Anda di halaman 1dari 54

ANALISIS MIKROPLASTIK PADA SALURAN USUS

IKAN KERONG - KERONG (Pomadasys argyreus) DI


TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PASAR
BAWAH MANNA KABUPATEN
BENGKULU SELATAN

SKRIPSI

Oleh:

Muhamad Fiqhi Tanzilal


NPM. E1I017041

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


JURUSAN PERTERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
ANALISIS MIKROPLASTIK PADA SALURAN USUS
IKAN KERONG - KERONG (Pomadasys argyreus) DI
TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PASAR
BAWAH MANNA KABUPATEN
BENGKULU SELATAN

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Program Studi Ilmu Kelautan
Universitas Bengkulu

Oleh:
Muhamad Fiqhi Tanzilal
NPM. E1I017041

Pembimbing

Dr. Yar Johan, S.Pi., M.Si.


Dr. Ir. Deddy Bakhtiar, M.Si

BENGKULU
2022
PERNYATAAN

Penulis menyatakan bahwa skripsi penulis dengan judul Analisis Kandungan Mikroplastik
pada Usus Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus.) di TPI Pasar Bawah Kabupaten
Bengkulu Selatan ini merupakan hasil karya penulis sendiri (ASLI), dan isi dalam skripsi
ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademis di suatu instansi pendidikan dan sepengetahuan penulis juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis di dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.

Bengkulu, Juni 2022

Muhamad Fiqhi Tanzilal


NPM. E1I017041
ANALISIS MIKROPLASTIK PADA SALURAN USUS IKAN
KERONG - KERONG (Pomadasys argyreus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) PASAR BAWAH MANNA KABUPATEN
BENGKULU SELATAN

Oleh:

Muhamad Fiqhi Tanzilal


Tanzilal.muhamad050599@gmail.com

Di bawah Bimbingan :

Dr. Yar Johan, S.Pi., M.Si.


Dr.Ir. Deddy Bakhtiar, M.Si.

Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu.

ABSTRAK
Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus) salah satu ikan demersal yang ada di
kabupaten Bengkulu Selatan dan salah satu ikan ekonomis dengan nilai peminatan relatif
tinggi, dengan harga murah. Kebiasaan makan ikan demersal yang mencari mangsa
didaerah sedimen dapat membuat Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus) tercemar
mikroplastik. Mikroplastik yang memiliki ukuran lebih kecil < 5mm sangat mudah masuk
dan termakan oleh Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis adanya kandungan mikroplastik pada
saluran usus Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus) di Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) Pantai Pasar Bawah. Pengambil sampel dilakukan pada bulan januari sampai maret
tahun 2022. Metode penelitian survei dengan metode pengambilan sampel Random
sampling, dengan analisis identifikasi sampel menggunakan mikroskop dan alat uji FT-IR.
Hasil penelitian pada Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus) dari 30 sampel
ditemukan 16 jenis mikroplastik. kelimpahan total mikroplastik sebesar 0,53 partikel /
individu, yang didominasi jenis fiber 8 partikel kemudian fragmen 6 partikel dan film 3
partikel, yang didominasi warna hitam 9 partikel dan 7 berwarna transparan, partikel
mikroplastik memiliki ukuran dari 2103,32 µm hingga yan terkecil 72,26 µm, pada
polimer yang ditemukan yaitu polimer Polyethylene (PE) dan Polypropylene (PP)

Kata Kunci: Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus), Mikroplastik , Fourier


Transform Infrared (FT-IR), TPI Pasar Bawah
ANALISIS MIKROPLASTIK PADA SALURAN USUS IKAN
KERONG - KERONG (Pomadasys argyreus) DI TEMPAT PELELANGAN IKAN
(TPI) PASAR BAWAH MANNA KABUPATEN
BENGKULU SELATAN

By:

Muhamad Fiqhi Tanzilal


Tanzilal.muhamad050599@gmail.com

Supervised by :

Dr. Yar Johan, S.Pi., M.Si.


Dr.Ir. Deddy Bakhtiar, M.Si.

Marine Science Study Program, Faculty of Agriculture, Bengkulu University.

ABSTRACT

Kerong - Kerong Fish (Pomadasys argyreus) is one of the demersal fish in South Bengkulu
district and one of the economic fish with relatively high interest value, at a low price. The
eating habits of demersal fish looking for prey in sedimentary areas can make Kerong-
Kerong Fish (Pomadasy argyreus) contaminated with microplastics. Microplastics that are
smaller than 5mm in size are very easy to enter and be eaten by mussels (Pomadasys
argyreus). The purpose of this study was to identify and analyze the presence of
microplastic content in the intestinal tract of the Kerong - Kerong Fish (Pomadasys
argyreus) at the Fish Auction Place (TPI) Pasar Bawah Beach. Sampling was carried out
from January to March 2022. Survey research method with random sampling method, with
analysis of sample identification using a microscope and FT-IR test equipment. The results
of the study on Kerong - Kerong fish (Pomadasys argyreus) from 30 samples found 16
types of microplastics. the total abundance of microplastics is 0.53 particles/individual,
which is dominated by fiber type 8 particles then 6 particle fragments and 3 particle film,
which is dominated by black 9 particles and 7 transparent, microplastic particles have sizes
from 2103.32 m to the smallest 72 ,26 m, the polymers found are Polyethylene (PE), and
Polypropylene (PP) polymers

Keywords: Kerong – Kerong Fish (Pomadasys argyreus), Microplastics, Fourier Transform


Infrared (FT-IR), Pasar Bawah TPI.
ANALISIS MIKROPLASTIK PADA SALURAN USUS IKAN
KERONG - KERONG (Pomadasys argyreus) DI TEMPAT
PELELANGAN IKAN (TPI) PASAR BAWAH MANNA
KABUPATEN BENGKULU SELATAN

Oleh :

Muhamad Fiqhi Tanzilal


NPM. E1I017041

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji pada tanggal:


16 April 2022

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Dr. Yar Johan, S.Pi., M.Si Dr. Ir. Deddy Bakhtiar, M.Si
NIP. 19850823 201404 1002 NIP. 19670218 199303 1 004

Mengetahui,
Fakultas Pertanian
Dekan,

Prof. Dr. Ir. Dwi Wahyuni Genefianti, M.S.


NIP. 19631114 198803 2012
ANALISIS MIKROPLASTIK PADA SALURAN USUS IKAN
KERONG - KERONG (Pomadasys argyreus) DI TEMPAT
PELELANGAN IKAN (TPI) PASAR BAWAH MANNA
KABUPATEN BENGKULU SELATAN

Oleh :

Muhamad Fiqhi Tanzilal


NPM. E1I017041

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal:


21 April 2022

Ketua, Sekretaris,

Dr. Yar Johan, S.Pi., M.Si Dr. Ir. Deddy Bakhtiar, M.Si
NIP. 19850823 201404 1002 NIP. 19670218 199303 1 004

Anggota, Anggota,

Ir. Zamdial, M.Si Mukti Dono Wilopo, S.Pi., M.Si


NIP. 19620807 198803 1012 NIP. 198330725 200604 1001

Mengetahui,
Fakultas Pertanian
Dekan,

Prof. Dr. Ir. Dwi Wahyuni Genefianti, M.S.


NIP. 19631114 198803 2012
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
 Sedikit lebih beda, lebih baik dari pada sedikit lebih baik (Pandji Pragiwaksono).
 Sebaik-baiknya manusia yang hidup adalah manusia yang berguna untuk sekitar.
 Bijak memilih, dewasa menerima.
Persembahan

Puji syukur kepada Allah SWT sang pemberi Hidayah dan Rahmat, yang
memberikan penulis kekuatan serta nikmat sehingga menjadikan penulis yang memiliki
semangat dalam menjalani hari-hari dengan bekal iman dan ilmu yang ditaburi oleh cinta
dan kekuatan dari-Nya, atas karunia serta kemudahan yang telah Engkau berikan akhirnya
skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.

Penulis persembahkan skripsi ini kepada orang yang penulis sayangi dan penulis
cintai yang telah mendukung dan memberi arahan di setiap lembar hari-hari penulis

