Anda di halaman 1dari 37

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG MAGGOT BSF

(Hermetia illucens) DALAM RANSUM TERHADAP


DEPOSISI LEMAK AYAM BROILER

SKRIPSI

Oleh :

Nopri Andoni
E1C018091

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Tepung Manggot BSF
(Hermetia illucens) dalam Ransum terhadap Deposisi Lemak Ayam Broiler” ini merupakan
karya sendiri (ASLI) dan isi dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah di ajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademis di suatu Instansi Pendidikan, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.

Bengkulu, 2022

Nopri Andoni
NPM. E1C018091

ii
SUMMARY

iii
RINGKASAN

iv
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG MAGGOT BSF
(Hermetia illucens) DALAM RANSUM TERHADAP
DEPOSISI LEMAK AYAM BROILER

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Drajat


Sarjana Peternakan Pada Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu

Oleh :

Nopri Andoni
NPM. E1C018091

Pembimbing :

Prof. Dr. Ir. Yosi Fenita, M.P.


Dr. Nurmeiliasari, S.Pt.,M.Sc.Ag

Bengkulu
2022

v
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG MAGGOT BSF
(Hermetia illucens) DALAM RANSUM TERHADAP DEPOSISI
LEMAK AYAM BROILER

Oleh :

Nopri Andoni
NPM. E1C018091

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada tanggal :


2022

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. Ir. Yosi Fenita, M.P. Dr. Nurmeiliasari, S.Pt.,M.Sc.Ag


NIP. 19680418 199403 2 001 NIP. 19790526 200212 2 002

Mengetahui,
Fakultas Pertanian
Dekan,

vi
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG MAGGOT BSF
(Hermetia illucens) DALAM RANSUM TERHADAP DEPOSISI
LEMAK AYAM BROILER

Oleh :

Nopri Andoni
NPM. E1C018091

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal :


2022

Ketua, Sekretaris,

Ir. Irma Badarina, S.Pt., MP Prof. Dr. Ir. Yosi Fenita, MP


NIP. 19700123 199702 2 001 NIP. 19680418 199403 2 001

Anggota, Anggota,

Dr. Nurmeiliasari, S.Pt., M.Sc.Ag Ir. Warnoto, MP


NIP. 19790526 200212 2 002 NIP. 19601227 198603 1 003

Mengetahui,
Fakultas Pertanian
Dekan,

Dr. Ir. Dwi Wahyuni Ganefianti, M.S.


NIP. 19631114 198803 2 012

vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
 Selalu libatkan Allah Azza Wa Jalla dalam segala hal.
 Tidak ada kesempatan yang datang dua kali, tapi kesempatan akan selalu ada untuk
orang yang tak pernah berhenti berusaha
 Allah (Tuhan) tidak bermaksud untuk menyulitkan kamu, tetapi dia bermaksud untuk
menyucikan kamu dan melengkapi nikmat-nya segingga kamu dapat bersyukur. (QS.
Al-Ma’idah:6)
 Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah itu benar (QR. Ar-Rum:60)

Persembahan:
Alhamdulillah, atas nikmat yang Allah berikan kepada saya, sehingga dengan do’a dan kerja
keras serta support dari keluarga dan orang-orang terdekat saya dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan waktu yang tepat. Skripsi ini saya persembahkan kepada:
 Kedua orang tua ku (Supiyan dan Yurna Dahlia). Terima kasih atas Do’a,
kepercayaan, kasih sayang dan pengorbanan yang telah diberikan kepadaku.
 Ayuk pertamaku Tita Puspita dan kakak ipar Ardiansyah, ayuk keduaku Winda
Elendra serta adikku Desri Ilyani yang telah membantu dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini.
 Untuk seorang gadis yang sedang bersamaku saat ini, terima kasih untuk waktu,
support dan bantuannya, tetap menjadi wanita yang ku kenal ya, kamu hebat.
 Kawanku Paroli Rido Ariansyah, Pitri Indriani, Sefdi Wenda Martin, Nur Riski,
Hendrawan, Mirwan dan teman-teman seperjuanganku yang tidak bisa disebutkan satu
persatu namanya kalian orang hebat, terima kasih untuk bantuan, support dan untuk
setiap momen yang pernah kita lewati bersama.
 Keluarga besarku yang ada di Desa Karang Caya.
 Guru-guru ku
 Bunda Prof. Dr. Ir. Yosi Fenita, M.P. dan ibu Dr. Nurmeiliasari, S.Pt.,M.Sc.Ag selaku
dosen pembimbingan penelitian saya yang telah memberikan arahan, saran, nasehat
dan megarahkan saya dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini.
 Bapak Ir. Warnoto, MP. Dan ibu Ir. Irma Badarina, S.Pt., MP selaku dosen penguji
yang telah memberikan masukan, saran dalam penulisan skripsi ini.
 Rekan penelitian saya Choirul Fajri, Herawati Hasanah, A. Yoga Saputra. Terima
kasih untuk kerjasama dan bantuannya selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

viii
 Squad KKN Desa Karang caya periode 94 (Ade, Anggun, Bella, Helpi, Risky, Seli)
terima kasih untuk kebersamaan, canda tawa, dan perjalanan hidup yang sangat
berharga.
 Angkatan 2018 (Cygnus 18).
 Keluarga besar Himpunan Profesi Mahasiswa Peternakan (HIPROMATER).
 Almamaterku Tercinta.

ix
RIWAYAT HIDUP

Nopri Andoni dilahirkan pada tanggal 22 November 1999, di


Desa Karang Caya. Penulis merupakan anak ketiga dari empat
bersaudara dan putra tunggal dari bapak Supiyan dan ibu Yurna
Dahlia. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada tahun
2012 di SD Negeri 07 Pendopo sekarang menjadi SD Negeri 03
Pendopo Barat, menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama di SMP
Negeri 1 Pendopo Barat pada tahun 2015, dan pada tahun 2018
menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pendopo
Barat.
Pada tahun 2018 penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Bengkulu, lulus
jalur SMMPTN di Program Studi Peternakan Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam organisasi “Himpunan
Profesi Mahasiswa Peternakan (HIPROMATER)”, penulis juga pernah mengikuti UKM
kerohanian MGC (Muslim Generation Club) (2018-2019). Penulis melaksanakan Kuliah
Lapang (KL) di usaha ayam petelur milik bapak Atriza di Pondok Kubang Bengkulu Tengah
pada tahun 2021. Melaksanakan KKN mandiri pada tahun 2021 di Desa Karang Caya
Kecamatan Pendopo Barat Kabupaten Empat Lawang.
Pada bulan Maret – April 2022 penulis melaksanakan penelitian di Commercial Zone
Animal Laboratory (CZAL) Universitas Bengkulu dengan judul “Pengaruh Penggunaan
Tepung Maggot BSF (Hermetia Illucens) dalam Ransum terhadap Deposisi Lemak Ayam
Broiler” sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Bengkulu.

