Anda di halaman 1dari 46

KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS KADAR FLUORIDE (F-) PADA BEBERAPA


SEDIAAN PASTA GIGI YANG BERADA DI PASAR
SENGGOL MENGGUNAKAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV – VIS

SRI FANI SAPUTRI BAHAR


201902088

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
MAKASSAR
2022
KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS KADAR FLUORIDE (F-) PADA BEBERAPA


SEDIAAN PASTA GIGI YANG BERADA DI PASAR
SENGGOL MENGGUNAKAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV – VIS

SRI FANI SAPUTRI BAHAR


201902088

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
MAKASSAR
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah (KTI) Oleh Sri Fani Saputri Bahar NIM 201902088
Dengan Judul “Analisis Kadar Fluoride (F-) Pada Beberapa Sediaan Pasta
Gigi Yang Berada Di Pasar Senggol Menggunakan Metode
Spektrofotometri UV–Vis” telah diperiksa dan disetujui untuk

diujikan.

Makassar, Juni 2022

Pembimbing I Pembimbing II

A. Asmawati Saad, S.Pd.,M.Pd. Apt. Taufiq Dalming, S.Farm.,M.Si


NIDN: 920058803 NIDN: 925078602

Mengetahui

Ketua Program Studi DIII Farmasi


Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia

Apt. Desi Reski Fajar, S. Farm,. M. Farm.


NIDN:0925119102

ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KTI

Nama : SRI FANI SAPUTRI BAHAR


Nim : 201902088
Prodi : DIII Farmasi
Judul KTI : Analisis Kadar Fluoride (F-) Pada Beberapa Sediaan Pasta
Gigi Yang Berada Di Pasar Senggol Menggunakan Metode
Spektrofotometri UV – Vis
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Imiah (KTI)
dengan judul di atas, secara keseluruhan adalah murni karya tulis penulis
sendiri dan bukan plagiat dari karya orang lain, kecuali bagian-bagian
yang dirujuk sebagai sumber pustaka dengan panduan penulisan yang
berlaku (lembar hasil pemeriksaan terlampir).
Apabila didalamnya terdapat kesalahan dan kekeliruan maka
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis yang berakibat pada
pembatalan KTI dengan judul tersebut di atas.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Makassar, 08 Juni 2022


Yang membuat pernyataan.

Materai Rp. 10.000

(Sri Fani Saputri Bahar)

iii
RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. Nama Lengkap : Sri Fani Saputri Bahar


2. Tempat/Tanggal Lahir : Jeneponto, 12 Oktober 2000
a. Alamat : Jeneponto
b. Kelurahan/Desa : Balang Toa
c. Kecamatan : Binamu
d. Kabupaten/Kota : Jeneponto
e. Provinsi : Sulawesi Selatan
4. No Hp : 081350999773
5. Email : srifnisptribhr12@gmail.com
6. Riwayat Pendidikan
a. TK Pertiwi : 2005 - 2006
b. SD Inpres Balang II : 2006 - 2011
c. SMP 1 Jeneponto : 2011 - 2014
d. SMA 1 Jeneponto : 2014 - 2018
e. DIII Farmasi IIK Pelamonia : 2019 - 2022
7. Orang Tua
a. Nama Ayah : Baharuddin M
b. Pekerjaan : PNS
c. Alamat : Jl stadion No 12
d. Nama Ibu : Nureda
e. Pekerjaan : IRT
f. Alamat : Jl stadion No 12
g. No.Hp : 082345463593

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdullillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat


Allah SWT karena telah memberikan rahmat dan karunia-NYA sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal dengan judul
“ ANALISIS KADAR FLUORIDE (F-) SEDIAAN PASTA GIGI DI PASAR
SENGGOL MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV –
VIS” ini dapat selesai tepat pada waktunya.Proposal ini disusun sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Program
Studi Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar.
Dalam penyusunan Proposal ini penulis banyak mendapatkan
bantuan, pengarahan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak,
mulai dari masa perkuliahan sampai dengan penyusunan proposal ini,
saya sangat menyadari bahwa tanpa bantuan sulit bagi saya untuk
menyelesaikan proposal ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Orangtua saya yaitu kepada yang terhormat bapak Baharuddin M dan
ibu Nur Eda yang telah mendoakan, mensupport, membimbing,
membantu, menyayangi, dan mencintai saya selama ini.
2. Ibu Mayor Ckm (K) Dr. Ruqaiyah, S.ST., M.Kes., M.Keb selaku rektor
Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Pelamonia yang telah memberikan
dukungannya.
3. Ibu Apt. Desi Reski Fajar, S. Farm., M. Farm selaku Ketua Prodi D-III
Farmasi yang telah memberikan banyak arahan, ilmu dan
bimbingannya kepada saya selama saya menjadi mahasiswi di Institut
Ilmu Kesehatan (IIK) Pelamonia.
4. Ibu A. Asmawati Saad, S.Pd., M. Pd selaku pembimbing I saya yang
telah banyak memberikan arahan, ilmu dan bimbingannya sehingga
saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik. Berkat

v
arahan dan bimbingan dari beliau saya dapat lebih menggali potensi
yang ada pada diri saya
5. Bapak Apt. Taufiq Dalming, S. Farm., M. Si selaku pembimbing II saya
yang juga telah memberikan banyak arahan, ilmu dan bimbingan
kepada saya untuk dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
baik. Beliau telah banyak memberikan perbaikan dalam penyusunan
karya tulis ilmiah saya.
6. Bapak Apt. Fardin, S. Farm., M. Kes selaku penguji saya yang telah
memberikan banyak ilmunya selama saya menjadi mahasiswa di
Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Pelamonia. Saya juga mengucapkan
terima kasih untuk segala masukan di karya tulis ilmiah ini.
7. Untuk seluruh teman-teman saya yang telah memberikan semangat
dan memberikan doanya untuk saya. Terkhusus kepada .. yang sudah
membantu saya baik itu dari segi kata – kata motivasi maupun
bantuan ketika saya mengalami masalah.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua dengan
berlipat ganda yang belum pernah kalian bayangkan sebelumnya. Ucapan
rasa terima kasih penulis akhiri dan penulis memohon segala saran dan
kritikan demi sempurnanya karya tulis ilmiah ini karena penulis menyadari
masih terdapat banyak kekurangan di dalam karya tulis ilmiah ini.Penulis
juga berharap agar karya tulis ilmiah ini bisa menjadi referensi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya.