 Kepada kedua orang tua papa dan mama, semua ini penulis dedikasikan kepada papa
dan mama selaku alasan untuk penulis tetap hidup dan menyelesaikan perkuliahan,
terima kasih atas semua pembelajaran hidup yang papa mama berikan dan kasih
sayang yang begitu nyata, terima kasih atas setiap tetes keringat yang kalian
keluarkan untuk mendidik dan memberaskan, terima kasih atas seluruh doa yang
terucap dari papa dan mama yang senantiasa mengiringi penulis dalam melakukan
penelitian hingga sampai saat ini, terima kasih yang terucap mungkin tak bisa
membalas semua kasih sayang yang diberikan selama ini, penulis berharap papa da
mama selalu di lindungi Allah SWT, LOVE YOU.
 Kepada saudara kandung (abang angga dan abang alvi), terima kasih banyak atas
semua dukungan yang tak terlihat tapi bisa untuk dirasakan, terima atas ucapan yang
kadang menyakitkan tapi dapat merubah sikap dan perilaku penulis, terima kasih atas
pukulan yang pernah mendarat, terima kasih atas kekuasaan yang kalian bangun
dirumah ini yang menjadi pembelajaran kalau hidup itu keras.
 Kepada Umi terima kasih jadi tempat curhat dalam segala hal, terima kasih atas doa
dan kasih sayang yang terus umi kasih, walau jarak memisahkan umi selalu doakan
terima kasih banyak umi. LOVE YOU.
 Keluarga besar isim bin bandung aman, terima kasi atas seluruh doa dan dukungan
secara moral dan material.
 Dr. Yar Johan., S.Pi., M.Si. Dosen pembimbing utama skripsi penulis serta dosen
Pembimbing Akademik yang selalu membimbing mulai dari penulis menjadi
mahasiswa baru hingga saat ini, bapak merupakan dosen terbaik yang penulis jadikan
pedoman selama perkuliahan serta selalu memberikan semangat, nasihat, arahan, dan
bimbingan terbaik yang penulis jadikan motivasi untuk terus melangkah maju
menuju jalan kesuksesan, ucapan terima kasih tidaklah cukup untuk membalas jasa
bapak selama ini, semoga karya kecil ini dapat menjadi suatu kebanggaan yang
penulis berikan untuk bapak.
 Dr. Ir. Deddy Bakhtiar, M.Si. Dosen pembimbing pendamping skripsi penulis yang
tidak pernah lelah memberikan bimbingan, arahan dan nasehat kepada penulis,
ucapan terima kasih tidaklah cukup untuk membalas jasa bapak selama ini, semoga
karya kecil ini dapat menjadi suatu kebanggaan yang penulis berikan untuk bapak.
 Mukti Dono Wilopo, S.Pi., M.Si. Terima kasih Ketua Labolatorium Perikanan,
Bapak yang telah memberikan penulis banyak ilmu pengetahuan dan yang telah
mempercayai penulis dalam pemakaian alat-alat labolatorium selama penulis
melakukan penelitian serta membimbing penulis selama penelitian, semua hal baik
yang bapak berikan akan penulis jadikan motivasi untuk terus melangkah maju
menuju jalan kesuksesan, ucapan terima kasih tidaklah cukup untuk membalas jasa
bapak selama ini, semoga karya kecil ini dapat menjadi suatu kebanggaan yang
penulis berikan untuk bapak.
 Yeni Putri Sari, S.Pi., M.Sc. Ibu terbaik yang penulis temui selama masa
perkuliahan, orang yang selalu memberikan nasihat, bimbingan, dan semangat
kepada penulis, semua itu akan penulis jadikan panduan untuk melangkah maju
menuju jalan kesuksesan, motivasi dari Ibu sangatlah berarti. Terima kasih atas
semua yang telah ibu berikan selama ini, Skripsi ini penulis persembahkan untuk Ibu
sebagai tanda terima kasih
 Rus, S.IP. Terima kasih kakak yang selalu memberikan bantuan dan petunjuk di
Bidang Administrasi Program Studi Ilmu Kelautan, selalu memberikan rasa dedekan
menjadi tenang denan nasehatnya.
 Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu, kalian merupakan guru dengan kesabaran penuh telah
memberikan didikan serta ilmu kepada penulis, ucapan terima kasih tidaklah cukup
untuk membalas jasa bapak dan ibu dosen selama ini, semoga karya kecil ini dapat
menjadi suatu kebanggaan yang penulis berikan untuk Bapak dan Ibu dosen serta
program studi ilmu kelautan.
 Ines septiyaningrum. Terima kasih atas support yang telah diberikan, amarah, suka ,
duka dan bahagia yang telah di lakukan dengan semua perjalanan yang telah di lalui.
Terima kasih telah menjadi tempat penulis untuk yakin menjalani semuanya, semoga
keinginan yang telah di rencanakan dikabulkan Allah SWT.
 Tim Penelitian Mikroplastik. Para pejuang toga yang telah sama-sama saling
membantu dalam penelitian (Wince Apriani, Ria Anggraini, Gandha Wijaya, Prima
Wahyuni) penulis persembahkan karya dalam perjuangan ini untuk kalian agar dapat
memberikan senyum dan semangat dalam berproses.
 Golden shark. Terima kasih menjadi salah satu cerita di masa perkuliahan, terima
kasih atas semua canda tawa, sedih dan bahagia yang tercipta. rindu bukan seberapa
jauh kalian pergi tapi seberapa banyak kenangan yang tidak dapat di ulang kembali.
See you on top guysss, tangguh berdarah dingin.
 Exid Squad. Terima kasih banyak buat keluarga Exid Squad yang selalu ada saat
libur semster yang selalu bercerita dalam menyambut pertemuan singkat. Terima
kasih banyak penulis ucapkan untuk semua dukungan yang kalian lakukan.
 Hibrida sapokeruan (Medi triansyah putra, ramadhani tri saputra, Heruwanto juliardi
sakti ) teman masa kecil penulis yang masih hingga saat ini, teman – teman di bawah
normal yang selalu tertawa walau sesekali membahasa pedihnya kehidupan.
Semangat menjadi tua dan menjalani hidup rekan.
 Angkatan 2011 Ilmu Keluatan, penulis ucapkan terima kasih atas pembelajaran
diluar kampus yang sangat berguna untuk perubahan sifat penulis.
 Angkatan 2012 Ilmu Kelautan, terima kasih atas pembelajaran dan pengalaman yang
telah diberikan.
 Jajaran 13. Terima kasih atas semua motivasi dan pengalaman serta cerita hidup yang
telah diberikan sehingga menjadikan pembelajaran dan pengalaman penulis.
 Star Ocean ( Ilmu kelautan 2015). Terima kasih atas didikan kalian sehingga penulis
bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan menghargai setiap proses yang telah dilalui
dalam kehidupan di dunia kampus.
 Eagle Sea ( Ilmu kelautan 2016). Terima kasih atas semua didikan dan arahan kalian
selaku abang dan kakak diperkuliahan.
 Baracuda (Ilmu keluatan 2018). Terima kasih atas semua kerja sama yang telah
dibangun dimasa perkuliahan.
 Moloy – moloy ( Manta birostis). Terima kasih telah menjadi tempat untuk bercerita
dan tertawa selama didunia kampus.
RIWAYAT HIDUP

Muhamad Fiqhi Tanzilal di Kota Bengkulu pada tanggal 5 Mei


1999. Penulis adalah anak ketiga dari 3 tiga bersaudara dari
Bapak Saharudin dan Ibu Susry Helty. Penulis pernah
bersekolah di SD Negeri 82 Kota bengkulu dan menyelesaikan
jenjang Sekolah Dasar pada Tahun 2011. Penulis melanjutkan
pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 6 Kota
Bengkulu dan menyelesaikan jenjang pendidikan pada Tahun
2014. Penulis melanjutkan jenjang pendidikan di Sekolah
Menengah Atas di SMA N 2 Kota Bengkulu dan menyelesaikan pendidikan pada Tahun
2017. Pada Tahun 2017 penulis diterima di Universitas Bengkulu Program Studi Ilmu
Kelautan melalui jalur SBMPTN. Selama dijenjang Sekolah Menengah Pertama penulis
pernah menjadi Ketua Osis di SMP Negeri 6 Kota Bengkulu, dijenjang Sekolah Menengah
Atas penulis Pernah Menjadi Wakil Ketua Osis SMA Negeri 2 Bengkulu dan mengikuti
Pertandingan Basket Tingkat Kota Bengkulu LBP(Liga Basket Pelajar) Tahun 2017 dan
mendapatkan juaran 1 serta penulis menjadi MVP Final LBP. Penulis mengikuti
perkuliahan di Program Studi Ilmu Kelautan, penulis pernah menjadi anggota organisasi
Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan (HIMAILKA) sebagai anggota biasa. Penulis juga
melaksanakan KKN Reguler Periode 94 di Desa Semelako Atas, Kecamatan Lebong
Tengah, Kabupaten Lebong, Bengkulu. Penulis melaksanakan PKL pada bulan September-
November 2020 di Dinas Lingkungan Hidup Kota Bengkulu.
Penulis meraih gelar sarjana kelautan, Penulis menyusun skripsi dengan judul
″Analisis Mikroplastik Pada Saluran usus Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys argyreus) di
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasar Bawah Kabupaten Bengkulu Selatan″ dibawah
bimbingan Dr. Yar Johan S.Pi., M.Si. dan Dr. Ir. Deddy Bakhtiar, M.Si.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Mikroplastik Pada Saluran Usus Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys
argyreus) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasar Bawah Manna Kabupaten Bengkulu
Selatan” bisa selesai tepat waktu.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kelautan
Pada Program Studi lmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Selama
menyelesaikan skripsi penelitian ini, penulis telah dibantu oleh berbagai pihak, oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yar Johan, S.Pi., M.Si selaku Dosen pembimbing utama yang telah meluangkan
waktunya dalam membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan Skirpsi ini.
2. Dr. Ir. Deddy Bakhtiar, M.Si selaku Dosen pembimbing pendamping yang telah
memberikan motivasi, bimbingan, dan saran dalam penyusunan Skirpsi ini.
3. Ir. Zamdial Ta’alidin, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu.
4. Mukti Dono Wilopo, S.Pi., M.Si selaku Ketua laboratorium Program Studi Ilmu
Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
5. Yeni Putri Sari, S.Pi., M.Sc selaku PLP Laboratorium Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi penelitian ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak
Akhir kata, penulis berharap kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang memerlukan.
Bengkulu, Juni 2022

Muhamad Fiqhi Tanzilal


NPM. E1I017041

x
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................................. x
DAFTAR TABEL........................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xii
I. PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................. 3
2.1 Sampah.................................................................................................................. 3
2.2 Mikroplastik.......................................................................................................... 4
2.3 Ikan Kerong – kerong (Pomadasys argyreus)...................................................... 5
2.4 Keberadaan dan Bahaya Mikroplastik Pada Ikan................................................. 6
III. METODE PENELITIAN.......................................................................................... 11
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................................... 11
3.2 Alat dan Bahan Penelitian..................................................................................... 11
3.3 Metode Pengumpulan Data................................................................................... 11
3.4 Analisis Data......................................................................................................... 13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................ 16
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................................................... 16
4.2 Identifikasi Karakteristik Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus)............. 16
4.3 Analisis Identifikasi Kandungan Mikroplastik................................................... 18
4.4 Analisis Kelimpahan Mikroplastik Pada Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys
argyreus)..................................................................................................................... 21
4.5. Analisis Mikroplastik pada Fourier Transform Infra Red (FT-IR)..................... 22
V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................. 25
5.1 Kesimpulan............................................................................................................ 25
5.2 Saran...................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 26
LAMPIRAN.................................................................................................................... 32

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Penelitian – Penelitian terkait Mikroplastik
2. Alat yang digunakan dalam penelitian....................................................................... 11
3. Bahan yang digunakan dalam penelitian.................................................................... 11
4. Pembagian Tipe, Warna dan Ukuran Mikroplastik.................................................... 17
5. Identifikasi karakteristik Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus)................... 17
6. Daerah Penangkapan Ikan........................................................................................... 17
7. Jenis Polimer............................................................................................................... 23
8. Interpretasi Hasil FT – IR........................................................................................... 24

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Tipe mikroplastik (a) fiber, (b) film, (c) fragmen, (d) granual................................... 5
2. Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus)........................................................... 5
3. (a) Lokasi Penelitian, (b) foto kapal bersandar........................................................... 16
4. (a) pengukuran panjang Ikan Kerong - Kerong, (b) pengukuran berat ikan, (c)
pengukuran berat sampel................................................................................................ 17
5 . Jenis Mikroplastik (a) jenis fragmen (b) jenis fiber dan (c) jenis film....................... 19
6. (a) fiber trasnparan, (b) film transparan , (c) fragmen hitam...................................... 20
7. Grafik Tipe Mikroplastik............................................................................................ 20
8. Grafik kelimpahan mikroplastik................................................................................. 21
10. Spektrum Gelombang

xiii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi
Bengkulu. Secara ekologis dan geografis Kabupaten Bengkulu Selatan menghadap
langsung dengan Samudera Hindia dengan luas wilayah pesisir ±60 km yang berpotensi
untuk pengembangan usaha perikanan, luas wilayah pengelolaan laut hingga 4 mil.
Menurut BAPPEDA (2020). Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki potensi lestari
sumberdaya ikan sebesar 14,763 ton/tahun salah satunya di TPI Pasar Bawah.
TPI Pasar Bawah merupakan Jasa pelabuhan perikanan di Kabupaten Bengkulu
Selatan terdapat di Desa Pasar Bawah Kecamatan Pasar Manna (BAPPEDA, 2017). Pasar
Bawah merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan. TPI
Pasar Bawah mendapat pembangunan berbagai infrastruktur. Menurut Zamdial et al.
(2018), kerusakan secara ekologis terjadi diakibatkan dari eksploitasi secara cepat sehingga
terjadi ketidakseimbangan wilayah pesisir.
Wilayah pesisir sebagai wilayah yang memiliki potensi sumberdaya yang melimpah
dan jasa–jasa keindahan tentang lingkungan serta wilayah yang tidak terlepas dari masalah
pencemaran, menurut Johan et al. (2019), sebagian besar wilayah pesisir sudah tercemar
sampah laut (marine debris). Menurut Kusumawati et al. (2018), Sampah laut (marine
debris) yaitu hasil produksi yang tidak lagi digunakan dan dibuang secara sengaja maupun
tidak disengaja, sehingga dapat mengancam keberlangsungan dan keberlanjutan kehidupan
biota laut terkhususnya ikan – ikan ekomonis.
Ikan ekonomis adalah komoditas ikan yang memiliki sebaran luas dan nilai peminat
relatif tinggi, meliputi ikan pelagis dan demersal (Gennisa, 1999). Menurut Lusher et al.
(2013), sekitar 36,5% dari 504 ikan pelagis dan demersal ditemukan mikroplastik di dalam
saluran pencernaan. Menurut penelitian yang dilakukan Yudhantari et al. (2019) di dalam
pencernaan Ikan Lemuru sering ditemukan mikroplastik jenis fiber 1 partikel per ikan. Hal
ini diperkuat dengan penelitian Tobing et al. (2020), ikan lemuru memiliki kelimpahan
tertinggi dengan sebaran 1.08 ± 1.18 partikel per ikan, dikarenakan cara makannya. Butiran
mikroplastik yang terkumpul dalam saluran pencernaan dengan jumlah yang besar dapat
menyumbat saluran pencernaan (Brown et al., 2011). Menurut Rahmadhani (2019)
mikroplastik pada ikan demersal dapat masuk dikarenakan ikan demersal bersifat karnivora
memungkinkan mangsa dari ikan tersebut sudah memakan mikroplastik, faktor yang kedua
ikan demresal memangsa makanannya di dekat sedimen sehingga sedimen terikut teraduk
seperti Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus). Menurut Pujiyati (2008), merupakan
2

