Anda di halaman 1dari 1

SARANG BURUNG YANG KOSONG

Sebuah sarang burung, jatuh dari pohon, tertiup angin ke tengah jalan.
Aku melihatnya saat aku berkendara ke tempat kerja. Sarang burung yang
telah ditinggalkan penghuninya.
Sambil mengendarai motorku pelan-pelan, karena kebetulan hari ini aku
tidak terburu-buru mengejar jam masuk, terlintas dalam pikiranku. Betapa luar
biasa nya Allah menciptakan makhlukNya. Seekor burung, tanpa tangan, hanya
dengan paruh, dia mengangkat rumput sedikit demi sedikit ke pohon
tempatnya bernaung. Menata. Merajut hanya dengan naluri. Hingga rumput
kering itu bisa menjadi sarang yang cukup kuat untuk menjadi tempat telur-
telurnya menetas. Sungguh arsitek alam yang luar biasa.
Sarang burung yang kosong, yang kulihat tergeletak di jalan, telah
ditinggalkan penghuninya. Anak-anak burung itu telah tumbuh dewasa.
Mereka bisa terbang dengan kekuatan sayap mereka sendiri. Mencari makan
tanpa bantuan induknya. Ke mana mereka terbang? Mereka terbang, mencari
dunia mereka sendiri.
Tiba-tiba saja, hatiku menjadi nelangsa. Sarang yang kosong. Saat anak-
anak sudah dewasa. Mereka akan pergi meninggalkan rumah. Melanjutkan
studi di luar kota. Melanjutkan hidup tanpa orang tua. Menjadi dewasa adalah
menjadi pribadi yang mandiri. Kelak mereka akan membentuk keluarga mereka
sendiri, dan proses induk burung itu akan terulang kembali dalam hidup
mereka, anak-anakku.

Anda mungkin juga menyukai