Makassar, Juni 2022

Penulis

vi
INTISARI

ANALISIS KADAR FLOURIDE (F-) PADA BEBERAPA SEDIAAN


PASTA GIGI YANG BERADA DI PASAR SENGGOL MENGGUNAKAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV – VIS

Sri Fani Saputri Bahar


Institut Ilmu Kesehatan Pelamonoia Makassar
Jl Garuda No. 3 AD Makassar
Email : srifnisptribhr12@gmail.com

Pasta gigi adalah bahan yang digunakan bersama-sama sikat gigi


untuk membersihkan seluruh permukaan gigi serta memberi rasa nyaman
pada rongga mulut.Fluoride dapat menghambat pertumbuhan bakteri
pada mulut dan gigi yaitu untuk mencegah karies pada gigi. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui kadar fluoride (F -) pada pasta gigi
secara Spektrofotometri Uv vis. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah observasi laboratorium. Untuk menganalisis kadar Fluoride (F -)
menggunakan metode spektrofotometri Uv vis. Hasil penelitian ini
menunjukan kandungan pasta gigi pada fluoride (F -) dalam 3 sampel
pasta gigi positif mengandung fluoride (F -). Kadar sampel A sebanyak
3,04% , sampel B sebanyak 3,18% dan sampel C 0,96%.Dari hasil yang
diperoleh kadar Flouride (F -) pada sampel A,B dan C berada diatas
ambang batas yang dipersayaratkan oleh BPOM untuk kadar flouride
pada pasta gigi yang diajukan untuk bpom dibawah 0,15 %

Kata Kunci: Pasta gigi Flouride , metode Spektrofotometri Uv Vis

vii
ABSTRACT

ANALYSIS OF FLOURIDE (F-) LEVELS ON SOME TOOTHETIC


PREPARATIONS AT ENGGOL MARKET USING UV – VIS
SPECTROPHOTOMETRY METHOD

Sri Fani Saputri Bahar


Pelamonoia Makassar Institute of Health Sciences
Jl. Garuda No. 3 AD Makassar
Email : srifnisptribhr12@gmail.com

Toothpaste is an ingredient that is used with a toothbrush to clean


the entire surface of the teeth and provide a sense of comfort in the oral
cavity. Fluoride can inhibit the growth of bacteria in the mouth and teeth,
namely to prevent dental caries. The purpose of this study was to
determine the level of fluoride (F-) in toothpaste by UV-vis
spectrophotometry. The method used in this research is laboratory
observation. To analyze the level of Fluoride (F-) using the UV-vis
spectrophotometry method. The results of this study show that the
toothpaste contains fluoride (F-) in 3 samples of toothpaste that are
positive for fluoride (F-).The levels of sample A were 3.04%, sample B was
3.18% and sample C was 0.96%. From the results obtained, the levels of
fluoride (F-) in samples A, B and C were above the threshold required by
BPOM for fluoride content in toothpaste proposed for BPOM is below
0.15%

Keywords: toothpaste Fluoride , UV Vis Spectrophotometry method

viii
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL ................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KTI ............................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT PENULIS ............................................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................ vii
DAFTAR TABEL .................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi ................................................................................ 4
B. Kerangka konsep ............................................................... 15
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................... 16
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 16
C. Populasi Sampel .............................................................. 16
D. Alat dan Bahan ................................................................ 16
E. Cara Kerja ....................................................................... 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................ 19
B. Pembahasan .................................................................. 19

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 22
B. Saran .............................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 23
LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Penjelasan fluoride................................... ............................ 16
Gambar 4.1 Data Kurva Baku Fluoride .................................................... 20

x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Syarat mutu pasta gigi ............................................................... 7
Tabel 4.1 : Kadar Flouride (f-) Pada sampel............................................. 20

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Perhitungan Nilai Absorbansi Kadar Flouride (F-) dalam
sampel ................................................................................ 26
Lampiran 2 : Perhitungan kadar Flouride menggunakan linear................ 27
Lampiran 3 : Dokumentasi Penelitian ...................................................... 32

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini penggunaan pasta gigi dikalangan masyarakat sudah
menjadi kebutuhan sehari-hari dengan menggunakan pasta gigi
secara teratur dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut Pasta gigi
yang mengandung fluoride dan kalsium dalam jumlah yang
tepat,efektif mencegah berkembangnya bakteri dalam mulut penyebab
karies gigi serta dapat mencegah terbentuknya plak, kalkulus, serta
dapat menjaga kesegaran nafas dan juga mineralisasi gigi (Yauri,
2019).
Komponen-komponen pada pasta gigi meliputi bahan seperti
baking soda,kalsium karbonat dan salah satu komponen pasta gigi
sebagai antibakteri sebelum Komponen pasta gigi lain yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri rongga mulut adalah fluor. Fluor
dikenal sebagai salah satu bahan yang dapat mencegah terjadinya
karies (Pratama, 2014).
Fluor merupakan komponen yang sangat sering ditambahkan
ke produk untuk kesehatan rongga mulut seperti bahan tambal dan
pasta gigi. Fluor juga dapat menghambat proses demineralisasi email
sehingga dapat menghambat proses karies, Selain itu juga
menghambat proses metabolisme nekarbohidrat dari bakteri
penyebab karies sehingga mengurangi produksi asam yang
dihasilkan. (Pratama, 2014).
Fluor atau fluoride adalah bahan pasta gigi yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri pada mulut dan gigi. Fluoride
mempunyai efek yang bermanfaat pada gigi yaitu pencegahan karies
gigi pada konsentrasi tertentu. Berdasarkan peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan No.23 Tahun 2019 Tentang persyaratan

1
Teknis Bahan Kosmetika Menyatakan bahwa konsentrasi yang
digunakan tidak melebihi 0,15%. Adapun kasus yang terjadi akibat
kelebihan flouride pada pasta gigi yaitu terjadinya florosis pada gigi
yang dimana timbulnya garis putih kecil pada enamel gigi sampai
enamel gigi menjadi putih seperti kapur hal ini dikutip dari penelitian
amanda tentang perawatan dental florosis (Chamima 2012).
Salah satu cara menjaga kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan
menyikat gigi dengan teratur. Menyikat gigi dengan pasta gigi
dianjurkan minimal dua kali sehari. Pasta gigi yang digunakan saat ini
memiliki fungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi
terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi,
menghilangkan atau mengurangi bau mulut, dan memberikan rasa
segar serta memelihara kesehatan gigi salah satu bahan yang sering
digunakan dalam pasta gigi yang dapat mencegah terjadinya masalah
kesehatan gigi yaitu Flouride (wahidin dkk, 2021; Utari, 2018).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disalah satu pasar
yang ada dikota makassar yaitu pasar senggol dapat diketahui bahwa
beberapa jenis pasta gigi yang beredar di pasar senggol mengandung
senyawa Flouride. Berdasarkan uraian tersebut dan untuk memastikan
pasta gigi yang digunakan oleh masyarakat aman dari kandungan
berlebihan flurode maka peneliti tertarik melakukan penelitian yaitu
Analisis kadar pada Pasta Gigi yang dimana belum ada dilalkukan
penelitian sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Apakah pada pasta gigi mengandung Fluoride (F-) ?
2. Apakah kadar Fluoride (F-) pada pasta gigi sesuai dengan Kadar
yang ditetapkan oleh BPOM ?
C. Tujuan Pada Penelitian Ini Yaitu :
1. Untuk mengetahui apakah adanya kandungan Fluoride (F-) pada
pasta gigi