jenis ikan demersal yang sangat bergantung pada substrat untuk mecari makan dan hidup,
kebiasaan makan ikan demersal menjadi faktor masuknya mikroplastik. Ikan Kerong –
Kerong (Pomadasys argyreus) merupakan ikan demersal yang hidup di daerah dangkal
dengan suhu tinggi dan salinitas rendah ( Ridho et al., 2004). Ikan Kerong – Kerong salah
satu ikan ekonomis di Kabupaten Bengkulu Selatan dengan harga relatif murah berkisaran
15.000 rupiah – 25.000 rupiah. Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Bengkulu
Selatan pada tahun 2017 berjumlah 1.288,08 ton (KKP, 2018), dengan pendapatan Ikan
Kerong – Kerong berkisaran per/hari 50 Kg – 150 Kg.
Mikroplastik diartikan sebagai bentuk dari plastik yang memiliki ukuran lebih kecil
kurang dari 5 mm (Law dan Thomas, 2014). Ukuran mikroplastik yang sangat kecil sangat
berbahaya dan mengancam daripada sampah plastik yang besar, mikroplastik yang
berukuran kecil menyerupai makanan sehingga dapat termakan oleh biota laut terutama
ikan (Lusher et al., 2013). Ukuran mikroplastik yang sangat kecil dan memiliki jenis yang
berbeda, menurut Kuasa (2018) mikroplastik terdiri dari tipe jenis, 1. Fiber atau filamen, 2.
Fragmen 3. Film, 4. Granual, yang merada di perairan.
Belum adanya penelitian terkait mikroplastik pada saluran usus Ikan Kerong –
Kerong (Pomadasys argyreus) yang ada di PPI Pantai Pasar Bawah menjadi faktor kuat
dilaksanakannya penelitian ini untuk mengetahui kandungan mikroplastik apa saja yang
ada pada ikan ekonomis di PPI Pantai Pasar Bawah.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis adanya
kandungan mikroplastik pada saluran usus Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus)
di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Pasar Bawah.
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait sampah
plastik khususnya kandungan mikroplastik pada ikan yang tercemar, sehingga dapat
memberikan informasi kepada instansi terkait akan pentingnya pengelolaan sampah yang
tepat.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampah
Sampah adalah bahan buangan atau bahan sisa yang tidak digunakan yang
berasal dari proses pengolahan industri maupun rumah tangga. Sampah biasanya
dikumpulkan dan ditampung di tempat pengumpulan akhir sampah (TPAS) dan ada
yang di buang langsung ke sungai oleh masyarakat (Purwaningrum, 2016).
Kebiasaan masyarakat yang membuang sampah ke sungai yang pada akhirnya
merusak ekosistem laut dan mengancam kehidupan biota laut terutama sampah
plastik (Wibisono dan Dewi, 2014). Sampah plastik menurut Moore et al. (2004),
merupakan material yang masuk ke dalam lingkungan sebagai limbah plastik tidak
dapat terurai dengan waktu yang singkat, membutuhkan waktu yang sangat lama
untuk mengurai limbah plsatik.
Limbah plastik memiliki material yang tersusun dan sangat stabil sehingga
akan dalam bentuk utuh di jangka waktu yang sangat lama (Honhenblum et al.,
2015). Plastik memiliki daya tahan yang lama di lautan karena memilik bahan
penyusun meliputi hasil polimerisasi (polycondensation) berbagai macam monomer
(stirena, vinil klorida butadiene dan akrilonitril) (Mujiarto, 2005).
Sampah plastik di lautan adalah salah satu bahaya yang nyata dan merupakan
permasalahan dunia. Sampah plastik yang berada di lautan terangkat ke permukaan
dan mencemari lautan dengan zat–zat berbahaya untuk lingkungan (Sahwan et al.,
2005). Sampah memiliki dua jenis menurut Renwarin et al. (2002), yaitu sampah
organik dan anorganik. Sampah organik tersusun dari bahan-bahan alami seperti
dari tumbuhan dan hewan, sedangkan sampah anorganik terdiri dari bahan-bahan
mineral dan hasil industri yang hanya digunakan sekali pakai. Sampah yang berasal
dari daratan menuju perairan laut bisa dikategorikan ke dalam beberapa kelas
menurut Ribic et al. (1992) dalam Fahri (2020) seperti yang ditemukan jenis
sampah laut yaitu logam, karet, kaca, plastik, organik, dan lain-lain.
Sampah plastik yang terdegradasi dari daratan memiliki bentuk ukuran
menurut Lippiat et al. (2013), yaitu sebagai berikut.
1. Mega-debris memiliki ukuran sampah yang ukuran lebih dari 1 meter yang pada
umumnya ditemukan di perairan lepas. 2). Macro-debris memiliki ukuran sampah yang
ukuran berkisar >2,5 cm sampai <1 m. Pada umumnya ditemukan di dasar maupun
permukaan perairan. 3). Meso-debris merupakan sampah laut yang berukuran >5 mm
sampai < 2,5 cm. Sampah ini pada umumnya terdapat di permukaan perairan maupun
4

tercampur dengan sedimen. 4). Micro-debris, merupakan jenis yang sangat kecil dengan
ukuran 0,33 sampai 5,0 mm. Sampah yang berukuran ini sangat mudah terbawa oleh arus.
Selain itu sangat berbahaya karena dengan ukuran yang kecil mudah masuk ke organ
tubuh organisme laut seperti ikan dan kura-kura. 5). Nano-debris, merupakan jenis sampah
laut yang ukurannya di bawah <1 µm. Sama halnya dengan Micro-debris, sampah jenis ini
sangat berbahaya karena dapat dengan mudah masuk ke dalam organ tubuh organisme.

2.2 Mikroplastik
Mikroplastik adalah partikel kecil yang memiliki ukuran kecil dengan ukuran 0,5 mm,
ukuran partikel mikroplastik dapat dibagi dalam dua jenis yaitu partikel besar dengan
ukuran 1-5mm dan ukuran partikel kecil <1mm (Widinarka dan Inneke, 2018). Kandungan
mikroplastik tertinggi biasanya dapat ditemukan pada musim penghujan, di saat wilayah
pesisir banyak mendapatkan masukan air dari aliran sungai yang mengandung fragmen -
fragmen dari plastik melalui muara sungai (Mardiana dan Kristiningsih, 2020).
Mikroplasik yang tersebar memiliki dua jenis yaitu mikroplastik primer dan sekunder.
Mikroplastik primer adalah partikel plastik yang dihasilkan dari produksi plastik yang
dibuat dalam ukuran dan bentuk mikro atau ukuran yang kecil seperti microbeads yang
bisa masuk ke saluran air (Hiwari et al., 2019). Mikroplastik sekunder merupakan
degradasi atau pecahan dari fragmentasi (potongan) dari plastik yang ukurannya lebih
besar.
Menurut Kuasa (2018), mikroplastik memiliki tipe yang dapat dibedakan beberapa
jenis yaitu:
a. Fiber atau filamen termasuk jenis mikroplastik yang berasal dari olahan pakaian, tali-
temali dan alat tangkap nelayan yang sering digunakan seperti pancing dan jaring tangkap.
b. Fragmen adalah jenis mikroplastik yang ditemukan di saluran limbah sampah rumah
tangga yang berada di lingkungan sekitar, seperti kantong plastik yang berukuran besar
maupun yang berukuran kecil, kertas bungkus nasi, kemasan makanan siap saji dan botol
minuman plastik yang terurai menjadi bagian-bagian kecil hingga sampai tipe fragmen.
c. Film adalah polimer plastik sekunder yang berasal dari fragmentasi plastik kemasan atau
kantong plastik yang memiliki densitas rendah. Memiliki massa jenis rendah dari tipe
mikroplastik lainnya sehingga dapat terbawa hingga pasang tertinggi air laut.
d. Granual atau butiran adalah tipe mikroplastik yang berbentuk butiran-butiran yang
memiliki warna putih serta warna kecokelatan, memiliki bentuk yang padat, dan granual
merupakan partikel kecil yang digunakan untuk bahan produksi industri.
Untuk tipe-tipe mikroplastik dapat dilihat pada Gambar 1:
5

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 1. Tipe mikroplastik (a) fiber, (b) film, (c) fragmen, (d) granual

2.3 Ikan Kerong – kerong (Pomadasys argyreus)


Ikan demersal adalah kelompok ikan yang hidup didasar kolom perairan laut
berpasir. Ikan demersal mempunyai sifat berenang yang lambat dengan membentuk
kelompok yang tidak terlalu besar, dan ruaya yang tidak terlalu jauh. (Aoyama, 1973
dalam Tri, 2007). Menurut Akbar et al. (2011) Ikan demersal ada juga yang hidup di
daerah terumbu karang untuk mencari makan , dan ada beberapa ikan demersa menyukai
substrat berpasir dan berlumpur contohnya Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus).
6

Gambar 2. Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus)


Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordor : Perciformes
family : Haemulidae
Genus : Pomadasys
Jenis : Pomadasys argyreus
Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus ) merupakan jenis ikan demersal yang sangat
bergantung pada substrat, dikarenakan ikan demersal banyak mencari makanan di substrat
dasar, bentos moluska dan biota kecil di dasar perairan merupakan makanan dari ikan
demersal (Pujiyati, 2008). Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys sp) termasuk pada famili
Haemulidae yang merupakan ikan demersal dan dinamakan Grunt karena menghasilkan
suara dari gesekan gigi dan gelembung renang (Pambo et al., 2014 dalam Annisa et al.,
2018). Dengan ciri khas Ikan Grunt (Pomadasys sp) bentuk tubuh pipih, kepala cembung
dengan dagu yang memiliki dua pori – pori, dengan panjang tubuh maksimal 800 mm
(McKay, 2001 dalam Annisa et al., 2018).