x
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Tepung Maggot
BSF (Hermetia Illucens) dalam Ransum terhadap Deposisi Lemak Ayam Broiler”. Salah satu
syarat untuk meraih gelar Sarjana Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini, penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada pembimbing utama Ibu Prof. Dr. Ir.Yosi Fenita, M.P. dan pembimbing pendamping
ibu Dr. Nurmeiliasari, S.Pt.,M.Sc.Ag. Selaku dosen pembimbing yang selalu bersedia untuk
meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan saran, wawasan, serta semangat dan
dukungan dalam pembuatan skripsi ini. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada
seluruh pihak yang telah memberikan bantuan baik itu moril dan spritual sehingga penulisan
srikpsi ini dapat diselesaikan pada waktunya
Penulis menyadari di dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan.
Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan untuk kedepannya. Akhirnya Penulis mengucapkan terimakasih, semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bengkulu, September 2022

Nopri Andoni
E1C018091

xi
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN .........................................................................................................................ii
SUMMARY ..............................................................................................................................iii
RINGKASAN............................................................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..........................................................................................viii
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................................... x
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... xvi
1. PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................................... 2
1.3 Hipotesis ........................................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 3
2.1 Ayam Broiler .................................................................................................................... 3
2.2 Ransum ............................................................................................................................. 3
2.3 Maggot Black Soldier Fly (BSF) ...................................................................................... 3
2.4 Lemak Ayam Broiler ........................................................................................................ 5
2.4.1 Lemak Abdominal ...................................................................................................... 5
2.4.2 Lemak Leher .............................................................................................................. 6
2.4.3 Lemak Gizzard ........................................................................................................... 6
2.4.4 Lemak Jantung ........................................................................................................... 6
2.4.5 Lemak Sartorial .......................................................................................................... 7
2.4.6 Fatty Liver Score (FLS) ............................................................................................. 7
III. METODE PENELITIAN ..................................................................................................... 8
3.1 Waktu dan Tempat pelaksanaan ....................................................................................... 8
3.2 Alat Dan Bahan ................................................................................................................. 8
3.3 Tahapan Penelitian ............................................................................................................ 8
3.3.1 Pemeliharaan dan Pembuatan Tepung Maggot .......................................................... 8
3.3.2 Persiapan Kandang ..................................................................................................... 8
3.3.3 Pemeliharaan DOC ..................................................................................................... 8

xii
3.4 Rancangan Penelitian ........................................................................................................ 9
3.5 Kandungan Nutrisi ............................................................................................................ 9
3.6 Variabel yang Diamati .................................................................................................... 10
3.6.1 Lemak Abdomen ...................................................................................................... 10
3.6.2 Lemak leher .............................................................................................................. 10
3.6.3 Lemak Gizzard ......................................................................................................... 10
3.6.4 Lemak jantung .......................................................................................................... 10
3.6.5 Lemak Sartorial ....................................................................................................... 11
3.6.6 Fatty Liver Score (FLS) ........................................................................................... 11
3.7 Analisis data .................................................................................................................... 11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................................... 12
4.1 Persentase Lemak Abdomen ........................................................................................... 12
4.2 Persentase Lemak Gizzard .............................................................................................. 13
4.3 Persentase Lemak Jantung .............................................................................................. 14
4.5 Persentase Lemak Sartorial ............................................................................................ 16
4.6 Fatty Liver Score (FLS) .................................................................................................. 17
V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................... 18
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 18
5.2 Saran ............................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 19

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kandungan Nutrisi Larva Black Soldier Fly ................................................................. 5
Tabel 2 Kandungan nutrisi bahan pakan yang di gunakan ........................................................ 9
Tabel 3 Susunan ransum penelitian dan kandungan nutrisinya ................................................ 10
Tabel 4 Pengaruh penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum
terhadap deposisi lemak abdomen ayam broiler....................................................................... 12
Tabel 5 Pengaruh penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum
terhadap deposisi lemak gizzard ayam broiler ......................................................................... 13
Tabel 6 Pengaruh penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum
terhadap deposisi lemak jantung ayam broiler ......................................................................... 14
Tabel 7 Pengaruh Penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum
terhadap deposisi lemak leher ayam broiler ............................................................................. 15
Tabel 8 Pengaruh Penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum
terhadap deposisi lemak sartorial ayam broiler ........................................................................ 16

xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Macam – macam warna hati ayam broiler ............................................................................. 7

xv
DAFTAR LAMPIRAN

xvi
1

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Broiler merupakan salah satu bahan pangan asal hewan yang berperan penting sebagai
sumber protein hewani. Harga nya dapat di jangkau oleh semua kalangan masyarakat dengan
rasa daging yang enak menjadikan daging broiler sebagai sumber protein yang banyak
dinikmati masyarakat selama ini. Namun usaha ayam broiler di hadapkan dengan
permasalahan biaya pakan yang tinggi. ayam broiler memiliki porsi hampir 80% dari biaya
produksi keseluruhan.
Masalah biaya pakan dapat diatasi dengan mencari bahan pakan alternatif. Maggot BSF
dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pakan alternatif. Budidayanya dapat dilakukan
dengan memanfaatkan limbah produk pertanian seperti ampas tahu, bungkil sawit, lumpur
sawit, ampas kelapa dan pelepah sawit (Fasakin et al., 2003). Maggot merupakan salah satu
bahan pakan yang memiliki protein tinggi. Maggot mengandung 41-42% PK, 31- 35% LK,
14-15% abu, 4,8-5,1% kalsium, dan 0,6-0,63% fosfor dalam bentuk kering (Fauzi dan Sari,
2018). Menurut Sandy et al. (2015) Tepung maggot mempunyai kelebihan yaitu memiliki
kandungan nutrisi yang tinggi, mempunyai kandungan PK sebesar 33 %, LK 48 %, SK 1,29,
Ca 0,39 %, P 0,15 %, dan energi sebesar 4561 kkal. Sedangkan menurut Maulana at al.
(2021) Tepung maggot memiliki kandungan nutrisi yang tinggi yaitu mempunyai kandungan
PK sebesar 34,46 %, LK 40,96 %. Menurut Nangoy et al. (2017) bahan makanan yang
mengandung protein kasar lebih dari 19%, digolongkan sebagai bahan makanan sumber
protein.
Deposit lemak dalam tubuh ayam pedaging bersumber dari trigliserida, dimana
trigliserida tersebut dalam jaringan unggas merupakan komponen yang berasal dari ransum
sebesar 95% dan hanya 5% yang disintesis sendiri dalam hati (Pratikno, 2011). Menurut
Sandy et al. (2015) bahwa penggantian tepung ikan dengan tepung maggot BSF sampai
dengan 11,25% masih memungkinkan karena tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi
ransum, konversi ransum, tetapi sangat nyata untuk pertambahan berat badan. Dalam
penelitian ini ada beberapa variabel yang diamati yaitu, lemak dominal, lemak leher, lemak
gizzard, lemak jantung, lemak sartorial, dan fetty liver score (FLS).
Berdasarkan pendekatan aspek pakan, upaya penurunan deposit lemak abdomen dapat
dilakukan dengan cara mengatur konsumsi zat gizi sesuai kebutuhan untuk menghindari
konsumsi zat gizi berlebih yang dicerna dan dimetabolis dalam tubuh menjadi deposit lemak
abdomen. Proses pengaturan dapat dilakukan dengan cara mengatur kandungan zat gizi dan
jumlah pemberian pakan. Penggunaan pakan yang tidak efisien akan mengakibatkan timbunan
lemak dalam tubuh ayam yang menjadi faktor penurun kualitas karkas yang dihasilkan,
2

