Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama Mata Kuliah : Manajemen Operasi


Kode Mata Kuliah : EKMA 4215
Jumlah sks : 3 SKS
Nama Pengembang : Alberta Esti Handayani, SE, Ak, MM, CA
Nama Penelaah :
Status : Baru/Revisi*
Pengembangan
Tahun : 2023/2024
Pengembangan
Edisi Ke- : 1

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
Saudara mahasiswa Universitas Terbuka

Salam jumpa dalam Tugas Mandiri 1, tutorial online


Manajemen Operasi, mengacu pada Modul 1, Modul
2, dan Modul 3 dari BMP.

1 Sebutkan dan jelaskan operasional sebagai fungsi 40 Modul 1


transformasi

2 Sebutkan dan jelaskan indikator strategi operasional 30 Modul 1

Jelaskan apa yang dimaksud reliabilitas serta jelaskan alas


3 30 Modul 2
an pentingnya reliabilitas !

* coret yang tidak sesuai

NAMA : LISTIN ALVIANA

NIM : 045199042

KELAS : 4A MANAJEMEN

Jawaban :
1. Manajemen operasional adalah seperangkat kegiatan menciptakan nilai produk
ataupun jasa yang dihasilkan melalui proses transformasi dari masukan (input)
menjadi keluaran (output) (Heizer dan Render, 2014). Sementara itu, Russell dan
Taylor (2011) menyatakan bahwa manajemen operasional meliputi mendesain,
mengoperasikan, dan memperbaiki sistem produksi, yaitu sistem untuk menyelesaikan
pekerjaan. Operasi (operations) merupakan proses transformasi masukan menjadi
keluaran dengan memperbesar nilai tambah. Manajemen operasional merupakan
pengembangan dan pengadministrasian kegiatan yang ada dalam proses transformasi
sumber daya menjadi produk dan jasa. Manajer operasional mengawasi proses
transformasi tersebut; melakukan perencanaan dan desain sistem operasional; serta
mengelola kebutuhan material, kualitas, dan produktivitas. Manajemen operasional
merupakan seluruh aktivitas untuk mengatur dan mengoordinasi faktor-faktor
produksi secara efektif dan efisien untuk dapat menciptakan serta menambah nilai dan
manfaat dari produk dan layanan yang dihasilkan oleh sebuah organisasi. Manajemen
operasional juga merupakan serangkaian kegiatan yang menciptakan barang dan jasa
melalui perubahan dari masukan dan keluaran. Manajemen operasional meliputi
fungsi atau sistem yang melakukan kegiatan proses pengolahan masukan menjadi
keluaran dengan nilai tambah yang besar. Manajemen operasional meliputi kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan barang, jasa, dan kombinasinya
melalui proses transformasi dan sumber daya produksi menjadi keluaran yang
diinginkan. Kegiatan tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan terhadap urutan berbagai kegiatan untuk membuat produk yang
berasal dari bahan baku dan bahan penolong lain atau urutan pemberian layanan
kepeda pelanggan. Kegiatan menciptakan produk dan jasa atau layanan tersebut dapat
dilakukan pada semua organisasi. Dalam perusahaan manufaktur yang menghasilkan
produk, kegiatan operasional ini tampak nyata. Sementara itu, pada perusahaan jasa
yang memberikan layanan kepada pelanggan, kegiatan operasional tidak tampak,
tetapi dapat dirasakan. Manajemen operasi juga dapat didefinisikan sebagai
serangkaian kegiatan yang meliputi desain, operasi, dan perbaikan sistem yang
menciptakan dan menyampaikan produk dan jasa atau layanan (Chase et al, 2006).
Sementara itu, Kumar dan Suresh (2009) menyatakan bahwa seperangkat kegiatan
manajemen yang saling berhubungan yang meliputi kegiatan pemanufakturan produk
dan pemberian layanan disebut sebagai manajemen produksi dan operasi. Kegiatan
operasional digambarkan sebagai proses transformasional seperti ditunjukkan pada
Gambar berikut

yang diinginkan. Kegiatan tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian,


