SIDANG
DISUSUN OLEH :
AGUNG ERNANDA PUTRA
NPM : 188150029
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
perakitan yang meliputi sektor usaha lokal dan masyarakat juga mengalami
waktu kerja merupakan dua variabel penting dalam mengimbangi kemajuan bisnis
Dengan lima orang pekerja, Bengkel Eka Las membuat ayunan, pintu
lipat, pintu besi, kanopi, railing jendela, dan ayunan. Pada Workshop Eka las akan
1 Canopy 1 2
2 Pintu 1 2
3 Ayunan 1 3
4 Jerjak 1 2
5 Pintu lipat 1 4
6 Rak Besi 1 1
1
Dari tabel di atas terlihat bahwa waktu pengerjaan yang paling lama untuk
salah satu jenis barang di studio Eka Las adalah pintu runtuh, oleh karena itu
pintu runtuh tidak memakan banyak waktu. menghabiskan sebagian besar hari
dengan menjelajahi berbagai jenis latihan yang telah diselesaikan. Eka Las Studio
menghadapi kesulitan serupa. Oleh karena itu, efisiensi waktu kerja di Eka Las
Studio merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan klien dan menjaga
Proses pembuatan pintu runtuh di Studio Eka Las ini memakan waktu yang cukup
alat dan bahan produksi. Karena lokasi penyimpanan alat produksi jauh sehingga
dengan jumlah yang sedikit. Selain itu, tempat kerja yang layak termasuk
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu pintu masuk yang runtuh dapat
itu, Eka Las Studio perlu berupaya untuk meningkatkan produktivitas waktu kerja
pada proses fabrikasi pintu ambles tersebut, sehingga dapat menghasilkan produk
Salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas waktu kerja di Eka Las Studio
2
meningkatkan efisiensi waktu kerja, mengurangi biaya produksi, meningkatkan
studio Eka Las. Oleh karena itu, eksplorasi ini akan tuntas untuk membedah
produksi ambruknya entryway di studio Eka Las. Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan referensi bagi pelaku usaha lain yang tertarik untuk menerapkan
metode 5S dalam proses produksinya dan juga bermanfaat bagi Bengkel Eka Las
1. Dalam pembuatan pintu lipat di bengkel Eka Las, bagaimana jam kerja
permasalahannya:
efektivitas waktu kerja pada proses produksi pintu runtuh di studio Eka Las.
3
2. Penelitian ini hanya melihat produktivitas waktu kerja pada proses fabrikasi
pintu runtuh, belum membicarakan efektifitas waktu pada proses produksi lainnya
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
Direkam sebagai hard copy tugas terakhir ini, penulisan yang efisien disusun
sebagai berikut:
4
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang diangkatnya peneliti ini dipaparkan
yang relevan dengan penelitian saat ini. Selain itu juga memuat ide-ide dan
Bagian ini memuat bahan, alat, strategi penelitian dan informasi apa saja yang
Berisi gambaran informasi apa saja yang disampaikan pada saat pemeriksaan yang
Bagian V Percakapan
yang diambil dari pembahasan hasil penelitian. Selain itu, agar penelitian ini dapat
berlanjut, saran atau masukan tambahan harus diberikan kepada peneliti dan
peneliti selanjutnya.
5
DAFTAR PUSTAKA Sumber yang digunakan dalam penelitian ini dicantumkan
dalam daftar pustaka, baik yang diambil dari buku, jurnal, maupun kutipan online.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ergonomi
termasuk perangkat keras, format lingkungan kerja, dan sistem kerja. Tujuan
berencana untuk:
luka punggung, luka akibat kerja keras, dan luka akibat sikap yang tidak
menguntungkan.
2. Meningkatkan efisiensi
Dengan membuat peralatan, desain dan cara kerja yang ergonomis, pekerja dapat
bekerja lebih efisien dan untung. Hal ini dapat membawa hasil dan kemahiran
dalam memastikan kualitas produk yang lebih tinggi. Pekerja yang bekerja dengan
mudah dan tanpa tekanan akan sering melakukan lebih sedikit kesalahan,
7
Dalam industri, ergonomi penting untuk menjamin bahwa para spesialis dapat
pelaksanaan organisasi.