karena lemak dianggap sebagai limbah. Berdasarkan uraian diatas, laporan penggunaan
maggot dalam ransum terhadap deposisi lemak sangat terbatas. Lemak pada karkas adalah hal
yang tidak di inginkan. Oleh karna itu penulis melakukan penelitian pengaruh penggunaan
tepung maggot BSF (hermetia illucens) dalam ransum terhadap deposisi lemak ayam broiler.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Pengaruh Penggunaan Tepung Maggot
BSF (Hermetia Illucens) dalam Ransum terhadap Deposisi Lemak Ayam Broiler.
1.3 Hipotesis
Penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum diduga dapat
menurunkan deposisi lemak ayam broiler.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Ayam Broiler
Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes, famili Phasianidae dan spesies
Gallus domesticus yang dihasilkan dari bangsa ayam tipe berat Cornish, merupakan ayam
pedaging tipe berat, dapat tumbuh sangat cepat shingga dapat dipanen pada umur 4 minggu
(Amrullah, 2004). Sifat genetik ayam broiler memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat cepat, karena produksi yang optimal hanya bisa diwujudkan apabila ayam memperoleh
makanan yang berkualitas baik dalam jumlah yang cukup (Ichwan., 2003). Selain itu juga
diperlukan bahan pakan tambahan untuk meningkatkan kecernaan dan mencegah penyakit
pada ayam broiler (Amrullah., 2004).
Broiler memiliki beberapa kelebihan yakni dagingnya yang empuk, ukuran badan besar,
bentuk dada lebar, padat dan berisi, efisiensi terhadap pakan cukup tinggi, sebagian besar dari
pakan diubah menjadi daging dan pertambahan bobot badan sangat cepat. Namun demikian,
memerlukan pemeliharaan secara intensif dan cermat, relatif lebih peka terhadap suatu infeksi
penyakit, dan sulit beradaptasi (Rahmanto., 2012).
2.2 Ransum
Menurut Sarikhan et al. (2010) bahwa ayam yang mengkonsumsi ransum yang
mengandung serat kasar yang lebih tinggi mempunyai kandungan lemak abdomen yang
lebih rendah dibandingkan dengan ransum yang memiliki serat kasar yang lebih rendah.
Rendahnya persentase lemak abdomen yang dihasilkan menunjukkan bahwa kondisi
perlemakan yang dihasilkan cenderung lebih baik. Ransum merupakan faktor paling besar
dari seluruh biaya produksi yaitu 60-70% (Rasyaf, 2007).
2.3 Maggot Black Soldier Fly (BSF)
Maggot merupakan organisme yang berasal dari telur lalat black soldier dan salah satu
organisme pembusuk karena mengonsumsi bahan-bahan organik untuk pertumbuhan (Silmina
et al., 2011). Fase pada siklus hidup Maggot BSF yaitu maggot (larva), prepupa, pupa dan
serangga dewasa (Fahmi., 2010).
Menurut (Wardhana., 2016) Larva BSF atau nama ilmiahnya Hermetia illucens L.
memiliki klasifikasi taksonomi sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo: Diptera
Sub ordo: Brachycera
Super family: Stratiomyoidea
4

Family: Stratiomyidae
Genus: Hermetia
Spesies: Hermetia illucens
Hermetia illucens atau Black Soldier Fly (BSF) adalah serangga bagian dari ordo
diptera yang masih sekelas dengan lalat pada umumnya. Hanya saja ciri yang paling kentara
dibandingkan dengan lalat pada umumnya, dimana serangga tersebut sangat peka terhadap
berbagai vektor penyakit seperti bangkai dan juga limbah lainnya melalui proses fermentasi
(Suciati dan Farug, 2017).
Maggot (Hermetia illucens) memiliki kandungan gizi yang baik yaitu protein 43,23%,
lemak 19,83%, serat kasar 5,87%, abu 4,77% dan BETN 26,3% serta memiliki asam amino
esensial lengkap seperti Glisin 3,80%, Lisin 10,65%, Arginin 12,95%, Alanin 25,68% dan
Prolin 16,94% (Harlystiarini, 2017). Maggot dari lalat BSF merupakan sumber protein hewani
dengan kadar karbohidrat kurang dari 0,05% , kadar protein maggot berkisar antara 25,22 % -
41,22 %, kadar lemak antara 0,73 – 1,02 %, kadar air antara 64,86 -74,44 %, dan kadar abu
antara 2,88 – 4,65 % (Azir at al., 2017).
Maggot BSF memiliki fase metamorfosis dalam siklus hidupnya terdiri dari larva,
prepupa, pupa dan dewasa yang berlangsung sekitar 38-41 hari dapat dilihat pada gambar 2.
Literatur lain menyebutkan bahwa seekor lalat betina BSF normal mampu memproduksi telur
berkisar antara 546-1.505 dalam bentuk masa telur dan lalat betina hanya bertelur satu kali
selama masa hidupnya, setelah itu mati ( Rachmawati et al., 2010).
Kandungan protein dari peneliltian yang dilakukan oleh Harlystiarini (2017) bahwa
tepung larva BSF dapat digunakan sebagai sebagai bahan pakan sumber protein karena
memiliki kandungan protein kasar sebesar 36.6% dengan kandungan serat hanya 7%.
5

