bidang
SOSIAL POLITIK
H a l a ma n 61
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 1 Andrias Darmayadi, M.Si
H a l a m a n 62
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 1
H a l a ma n 63
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 1 Andrias Darmayadi, M.Si
secara damai atau dengan kekerasan, karena sikap acuh tak acuh dan tidak ter-
legal atau illegal, dan efektif atau tidak tarik oleh, atau kurang paham mengenai
efektif. 6 masalah politik. Juga karena ketidakyaki-
Sebagai kegiatan, partisipasi juga nan bahwa usaha untuk mempengaruhi
dapat dibedakan bila dilihat aktif tidaknya kebijakan pemerintah akan berhasil dan
individu dalam kegiatan tersebut. Partisi- ada juga yang sengaja tak memanfaatkan
pasi aktif berarti kegiatan yang berorien- kesempatan memilih karena kebetulan
tasi pada proses input dan output politik, berada dalam lingkungan (minoritas) di-
sedangkan partisipasi pasif merupakan mana ketidak-ikutsertaan adalah hal yang
kegiatan yang berorientasi pada proses terpuji.
output.7 Yang termasuk partisipasi aktif
seperti mengajukan usul mengenai suatu Partisipasi Mobilisasi Versus Partisipasi
kebijakan, mengajukan alternatif kebija- Otonom
kan, kritik, membayar pajak dan memilih Huntington dan Nelson dalam perspektif
pemimpin pemerintahan. Sedangkan pembangunan politik melihat terjadi pe-
dalam kategori pasif seperti kegiatan yang nolakan yang diametral antara partisipasi
menaati pemerintah, menerima dan me- politik yang otonom dan yang mobilize.
laksanakan secara penuh setiap kepu- Meskipun oleh Huntington dan Nelson
tusan dan sebagainya. penolakan yang diametral ini mereka tem-
Pada bagian lain Lester Milbrath dan M.L. patkan pada lokus yang sama, yaitu par-
Goel8 (1977), memberikan kategorisasi tisipasi politik. Mereka berargumen bahwa
berdasarkan keterlibatan warga negara kedua kategori ini masih bisa dimasukkan
dalam kegiatan politik, sebagaimana juga dalam pola-pola partisipasi politik dengan
yang disampaikan oleh Herbert McLosky. alasan, pertama, pembedaan antara par-
Milbrath dan Goel membedakan partisi- tisipasi yang dimobilisasikan dan partisi-
pasi menjadi, pasi yang otonom adalah lebih tajam
pertama, apatis. Artinya orang yang tidak dalam prinsip daripada di dalam realitas.
berpartisipasi dan menarik diri dari proses Hal ini terlihat ketika kita dapat mengiden-
politik. tifikasikan banyak kegiatan sebagai se-
Kedua, spectator. Artinya, orang yang seti- suatu yang nyata dimobilisasikan ataupun
dak-tidaknya pernah ikut memilih dalam otonom, tetapi banyak sekali kasus yang
pemilu. terletak di perbatasan keduanya. Kasus
Ketiga, gladiator. Artinya, mereka yang yang nyata dan dapat diteliti lebih lanjut
secara aktif terlibat dalam proses politik adalah mengenai pergerakan mahasiswa
yaitu sebagai komunikator, aktifis partai, yang akhir-akhir terjadi.
dan sebagainya. Di satu sisi terlihat bahwa gera-
Keempat, pengkritik, yaitu dalam bentuk kan mahasiswa tersebut adalah berdiri
partisipasi non konvensional. sendiri, dengan kata lain atas muncul dari
Apatisme politik individu seperti idealisme mahasiswa sendiri, tetapi disisi
ini oleh McLosky9 disebut sebagai apathy, lain banyak juga gerakan mahasiswa yang
bahwa ada yang tidak ikut pemilihan muncul atas tawaran dari berbagai pihak
yang ada di belakangnya. Oleh karena itu,
———— masih menurut Huntington dan Nelson,
6Budiardjo, Miriam, op.cit. halaman 2
7Surbakti,
partisipasi yang dimobilisasikan dan yang
op. cit. hal. 142
8ibid, hal. 143, karya asli Milbrath dan Goel, Political otonom bukanlah merupakan katego-
Participation, Chicago: Rand McNally College risasi yang dikotomis untuk membedakan
Publishing Co, 1977 secara tajam satu sama lain.
