Anda di halaman 1dari 10

REFLEKSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA 7 KEBERSAMAAN


SUB TEMA 1 KEBERSAMAAN DI RUMAH MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN STORYTELLING PADA SISWA
KELAS II SD NEGERI 4 PULOKULON KABUPATEN
GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020

DISUSUN OLEH :
MWILIA PUJI HASTUTI, S.Pd.SD

KORWILCAM BIDANG PENDIDIKAN


KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN
2020
REFLEKSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul : Peningkatan Hasil Belajar Tema 7 Kebersamaan Sub Tema 1


Kebersamaan di Rumah Menggunakan Model Pembelajaran Storytelling
Pada Siswa Kelas II SD Negeri 4 Pulokulon Kabupaten Grobogan
Tahun Pelajaran 2019/2020
A. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan November yaitu
Siklus pertama : 17-18 Februari 2020
Siklus kedua : 17-18 Maret 2020
B. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas II SDN 4 Pulokulon Kecamatan
Pulokulon Kabupaten Grobogan
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas II SDN 4 Pulokulon, yang berjumlah
30 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
E. Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal atau prasiklus merupakan kondisi siswa sebelum
dilaksanakannya pembelajaran dengan menerapkan model Storytelling,
dimana guru dalam mengajar kurang adanya variasi penggunaan model,
metode, maupun media pembelajaran.
Adapun kondisi awal hasil belajar siswa kelas II SDN 4 Pulokulon dapat
dilihat dari nilai ulangan harian tema 7 Kebersamaan Sub Tema 1
Kebersamaan di Rumah. Nilai Prasiklus menunjukkan bahwa dari 30
siswa yang memperoleh nilai kurang dari 70 ada 25 siswa, 70 sampai 80
ada 3 siswa, lebih dari 80 ada 2 siswa. Jadi dari 30 siswa hanya 5 anak
yang mampu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari yang
telah ditetapkan yaitu 70.
F. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Siklus 1 Pertemuan 1 dan Pertemuan 2
Dilihat dari hasil pengamatan proses pembelajaran siklus I Pertemuan 1
dan Pertemuan 2 disimpulkan bahwa model pembelajaran storytelling
dalam pembelajaran tatap muka dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini dapat dibuktikan dari perbandingan nilai hasil belajar kondisi awal
dengan siklus I Pertemuan 1, tetapi peningkatan tersebut belum mencapai
indikator keberhasilan sebanyak 85% siswa mampu mencapai KKM yaitu
70. Oleh sebab itu, dilakukan refleksi guna mengetahui kekurangan atau
masalah yang dialami pada siklus I sehingga dapat ditemukan jalan untuk
memecahkan masalah tersebut. Terdapat beberapa hal yang dapat dicatat
sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu :
a. Siswa menjadi lebih tertarik dengan adanya visualisasi gambar-
gambar dan menggali kemampuan berpikir kritis dengan
menganalisis tampilan pada media gambar serita dongeng.
b. Masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam merespon
pertanyaan maupun penjelasan guru
c. Keterampilan guru dalam mengelola kelas masih perlu peningkatan
kembali
d. Guru harus meningkatkan keterampilan menerapkan sintak
pembelajaran dengan model storytelling didalam kegiatan
pembelajaran.
2. Siklus II Pertemuan 1 dan Pertemuan 2
Berdasarkan hasil observasi, peneliti membuat refleksi untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran. Hal-hal yang
ditemukan dalam proses pembelajaran pada siklus II adalah:
a. Siswa merasa senang, lebih bersemangat, antusias, dan disiplin
dalam mengikuti proses pembelajaran dengan penerapan model
storytelling.
b. Penggunaan media pembelajaran membantu peserta didik dalam
proses pembelajaran.
c. Fokus siswa dalam menerima materi meningkat
d. Selain itu dengan contoh benda nyata serta penerapan sintak
storytelling memberikan kebermaknaan pembelajaran kepada
siswa. Jadi, siswa tidak hanya mendengar dan menerima materi
tetapi juga terlibat aktif didalam pembelajaran untuk menemukan
konsep dari pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal ini
berdampak signifikan terhadap hasil belajar siswa.
e. Keaktifan belajar siswa semakin meningkat.
Temuan-temuan diatas didukung dengan adanya peningkatan hasil belajar
siswa. Hasil belajar siswa menjadi lebih maksimal dan menunjukkan
adanya peningkatan dari pra-siklus ke siklus I, dan ke siklus II.
Berdasarkan data penelitian, hasil belajar kelas II pada siklus II adalah
sebanyak 86,67% siswa tuntas. Dengan demikian, hasil belajar siswa
kelas II SD Negeri 4 Pulokulon sudah melampaui indikator ketercapaian
penelitian yang telah ditetapkan yaitu 85%. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian pada siklus
II dikarenakan sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan.
G. Pembahasan Antar Siklus
1. Perbandingan Siklus I Pada Pertemuan 1 dengan Pertemuan 2
Untuk mengetahui progres tindakan penelitian tindakan kelas ini, maka
akan disajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang. Berikut ini
adalah data perbandingan hasil belajar siswa kelas II pada Pertemuan 1
dengan Pertemuan 2:
Tabel 4.7 Perbandingan Persentase Hasil Peserta Didik Siklus I