Tabel 1 Kandungan Nutrisi Larva Black Soldier Fly

Proksimat (%) Asam amino (%) Asam lemak (%) Mineral (%)
Air 2,38 Serin 6,35 Linoleat 0,70 Mn 0,05 mg/g
Protein 44,26 Glisin 3,80 Linolenat 2,24 Zn 0,09
Lemak 29,65 Histidin 3,37 Saturated 20 mg/g Fe 0,68
Arginine 12,95 Monomer 8,71 Cu 0,01
Treonine 3,16 P 0,13
Alanine 25,68 Ca 55,65
Prolin 16,94 Mg 3,50
Tirosin 4,15 Na 13,71
Valin 3,87 K 10,00
Sistin 2,95
Isoleusin 5,42
Leusin 4,76
Lisin 10,65
Taurin 17,53
Sistein 2,05
Nh3 4,33
Omitina 0,51
Sumber: (Fahmi et al.,2007)
2.4 Lemak Ayam Broiler
Perlemakan pada ayam broiler dipengaruhi beberapa faktor antara lain genetik, nutrisi,
jenis kelamin, umur ayam dan faktor lingkungan (Hidayat, 2015). Lemak merupakan salah
satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh, di samping zat gizi lain seperti karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan
kalori paling tinggi (Sulistyoningsih, 2014).
2.4.1 Lemak Abdominal
Lemak Abdominal adalah salah satu komponen lemak tubuh ayam yang terdapat pada
rongga perut. Penimbunan lemak abdominal didalam rongga perut dapat mempengaruhi
terhadap bobot karkas (Salam et al., 2013). Persentase lemak abdominal pada ternak ayam
Broiler berkisar antara 0,73-3,78%. Lemak abdominal mempunyai hubungan korelasi dengan
total lemak karkas. Semakin tinggi kandungan lemak abdominal maka semakin tinggi pula
kandungan lemak karkas pada ayam broiler (Suyanto et al., 2013).
Lemak abdomen pada ayam broiler dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu genetik,
nutrisi, jenis kelamin, umur ayam dan faktor lingkungan (Tumuwa dan Teimouri 2010).
6

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi lemak abdomen
pada ayam broiler dengan strain berbeda.
Pengukuran lemak abdominal dapat digunakan sebagai indikator dari total lemak tubuh.
Bobot lemak abdominal cenderung meningkat seiring dengan pertambahan umur. Pada
periode ternak awal, lemak yang disimpan dalam tubuh jumlahnya sedikit, namun pada
pertumbuhan akhir proses pertumbuhan lemak akan berlangsung cepat dan lemak akan
disimpan di bawah kulit, di sekitar organ dalam, antar lain empedal, usus dan otot.
Penimbunan lemak abdominal di dalam rongga perut akan berpengaruh terhadap bobot
karkas. (Salam et al., 2013).
2.4.2 Lemak Leher
Lemak leher pada ayam broiler adala lemak yang menempel pada leher. Lemak leher
didapatkan berdasarkan perbandingan antara lemak yang diperoleh dari pengambilan lemak
yang menempel disekitar leher dengan berat hidup ayam broiler, yang dinyatakan dalam
bentuk persen. Hasil persentase deposisi lemak leher pada penelitian Herlina (2015) dalam
pemberian air rebusan kemangi (Ocinum basilicum) terhadap deposisi lemak dan persentase
organ dalam ayam broiler adalah berkisar antara 0,06%-0,08% dari berat hidup. Hasil
persentase deposisi lemak leher dalam penelitian Zohdin (2013) adalah 0,03%-0,07%.
Menurut Faber (2010), menyatakan penggunaan tepung biji durian (Durio Zibethinus
Murr) sebagai subtitusi jagung dalam ransum terhadap kualitas karkas ayam broiler umur 3-5
minggu di dapatkan persentase berat leher pada ayam broiler pada umur 42 hari adalah
0,84%-0,98% dari berat hidup.
2.4.3 Lemak Gizzard
Lemak gizzard merupakan lemak yang menempel pada bagian gizzard. Lemak
diperoleh dari pengambilan lemak yang menempel pada bagian gizzard dan dipersentasikan
berdasarkan perbandingan antara berat lemak gizzard dan berat hidup ayam yang dinyatakan
dalam bentuk persen. Fungsi lemak yang menempel pada gizzard adalah sebagai pelindung
organ gizzard dari kerusakan yang disebabkan akibat gangguan dari luar. Herlina (2015)
melaporkan bahwa berat lemak gizzard yang diperoleh selama penelitiannya yaitu 0,53%-
0,57%.
2.4.4 Lemak Jantung
Lemak jantung adalah lemak yang menempel pada bagian jantung. Lemak jantung
dihitung beratnya lalu dipersentasekan terhadap berat hidup ayam tersebut. Tumpukan lemak
dalam tubuh ayam terjadi karena energi yang merupakan hasil dari proses metabolisme zat
gizi yang masuk ke dalam tubuh ayam melebihi tingkat kebutuhan yang diperlukan oleh
7

tubuh itu sendiri, baik itu untuk hidup pokok maupun untuk berproduksi (Oktaviana et al.,
2010).
Persentase lemak jantung menurut Suyanto et al, (2013) melalui penelitian yang
dilakukan dalam penggunaan tepung kemangi (Ocimum basilicum)dalam pakan terhadap
bobot karkas, persentase organ dalam dan kolesterol daging pada ayam pedaging adalah
berkisar antara 0,46%-0,50 dari berat hidup.
2.4.5 Lemak Sartorial
Lemak paha paha merupakan lemak yang didapat dari lemak yang melekat didaerah
sekitar paha (Salam et al., 2013). Hasil penelitian Hazizan (2007) tentang pengaruh
pemberian tepung daun sukun (Artocarpus Communis) terhadap akumulasi lemak pada
broiler mendapatkan persentase lemak sartorial sebesar 0,35%-0,44%. Hasil Penelitian
Rusydan (2008) tentang pengaruh penggunaan tepung akar alang-alang (Imperata Cylindica)
terhadap penimbunan lemak pada broiler mendapatkan persentase lemak sartorial broiler
umur 42 hari adalah 0,59%- 0,78%. Persentase lemak sartorial didapatkan berdasarkan hasil
perbandingan antara berat lemak sartorial dengan berat hidup ayam yang dinyatakan dalam
bentuk persen. Menurut Zohdin (2013) menyatakan lemak sartorial pada ayam broiler 0,4%-
0,53%.
2.4.6 Fatty Liver Score (FLS)
Hati merupakan organ yang sering dikonsumsi oleh manusia. Hati merupakan jaringan
berwarna coklat kemerahan, terdiri dari dua lobus besar dan terletak pada lengkungan
duodenum dan rempela (ventrikulus). Ukuran, berat, konsistensi, dan warna hati tergantung
dari bangsa, umur, dan status nutrisi individu ternak (Nickel et al.1997). Warna hati
tergantung pada status nutrisi unggas. Hati yang normal memiliki warna coklat kemerahan
atau coklat terang dan bila makanannyaberlemak tinggi maka warnanya akan menjadi kuning
(Randall et al. 1986)
Menurut (Santoso, 2004) FLS ditentukan dengan cara membandingkan warna hati ayam
broiler dengan warna standard dari 1-5. Skor 1 (merah tua), skor 2 (merah coklat), skor 3
(coklat kekuningan), skor 4 (kuning kecoklatan), skor 5 (kuning pucat).