pelaksanaan, dan pengawasan terhadap urutan berbagai kegiatan untuk membuat
produk yang berasal dari bahan baku dan bahan penolong lain atau urutan pemberian
layanan kepeda pelanggan. Kegiatan menciptakan produk dan jasa atau layanan
tersebut dapat dilakukan pada semua organisasi. Dalam perusahaan manufaktur yang
menghasilkan produk, kegiatan operasional ini tampak nyata. Sementara itu, pada
perusahaan jasa yang memberikan layanan kepada pelanggan, kegiatan operasional
tidak tampak, tetapi dapat dirasakan. Manajemen operasi juga dapat didefinisikan
sebagai serangkaian kegiatan yang meliputi desain, operasi, dan perbaikan sistem
yang menciptakan dan menyampaikan produk dan jasa atau layanan (Chase et al,
2006). Sementara itu, Kumar dan Suresh (2009) menyatakan bahwa seperangkat
kegiatan manajemen yang saling berhubungan yang meliputi kegiatan
pemanufakturan produk dan pemberian layanan disebut sebagai manajemen produksi
dan operasi. Kegiatan operasional digambarkan sebagai proses transformasional
seperti ditunjukkan pada Gambar di atas Masukan meliputi masukan yang tampak
(tangible input) dan masukan yang tidak tampak (intangible input). Masukan yang
tampak meliputi bahan baku, mesin atau peralatan, tenaga kerja, manajemen, dan
modal ditransformasikan menjadi keluaran yang berupa produk atau barang dan jasa.
Dalam manajemen operasional, proses transformasi yang dilakukan secara efisien
akan menghasilkan keluaran yang memberikan nilai tambah. Oleh karena itu, proses
produksi atau transformasi tersebut ditujukan untuk menciptakan nilai. Proses
transformasi juga dapat dipandang sebagai seperangkat kegiatan dari pemasok kepada
pelanggan dengan menambah nilai. Proses yang terdiri atas masukan — transformasi
— keluaran merupakan karakteristik sistem operasi yang beragam. Proses
transformasi dapat meliputi transformasi fisik yang ada dalam kegiatan operasional
perusahaan manufaktur, sedangkan transformasi lokasional ada dalam perusahaan
transformasi atau operasional gudang. Perusahaan retail atau pengecer terdapat
transformasi pertukaran. Sementara itu, transformasi fisiologis terdapat pada
perawatan kesehatan dan transformasi psikologis terdapat pada proses atau kegiatan
penyediaan jasa hiburan (entertainment), sedangkan trasformasi informasional dapat
ditemukan pada proses kegiatan komunikasi. Kualitas dan produktivitas merupakan
aspek mendasar dalam manajemen operasional. Hal ini disebabkan perusahaan yang
tidak dapat membuat produk dengan kualitas yang sesuai dengan standar pelanggan
dan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien akan mampu memenangkan
persaingan. Manajemen operasional merupakan inti bagi organisasi karena
manajemen operasional tersebut bertanggung jawab dalam menciptakan produk dan
jasa. Untuk dapat menghasilkan produk atau memberikan jasa atau layanan,
organisasi memiliki paling tidak empat fungsi, yaitu pemasaran, operasional/produksi,
keuangan, dan sumber daya manusia. Fungsi pemasaran berperan dalam menciptakan
permintaan pelanggan atau paling tidak menimbulkan dorongan pelanggan untuk
memesan produk atau jasa. Fungsi operasional atau produksi berperan dalam
menghasilkan produk. Fungsi ini dimulai dari mendesain produk hingga produk siap
dipasarkan atau mendesain sistem layanan hingga layanan diterima oleh pelanggan.
Fungsi keuangan berperan mengumpulkan dana dan menggunakan sumber-sumber
dana yang berhasil dikumpulkan tersebut untuk menghasilkan produk atau jasa bagi
pelanggan. Sementara itu, fungsi sumber daya manusia berperan dalam memperoleh
karyawan yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi atau operasional
perusahaan.
2. Berikut adalah beberapa indikator strategi manajemen operasional beserta
penjelasannya:
 Rasio Keuangan: Indikator seperti rasio keuntungan bersih terhadap
pendapatan, rasio biaya operasional terhadap pendapatan, dan rasio hutang
terhadap ekuitas dapat memberikan wawasan tentang kesehatan keuangan
perusahaan.
 Waktu Siklus Produksi: Indikator ini mencakup berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau layanan dari awal hingga akhir.
Menyederhanakan siklus produksi dapat mengurangi biaya dan waktu.