Gangguan di tempat kerja, waktu terbuang, dan waktu yang dihabiskan untuk
Lingkungan kerja yang ergonomis membantu pekerja untuk bekerja lebih baik dan
2.2 Manufaktur Manus factus, yang berarti “dibuat dengan tangan,” adalah kata
tahun 1576, dan manufaktur digunakan pada tahun 1683. Dalam arti luas,
Desain produk, pemilihan bahan, dan tiga tahap proses pembuatan merupakan
bagian dari transformasi bahan mentah menjadi produk jadi. Supriyanto, 2020)
universitas berbeda-beda, namun selalu ada bagian yang sama. Ilmu desain
fabrikasi selalu didasarkan pada proses pembuatan barang jadi yang mencakup
berbagai latihan dan sumber daya seperti yang digambarkan sebelumnya. Jika
pendukung) dari divisi desain mekanik dan desain modern. Dari perancangan
8
berhubungan dengan kerangka kerja diambil alih oleh para eksekutif di bidang
Semua artikel yang kami alami dibuat melalui siklus berbeda yang disebut
produksi. Selain hasil akhir tersebut, fabrikasi juga mencakup kegiatan dimana
barang yang dibuat digunakan untuk membuat barang. Barang-barang ini adalah
mesin yang digunakan untuk membuat berbagai jenis barang. Misalnya, mesin
press untuk membuat pelat lembaran menjadi badan kendaraan, mesin untuk
kemudian dirancang dan dilaksanakan metode kerja yang lebih efektif dan efisien
Purnomo, 2013)
Pemeriksaan strategi kerja ditujukan untuk melihat standar dan prosedur teknik
kerja yang ideal dalam suatu kerangka kerja. Sistem kerja adalah suatu sistem
yang didalamnya lingkungan kerja fisik, pekerja manusia, mesin, dan material
semuanya akan berinteraksi. Hal ini digambarkan secara skematis pada Gambar
yang lebih efektif dan efisien dirancang dan dilaksanakan dengan tujuan akhir
9
untuk mengurangi waktu penyelesaian.
dalam ujian teknik kerja terdapat empat macam bagian kerangka kerja yang harus
1. Bagian material
mengingat jenis bahan yang tidak sulit untuk diproses, dll. Dalam hal ini bahan
yang dimaksud adalah bahan utama dan bahan baku, bahan perbekalan
kerja berlangsung agar dapat memindahkan pekerjaan secara efisien dan efektif?
10
Bagaimana keadaan tempat kerja sebenarnya di mana tugas-tugas pekerjaan
Dari gambaran di atas, dapat diduga bahwa pokok-pokok atau sasaran pokok
tugas.
penghematan.
3. perbaikan tata ruang area kerja agar nyaman dan aman dalam bekerja.
ketika memeriksa suatu teknik kerja dengan tujuan utama untuk menemukan
menghasilkan teknik-teknik kerja pilihan yang tepat dan baik. Bagian-bagian dari
11
proses kerja dikoordinasikan dan disatukan dalam cetak biru yang adil, sehingga
(Kurniawati, 2019) Sebelum menyimpulkan apakah latihan ujian strategi kerja itu
Penilaian waktu kerja dalam pengertian umum adalah suatu usaha untuk
waktu baku atau waktu baku dalam siklus pembuatan. Menurut Al Faruqi (2015),
waktu standar adalah jumlah waktu yang biasanya diharapkan oleh seorang
spesialis untuk menyelesaikan suatu tugas. Sepanjang hari kerja normal, terdapat
waktu tidak aktif yang diperoleh dengan mempertimbangkan kondisi, kondisi, dan
unsur lingkungan dari pekerjaan tersebut. pekerja. Rencana kerja yang merinci
durasi setiap kegiatan, jumlah output, dan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas dapat dibuat dengan menggunakan waktu standar (Al Faruqi,
2015).
12
2. Tentukan jumlah siklus atau pengujian yang diharapkan. Ukur waktu
6. Tentukan durasi proses run of the mill 7. Cari tahu waktu umum untuk
setiap bagian. Standar waktu kerja dengan faktor perubahan (change factor)
yang terpakai, dan kelelahan kerja yang menjadi penyelesaian bagi para eksekutif.
salah satu fiksasi dalam upaya menghadapi unjuk afiliasi. Ide ini terkait dengan
cara ideal pemanfaatan sumber daya yang dapat diakses untuk mencapai tujuan
organisasi atau otoritatif. Dengan tujuan untuk menciptakan tenaga kerja dan
13
produk berkualitas dengan biaya serendah mungkin, kemahiran menjadi semakin
penting seiring dengan kemajuan inovasi dan persaingan yang semakin ketat.
sumber daya yang digunakan dan hasil yang dicapai. Efisiensi suatu siklus dapat
diukur dari seberapa sedikit sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan
dan mengelola situasi yang tepat juga dapat membantu Anda menjadi lebih baik.
Seberapa besar individu atau asosiasi dapat mencapai target yang dinyatakan
disebut sebagai kelayakan. Sebuah afiliasi yang kuat dalam mengelola sumber
daya, namun tidak mampu mencapai tujuan, tidak akan mencapai kemajuan dalam
namun tidak efisien dalam menggunakan sumber daya dapat mengalami bencana
besar.
Tidak lama lagi, dewan harus mencari kesesuaian antara kemampuan dan
kepraktisan untuk mencapai tujuan terbaik. Meskipun aset harus berhasil dilunasi,
14
Oleh karena itu, kapabilitas merupakan pemikiran besar dalam organisasi,
yang sah. Namun, organisasi harus mencapai keseimbangan antara efisiensi dan
2.6 Kata 5S dalam bahasa Indonesia adalah 5R yang artinya ringan, licin,
bersih, serba siap, tak kenal lelah. Devani (2016) menegaskan bahwa agar industri
kondisi tempat kerja yang siap industri dan siap digunakan serta dikembangkan.
