Anda di halaman 1dari 13

JURNAL PIKOM

(Penelitian Komunikasi dan Pembangunan) Vol. 20 No. 2 Desember 2019

OPINI PUBLIK DALAM POLARISASI POLITIK DI MEDIA SOSIAL


PUBLIC OPINION OF POLITICAL POLARIZATION ON SOCIAL MEDIA
1 2 3
Faris Budiman Annas , Hasya Nailan Petranto dan Asep Aji Pramayoga Program Studi Ilmu
Komunikasi, Universitas Paramadina Jl. Gatot Subroto Kav.97, Mampang, Jakarta, Indonesia
faris.annas@paramadina.ac.id

Diterima : 11 Februari 2019 Direvisi : 01 Maret 2019 Disetujui : 31 Oktober 2019


ABSTRACT
2019 is a sacred year in the history of the Indonesian nation's journey, because this year presidential and
legislative elections was held. In line with that, political polarization in Indonesia is getting stronger, this
polarization makes division in society in the pro Jokowi and anti Jokowi movement. This polarization is also
supported by various efforts made by both supporter. One of these is an anti-regime movement called
#2019GantiPresiden by the anti-Jokowi supporter and a #2019TetapJokowi movement whose activity is
heavily on social media. This study attempts to examine and compare public opinion contained in the
interaction of people in Facebook groups namely #2019GantiPresiden and #2019TetapJokowi groups. This
study uses a qualitative approach using a virtual ethnographic method. The assumption of the results in this
study is the political polarization in social media ahead of the presidential election 2019 increasingly
strengthened in social media. Each supporter has opposing opinions to topple political opponents and
strengthen the political candidates they support.
Keywords: Political Polarization, Public Opinion, Social Media, Facebook Group
ABSTRAK
Tahun 2019 merupakan tahun yang penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, karena pada
tahun ini diadakan pemilihan umum presiden dan anggota legislatif. Menjelang pemilihan umum
tersebut, polarisasi politik pada masyarakat Indonesia semakin kuat. Polarisasi ini membelah
masyarakat ke dalam dua kelompok, yakni kelompok yang mendukung Jokowi dan anti-Jokowi.
Polarisasi ini juga didukung dengan berbagai usaha yang dilakukan oleh kedua kelompok tersebut.
Salah satu di antaranya adalah gerakan antirezim yang dinamakan #2019GantiPresiden oleh
kelompok anti-Jokowi dan gerakan #2019TetapJokowi. Kedua gerakan ini sangat aktif dalam
berdiskusi dan membangun narasi di media sosial. Penelitian ini berusaha untuk mengeksplorasi
dan membandingkan kedua opini publik dalam interaksi anggota grup Facebook yang bernama
#2019GantiPresiden dan #2019TetapJokowi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode etnografi virtual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa polarisasi politik yang terjadi
di media sosial semakin menguat menjelang pemilihan umum 2019. Kedua kelompok memiliki
opini yang saling bertentangan terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden yang tidak
mereka dukung dan mendukung penuh pasangan yang mereka usung.
Kata Kunci: Polarisasi Politik, Opini Publik, Media Sosial, Grup Facebook

PENDAHULUAN yang merupakan calon presiden petahana,


Tahun 2019 menjadi tahun yang disandingkan dengan Ma’ruf Amin,
bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada tahun sementara Prabowo Subianto dan Sandiaga
tersebut Indonesia melaksanakan pemilihan Uno menjadi pasangan calon presiden dan
presiden dan wakil presiden secara langsung wakil presiden dari sisi penantang. Berbeda
untuk keempat kalinya. Presiden Jokowi, dengan pemilihan presiden dan wakil presiden

DOI: http://dx.doi.org/10.31346/jpikom.v20i2.2006 111


Opini Publik dalam Polarisasi Politik di Media Sosial
Faris Budiman Annas, Hasya Nailan Petranto, Asep Aji Pramayoga

pada periode sebelumnya, Pemilu 2019 politik di masyarakat yang semakin kuat
diwarnai dengan berbagai fenomena politik antara kubu petahana dan oposisi, baik di
yang membuat masyarakat Indonesia ranah offline maupun online. Polarisasi politik
terpolarisasi. Keterbelahan sosial ini diawali terjadi ketika masyarakat terbelah ke dalam
dengan kasus penistaan agama yang kedua kutub yang berseberangan karena
dilakukan oleh mantan Gubernur Provinsi sebuah isu, kebijakan atau ideologi. Polarisasi
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Kasus politik merupakan fenomena baru dalam
ini membuat masyarakat Indonesia terpecah perpolitikan di Indonesia (Testriono, 2018).
dan menimbulkan aksi massa “212” secara
besar-besaran (Hidayat, 2017). Kasus
penistaan agama tersebut akhirnya membuat
Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa
disapa Ahok, divonis dua tahun penjara. Di
sisi lain, massa pendukung mantan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta periode 2014-2017
tersebut menggelar aksi solidaritas sebagai
bentuk respons terhadap aksi massa “212”
(Rahadian, 2017).
Fenomena sosial dan aksi massa
tersebut tidak hanya berhenti di situ. Hal ini Gambar 1. Massa Pendukung Gerakan
berdampak pada preferensi politik masyarakat #2019GantiPresiden
terhadap rezim saat itu. Pada 2018, Sumber: okezone.com. 2018.