9Budiardjo, op.cit. hal. 4. karya asli Herberth
Kedua, hampir semua sistem
McLosky, ―Political Participation‖, International Ency-
clopedia of The Social Sciences, New York: The Mac-
politik merupakan dan mencakup suatu
millan Companay and The Free Press, 1972. campuran partisipasi yang dimobilisasi
H a l a m a n 64
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 1
H a l a ma n 65
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 1 Andrias Darmayadi, M.Si
David E. Apter. Sigmund Neumann dan Kedua, partai politik sebagai alat
lainnya.Dalam kaitan ini Neuman memberi- bagi rekrutmen politik. Bahwa partai
kan definisi mengenai partai politik sebagai politik dianggap melakukan seleksi dan
organisasi artikulatif yang terdiri dari pe- pemilihan seseorang atau sekelompok
laku-pelaku politik yang aktif dalam orang untuk menjalankan sejumlah per-
masyarakat, yaitu mereka yang memusat- anan dalam sistem politik. Ketiga, fungsi
kan perhatiannya dalam pengendalian ke- partai politik sebagai alat bagi partisipasi
kuasaan pemerintahan dan yang bersaing politik itu sendiri. Keempat, pemadu ke-
untuk memperoleh dukungan rakyat, den- pentingan dari berbagai aspirasi masyara-
gan bebrapa kelompok lain yang mempun- kat yang berbeda. Kelima, fungsi komuni-
yai pandangan yang berbeda-beda. Dengan kasi politik dan Keenam sebagai pengen-
kata lain partai politik merupakan peran- dali konflik yang ada di masyarakat serta
tara yang besar yang menghubungkan ke- terakhir partai politik sebagai alat bagi
kuatan-kekuatan dan ideologi-ideologi kontrol politik, dalam hal ini yang sering
sosial dengan lembaga-lembaga pemerin- terjadi kontrol terhadap penguasa.
tahan yang resmi dan yang mengkait-
kannya dengan aksi politik di dalam Gerakan Mahasiswa: Partisipasi Otonom
masyarakat politik yang lebih luas.11 Ataukah Mobilize Partisipation13
Dengan demikian partai politik dapat
dikatakan sebagai alat atau perantara bagi Maraknya aksi-aksi politik yang dilaku-
partisipasi politik karena memang se- kan oleh mahasiswa menjadikan maha-
bagian besar-untuk tidak mengatakan se- siswa sebagai "bintang" pada era refor-
cara total- fungsi-fungsi yang ada dan me- masi ini. Perannya dalam menyuarakan
lekat pada partai politik sangat compatible aspirasi dan tuntutan masyarakat men-
bagi partsipasi politik. Fungsi-fungsi yang jadikan mahasiswa selalu berada pada
melekat tersebut antara lain12, pertama, posisi terdepan dalam menentukan, men-
pelaksana sosialisasi politik. Bahwa partai gantisipasi dan menjawab setiap persoa-
politik berfungsi sebagai alat bagi proses lan maupun perubahan sosial. Ketajaman
pembentukan sikap dan orientasi para menganalisis masalah, kepekaan meman-
anggota masyarakat. Baik yang dilakukan dang realitas dan keteguhan memegang
melalui pendidikan maupun melalui proses etika akademik yang ilmiah merupakan
indoktrinisasi. citra diri yang melekat pada pribadi seo-
rang mahasiswa.
Mahasiswa menjadi obyek yang
————— menarik. Hal ini disebabkan mahasiswa
10Samuel P. Huntington, Political Order in Changing mempunyai "ciri khas tersendiri" yang
Societies terjemahan Indonesia nya diterbitkan oleh membuat ia menjadi berbeda dengan
Rajawali Pers menjadi Tertib Politik di dalam Masyara- masyarakat lainnya. Ciri khas dari maha-
kat yang Sedang Berubah, Jakarta: Rajawali Perss,
1983. Buku Huntington ini merupakan hasil peneli- siswa adalah selain ia mempunyai pendidi-
tiannya di berbagai negara di Asia, Amerika Latin dan kan relatif tinggi, mahasiswa juga sebagai
Afrika yang sedikit banyak menggambarkan tentang "mahluk" yang "kreatif" dalam perilakunya,
pentingnya modernisasi yang dilingkupi oleh stabilitas "dinamis" dalam melakukan pencarian
politik (baca: tertib politik) dimana Partai Politik men-
jadi salah satu kekuatan bagi terciptanya partisipasi
politik yang diperlukan dalam pembangunan politik di
negara-negara tersebut. Dalam buku ini juga Hunting-
ton ingin memperlihatkan bagaimana partai politik dan
—————
11Budiardjo,op.cit, halaman 14
partisipasi pada akhirnya menjadi bagian penting 12L ihat
Surbakti, Op. Cit. Halaman 116-121
dalam proses modernisasi meskipun ditentang ketika 13bagian ini ingin melihat partisipasi politik gerakan
Huntington ingin mempersamakan modernisasi politik
mahasiswa, bagaimana landasan teori berkembang di
dengan demokrasi. dalam kerangka aplikasi.
H a l a m a n 66
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 1
H a l a ma n 67
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 1 Andrias Darmayadi, M.Si
H a l a m a n 68
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 1
H a l a ma n 69
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 1 Andrias Darmayadi, M.Si
H a l a m a n 70