2
2. Untuk mengetahui berapa kadar Fluoride (F-) yang terkandung
pada pasta gigi dan apakan telah sesuai dengan BPOM
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan
penegetahuan mengenai manfaat dan berbahayanya pemutih pada
pasta gigi.
2. Bagi Instansi
Hasil penelitian ini dapat menjadi sebush kontribusi yang
baru dan dapat motivasi bagi setiap mahasiswa lain untuk dapat
melakukan penelitian selanjutnya.
3. Bagi Masyarakat
Untuk menambah wawasan dan informasi mengenai
bahayanya zat pemutih pada pasta gigi dan kesehatan gigi
terhadap masyarakat.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Manfaat penelitian ini untuk selanjutnya adalah dapat
menjadi sumber informasi dan referensi dalam melakukan
penelitian.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
1. Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras dibandingan
yang lainnya strukturnya berlapis-lapis mulai dari email yang
keras,dentin (tulang gig) di dalamya, pulpa yang berisi pembuluh
darah,pembuluh syaraf, dan bagian lain yang memperkokoh gigi
(Ramadhan, 2010 dalam Siti Alimah Sari, 2014).
2. Kosmetik
Kosmetik merupakan suatu bahan yang berguna untuk
mempercantik diri.Pada zaman dahulu terbuat dari bahan-bahan
alami di sekitar kehidupan manusia, tetapi sekarang manusia
membuatnya tidak dari bahan alami saja, namun juga dari bahan
buatan untuktujuan meningkatkan kecantikan (Rahmawanty dkk,
2020).
a. Penggolongan kosmetik
Berdasarkan surat edaran BPOM No. HK.
07.4.42.01.16.84 Tahun 2016 penggolongan kosmetik adalah
sebagai berikut :
1) Sediaan bayi, seperti baby oil, baby lotion, baby cream, dan
sediaan bayi lainnya
2) Sediaan perawatan kulit seperti masker, masker mata
3) Sediaan rias wajah, seperti dasar make-up, alas bedak
4) Sediaan mandi, seperti sabun mandi dan sabun mandi
antiseptik
5) Sediaan wangi-wangian, seperti pewangi badan, parfum, dan
eu de parfum
6) Sediaan rambut, seperti depilatori
7) Sediaan kebersihan badan, seperti penyegar kulit, krim
malam, krim siang, pelembab
8) Sediaan cukur, seperti sediaan cukur dan sediaan pasca
cukur
9) Sediaan rias mata, seperti pensil alis, bayangan mata, eye
liner, maskara, dan sediaan rias mata lainnya
10) Sediaan hygine mulut, seperti pasta gigi, mouth washes dan
penyegar mulut
11) Sediaan kuku, sepertinail dryer dan pewarna kuku
12) Sediaan tabir surya
13) Sediaan menggelapkan kulit, seperti sediaan untuk
menggelapkan kulit tanpa berjemur.
b. Persyaratan kosmetika
Sebelum suatu sediaan produk farmasi dijual kepada
masyarakat umum, sangat penting untuk mengetahui keamanan
produk tersebut dengan menyertakan laporan tentang hasil-hasil
pengujian kepada hewan, manusia, dan klinis.Berdasarkan
keterangan tersebut, pemerintah memiliki hak untuk melarang
peredaran kosmetika yang berbahaya bagi kesehatan (Siboro,
2019).
3. Pasta Gigi
a. Definisi Pasta Gigi
Pasta gigi adalah bahan yang digunakan bersama-sama
sikat gigi untuk membersihkan seluruh permukaan gigi serta
memberi rasa nyaman pada rongga mulut. Penambahan aroma
akan memberikan rasa nyaman dan menyegarkan pada rongga
mulut. Fungsi lain dari pasta gigi adalah untuk mencegah
kerusakan gigi dan mengurangi bau mulut. Kandungan Pasta
Gigi Pasta gigi mempunyai banyak rasa dan fungsi tertentu,
seperti pasta gigi dengan fungsi memutihkan gigi, membersihkan
dan melindungi gigi dari bakteri, membuat mulut terasa segar
sepanjang hari dan mencegah gigi berlubang (Sukanto, 2012).

5
Beberapa komposisi kandungan yang terdapat pada
pasta gigi adalah sebagai berikut. (Sukanto,2012)
1) Bahan abrasif, merupakan bahan utama pada pasta gigi,
dengan komposisi 30-40% dari kandungan pasta gigi. Bahan
abrasife berfungsi untuk membersihkan dan memoles
permukaan gigi tanpa merusak email, dan mencegah
akumulsi stain. Bahan yang sering digunakan antara lain
Natrium Bikarbonat, kalsium karbonat dan kalsium sulfat.
2) Bahan pelembab, bahan ini berfungsi sebagai mencegah
penguapan air dan mempertahankan kelembapan pasta.
Bahan yang sering digunakan antara lain gliserin, sorbitol,
dan air. Komposisi bahan pelembap ini 10 -30 % dalam
kandungan pasta gigi.
3) Bahan pengikat, berfungsi sebagai pengikat semua bahan
dan membantu memberi tekstur pada pasta gigi. Bahan yang
sering digunakan antara lain karboksimetil selulosa,
hidroksimetil selulosa, dan carrageenan.
4) Deterjen, berfungsi sebagai penurunan tegangan permukaan
dan melonggarkan ikatan debris dengan gigi yang akan
membantu gerakan pembersihan sikat gigi. Bahan yang
sering digunakan antara lain Natrium Lauryl Sulfat (SLS) dan
Natrium N-Lauryl Sacosinate.
5) Bahan pengawet, berfungsi sebagai pencegah kontaminasi
bakteri dan mempertahankan keaslian produk. Bahan yang
biasa digunakan adalah formalin, alkohol dan natrium
benzoat.
6) Bahan pemberi rasa, berfungsi sebagai penutup rasa bahan-
bahan lain yang kurang enak, terutama SLS dan memenuhi
selera pengguna. Bahan yang sering digunakan antara lain
peppermint, eucalyptus dan sakarin.