Ide 5S seperti yang diutarakan Sitorus pada tahun 2021 merupakan sebuah
strategi untuk secara konsisten bekerja pada lingkungan kerja menuju keadaan
yang disukai selama beberapa waktu terakhir. makan. Target pasti 5 detik adalah
Arti akronim "5S" mengacu pada jenis pertumbuhan yang dihasilkan dari
Berdasarkan definisi di atas, secara umum diasumsikan bahwa 5S/5R adalah suatu
metode dengan desain atau tahapan yang tepat untuk menciptakan lingkungan
kerja yang aman, nyaman, dan tenteram serta mengurangi produk cacat, sehingga
15
2.6.1 Tujuan 5S Menurut Rahman (2013), Tujuan 5S Keamanan
Rencana permainan dari beberapa hal kecil yang dianggap tidak penting
dan kemudian berdampak pada kondisi iklim secara umum. Oleh karena
3. Produktivitas
4. Kualitas
Salah satu tanda hasil kerja adalah sifat hasil ciptaannya. Peralatan atau
16
pembuatan dan pemeliharaan lingkungan kerja, yang terbentuk dari upaya
besar dalam siklus penciptaan. Lima langkah menjaga tempat kerja disebut
1. Seiri, pisahkan antara yang penting dan tidak wajib di ruang kerja dan
C. Beri nama merah pada benda yang tidak terpakai atau benda NG
(Buruk).
17
C. Beri nama atau ID agar lebih mudah saat digunakan maupun saat
A. Sediakan alat untuk membersihkan, seperti sapu, pengki, kain pel, dan
lain sebagainya.
pekerjaan.
18
5. Shitsuke, menumbuhkan disiplin diri dan terbiasa menerapkan 5S
C. Menerangi atau berbicara satu sama lain di ruang kerja. D. Belajar pintu
terbuka.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, menjadi latar penelitian ini.
Sejak didirikan pada tahun 2015, perusahaan ini telah mengalami keberhasilan
dan kegagalan. Ujian dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2023
dilakukan di lapangan dan gambaran secara langsung pada tempat yang akan
Untuk memperoleh hasil yang efisien dari segi waktu, penelitian ini juga
sesuatu yang dipilih peneliti untuk diselidiki guna mengumpulkan data dan
hasil, standar, dan selanjutnya. Variabel dependen adalah variabel yang terkena
dampak atau akibat dari adanya faktor bebas. Variabel terikat penelitian ini adalah
20
2. Faktor bebas (faktor otonom)
terikat. 2019).
teknik 5S, maka keterkaitan antar unsur atau faktor yang dibentuk menjadi sistem
figur eksplorasi dapat diatur seperti pada Gambar 3.1. yang menyertainya:
Waktu
Jarak Efisiensi
Metode 5S
Waktu
Kondisi
Lingkungan Kerja
aliran material
21
C. Kondisi iklim kerja: Proses produksi akan dipengaruhi oleh kondisi di
setiap stasiun. D. Efisiensi waktu: upaya mencari cara terbaik dalam bekerja agar
pekerjaan terasa lebih ringan, berjalan lebih cepat, dan tetap membuahkan hasil.
waktu adalah waktu, jarak, kondisi tempat kerja. Hal-hal tersebut dimanfaatkan
untuk lebih meningkatkan produktivitas waktu, mengingat di masa lalu studio hal-
1. Jelaskan masalahnya
2. Tinjauan lapangan
3. Studi menulis
dan buku yang berkaitan dengan isu-isu yang terlihat dalam organisasi.
22
B. Wawancara, bertemu dengan berbagai pihak terkait
5. Penanganan informasi
dipecah, pemikiran kritis akan selesai, kemudian pada saat itulah usulan
memperoleh informasi yang substansial dan solid. Dalam eksplorasi ini dilakukan
1. Wawancara
2. Persepsi
Sumatera Utara
3. Studi Menulis
23
Pengumpulan informasi dengan memusatkan perhatian pada penulisan
buku, laporan dan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan akhir-akhir ini
1. Informasi penting
Informasi penting adalah data atau informasi unik yang dikumpulkan dan
2. Informasi Tambahan
Informasi ini diperoleh melalui dokumentasi organisasi, tulisan dan buku bacaan
bahan dan proses produksi, sejarah, ruang lingkup bisnis, struktur organisasi, serta
24
3.8 Blok Diagram Metodologi Penelitian
25
BAB IV
pengecatan akhir merupakan area dimana 5S akan digunakan. Karena pada bagian
siklus ini masih banyak alat dan bahan yang masih belum terkoordinasi dan
waktunya sehingga terjadi kesia-siaan. dan ahli perlu mencari alat dan bahan
terlebih dahulu karena bahan dan alat tersebut tidak efisien. Hal-hal yang
4.1.1 Estimasi
Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan pintu runtuh adalah besi.
