JURNAL-Beghi Guardiola-Rezkina Arjunirahman
JURNAL-Beghi Guardiola-Rezkina Arjunirahman
Abstrak
Karya tulis jurnal ini dibuat berdasarkan beberapa keresahan dalam Novel Pulang karya Tere Liye (2015)
khusus dalam bidang arsitektur, dengan latar belakang budaya yang mana pada awalnya berada dikawasan
Bukit Barisan, Sumatera Selatan. Kemudian beralih ke perkotaan dengan ramainya jenis bangunan, tetapi
karakter utama dalam novel ini masih memiliki rumah yang cukup tradisional dengan adanya unsur modern
didalamnya, entah itu beruba material yang digunakan, furniture maupun yang lainnya. Dengan itulah kami
mengangkat teori Arsitektur Neo-Vernakular yang terangkum dalam buku Language of Post-Modern
Architecture karya Charles Jencks. Arsitektur Neo-Vernakular sendiri menurut (Fajrine, 2017) Arsitektur neo
vernakular dapat diartikan sebagai arsitektur asli daerah tersebut yang dibangun oleh masyarakat setempat,
dengan menggunakan material lokal, mempunyai unsur adat istiadat atau budaya dan disatu padukan dengan
sentuhan modern yang mendukung nilai dari vernakular itu sendiri. Sedangkan Charles Jencks adalah promotor
dalam era arsitektur post-modern pada tahun 1977.
Abstract
This journal writing was based on several concerns in the Novel Pulang by Tere Liye (2015)
specifically in the field of architecture, with a cultural background which was originally located in the Bukit
Barisan area, South Sumatra. Then it moves to urban areas with lots of different types of buildings, but the
main character in this novel still has a fairly traditional house with modern elements in it, whether it's changing
the materials used, furniture or other things. With that, we raised the theory of Neo-Vernacular Architecture
which is summarized in the book Language of Post-Modern Architecture by Charles Jencks. According to
(Fajrine, 2017) neo-vernacular architecture can be defined as architecture native to the area which was built
by the local community, using local materials, has elements of customs or culture and is combined with a
modern touch that supports the values of the vernacular itself. Meanwhile, Charles Jencks was a promoter of
the post-modern architectural era in 1977.
1. PENDAHULUAN
Tere Liye adalah seorang penulis berbakat dari tanah Palembang, Sumatera Selatan. Beliau telah
menciptakan beberapa karya yang sangat memukau salah satunya Novel dengan Judul Pulang yang ia terbitkan
pada tahun 2015. Novel tersebut menceritakan seorang pemuda yang berlatar belakang ekonomi dan
Pendidikan yang minim dari salah satu kampung di Sumatera Selatan, yang memiliki keinginan untuk
mengusai dunia luar. Tapi tidak semudah itu dia menerima banyak sekali rintangan yang awalnya berasal dari
Ibu kandungnya sendiri yang tidak tega jauh dari anaknya, dan juga Ibu yang takut pada suatu hari anaknya
tidak bertemu jalan Pulang. Singkat cerita, setelah 20 tahun meninggalkan kampung halaman, pemuda dengan
nama panggilan Bujang sukses dengan menjadi kaki tangan seorang mafia pasar gelap asia pasifik.
Novel ini memberikan beberapa latar tempat, dan yang paling menarik dalam latar tempat di novel ini
adalah tempat tinggal Bujang dan beberapa tempat teman seperjuangan, yang memiliki desain tradisional
namun ada nya unsur modern.Arsitektur Neo-Vernakular adalah suatu jenis gaya arsitektur yang mengacu
kepada kebudayaan setempat, atau mempresentasikan budaya setempat dengan gaya arsitektur baik berupa
bentuk bangunan, material bangunan, dan yang paling khas di era Neo-Vernakular dikenal adalah ornamen.
Kami mengangkat Tema Arsitektur Neo-Vernakular karena melihat gaya bangunan yang berlatar belakang di
Novel Pulang, karya Tere Liye memiliki unsur dari Arsitektur Tradisional dan Moderen sehingga bisa
menjerumus kepada Arsitektur Neo-Vernakular.
Sedangkan untuk teori Arsitektur Neo-Vernakular yang kami gunakan mengacu kepada Buku
language of Post-Modern Architecture karya dari Charles Jencks, Jencks merupakan pelopor gerakan Post-
Modern architecture didunia pada tahun 1960-an, dan menerbitkan buku dengan judul language of Post-
Modern Architecture pada tahun 1977 untuk menjawab keresahan para arsitek dizaman itu sampai dengan
sekarang. Dikutip dari Jurnalarsitek, 2017 Post-Modern Architecture adalah masa dimana penyempurnaan atau
revisi terhadap gerakan modernisasi dalam arsitektur dan seni di Eropa Barat dan di Amerika Serikat. Post-
Modern menunjukkan apa yang telah kita tinggalkan dan lalui, tapi belum menerangkan dimana kita akan tiba.
2. METODE
Pengumpulan data sangat penting karena berfungsi untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan objek dan juga standar yang harus dipenuhi dalam sebuah jurnal, Terdapat berbagai cara dalam
mengumpulkan data, dalam jurnal ini kami akan menggunakan metode kualitatif. Yang mana data yang
didapatkan dengan mengkaji karya sastra dan berdasarkan dari karya sastra juga.