6
7) Air berfungsi sebagai pelarut pada sebagian bahan dan
mempertahankan konsistensi dari pasta gigi. 10 10 8. Bahan
terapeutik, ada beberapa bahan aktif yang memiliki fungsi
terapi bagi kesehatan gigi dan mulut, antara lain:
8) Floride, berfungsi sebagai anti karies dan berfungsi sebagai
remineralisasi karies awal. Bahan yang sering digunakan
antar lain natrium monoflurofosfat dan natrium fluoride.
9) Bahan desensitasi, berfungsi untuk mengurangi atau
menghilangkan sensitivitas dentin dengan cara efek
desensitisasi langsung pada serabut syaraf. Bahan yang
biasa digunakan antara lain strontium klorida, strontium
asetat, kalium nitrat dan kalium sitrat.
Tabel 2.1 Syarat mutu pasta gigi
No Jenis Uji Satuan Syarat
1. Sukrosa atau karbohidrat - Negatif
lain yang dapat
terfermentasi
2. pH - 4,5-10,5
3. Cemaran logam
a). Pb ppm Maksimal 5,0
b).Hg ppm Maksimal 0,02
c).As ppm Maksimal 2,0
4. Cemaran Mikroba
a). Angka lempeng total - < 105
b). E.coli - Negatif

5. Zat Pengawet sesuai dengan


yang diizinkan
Dept.kesehatan
6. Formal dehida maksimal % 0,1
sebagai formaldehida
bebas
7. Flour bebas ppm 800-1500
8. Zat warna - sesuai dengan
yang diizinkan
Dept.kesehatan
9. Organoleptik
a). Keadaan Harus lembut

7
seba sama
(homogen)
tidak terlihat
adanya
gelembung
udara,
gumpalam, dan
partikel yang
terpisah.
b). Benda asing Tidak tampak

4. Fluoride (F-)
Fluor merupakan unsur yang paling reaktif, memiliki oksidator
paling kuat dan elektronegativitas paling tinggi. Fluor bereaksi
dengan zat yang mudah teroksidasi disuhu kamar, mudah
membentuk senyawa dengan unsur lainnya seperti krypton, xenon
dan radon. Fluor biasanya terbentuk sebagai ion difluorida (f-)
fluoride terbentuk karena adanya interaksi antara ion fluoride
dengan unsur bermuatan positif (Putri, 2015).
Fluoride adalah halogen yang paling reaktif karena didalam
terdapat bentuk senyawa. Keracunan fluoride dapat menyebabkan
orang menjadi kurus, gangguan pada pertumbuhan, fluorosis pada
gigi serta kerangka dan gangguan pencernaan berat. (Triwuri &
Hazimah, 2018).
Penggunaan flourida dalam jumlah besar selama kurun waktu
dapat menimbulkan efek samping. Efek samping yang timbul
adalah fluorosis email yaitu email yang berbintik bintik.Enamel gigi
menjadi rapuh dengan warna cokelat kehitaman karena telah
mengenai jaringan pada karies gigi.
Fluor dapat mencegah terjadi karies pada gigi apabila
dicermati metode pemberiannya. Fluor bekerja dengan
menghambat enzim pada mulut terutama pada system peroksidase
air liur yang berfungsi menghambat kerusakan gigi lebih lanjut.
Fluor bekerja dalam menghambat karies gigi karena ion fluor

8
menghambat kerja enzim pada jalur glikolisis. Ion fluor dalam cairan
rongga mulut berikatan dengan ion magnesium, membentuk
magnesium fluoride. Magnesium adalah ion yang digunakan
Bersama enolase mengubah 2P-gliserat menjadi fosfoenolpiruvat.
Hambatan dari Fluor, glikolisis pada sel baketri di hambat, sehingga
bakteri tidak mendapatkan energi yang cukup untuk berkembang
(Triwuri & Hazimah, 2018).
Fluoride mempunyai efek yang bermanfaat pada gigi yaitu
pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu, namun pada
efek yang berlebihan dapat terjadinya efek yang tidak diinginkan
yaitu terjadinya fluorosis gigi baik dari tingkat yang ringan seperti
keadaan gigi menjadi kekuningan atau kecoklatan, terdapat bintik
pada enamel gigi hingga ke tingkat yang serius yaitu fluorosis
skeletal dengan meningkatnya kadar dan lamanya paparan fluor
yang dikonsumsi. Fluoride dengan konsentrasi lebih kecil dari 1500
ppm sangat bermanfaat bagi kesehatan gigi. Pada konsentrasi
lebih dari 2000 ppm menyebabkan kerusakan pada gigi.
Konsentrasi 3000 sampai 6000 ppm dapat menyebabkan
kerusakan struktur tulang (Nurmaidah & Mahmudi, 2018; Triwuri,
2018).
5. Penyakit rongga mulut
Salah satu penyakit gigi yang disebabkan oleh kelebihan
flouride yaitu florosis dimana florosis pada gigi mengakibatkan
terjadinya perubahan warna pada gigi ditandai dengan noda noda
coklat atau bintik – bintik kuning yang menyebar di permukaan gigi
yang tidak sempurna umumnya dapat mengakibatkan
terganggunya penampilan seseorang yang berdampak timbulnya
rasa rendah diri yang berlebihan bisa menyebabkan, racun bagi
tubuh, osteoporosis, fluorosis gigi, penyerapan kalsium terhambat,
dan kelainan tulang dan gigi. (Schuurs AHB, 1992)
6. Pembuatan Pasta Gigi

