Anda di halaman 1dari 5

1

USULAN KEBIJAKAN
Kesiapsiagaan Bencana dan Peningkatan Kesehatan harus terus
menjadi perhatian seluruh pihak
Studi Kasus di Desa Sikunang

PENDAHULUAN
Wilayah Desa Sikunang Kecamatan Kejajar merupakan salah satu daerah zona merah
yang berarti bahwa tingkat kerawanan bencananya sangat tinggi, sehingga pemerintah
desa dan masyarakat desa sekitar perlu mengetahui terkait pengetahuan Kesiapsiagaan
bencana, Jalur evakuasi serta titik rawan bencana. Desa sikunang juga merupakan desa
yang berada dalam wilayah proyek panas bumi, dimana banyak memiliki potensi dampak
dari hal tersebut. Guna merespon dampak proyek geothermal yang dirasakan oleh
masyarakat, maka perlu adanya kanal komunikasi untuk melaporkan dampak tersebut
baik kepada pemerintah desa ataupun perusahaan proyek geothermal sehingga dampak
tersebut bisa segera direspon dan diatasi serta tidak menimbulkan dampak yang lebih
luas.
Peningkatan Layanan kesehatan juga menjadi hal penting di Desa sikunang yaitu baik
terkait Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan program dan efektivitas Forum
Kesehatan Desa, kesadaran masyarakat untuk menggunakan septic tank, Dusun ngandam
yang airnya keruh dan asin serta belum adanya pemberian tablet tambah darah pada
remaja untuk mencegah terjadinya anemia yang akan berdampak pada peningkatan
kesehatan ibu dan anak.
Berdasarkan hal tersebut maka harus menjadi perhatian dari seluruh pihak atas
Kesiapsiagaan bencana dan Peningkatan Kesehatan. Ketidaksiap siagaan masyarakat
terhadap bencana dikhawatirkan apabila terjadi bencana masyarakat belum mengetahui
langkah-langkah siaga bencana dan kurang waspada. Mitigasi bencana menjadi upaya
yang sangat penting yang dilakukan oleh semua pihak. Selain itu, Pelayanan Kesehatan
yang lebih maksimal akan membuat masyarakat semakin produktif dan aman ketika
beraktifitas sehari-hari.

Rekomendasi Kebijakan Akuntabilitas Sosial Pelayanan Publik I 2024


2

METODOLOGI
Citizen Report Card (CRC)
Citizen Report Card (CRC) atau Laporan Penilaian Masyarakat adalah sebuah alat
evaluasi, dimana CSO dapat menggunakan untuk mengumpulkan data melalui metode
survei maupun diskusi grup terfokus tentang kepuasan warga terhadap pelayanan
publik. Lebih dari itu, CRC bukan hanya sekedar sebuah survei murni, tetapi juga dapat
bertindak sebagai alat advokasi bagi warga untuk menuntut peningkatan pelayanan
publik yang lebih baik dengan menggunakan data yang akurat, teruji, dan terpercaya.
Metode ini bukan sekedar alat untuk mengukur tingkat kepuasan warga terhadap
pelayanan publik daerah tetapi mampu menganalisis interaksi diantara para penyedia
pelayanan publik (agen) dengan warga sebagai pengguna layanan. Metode ini juga
mampu menganalisis isu-isu saling terkait dan menggali masukan guna mencari
pemecahan dan perbaikanya.
Pelaksanaan CRC diwujudkan melalui penyelenggaraan Survei Pelayanan Publik di Desa.
Survei dilakukan kepada responden yang berasal dari masyarakat Desa Campursari,
Kecamatan Kejajar. Pelaksanaan Survei Pelayanan Publik di Desa dilakukan Oleh
Perwakilan Masyarakat Desa Campursari dengan didampingi oleh CSO Lokal.
Dalam proses penentuan jumlah responden berdasarkan Rumus Slovin, yaitu

Populasi yang menjadi target yaitu seluruh KK yang ada di Desa Campursari. Dengan
tingkat kesalahan sebesar 5% maka dapat dihitung jumlah sampel yang diambil sebagai
responden. KK di Desa Campursari sejumlah 766 KK, sehingga sesuai perhitungan rumus
slovin maka didapatkan sampel minimal sejumlah 263 KK dan dalam proses CRC
terdapat 271 sampel. Survei dilaksanakan selama rentan waktu 7 hari yaitu tanggal 20-
26 Oktober 2023 di Desa Campursari.
Selain melalui metode tersebut, untuk memperdalam survey terkait Health, Security and
environment maka dilakukan survey lanjutan kepada 30 responden yang terdiri dari 10
Responden pada masing masing Dusun yang ada di Desa Campursari