Gambar 1 Macam – macam warna hati ayam broiler


8

III. METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2022 di Commersial Zone
Animal Laboratory (CZAL) Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
3.2 Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu biopond, sekat brooder, tempat pakan,
tempat air minum, timbangan, ember, sapu, terpal, alat tulis, plastik, pisau. Bahan yang
digunakan pada penelitian ini yaitu DOC ayam broiler, ransum pakan, tepung maggot,
vitachik, gula merah, koran, sekam.
3.3 Tahapan Penelitian
3.3.1 Pemeliharaan dan Pembuatan Tepung Maggot
Maggot BSF didapatkan dengan memelihara sendiri dengan menggunakan media ampas
tahu. Pemeliharan maggot BSF dilakukan selama ± 20 hari 1 periodenya. Pemeliharaan
maggot BSF menggunakan biopond dari triplek yang dialasi dengan spanduk dengan ukuran 1
× 2 m dengan tinggi 15 cm. Media ampas tahu diberikan ke maggot BSF sebanyak 2 kg pada
usia 1 sampai 6 hari, pada umur maggot BSF 6 sampai 9 hari ditambahkan media 2 kg, dan
pada usia 9 hari ditambah media sebanyak 2 kg. Maggot BSF yang telah dipanen kemudian
dikeringkan menggunakan sinar matahari langsung selama 3 hingga4 hari, atau sampai
maggot BSF kering. Kemudian apabila sudah kering maggot BSF digiling menggunakan
blender agar bentuknya menjadi tepung..
3.3.2 Persiapan Kandang
Tahapan persiapan kandang meliputi :
1. Kandang yang perlu dipersiapkan adalah kandang pemeliharaan broiler yaitu kandang
petak ukuran 1 m x 1 m x 0,65 m dengan 20 petak kandang
2. Menyiapkan tempat pakan dan tempat minum
3. Mensanitasi kandang dengan air dan mengkapuri kandang dengan desinfektan
4. Mensanitasi peralatan kandang dengan desinfektan
5. Menyiapkan brooder yang akan digunakan DOC.
3.3.3 Pemeliharaan DOC
Pemeliharaan ayam broiler dimulai dari DOC dengan jumlah 200 ekor yang
ditempatkan pada kandang brooding. DOC yang baru datang diberi minum dengan air gula
untuk memulihkan kondisi tubuh ayam akibat stres perjalanan. Pada pemeliharaan , tempat
pakan dan tempat minum dibersihkan setiap pagi dan sore hari.
Setelah umur 14 hari ayam diseleksi dan dipilih sebanyak 160 ekor, kemudian di
masukkan kedalam kandang petakan dan diberi ransum perlakuan percobaan. Ketika ayam
9

broiler berumur 7 dan 12 hari maka dilakukan waksinasi ND melalui tetes mata dan pada
umur 14 hari melakukan vaksinasi gumboro melalui air minum.
3.4 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan percobaan
acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, dan tiap ulangan terdiri atas 8 ayam
broiler.
P0 = Ransum Tanpa Pemberian Tepung Maggot BSF
P1 = Ransum mengandung 7% tepung Maggot
P2 = Ransum mengandung 9% tepung Maggot
P3 = Ransum mengandung 11% tepung Maggot
3.5 Kandungan Nutrisi
Tabel 2 Kandungan nutrisi bahan pakan yang di gunakan

Bahan BK PK Sk LK Abu Energi


Ca (%) P (%)
Pakan (%) (%) (%) (%) (%) (kkal)
Jagung (a) 0 8,7 2 3,9 1,70 0,06 0,29 3370
Dedak (a) 0 13,81 17,23 9,85 10,10 0,1 0,28 2980
Konsentrat
0 41,5 5 6 0 2,72 1,45 2800
Brolier (b)
Tepung
90,98(d) 37,1(d) 13,62(d) 26,62(d) 13,56(d) 0,39(c) 0,15(c) 3237,98(d)
Maggot
Garam Dapur 0 0 0 0 0 0 0 0
Mineral Mix 0 0 0 0 0 32 10 0
Sumber :
a. Fenita (2012).
b. Konsentrat Broiler ( PT Japfa Comfeed ).
c. Heince et al. (2015).
d. Laboratorium Jurusan Peternakan Universitas Bengkulu (2022).
10

Tabel 3 Susunan ransum penelitian dan kandungan nutrisinya

Bahan Pakan (%) P0 P1 P2 P3


Jagung kuning 52,5 44,5 44,5 44,5
Dedak Padi 12 20 20 20
Konsentrat Broiler 34 27 25 23
Tepung Maggot 0 7 9 11
Garam Dapur 0,5 0,5 0,5 0,5
Mineral mixture 1 1 1 1
Total 100 100 100 100
PK (%) 20,33 20,44 20,35 20,26
LK (%) 5,27 7,19 7,60 8,01
SK (%) 4,82 6,64 6,81 6,98
ME (%) 3078,85 3078,31 3087,07 3095,83
Ca (%) 1,29 1,13 1,08 1,04
P (%) 0,78 0,69 0,66105 0,64

3.6 Variabel yang Diamati


3.6.1 Lemak Abdomen
Lemak abdomen diukur dengan cara menimbang lemak yang didapat dari lemak yang
menempel pada rongga perut dari dasar kloaka sampai gizzard. Persentase lemak abdomen
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑎𝑏𝑑𝑜𝑚𝑒𝑛
Lemak Abdomen = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝

3.6.2 Lemak leher


Lemak Leher diukur dengan menimbang lemak yang menempel pada bagian leher,
dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑙𝑒ℎ𝑒𝑟
Lemak Leher = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝

3.6.3 Lemak Gizzard


Lemak Gizzard diukur dengan menimbang lemak yang menempel pada bagian gizzard,
dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑔𝑖𝑧𝑧𝑎𝑟𝑑
Lemak Gizzard = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝

3.6.4 Lemak jantung


Lemak jantung diukur dengan menimbang lemak yang menempel pada bagian
Jantung,dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:
11

𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑗𝑎𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔
Lemak Jantung = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝

3.6.5 Lemak Sartorial


Lemak sartorial diukur dengan cara menimbang lemak yang menempel pada kedua
belah paha ayam. Persentase lemak sartorial dihitung dengan rumus sebagai berikut :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑠𝑎𝑟𝑡𝑜𝑟𝑖𝑎𝑙
Lemak Sartorial = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝

3.6.6 Fatty Liver Score (FLS)


FLS ditentukan dengan cara membandingkan warna hati ayam broiler dengan warna
standard dari 1-5 (Santoso, 2004). Semakin pucat lemak hati berarti semakin tinggi kadar
lemak dalam hati FLS dibahas dengan deskriptif.