2.4 Keberadaan dan Bahaya Mikroplastik Pada Ikan


2.4.1 Keberadaan Mikroplastik Pada Ikan
Mikroplastik biasanya berasal dari daratan yang masuk ke perairan laut
melalui muara-muara sungai. Partikel ini berukuran kecil, yaitu kurang dari 0,5
mm (McCormick et al., 2014). Produksi plastik yang meningkat tiap tahunnya dan
telah terakumulasi di lautan dalam jumlah yang besar baik di zona ikan pelagis
maupun zona ikan demersal (Derraik, 2002 dalam Ja mbeak et al., 2015).
Ukuran mikroplastik sangat kecil menyerupai ukuran plankton sangat mudah
tertelan oleh biota laut, terkhususnya ikan. Mikroplastik yang terkonsumsi oleh
ikan akan memberikan berbagai macam dampak pada ikan (Moore, 2008). Hal ini
diperkuat oleh pendapat Neves et al. (2015), biota atapun ikan dalam proses
7

mencari makanan secara tidak sengaja termakan partikel mikroplastik karena


ukuran partikel mikroplastik menyerupai jenis makanannya. Pencernaan ikan
merupakan tempat terakumulasi partikel mikroplastik, tapi ada juga penelitian yang
menemukan partikel mikroplastik berada pada insang ikan (Yona et al., 2020).

2.4.2 Bahaya Mikroplastik Pada Ikan


Mikroplastik yang terkonsumsi dengan biota laut terkhususnya ikan memiliki
dampak berbahaya dan merugikan. Menurut Lithner et al. (2011), sampah plastik
memiliki senyawa kimia yang terkandung dalam polimer plastik yang dapat
mengganggu sistem kerja endokrin dan sistem kerja reproduksi biota laut, selain itu
mikroplastik banyak juga ditemukan sebagai pengikat polutan organik seperti
polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) dan polycylic chlorinated biphenyls (PCB)
yang berbahaya.
Rochman et al. (2015), menyatakan mikroplastik ditemukan pada Ikan
Kembung, Ikan Layang, Ikan Hering, ikan jenis Carangidae dan Ikan Baronang.
Pada ikan jenis Carangidae banyak ditemukan mikroplastik dengan rata-rata 5,1± -
5,9 partikel per ikan. Mikroplastik yang ditemukan pada saluran pencernaan
didominasi jenis atau bentuk fragment, film, styrofoam, dan monofilament.
Mikroplastik juga ditemukan pada ikan-ikan ekonomis. Hal ini diperkuat dalam
penelitian Firman (2020), yaitu pada Ikan Layur, Ikan Gulama, Ikan Kuwe, Ikan
Lamah dan Ikan Lencam, ditemukannya mikroplastik pada pencernaan ikan yang
bertipe fiber, film dan fragment dengan jumlah partikel yang ditemukan 133
partikel dalam 25 ekor ikan, memiliki rata-rata 16-41 partikel per individu.
Pada penelitian Hapitasari (2016), mikroplastik ditemukan pada pasir Pantai
Ancol, Pelabuhan Ratu dan Labuan. Mikroplastik jenis fiber banyak ditemukan di
daerah pasir pantai dan pencernaan ikan. Pantai Pelabuhan Ratu memiliki sebaran
mikroplastik terbanyak yang meliputi pasir pantai dan saluran pencernaan ikan.
Mikroplastik juga ditemukan pada ikan ekonomis di Selat Bali yang memiliki tipe
fiber, film fragmen. Partikel mikroplastik terdapat pada spesies Ikan Layur, Ikan
Lemuru, Ikan Layang dan Ikan Kembung, partikel fiber mendominasi mikroplastik
dalam saluran pencernaan ikan. Kelimpahan partikel mikroplastik tertinggi
ditemukan pada Ikan Lemuru (Sarasita et al., 2020).
Kualitas ikan yang menurun akibat masuknya partikel mikroplastik ke saluran
pencernaan yang mengakibatkan terganggunya proses pencernaan dan proses
penyerapan makanan pada ikan (Wright et al., 2013). Rasa kenyang palsu, sehingga
8

ikan mengalami penurunan nafsu makan merupakan dampak komposisi


mikroplastik yang terdapat dalam saluran pencernaan (Ryan, 2009 dalam
Yudhantari, 2019). Mikroplastik juga dikhawatirkan dapat menjadi fasilitas
transportasi kontaminan senyawa kimia (Hirai et al., 2011) dan menjadi pembawa
kontaminan senyawa organik maupun senyawa anorganik berbahaya (EFSA
Contam Panel, 2016). Pada akhirnya kesehatan manusia dapat terancam
diakibatkan medapatkan banyak dampak yang negatif dari terkontaminasinya ikan
oleh partikel mikroplastik (Avio et al., 2016).
2.5 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang telah dilakukan beberapa peneliti terdahulu terkait
mikroplastik pada ikan yang ada di Indonesia dalam rentang waktu 2019 sampai
dengan 2021 dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Penelitian – penelitian terkait mikroplastik


Tahun Penulis Judul Metode Hasil
2021 Pratama Mikroplastik pada purposive Hasil analisa ditemukan
Beberapa Jenis Ikan sampling mikroplastik dengan bentuk
di Perairan fiber, fragmen, dan film,
Banyusangka dengan dominasi jumlah
total temuan mikroplastik
terbanyak berturut-turut
adalah pada ikan tongkol,
ikan kembung, dan ikan
layur. Berat mikroplastik
didominasi oleh jenis fiber
yang mendapat jumlah
temuan terbanyak. Tidak
terdapat perbedaan jumlah
mikroplastik antar jenis
ikan.
2019. Rahmadhani,et Identifikasi dan random Mikroplastik ditemukan
al Analisis Kandungan sampling pada ikan pelagis jenis ikan
Mikroplastik Pada tongkol (Euthynnus) dan
Ikan Pelagis dan lemuru (Sardinella), adalah
Demersal Serta tipe film. Jenis polimer
Sedimen dan Air yang ditemukan film yaitu
9

Laut di Perairan terdapat jenis polimer


Pulau Mandangin pholythellene teraphtalate
Kabupaten Sampang. polyethylene ,ethylene
propylene diene monomer,
polyvinyl chloride dan
polyster .Jenis polimer
tersebut tertinggi dan pada
jenis PVC sejumlah 41%
dan terendah yaitu EPDM
sejumlah 3%.
Mikroplastik ditemukan
pada ikan demersal jenis
ikan kerapu (Epinephelus)
dan kerisi (Nemiptenus),
yaitu tipe film dan filamen.
Jenis polimer yang
ditemukan pada sampel
mikroplastik tipe film yaitu
ethylene propylene diene
monomer ,polyester ,
Polyhlyene , Polythelyene
therapthalate, Polyvinyl
Cloride. polimer tertinggi
jenis PVC sejumlah 41
2021. Loriska Karakteristik Dan purposive Ditemukan adalah 267
Kandungan sampling partikel dengan tipe fiber,
Mikroplastikpada fragmen dan film. Jumlah
Ikan Demersal Yang mikroplastik terbanyak
Didaratkanditempatp ditemukan pada
elelangan Ikan (Tpi) ikanselangat (89 partikel),
Sungsangkabupatenb ikan gulama (68 partikel),
anyuasin ikan bawal (58 partikel)
dan palingsedikit
ditemukan pada ikan
senangin (52 partikel).
Jenis polimer
polypropylene (PP),
10

polyvinyl chloride (PVC),


OH streach, dan ethylene
propylenediene monomer
(EPDM)
2021 Panjaitan et al Profil kandungan random Hasil penelitian dapat
kelimpahan sampling disimpulkan bahwa
mikroplastik pada sebanyak 77%. Ikan
ikan kakap merah Kakap Merah yang
(lutjanus sp.) yang di didaratkan di PPI
daratkan di PPI Kedonganan Bali telah
kedongan ,Bali mengandung mikroplastik.
Lutjanus malabaricus
memiliki Kelimpahan
mikroplastik yang lebih
tinggi dibandingkan
spesies Lutjanus
gibbus.Partikel
mikroplastik yang paling
banyak ditemukan adalah
jenis fragmen, yang
disusul
dengan partikel dari jenis
fiber dan film.

2021. Purnama, et al. Analisis random Saluran pencernaan Ikan


Mikroplastik pada sampling Tongkol (Euthynnus
Saluran Pencernaan affinis) hasil tangkapan
Ikan Tongkol nelayan di Pelabuhan Pulau
(Euthynnus affinis) Baai sudah terdapat
Hasil Tangkapan kontaminasi partikel
Nelayan di mikroplastik. Total
Pelabuhan Perikanan kelimpahan mikroplastik
Pulau Baai pada saluran pencernaan
Ikan Tongkol (Euthynnus
affinis) hasil tangkapan
nelayan di Pelabuhan Pulau
Baai yaitu sebesar 52,7
partikel/ind, dengan Rata-
rata sebesar 10,5±7,2
partikel/ind. Persentase
kelimpahan mikroplastik
tertinggi ditemukan pada
11

tipe Fiber/filament dan


Fragmen masing-masing
sebesar 41%.
III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2022 – Maret 2022 di Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) Pantai Pasar Bawah Kabupaten Bengkulu Selatan dan melakukan analisis
mikroplastik di Laboratorium Perikanan Universitas Bengkulu.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian


Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2 dan
Tabel 3.
Tabel 2. Alat yang digunakan dalam penelitian

Alat Fungsi
Mikroskop Pengidentifikasi Mikroplastik
Cawan petri Tempat perlakuan
Alat bedah Untuk membedah Ikan
Timbangan analitik Untuk menimbang berat Ikan
Coolbox Untuk menyimpan ikan
Gelas beker ukuran 500 ml Untuk tempat sampel
Plastik Sampel Untuk tempat sampel ikan
Kertas milimeter blok Untuk mengukur panjang usus ikan
Oven Untuk mengeringkan sampel
Vakum Untuk penghisap kertas saring
Corong buchner Untuk media kertas
Alat tulis Untuk mencatat hasil
Telpon genggam Untuk mendokomentasikan

Tabel 3. Bahan yang digunakan dalam penelitian.


Bahan Fungsi
Aquades Untuk mencairkan larutan
KOH 10% Untuk memisahkan partikel mikroplastik
dengan partikel organik
NaCl Untuk menghambat metabolisme
H2O2 Untuk memisahkan partikel mikroplastik
dengan partikel organik
Aluminium foil Untuk membungkus gelas beker saat
perlakuan sampel menggunakan oven
Tisu Untuk membersihkan alat penelitian

3.3 Metode Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
Metode penelitian ini menggunakan metode survei, melalui observasi untuk mendapatkan
kandungan mikroplastik pada saluran pencernaan Ikan kerong-kerong (Pomadasys
argyreus) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasar Bawah Bengkulu Selatan. Data sekunder
12

berupa data penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya tentang analisis mikroplastik
pada ikan. Menurut Mirad et al. (2020), penelitian yang digunakan berupa metode survei,
dengan melakukan survei dapat mengumpulkan data primer dan data pengamatan dari
sampel yang telah dianalisis di laboratorium.