Rekomendasi Kebijakan Akuntabilitas Sosial Pelayanan Publik I 2024


3

HASIL
KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Mayoritas responden dari survei (271 orang) adalah perempuan (56,1%), sesuai
dengan pandangan Ganuarsa (2008) tentang kepedulian perempuan terhadap
layanan.
2. Usia mayoritas responden berkisar 31-45 tahun (54,2%), diikuti oleh 17-30 tahun
(26,2%), 45-60 tahun (16,6%), dan lebih dari 60 tahun (3%).
3. Pekerjaan utama responden adalah petani (92,3%), dengan sebagian kecil sebagai
buruh tani (3%), pedagang (1,5%), dan kelompok lainnya termasuk ibu rumah
tangga, pensiunan, pegawai swasta, dan pelajar/mahasiswa (3,3%).
4. Pendidikan mayoritas responden adalah SD (55,4%), diikuti oleh SLTP/Sederajat
(28,4%), SLTA/Sederajat (9,2%), dengan hanya 1 responden memiliki pendidikan
S1; tidak ada yang mencapai Diploma, S2, atau S3.
5. Rata-rata pengeluaran bulanan mayoritas responden berada di kisaran Rp.
1.000.000 hingga 2.500.000 (71,6%), disusul oleh Rp. 2.500.000 hingga 5.000.000
(17,7%), kurang dari Rp. 1.000.000 (9,2%), dan lebih dari Rp. 5.000.000 (1,5%).

PEMBAHASAN
Beberapa permasalahan di atas terdapat bukti dan
data yang diambil dari survei CRC, Berdasarkan
survei terkait sosialisasi kebencanaan yang diterima 2%
4%
oleh masyarakat terdapat 12 orang (4,4%) yang
menjawab telah mendapatkan sosialisasi terkait
kesiapsiagaan bencana, terdapat 255 orang (94,1%) 94%
yang menjawab tidak/belum mendapatkan
sosialisasi terkait kesiapsiagaan bencana, dan
terdapat 4 orang (1,5%) yang menjawab tidak Ya Tidak Tidak Jawab
tahu/tidak mejawab. Berdasarkan keterangan
lanjutan dari Enumerator bahwa mayoritas belum mengetahui jika ada kegiatan
pelatihan, praktik simulasi dan gladi respon tanggap darurat dan diantara yang
menjawab iya, itu diantara perangkat, Kader PKK, dan sebagian orang yang pernah
melihat dan mendengar kegiatan tersebut.

Berdasarkan survei terkait pengetahuan masyarakat


tentang titik-titik rawan berncana terdapat 15 orang
3%
6% (5,5%) yang menjawab telah mengetahui titik-titik
rawan bencana di desa, terdapat 248 orang
(91,5%) yang menjawab tidak/belum mengetahui
91% titik-titik rawan bencana di desa, dan terdapat 8
orang (3%) yang menjawab tidak tahu/tidak
mejawab. Berdasarkan keterangan lanjutan dari
Ya Tidak Tidak Jawab
Enumerator bahwa meskipun pernah mendapatkan

Rekomendasi Kebijakan Akuntabilitas Sosial Pelayanan Publik I 2024


4

pelatihan, mereka kurang mengetahui alur maupun titik evakuasi. Dikarenakan saat
pelatihan kurang memperhatikan.

Berdasarkan survei terkait pengetahuan masyarakat


1%
6%
tentang jalur evakuasi terdapat 8 orang (3%) yang
menjawab telah mengetahui jalur evakuasi bencana di
Desa, terdapat 252 orang (93%) yang menjawab
tidak/belum jalur evakuasi bencana di Desa, dan 93%

terdapat 4 orang (1,5%) yang menjawab tidak


tahu/tidak mejawab. Berdasarkan keterangan lanjutan
Ya Tidak Tidak Jawab
dari Enumerator bahwa meskipun pernah
mendapatkan.