9
Pasta gigi dibuat dengan mencampurkan 10 gr NaHCO 3 dan
2 gr Nacl dengan 2 ml aquadest yang telah dipanaskan tujuan
dipanaskan yaitu untuk memudahkan dan memepercepat proses
pencampuran, pengadukan harus dilakukan secara merata agar
larut karena NaHCO3 merupakan yang sukar untuk larut hal in
akan membutuhkan waktu yang sedikit lama, proses pengadukan
juga akan mempengaruhi tingkat kekasaran pasta gigi.
Penambahan NaHCO3 berfungsi sebagai bahan abrasif untuk
menghilangkan stain dan plak pada gigi juga menambah
kekentalan pada pasta gigi. Penambahan NaCl digunakan sebagai
antibakteri dan pengawet pada pasta gigi. Pencampuran kedua
bahan menghasilkan larutan berwarna putih.
Kemudian ditambahkan 4 ml gliserin maka campuran akan
mengental. Gliserin merupakan bahan pelembab atau humectant
sehingga berfungsi menjaga kelembaban pasta gigi. Juga dapat
digunakan sebagai penambah rasa pada pasta gigi. Penambahn
SLS 0,1 gram, yang merupakan bahan surfactant berfungsi untuk
menurunkan tegangan permukaan, mengemulsi leak, dan
memberikan busa sehingga pembuangan plak dan sisa makanan
menjadi lebih mudah dan SLS juga memiliki efek anti mikroba.
Sedangkan penambahan PEG 0,1 gram yang merupakan bahan
perekat bertujuan untuk mengontrol kekentalan dan member bentuk
krim. Penambahan CMC 0,5 gram berfungsi sebagaipengental
pada pasta gigi. Campuran yang kental ditambahkan dengan
ekstrak daun sirih sedikit demi sedikit, hingga mencapai kekentalan
yang diinginkan, penambahan ekstrak daun sirih menyababkan
campuran berwarna putih keruh.
7. Spektrofotometri UV-Vis
menunjukan struktur senyawa yang diteliti. Spektrum
elektromagnetik meliputi suatu daerah panjang gelombang yang

10
luas dari sinar gamma gelombang pendek berenergi tinggi
sampai pada panjang gelombang mikro (Marzuki Asnah, 2012).
Spektrum absorbsi dalam daerah-daerah ultra ungu dan
sinar tampak umumnya terdiri dari satu atau beberapa pita
absorbsi yang lebar, semua molekul dapat menyerap radiasi
dalam daerah UV-tampak. Oleh karena itu mereka mengandung
electron, baik.
Fungsi masing-masing bagian :
a) Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai umber sinar
polikromatis dengan berbagai macam rentang panjang
gelombang.
b) Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang
gelombang yaitu mengubah cahaya yang berasal dari
sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monokromatis.
Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau
penyebar cahaya. dengan adanya pendispersi hanya satu
jenis cahaya atau cahaya dengan panjang gelombang
tunggal yang mengenai sel sampel. Pada gambar diatas
hanya cahaya hijau yang melewati pintu keluar.
c) Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel UV,
VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel.
Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas,yang dipakai
bersama atau tidak, yang dapat dieksitasi ke tingkat yang
lebih tinggi. Panjang gelombang pada waktu absorbsi terjadi
tergantung pada bagaimana erat elektron terikat di dalam
molekul. Elektron dalam satu ikatan kovalen tunggal erat
ikatannya danradiasi dengan energy tinggi, atau panjang
gelombang pendek,diperlukan eksitasinya (Wunas, 2011).
Keuntungan utama metode spektrofotometri adalah
bahwa metode ini memberikan cara sederhana untuk
menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Selain itu, hasil

11
yang diperoleh cukup akurat, dimana angka yang terbaca
langsung dicatat oleh detector dan tercetak dalam bentuk angka
digital ataupun grafik yang sudah diregresikan. Secara
sederhana instrument spektrofotometeri yang disebut
spektrofotometer terdiri dari:
Namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki
kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari
kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga penggunaannya
hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Kuvet
biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.
1) IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta)
biasanya dioleskan pada dua lempeng atrium klorida. Untuk
sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam sel
natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil
kembali larutan yang dianalisis, jika sampel yang dimiliki
sangat sediki dan harganya mahal.
2) Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari
sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik. Macam-
macamdetector yaitu Detektor foto(Photo detector),Photocell,
misalnya CdS, Phototube, Hantaran foto, Dioda foto, detektor
panas.
3) Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap

besarnya isyarat listrik yang berasal dari detector. Adapun

hal-al yang harus diperhatikan dalam spektrofotometri

adalah:

a) Pada sat pengenceran alat alat pengenceran harus betul-


betul bersih tapa adanya zat pengotor.
b) Dalam penggunaan alat-alat harus betul-betul steril
c) Jumlah zat yang dipakai harus sesuai dengan yang telan
ditentukan.

12
d) Dalam penggunaan spektrofotometri uv, sampel harus
jernin dan tidak keruh.
e) Dalam penggunaan spektrofotometri uv-vis, sampel harus
berwarna.
b. Hal-hal Yang Perlu SpektrofotometriUV-Vis Diperhatikan Pada
Analisis
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam melakukan
analisis spektrofotometri UV-Vis. Berikut ini adalah langkah-
langkah yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar Uv-Vis
Pada pembentukan molekul pereaksi yang akandipakai harus
memenuhi syarat syarat seperti: reaksinya selektif dan
sensitif; reaksinya cepat, kuantitatif dan reprodusibel
(ajeg);hasil Idari reaksi tersebut harus konstan dalam waktu
cukup yang lama.
2) Waktu operasional (Operating Time) Dengan melakukan
waktu operasional ini maka dipakai pengukuran dari hasil
reaksi atau pembentukan warna. Tujuan dari dilakukanya
operating time in adalah untuk mengetahuiwaktu pengukuran
yang stabil, Operating time ditentukan dengan cara mengukur
hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi
larutan.
Pada mula terjadi suatu reaksi, absorbansisampel yang
berwarna meningkat sampai waktu yang telah
ditentukansehingga mendapatkan absorbansi yang stabil.
Semakin singkat waktu pengukuran, maka senyawa yang
berwarna tersebutakan menghasilkan hail yang baik dan
sebaliknya, sehingga intensitas warnanya turn dan juga
berpengaruh pada absorbansinya. Maka dari itu, pengukuran
dari sampel atau larutan baku yang digunakan tersebut harus
dilakukan pada sat waktu operasional.