berdasarkan hasil survei Lingkaran Survey


Indonesia (LSI), baik pasangan Jokowi- Polarisasi merupakan fenomena
Ma’aruf Amin maupun Prabowo-Sandi populer yang lebih banyak berkembang di
mengalami fluktuasi elektabilitas di kalangan tingkat massa ketimbang di tingkat elite
Persatuan Alumni 212 dan Nahdlatul Ulama politik. Wilson (2015) menjelaskan bahwa
(Farisa, 2018). Hal ini menunjukkan bahwa polarisasi terjadi karena komitmen yang kuat
kasus penistaan agama yang dilakukan oleh terhadap suatu budaya, ideologi atau kandidat
Basuki Tjahaja Purnama dan aksi massa sehingga memecah suatu kelompok dengan
mampu membuat dinamika pada elektabilitas kelompok lainnya. Polarisasi membuat suatu
pasangan petahana Jokowi-Ma’aruf Amin. kelompok menganggap pandangan dan
Hal ini disebabkan adanya keterkaitan di prinsipnyalah yang paling benar, sedangkan
antara kedua tokoh politik tersebut. Joko kelompok yang berseberangan adalah
Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama pernah kelompok yang salah pandangan politik dan
menjabat sebagai gubernur dan wakil moralitasnya.
gubernur DKI Jakarta pada 2012.
Salah satu turunan dari aksi massa
tersebut adalah mencuatnya gerakan
#2019GantiPresiden dan #2019TetapJokowi.
Gerakan ini merupakan bentuk dari polarisasi

112
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 20 No. 2 Desember 2019

memiliki kecenderungan untuk mencari


informasi yang mengonfirmasi pemikiran
mereka (alias konfirmasi bias) dan cenderung
berdebat dan menolak bukti yang bertolak
belakang dengan biasnya. Pada ranah offline,
polarisasi politik telah mencuat menjadi
konflik berupa gesekan fisik (Rif’an, 2018).
Pada awal tahun 2018 sempat terjadi
bentrokan fisik dalam kegiatan Car Free Day
Gambar 2. Massa Pendukung Gerakan
#2019TetapJokowi di Jakarta antara massa pendukung Prabowo
Sumber: detik.com. 2018. yang menggunakan kaos #2019GantiPresiden
dan massa pendukung Jokowi yang
Selain itu, polarisasi dapat diakibatkan menggunakan kaos #DiaSibukKerja (Rif’an,
oleh suatu perubahan framing komunikasi 2018).
politik suatu partai. Perubahan framing Di ranah online, polarisasi politik
tersebut dapat terjadi karena adanya masyarakat terlihat melalui opini publik di
perubahan peta politik atau bahkan perubahan media sosial yang semakin terbelah.
budaya politik yang kemudian diikuti oleh Dampaknya, terjadilah polarisasi opini,
perubahan sikap pendukung partai. Di sini, hingga perilaku politik dan fragmentasi sosial.
efek framing terlihat ketika satu pihak Media baru tidak hanya memberi tahu
mendeskripsikan suatu isu atau fenomena masyarakat mengenai isu yang harus
dengan penekanan pada suatu bagian yang dipikirkan, tetapi juga bagaimana bertindak
menjadi titik-titik konsiderasi hingga dapat terhadap isu tersebut. Hal ini menjadi
memengaruhi pembentukan opini individu ancaman besar bagi kesatuan negara, terutama
(Druckman dan Nelson (2003) dalam menjelang pemilihan umum ketika media
Druckman, Peterson dan Slothuus (2013)). massa, baik yang versi konvensional maupun
Hal ini senada dengan pernyataan dari daring, berpeluang menyisipkan kepentingan
Slothuus (2010) dalam Druckman, Peterson politik tertentu dalam pemberitaannya
dan Slothuus (2013) yang menyatakan bahwa (Novelia, 2017). Berdasarkan latar belakang
ketika sebuah partai mengubah framing tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk
komunikasi politik, maka para pendukung mengetahui bagaimana opini publik yang
partai tersebut akan mengikutinya. terbentuk akibat polarisasi politik pada dua
Slothuus dan de Vreese (2010) dalam kelompok diskusi atau grup di media sosial
Druckman, Peterson dan Slothuus (2013) Facebook. Dua grup yang akan diteliti pada
menemukan bahwa framing komunikasi yang artikel ini yakni grup bernama
disponsori partai lebih banyak memengaruhi #2019GantiPresiden dan #2019TetapJokowi.
isu konflik antarpartai. Berdasarkan Grup dengan nama #2019GantiPresiden
pernyataan itu, Druckman, Peterson dan merupakan grup diskusi online yang
Slothuus (2013) mengaitkannya dengan mendukung pergantian presiden petahana
theory of motivated reasoning. Teori tersebut dengan presiden baru pada 2019, sementara
menjelaskan fenomena seseorang yang grup #2019TetapJokowi merupakan grup

