 %
2 ×𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
b. Uji BNT 5% = t α (db galat) × √𝑟 ×𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 𝑏

57
2 ×7,67
= t (0,05)(22) × √ 3 ×3

= 2,073873 × 1,31
= 2,71

58
Lampiran 13. Analisis Ragam Waktu Berbunga Tanaman Melon

Faktor A Faktor B Ulangan Total


Rerata
(Pupuk NPK) (Pangkas Cabang) 1 2 3 AB
V1 31 35 32 98 32,67
P0 V2 33 33 29 95 31,67
V3 32 33 33 98 32,67
V1 32 33 32 97 32,33
P1 V2 32 34 32 98 32,67
V3 32 33 32 97 32,33
V1 32 34 32 98 32,67
P2 V2 32 31 32 95 31,67
V3 33 29 32 94 31,33
V1 34 34 32 100 33,33
P3 V2 34 34 33 101 33,67
V3 33 35 32 100 33,33
Total 390 398 383 1170 32,53
TK TK 1 TK 2 TK 3 TIJK TYIJK

𝑇𝐼𝐽𝐾 ²
Faktor Koreksi = 𝑟×𝑎×𝑏
(1170) ²
= 3×4×3

= 38090,03
JK Total = TYIJK2 – FK
= (31)2 + (35)2 + (32)2 +.... + (32)2 - 38090,03
= 60,97
Σ𝑅²
JK Kelompok = 𝑎×𝑏 -FK
(390)² + (398)² + (383)²
= – 38090,03
4×3

= 9,39
Faktor A (Pupuk NPK)
Faktor B (Pangkas Cabang) Total B Rerata B
P0 P1 P2 P3
V1 98 97 98 100 393 98,25
V2 95 98 95 101 389 97,25
V3 98 97 94 100 389 97,25
Total A 291 292 287 301 1170,00 -
Rerata A 97,00 97,33 95,67 100,33 - 97,58

59
YI²
JK P = 𝑟×𝑏 –FK
(291)² + (292)² + (287)2 + (301)2
= – 38090,03
3×3

= 11,64
YJ²
JK V = 𝑟×𝑎 –FK
(393)² + (389)² + (389)2 +
= – 38090,03
3×4

= 0,89
YIJ²
JK PV = – FK – JKP – JKV
𝑟
(98)2 + (97)2 + (98)2 +….+(94)2 + (100)2
= -38090,03 -11,64 -0,89
3

= 4,44
JK Galat = JK Total – JKK – JKP – JKV – JKPV
= 60,97 – 9,39 – 11,64 – 0,89 – 4,44
= 34,61
Annova waktu berbunga

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F


Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung Tabel
5%
Kelompok 2 9,39 4,69 2,98 3,44
P 3 11,64 3,88 2,47 tn 3,05
V 2 0,89 0,45 0,28 tn 3,44
PV 6 4,44 0,74 0,47 tn 2,55
Galat 22 34,61 1,57
Total 35 60,97
Keterangan tn: tidak beda nyata

60
Lampiran 14. Analisis Ragam Lingkar Buah Tanaman Melon

Faktor A Faktor B Ulangan Total


Rerata
(Pupuk NPK) (Pangkas Cabang) 1 2 3 AB
V1 13,69 14,01 14,33 42,04 14,01
P0 V2 13,38 14,33 14,33 42,04 14,01
V3 14,01 13,38 14,01 41,40 13,80
V1 13,38 14,01 14,33 41,71 13,91
P1 V2 15,61 13,38 15,29 44,27 14,76
V3 15,61 14,33 12,42 42,36 14,12
V1 14,97 14,65 14,01 43,63 14,54
P2 V2 14,65 14,97 15,92 45,54 15,18
V3 12,74 15,29 15,61 43,63 14,54
V1 11,78 12,74 15,61 40,13 13,38
P3 V2 14,01 14,97 13,69 42,68 14,23
V3 11,15 11,15 12,74 35,03 11,68
Total 164,97 167,20 171,29 504,46 14,01
TK TK 1 TK 2 TK 3 TIJK TYIJK

𝑇𝐼𝐽𝐾 ²
Faktor Koreksi = 𝑟×𝑎×𝑏
(504,46) ²
= 3×4×3

= 6968,85
JK Total = TYIJK2 – FK
= (13,69)2 + (14,01)2 + (14,33)2 +...+ (12,74)2 - 6968,85
= 51,73
Σ𝑅²
JK Kelompok = 𝑎×𝑏 -FK
(165)² + (167)² + (171)²
= – 6968,85
4×3

= 2,35

61
Faktor A (Pupuk NPK)
Faktor B (Pangkas Cabang) Total B Rerata B
P0 P1 P2 P3
V1 42,04 41,71 43,63 40,13 167,52 41,88
V2 42,04 44,27 45,54 42,68 174,52 43,63
V3 41,40 42,36 43,63 35,03 162,42 40,61
Total A 125,48 128,34 132,80 117,83 504,46 -
Rerata A 41,83 42,78 44,27 39,28 - 42,04

YI²
JK P = 𝑟×𝑏 –FK
(125,48)² + (128,34)² + (132,80)2 + (117,83)2
= – 6968,85
3×3

= 13,19
YJ²
JK V = 𝑟×𝑎 –FK
(167,52)² + (174,52)² + (162,42)2
= – 6968,85
3×4

= 6,15
YIJ²
JK PV = – FK – JKP – JKV
𝑟
(42,04)2 + (41,71)2 +⋯+ (35,03)2
= – 6968,85 – 13,19 – 6,15
3

= 6,02
JK Galat = JK Total – JKK – JKP – JKV – JKPV
= 51,73 – 2,35 – 13,19 – 6,15 – 6,02
= 24,02
Annova lingkar buah