3.3.1 Teknik Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel ikan yaitu berasal dari nelayan ikan yang mendaratkan kapal di
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasar Bawah Bengkulu Selatan. Sampel ikan diambil
dengan teknik random sampling dari nelayan lokal yang mencari ikan atau penjual ikan di
daerah Pasar Bawah. Ikan diambil 30 ekor dengan jenis Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys
argyreus) (Yudhantari et al., 2019), kemudian ikan dimasukkan ke dalam coolbox yang
selanjutnya dilakukan proses identifikasi ataupun pengamatan kandungan mikroplastik
yang terdapat pada saluran usus ikan. Ikan yang diambil dengan cara random sampling
yaitu hanya sebanyak 30 ekor ikan. Selanjutnya sampel ikan disimpan dalam coolbox dan
dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.
Sampel ikan didokumentasi, diukur berat sampel ikan dan panjang sampel ikan
bertujuan sebagai hipotesis awal semakin besar sampel ikan memungkinkan semakin
banyak mikroplastik yang terkandung. Kemudian ikan dibedah diawali dengan
menggunting dari anus ke arah dorsal sampai gurat sisi/linea lateralis (LL), lalu dilanjutkan
ke arah anterior sampai belakang kepala lalu ke arah bawah hingga ke bagian dasar perut
hingga isi perut ikan terlihat dan ditambahkan 10 ml larutan NaCl jenuh pada isi usus dan
lambung (saluran pencernaan) ikan. Ikan akan dibedah dan diambil saluran pencernaannya,
lalu diletakkan dalam gelas ukur. Setelah itu saluran usus ditambahkan larutan KOH 10%
sampai terendam (kurang lebih sebanyak 3x volume jaringan) larutan KOH 10%
digunakan untuk menghancurkan bahan organik. Kemudian dimasukkan ke dalam gelas
ukur. Gelas ukur yang berisi saluran usus ikan dan larutan KOH 10% tersebut lalu
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 60°C dan ditutup dengan alumunium foil (Rochman et
al., 2015).
Pada saat masa inkubasi pertama masih terdapat sisa pencernaan ikan yang masih
belum dapat terlarut oleh larutan KOH 10%, maka dilakukan inkubasi kedua dengan
menambahkan larutan H2O2 30% sebanyak 5 ml. Saluran usus ikan yang telah ditambahkan
larutan H2O2 30% tersebut kemudan disimpan kembali selama 24 jam pada suhu ruangan.
Setelah saluran pencernaan ikan hancur, selanjutnya penyaringan menggunakan kertas
saring whatman (1,2 µm) dan vaccum filter. Kertas whatman yang sudah berisi sampel
13

ditutup dan dilapisi dengan alumunium foil, kemudian dioven kembali untuk
mempermudah proses identifikasi (Yudhantari et al., 2019).

3.4 Analisis Data

3.4.1 Analisis Identifikasi Kandungan Mikroplastik


Analisis data identifikasi kandungan mikroplastik dilakukan di laboratorium
menggunakan mikroskop pada besaran 4x/0.10. Sampel pada kertas whatman yang telah
dikeringkan kemudian dipindahkan ke cawan petri untuk proses identifikasi. Cawan petri
diletakkan pada meja objek, diatur makrometer dan mikrometernya untuk mendapatkan
objek dan dibedakan berdasarkan jenis mikroplastik yang didapatkan pada sampel. Setelah
partikel didapatkan lalu didokumentasikan untuk mempermudah proses identifikasi dan
klasifikasi sesuai jenis partikel mikroplastik (Yudhantari et al., 2019).
Partikel mikropastik yang ditemukan pada saluran usus Ikan Kerong – Kerong
diidentifikasi sesuai jenis, ukuran dan warna yang ditunjukan pada Tabel 4 untuk
menentukan karakteristik mikroplastik.
Tabel 4. Pembagian tipe, warna, dan ukuran mikroplastik
Karakteristik Klasifikasi Keterangan
Tipe (Hidalgo- Fragmen Mikroplastik sekunder yang berasal dari
Ruz et al., 2012 fragmentasi botol minuman, toples, mika, dan
dan Dewi et al., kepingan pipa paralon. Tipe fragmen
2015) cenderung berbentuk tidak beraturan dengan
tepian-tepian bergerigi, runcing atau tajam,
bentuknya ini
tergantung berapa lama jenis sampah tersebut
berada di perairan.
Film Mikroplastik sekunder yang berasal dari hasil
fragmentasi kantong plastik atau plastik
kemasan. Tipe film cenderung tipis karena
berasal dari plastik berdensitas lebih rendah
dari tipe mikroplastik lainnya.
Fiber Mikroplastik sekunder yang berasal dari
fragmentasi monofilamen jaring, tali, dan kain
sintetis, serta aktivitas dari penangkapan. Tipe
fiber memiliki bentuk memanjang, tidak
beraturan, tebal, maupun tipis.
14

Pelet Mikroplastik primer yang sengaja di produksi


oleh industri dengan ukuran yang relatif kecil
untuk keperluan kosmetik dan bahan baku
plastik. Tipe pelet dapat berbentuk bulat,
silinder, lonjong, atau seperti tablet.
Ukuran (Nor dan Kelas 1 20-40 μm
Obbard, 2014) Kelas 2 40-60 μm
Kelas 3 60-80 μm
Kelas 4 80-100 μm
Kelas 5 100-500 μm
Kelas 6 500-1000 μm
Kelas 7 1000-2000 μm
Kelas 8 2000-<5000 μm
Warna (Hidalgo- Putih, hitam, biru, Warna-warnaumum mikroplastik yang dapat
Ruz et al., 2012) ungu, transparan, ditemukan dalam pengamatan
hijau, kuning,
abu-abu, oranye,
cokelat, merah dan
lainnya

3.4.2 Analisis Kelimpahan Mikroplastik


Kelimpahan mikroplastik dapat diketeahui menggunakan rumus seperti berikut ini:

Kelimpahan mikroplastik = Jumlah total mikroplastik (partikel)


Jumlah sampel ikan (individu)
Berdasarkan hasil penelitian C.M. Boerger et al. (2010) dalam Yudhantari et al.
(2019), menggunakan rumus yang sama dimana untuk mencari kelimpahan
mikroplastiknya jumlah total mikroplastik yang didapat dibagi dengan jumlah sampel yang
ada.

3.4.3 Analisis Identifikasi Kandungan Mikroplastik uji FT-IR


Analisis data identifikasi kandungan mikroplastik menggunakan metode Transmisi
dengan teknik Kbr (Rakesh et al., 2014) uji FT-IR dilakukan di laboratorium menggunakan
alat FT-IR. Sampel pada kertas Whatman yang telah dikeringkan dimasukan ke mortal dan
ditambahkan KBr dengan pembandingan 1:3 kemudian di tumbuk, lalu sampel
dimasukan kedalam wadah sampel FT-IR selanjutnya sampel dimasukkan kedalam alat uji
FTIR (Peng et al., 2017 dalam Sembiring et al., 2020).
15

Analisis menggunakan alat Fourier Trasnfrom Infra Red (FT-IR) merupakan salah
satu instrumen yang menggunakan prinsip spektroskopi, menurut Anam et al.,(2007)
spektroskopi inframerah dilengkapi dengan transformasi fourier untuk deteksi dan analisis
hasil spektrumnya. Cara kerja dari Fourier Transform Infrared (FT-IR) yaitu dengan
pantulan sinar Infrared yang dipancarkan ke seluruh bagian sampel dan dari pemantulan
Infrared tersebut akan menghasilkan data panjang gelombang dan mengatahui jenis
polimer yang terkandung pada sampel. Untuk menganalisis panjang gelombang yang
ditemukan dengan membandingkan kemiripan panjang gelombang dengan pustaka atau
tabel instrumen analisis FT-IR. Panjang gelombang digunakan yaitu 450-4000 cm-1 dengan
menggunakan alat spektrofotometri Fourier Transform Infrared (FT-IR) dengan
membandingkan hasil spectra dan pustaka (Jung et al., 2018).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Tempat pelelangan ikan (TPI) Pasar Bawah berada di Kelurahan Pasar Bawah,
kabuapaten Bengkulu Selatan. TPI Pasar Bawah merupakan satu - satunya TPI yang ada di
Kabupaten Bengkulu Selatan (Jevi et al., 2016). TPI Pasar Bawah memiliki lokasi yang
strategis berada di dekat aktifitas permukiman masyarakat, TPI memiliki konsturksi bentuk
bangun dari beton dan beratapkan seng dengan luas 1,8 ha yang digunakan nelayan dan
masyarakat untuk melakukan aktifitas pelelangan ikan yang meliputi menimbang,
melelang, menjual dan mengepak untuk di distribusikan keluar kabupaten Bengkulu
Selatan (Jevi et al., 2016).
Aktivitas pelelangan ikan dilakukan saat pagi hari dan siang hari, yang
menyesuaikan waktu bersandarnya nelayan. Pelelangan biasanya dipimpin oleh 1 orang
yang mengatur pelelangan. Aktifitas pendaratan ikan dari nelayan biasanya di lakukan oleh
ABK dan dibantu masyarakat yang berada di tepian dermaga kemudian hasil tangkapan
yang di dominasi Ikan Tenggiri, Ikan Layur dan Ikan Kerong - Kerong dibawah ke TPI.
Kondisi TPI dapat dilihat pada Gambar 3.

(a) (b)
Gambar 3. (a) Lokasi Penelitian, (b) foto kapal bersandar
4.2 Identifikasi Karakteristik Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus)
Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus) yang diambil dari nelayan berjumlah
30 ekor dari 3 perahu nelayan yang bersandar. Daerah penangkapan Ikan Kerong - Kerong
yang didapat dari perairan pino raya, perairan Pasar Bawah, dan perairan kedurang hingga
padang guci. Sampel Ikan Kerong – Kerong kemudian diukur panjang total / total lenght
(TL) , berat total / total weight (TW), dan berat sampel / sample weight (SW). Dapat dilihat
pada Gambar 4.
17

(a) (b) (c)


Gambar 4. (a) pengukuran panjang ikan, (b) pengukuran berat ikan, (c) pengukuran berat
sampel.
Pengukuran panjang total /total lenght (TL) Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys
argyreus) dalam penelitian didapatkan panjang rata - rata 20,50 cm dengan 25,10 ukuran
terpanjang dan 14,10 ukuran terkecil, kemudian pengukuran berat total / total weight (TW)
dengan rata- rata 181,50 gram, dengan ukuran 276,40 gram terberat dan teringan berukuran
50,50 gram, kemudian berat sampel /sample weight (SW) dengan rata - rata 1,29 gram
dengan ukuran 2,81 gram terberat dan ukuran 0,20 gram yang teringan. Hasil identifikasi
karakteristik Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys argyreus) dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Identifikasi karakteristik Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus)

Sampel Panjang Total/Total Bobot Total/Total Berat Usus


Length (TL) Weight (TW)
(cm) (g)
Ikan Kerong 1 23,90 256,10 0,20
Ikan Kerong 2 24,20 274,40 2,81
Ikan Kerong 3 14,40 143,10 0,95
Ikan Kerong 4 22,60 236,40 1,49
Ikan Kerong 5 22,40 210,50 2,37
Ikan Kerong 6 23,80 276,40 2,41
Ikan Kerong 7 22,20 229,30 1,83
Ikan Kerong 8 20,80 165,60 0,61
Ikan Kerong 9 19,20 125,80 0,72
Ikan Kerong 10 18,90 122,90 0,68
Ikan Kerong 11 18,10 113,10 0,44
Ikan Kerong 12 15,60 65,70 0,75
Ikan Kerong 13 15,60 77,80 0,66
Ikan Kerong 14 18,20 105,40 0,68
Ikan Kerong 15 22,40 220,70 1,23
Ikan Kerong 16 17,90 119,80 0,40
Ikan Kerong 17 16,40 74,60 0,35
Ikan Kerong 18 22,30 237,50 1,83
Ikan Kerong 19 23,30 261,20 2,37
Ikan Kerong 20 23,90 259,10 1,77
Ikan Kerong 21 22,90 266,50 2,37
Ikan Kerong 22 25,10 225,70 2,18
Ikan Kerong 23 23,10 245,00 1,79
18

Ikan Kerong 24 21,90 224,30 1,72


Ikan Kerong 25 23,10 245,60 1,83
Ikan Kerong 26 23,60 240,70 1,01
Ikan Kerong 27 20,80 168,00 1,17
Ikan Kerong 28 17,20 99,30 0,69
Ikan Kerong 29 17,90 105,20 0,89
Ikan Kerong 30 14,10 50,50 0,70

Panjang total/total lenght (TL) berkisaran 14,10 cm - 25,10 cm, ukuran bobot
total/total weight (TW) berkisaran 50,50 gram - 276,40 gram , dan berat sampel/sample
weight (SW) berkisaran0,20 gram - 2,81 gram. Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys
argyreus) salah satu ikan demersal yang memiliki ukuran sampai 40 cm, dan memiliki
habitat hidup di daerah dangkal, diperkuat dalam Ridho et al., (2004) Pomadasys argyreus,
Pampus argenteus, Upeneus tragula dan Nemipterus mesoprion merupakan ikan demersal
yang berada di daerah perairan dangkal dengan salinitas yang rendah dan suhu yang tinggi.
Keberadan Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys argyreus) di daerah perairan dangkal
dengan salinitas yang rendah karena memiliki sumber makanan dalam penelitian Annisa et
al. ,(2018) Ikan Gerot - Gerot (Pomadasys) biasanya hidup di perairan teluk yang masih
dipengaruhi air tawar dan didekat dengan muara sungai yang terdapat sumber makanan
jenis kustasea. Daerah penangkapan Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys argyreus) berada
di daerah perairan Kabupaten Bengkulu selatan, daerah penangkapan ikan dapat dilihat
pada tabel 6.