113
Opini Publik dalam Polarisasi Politik di Media Sosial
Faris Budiman Annas, Hasya Nailan Petranto, Asep Aji Pramayoga

diskusi online yang menginginkan presiden opini publik. 2) Opini publik mengandung
petahana tetap menjadi presiden untuk yang kontroversi, artinya sesuatu yang tidak
kedua kalinya. disepakati oleh seluruh rakyat. Ada yang
Moy dan Bosch (2013) menjelaskan sepakat dan ada yang tidak sepakat atau
bahwa opini publik merupakan suatu proses menentang. 3) Opini publik mempunyai
masyarakat mempelajari suatu isu yang volume. Artinya adalah bahwa kontroversi
kemudian memengaruhi sikap, pandangan dan dalam opini publik itu dapat menyentuh dan
perilaku mereka. Yulianita (2003) memengaruhi semua orang, baik pihak yang
menjelaskan bahwa opini publik merupakan merasakan konsekuensi langsung maupun tak
salah satu efek komunikasi. Opini dapat langsung dari hal yang menjadi kontroversi.
memperlihatkan sikap seseorang karena opini Volume dalam opini publik menunjukkan
merupakan sikap yang diekspresikan secara sedikit atau banyaknya orang yang terlibat
verbal, sedangkan perilaku adalah sikap yang dengan isu kontroversi. 4) Opini publik relatif
diekspresikan secara nonverbal. tetap. Maksudnya adalah opini publik terjadi
Bernard Hennesy (1975) dalam Public dalam kurun waktu yang tidak dapat
Opinion menjelaskan bahwa public opinion is ditentukan. Opini publik yang menghasilkan
a complex of beliefs expressed by a kontroversi, dapat bertahan cukup lama
significant of persons on an issue of public karena di dalamnya terdapat unsur-unsur
importance. Opini publik adalah apa yang budaya (norma) dan nilai yang melandasi
dipikirkan oleh orang kebanyakan. Opini atau pendapat yang bertentangan. 5) Opini publik
pendapat dapat diidentifikasi sebagai suatu berpenampilan pluralis, artinya opini publik
pernyataan atau sikap dalam kata-kata. Sikap tidak identik dengan opini-opini lainnya
dapat dinyatakan sebagai suatu disposisi karena opini publik saling memengaruhi
seseorang atau antara satu dan lainnya. Pengaruh tersebut
kecenderungan untuk bertindak atau merupakan perwujudan atau pengungkapan
membalas tindakan. Suatu sikap dapat bersifat kolektif dari kepercayaan, nilai, dan
tersembunyi (laten) dan tidak dinyatakan pada pengharapan personal yang ditampilkan.
hari ini, tetapi bisa menjadi sangat aktif dan Soemirat dan Yehuda (2014) menjelaskan
dinyatakan pada esok harinya, baik yang bahwa setidaknya opini publik mengandung
dinyatakan atau tidak (Soemirat dan Yehuda, unsur-unsur sebagai berikut, yaitu: 1) Adanya
2014). suatu isu yang kontroversial. 2) Adanya
Dan Nimmo dalam Soemirat dan publik yang secara spontan terpikat pada
Yehuda (2014) menjelaskan bahwa opini masalah yang tengah berlangsung dan
publik memiliki beberapa karakteristik. Di melibatkan diri di dalamnya, serta berusaha
antaranya adalah: 1) Opini publik memiliki untuk memberikan pendapatnya. 3) Adanya
isi, arah, dan intensitas. Isi merupakan topik, kesempatan untuk bertukar pikiran dan
isu atau objek yang menjadi pembicaraan di berdebat mengenai masalah yang
masyarakat. Arah dapat direpresentasikan kontroversial. 4) Adanya interaksi antara
sebagai sikap percaya tidak percaya, individu-individu dalam publik yang
mendukung atau menentang, dan sebagainya. menghasilkan suatu pendapat yang bersifat
Adapun intensitas dapat direpresentasikan kolektif dan diekspresikan.
sebagai kuat, sedang atau lemahnya suatu

114
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 20 No. 2 Desember 2019

METODOLOGI PENELITIAN mewujudkan gagasan menjadi realitas.