13
3) Menentukan panjang gelombang Untuk menentukan panjang
gelombang yang akan digunakan pada analisis kantitatif
merupakan panjang gelombang yang memiliki absorbansi
yang maksimum. Dalam menentukan panjang gelombang
maksimum, pertama-tama dengan membuat kurva baku atau
larutan standar hubungan antarapanjang gelombang dengan
absorbansi untuk mendapatkan konsentrasi suatu sampel.
4) Pembuatan kurva baku
Untuk membuat beberapa larutan baku tau larutan
standar dari senyawa yang akan dianalisis dengan berbagai
macam konsentrasi. Masing-masing dari absorbansi larutan
sampel diukur. Selanjutnya,akan dibuat kurva untuk
mengetahui hubungan antara absorbansi (y) dan konsentrasi
(x). ( Hariadi Arsyad, 2013)
1. Teknik Penyiapan Sampel
a. Metode Dekstruksi Basah
Dekstruksi basah merupakan proses perombakan
sampel menggunakan asam-asam kuat baik tunggal maupun
dalam bentuk campuran. Setelah itu, dioksidasi
menggunakan oksidator. Pelarut yang dapat digunakan
untuk dekstruksi basah termasuk asam nitrat, asam sulfat,
asam perklorat dan asam klorida. Semua pelarut ini dapat
digunakan sendiri atau sebagai campuran. Dekstruksi
sempurna ditunjukkan apabila larutan yang diperoleh jernih
dalam larutan dekstruksi yang menandaakan bahwa semua
komponen yang ada sudah larut secara sempurna atau
perombakan senyawa-senyawa organik sudah berjalan
dengan baik (Nasir, 2019).

14
b. Metode Dekstruksi Kering
Dekstruksi kering adalah proses perombakan logam
organik di dalam sampel menjadi logam-logam anorganik
dengan cara pengabuan sampel dalam tanur dan
memebutuhkan suhu pemanasan tertentu. Secara umum,
dalam dekstruksi kering ini suhu pemanasan yang
dibutuhkan 400-800oC, akan tetapi suhu ini sangat
tergantung terhadap jenis sampel yang akan dianalsis (Nasir,
2019).

15
B. Kerangka Konsep

Penetapan Panjang
Pembuatan 1 ppm
larutan induk gelombang maksimum
Na. Fluoride
menggunakan larutan standar
100 ppm dan
larutan standar Na. Fluoride 10 ppm
1,5 ppm
10 ppm

2 ppm Diukur pada


Panjang
gelombang
400– 800
3 ppm
nm
Penetapan kadar fluoride
pada cangkang telur
dengan Panjang 2,5 ppm
gelombang 585 nm

3,5 ppm

Gambar 2.1 Penjelasan fluoride

16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain (Jenis dan Rancangan) Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi laboratorium
secara eksperimental dengan cara menganalisis ada atau tidaknya
berapa kadar fluoride (F-) dalam sediaan Pasta Gigi yang berada di
Pasar Senggol.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret – Juni
2022.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Prodi DIII
Farmasii IIK Pelamonia Makassar.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Adapun Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sebanyak 6 jenis pasta gigi yang dijual di Pasar Senggol.
2. Sampel
Adapun Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pasta gigi yang dipilih dari hasil observasi pada penjual kosmetik di
pasar senggol kota makassar di peroleh 3 sampel dengan kriteria
Inklusi :
a. Produk Pasta Gigi (Memiliki nama,kemasan dan logo)
b. Produk yang sering di gunakan oleh masyarakat
c. Pasta gigi untuk dewasa

D. Alat dan Bahan


1. Alat
Bold pipet, Gelas kimia, gelas ukur, pipet tetes, pipet volume,
spektrofotometri UV-Vis.

17
2. Bahan
Asam nitrat, asam priklorat, aquadest, azam zirkonil, natrium
fluoride, sampel pasta gigi, SPADNS (Sodium-2
(Parasulfophenylazo)-dihydroxy-3,6-nathalene disulfonate)
E. Cara Kerja
1. Preparasi Sampel
Timbang 1 gram sampel menggunakan gelas kimia,
masukkan 20 mL HNO 3 pekat dan didihkan selama 30 menit.
Setelah itu larutan di dinginkan. Setelah dingin tambahkan HClO 4
sebanyak 20 mL. dan didihkan lagi selama 30 menit dan dinginkan
larutan. Tambahkan 50 mL aquadest pada larutan secara berlahan
kemudian didihkan perlahan. Larutan selanjutnya dimasukkan
kedalam labu ukur 500 mL dan cukupkan volume larutan hingga
500 mL menggunakan aquadest.
2. Analisis kadar pasta gigi pada fluoride
a. Pembuatan larutan induk dan larutan standar fluoride
1) Larutan induk fluoride
Pembuatan larutan induk 100 ppm dengan menimbang
10 mg natrium fluoride dan masukkan ke dalam labu ukur
100 mL. Tambahkan aquadest pada labu ukur sampai tanda
batas. Kocok hingga homogen (Andriansyah dkk, 2018).
b. Larutan standar fluoride
Larutan induk yang telah dibuat dipipet 10 mL dan
masukkan ke dalam labu ukur 100 mL, cukupkan volume larutan
dengan aquadest hingga tanda batas, diperoleh larutan dengan
konsentrasi 10 ppm (Andriansyah dkk, 2018).
c. Penentuan panjang gelombang maksimum
Larutan standar dibuat kedalam 6 seri konsentrasi yaitu
1ppm; 1,5 ppm; 2 ppm; 2,5 ppm; 3 ppm; dan 3,5 ppm. Masing-
masing larutan dipipet dan dimasukkan dalam labu ukur 50 mL
dipipet 5 mL , 7,5 mL, 10, 12,5 , 15 , 17,5 mL . tambahkan 5 mL

18
pereaksi SPADNS dan 1 mL asam zirkonil. Cukupkan volume
larutan menggunakan aquadest hingga tanda batas dan kocok
sampai homogen. Masukkan larutan ke dalam kuvet dan baca
absorbansinya pada panjang gelombang 400-800 nm
(Andriansyah dkk, 2018).
d. Pengukuran kadar fluoride
Larutan sampel dipipet 5 mL dan masukkan kedalam
labu ukur 50 mL. tambahkan pereaksi SPADNS sebanyak 5 mL
dan asam zirkonil 1 mL. cukupkan volume larutan menggunakan
aquadest hingga tanda batas dan kocok hingga homogen.
Setelah itu, masukkan larutan kedalam kuvet dan baca
absorbansinya pada panjang gelombang 585 nm (Andriansyah
dkk, 2018).

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Gambar 4.1 Data Kurva Baku Fluoride

Tabel 4.1 : Kadar Flouride (f-) Pada sampel


Kode Absorbansi Konsentrasi
No Kadar
sampel (Y) (µg/g) (X) (ppm) Flouride (f-)
1 A 3.492 µg/g 6.665 3.04 %
2 B 3.401 µg/g 6.495 3.18 %
3 C 1.436 µg/g 1.947 0.96 %

B. Pembahasan

Flourida merupakan salah satu senyawa yang memiliki manfaat


dalam mencegah pembentukan plak serta karies pada gigi flouride
merupakan salah satu bahan yang paling sering digunakan pada
sediaan pasta gigi yang dimana batas yang di tetapkan oleh BPOM
Tahun 2014 untuk penggunaan flouride pada pasta gigi yaitu tidak
melebihi dari 0,15 % atau 1.500 ppm.