Siklus utama dalam membuat pintu runtuh adalah memperkirakan besi sesuai
untuk melacak pintu masuk pusat perbelanjaan yang runtuh. Wilayah dimana 5S
26
Gambar 4.1 Pengukuran sebelum implementasi 5S
4.1.2 Pemotongan
setrika. Cara yang paling umum untuk mencari besi sesuai ukuran yang ideal
membutuhkan waktu yang lama karena besi yang harus diiris terkesan masih
bertumpuk dan tidak sesuai ketebalannya. Jika dibangun untuk tumpang tindih
4.1.3 Pengelasan
27
Gambar 4.3 Pengelasan sebelum implementasi 5S
4.1.4 Penghalusan
menggunakan tanah liat agar lebih rapi dan halus. Pada tahap penghalusan masih
banyak alat-alat penghalus, misalnya alat amplas dan tanah liat yang saat ini
4.1.5 Pengecatan
Siklus kanvas dalam membuat pintu masuk yang runtuh tidaklah efisien
dan boros. Bahan dan perangkat yang dibutuhkan untuk pengecatan mungkin saja
tertukar atau tersebar di seluruh ruang kerja. Cat yang dibutuhkan disimpan di
28
tempat yang sulit dijangkau atau tercampur dengan benda lain. Tanpa desain yang
terkoordinasi, pekerja mungkin perlu mencari dan merakit bahan dan perangkat
dasar untuk setiap posisi pengecatan. Hal ini berpotensi membuang waktu dan
digunakan untuk mencatat informasi ini dalam menit per unit. Informasi hasil
No Proses
1 Pengukuran
2 Pemotongan
3 Pengelasan
4 Penghalusan
5 Pengecatan
Tabel diatas menunjukan Langkah-langkah dalam proses pembuatan pintu
29
Tabel 4.2 Waktu Proses
30
Rata-rata Pengukuran X X = 305,5 Standar Deviasi =1,15 Batas Kendali Atas
(BKA) BKA = 307 Batas Kendali Atas (BKB) BKB = 303 Peta kendali di bawah
ini menunjukkan bahwa data penelitian yang diambil berada dalam batas kendali
Pengukuran
308
307
306
305
304
303
302
301
300
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Dari garis besar kendali di atas, tidak ada informasi eksplorasi di luar batas
kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB), sehingga dapat dikatakan
Pemotongan
Biasa X ̅
X̅= 370
Deviasi Standar
σ=1,57
31
BKA = 373
BKB = 367
batas kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB), dapat dilihat pada garis
kendali di bawahnya.:
Pemotongan
374
372
370
368
366
364
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data penelitian dapat dikatakan seragam karena terlihat dari peta kendali
di atas tidak ada data penelitian yang berada di luar batas kendali atas (BKA) dan
Pengelasan
Biasa X ̅
X̅= 497
Deviasi Standar
σ=2,21
32
BKA = 501
BKB = 492
Untuk menunjukkan bahwa informasi eksplorasi yang diambil berada dalam batas
kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB), dapat dilihat pada garis
kendali di bawahnya.
Pengelasan
502
500
498
496
494
492
490
488
486
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Dari garis besar kendali di atas, tidak ada informasi eksplorasi di luar batas
kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB), sehingga dapat dikatakan
Perbaikan
Biasa X ̅
X̅= 308
Deviasi Standar
σ=1,45
33
Titik Putus Kendali Atas (BKA)
BKA = 311
BKB = 305
Untuk menunjukkan bahwa informasi eksplorasi yang diambil berada dalam batas
kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB), dapat dilihat pada grafik
kendali di bawahnya.:
Pendempulan
312
310
308
306
304
302
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data penelitian dapat dikatakan seragam karena terlihat dari peta kendali
di atas tidak ada data penelitian yang berada di luar batas kendali atas (BKA) dan
(BKA) BKA = 257 Batas Kendali Atas (BKB) BKB = 249 Peta kendali di bawah
ini menunjukkan bahwa data penelitian yang diambil berada dalam batas kendali
34
pengecatan
258
256
254
252
250
248
246
244
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
terlihat pada garis kendali di atas, tidak ada informasi eksplorasi yang melampaui
Mengingat data wawasan lebih dari itu, gambaran awal kecukupan data siklus
(2743229))(54863649 ))/7407]2 N' = 0,03 Mengingat N' = 0,03 dan N = 20, maka
cenderung terlihat bahwa 'N. Oleh karena itu, informasi eksplorasi dipandang
cukup.
35
Pengelasan N' = [(k/s (N (_(j=1)nxj)- )(_(j=1)nxj))]2 N' = [(2/0,5 (20
(4932324))(98644624 ))/9932]2 N' = 0,03 Dengan alasan N' = 0,03 dan N = 20,
diyakini cukup.
Perbaikan
)/((∑_(j=1)^n▒〖xj)〗)]^2
N' = 0,034
Karena N' = 0,034 dan N = 20, maka secara umum akan terlihat bahwa N' < N.