Penelitian ini menggunakan paradigma Observasi jika digabungkan dengan penelitian
partisipatoris dan pendekatan kualitatif. lain akan menghasilkan temuan yang dalam
Penelitian kualitatif mengandalkan data dan luas.
kualitatif dan deskripsi yang rinci dan padat Spradley dalam Arif (2012)
sebagai hasil pengumpulan data secara menjelaskan mengenai alur dan prosedur
mendalam. Dalam tipe penelitian ini, peneliti dalam melakukan etnografi virtual, yang
mencatat secara langsung perspektif dan dapat dilakukan melalui enam tahap yang
pengalaman pribadi orang-orang (Soejoeti, dimulai dengan pemilihan suatu proyek
1999). Dengan paradigma partisipatoris, etnografi. Menurut Hymes dalam Arif (2012),
peneliti berusaha melihat subjek penelitian terdapat tiga model penelitian etnografi yang
dari sudut pandang subjek dan peneliti, dan dapat digunakan untuk membantu
hasil penelitian juga diamati dari sudut menemukan fokus penelitian, yaitu: 1)
pandang bersama antara objek penelitian dan Etnografi komprehensif, yang bertujuan untuk
peneliti (Imran, 2013). mencari dokumen jalan total kehidupan. Pada
Penelitian ini menggunakan metode bagian ini, peneliti melakukan penelitian di
etnografi virtual. Hine dalam Hadiyat (2017) suatu komunitas virtual yang diinginkan
menjelaskan bahwa virtual ethnography can melalui observasi partisipan dan mencoba
exploit mobility to explore the making of mendeskripsikan secara luas tentang adat
spaces and times, and the relationships istiadat atau etika virtual. (2) Etnografi
between them. The mobility of this berorientasi topik. Dalam etnografi jenis ini,
ethnography across the different social spaces peneliti mempersempit fokus pada satu aspek
of newsgroups highlighted the ways in which kehidupan dalam suatu masyarakat virtual,
these spaces were sustained in the interactions misalnya hubungan keluarga, perilaku
of participants. Menurut Hadiyat (2017), pengguna Facebook, Twitter, dan lain-lain.
sederhananya etnografi virtual mengacu pada (3) Etnografi berorientasi hipotesis, yang
praktik mengamati dan/atau berpartisipasi ditujukan untuk menggali pengaruh budaya
dalam grup daring atau komunitas tertentu pada kehidupan manusia atau pengguna
selama periode waktu tertentu. internet. Berdasarkan ketiga model tersebut,
Subjek dalam penelitian ini adalah para dalam tulisan ini peneliti menggunakan
peserta yang menjadi anggota grup daring pendekatan yang kedua, yakni etnografi
#2019GantiPresiden dan #2019TetapJokowi berorientasi topik. Peneliti memilih topik
di Facebook. Hadiyat (2017) menjelaskan opini publik dalam fenomena polarisasi
bahwa metode pengumpulan data dalam politik pada komunitas atau grup virtual di
etnografi virtual dilakukan dengan tiga cara, Facebook. Lebih khusus lagi, peneliti
yakni observasi daring, dokumentasi, dan membatasi topik opini publik hanya pada isu
kajian literatur. Denzin dan Lincoln dalam agama, kebijakan, karakter perorangan, dan
Hadiyat (2017) menjelaskan bahwa metode asal usul perorangan dari setiap pasangan.
observasi memungkinkan peneliti mengetahui Tahap kedua yakni mengajukan pertanyaan
secara mendalam tentang objek yang akan etnografi yang dapat berhubungan dengan
diteliti dan memiliki fleksibilitas ketika suatu deskripsi tentang konteks, analisis

115
Opini Publik dalam Polarisasi Politik di Media Sosial
Faris Budiman Annas, Hasya Nailan Petranto, Asep Aji Pramayoga

tentang tema-tema utama, dan interpretasi tidak perlu menunggu data terkumpul terlalu
perilaku kultural. Pertanyaan etnografi dalam banyak. Arif (2012) menjelaskan bahwa
penelitian ini adalah: a) Bagaimana opini analisis data yang dilakukan pada saat
yang disampaikan oleh anggota grup penelitian akan memperkaya peneliti untuk
Facebook #2019GantiPresiden terhadap menemukan pertanyaan baru terkait data yang
pasangan petahana Jokowi-Ma’ruf Amin diperoleh, sehingga munculnya pertanyaan
dalam hal agama, kebijakan, karakter dan baru ini akan memperkaya dan memperdalam
asal-usul perorangan? b) Bagaimana opini penelitian yang dilakukan.
yang disampaikan oleh anggota grup Tahap terakhir atau keenam yaitu,
Facebook #2019TetapJokowi terhadap penulisan sebuah etnografi. Mengingat sifat
pasangan oposisi Prabowo-Sandi di grup etnografi yang natural, maka pemaparan yang
Facebook tersebut berkaitan dengan isu dilakukan juga harus secara natural seperti
agama, kebijakan, karakter dan asal-usul layaknya proses alami yang dialami seorang
perorangan? manusia ketika berada dalam sebuah
Tahap ketiga yaitu pengumpulan data lingkungan budaya. Pada penelitian ini,
etnografi. Melalui observasi partisipan, penulisan hasil etnografi dilakukan secara
peneliti mengamati aktivitas di ranah online berkesinambungan seiring dengan
dan offline, karakteristik fisik situasi sosial pengumpulan dan analisis data.
dan apa yang menjadi bagian dari tempat Pada penelitian ini, opini publik yang
kejadian. Pada tahap ini peneliti ikut terlibat terbentuk dalam masing-masing grup
menjadi anggota grup Facebook dikategorikan berdasarkan dua parameter,
#2019TetapJokowi dan #2019GantiPresiden. yakni topik dan arah. Topik opini dibagi ke
Dengan menjadi anggota grup, peneliti dapat dalam empat tipe, yakni topik yang
terlibat secara aktif dalam diskusi dan masuk berhubungan dengan isu agama, kebijakan,
ke dalam situasi sosial yang ada dalam karakter individu dan asal usul calon
komunitas tersebut. Observasi penelitian pasangan presiden dan wakil presiden.
dilakukan selama satu bulan, sejak 11 Sementara dari sisi arah, maka opini tersebut
Agustus hingga 11 September 2018. dikelompokkan menjadi opini yang bersifat
Tahap keempat yaitu pembuatan positif/mendukung, negatif/tidak mendukung
rekaman etnografi. Tahapan ini memberikan dan netral.
penekanan kepada peneliti untuk mencatat HASIL DAN PEMBAHASAN
dan merekam semua kegiatan penelitian yang Grup bernama #Badja2019TetapJokowi
sedang dan telah dilakukan, mulai dari merupakan grup Facebook yang menjadi
mencatat hasil wawancara dan observasi, wadah bagi pendukung pasangan Presiden
mengambil gambar/foto, dan membuat peta Jokowi dan Ma’ruf Amin untuk berdiskusi
situasi. dan memberikan dukungan kepada pasangan
Tahap kelima yaitu analisis data ini. Grup ini memiliki anggota hingga
etnografi. Hidayat (2017) menjelaskan bahwa 145.406 per 24 Januari 2019. Grup Facebook
dalam etnografi virtual, analisis data tidak #Badja2019TetapJokowi dibuat pada 18
dilakukan di akhir penelitian tetapi bersamaan September 2016 dan semenjak 13 Juni 2018
ketika penelitian dilakukan. Analisis data grup ini menggunakan nama Badja