Beghi Guardiola & Rezkina Arjunirahman, Vol. 1, No. 1, November 2023: 1-6
Beghi Guardiola & Rezkina Arjunirahman ISSN: 2252-8822 3
Beberapa penilitian tentang penggunaan Kontruksi Lokal dalam teori Arsitektur Neo-Vernakular
terdapat pada karya tulis jurnal Penerapan Arsitekur Neo-Vernakular pada bangunan Fasillitas Budaya dan
Hiburan (Chaesar Dhiya Fauzan Widi, Luthfi Prayogi). Pada penelitian itu mendapatkan hasil dimana
perwujudan kontruksi lokal menggunakan atap tradisional dan juga material tradisional, dikutip dari karya tulis
jurnal Penerapan Arsitekur Neo-Vernakular pada bangunan Fasillitas Budaya dan Hiburan (Chaesar Dhiya
Fauzan Widi, Luthfi Prayogi) Pada bangunan-bangunan tersebut, penutup bagian atas bangunan menggunakan
atap joglo dan atap pelana. Atap tersebut menggunakan material genteng sebagai penutup atapnya. Atap
bangunan tersebut memiliki kemiringin yang tidak terlalu landai. Struktur atap dari kedua bangunan tersebut
menggunakan material kayu sebagai material utama struktur atap.
Selain atap kontruksi lokal juga diwujudkan dalam material keramik dengan berbagai material lokal,
dikutip dari karya tulis jurnal Penerapan Arsitekur Neo-Vernakular pada bangunan Fasillitas Budaya dan
Hiburan (Chaesar Dhiya Fauzan Widi, Luthfi Prayogi) Pada rumah keramik F. Widiyanto. Rumah keramik F.
Widiyanto adalah sebuah tempat yang melestarikan seni keramik. Namun, dalam material bangunan rumah
keramik tidak hanya menggunakan keramik sebgai material bangunannya. Masih banyak material lain yang
digunakan seperti kayu, batu bata, genteng, dan batu alam. Material material tersebut didatangkan dari
beberapa daerah di indonesia. Seperti material kayu yang berasal dari jepara, dan material lain yang
didatangkan dari daerah sekitar rumah keramik F. Widiyanto. Tidak lupa juga kontruksi lokal yang digunakan
pada dinding bangunan yang menggunakan kontruksi lokal batu bata yang diplester dengan semen dan juga
beberap ornamen dari kayu
Dalam novel Pulang karya Tere Liye kontruksi lokal lebih mengacu kepada jenis material yang
digunakan seperti kayu jati sebagai kontruksi lokal yang digunakan , Sedangkan dalam penelitian jurnal
Penerapan Arsitekur Neo-Vernakular pada bangunan Fasillitas Budaya dan Hiburan (Chaesar Dhiya Fauzan
Widi, Luthfi Prayogi) lebih mengacu ke struktur atap bangunan, kontruksi material lantai yang memakai
keramik lokal, dinding batu bata.
Nilai Nilai Arsitektur Neo-Vernakular dalam Novel Pulang Karya Tere Liye berdasarkan Buku Language of
Post-Modern karya Charles Jencks
4 ISSN: 2252-8822
Beghi Guardiola & Rezkina Arjunirahman, Vol. 1, No. 1, November 2023: 1-6
Beghi Guardiola & Rezkina Arjunirahman ISSN: 2252-8822 5
Nilai Nilai Arsitektur Neo-Vernakular dalam Novel Pulang Karya Tere Liye berdasarkan Buku Language of
Post-Modern karya Charles Jencks
6 ISSN: 2252-8822
REFERENCES
Jajang Nurjaman, Lutfi Prayogi, “Penerapan Konsep Arsitektur Neo-Vernakular pada Stasiun Malang Kota Baru”, vol .6,
pp 64–67, No, 1, 2022, doi: https://doi.org/10.24853/purwarupa.6.1.63-68
Ghiffari Goldra , Lutfi Prayogi, “Konsep Arsitektur Neo Vernakular pada Bandar Udara Soekarno Hatta dan Bandar Udara
Juanda”, vol. 4. pp 37, Maret, 2021, doi: https://doi.org/10.26618/j-linears.v4i1.5190
Chaesar Dhiya Fauzan Widi, Luthfi Prayogi, “Penerapan Arsitekur Neo-Vernakular pada bangunan Fasillitas Budaya dan
Hiburan”, vol. 3, pp 387–389, Oktober, 2020, doi: doi.org/10.17509/jaz.v3i3.23761 :
Tere Liye, “Shadow Economy, Penunggang Kuda Suku Bedouin, Waktuku Sudah Tiba, Patung Naga Emas, Pencuri yang
Pengecut” in Pulang, vol. 1, Diana Hayati, Resoluzy, PT Sabak Grip Nusantara, Depok, Jawa Barat, 2015, pp 31–107.
Charles Jencks, “Post-Modern Archutecture, Neo-Vernacular” in The Language of Post Modern Architecture, vol. 4, Michael
Graves, Leon Krier, James Stirling, Rizolli International Publication.inc, United Stated of America, 1977, pp 81–96.
Beghi Guardiola & Rezkina Arjunirahman, Vol. 1, No. 1, November 2023: 1-6