Lukisan
)/((∑_(j=1)^n▒〖xj)〗)]^2
N' = 0,08
Karena N' = 0,08 dan N = 20, maka dapat dilihat bahwa N' < N. Jadi data
Dalam penyelidikan ini ada 5 proses penciptaan. Berikut adalah contoh estimasi
36
faktor perubahan pekerja pada proses produksi ambruknya pintu masuk di Eka
Las, sehingga dapat dirinci faktor perubahan spesialis pada setiap siklus produksi
Elemen
Rating Kondisi Pekerja Score Total
Kerja
dengan baik
Pemotongan 0,18
Effort Kualitas kerjanya baik dan stabil 0,05
37
Consistency Konsistensi Kerjanya baik 0,03
Dari table diatas maka dapat diketahui factor penyesuaian proses operasi
sebagai berikut :
1 Pengukuran 1,17
2 Pemotongan 1,18
3 Pengelasan 1,19
4 Penghalusan 1,14
5 Pengecatan 1,19
38
4.3.4 Waktu Kelonggaran
Elemen Kondisi
Faktor Kelonggaran% Jumlah
Kerja Pekerjaan
Tenaga yang
Ringan 7,5
dikeluarkan
Berdiri diatas 2
Sikap kerja 3
kaki
Pengukuran Pandangan 20
berubah-ubah
Kelelahan Mata 5
dengan fokus
tetap
Bersih,Sehat,
rendah
39
Kebutuhan
Pria 2
Pribadi
Tenaga yang
Sedang 4
dikeluarkan
Pandangan
terus-menerus
Kelelahan Mata 5
dengan fokus
Pemotongan 23
yang tetap
Keadaan
Sangat Bising 6
Lingkungan
Kebutuhan
Pria 2
Pribadi
Tenaga yang
Sedang 5
dikeluarkan
jongkok
Pandangan
dengan fokus
40
yang tetap
panas akibat
Kebutuhan
Pria 1
Pribadi
Tenaga yang
Ringan 4
dikeluarkan
Berdiri diatas 2
Sikap kerja 2
kaki
Penghalusan Pandangan 20
berubah-ubah
Kelelahan Mata 6
dengan fokus
tetap
abu dempul,
Keadaan
kebisingan 4
Lingkungan
sedang
41
Kebutuhan
Pria 2
Pribadi
Tenaga yang
sedang 5
dikeluarkan
Berdiri diatas 2
Sikap kerja 4
kaki
Pandangan
berubah-ubah
Kelelahan Mata 6
dengan fokus
Pengecatan 22
berubah- ubah
Kebutuhan
Pria 2
Pribadi
4.3.6 Perhitungan Waktu Normal Setelah waktu siklus dan faktor penyesuaian
pekerja diketahui, maka waktu proses operasi normal juga dapat dihitung sebagai
berikut:
42
Perkiraan
Waktu biasa = Ws x PR
= 305,5 x 1,17
= 357,4 Menit
Pemotongan
Waktu biasa = Ws x PR
= 370,35 x 1,18
=437 Menit
Pengelasan
Waktu biasa = Ws x PR
= 496,6 x 1,19
= 590,9 Menit
Perbaikan
Waktu biasa = Ws x PR
= 308 x 1,14
= 351,12 Menit
Lukisan
Waktu biasa = Ws x PR
= 253,1 x 1,19
= 301,1 Menit
Mengingat akibat dari waktu siklus kerja tipikal dan tunjangan, maka standar
43
Perkiraan
= 285,9 Menit
Pemotongan
= 336,49 Menit
Pengelasan
= 437,2 Menit
Perbaikan
= 280,8 Menit
Lukisan
1 Pengukuran 285,9
2 Pemotongan 336,49
3 Pengelasan 437,2
44
4 Penghalusan 280,8
5 Pengecatan 234,8
Jumlah 1575,19
Jumlah waktu yang diperlukan untuk memproduksi pintu lipat, mulai dari
2. Pemotongan
Selain itu, besi yang akan digunakan perlu dibagi berdasarkan ukuran. Hal ini
dapat dilihat dengan baik pada gambaran keadaan area pemotongan setelah
penerapan seiri.
45
Gambar 4.12 Area Pemotongan sesudah implementasi Seiri
3. Pengelasan
meliputi:
A. Pilih peralatan las yang masih berfungsi dengan baik dan buang atau
perbaiki.
46
4. Pendempulan
5.Pengecatan
Pada tahap karya seni, standar Seiri akan fokus pada papan cat dan perlengkapan
A. Evaluasi jenis cat yang akan digunakan dan urutkan berdasarkan detail dan
kualitasnya, pastikan hanya cat terbaik yang digunakan untuk produk akhir yang
unggul.
47
B. Menyortir dan merawat peralatan pengecatan, membuang peralatan yang rusak
untuk setiap model atau pola yang digunakan untuk membuat pintu lipat. Hal ini
berpengaruh besar terhadap produktivitas karena operator tidak perlu lagi mencari
pola yang diperlukan untuk proses pengukuran dan proses pengukuran tidak
48
Gambar 4.16 Area Pengukuran sesudah implementasi Seiton
2. Pemotongan
sehingga lebih sedikit pergerakan dan lebih sedikit waktu yang dihabiskan
pekerjaan.