116
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 20 No. 2 Desember 2019

#2019TetapJokowi. Grup ini menuliskan stigma negatif terhadap pasangan calon


#01JokowiLagi, #01IndonesiaMaju, dan Jokowi-Ma’ruf Amin. Salah satu anggota
Salam Jempol dalam kolom deskripsinya. grup #2019GantiPresiden yang juga
Grup ini dikelola oleh satu orang admin dan merupakan admin dari grup ini
dua orang moderator. Terdapat tiga aturan mempertanyakan Jokowi yang dianggap tidak
yang diterapkan oleh admin grup tersebut jelas asal-usul keturunannya dan meminta
yakni tidak diperbolehkannya ada ujaran agar Jokowi melakukan tes DNA. Hal ini
kebencian atau perundungan, tidak boleh ada ditulis oleh admin grup #2019GantiPresiden
promosi atau spam, dan harus menghormati berikut ini.
privasi semua orang. Grup “Buat Para Cebiiiii...Setuju Gax Joko Mu
#2019GantiPresiden merupakan grup Di Tes DNA,,Biar Rakyat Tau Asal Usul
Facebook yang menjadi wadah bagi Jokowi Lahir Dari Rahim Siapa????Kalo
Pak Prabowo Udah Jelas Asal Usul Nya
pendukung pasangan calon presiden Prabowo
Kan!! “
dan Sandiaga Uno.
Selanjutnya dari sisi karakter,
Grup dibuat pada tanggal 16 Maret
pandangan anggota grup #2019GantiPresiden
2018, sehingga grup ini lebih baru
kepada pasangan calon Jokowi-Ma’aruf
dibandingkan dengan grup
Amin, menunjukkan arah negatif. Karakter
#Badja2019TetapJokowi. Awal mulanya,
ingkar janji dan mudah terlilit utang
grup ini bernama #2019GantiPresiden dan
digambarkan sebagai karakter yang melekat
pada 5 Januari 2019, grup ini berganti nama
pada diri Joko. Hal ini terlihat dari opini salah
menjadi #2019PrabowoPresiden. Grup
satu anggota grup berikut ini.
#2019GantiPresiden memiliki anggota
“…primbon. Tapi sifat dan Karakter Pakde
sebanyak 122.853 orang per 24 Januari 2019. Jokowi yang suka ingkar janji dan gampang
Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan terlilit hutang sudah tertuang di sini sejak Pak
grup #Badja2019TetapJokowi. Grup ini Jokowi belum lahir. Itu sudah pembawaan
dikelola oleh 10 orang admin dan 17 orang lahirnya..coba buktikan sendiri.. no…”
moderator. Pada bagian deskripsi grup, Pada kategori kebijakan, pendukung
disebutkan, oposisi yang tergabung dalam grup
“Mengapa kita harus berjuang sungguh- #2019GantiPresiden mengemukakan
sungguh untuk MENANG pilpres & pileg? pendapat yang mempertanyakan kebijakan
Sekali MONCONG PUTIH berkuasa lagi, Jokowi dengan “nada” posting-an yang
kriminalisasi akan JADI menu bangsa
negatif. Opini tersebut mengkritisi kebijakan
sehari-hari. Pahit NGOMONG, takut
Jokowi yang memperbolehkan warga negara
Bertindak, takut KITA berjuang untuk
keluarga kita, anak cucu Kita, bangsa kita”. asing untuk menempati posisi strategis di
Berdasarkan hasil observasi, opini anggota BUMN. Opini ini diungkapkan oleh salah
grup #2019GantiPresiden yang mengarah satu anggota grup #2019GantiPresiden seperti
kepada pasangan Jokowi-Ma’ruf cenderung yang tertuang pada kalimat berikut ini.
bermuatan negatif. Misalnya, dilihat dari “Kebijakan seperti apa ini sebenerx
opini dengan topik asal-usul, kubu pendukung pro rakyat ap pro asing? Silahkan
Nilai”
Prabowo yang tergabung dalam grup
#2019GantiPresiden cenderung memberikan

