Anda di halaman 1dari 7

Kegiatan penutup yang dilakukan guru adalah guru dan siswa bersama-sama

menyimpulkan materi, siswa melakukan refleksi, siswa mengerjakan evaluasi dan


memberikan tindak lanjut.
Pengamatan yang dilakukan observer pada pembelajaran dengan metode demonstrasi
dan media gambar di MI Islamiyah Pucanggading Kecamatan Bandar Kabupaten Batang juga
menghasilkan data berupa nilai siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia materi membaca
intensif.
Terdapat terlihat bahwa ada peningkatan rata-rata skor yang semula rata-rata 59
meningkat menjadi 65. Jumlah siswa yang tuntas mencapai 10 dengan rincian 7 anak
mendapat nilai 70, 2 anak mendapatkan nilai 80 dan 1 anak mendapat nilai 90. Sedangkan
persentase siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan yang semula 11 anak atau sekitar 61
% kini menjadi 8 anak atau 44 %. Dari kategori anak yang tidak tuntas 1 anak mendapat nilai
40, 1 anak mendapat nilai 50 dan 6 anak mendapat nilai 60. Untuk lebih jelasnya perolehan
nilai pada tabel di atas dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Gambar 3
Perolehan Nilai Siswa pada Siklus 1

4 7
6
3

2
2
1 1 1 1
0
40 50 60 70 80 90

Perolehan Nilai Siswa pada Siklus 1

Dari data di atas dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas mengalami peningkatan.
Pada pembelajaran pra siklus siswa yang tuntas sebanyak 7 anak sebesar 39 %, kini menjadi
10 anak atau sekitar 56 %.
Pada tahap ini akan mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1.
Tahap ini melibatkan teman sejawat dengan tujuan agar mendapatkan kritik dan saran dari
mereka. Menurut hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, kinerja guru mendapat skor
19, rata-rata 2,7 dan persentase sebesar 68 %. Kinerja guru sudah mengalami peningkatan
tetapi masih belum maksimal. Saran dari observer agar guru lebih meningkatkan kinerjanya
dan perbaikan itu akan dilakukan pada siklus 2. Pada siklus 1 juga diperoleh data bahwa nilai
ketuntasan siswa sudah mengalami peningkatan tetapi belum sesuai dengan harapan. Karena
itu perlu dilakukan pembelajaran siklus 2.
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan beberapa hal seperti pada siklus 1. Dan yang
lebih utama adalah yang digunakan untuk mengatasi kekurangan pada pelaksanaan siklus 1.
Hal itu dilakukan dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran lebih maksimal dan hasil
belajarpun menjadi meningkat.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus 2, Proses pembelajaran mengacu pada
rencana pembelajaran dengan memperhatikan materi pada siklus 1. Hal itu dilakukan agar
kesalahan pada siklus 1 tidak terulang pada siklus 2. Observasi dilakukan bersamaan pada
saat proses pembelajaran.
Pada kegiatan awal guru memulai dengan mengucapkan salam, mempresensi,
memberikan apersepsi dan menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru yaitu menampilkan materi melalui gambar.
Guru memberikan penjelasan berdasarkan gambar tersebut. Selanjutnya guru menyiapkan
gambar untuk dibagikan kesetiap kelompok setelah itu kelompok berdiskusi dan
menyampaikan hasil diskusinya didepan kelas. Kelompok yang lain memberikan tanggapan,
siswa bersama guru membahas kegiatan tersebut dan memberikan penguatan atas hasil diskusi
tersebut.
Kegiatan penutup yang dilakukan guru adalah guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan materi, siswa melakukan refleksi, siswa mengerjakan evaluasi dan
memberikan tindak lanjut.
Pengamatan dilakukan oleh observer pada proses pembelajaran berlangsung dengan
cara melakukan pengamatan menggunakan lembar observasi kinerja guru terdapat diketahui
bahwa kinerja guru mengalami peningkatan. Pada siklus 2 ini kinerja guru memperoleh skor
sebanyak 26 dan rata-rata 3,7 dengan persentase sebesar 93 %.
Dapat terlihat bahwa ada peningkatan rata-rata skor yang semula 65 meningkat
menjadi 74. Jumlah siswa yang tuntas mencapai 17 anak dengan rincian 11 anak mendapat
skor 70, 4 anak mendapatkan nilai 80 dan 2 anak mendapat skor 90. Pada siklus ini ketuntasan
mencapai 94 %. Untuk lebih jelasnya perolehan nilai pada tabel di atas dapat dilihat pada
diagram berikut ini :

Gambar 5
Perolehan Nilai Siswa pada Siklus 2

12
10
8
11
6
4
4
2 1 2
0
60 70 80 90

Perolehan Nilai Siswa pada Siklus 2

Dari data di atas dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas mengalami peningkatan.
Pada pembelajaran siklus 1 siswa yang tuntas sebanyak 10 anak atau 56 %, kini meningkat
menjadi 17 anak dengan prosentase 94 %.
Perkembangan nilai rata-rata per siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8
Nilai Rata-rata Persiklus

No Siklus Rata-rata
1. Prasiklus 59
2. Siklus 1 65
3. Siklus 2 74

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa ada peningkatan nilai rata-rata siswa di tiap
siklusnya. Pada kegiatan prasiklus nilai rata-ratanya 59, siklus 1 sebesar 65, dan siklus 2 nilai
rata-ratanya menjadi 74. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut ini :
Gambar 6
Nilai Rata-rata Per Siklus

Nilai Rata-rata Per Siklus


Nilai Rata-rata Per Siklus

74
59 65

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

Persentase ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran persiklus dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 9
Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Persiklus