Berdasarkan survei terkait masyarakat yang


terlibat dalam perencanaan program
1% peningkatan kesehatan terdapat 4 orang
39% (1,5%) yang menjawab pernah terlibat
51%
dalam perencanaan program peningkatan
9% kesehatan di Desa, terdapat 106 orang
(39,1%) yang menjawab tidak/belum
pernah terlibat dalam perencanaan program
Ya Tidak Jawaban Khusus Tidak Jawab peningkatan kesehatan di Desa, terdapat 23
orang (8,5%) yang menjawab dengan
jawaban khusus seperti Musyawarah dusun dan pada saat posyandu, dan terdapat 138
orang (50,9%) yang menjawab tidak tahu/tidak menjawab. Berdasarkan keterangan
lanjutan dari Enumerator bahwa yang terlibat hanya kader.

Berdasarkan survei terkait kepemilikan


septictank terdapat 29 orang (10,7%) yang
menjawab telah memiliki septictank,
11%
terdapat 82 orang (30,3%) yang menjawab
tidak/belum memiliki septictank, terdapat
30%
100 orang (0,4%) yang menjawab dengan 59%
jawaban khusus seperti pralon, dan 0%
terdapat 159 orang (58,7%) yang
menjawab tidak tahu/tidak menjawab.
Berdasarkan keterangan lanjutan dari
Enumerator bahwa yang tidak menjawab Ya Tidak Jawaban Khusus Tidak Jawab
kebanyakan lebih condong ke tidak punya
septictank.

Rekomendasi Kebijakan Akuntabilitas Sosial Pelayanan Publik I 2024


5

Berdasarkan survei terdapat 18 orang (60%)


yang menjawab tidak mengetahui kanal aduan
dari PT Geodipa Energi, dan terdapat 12 orang
0%
(40%) yang menjawab tidak tahu/tidak jawab,
40%
dari hasil ini bisa disimpukan bahwa
masyarakat belum ada yang mengetahu kanal
60% aduan dari PT Geo Dipa.
Kemudian berkaitan dengan kanal aduan secara
umum juha baru 0,4 % yang mengetahu kanal
aduan jika terjadi bencana di Desaa Sikunang,
hal ini dirasa menajdi hal yang sangat urgent
Ya Tidak Tidak Jawab mengingat dekatnya desa dengan proyek
Geothermal.

Hasil penelitian di atas menunjukan bahwa perlu adanya perhatihan serius dari semua
pihak yang ada di Desa Sikunang terkait dengan Kesiapsiaggan Bencana dan Kesehatan,
sehingga masyarakat semakin merasa aman, sehat dan sejahtera.

Kesadaran masyarakat kan pentingnya Kesiapsiaggan Bencana dan Kesehatan menjadi


faktor kunci, selain itu kebijakan dan komitmen bersama terkait hal tersebut juga harus
kuat.

REKOMENDASI
Kebencanaan :
1. Mengadakan Edukasi dan Pelatihan siaga bencana secara rutin setidaknya 1 bulan sekali
dengan memanfaatkan ruang-ruang pertemuan di masyarakat.
2. Melakukan mitigasi kebencanaan kepada siswa di sekolah
3. Melakukan publikasi peta titik-titik rawan bencana di desa
4. Membuat rambu di titik-titik rawan bencana dan jalur evakuasi
5. Melakukan pemantauan lingkungan secara rutin khususnya kualitas air, tanah, dan udara
disekitar proyek geothermal dan hasilnya dipublikasikan kepada masyarakat.
Kesehatan :
1. Optimalisasi Forum Kesehatan Desa sebagai forum untuk memberikan masukan dan
saran serta berkoordinasi terkait layanan kesehatan di desa, sehingga peningkatan
kesehatan di desa menjadi tangungjawab bersama.
2. Perlunya Pemberian Tablet tambah darah pada remaja putri di desa Sikunang sebagai
upaya untuk mencegah anemia pada remaja.

Kanal Aduan :
1. Adanya call center atau kontak aduan masyarakat guna menampung aspirasi masyarakat
dan menindaklanjuti aduan atau saran tersebut. Kontak ini merupakan kontak Desa
bukan merupakan personal sehingga bisa digunakan secara keberlanjutan.
2. Melakukan Sosialisasi dan praktik terkait Call center Geo Dipa kepada masyarakat

Dengan hal-hal tersebut diharapkan Masyarakat menjadi semakin sadar akan pentingnya siap
siaga bencana serta adanya pelayanan kesehatan di Desa yang lebih baik kedepannya

Rekomendasi Kebijakan Akuntabilitas Sosial Pelayanan Publik I 2024

Anda mungkin juga menyukai