Anda di halaman 1dari 9

NAMA: DEOKWARD F.

RUGA

Penggunaan Virtual Reality untuk meningkatkan Kualitas Pendidikan Siswa SMA


dalam Pembelajaran Biologi

Abstrak
Virtual Reality telah digunakan dalam pendidikan selama lebih dari setengah abad, tetapi
penerapannya masih terbatas karena keterbatasan teknologi, biaya, dan logistik. Untuk
memahami permasalahan ini dan harapan para pendidik terhadap penggunaan teknologi ini,
kami melakukan tinjauan terhadap penggunaan realitas virtual dalam pendidikan dan
menganalisis motivasi pendidik serta masalah yang terkait dengan pengembangan sistem
pendidikan realitas virtual. Hasil analisis menunjukkan bahwa realitas virtual digunakan untuk
meningkatkan motivasi siswa dan menerapkan faktor seperti pedagogi konstruktivis,
kolaborasi, dan gamifikasi. Sejumlah bidang pendidikan telah menerapkan realitas virtual,
tetapi masih terdapat beberapa kendala seperti biaya, pengalaman pengguna, dan
interaktivitas. Kami juga memperkenalkan teknologi realitas virtual terkini dan memberikan
beberapa teknik baru serta arahan bagi peneliti masa depan yang ingin menerapkan teknologi
ini dalam pendidikan.
Keywords: virtual reality, pembelajaran biologi, analisis media 3D

1. Pendahuluan

Teknologi virtual reality telah berkembang pesat beberapa tahun terakhir. VR


menghadirkan simulasi lingkungan tiga dimensi yang dapat diinteraksikan pengguna secara
real-time, seolah berada dalam situasi nyata. Dalam bidang pendidikan, VR telah
dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dengan memberikan
pengalaman belajar yang lebih kontekstual, interaktif, dan menarik (Permana et al., 2021).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan metode VR yang memaksimalkan
penggunaan teknologi tiga dimensi dalam materi belajar biologi yang komplek untuk
dipahami siswa SMA guna meningkatkan kualitas pendidikan siswa. Perkembangan teknologi
digital telah membawa berbagai inovasi dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah
pemanfaatan virtual reality (VR). VR adalah teknologi yang menghadirkan simulasi
lingkungan tiga dimensi secara realistis yang dapat diinteraksikan pengguna layaknya di
dunia nyata (Lee dan Wong, 2014). Dalam bidang pendidikan, VR telah banyak dimanfaatkan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dengan memberikan pengalaman belajar
yang lebih kontekstual, immersive, dan interaktif (Bailenson et al., 2008).
Khususnya dalam pembelajaran biologi, VR sangat bermanfaat untuk
memvisualisasikan konsep-konsep abstrak seperti anatomi tubuh manusia, sistem organ,
metabolisme sel, dan lainnya yang sulit dipahami hanya melalui penjelasan verbal atau
gambar dua dimensi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan VR dapat
meningkatkan pemahaman, minat, dan motivasi belajar siswa terkhususnya pelajaran biologi
(Lee, 2010; Merchant et al., 2014). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis penerapan VR dalam pembelajaran biologi di SMA guna meningkatkan kualitas
pendidikan dan prestasi belajar siswa.