117
Opini Publik dalam Polarisasi Politik di Media Sosial
Faris Budiman Annas, Hasya Nailan Petranto, Asep Aji Pramayoga

Gambar 4. Opini Anggota Grup


#2019GantiPresiden
Sumber: Grup #2019GantiPresiden
“JOKOWI-KH. MA’RUF AMIN Didukung
Oleh Ustadz Abu Janda, Islam Nusantara.
Gambar 3. Opini Anggota Grup PRABOWO-SANDIAGA Didukung Oleh
#2019GantiPresiden Ustadz Abdul Somad ISLAM Rahmatan Lil
Sumber: Grup #2019GantiPresiden Alamin”

Pada opini di atas tampak bahwa Selain itu, pada opini yang lain, terdapat
anggota grup #2019GantiPresiden anggota grup #2019GantiPresiden yang
membingkai informasi bahwa Presiden menyampaikan pendapat bahwa seakan-akan
Jokowi adalah sosok yang mendukung pribadi Presiden Jokowi bertolak belakang
intervensi asing terhadap kepemimpinan di dengan kepribadian calon presiden Prabowo.
Badan Usaha Milik Negara. Opini ini tidak secara langsung menyindir
Pada kategori agama, anggota grup kepribadian Presiden Jokowi, namun
#2019GantiPresiden menggunakan opini yang menggiring pembaca kepada hal-hal yang
secara tidak langsung menyentil kualitas bertentangan dengan kepribadian calon
agama yang dianut oleh presiden pasangan presiden Prabowo. Hal ini diungkapkan oleh
Jokowi dan Ma’ruf Amin dilihat dari tokoh salah satu anggota grup #2019GantiPresiden
pendukung di belakangnya. Hal ini dapat dalam kalimat berikut ini:
diamati melalui salah satu kutipan yang “Alhamdulillah sekarang umur saya sudah
disarikan dari gambar berikut ini. 18 tahun. Di tahun besok umur saya sudah
19 tahun dan di tahun besok juga saya akan
ikut pemilu untuk pertama kali nya. Saya
ingin pencoblosan pertama kali di hidup
saya akan saya pilih presiden yg gagah,
jelas asal usul keluarga nya, jelas
keislamanan nya walau dia mualaf, dan
jelas dia tidak mendukung penista agama.
Pak Prabowo dan Pak Sandi for President

118
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 20 No. 2 Desember 2019

2019-2024 demi tercapainya kedamaian di yang ditawarkan oleh sales tersebut


Indonesia” mengenai poin-poin yang ditawarkan.“
Terdapat tiga poin utama yang diuraikan Karakter pribadi Prabowo juga tidak
dalam opini ini. Yaitu bahwa Jokowi tidak lepas dari kritikan anggota grup
jelas asal-usul keluarganya, tidak jelas #2019TetapJokowi. Salah satu anggota grup
keagamaannya, dan merupakan #2019TetapJokowi memberikan komentar
Berdasarkan hasil observasi, anggota grup mengenai sifat dan watak Prabowo yang
#2019TetapJokowi memiliki opini yang temperamental. Hal ini ia ungkapkan sebagai
berarah negatif kepada pasangan Prabowo- respons atas hasil dari rekam medis yang
Sandi. Anggota grup #2019TetapJokowi dimiliki Prabowo. Opini ini tentu memiliki
memiliki pandangan yang negatif kepada arah yang negatif. Pernyataan tersebut
pasangan Prabowo-Sandi dalam aspek agama. didukung oleh ungkapan salah satu anggota
Dari sisi kebijakan, ada anggota grup grup #2019TetapJokowi berikut ini:
#2019TetapJokowi yang mengkritisi “21/08/2018 Memperingati tepat 20 tahun
kebijakan pasangan Prabowo-Sandi. Salah PRABOWO SUBIANTO KUSUMO
satu anggota grup mengungkapkan bahwa diberhentikan dari ABRI."
janji yang diumbar oleh Prabowo merupakan
@ Prabowo mempunyai rekam medis, yaitu
janji yang tidak realistis. Janji tersebut G4 (great 4) yg artinya schizophrenia, tingkat itu
bersifat utopis dan diibaratkan tidak ubahnya paling bawah mengindikasikan jika stress maka
seperti strategi sales semata. Hal ini cenderung gila. Dalam kategori G4 seorang
diungkapkan oleh salah satu anggota grup tentara tergolong sangat tempramental & mudah
#2019TetapJokowi berikut ini: terpancing amarahnya.
“MARI BERPIKIR SEHAT DALAM Dalam dunia medis, psikopat bahkan jauh
MENENTUKAN PILIHANMU, NASIB lebih berbahaya daripada orang gila.
BANGSA DAN NEGARA INI ADA DI Pengidap psikopat yg terlihat normal di
TANGANMU...... depan publik dapat melakukan tindakan di
luar batas yg tak terduga saat emosinya
Status seseorang.., “Mau BBM murah, mau
memuncak secara tiba-tiba.”
listrik murah, mau sembako murah, mau
penghasilan meningkat, mau hutang negara Dilihat dari sisi agama, salah satu
lunas, mau negara ini aman dan terkendali, anggota grup #2019TetapJokowi memberikan
pilih Prabowo sebagai Presiden 2019 opini yang mengarah negatif terhadap
nanti.” kepercayaan dan agama yang dianut oleh
Jujur saat baca status tersebut, saya Prabowo. Dalam opini tersebut, anggota grup
bertanya-tanya “segitu hebatnyakah #2019TetapJokowi menyatakan bahwa
Prabowo jika jadi Presiden Indonesia Prabowo merupakan seorang mualaf yang
hingga bisa memberikan kepuasan seperti berpindah agama menjadi seorang Muslim
yang sales itu katakan?” Saya terpaksa ketika akan menikahi Titiek Soeharto. Selain
bilang yang buat status itu sales karena dia
itu, opini ini juga menuturkan bahwa Prabowo
begitu gencar menawarkan kecap dia
merupakan keturunan seorang non-Muslim.
adalah kecap no 1. Ini bukan soal
merendahkan kemampuan Prabowo, tapi Pernyataan tersebut didukung oleh ungkapan
mari kita beradu logika berdasarkan apa