 Kualitas Produk atau Layanan: Mengukur tingkat kualitas produk atau layanan
yang dihasilkan, termasuk tingkat kecacatan atau keluhan pelanggan.
 Efisiensi Produksi: Indikator ini mencakup pengukuran efisiensi dalam
penggunaan sumber daya dan tenaga kerja dalam proses produksi.
 Ketersediaan Bahan Baku: Mengukur ketersediaan bahan baku yang
diperlukan untuk operasi. Kehabisan bahan baku dapat mengganggu produksi.
 Efisiensi Logistik dan Distribusi: Evaluasi seberapa baik barang diproses,
didistribusikan, dan mencapai pelanggan. Ini melibatkan pengukuran waktu
pengiriman, biaya distribusi, dan tingkat keberhasilan pengiriman.
 Persediaan: Indikator ini mengukur tingkat persediaan barang jadi atau bahan
baku. Tujuannya adalah menjaga persediaan dalam batas yang sehat tanpa
mengalami kekurangan atau kelebihan.
 Kinerja Sumber Daya Manusia: Evaluasi kinerja karyawan, tingkat kehadiran,
dan kepuasan karyawan adalah indikator strategi manajemen operasional yang
penting dalam organisasi yang sangat bergantung pada sumber daya manusia.
 Keberlanjutan Lingkungan: Untuk organisasi yang peduli terhadap
lingkungan, indikator ini mencakup pengukuran dampak lingkungan operasi,
seperti pengurangan emisi karbon atau pengelolaan limbah.
 Kepuasan Pelanggan: Indikator ini mengukur tingkat kepuasan pelanggan
terhadap produk atau layanan. Survei pelanggan, tingkat retensi pelanggan,
dan ulasan pelanggan dapat digunakan untuk mengukurnya.
3. Produk dan jasa memang sangat kompleks dengan tingkat kegagalan atau kerusakan
akan meningkat bersama dengan waktu penggunaan atau waktu pengoprasian produk
atau jasa tersebut. Desain secara tradisional, meskipun penting, tidak cukup dapat
mencapai persyaratan kinerja fungsional dan tingkat kerusakan yang berkaitan dengan
waktu yang rendah. Untuk itulah, diperlukan alat yang disebut dengan desain
reliabilitas. Reliabilitas adalah kemampuan produk untuk melaksanakan fungsi yang
diperkirakan pada kondisi tertentu untuk periode waktu yang telah ditetapkan atau
kemampuan produk untuk berfungsi pada periode waktu tertentu (Gryna, 2001). Dari
definisi tersebut, terdapat empat implikasi yang nyata, yaitu (1) kuantifikasi dari
reliabilitas yang ditunjukkan dengan probabilitas, (2) kalimat yang mendefinisikan
keberhasilan kinerja produk, (3) kalimat yang mendefinisikan lingkungan tempat
peralatan harus beroperasi atau digunakan, serta (4) kalimat persyaratan waktu operasi
di antara kegagalan-kegagalan (yang berkaitan dengan produk; sebaliknya
probabilitas adalah banyaknya waktu yang tidak digunakan). Ada beberapa alasan
pentingnya reliabilitas sebagai berikut :
a. Untuk keberhasilan perusahaan dalam bersaing pada lingkungan teknologi
yang kompleks, perlu diketahui keandalan dan kemampuan pengendaliannya
serta dapat dihasilkan produk pada tingkat reliabilitas yang optimal. Tingkat
reliabilitas optimum tersebut sama dengan biaya siklus hidup minimum untuk
pemakai, seperti minimasi biaya-biaya pemrosesan produk, tanpa meragukan
reliabilitas dan kualitas produk.
b. Pertumbuhan ketergantungan secara menyeluruh pada persyaratan teknolog
ketika produk yang dihasilkan akan berfungsi selama periode waktu yang telah
ditentukan. Pada saat yang bersamaan, tidak ada kebutuhan untuk mendesain
produk agar beroperasi pada waktu yang lama dan yang memberikan dampak
pada biaya pemrosesan.
c. Kegagalan produk bervariasi dari yang kecil sampai dengan yang besar
sehingga perlu ada teknik reliabilitas, terutama dalam fase desain.
d. Teknik reliabilitas dapat digunakan untuk semua produk karena saat ini
pelanggan lebih pintar dan lebih menyadari serta memahami akan produk yang
berkualitas daripada di masa yang lalu. Ketidakpuasan pelanggan terhadap
keandalan produk dapat mendatangkan malapetaka dan konsekuensi finansial
yang sangat besar dalam proses.
e. Penerapan penting pada berbagai produk yang dipercaya membuat
reliabilitasnya memiliki faktor yang penting. Sebagai contoh, kerusakan
komponen komputer akan memiliki konsekuensi yang lebih buruk saat ini
daripada 20 tahun yang lalu. Hal ini disebabkan 20 tahun yang lalu teknologi
tersebut merupakan sesuatu yang baru dan belum dikenal secara luas.
Sumber : BMP EKMA4215 – MANAJEMEN OPERASI

Anda mungkin juga menyukai