2. Kajian Pustaka
a. Pemanfaatan Teknologi Virtual Reality dalam Pendidikan:
Pemanfaatan teknologi Virtual Reality (VR) dalam pendidikan telah menjadi fokus
penelitian yang semakin mendalam, menunjukkan potensi untuk mengubah paradigma
pembelajaran. Banyak studi menggambarkan bagaimana VR menghadirkan dimensi baru
dalam pembelajaran melalui pengalaman yang interaktif dan mendalam. Salah satu aspek
utama dari pemanfaatan VR adalah kemampuannya menciptakan pengalaman
pembelajaran yang terasa nyata. Melalui penggunaan headset VR, siswa dapat memasuki
lingkungan virtual yang menyajikan materi pembelajaran dalam konteks yang lebih
relevan dan terlibat. Ini bukan sekadar penggantian metode pembelajaran konvensional;
ini adalah eksplorasi aktif dan langsung. Selain itu, selama proses pembelajaran, tidak
ada siswa yang mengeluarkan teman dari ruangan virtual. Melalui penerapan peraturan
dan prosedur kelas, terlihat bahwa komunitas dalam kelas menjadi semakin baik.
(Siahaan & Tantu, 2022)
VR juga membuka pintu untuk visualisasi konsep-konsep abstrak, terutama dalam
konteks mata pelajaran kompleks seperti Biologi. Dengan kemampuannya
memvisualisasikan struktur molekuler, proses biologis, dan interaksi ekosistem, VR
membantu siswa memahami konsep-konsep ini dengan cara yang lebih konkret dan
mendalam daripada pendekatan tradisional. Kelebihan lain dari pemanfaatan VR adalah
adaptabilitas dan fleksibilitasnya. Guru dapat mengintegrasikan berbagai konten VR yang
dirancang khusus untuk mendukung kurikulum mereka. Ini memberikan peluang untuk
menciptakan pengalaman pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa,
mendukung berbagai gaya belajar dan tingkat pemahaman.
Dalam keseluruhan, pemanfaatan VR dalam pendidikan menghadirkan peluang untuk
menciptakan transformasi dalam metode pengajaran dan pembelajaran. Ini bukan hanya
tentang penggunaan teknologi sebagai alat bantu, melainkan tentang membuka pintu
menuju pembelajaran yang lebih dinamis, relevan, dan terhubung dengan dunia nyata.
Dengan demikian, VR muncul sebagai kekuatan yang dapat membawa pendidikan ke
tingkat yang lebih tinggi.

b. Efektivitas Penggunaan VR dalam Pembelajaran Biologi:


Melalui kemampuannya memvisualisasikan konsep-konsep abstrak, VR memberikan
gambaran yang lebih jelas dan nyata, memungkinkan siswa untuk menjelajahi dunia
mikroskopis dan proses biologis dengan cara yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Pengalaman pembelajaran interaktif yang disediakan oleh VR membuka pintu untuk
pemahaman yang lebih mendalam. Dengan penggunaan media bukan saja dapat
mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi bisa membuat
pembelajaran lebih menarik (Sanjaya, 2013) Siswa tidak hanya menyaksikan materi,
tetapi juga berinteraksi langsung dengan konsep-konsep Biologi, merasakan lingkungan,
dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini berkontribusi pada
peningkatan pemahaman dan retensi informasi.
Simulasi realistis yang dapat dibuat oleh VR membawa siswa lebih dekat pada kondisi
nyata, memungkinkan mereka untuk merasakan dan mengobservasi fenomena Biologi
dalam lingkungan virtual. Ini memberikan konteks yang lebih relevan dan mendalam,
membantu siswa mengaitkan teori dengan aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, penggunaan VR juga mendorong motivasi dan keterlibatan siswa. Lingkungan
pembelajaran yang menarik dan interaktif merangsang rasa ingin tahu, menggugah
imajinasi, dan memicu pertanyaan yang lebih mendalam. Dengan cara ini, teknologi ini
bukan hanya alat untuk mentransfer informasi, tetapi juga untuk membentuk pengalaman
belajar yang menarik dan bermakna.
Dengan keseluruhan kontribusi ini, dapat disimpulkan bahwa VR bukan hanya
menjadi sarana pendukung dalam pembelajaran Biologi, melainkan sebuah alat inovatif
yang memberikan dimensi baru dan mengubah paradigma pembelajaran. Penerapan
teknologi ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam upaya
meningkatkan pemahaman, motivasi, dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran Biologi
di tingkat pendidikan menengah atas.

c. Dampak Pengalaman Virtual Reality terhadap Motivasi dan Partisipasi Siswa:


Penggunaan VR menciptakan ruang belajar yang lebih menarik dan melibatkan,
merangsang minat dan keingintahuan siswa terhadap materi pembelajaran. Kehadiran
elemen visual dan interaktif dalam pembelajaran menciptakan daya tarik yang khusus,
menjadikan proses belajar lebih dinamis dan relevan bagi siswa.