20
Penelitian ini dilakukan dengan analisis kuantitatif dengan
menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Pemilihan metode ini
dikarenakan spektrofotometri UV-Vis memiliki kepekaan pada senyawa
yang sangat tinggi sehingga dapat menentukan kadar senyawa
dibawah 1ppm.sebelum melakukan penelitian langkah awal yang
dilakukan yaitu membuat seri konsentrasi larutan standar. Larutan
standar flouride (f-) dibuat dari larutan standar Natrium Flouride 100
ppm. Kemudian diencerkan menjadi 10 ppm,kemudian diencerkan
menjadi seri konstentrasi 1 ppm; 1,5 ppm; 2 ppm; 2,5 ppm 3 ppm; 3,5
ppm. Lalu diukur serapannya menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
Pada analisis kuantitatif, tahap awal yang dilakukan yaitu
preparasi sampel. Preparasi sampel dilakukan dengan dekstruksi
basah yaitu menimbang sampel A 1,0950 gram, sampel B 1,0191 gram
dan sampel C sebanyak 1,0098 gram kemudian di dekstruksi dengan
cara penambahan 25 ml HNO3 lalu dipanaskan selama 30 menit
setelah itu didingan lalu ditambahkan HClO4 20 ml lalu dipanaskan
selama 30 menit kemudian didinginkan setelah itu ditambahkan
aquades hingga 50 ml lalu dipanaskan hingga mendidih setelah itu
didinginkan lalu dimasukkan kedalam labu ukur kemudian dicukupkan
volumenya hingga 500 ml menggunakan aquadest. Tujuan digunakan
HNO3 yaitu untuk mempercepat proses dekstruksi dan merupakan
oksidstor tersebut dapat menurunkan suhu dekstruksi sehingga
komponen yang dapat menguap atau terdekomposisi pada suhu tinggi
dapat dipertahankan dalam abu. Selain itu, HNO 3 adalah pelarut logam
yang baik (Runsawati et al., 2018). Dekstruksi Basah lebih baik dari
pada dekstruksi kering karena tidak banyak bahan yang hilang dengan
menggunakan suhu yang rendah (Nielsen, 2010).
Setelah proses dekstruksi sampel selesai, selanjutnya
menganalisis flouride (F-) dengan menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 509,50. Dari
penelitian sampel A, B dan C positif mengandung flouride (F-) dengan

21
kadar sampel A sebesar 3,04 % Sampel B 3,18 % dan Sampel C
0,96%. Berdasarkan peraturan obat dan makanan (BPOM) No. 12
tahun 2014 batas maksimum penggunaan flourida (F-) yaitu dibawah
0.15 %.
Dari hasil yang diperoleh kadar Flouride (F -) pada sampel A,B
dan C berada diatas ambang batas yang dipersayaratkan oleh Bpom
untuk kadar flouride pada pasta gigi yang diajukan untuk bpom dibawah
0,15 % .

22
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa ketiga sampel pasta gigi pada fluoride (F-) dengan kadar untuk

sampel A sebesar 3,04% Sampel B 3,18% dan Sampel C 0,96%. Untuk

sampel A,B dan C berada diatas ambang batas peraturan Badan

Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) No.12 Tahun 2014 Batas Kadar

flouride (F-) Yaitu 0,15%.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian, disarankan agar Untuk peneliti

selanjutnya, sebaiknya melakukan pengujian yang belum untuk menjamin

keamanan dan mutu pada pasta gigi yang beredar dimasyarakat sesuai

dengan peraturan BPOM sehingga aman untuk digunakan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Andriansyah, I., & Permana, I. (2018). Penetapan Kadar Fluorida Pada


Sampel Pasta Gigi Menggunakan Metode Spektrofotometri Sinar
Tampak. Medical Sains: Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 2(2), 89-97.

BPOM RI, (2014). Persyaratan Mutu Obat Tradisional, Peraturan Kepala


Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Indonesia,
p. 1–25.

Chamima, A. R. (2012). Proses Demineralisasi gigi yang distimulasi


Streptococcus mutans.

Hariadi.Arsyad.Prinsip Spektrofotometri Uv - Vis. Diakses tanggal 18 2015

Marzuki, Asnah. 2012. Kimia Analisis Farmasi. Makassar. Dua Satu Press.

Nasir, M. (2019). Spektrofotometri Serapan Atom. Aceh : Syiah Kuala


University Press

Pratama,R.N.(2014). Efek Antibakteri Pasta Gigi yang Mengandung


Baking Soda dan Pasta Gigi yang Mengandung Fluor Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Plak. Skripsi. Makassar: Fakultas Kedokteran
Gigi, Universitas Hasanuddin

Putri, F. L. (2015). Analisis Kandungan Fluorida pada Sampel Pasta Gigi


yang Diperoleh dari Beberapa Hotel di Kota Bandung Menggunakan
Metode Spektrofotometri Sinar Tampak.

Ramadhan, A. G. (2010). Serba serbi kesehatan gigi dan mulut. Jakarta:


Bukune, 186.

Rahmawanty, D., Annisa, N., & Sari, D. I. (2020). Formulasi Sediaan


Kosmetik (Lotion Antioksidan) dari Tanaman Bangkal (Nauclea
Subdita (KORTH.) STEUD). Prosiding Seminar Nasional Lingkungan
Lahan Basah (Vol. 5, No. 2, pp. 25-29).

Rusnawati, Yusuf, B. & Alimuddin. (2018). Perbandingan Metode


Dekstruksi Basah dan Dekstruksi Kering terhadap Analisis Logam
Berat Timbal (Pb) pada Tanaman Rumput Bebek (Lemna minor).

Sari, S. A. (2014). Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi dengan


Timbulnya Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah Kelas 4-6 di SDN
Ciputat 6 Tangerang Selatan Tahun 2013.

24
Schuurs AHB. Patologi gigi geligi kelainan jaringan keras gigi. Yogyakarta
;Gadjah mada University Press,1992

SIBORO, C. P. (2019). Identifikasi Hidrokuinon Pada Krim Pemutih Wajah


Bermerek X Yang Dijual Di Media Online Dengan Metode
Kromatografi Lapis Tipis.

Sukanto, S. (2012). Metode Pemilihan Pasta Gigi Yang Tepat Untuk Anak
Usia Dini. Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi
Insisiva, 1(2).