119
Opini Publik dalam Polarisasi Politik di Media Sosial
Faris Budiman Annas, Hasya Nailan Petranto, Asep Aji Pramayoga

salah satu anggota grup #2019TetapJokowi ☑SMP NEGERI 12 Jakarta


berikut ini; ☑SMA KATHOLIK Pangudi Luhur
Jakarta
“Jokowi dituduh non-Muslim ------- ☑Wichita State University (Amerika)”
>Ternyata emaknya Prabowo non- Secara garis besar, anggota grup
Muslim. Jokowi dituduh Muallaf pas Facebook #2019TetapJokowi menggunakan
mau jadi Walkot Solo ------> Ternyata informasi online maupun offline untuk
Prabowo jadi Muallaf waktu mau memperkuat argumentasi bahwa Jokowi
menikahi Titiek Soeharto” merupakan pilihan calon presiden yang lebih
Dari sisi asal-usul pasangan Prabowo- baik dibandingkan Prabowo. Opini yang
Sandi, anggota grup #2019TetapJokowi ada terbentuk di grup tersebut bervariasi, mulai
yang berusaha membandingkan latar belakang dari dimensi agama, watak dan asal-usul
pendidikan pasangan Jokowi-Ma’ruf dan keluarga Prabowo. Meskipun demikian, opini
Prabowo-Sandi. Anggota grup yang disampaikan oleh anggota grup
#2019TetapJokowi ingin menunjukkan bahwa #2019TetapJokowi tersebut diragukan
pasangan Jokowi-Ma’ruf memiliki latar validitasnya karena tidak didukung oleh
belakang pendidikan yang asli produk sumber atau data ilmiah.
Indonesia, sementara pasangan Prabowo-
Sandi memiliki latar belakang pendidikan dari KESIMPULAN DAN SARAN
luar negeri dan sekolah Kristen. Pernyataan Dalam grup #2019GantiPresiden dan
tersebut diungkapkan dalam opini berikut ini. #2019TetapJokowi ditemukan opini-opini
“TAK KENAL MAKA TAK SAYANG Mari
dari berbagai topik dengan arah yang negatif,
mengenal lebih dekat Riwayat pendidikan
yakni agama, kebijakan, karakter, dan asal-
dua pasangan CAPRES - CAWAPRES :
usul setiap pasangan. Opini ini disampaikan
secara langsung pada timeline grup sehingga
1. Ir. H Joko Widodo dapat terlihat secara bebas oleh anggota grup.
☑SD Negeri Tirtoyoso Solo
Anggota grup ada yang menggunakan akun
☑SMP Negeri 1 Solo
palsu dan asli saat menyampaikan opininya di
☑SMA Negeri 6 Solo
☑UGM Yogyakarta masing-masing grup.
2. Prof. KH. Ma'ruf Amin Opini yang disampaikan oleh kedua
☑SD SMP SMA : Pondok Pesantren anggota grup tersebut diragukan validitasnya
Tebu Ireng Jombang Jawa Timur karena tidak didasari oleh fakta yang valid
☑Kuliah Univ. Ibnu Chaldun Bogor dan sumber yang dapat dipercaya. Opini yang
3. Prabowo Subiyanto diutarakan oleh kedua anggota grup tersebut
☑SD Kristen Victoria (Hongkong) hanya merupakan bentuk penguatan terhadap
☑SMP Victoria Institute (Malaysia) calon yang mereka dukung dan upaya untuk
☑SMA International School (Swiss) merusak reputasi dari pasangan lawan. Opini-
☑American School United Kingdom
opini tersebut bersifat provokatif dan
☑Akabri ( Magelang, Indonesia)
menjatuhkan reputasi pasangan lawan.
4. Sandiaga Uno
☑SD KRISTEN PSKD (Persatuan Peneliti menyarankan agar pemerintah
Sekolah Kristen Djakarta) Jakarta menggencarkan pengawasan terhadap