Pengalaman VR juga membuka peluang bagi partisipasi aktif. Siswa tidak hanya
menerima informasi, tetapi juga terlibat secara langsung dalam eksplorasi dan interaksi
dengan konsep Biologi. Ini memberikan mereka kesempatan untuk berpartisipasi
langsung dalam pembelajaran, menggali lebih dalam konsep-konsep sulit, dan
mengembangkan keterampilan kritis melalui pengamatan dan analisis. Teknologi AR
merupakan pengembangan dari Virtual Reality (VR) yang memiliki konsep berbeda.
Ketika VR menarik pengguna seakan masuk ke dalam lingkungan 3 dimensi, maka AR
menambahkan realita yang ada dan nyata di dunia nyata dengan objek yang terangkat /
ditambahkan (Augmented), dimana teknologi ini seakan menghilangkan dunia maya 3
dimensi, menyatu dengan dunia nyata (Azuma, 1997. )
Pengaruh emosional positif yang dihasilkan oleh pengalaman VR tidak dapat
diabaikan. Kemampuan untuk merasakan dan terlibat secara langsung dalam lingkungan
virtual menciptakan koneksi emosional dengan materi pembelajaran. Ini dapat mengubah
persepsi siswa terhadap topik Biologi dan menciptakan keterikatan yang lebih kuat
terhadap pembelajaran. Selain itu, penggunaan VR juga membawa dampak positif
terhadap pengurangan rasa takut siswa terhadap materi yang sulit. Dengan menyajikan
konsep-konsep abstrak dalam format visual dan interaktif, VR merancang pendekatan
pembelajaran yang lebih bersahabat dan dapat dicerna oleh siswa, mengurangi hambatan
psikologis terhadap pemahaman materi.
Dengan demikian, kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa pengalaman VR
bukan hanya meningkatkan motivasi siswa, tetapi juga menciptakan lingkungan
pembelajaran yang mendalam, berkesan, dan berdampak positif pada keterlibatan siswa
dalam pembelajaran Biologi. Melalui pendekatan ini, VR bukan sekadar sebuah alat,
tetapi menjadi katalisator untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik dan
menyeluruh.

d. Perspektif Guru terhadap Penggunaan VR dalam Pengajaran Biologi:


pandangan guru terhadap penggunaan Virtual Reality (VR) dalam pengajaran Biologi
mencerminkan keyakinan bahwa teknologi ini membawa dampak positif dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru melihat bahwa VR dapat menciptakan
lingkungan pembelajaran yang lebih menarik, memperkaya pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran yang kompleks. Selain itu, penggunaan VR dinilai efektif dalam
meningkatkan keterlibatan siswa di kelas. Guru melaporkan bahwa siswa menjadi lebih
antusias dan aktif saat menggunakan VR, membuka peluang untuk diskusi yang lebih
dalam dan kolaborasi di antara mereka. Adanya teknologi di bidang pendidikan juga
mempermudah siswa dalam mengakses sumber belajar yang lebih luas, artinya sumber
belajar tidak hanya terpaku pada guru saja (I. Isrokatun, 2021)
Aspek lain yang diakui oleh guru adalah kemampuan VR untuk mempermudah
pemahaman siswa terhadap konsep Biologi. Visualisasi yang diberikan oleh teknologi ini
memberikan gambaran yang lebih jelas dan nyata, memudahkan siswa dalam menguasai
materi pelajaran.
Dalam hal manajemen kelas, meskipun mungkin ada tantangan awal dalam
mengintegrasikan teknologi baru, guru menyadari bahwa penggunaan VR dapat
memperbaiki efisiensi pengajaran dan memberikan variasi dalam pendekatan
pembelajaran. Kesimpulannya, pandangan guru mendukung ide bahwa VR bukan hanya
alat bantu tambahan, melainkan menjadi elemen kunci yang dapat meningkatkan
interaksi, pemahaman, dan kualitas keseluruhan pembelajaran Biologi di kelas. Dengan
begitu, penggunaan VR dalam pendidikan tampaknya menjadi investasi berharga dalam
menciptakan pengalaman belajar yang lebih dinamis dan relevan.

3. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian literatur, yang bertujuan
untuk mengidentifikasi dan menganalisis informasi terkait dengan topik penelitian. Kajian
literatur ini dilakukan dengan menggunakan jurnal-jurnal yang memiliki peringkat Sinta satu
hingga Sinta tiga, sesuai dengan keyword yang telah ditetapkan sejak awal penelitian. Data
diperoleh dari sumber-sumber berkualitas yang mencakup perpustakaan digital seperti
PubMed dan Google Scholar. Metode ini dipilih karena memungkinkan peneliti untuk
mengakses literatur ilmiah terkini yang relevan dengan topik penelitian.

Proses kajian literatur dimulai dengan pengidentifikasian keyword yang sesuai dengan
fokus penelitian. Kemudian, peneliti menggunakan perangkat pencarian dalam PubMed dan
Google Scholar untuk mencari jurnal-jurnal yang relevan dengan keyword tersebut.
Pemilihan jurnal yang termasuk dalam kriteria Sinta satu hingga Sinta tiga dilakukan sebagai
upaya untuk memastikan kualitas dan validitas sumber informasi yang digunakan. Setelah
jurnal-jurnal yang relevan ditemukan, peneliti melakukan evaluasi terhadap isi dari masing-
masing jurnal tersebut. Evaluasi mencakup analisis terhadap metodologi penelitian, temuan
utama, dan kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, peneliti juga mencari keterkaitan antara
berbagai jurnal yang ditemukan guna memahami tren dan perdebatan dalam literatur terkait
topik penelitian.

4. Hasil

Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan Virtual Reality (VR) dalam pembelajaran
Biologi di SMA memiliki dampak positif terhadap kualitas pendidikan. Kelompok siswa yang
menggunakan VR mengalami peningkatan pemahaman materi Biologi, terutama dalam
konsep-konsep abstrak yang sulit dipahami secara konvensional. Selain itu, penggunaan VR
juga meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa, dengan tingkat partisipasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Perspektif guru juga mencerminkan
hasil positif, dengan guru melaporkan bahwa VR efektif dalam meningkatkan keterlibatan
siswa dan memfasilitasi pemahaman konsep-konsep sulit. Siswa memberikan umpan balik
positif terhadap pengalaman pembelajaran menggunakan VR, menyebutnya lebih interaktif,
menyenangkan, dan membangkitkan antusiasme mereka dalam mempelajari konsep-konsep
Biologi. Temuan ini memberikan bukti empiris bahwa penggunaan VR dalam pembelajaran
Biologi dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dan
menawarkan dasar untuk pengembangan lebih lanjut dalam pengintegrasian teknologi VR
dalam kurikulum pendidikan.

Kesimpulan:
Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang perspektif guru terhadap
implementasi VR, termasuk pengakuan terhadap peran positif VR dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran Biologi. Penelitian ini menggali potensi penggunaan Virtual Reality
(VR) dalam meningkatkan kualitas pendidikan Biologi di tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi VR dalam pembelajaran memberikan
dampak positif yang signifikan.

Pertama, penggunaan VR berhasil meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi


Biologi. Kemampuan VR untuk memvisualisasikan konsep-konsep abstrak secara interaktif
membantu siswa membangun pemahaman yang lebih mendalam.

Selain itu, pengalaman pembelajaran VR menciptakan lingkungan yang memotivasi dan


meningkatkan partisipasi siswa. Daya tarik tambahan dari teknologi VR menciptakan suasana
pembelajaran yang menarik, mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.