3.7 Analisis data


Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam menggunakan ANOVA (P<0,05)
apabila terdapat perbedaan dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Duncan’s Multiple
Range Test (DMRT) untuk melihat perbedaan antara perlakuan.
12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Persentase Lemak Abdomen


Hasil pengamatan pengaruh penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens)
dalam ransum terhadap deposisi lemak abdomen ayam broiler di sajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Pengaruh penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum
terhadap deposisi lemak abdomen ayam broiler.

Perlakuan
Ulangan P0 P1 P2 P3 Probabilitas
……………%…………..
U1.1 0,31 0,50 0,71 0,58
U1
U1.2 0,53 0,44 0,93 0,73
U2.1 0,81 0,77 0,68 1,13
U2
U2.2 0,68 0,63 0,62 0,46
U3.1 0,89 0,73 0,44 0,61
U3 0,89
U3.2 0,56 0,18 0,48 0,58
U4.1 0,64 0,79 1,07 0,81
U4
U4.2 0,92 1,02 0,73 0,33
U5.1 0,88 0,56 0,54 0,52
U5
U5.2 0,67 0,72 0,74 0,72
Rata-rata 0,69 0,63 0,70 0,65
sd 0,19 0,23 0,19 0,22
Keterangan : sd: Standar deviasi, P>0,05: Berpengaruh tidak nyata, P0: Ransum kontrol
penggunaan 0% tepung maggot, P1: Ransum mengandung 7% tepung maggot , P2:
Ransum mengandung 9% tepung maggot, P3: Ransum mengandung 11% tepung maggot

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia
illucens) dalam ransum terhadap deposisi lemak abdomen ayam broiler berpengaruh tidak
nyata (P>0,05). Berdasarkan tabel 4 hasil analisis ragam di atas menunjukkan bahwa
penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum sampai level pemberian
11% tidak mampu menurunkan deposisi lemak abdomen. Dari tabel menunjukkan bahwa
rata-rata persentase deposisi lemak abdomen berkisar antara 0,63%-0,70%. Hasil penelitian
ini lebih rendah dari penelitian yang dilakukan (Salam et al., 2013) yang menyatakan bahwa
persentase lemak abdomen dalam penggunaan jintan hitam dan antibiotik dalam ransum
berkisar 2,00%-2,26%.
13

Menurut Becker et al (1979) menyatakan bahwa persentase lemak abdominal ayam


broiler berkisar antara 0,73% sampai 3,78%. Total lemak karkas mempunyai hubungan
korelasi dengan lemak abdomen, semakin tinggi kandungan lemak abdominal maka semakin
tinggi kandungan lemak karkas pada ayam broiler. Hasil penelitian ini jugga lebih rendah di
bandingkan dengan penelitian yang dilakukan Zulkarnain (2010) menyatakan bahwa
persentase lemak abdomen dengan penggunaan suplementasi tepung kunyit sebagai
antioksidan dalam ransum berkisar antara 1,91%-2,85%. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor
umur ayam, pada penelitian yang dilakukan Zulkarnain yaitu ayam yang berumur 6 minggu
sedangkan pada penelitian kami menggunakan ayam umur 35 hari.
Lemak abdomen pada ayam broiler dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu genetik,
nutrisi, jenis kelamin, umur ayam dan faktor lingkungan (Tumuwa dan Teimouri 2010).

4.2 Persentase Lemak Gizzard


Hasil penelitian pengaruh penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam
ransum terhadap deposisi lemak gizzard dapat di lihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Pengaruh penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum
terhadap deposisi lemak gizzard ayam broiler
Perlakuan
Ulangan
P0 P1 P2 P3 Probabilitas
……………%…………..
U1.1 0,72 0,29 0,77 0,53
U1
U1.2 0,24 0,27 0,61 0,26
U2.1 0,18 0,31 0,22 0,21
U2
U2.2 0,43 0,34 0,55 0,22
U3.1 0,20 0,53 0,33 0,65
U3 0,24
U3.2 0,20 0,71 0,31 0,62
U4.1 0,14 0,31 0,47 0,57
U4
U4.2 0,25 0,52 0,53 0,28
U5.1 0,55 0,23 0,63 0,33
U5
U5.2 0,30 0,38 0,36 0,53
Rata-rata 0,32 0,39 0,48 0,42
sd 0,19 0,15 0,17 0,18
Keterangan : sd: Standar deviasi, P>0,05: Berpengaruh tidak nyata, P0: Ransum kontrol
penggunaan 0% tepung maggot, P1: Ransum mengandung 7% tepung maggot , P2:
Ransum mengandung 9% tepung maggot, P3: Ransum mengandung 11% tepung maggot

Berdasarkan hasil statistik, penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia ilucens) dalam
ransum terhadap deposisi lemak gizzard ayam broiler tidak berpengaruh nyata (P>0,05) baik
persentase lemak gizzard perlakuan kontrol hingga perlakuan ransum mengandung 11%
tepung maggot. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia
illucens) dalam ransum sampai level pemberian 11% tidak mampu menurunkan deposisi
14

lemak gizzard. Tabel diatas menunjukkan rata-rata persentase lemak gizzard berkitar antara
0,32%-0,48%.
Hasil persentase lemak gizzard pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Herlina (2015) menyatakan bahwa berat lemak gizzard yang
diperoleh selama penelitiannya antara lain 0,53%-0,57%. Berbeda lagi dengan penelitian yang
dilakukan oleh Jesika (2018) persentase lemak gizzard pada pemberian limbah jintan hitam
terhadap persentase lemak gizzard yang diperoleh 0,61%-0,85%. Perbedaan persentase ini
disebabkan oleh umur potong dan juga perlakuan yang digunakan. Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia ilucens) dalam ransum belum mampu
menurunkan lemak gizzard pada ayam broiler.