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F


Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Hitung Tabel
5%
Kelompok 2 2,35 1,17 1,08 3,44
Pupuk 3 13,19 4,40 4,03 * 3,05
Pangkas 2 6,15 3,08 2,82 tn 3,44
Interaksi 6 6,02 1,00 0,92 tn 2,55
Galat 22 24,02 1,09
Total 35 51,73
Keteragan *: berbeda nyata pada taraf 5%
tn: tidak berbeda nyata

62
√𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
a. Koefisien Keragaman = 𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 × 100%

√1,09
= 14,01 × 100%

= 7,46 %
2 ×𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
b. Uji BNT 5% = t α (db galat) × √𝑟 ×𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 𝑏

2 ×1,09
= t (0,05)(22) × √ 3 ×3

= 2,073873 × 0,49
= 1,02

63
Lampiran 15. Analisis Ragam Bobot Buah Tanaman Melon

Faktor A Faktor B Ulangan


Total AB Rerata
(Pupuk NPK) (Pangkas cabang) 1 2 3
V1 1,40 1,40 1,50 4,30 1,43
P0 V2 1,34 1,57 1,46 4,37 1,46
V3 1,60 1,26 1,50 4,35 1,45
V1 1,20 1,53 1,60 4,32 1,44
P1 V2 1,31 1,44 1,03 3,77 1,26
V3 1,23 1,56 1,01 3,80 1,27
V1 1,81 1,67 1,49 4,97 1,66
P2 V2 1,55 1,66 1,76 4,96 1,65
V3 1,05 1,69 1,56 4,31 1,44
V1 0,82 1,16 1,25 3,22 1,07
P3 V2 1,50 1,77 1,16 4,42 1,47
V3 0,74 0,98 1,13 2,84 0,95
Total 15,52 17,68 16,42 49,62 1,38
TK TK 1 TK 2 TK 3 TIJK TYIJK

𝑇𝐼𝐽𝐾 ²
Faktor Koreksi = 𝑟×𝑎×𝑏
(49,62) ²
= 3×4×3

= 68,40
JK Total = TYIJK2 – FK
= (1,40)2 + (1,40)2 + (1,50)2 +...+ (1,13)2 - 68,40
= 2,57
Σ𝑅²
JK Kelompok = 𝑎×𝑏 -FK
(15,52)² + (17,68)² + (16,42)²
= – 68,40
4×3

= 0,20

64
Faktor A (pupuk NPK)
Faktor B (Pangkas cabang) Total B Rerata B
P0 P1 P2 P3
V1 4,30 4,32 4,97 3,22 16,81 4,20
V2 4,37 3,77 4,96 4,42 17,52 4,38
V3 4,35 3,80 4,31 2,84 15,29 3,82
Total A 13,02 11,89 14,23 10,49 49,62 -
Rerata A 4,34 3,96 4,74 3,50 - 4,14

YI²
JK P = 𝑟×𝑏 –FK
(13,02)² + (11,89)² + (14,23)2 + (10,49)2
= – 68,40
3×3

= 0,85
YJ²
JK V = 𝑟×𝑎 –FK
(16,81)² + (17,52)² + (15,29)2
= – 68,40
3×4

= 0,22
YIJ²
JK PV = – FK – JKP – JKV
𝑟
(4,30)2 + (4,32)2 + (4,97)2 +⋯+ (2,84)2
= – 68,40
3

= 0,40
JK Galat = JK Total – JKK – JKP – JKV – JKPV
= 2,57 – 0,20 – 0,85 – 0,22 – 0,40
= 0,91
Annova bobot buah

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F F


Keragaman Bebas Kuadrat Tunggal Hitung Tabel
5%
Kelompok 2 0,20 0,10 2,38 3,44
Pupuk 3 0,85 0,28 6,87 * 3,05
Pangkas 2 0,22 0,11 2,62 tn 3,44
Interaksi 6 0,40 0,07 1,62 tn 2,55
Galat 22 0,91 0,04
Total 35 2,57
Keteragan *: berbeda nyata pada taraf 5%
tn: tidak berbeda nyata

65
√𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
a. Koefisien Keragaman = 𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 × 100%

√0,04
= × 100%
1,38

= 14,74 %
2 ×𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
b. Uji BNT 5% = t α (db galat) × √𝑟 ×𝑡𝑎𝑟𝑎𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 𝑏

2 ×0,04
= t (0,05)(22) × √ 3 ×3

= 2,073873 × 0,10
= 0,20

66
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Persemaian Gambar 2. Pemindahan Tanaman

Gambar 3. Bibit Melon Gambar 4. Pengukuran Tinggi Tanaman

Gambar 5. Perhitungan Jumlah Daun Gambar 6. Pengamatan Waktu Berbunga

67
Gambar 7. Pemupukan
Gambar 8. Pengajiran

Gambar 9. Pemotongan Cabang Gambar 10. Pengamatan Hama dan Penyakit

Gambar 11. Pemotongan Pucuk Gambar 12. Buah Melon

68
Gambar 13. Pemanenan Gambar 14. Penimbangan Bobot Buah

Gambar 15. Pengukuran Lingkar Buah Gambar 16. Buah Melon Pada
Perlakuan P0

Gambar 17. Buah Melon Pada Gambar 18. Buah Melon Pada
Perlakuan P1 Perlakuan P2

69
Gambar 19. Buah Melon Pada Gambar 20. Perbandingan Antar
Perlakuan P3 Perlakuan

70

Anda mungkin juga menyukai