C. Letakkan lembaran besi atau bahan yang akan dipotong di tempat yang
49
Gambar 4.17 Area Pemotongan sesudah implementasi Seiton
3. Pengelasan
meliputi:
A. Mengatur peralatan las seperti mesin las, kamar gas, dan alat las
tidak ada peralatan yang terbuang atau terbengkalai di tempat yang tidak
semestinya..
50
Gambar 4.18 Area Pengelasan sesudah implementasi Seiton
4. Pendempulan
Prinsip Seiton akan fokus pada bagaimana menata peralatan dan bahan
untuk mendempul agar proses berjalan lebih lancar pada tahap ini.
memudahkan pekerja memilih bahan yang tepat untuk setiap bagian pintu
51
Gambar 4.19 Area Pendempulan sesudah implementasi Seiton
5.Pengecatan
Standar Seiton pada tahap pengecatan akan fokus pada pengaturan pengecatan dan
tersebut meliputi:
A. Menyusun cat dan alat pengecatan pada tempat yang tetap dan terkoordinasi,
B. Tentukan susunan kanvas yang ideal, dengan cara ini mengurangi risiko
52
C. Tentukan area terpisah untuk proses pengeringan guna memastikan cat benar-
A. Skala besar
Pada kawasan ciptaan Eka las kerapian harus terus dijaga, dengan memperhatikan
kerapian kawasan mesin, kawasan bahan alam, dan kawasan ciptaan. Kotoran,
debu, dan sisa limbah besi harus dihilangkan dari area produksi.
B. Orang
penciptaan. Agar tidak mengganggu proses kerja dan konsentrasi operator dalam
53
bekerja, sebaiknya barang-barang pribadi seperti telepon seluler operator disimpan
C. Miniatur
Pada ukuran mini, yang perlu diperhatikan adalah kerapian mesin, perangkat
setelah digunakan agar keesokan harinya ketika digunakan peralatan tersebut akan
2.Jadwal Pembersihan
debu
besi dan
serbuk besi
54
Tabel 4.7 Jadwal Pembersihan (Lanjutan)
pengelasan
dan percikan
logam
debu
kotoran- mengurangi
menempel pengecatan
55
4.4.4 Kegiatan Seiketsu/Pemantapan
Oleh karena itu, pelaksanaan seiri, seiton dan seiso menjadi tidak penting
dengan asumsi tidak ada kegiatan yang dapat menunjang pelaksanaan seiri, seiton
dan seiso.
dalam melakukan latihan fungsional terdapat syarat prinsip yang harus dipegang
teguh agar latihan seiri, seiton dan seiso dapat berjalan dengan baik. Tulisan atau
gambar dapat digunakan untuk melakukan kontrol visual pada area tertentu, dan
56
Gambar 4.22 implementasi untuk mendukung kontrol visual
5S. Setelah keempat fase di atas (seiri, seiton, seiso, seiketu) dilakukan, maka
tahap selanjutnya adalah tahap penyesuaian. Pada tahap ini pengelola menerapkan
para profesional untuk terbiasa dengan penerapan 5S, untuk itu masyarakat juga
harus dapat dilakukan dengan aparat atau instrumen agenda peninjauan sehari-
hari..
dilakukan perbaikan metode kerja. Data ini diambil menggunakan jam henti
57
(stopwatch) dengan satuan menit perunit. Adapun data hasil pengukuran dapat
No Proses
1 Pengukuran
2 Pemotongan
3 Pengelasan
4 Pendempulan
5 Pengecatan
58
13 294 367 484 302 243
14 295 365 490 301 242
15 293 366 486 305 245
16 296 363 488 304 241
17 294 368 485 303 246
18 295 364 484 302 244
19 293 365 490 301 245
20 296 366 486 305 242
Sumber : Pengolahan Data (2023)
Perkiraan
Biasa X ̅
X̅= 294,5
Deviasi Standar
σ=1,15
BKA = 296
BKB = 292
Untuk menunjukkan bahwa informasi eksplorasi yang diambil berada dalam batas
kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB), dapat dilihat pada garis
kendali di bawahnya.
59
Pengukuran
298
296
294
292
290
288
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data penelitian dapat dikatakan seragam karena terlihat dari peta kendali
di atas tidak ada data penelitian yang berada di luar batas kendali atas (BKA) dan
Pemotongan
Biasa X ̅
X̅=365
Deviasi Standar
σ=1,57
BKA =368
BKB = 362
Untuk menunjukkan bahwa informasi eksplorasi yang diambil berada dalam batas
kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB), dapat dilihat pada garis
kendali di bawahnya.