120
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 20 No. 2 Desember 2019

penyebaran opini dan informasi terkait Druckman, J. N., Peterson, E., Slothuus, R.
polemik politik negeri ini di grup-grup (2013). How Elite Partisan Polarization
Facebook. Hal ini merupakan langkah Affects Public Opinion Formation.
menekan beredarnya informasi atau berita American Political Science. Vol. 107(1).
hoaks. Selain itu, pengawasan tersebut juga
bertujuan untuk menekan penggunaan Farisa, F. C. (2018). Survei LSI Elektabilitas
kampanye hitam oleh masing-masing Jokowi Maruf dan Prabowo Sandi Naik
pendukung pasangan calon presiden dan Turun di kalangan NU dan PA 212.
wakil presiden pada Pemilu 2019. Diakses pada tanggal 3 September 2018
dari
https://nasional.kompas.com/read/2018/
UCAPAN TERIMA KASIH
09/27/15112441/survei-lsi-elektabilitas-
Peneliti mengucapkan terima kasih
jokowi-maruf-dan-prabowo-sandi-naik-
kepada semua pihak yang telah mendukung
turun-di?page=all
proses penelitian dan penulisan artikel ilmiah
ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat Hadiyat, Y. D. (2017). Pola Komunikasi
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, Prostitusi Daring di Twitter. Jurnal
khususnya ilmu komunikasi dan memiliki PIKOM , Vol.18(2). hal.125-135.
manfaat praktis dalam dunia komunikasi di Hennessy, B. C. (1975). Public Opinion.
Indonesia. Duxbury Press: 3rd edition (1975).
ISBN-13: 978-0878720828
Hidayat, A. (2017). Aksi 212, Orator Ini
DAFTAR PUSTAKA Tuntut Ahok Dipenjara. Diakses pada
Arif, M. C. (2012). Etnografi Virtual. Sebuah tangga; 28 Agustus 2018 dari Tempo,
Tawaran Metodologi Kajian Media https://nasional.tempo.co/read/848656/a
Berbasis Virtual. Jurnal Ilmu ksi-212-orator-ini-tuntut-ahok-
Komunikasi, Vol.2, No.2, Oktober dipenjara.
2012. Imran, H. A. (2013). Fenomena Komunikasi
Anonim. (2016). Elektabilitas Jokowi Anjlok dan Ilmu Komunikasi: Telaah Filsafat
Terimbas Kasus Ahok. Diakses pada Ilmu Berbasis Elemen Epistemologi.
tanggal 28 Agustus 2018 dari Jurnal Studi Komunikasi dan Media,
https://www.jpnn.com /news/ Vol.17(2), hal.197-217.
elektabilitas-jokowi-anjlok-terimbas- Novelia. (2017). Media Sosial Membentuk
kasus-ahok Polarisasi Perilaku Politik. Diakses pada
Bosch, B dan Moy, P. (2013). Theories of tanggal 31 Agustus 2018 dari
Public Opinion. Diakses pada tanggal 3 https://www.validnews.id/MEDIA-
September 2018 dari Universitas SOSIAL-MEMBENTUK-
Nebraska. https:// POLARISASI-PERILAKU-
digitalcommons.unl.edu/ POLITIK-LTF
cgi/viewcontent.cgi?article=1251&cont Rahadian, L. (2017). Aksi Solidaritas untuk
ext=sociologyfacpub Ahok Digelar di Tugu Proklamasi,
Diakses pada tanggal 28 Agustus 2018

121
Opini Publik dalam Polarisasi Politik di Media Sosial
Faris Budiman Annas, Hasya Nailan Petranto, Asep Aji Pramayoga

dari Testriono, F. N. U. (2018). Polarisasi Politik


https://www.cnnindonesia.com/nasional Tak Melulu Buruk Asalkan Dua Syarat
/20170510202055-20-213963/aksi- Terpenuhi. Diakses pada tanggal 29
solidaritas-untuk-ahok-digelar-di-tugu- Agustus 2018 dari
proklamasi https://theconversation.com/polarisasi-
Rif’an, A. (2018). Meredam Polarisasi politik-tak-melulu-buruk-asalkan-dua-
Pilpres 2019. Diakses pada tanggal 29 syarat-terpenuhi-92279
Agustus 2018 dari Wilson, J. Q. (2005). The Tanner Lectures on
https://news.detik.com/ kolom/d- Human Values: I. Politics
4030659/Meredam-polarisasi-pilpres- and
2019 Polarization II. Religion
Soejoeti, S. Z. (1999). Paradigma Penelitian and
Kualitatif dan Permasalahannya. Media Polarization. Diakses dari University of
Litbang Kesehatan Vol IX No 3. Utah,
Soemirat, Betty R. F. S., dan Yehuda, E. https://tannerlectures.utah.edu/_docume
(2014). Opini Publik. Universitas nts/a-to-z/w/Wilson_2007.pdf
Terbuka: Tangerang Selatan.
122

Anda mungkin juga menyukai