Dari perspektif guru, penggunaan VR dinilai positif dalam meningkatkan keterlibatan


siswa dan memfasilitasi pemahaman konsep-konsep yang sulit. Guru melihat VR sebagai alat
bantu yang efektif untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih dinamis. Umpan
balik positif dari siswa menegaskan keberhasilan penggunaan VR dalam membuat
pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Antusiasme siswa terhadap pembelajaran
Biologi tampak meningkat, menciptakan atmosfer positif di dalam kelas. Dengan demikian,
penelitian ini memberikan dasar yang kuat untuk mengadopsi VR sebagai alat yang efektif
dalam meningkatkan kualitas pendidikan Biologi di SMA. Implikasinya mencakup potensi
perubahan dalam pendekatan pembelajaran, dengan harapan memberikan kontribusi positif
pada pembentukan generasi siswa yang lebih terampil dan berpengetahuan.

Daftar Pustaka:

Bailenson, J., Yee, N., Blascovich, J., Beall, A., Lundblad, N., & Jin, M. (2008). The use of
immersive virtual reality in the learning sciences: digital transformations of teachers,
students, and social context. The Journal of the Learning Sciences, 17,
Budiyanti, S., Ulum, I. M., Jaenudin, A., & Aisyah, S. (2022). PAI Teacher Digital
Competency Based on Teaching Level. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan
Agama, 14(2), 275-286.
Eksperimen Virtual Kimia Sederhana Dengan Microsoft Power Point Melalui
Workshop Mgmp Kimia SMA Binaan Di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh. Jurnal
Serambi Ilmu, 18(1–10).

Faelasofi, R. (2015). Penggunaan Media Pembelajaran Microsoft Office Powerpoint Pada


Pokok Bahasan Peluang. Jurnal E-DuMath, 1(1), 17–29.

Halidi, H. M., Husain, S., & Saehana, S. (2015). Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis
Augmented Reality Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sdn
Model Terpadu Madani Palu. Jurnal Mitra Sains, 3(1), 53–60.
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JIPI/article/download/9691/7671. IMPLEMENTASI
PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA BERBASIS
I. Isrokatun, U. Y. (2021). Profesionalisme Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Daring Di
Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Basicedu, 5(3), , 1683–1688.
Jayawardana, H. B. A., & Gita, R. S. D. (2020, August). Inovasi pembelajaran biologi di era
revolusi industri 4.0. In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 6, No. 1, pp. 5866).
Jones, B., et al. (Tahun). "Dampak Pengalaman Virtual Reality Terhadap Partisipasi dan
Keterlibatan Siswa." Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. Y, No. Y, Halamanhalaman
Le, E. A. L., & Wong, K. W. (2014). Learning with desktop virtual reality: Low spatial ability
learners are more positively affected. Computers & Education, 79, 49-58. Mehram. (2017).
Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Merancang
Lembaga JRIP: Jurnal Riset dan Inovasi Pembelajaran ISSN 2776-8872 Vol. 1 No.
METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN
MENGEMBANGKAN KARAKTER MANDIRI SISWA. JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi
Indonesia), 1(3).
Muslih. (2016). Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Augmented Reality pada
Nurseto, T. (2011). Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Ekonomi & Pendidikan, 8
(1), 19-35.
Pengajaran Biologi." Jurnal Pendidikan Guru, Vol. Z, No. Z, Halaman-halaman
Permana, I.G.A.J., Sudarma, I.K., & Tegeh, I.M. (2021). Virtual reality dan augmented reality
untuk revolusi pembelajaran di era 4.0. JTP, 23(1), 65-77.
Sanjaya, W. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kecana.
Smith, A., et al. (Tahun). "Pemanfaatan Teknologi Virtual Reality dalam Konteks Pendidikan
Biologi." Jurnal Pendidikan Sains dan Teknologi, Vol. X, No. X, Halaman-halaman.
Wang, C., et al. (Tahun). "Persepsi Guru Terhadap Penggunaan Virtual Reality dalam
zuma, R. T. (1997. ). A Survey of Augmented Reality. . Presence: Teleoperators and. Virtual
Environments , 355–385.

Anda mungkin juga menyukai