60
:
Pemotongan
370
368
366
364
362
360
358
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Dari garis besar kendali di atas, tidak ada informasi eksplorasi di luar batas
kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB), sehingga dapat dikatakan
Pengelasan
Biasa X ̅
X̅=487
Deviasi Standar
σ=2,21
BKA = 491
BKB = 482
61
Untuk menunjukkan bahwa informasi pemeriksaan yang diambil berada dalam
batas kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB), cenderung terdapat
Pengelasan
495
490
485
480
475
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data penelitian dapat dikatakan seragam karena terlihat dari peta kendali
di atas tidak ada data penelitian yang berada di luar batas kendali atas (BKA) dan
Perbaikan
Biasa X ̅
X̅=303
Deviasi Standar
σ=1,45
BKA =306
62
Titik Putus Kendali Atas (BKB)
BKB = 300
Untuk menunjukkan bahwa informasi eksplorasi yang diambil berada dalam batas
kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB), dapat dilihat pada diagram
Pendempulan
308
306
304
302
300
298
296
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data penelitian dapat dikatakan seragam karena terlihat dari peta kendali
di atas tidak ada data penelitian yang berada di luar batas kendali atas (BKA) dan
Lukisan
Biasa X ̅
X̅=243
Deviasi Standar
63
σ=1,89
BKA = 247
BKB = 239
Untuk menunjukkan bahwa informasi eksplorasi yang diambil berada dalam batas
kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB), cenderung dapat dilihat pada
pengecatan
248
246
244
242
240
238
236
234
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data penelitian dapat dikatakan seragam karena terlihat dari peta kendali
di atas tidak ada data penelitian yang berada di luar batas kendali atas (BKA) dan
64
Berdasarkan informasi persepsi di atas, maka uji kecukupan informasi siklus
Perkiraan
)/((∑_(j=1)^n▒〖xj)〗)]^2
N' = 0,02
Karena N' = 0,02 dan N = 25, cenderung terlihat bahwa N' < N. Jadi informasi
Pemotongan
)/((∑_(j=1)^n▒〖xj)〗)]^2
N' = 0,03
Karena N' = 0,03 dan N = 25, maka cenderung terlihat bahwa N' < N. Jadi
Pengelasan
)/((∑_(j=1)^n▒〖xj)〗)]^2
65
N'=[(2/0,5 √(20 (4735684) )(94711824))/9732]^2
N' = 0,03
Karena N' = 0,03 dan N = 25, maka cenderung terlihat bahwa N' < N. Jadi
Perbaikan
)/((∑_(j=1)^n▒〖xj)〗)]^2
N' = 0,035
Karena N' = 0,035 dan N = 25, maka cenderung terlihat bahwa N' < N. Jadi
waktu pengamatan operator mesin saat melakukan suatu aktivitas kerja. Dalam
66
Westinghouse, selanjutnya adalah contoh estimasi faktor perubahan pekerja pada
Elemen
Rating Kondisi Pekerja Score Total
Kerja
dengan baik
Pemotongan 0,18
Effort Kualitas kerjanya baik dan stabil 0,05
dengan baik
67
Skill bekerja dengan teliti dan stabil 0,08
Dari table diatas maka dapat diketahui factor penyesuaian proses operasi
sebagai berikut :
1 Pengukuran 1,17
2 Pemotongan 1,18
3 Pengelasan 1,19
4 Penghalusan 1,14
5 Pengecatan 1,19
68
waktu baku yang diperolah menjadi waktu kerja lengkap. Berikut merupakan
Elemen Kondisi
Faktor Kelonggaran% Jumlah
Kerja Pekerjaan
Tenaga yang
Ringan 7,5
dikeluarkan
Berdiri diatas 2
Sikap kerja 3
kaki
Pandangan
berubah-ubah
Kelelahan Mata 5
dengan fokus
Pengukuran tetap 20
Bersih,Sehat,
rendah
Kebutuhan
Pria 2
Pribadi
Tenaga yang
Pemotongan Sedang 4 23
dikeluarkan
69
Sikap kerja Jongkok 3
Pandangan
terus-menerus
Kelelahan Mata 5
dengan fokus
yang tetap
Keadaan
Sangat Bising 6
Lingkungan
Kebutuhan
Pria 2
Pribadi
Tenaga yang
Sedang 5
dikeluarkan
Berdiri diatas 2
jongkok
Pandangan
terus-menerus
Kelelahan Mata 8
dengan fokus
yang tetap
70
panas akibat
Kebutuhan
Pria 1
Pribadi
Tenaga yang
Ringan 4
dikeluarkan
Berdiri diatas 2
Sikap kerja 2
kaki
Pandangan
berubah-ubah
Kelelahan Mata 6
dengan fokus
Penghalusan 20
tetap
abu dempul,
Keadaan
kebisingan 4
Lingkungan
sedang
Kebutuhan
Pria 2
Pribadi
71
Tenaga yang
sedang 5
dikeluarkan