4.3 Persentase Lemak Jantung


Hasil pengamatan pengaruh penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam
ransum terhadap deposisi lemak jantung ayam broiler di sajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Pengaruh penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum
terhadap deposisi lemak jantung ayam broiler
Perlakuan
Ulangan
P0 P1 P2 P3 Probabilitas
……………%…………..
U1.1 0,06 0,02 0,02 0,02
U1
U1.2 0,05 0,02 0,03 0,03
U2.1 0,04 0,02 0,04 0,04
U2
U2.2 0,03 0,03 0,02 0,04
U3.1 0,02 0,02 0,03 0,07
U3 0,68
U3.2 0,01 0,05 0,02 0,02
U4.1 0,03 0,03 0,02 0,02
U4
U4.2 0,03 0,03 0,01 0,02
U5.1 0,05 0,03 0,06 0,03
U5
U5.2 0,05 0,05 0,05 0,03
Rata-rata 0,04 0,03 0,03 0,03
sd 0,02 0,01 0,02 0,02
Keterangan : sd: Standar deviasi, P>0,05: Berpengaruh tidak nyata, P0: Ransum kontrol
penggunaan 0% tepung maggot, P1: Ransum mengandung 7% tepung maggot , P2:
Ransum mengandung 9% tepung maggot, P3: Ransum mengandung 11% tepung maggot
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia
illucens) dalam ransum terhadap deposisi lemak jantung ayam broiler berpengaruh tidak nyata
(P>0,05). Berdasarkan tabel 4 hasil analisis ragam di atas menunjukkan bahwa penggunaan
tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum sampai level pemberian 11% tidak
mampu menurunkan deposisi lemak jantung. Dari tabel menunjukkan bahwa rata-rata
persentase deposisi lemak jantung berkisar antara 0,03%-0,04%.
15

Hasil persentase lemak jantung pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Suyanto et al, (2013) melalui penelitian yang dilakukan dalam
penggunaan tepung kemangi (Ocimum basilicum) dalam pakan terhadap bobot karkas,
persentase organ dalam dan kolesterol daging pada ayam broiler berkisar antara 0,46%-
0,50%. Berbeda lagi dengan hasil penelitian yang dilakukan ole Subarkah et al. (2017)
menjelaskan bahwa persentase lemak jantung pada substitusi ransum komersial dengan dedak
padi pada ransum broiler umur 5/7 minggu berkisar 0,07%-0,09%.

4.4 Persentase Lemak Leher


Hasil penelitian pengaruh penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam
ransum terhadap deposisi lemak leher dapat di lihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Pengaruh Penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum
terhadap deposisi lemak leher ayam broiler

Perlakuan
Ulangan
P0 P1 P2 P3 Probabilitas
……………%…………..
U1.1 0,03 0,02 0,02 0,05
U1
U1.2 0,03 0,05 0,01 0,04
U2.1 0,01 0,02 0,01 0,05
U2
U2.2 0,02 0,02 0,02 0,03
U3.1 0,01 0,02 0,02 0,03
U3 0,46
U3.2 0,03 0,04 0,02 0,03
U4.1 0,03 0,02 0,03 0,02
U4
U4.2 0,02 0,03 0,03 0,01
U5.1 0,02 0,01 0,06 0,02
U5
U5.2 0,01 0,03 0,04 0,02
Rata-rata 0,02 0,02 0,03 0,03
sd 0,01 0,01 0,02 0,01
Keterangan : sd: Standar deviasi, P>0,05: Berpengaruh tidak nyata, P0: Ransum kontrol penggunaan
0% tepung maggot, P1: Ransum mengandung 7% tepung maggot , P2: Ransum mengandung
9% tepung maggot, P3: Ransum mengandung 11% tepung maggot
Berdasarkan hasil statistik, penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia ilucens) dalam
ransum terhadap deposisi lemak leher ayam broiler tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Hasil
ini menunjukkan bahwa penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum
sampai level pemberian 11% tidak mampu menurunkan deposisi lemak leher. Tabel diatas
menunjukkan rata-rata persentase lemak leher berkitar antara 0,02%-0,03%.
Hasil persentase lemak leher pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Herlina (2015) dalam pemberian air rebusan kemangi
(Ocimum basilicum) terhadap deposisi lemak dan persentase organ dalam ayam broiler
16

berkisar antara 0,06%-0,08%. Hasil persentase deposisi lemak leher dalam penelitian Zohdin
(2013) adalah 0,03%-0,07%. Berbeda lagi dengan penelitian yang di lakukan Faber (2010)
menyatakan bahwa penggunaan tepung biji durian (Zurio Zibethinus Murr)sebagai substitusi
jagung dalam dalam ransum terhadap kualitas karkas ayam broiler umur 3-5 minggu
persentase lemak lemak leher pada umur 42 hari berkisar antara 0,84%-0,98%.

4.5 Persentase Lemak Sartorial


Hasil penelitian pengaruh penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam
ransum terhadap deposisi lemak sartorial dapat di lihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Pengaruh Penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum
terhadap deposisi lemak sartorial ayam broiler

Perlakuan
Ulangan
P0 P1 P2 P3 Probabilitas
……………%…………..
U1.1 0,03 0,08 0,14 0,13
U1
U1.2 0,13 0,37 0,24 0,22
U2.1 0,11 0,49 0,18 0,17
U2
U2.2 0,27 0,34 0,16 0,18
U3.1 0,33 0,40 0,20 0,38
U3 0,08
U3.2 0,19 0,28 0,11 0,32
U4.1 0,28 0,38 0,21 0,15
U4
U4.2 0,31 0,44 0,09 0,21
U5.1 0,23 0,05 0,33 0,08
U5
U5.2 0,40 0,25 0,20 0,23
Rata-rata 0,23 0,31 0,19 0,21
sd 0,11 0,15 0,07 0,09
Keterangan : sd: Standar deviasi, P>0,05: Berpengaruh tidak nyata, P0: Ransum kontrol
penggunaan 0% tepung maggot, P1: Ransum mengandung 7% tepung maggot , P2:
Ransum mengandung 9% tepung maggot, P3: Ransum mengandung 11% tepung maggot

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia
illucens) dalam ransum terhadap deposisi lemak sartorial ayam broiler berpengaruh tidak
nyata (P>0,05). Berdasarkan tabel 8 hasil analisis ragam di atas menunjukkan bahwa
penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum sampai level pemberian
11% tidak mampu menurunkan deposisi lemak sartorial. Dari tabel menunjukkan bahwa rata-
rata persentase deposisi lemak sartorial berkisar antara 0,19%-0,31%.
Hasil penelitian Hazizan (2007) tentang pengaruh pemberian tepung daun sukun
(Artocarpus Communis) terhadap akumulasi lemak pada broiler, rata-rata persentase lemak
sartorial pada penelitian ini berkisar 0,35%-0,44%. Berbeda lagi dengan hasil penelitian
menurut Zohdin (2013) menyatakan bahwa lemak sartorial pada ayam broiler berkisar antara
17

0,04%-0,53%. Menurut hasil penelitian Rusydan (2008) tentang pengaruh penggunaan tepung
akar alang-alang (Imperata Cylindica) terhadap penimbunan lemak pada broiler mendapatkan
persentase rata-rata lemak sartorial broiler pada umur 42 hari berkisar antara 0,59%-0,78%.

4.6 Fatty Liver Score (FLS)


18

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum ayam broiler tidak
mampu menurunkan lemak abdomen, lemak leher, lemak gizzard, lemak jantung, lemak
sartoril dan Fatty Liver Score (FLS)
5.2 Saran
Untuk meningkatkan efektfitas penurunan lemak ayam broiler dengan penggunaan
tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum perlu dikaji lagi pemberiannya dengan
metode-metode lain
19

DAFTAR PUSTAKA

Azir, A., H. Harris, dan R. N. K. Haris. 2017. Produksi dan Kandungan Nutrisi Maggot
(Chrysomya megacephala) menggunakan komposisi media kultur berbeda. Jurnal Ilmu-
ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan.12(1):34–40.