No Siklus Tuntas Belum Tuntas


1. Prasiklus 39 % 61 %
2. Siklus 1 55 % 45 %
3. Siklus 2 94 % 6%
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut ini :
Gambar 7
Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Persiklus
100
90 94
80
70 61
60 55
50 39 45
40
30
20
10
0
6
Prasiklus
Siklus 1
siklus 2

Tuntas Belum Tuntas

Dari hasil observasi siklus 2 diperoleh data bahwa kinerja guru mengalami
peningkatan yaitu memperoleh skor 26 dengan rata-rata 3,7 dan persentase sebesar 93 %.
Hasil belajar membaca intensif siswa juga sudah mengalami peningkatan. Itu dibuktikan
dengan adanya peningkatan nilai rata-rata siswa yang mengalami peningkatan menjadi 74 dan
persentase ketuntasannya mencapai 94 %. Pada indikator dikatakan bahwa dikatakan berhasil
jika angka ketuntasan mencapai 75 %. Penelitian ini berarti berhasil karena prosentase
ketuntasan belajar siswa mencapai 94 %.
Pada siklus ini hasil belajar siswa masih relatif rendah. Kondisi ini diperoleh
berdasarkan data awal hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi Kenampakan Permukaan
Bumi yaitu 61% siswa belum tuntas dan baru 39% yang sudah tuntas. Nilai rata-rata kelas
juga masih rendah dan dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM = 65 ), yaitu 59. Kondisi
ini disebabkan karena guru belem menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran
yang tepat. Guru hanya menggunakan metode ceramah sehingga hasil belajar siswa masih
rendah.
Pembelajaran pada siklus 1 sudah menggunakan metode demonstrasi dengan media
gambar, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup berarti. Ketuntasan belajar
mencapai 45 %,dan nilai rata-rata 65. Siswa semakin aktif mengikuti proses pembelajaran
dalam suasana yang menyenangkan. Sebagian siswa bahkan nampak menikmati setiap tahap
pembelajaran. Mereka memahami apa yang sedang dipelajari, dan mengerti apa yang harus
dilakukan untuk menguasai materi. Kinerja guru pada siklus 1 memperoleh skor total 19
dengan rata-rata 2,7 dan persentase 68 %.
Meskipun pada siklus I sudah dicapai peningkatan hasil belajar siswa, tetapi
berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat(observer), peneliti memandang perlu untuk
melanjutkan perbaikan pembelajaran ini pada siklus 2 agar tercapai hasil yang optimal.
Pada siklus 2 sebagian besar langkah dan metode atau model yang baik pada
pembelajaran siklus I dipertahankan dan yang belum baik diadakan perbaikan. Siswa semakin
aktif dan bersemangat dalam proses pembelajaran. Beberapa siswa yang sebelumnya masih
pasif, pada siklus ini sudah berani bertanya dan menjawab.
Hasil belajar pada siklus 2 sudah menunjukkan keberhasilan peneliti dalam
melaksanakan perbaikan pembelajaran. Ketuntasan belajar mencapai angka 94 %,dan nilai
rata-rata mencapai 74. Kinerja guru pada siklus 2 mengalami peningkatan. Pada siklus 2 ini
kinerja guru memperoleh skor 26 dengan rata-rata 3,7 dan persentase sebesar 98 %.
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dapat dilihat dari pengetahuan siswa yang
bertambah dan tingkah laku siswa yang mengalami perubahan selama proses pembelajaran
dan prestasi siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan pengertian hasil belajar
yaitu perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya dan
menghasilkan sebuah prestasi sebagaimana yang dikatakan oleh Arifin (2009 : 78) bahwa
hasil belajar dapat dikatakan sebagai prestasi prestasi belajar yaitu sebagai hasil usaha atau
kemampuan keterampilan, sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu.
Peningkatan hasil belajar siswa tersebut salah satunya dipengaruhi oleh faktor
pendekatan belajar yaitu dengan menggunakan model untuk melakukan kegiatan
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (2009) tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah faktor internal siswa yang meliputi
aspek fisiologis dan psikologis, faktor eksternal siswa yang terdiri dari lingkungan sosial dan
nonsosial, serta faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan model yang digunakan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran dalam
menyampaikan materi-materi pelajaran.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan
Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Berbantuan Gambar Seri materi
Membaca Intensif pada siswa kelas III MI Islamiyah Pucanggading Kecamatan Bandar
Kabupaten BatangTahun Pelajaran 2022/2023, dapat disimpulkan bahwa: Penggunaan
Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Berbantuan Gambar Seri dapat
meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif siswa kelas III di MI Islamiyah Pucanggading.
Siswa diharapkan dapat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan Strategi Directed
Reading Thinking Activity (DRTA) Berbantuan Gambar Seri karena pembelajaran ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa diharapkan dapat lebih meningkatkan kerja sama saat
berdiskusi. Guru diharapkan dapat menggunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) Berbantuan Gambar Seri dalam melakukan pembelajaran karena dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Diharapkan kepala sekolah dapat menyarankan kepada guru yang berada
di bawah binaannya agar menggunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
Berbantuan Gambar Seri dalam melakukan pembelajaran karena dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri W, dkk. 2013. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dalman. 2014. KeterampilanMembaca. Jakarta: RajagrafindoPersada.
Jeniwati., Harun Sitompul. 2014. Upaya Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Jurnal Teknologi
Pendidikan.
Rusman. 2012. Model-model PembelajaranMengembangkanProfesionalisme Guru. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
TIM-FKIP UT. 2020. Pemantapan Kemampuan Profesional. Cet. 15. Tangearng Selatan :
universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai