Anda di halaman 1dari 2

UJIAN AKHIR SEMESTER

NAMA : L. RICKY SATRIAWAN


NIM : 210603027
KELAS : PPI 2C
MATKUL : ANTROPOLOGI

SOAL:
1. Buatlah deskripsi analitis mengenai politik identitas pada saat Pilkada di
Indonesia? Studi kasus Pilkada Nusa Tenggara Barat tahun 2019
2. Bagaimana tanggapan anda melihat beberapa calon pemimpinnya dikaitkan dengan
kekerabatan, stratifikasi sosial dan agamanya di suatu masyarakat..tunjukkan kasus2
di Indonesia.

JAWABAN
1. Seperti yang saya lihat begitu banyak sekali polemic atau kasus yang terjadi
pada pilkada di NTB pada tahun 2019, terutama mengenai adanya politik
identitas yang digunakan oleh oknum oknum tertentu pada kampanye pilkada
2019 di NTB sehingga Publik menanti munculnya beragam narasi
programatik yang akan dijadikan dasar dalam menentukan pilihan akan tetapi
kanpanye ini
didominasi oleh kampanye yang mengkapitalisasi isu-isu SARA, politik
identitas, konten berita palsu dan ujaran kebencian, serta olok-olok politik
antar kubu terkait isu-isu yang tidak substantif. Kondisi ini juga diperparah
dengan masifnya mobilitas kampanye di media sosial, melalui mobilisasi
influencers dan pasukan buzzer dalam rangka mempercepat peny amplifikasi
dan penyebaran isu. Alih-alih mendorong proses pemilu yang berkualitas,
fenomena ini justru semakin menambah polarisasi di masyarakat, bahkan
disinyalir semakin mendorong apatisme terhadap pemilu dan menguatnya
gerakan mendorong golput.

2. Hal semacam itu sering sekali terjadi di dalam ranah masyarkat terkait dengan
calon calon pemimpin yang sering kali di kait kaitkan dengan kekerabatan
bahkan suku,agama,social dan kebudayan seringkali di kaitkan, Menurut saya
hal semacam ini tidak akan menyelesikan suatu masalah yang ada dalam
masyarakat, mengapa demikian karena apabila itu tarsus terjadi dalam setiap
pemilian pemimpin tentu akan terjadi suatu gejolak social seperti terpecahya
kedua atau ketiga belah pihak karena suatu perbedaan pemahan dan
kepentingan Agama dan kebudayaan itu tersendiri, kasus semayam ini sanagat
sulit di berantas/ditinggalkan oleh masyarkat sebab masyarkan lebih cendrung
membela kerbat sebagai calon pemimpin daripada memikirkan yang terbaik
untuk wilayahnya, politik identitas dan aliran menurut saya sangat
mendominasi masyarkat Indonesia ketimbang politik kebangsaan.

Anda mungkin juga menyukai