Becker W. A, J.V. Spencer, L.W. Minishand and J.A. Werstate. 1979. Abdominal and carcas
fat in five broiler strain. Poult. Sci. 60: 692-697.

Faber, J. 2010. Penggunaan tepung biji durian (Durio Zibethinus Murr) sebagai subtitusi
jagung dalam ransum terhadap kualitas karkas ayam broiler umur 3-5 minggu. Skripsi.
Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Fahmi M. R. 2010. Manajemen pengembangan maggot menuju kawasan pakan mina mandiri.
Dalam: Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Jakarta (Indonesia): Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perikanan. hlm. 763-767.

Fasakin, E. A., A. M. Balogun and O. O. Ajayi. 2003. Evaluation of full-fat and defatted
maggot meals in the feeding of clariid catfish Clarias gariepinus fingerlings. Aquacult.
Res. Vol. 34 (9): 733-738.

Fauzi, R.U.A. dan Sari, E.R.N. (2018). Analisis Usaha Budidaya Maggot sebagai Alternatif
Pakan Lele. Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri. 7(1). 39-46.

Fenita, Y. 2012. Pengaruh pemberian tepung buah mengkudu (morinda citrifolia l.) dalam
ransum terhadap performansi ayam broiler. Jurnal Agroindustri 2(1) : 21.
Harlystiarini. 2017. Pemanfaatan Tepung Larva Black Soldier Fly (BSF) sebagai Sumber
Protein Pengganti Tepung Ikan pada Ransum Puyuh Petelur [tesis]. Bogor (ID). Institut
Pertanian Bogor.

Hazizan, H. 2007. Pengaruh Pemberian Tepung Daun Sukun (Artocarpus communis) terhadap
Akumulasi Lemak pada Broiler. Skripsi. Jurusan Peternakan. Universitas Bengkulu.

Herlina, S. 2015. Pengaruh pemberian air rebusan daun kemangi (Ocimum basilicum)
terhadap deposisi lemak dan persentase organ dalam ayam broiler. Skripsi. Jurusan
Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Hidayat, C. 2015. Penurunan deposit lemak abdominal pada ayam pedaging melalui
manajemen pakan. Wartazoa, 25 (3). 125-134.

Maulana., Nurmeilisari., dan Fenita, Y. 2021. Pengaruh media tumbuh yang berbeda terhadap
kandungan air, protein dan lemak maggot black soldier fly (Hermetia Illucens). Bul.
Pet. Trop. 2(2): 150-157.

Nangoy, M.M., Montong, M.E.R., Utiah, W., & Regar, M.N. 2017. Pemanfaatan tepung
manure hasil degradasi larva lalat hitam (Hermetia illucens L) terhadap performans
ayam kampung fase layer. Jurnal Zootek. 37(2): 370- 377.

Nickel, R., A. Schummer, E. Seiferie, W.G. Siller, and R.A.L Wight. 1997. Anatomy of the
Domestic Birds. Verlap Paul Perey, Berlin.
20

Oktaviana D, Zuprizal,dan Suryanto E. 2010. Pengaruh penambahan ampas virgin coconut oil
dalam ransum terhadap performans dan produksi karkas ayam broiler. Bul Peternak. 34
: 159 - 164

Pratikno H. 2011. Lemak abdominal ayam broiler (Gallus sp) karena pengaruh ekstrak kunyit
(Curcuma domestica Vahl.). BIOMA. 13:1-8.

Rachmawati, Buchori, D., Hidayat, P., Saurin, H.E.M., Fahmi, N.R.2010. Perkembangan dan
Kandungan Nutrisi Larva Hermetia illucens (Linnaeus) (Diptera: Stratiomyidae) pada
Bungkil Kelapa Sawit. Jurnal Entomologi Indonesia,7 (1): 28-41.

Randall, CJ., K.S. Kirkpatrick, and D,B. Pearson. 1986. Liver abnominality in broilers.
Canada J. Vet. Res. 119(23):576-576.

Rusydan, M. 2008. Pengaruh penggunaan tepung akar alang-alang (Imperata cylindica)


terhadap penimbunan lemak pada broiler. Skripsi. Jurusan Peternakan. Universitas
Bengkulu. Bengkulu.

Sandy, et al. (2015). Pengaruh Penggantian Tepung Ikan dengan Tepung Maggot (Hermetia
Illucens) dalam Ransum Terhadap Performans Broiler. ZOOTEC, 36(1), 51.

Salam,S., A. Fatahilah., D. Sunarti dan Isroli. 2013. Bobot karkas dan lemak abdominal
broiler yang diberi tepung jintan hitam (Nigella sativa) dala ransum selama musim
panas. Jurnal Sains Peternakan, 11 (2): 84-89.

Sarikhan, M., H.A. Shahryar, B. Gholizadeh, M.H. Hosseinzadeh, B. Beheshti, dan A.


Mahmoodnejab. 2010. Effects of insoluble fiber on growth performance, carcass traits
and ileum morphological parameters on broiler chick males. Int. J. Agic Biol. 12:531-
536

Silmina, D., G. Edriani., dan Putri, M. (2011). Efektifitas Berbagai Media Budidaya Terhadap
Pertumbuhan Maggot Hermetia illucens. Bogor. Institut Pertanian Bogor Press.

Salam,S., A. Fatahilah., D. Sunarti dan Isroli. 2013. Bobot karkas dan lemak abdominal
broiler yang diberi tepung jintan hitam (Nigella sativa) dala ransum selama musim
panas. Jurnal Sains Peternakan, 11 (2): 84-89.

Sulistyoningsih, M. 2014. Optimalisasi produksi broiler melalui suplementasi herbal terhadap


persentase karkas dan kadar trigliserida darah. Prosidding: Universitas FPMIPA IKIP
PGRI Semarang, 3 (1): 85–92.

Suyanto, D. Achmanu dan Muharlien. 2013. Penggunaan tepung kemangi (Ocimum


basilicum) dala pakan terhadap bobot karkas, persentase organ dalam dan kolesterol
daging pada ayam pedaging. Universitas Brawijaya Malang.

Tumuva, E. and A. Teimouri. 2010. Fat deposition in the broiler chicken: A review. Sci
Agric. Bohemia. 41:121-128.

Wardhana. A. H. 2016. Black Soldier Fly (Hermetia Illucens) Sebagai Sumber Protein
Alternatif Untuk Pakan ternak. Balai Besar Penelitian Veteriner. Bogor.
21

L
A
M
P
I
R
A
N

Anda mungkin juga menyukai