Tabel 6. Daerah Penangkapan Ikan


Sampel ikan Metode Pengambilan Daerah penangkapan ikan Jumlah ikan
sampel ikan (DPI)
Sampel 1 – 11 Kapal nelayan 1 Perairan pino 11
Sampel 12 - 21 Kapal nelayan 2 Perairan pasar bawah 10
Sampel 21 - 30 Kapal nelayan 3 Perairan kedurang 9

4.3 Analisis Identifikasi Kandungan Mikroplastik


Hasil Analisis Mikroplastik pada Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus) yang
dilakukan di laboratorium didapatkan 46% mikroplastik yang terkandung di dalam usus
ikan dan 54% yang tidak terkontaminasi mikroplastik, dengan total 16 partikel
mikroplastik dengan tiga tipe mikroplastik yang ditemukan yaitu fiber, film dan fragmen.
Mikroplastik tipe fiber merupakan tipe mikroplastik yang banyak ditemukan dalam saluran
usus Ikan Kerong- Kerong (Pomadasys argyreus) yaitu 8 partikel, kemudian mikroplastik
19

tipe fragmen dengan total 5 partikel dan mikroplastik tipe film dengan 3 partikel. Pada
sampel usus Ikan Kerong - Kerong 11 ditemukan 4 jenis fiber dan 2 jenis fragmen, pada
sampel usus Ikan Kerong - Kerong 29 ditemukan 3 jenis fiber , 1 film dan 2 fragmen,
kemudian sampel usus Ikan Kerong - Kerong 30 ditemukan 1 jenis fiber, 2 film dan 1
fragmen. Tipe mikroplastik dapat dilihat pada Gambar 5.

(a) (b) (c)


Gambar 5 . Jenis Mikroplastik (a) jenis fragmen (b) jenis fiber dan (c) jenis film.
Mikroplastk jenis fiber dengan 8 partikel kemudian fragmen 5 partikel dan film 3
partikel, mikroplastik fiber yang ditemukan pada penelitian ini memiliki karakteristik yang
memiliki serat seperti tali pancing dan diperkuat pada penelitian Azizah et al. (2020)
mikroplastik yang berbentuk seperti tali panjing merupakan tipe fiber.
Mikroplastik jenis frgamen pada penelitian ditemukan 5 partikel dengan karakteristik
seprti potongan – potongan yang memiliki warna transparan dan hitam, dalam penelitian
Purnama et al. (2021) Mikroplastik jenis fragmen memiliki tipe karakteristik berbentuk
potongan – potongan dengan bentuk yang tidak beraturan. Mikroplastik jenis fragmen
salah satu mikroplastik yang berasal dari potongan produk dengan polimer sintesis yang
kuat ( Hastuti et al., 2014).
Mikroplastik jenis film pada penelitian ini ditemukan 3 partikel, dengan bentuk
seperti pecahan plastik yang transparan dan warna transparan dan diperkuat dalam
penelitian Ayuningtyas et al. (2019) karakteristik mikroplastik tipe film seperti kertas tipis
dan tembus pandang, densitas lebih rendah sehingga lebih mudah untuk ditransportasikan,
contohnya seperti pecahan plastik dengan bentuk yang tidak beraturan dan berwarna
dominan transparan. Film salah satu mikroplastik yang memiliki bentuk lembaran tipis
atau potongan seperti selaput dari plastik tipis (Free et al., 2014 dalam Sarasita et al.,
2020).
Hasil identifikasi mikroplastik menggunakan mikroskop mendapatkan bahwa
mikroplastik memiliki warna yang berbeda – beda dengan jumlah yang berbeda – beda.
20

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan warna pada jenis mikroplastik
didapatkan warna yaitu transparan dan hitam yang dapat kita lihat pada Gambar 6.

(a) (b) (c)

Gambar 6. (a) gambar fiber transparan, (b) gambar film transparan , (c) gambar fragmen
hitam.
Hasil identifikasi warna pada partikel mikroplastik dari total 16 partikel yang
ditemukan 9 partikel berwarna hitam dan 7 partikel berwana transparan. Pada sampel 11
terdapat mikroplastik 3 yang berwarna transparan dan 3 berwana hitam, pada sampel 29
ditemukan 2 berwana trasparan dan 4 berwana hitam, kemudian pada sampel 30 ditemukan
2 berwana transparan dan 2 berwarna hitam yang dapat dilihat pada Gambar 7.

7
Kelimpahan warna

6 transparan
mikroplastik

hitam
5

0
Fragmen Fiber film
Tipe Mikroplastik
Gambar 7. Grafik Tipe Mikroplastik
Warna mikroplastik pada Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys argyreus) fiber dan
fragmen memiliki dominan warna hitam dan film berwarna transparan. Dalam Browne et
al., (2011) mikroplastik memiliki perbedaan warna dipengaruhi proses oksidasi yang
terjadi akibat terpapar sinar matahari yang lama. Mendominasi warna hitam juga diperkuat
dalam GESAMP (2015) warna hitam merupakan identifikasi awal polimer polyethylene
yang merupakan penyusun sampah plastik.
21

Berdasarkan penelitian ukuran mikroplastik yang didapatkan sangat beragam Ukuran


partikel mikroplastik terkecil pada penelitian ini diketahui pada jenis fragmen 235,39µm
hingga 500,19 µm, kemudian partikel mikroplastik jenis film dengan ukuran 72,26 µm
hingga 394,28 µm dan partiker mikroplastik jenis fiber 291,32 µm hingga 2103,32 µm.
Banyak ditemukan mikroplastik dengan ukuran Kelas 5 dengan 13 partikel dengan Ukuran
100 - 500 µm, ukuran yang bervariasi akibat potongan yang berada di lautan, dalam
Rochman et al.,(2015), menunjukan bahwa ukuran >500 µm merupakan ukuran puing –
puing antropogenik yang diidentifikasi pada beberapa sampel ikan di indonesia, semuanya
terdiri dari plastik. Menurut Ayuningtyas et al.,(2019) partikel mikroplastik berukuran <5
mm yang terdeteksi di banyak wilayah perairan.

4.4 Analisis Kelimpahan Mikroplastik Pada Ikan Kerong – Kerong (Pomadasys


argyreus)
Berdasarkan hasil analisis mikroplastik Pada Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys
argyreus) ditemukan mikroplastik jenis fiber, fragmen dan film, dengan jumlah 16 partikel,
ukuran besar ikan tidak mempengaruhi kelimpahan mikroplastik pada ikan. jenis fiber
ditemukan tertinggi 26,6% dengan jumlah total 8 partikel, dilanjutkan dengan jenis
fragmen ditemukan 16,7% dengan jumlah total 5 partikel dan yang terakhir jenis film yang
ditemukan terendah 10% dengan jumlah total 3 partikel. Grafik kelimpahan dapat dilihat
pada Gambar 8.
Kelimpahan Mikroplastik

9
8 jumlah
Partikel / Individu

8
7 presentase
6
5
5
4
3
3
2
1 26,6% 16,7%
10%
0
fiber film fragmen

Tipe Mikroplastik

Gambar 8. Grafik kelimpahan mikroplastik


Berdasarkan hasil analisis penelitian didapatkannya kelimpahan mikroplastik dengan
jumlah 16 partikel mikroplastik pada usus Ikan Kerong - Kerong (pomadasys argyreus)
22

makan didapatkan kelimpahan total mikroplastik sebesar 0,53 partikel / individu, yang
didominasi jenis fiber 8 partikel kemudian fragmen 5 partikel dan film 3 partikel.
Mikroplastik jenis fiber yang banyak ditemukan pada Ikan Kerong - Kerong
(pomadasys argyreus) sedikit berbeda pada penelitian Panjaitan et al., (2021) mengenai
ikan demersal yaitu kakap merah, mikroplastik jenis fragmen memiliki kelimpahan yang
mendominasi 75 partikel kemudian 65 partikel fiber dan 45 partikel film, sedikit perbedaan
mikroplastik yang mendominasi diduga akibat perbedaan habitat dan pola makan pada
masing - masing ikan. Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys argyreus) salah satu hewan
demersal yang banyak memakan krustasea hal ini diperkuat dalam penelitian Annisa
(2018) makanan utama ikan Pomadasys merupakan udang - udangan dapat menunjukan
bahwa ikan Pomadasys golongan ikan kustasivora.
Mikroplastik jenis fiber dapat paling dominan pada ikan demersal dikarenkan
mikroplastik jenis fiber diketahui melimpah didasar perairan dan mengendap di sedimen
(Claessens et al ., 2011. Woodall et al., 2014, Bellas et al., 2016 dalam Sarasita et al.,
2020). Mikroplastik jenis fragmen dapat bereda pada Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys
argyreus) diakibatkan dari sebaran jenis fragmen berada pada sedimen diperkuat dalam
penelitian Yona et al., (2019) sedimen perairan memiliki kelimpahan mikroplastik jenis
fragmen yang tinggi. Jenis fragmen yang memiliki densitas yang tinggi memungkinkan
mikroplastik jenis fragmen berada pada perairan dalam atau dasar desimen (Hastuti et al.,
2014).
Kebiasaan pola kehidupan Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys argyreus) dapati
mempengaruhi masuknya mikroplastik dimana Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys
argyreus) merupakan ikan demersal. Menurut Manalu (2017) dalam Ramadhani (2019),
ikan demersal lebih banyak memakan lumpur dan pasir kemudian disaring dengan tapis
insang sehingga mendapatkan makanan berupa bentik fauna.
Berdasarkan analisis ukuran mikroplastik yang ditemukan pada penelitian ini lebih
kecil dibandingkan makanan Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys argyreus). Hal ini
diperkuat dalam penelitian Annisa et al., (2018) ikan Pomadasys di Teluk Pabean, Jawa
Barat memangsa krustasea dengan ukuran 41 – 632 mm dan juvenile ikan dari ukuran
7,561 – 13,804 mm. Ukuran mikroplastik yang lebih kecil dibandingkan dengan makanan
Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys argyreus) akan lebih mudah termakan.
23