Berdiri diatas 2
Sikap kerja 4
kaki
Pandangan
berubah-ubah
Kelelahan Mata 6
dengan fokus
Pengecatan 22
berubah- ubah
Kebutuhan
Pria 2
Pribadi
Perkiraan
=(294+295+⋯+296)/20
=333,56 Menit
Pemotongan
72
Durasi proses =(∑_(j=1)^n▒xi)/n
=(365+367+⋯+366)/20
=431,11 Menit
Pengelasan
=(485+488+⋯+486)/20
=579,05 Menit
Perbaikan
=(303+304+⋯+304)/20
=345,42 Menit
Lukisan
=(242+245+⋯+242)/20
=289,28 Menit
Ketika durasi proses dan faktor perubahan spesialis diketahui, waktu interaksi
Perkiraan
Waktu biasa = Ws x PR
= 344,56 x 1,17
= 344,56 Menit
Pemotongan
Waktu biasa = Ws x PR
73
= 431,11 x 1,18
= 431,11 Menit
Pengelasan
Waktu biasa = Ws x PR
= 579,05 x 1,19
= 579,05 Menit
Perbaikan
Waktu biasa = Ws x PR
= 345,42 x 1,14
= 345,42 Menit
Lukisan
Waktu biasa = Ws x PR
= 289,28 x 1,19
= 289,28 Menit
Mengingat konsekuensi waktu siklus kerja yang khas dan imbalan atas, maka
Perkiraan
=275,64 Menit
Pemotongan
74
=331,95 Menit
Pengelasan
=428,49 menit
Perbaikan
= 276.336 menit
Lukisan
=225,63 menit
1 Pengukuran 275,64
2 Pemotongan 331,95
3 Pengelasan 428,49
4 Penghalusan 276,336
5 Pengecatan 225,63
Total 1538,04
75
Sumber : Pengolahan Data (2023)
pintu runtuh dari interaksi estimasi hingga pengecatan setelah penerapan strategi
5S:
1538,04/60=25,63 jam
Setelah menguraikan estimasi waktu standar di atas, kita dapat melihat tabel
76
Berdasarkan tabel 4.27 terlihat bahwa waktu baku pada proses pembuatan
jalan runtuh sebelum dilaksanakan 5S adalah 26,25 jam dan setelah dilakukan
waktu bakunya berkurang dari 26,25 jam/ satuan menjadi 25,63 jam/satuan,
Elemen Implementasi 5S
No Keterangan
Kerja Sebelum Sesudah
Sebelum
implementasi
Sesudah implementasi
menggunakan mal
77
dan waktu yang
singkat
Sebelum
implementasi besi
masih menumpuk
digunakan dipisah
sesuai ukuran.
Sebelum
implementasi banyak
bahan yang
berserakan sehingga
implementasi bahan
terjadi kesalahan
pengelasan yang
mengakibatkan
78
Sebelum
implementasi alat
pendempul yang
masih berserakan
sehingga
membutuhkan waktu
setelah impementasi
menyortir dan
merawat alat
pendempulan dan
membuang peralatan
digunakan.
79
Sebelum
implementasi tata
terorganisir dengan
baik sehingga
membutuhkan waktu
saat digunakan,
5 Pengecatan
sedangkan setelah
implementasi
memilah bahan
digunakan dan
80
Elemen Implementasi 5S
No Keterangan
Kerja Sebelum Sesudah
Sebelum impelementasi
membutuhkan waktu
sesudah implementasi
ukurannya sehingga
di gunakan
Sebelum implementasi
sesudah implementasi
pemotongan dilakukan
2 Pemotongan
ditempat yang mudah
di jangkau dan
terlindungi dari
kerusakan atau
kontaminasi.
81
Sebelum implementasi
berserakan sehingga
pengelasan, sesudah
3 Pengelasan
impelemtasi peralatan
pengelasan telah
aman.
Sebelum implementasi
masih berserakan
sehingga membutuhkan
sesudah implementasi
pendempulan telah
82
dan ukuran bahan
sehingga memudahkan
proses pengerjaan.
Sebelum implementasi
tidak terorganisir
membutuhkan waktu
saat digunakan,
sesudah implementasi
5 Pengecatan
cat dan peralatan
urutan pengecatan
kontaminasi.
83
Skala Implementasi 5S
No
Pembersihan Sebelum Sesudah
bekerja.
84
Dalam sekala mikro yang
kebersihkan mesin,
Peralatan dan
peralatan dan perlengkapan
perlengkapan tidak di jaga
area produksi. Alat-alat
3 Mikro kebersihannya, terdapat
produksi harus dibersihkan
kotoran dan debu serta
setelah selesai digunakan
limbah produksi.
supaya keesokan harinya
Tindakan Implementasi 5S
No
pendukung Sebelum Sesudah
Menggunakan
1 -
kontrol visual
Peletakan kontrol visual:
85
handphone saat produksi
semua orang.
2 -
Eka Las.
Implementasi 5S
No
Sebelum Sesudah
86
BAB V
5.1 KESIMPULAN
pembuatan pintu ambruk di studio Eka Las memerlukan waktu 26,25 jam.
peralatan produksi, penataan logam yang akan dipotong sesuai ukuran, merapikan
5.2 SARAN Berdasarkan penelitian, penulis memberikan saran kepada Eka Las
waktu
87