Syam, W. M. (2016). Optimalisasi kalsium karbonat dari cangkang telur


untuk produksi pasta komposit (Doctoral dissertation, Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar).

Triwuri, N. A. (2018).Kandungan Flouride dalam air isi minum isi ulang


dikota Batam. Jurnal Rekayasa Sistem Industri. 4(1), 1-5.

Wahidin, W., Farid, A. M., & Firmansyah, F. (2021). Formulasi Dan Uji
Stabilitas Pasta Gigi Cangkang Telur Ayam Ras (Gallus sp) Dengan
Variasi Konsentrasi Na. CMC. Fito Medicine: Journal Pharmacy and
Sciences, 12(2), 121-130.

Wunas, S. (2011). Analisis Perbandingan Kadar B-Karoten Dalam Buah


Labu Kuning (Cucurbita Moschata) Berdasarkan Tingkat
Kematangan BuahSecara Spektrofotometri UV-Vis. Skripsi. Makasar
: Universitas Islam Neger Alauddin

Yauri, L. (2019). Efektifitas Penggunaan Pasta Gigi dengan Kandungan


Xylitol terhadap Penurunan Jumlah Plak pada Murid Sdn No. 234
Inpres Takalar Kota Kab. takalar. Media Kesehatan Gigi: Politeknik
Kesehatan Makassar).

25
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Perhitungan Nilai Absorbansi Kadar Flouride (F -) dalam
sampel

Konsentrasi Absorbansi Y2
No XY X2
(X) (Y)
1 1.000 3,809 3.809 1.000.000 14,508481

2 1.500 3,840 5.760 2.250.000 14,745,6

3 2.000 3,865 7.730 4.000.000 14,938225

4 2.500 3,901 9.752,5 6.250.000 15,217801

Jml 7.000 15,415 27.051,5 13.500.000 59,410107

𝜋 (∑ 𝑥𝑦)−(∑ 𝑥) (∑ 𝑦) 4(27.051,5)− (7.000)(15,415)


a. =
𝜋 (𝑥 2 )− (𝑥)2 4 (13.500.000)− (7.000)2

108.206−107.905
=
54.000.000−49.000.000

301
=
5.000.000

= 0,000602

(∑ 𝑦) (∑ 𝑥 2 )−(∑ 𝑥) (∑ 𝑥𝑦) (15.415)(13.500.000)− (7.000) (27.051,5)


b. =
𝜋 (∑ 𝑥 2 )−(∑ 𝑥)2 4 (13.500.000)− (7.000)2

208.102.500−189.360.500
=
54.000.000−49.000.000

18.742.000
=
5.000.000

= 3,7484

26
𝜋 (∑ 𝑥𝑦)−(∑ 𝑥) (∑ 𝑦)
𝑟 =
√𝑛 (∑ 𝑥 2 )−(∑ 𝑥)2) (𝜋 ∑ 𝑦 2 )−(∑ 𝑦)2)

4 (27.051,5)− (7.000)(15,415)
=
√4 (13.500.000)− (7.000)2 (4(59,410107)− (15,415)2

108.206−107.905
=
√(54.000.000−49.000.000)−(237,640428−237,62222)

301
=
√(5.000.000) (0,018203)

301
=
√91.015

301
=
301,6869

= 0,9977

Lampiran 2 : Perhitungan kadar Flouride menggunakan linear

1. Sampel Pepsodent

a. y = ax + b

y = 0,060144x + 3,74846

Dimana : y = absorbansi (a)

x = konsentrasi (c)

3,474 = 0,0601x + 3,7484

3,474+3,7484
x=
0,0601

7,2224
x=
0,0601

x = 120,17

27
b. y = ax + b

y = 0,060144x + 3,74846

Dimana : y = absorbansi (a)

x = konsentrasi (c)

3,507 = 0,0601x + 3,7484

3,507+3,7484
x=
0,0601

7,2554
x=
0,0601

x = 120,72

c. y = ax + b

y = 0,060144x + 3,74846

Dimana : y = absorbansi (a)

x = konsentrasi (c)

3,496 = 0,0601x + 3,7484

3,496+3,7484
x=
0,0601

7,2444
x=
0,0601

x = 120,53

2. Sampel Ciptadent

a. y = ax + b

y = 0,060144x + 3,74846

Dimana : y = absorbansi (a)

x = konsentrasi (c)

28
3,405 = 0,0601x + 3,7484

3,405+3,7484
x=
0,0601

7,1534
x=
0,0601

x = 119,02

b. y = ax + b

y = 0,060144x + 3,74846

Dimana : y = absorbansi (a)

x = konsentrasi (c)

3,402 = 0,0601x + 3,7484

3,402+3,7484
x=
0,0601

7,1504
x=
0,0601

x = 118,97

c. y = ax + b

y =0,060144x + 3,74846

Dimana : y = absorbansi (a)

x = konsentrasi (c)

3,396 = 0,0601x + 3,7484

3,396+3,7484
x=
0,0601

7,1444
x=
0,0601

x = 118,87

29
3. Sampel Close up

a. y = ax + b

y = 0,060144x + 3,74846

Dimana : y = absorbansi (a)

x = konsentrasi (c)

1,437 = 0,0601x + 3,7484

1,437+3,7484
x=
0,0601

5,1854
x=
0,0601

x = 86,27

b. y = ax + b

y = 0,060144x + 3,74846

Dimana : y = absorbansi (a)

x = konsentrasi (c)

1,436 = 0,0601x + 3,7484

1,436+3,7484
x=
0,0601

5,1844
x=
0,0601

x = 86,26

30
c. y = ax + b

y =0,060144x + 3,74846

Dimana : y = absorbansi (a)

x = konsentrasi (c)

1,436 = 0,0601x + 3,7484

1,436+3,7484
x=
0,0601

5,1844
x=
0,0601

x = 86,26

31
Lampiran 3 : Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 Gambar 2
Proses penimbangan sampel A Proses penimbangan sampel B

Gambar 3 Gambar 4
Proses penimbangan sampel C Penambahan HNO3 pekat

Gambar 5 Gambar 6
Proses Pemanasan Sampel Penambahan HClO4 Pekat

32
Gambar 7
Gambar 8
Setelah penambahan Aquades
Penimbangan Natrium Flouride
t

Gambar 9 Gambar 10
Penimbangan Asam zirkonil Pengenceran larutan standar

Gambar 11
Pembacaan kadar Flouride pada
sampel

33

Anda mungkin juga menyukai