4.5. Analisis Mikroplastik pada Fourier Transform Infra Red (FT-IR)


Berdasarkan analisis mikroplastik menggunakan Fourier Trasnfrom Infra Red (FT-
IR) pada sampel Ikan Kerong - Kerong (Pomadasys argyreus) ditemukan 16 sampel
mikroplastik fiber, fragmen dan film yang terkandung polimer penyusun plastik dengan
kemiripan gelombang polimer plastik yaitu, Polycarbonate, Polyethylen, Polypropylen,
Poly(Vinyl Stearate), presentasi polimer pada saluran usus Ikan Kerong - Kerong
(Pomadasys argyreus) dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jenis polimer

Jenis polimer Sampel usus Presentase Sumber


(ulangan) kemiripan

Polycarbonic Acid, Carbonate 11(1) 64,03 Pembuatan lampu


jalan,atap kanopi botol
minum

Poly(Vinyl Stearate) 11 (2) 67,38 Pipa pvc wadah plastik

Poly(Vinyl Stearate) 29 (1) 64,96 Pipa pvc wadah plastik

Polyethylene,Propylene:Diene 29 (3) 60,50 Penyusun kantong plastik


, pembuatan botol
minum, dan mainan yang
berbahan plastik
Pembuatan lampu
Polycarbonic Acid, Carbonate 30 (2) 65,36
jalan,atap kanopi botol
minum

Polyethylene,Propylene:Diene) 30 (3) 63,68 Penyusun kantong plastik


, pembuatan botol
minum, dan mainan yang
berbahan plastik

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan alat FT-IR terdapat kemiripan polimer


yaitu Polyethylene (PE), Polypropylene (PP) dengan jumlah 2, polimer dengan Poly(vinyl
stearate) (PVC) dengan jumlah polimer 2 dan polimer Polycarbonic Acid, Carbonate
24

memiliki total partikel 2 partikel polimer. Dapat dilihat pada Tabel 7 ditemukan polimer
Polycarbonic Acid, Carbonate pada sampel usus 11 ulangan 1 dan sampel usus 30 ulangan
2 dengan kemiripan gelombang spektrum 64,03 dan 65,36 ditemukan jenis polimer
Poly(vinyl stearate pada sampel usus 11 ulangan 2 dan pada sampel 29 ulangan 1 dengan
kemiripan pada polimer ini 67,38 dan 64,96, untuk Polyethylene dan Polypropylene
ditemukan pada sampel usus 29 ulangan 3 dan sampel 30 ulangan 3 yang memiliki
kemiripan panjang gelombang 60,50 dan 63,68 kemiripan panjang gelombang dapat di
lihat dari panjang gelombang pada spektrum alat uji FT-IR pada Gambar 9.

Gambar 9. Spektrum Gelombang


Berdasarkan hasil uji FTI-IR didapatkan panjang tinggi gelombang 2921,284 cm-1,
dengan tinggi gelombang yang didapatkan dapat diduga jenis gelombang Polyethylene,
Polypropylene yang mengintrepretasikan ikatan CH stretch. Polimer Polyethylene,
Polypropylene memiliki penyusun utama ikatan CH dan dapat menjadi pendugaan awal
(Syakti, 2017 dalam K.H Hanif et al., 2021). Dalam penelitian K.H Hanif et al., (2021)
Polyethylene, polypropylene ditemukan dengan puncak panjang gelombang 2935–2915
cm-1, hasil interperstasi pada penelitian Coates (2000) dapat dilihat dalam tabel 8.
Tabel 8. Interpretasi Hasil FT – IR.
No Nilai puncak panjang Interpretasi nilai puncak Pusataka
gelombang (cm-1) panjang gelombang
1 3570 – 3200 OH stretch
2 3510 – 3460 NH stretch
3 2935 – 2915 CH stretch
4 1650 – 1590 NH bend
5 1350 – 1000 C – C stretch
6 1225 – 950 Aromatic CH in plane bend Coates (2000)
25

7 1150 – 1000 C-F


8 1090 – 1020 CN stretch
9 900 – 670 Aromatic CH out of plane
bend

10 800 – 700 C-Cl


11 500 – 430 S-S stretch

Dalam penelitian Rhamadhani (2019) ditemukannya Poly(Vinyl Stearate) pada ikan


demersal dan beberapa jenis polimer lain seperti ethylene propylene diene monomer
(EPDM), polyester (PES). Polimer Polyethylene yang bereda dilautan berasal dari bahan
pembuatan botol kemasan sesuai pada penelitian (Nimah et al., 2009). Polypropylene (PP)
berada dilautan biasanya dari bahan plastik yang terurai menurut Pawar et al.,(2016) tutup
botol, sedotan dan mainan yang berbahan plastik mengandung jenis polimer polypropylene
(PP). Polyethylene dan polypropylene salah satu penyusun kantong plastik yang biasanya
digunakan ( Nor dan Obbrad, 2014 dalam Sarasita et al., 2020).
Pada uji FT-IR ditemukannya jenis polimer polycarbonate (PC), jenis polimer
polycarbonate (PC) biasanya di gunakan untuk pembuatan lampu lalu lintas (Crawford
dan Quinn 2017 dalam Sarasita et al., 2020). Poly(vinyl) (PVC) yang di temukan pada uji
FT-IR dengan jumlah 2 partikel polimer dapat masuk kelautan berasal dari wadah - wadah
plastik, diperkuat dalam Bessa (2018) Poly(vinyl) dan polyethylene merupakan polimer
plastik yang digunakan untuk membuat wadah yang terbuat dari plastik . Jenis polimer
Poly(vinyl) , polyethylene, polyamidenylon pada umunya ditemukan pada mikroplastik
jenis fragmen (Carr, 2016 dalam Widiana, 2021).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pada penelitian Analisis Mikroplastik pada Saluran Usus Ikan Kerong – Kerong
(Pomadasys argyreus) di Tempat Pelelangan Ikan Pasar Bawah dapat disimpulkan Ikan
Kerong – Kerong (Pomadasys argyreus) memiliki kelimpahan mikroplastik sebesar 0,53
partikel / individu dengan , jenis fiber ditemukan 26,6% dengan jumlah total 8 partikel,
jenis fragmen 16,7% dengan total 5 partikel dan jenis film 10% dengan total 3 partikel,
mikroplastik yang ditemukan memilik warna hitam dan transparan yang didominasi warna
hitam dan memiliki ukuran dari yang terkecil fragmen 235,39µm hingga 500,19 µm,
kemudian partikel mikroplastik jenis film dengan ukuran 72,26 µm hinga 394,28 µm dan
partikel mikroplastik jenis fiber 291,32 µm hingga 2103,32 µm. Ditemukan kemiripan
polimer Polycarbonic Acid Carbonate, Poly(Vinyl Stearate), dan Polyethylene Propylene
Diene

5.2 Saran
Saran pada penelitian selanjutnya agar dilakukan penelitian tentang mikroplastik
pada sedimentasi dan perairan di daerah penangkapan ikan Kabupaten Bengkulu Selatan,
untuk mengetahui daerah tersebut tercemar atau tidak, dan menjadi peringatan kepada
instansi terkait untuk selalu menjaga lingkungan dari sampah – sampah dan limbah
berbahaya, dan dilakukan studi lanjutan tentang bahaya mikroplastik jika terkonsumsi oleh
manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, H., Pujiayanti, S.,M. Natsir. 2013. Hubungan Tipe Dasar Perairan Dengan
Distribusi Ikan Demersal Di Perairan Pangkajene, Sulawesi Selatan 2011. Jurnal
teknologi Perikanan Dan Kelautan. 4(1): 31-39.

Anam, C., Firdausi, K. S., & Sirojudin, S. (2007). Analisis gugus fungsi pada sampel uji,
bensin dan spiritus menggunakan metode spektroskopi FTIR. Berkala Fisika,
10(1):79-85.

Annisa, C.A., M. Fadjar, R.. Ahmad, Z.D., Charles, P.H.S., Aries, A., dan Reiza, M.,
Aditriawan. 2018. Makanan dan Kebiasaan Ikan Gerot – Gerot pomadasys kaakan
(cuvier.1830) di Teluk Pabean, Jawa Tengah. Jurnal Perikanan UGM. 20 (1): 31-
40.

Avio, C.G., Gorbi, S., Milan, M., Benedetti, M., Fattorini, D., d'Errico, G., Pauletto, M.,
Bargelloni, L., dan Regoli, F. 2016. Pollutants bioavailability and toxicological risk
from microplastics to mussels. Environ. Pollut. 198: 211– 222.

Brown, W.C., Yona D., Julianda, S.H., Iranawati, F. 2019. Kelimpahan Mikroplastik Pada
Perairan di Banyu Urip Gresik, Jawa Timur. Journal of Fisheries and Marine
Research. 3(1):41-45.

Azizah, P., Ridlo, A., Suryono, C.A. 2020. Mikroplastik pada Sedimen di Pantai Kartini
Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Journal of Marine Research. 9(3): 326-2.

BAPPEDA. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Bengkulu.


Rencana aksi pengembangan ekonomi kemaritiman Provinsi Bengkulu. Tahun
2017- 2020.

Bessa, F. 2018. Occurence of Microplastic in Commercial Fish from a Natural Estuarine


Environment. Marine Pollution Bulletin. 128. 575-584.

Browne, M.A., Crump, P., Niven, S.J., Teuten, E., Tonkin, A., Galloway, T., dan
Thompson, R. 2011. Accumulation of microplastics on shorelines worldwide:
sources and sinks. Environ. Sci. Technol. 45(21): 9175- 9179.

Dewi, I.S., Budiarsa, A.A.,Ritonga, I.R. 2015. Distribusi Mikroplastik pada Sedimen di
Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara Indonesia. Depik. 4(3):121-131.

EFSA Contam Panel (EFSA Panel on Contaminants in the Food Chain). 2016. Presence of
microplastics and nanoplastics in food, with particular focus on seafood. EFSA
Journal. 14(6).

Fahri, R. 2020. Identifikasi Jenis Sampah Laut (Marine Debris) Pantai Lentera Merah Kota
Bengkulu Provinsi Bengkulu. Skripsi. Universitas Bengkulu.

Firman,M. 2021. Analisis Mikroplastik Pada Ikan Ekonomis Di Teluk Segara Kota
Bengkulu. Skripsi. Universitas Bengkulu.
27

[GESAMP] Group of Experts on the Scientific Aspects of Marine Environmental


Protection. 2015. Sources, Fate and Effects of Microplastic in the Marine
Environment: a Global Assessment.

Gennisa, A.S. 1999. Pengenalan Jenis-Jenis Ikan Laut Ekonomi Penting di Indonesia.
Jurnal Oseana. 24 (1): 17-38.

Hanif, K.H., Suprijanto, J., Pratikto, I. 2021. Identifikasi Mikroplastik di Muara Sungai
Kendal, Kabupaten Kendal. Journal of Marine Research. 10 (1) :3 – 6.

Hapitasari, D.N. 2016. Analisis Kandungan Mikroplastik Pada Pasir dan Ikan Demersal:
Kakap (Lutjanus sp.) dan Kerapu (Epinephelus sp.) di Pantai Ancol, Palabuhan
Ratu, dan Labuan. Skripsi. IPB.

Hastuti, A.R., Yulianda, F., dan Wardianto Y. 2014. Spatial distribution of marine debris in
mangrove ecosystem of pantai indah kapuk, Jakarta. Bonoworo Wetland. 4(2): 94-
107.

Hidalgo-Ruz, V., Gutow, L., Thompson, R.C., and Thiel, M. 2012. Microplastics in the
Marine Environment: a Review of the Methods Used for Identification and
Quantification. Environmental Sciences & Technology. 46: 3060-3075.

Himelda, Wiyono, E.S., Purbayanto, A., Mustaruddin. 2011. Analisis Sumber Daya
Perikanan Lemuru (Sardinella lemuru Bleeker 1853) di Selat Bali. Mar. Fish. 2 (2):
165–166.

Hirai. 2011. Organic Micropollutants In Marine Plastics Debris From The Open Ocean
And Remote and Urban Beaches. Marine Pollution Bulletin. 62 (8): 1683-1682.

Hiwari, H., Purba, N.P., Ihsan, Y.N., Yuliadi, L.P.S. dan Mulyani, P.G. 2019. Kondisi
Sampah Mikroplastik di Permukaan Air Laut Sekitar Kupang dan Rote, Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas
Indonesia. 5(2): 165- 171.

Honhenblum, P., Bettina, L., Marcel, L. 2015. Plastic and Microplastic in theEnvironment.
Vienna (AT):

Jambeck, J, R., Geyer, R., Wilcox C., Siegler T., R., Perryman, M. 2015. Plastic Waste
Inputs From Land Into The Ocean. Science. 347 (1): 768-71.

Jevi., Zain, J., Syaifuddin. 2016. The Utiliza Study of Place Aucetionin Village Pasar
Bawah South Bengkulu Regency Bengkulu Province. Student Of Fisheries And
Marine Science Faculty. 1-12.

Johan, Y., Renta, P., P., Purnama D., Muqsit A., Hariman P. 2019. Jenis dan Bobot
Sampah Laut (Marine Debris) Pantai Panjang Kota Bengkulu. Jurnal
Enggano. 4 (2): 243-256.

Jung, R.M., Horgen, F.D, Orski, S.V., Rodriguez., V.C., Beers, K.L., Balazs, G.H., Jones,
T.T., Work, T.M., Brignac, K.C., Royer, S.J., Hyrenbach, K.D., Jensen, B.A.,
Lynch, J.M. 2018. Validation of ATR FT-IR to identify polimers of plastic marine
debris including those ingested by marine organisms. Marine Pollution Bulletin.
127: 704-716.
28

KKP. Kementerian Kelautan Perikanan. Profil Potensi Usaha dan Peluang Investasi
Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu. Tahun 2018.

Kusumawati , I., Setyowati, M., Salena, I.Y. 2018. Identifikasi Komposis Sampah Laut di
Pesisir Aceh Barat. Jurnal Perikanan Tropis. 5(1): 59-60.

Kuasa, S. 2018. Keberadaan Mikroplastik Pada Hewan Filter Feeder di Padang Lamun
Kepulauan Spermonde Kota Makassar. Skripsi. Makassar. UHM.

Law, K.L., dan R. C. Thompson. 2014. Microplastic in the seas. Science. 345: 144-145

Lippiat, S., Opfer, S., dan Arthur, C. 2013. Marine Debris and Monitoring Assesment.
NOAA.

Lithner D., Larsson A., Dave G. 2011. Environmental and Health hazard ranking and
assessment of plastic polymers based on chemical composition. Science of Total
Environment, 409(18): 3309-3324.

Lusher, A.L., McHugh, M., Thomson R.C. 2013. Occurrence Of Microplastic In The
Gastrointestal Tract Of Pelagic And Demersal Fish From The English Channel.
Marine Pollution Bulletin. 67: 94-99.

Manalu, A.A. 2017. Kelimpahan Mikroplastik di Teluk Jakarta. Tesis. Sekolah


Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mirad, A.,dan Yoswaty, D. 2020. Identification Microplastic Waste in Seawater and the
Digestive Organs of Senangin Fish (E. tetradactylum) at Dumai City Sea Waters,
Asian Journal of Aquatic Sciences. 3 (3): 248-259.

Moore, C.J., Lattin, G.L., Zeller, A.F. 2004. Density of Plastic Particles Found in
Zooplankton trawls from Coastal Waters of California to the North Pasific Central
Gyre. Marina Drive, Long Beach CA 90803 (US): Algalita Marine Research
Foundation.

Mujiarto, I. 2005. Sifamanalut dan Karakteristik Material Plastik Dan Bahan Aditif. Traksi.
3 (2): 1-9.

Nimah, Y.L., Atmaja, L., dan Juwono, H. 2009. Sintesis dan Karakterisasi Film Plastik
HDPE Pengemas Herbisida Menggunakan Filler Abu Layang Kelas F. Indo J
Chem. (9)3: 348-354.

Nor, N.H.M., Obbard, J.P. 2014. Microplastics in Singapore’s Coastal Mangrove


Ecosystems. Marine Pollution Bulletin. 79 (1): 278–283.

Panjaitan ,G ,G ,M., Perwira , I, M., Wijayanti ,N, P. 2021. Profil kandungan kelimpahan
mikroplastik pada ikan kakap merah (lutjanus sp.) yang di daratkan di PPI
kedongan ,Bali. Current trend in Aquatic science. 2 : 116 – 121.yona

Pawar, P.R., Shirgaonkar, S.S. Patil, R.B. 2016. Plastic Marine Debris: Sources,
Distribution and Impacts on Coastal and Ocean Biodiversity. Pencil Publication of
Biological Sciences. 3(1):40- 54.
29

Pujiyati, S. 2008. Pendekatan Metode Hidroakustik Untuk Analisis Keterkaitan


Antara Tipe Substrat Dasar Perairan Dengan Komunitas Ikan Demersal.
Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana. Bogor. Institut Pertanian Bogor. 185 hlm.

Purnama, D., Johan, Y., Wilopo, M.D., Renta, P.P., Sinaga, J.M., Yosefa, J.M., Marlina,
H.M., Suryanita, A., Pasaribu, H.M., Median, K. 2021. Analisis Mikroplastik pada
Saluran Pencernaan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Hasil Tangkapan Nelayan di
Pelabuhan Perikanan Pulau Baai Kota Bengkulu. Jurnal Enggano. 6 (1): 110-124.

Purwaningrum, P. 2016. Upaya Mengurangi Timbulan Sampah Plastik di Lingkungan.


Jurnal Teknik Ligkungan. 8 (2): 141-147.

Rahmadhani, F. 2019. Identifikasi dan Analisis Kandungan Mikroplastik Pada Ikan Pelagis
dan Demersal Serta Sedimen dan Air Laut di Perairan Pulau Mandangin Kabupaten
Sampang. Skripsi. Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

Rakesh. P., Charmi P., dan S.K. Rajesh. 2014. Quantitative Analytical applications of FT-
IR Spectroscopy in Pharmaceutical and Allied Areas. J. Adv Pharmacy Edu. 4(2):
145-157

Renwarin A., O.A.H. Rogi., R.L.E. Sela. 2002. Studi Identifikasi Sistem Pengelolaan
Sampah Permukiman Di Wilayah Pesisir Kota Manado. Jurnal. Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Rochman, C.M., Tahir, A., Williams, S.L., Baxa, D.V., Lam, R., Miller, J.T., The, F.C.,
dan Werorilangi, S.J. 2015. Anthropogenic Debris In Seafood: Plasc Debris And
fibers From Texles In fish And Bivalves Sold For Human Consumpon. Scientific
Reports. 5(1): 1-10.

Ridho, Rasyid, M., Richardus, F, K. , Jaya,indra., Nurhakim, S. 2004. Distribusi


Sumberdaya Ikan Demersal Di Perairan Laut Cina Selatan. Jurnal Ilmu-ilmu
Perairan dan Perikanan Indonesia. 2: 123-128

Sahwan, F.M., Martono, D.H., Wahyono, S., Wisoyodharmo, L.A. 2005. Sistem
Pengolahan Limbah Plastik di Indonesia. Jurnal Teknologi Lingkungan
P3Tl_BPPT. 6(1): 311-318.

Sarasita, D., Yuanto,A., Yona ,D. 2020. kandungan Pada Ikan Ekonomis Penting di
Perairan Selat Bali. Jurnal ikhtiologi indonesia. 20(1) :1- 12

Sembiring, E., Fareza, A.A., Suendo, Veinardi, dan Reza, M. 2020. The Presence of
Microplastics in Water, Sediment, and Milkfish (Chanos chanos) at the
Downstream Area of Citarum River, Indonesia. Water Air Soil Pollut. (5): 231:
355.

Tobing, S., J.B.L. Hendrawan, I. Gede, Faiqoh, E. 2020. Karakteristik Mikroplastik Pada
Ikan Laut Konsumsi Yang Didaratkan Di Bali. Journal marine of technology.
3(2) :102-107.

Tri, E.2007. Distribusi Jenis Ikan Demersal Yang Tertangkap Trawl Pada Musim Barat Di
Perairan Utara Jawa Tengah. Jurnal ikhtiologi Indonesia.7(1): 41- 42
30

Wibisono, A., dan Piana, D. 2014. Sosialisasi Bahaya Membuang Sampah Sembarangan
Dan Menentukan Lokasi TPA di Dusun Deles Desa Jagonaya Kecamatan Ngablak.
Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. 3: 22.

Widiana, S.2021. Studi Distribusi Mikroplastik Pada Sedimen Pesisir Desa Curah Dringu
Dan Desa Dungun Di Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Skirpsi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Wright, L.C., Thompson, R.C., Galloway, T.S. 2013. The Physical Impacts Of
Microplastics On Marine Organism. Environ Pollut. 178 (3): 483-492.

Yona, D., Maharani, M.D., Reza, M., Elvania, Y., dan Eka, W. 2020. Analisis
Mikroplastik di Insang dan Saluran Pencernaan Ikan Karang di Tiga Pulau Kecil
dan Terluar Papua, Indonesia. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 12 (2):
495-505.

Yudhantari, C.I.A.S., Hendrawan, G., dan Pusphita, N. 2019. Kandungan Mikroplastik


Pada Saluran Pencernaan Ikan Lemuru Protolan (Sardinella Lemuru) Hasil
Tangkapan di Selat Bali. Journal marine of tecnology. 2 (2): 48-52.

Zamdial, Hartono, D., Bakhtiar, D., Nofridiansyah, E. 2018. Studi Identifikasi Kerusakan
Wilayah Pesisir Kota Bengkulu. Jurnal Enggano. (3) : 65-80.
LAMPIRAN
33

Lampiran 1. Dokumentasi penelitian.

Lokasi TPI Pasar pawah

Lokasi kapal bersandar

Kegiatan pelelangan

Wawancara penjual ikan

Packing sampel yang di dapat


34

Membeli ikan dengan nelayan


setempat

Lokasi penelitian

Membeli ikan sampel kepada


penjual ikan

Menyimpan sampel ikan di


lemari pendingin

Menimbang sampel ikan


35

Menimbang sampel usus ikan

Mengoven sampel usus

Sampel yang sudah selesai di


oven

Proses penyaring sampel

Hasil pengamatan mikroskop


36

Lampiran 2. Grafik Fourier Transform Infra Red (FT-IR)

Anda mungkin juga menyukai