Pertemuan I Pertemuan II
Kategori
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(peserta didik) (%) (peserta didik) (%)
Peserta
didik yang
7 23,33% 13 43,33%
telah
mencapai
KKM
Peserta
didik yang
23 76,67% 17 56,67%
belum
mencapai
KKM
Rata-rata 35,00 56,33

Jika dituangkan dalam diagram batang, tingkat ketuntasan dan ketidak

tuntasan Siklus I Pada Pertemuan 1 dengan Pertemuan 2 adalah sebagai

berikut:

100.00%
90.00%
80.00% 76.67%
70.00%
60.00% 56.67%
Tuntas
50.00% 43.33% Tidak Tuntas
40.00%
30.00% 23.33%
20.00%
10.00%
Pertemuan I Pertemuan II

Gambar 4.1 Diagram perbandingan hasil belajar peserta didik siklus I

Hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran tema 7 berdasarkan rata-


rata persentase hasil belajar pada siklus I pertemuan I sebesar 35,00 dan
pada pertemuan II menjadi 56,33. Sedangkan persentase ketuntasan
klasikal pada siklus I pertemuan I sebesar 23,33% dan pada pertemuan II
sebesar 43,33%. Berdasarkan persentase rata-rata ketuntasan klasikan
peserta didik belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan. Hal
tersebut menunjukkan perlunya perbaikan untuk siklus selanjutnya.
Adapun untuk data hasil observasi perbandingan Aktivitas belajar peserta
didik siklus 1 termuat dalam table di bawah ini:
Tabel 4.8 Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus I

Skor Pertemuan
No Indikator
I II
Kesiapan peserta didik
1 2 4
dalam mengikuti
pembelajaran
Antusias dalam menjawab
2 1 2
pertanyaan
Memperhatikan
3 penyampaian 2 3
materi/penjelasan dari guru
4 Mengajukan pertanyaan 2 3

Tertib dalam pembentukan


5 3 4
kelompok
Keaktifan peserta didik
6 2 2
dalam diskusi kelompok
Mempresentasikan hasil
7 2 3
diskusi
Semangat dalam mengikuti
8 2 3
pembelajaran

9 Melakukan refleksi 3 3

Jumlah skor 19 27

Rata-rata persentase 52,78% 75,00%

Jika dituangkan dalam diagram batang, tingkat aktivitas belajar peserta didik

Siklus I Pada Pertemuan 1 dengan Pertemuan 2 adalah sebagai berikut:

100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%

50.00% Persentase
75.00%
40.00%
30.00% 52.78%

20.00%
10.00%
Pertemuan I Pertemuan II

Gambar 4.2 Diagram perbandingan aktivitas belajar peserta didik siklus I


Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tema 7 berdasarkan rata-rata
persentase aktivitas peserta didik pada siklus I pertemuan I sebesar
52,78% dan pada pertemuan II menjadi 75,00%. Berdasarkan persentase
rata-rata aktivitas peserta didik dari keseluruhan peserta didik belum
mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan. Hal tersebut
menunjukkan perlunya perbaikan untuk siklus selanjutnya.
2. Perbandingan Siklus II Pada Pertemuan 1 dengan Pertemuan 2
Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II dengan penerapan model
pembelajaran storytelling terjadi peningkatan yang signifikan terhadap
hasil belajar siswa kelas II. Pernyataan tersebut didukung dengan adanya
data perbandingan hasil belajar siklus I dan siklus II berikut ini:
Tabel 4.15 Perbandingan Persentase Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

Pertemuan I Pertemuan II
Kategori Frekuensi
Frekuensi Persentase Persentase
(peserta
(peserta didik) (%) (%)
didik)
Peserta
didik yang
19 63,33% 26 86,67%
telah
mencapai
KKM
Peserta
didik yang
11 36,67% 4 13,33%
belum
mencapai
KKM
Rata-rata
67,00 85,00
kelas

Jika dituangkan dalam diagram batang, tingkat ketuntasan dan ketidak

tuntasan pada prasiklus, siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 adalah

sebagai berikut:
100.00%
90.00% 86.67%
80.00%
70.00% 63.33%
60.00%
Tuntas
50.00% Tidak Tuntas
40.00% 36.67%
30.00%
20.00% 13.33%
10.00%
Pertemuan I Pertemuan II

Gambar 4.3 Diagram perbandingan hasil belajar peserta didik siklus II

Hasil belajar peserta didik pada siklus II berdasarkan rata-rata kelas


pertemuan I sebesar 67,00 dan pada pertemuan II menjadi 85,00.
Sedangkan persentase ketuntasan klasikal pada siklus II pertemuan I
sebesar 63,33% dan pertemuan II sebesar 86,67%. Hasil tersebut
mengindikasikan adanya keberhasilan dalam pembelajaran karena telah
memenuhi kriteria keberhasilan 75% dari keseluruhan peserta didik.
Dengan hasil capaian akhir Siklus II sebesar 86,67%, maka penelitian
tindakan kelas ini tidak dilanjutkan pada siklus III karena telah
melampaui indikator keberhasilan penelitian sebesar 75%.
Peningkatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran tema 7 pada

siklus II dapat diketahui dengan cara membandingkan persentase aktivitas

peserta didik pada pertemuan I dan II. Adapun perbandinganya sebagai

berikut:

Tabel 4.16 Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II

Skor Pertemuan
No Indikator
I II
Kesiapan peserta didik
1 dalam mengikuti 4 4
pembelajaran
Antusias dalam menjawab
2 3 3
pertanyaan
Memperhatikan
3 penyampaian 2 3
materi/penjelasan dari guru
4 Mengajukan pertanyaan 3 3

Tertib dalam pembentukan


5 3 3
kelompok
Keaktifan peserta didik
6 3 4
dalam diskusi kelompok
Mempresentasikan hasil
7 4 4
diskusi
Semangat dalam mengikuti
8 3 3
pembelajaran

9 Melakukan refleksi 4 4

Jumlah skor 29 32

Rata-rata persentase 80,56% 88,89%

Data di atas jika dituangkan kedalam diagram batang adalah sebagai berikut:

100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%

50.00% 88.89% Persentase


80.56%
40.00%
30.00%

20.00%
10.00%
Pertemuan I Pertemuan II

Gambar 4.4 Diagram perbandingan aktivitas belajar peserta didik siklus II

Aktivitas belajar peserta didik pada siklus II berdasarkan rata-rata


persentase aktivitas belajar peserta didik pada siklus II pertemuan I sebesar
80,56% dan pada pertemuan II menjadi 88,89%. Berdasarkan persentase
rata-rata aktivitas belajar peserta didik dari keseluruhan peserta didik telah
mencapai kriteria keberhasilan sebesar 80%.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada kelas II SD Negeri 4
Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, dapat disimpulkan
bahwa dengan menerapkan model pembelajaran storytelling dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada tema 7 Kebersamaan Sub Tema 1
Kebersamaan di Rumah , dengan rincian sebagai berikut:
1. Hasil Belajar Siswa
Model storytelling dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam
pembelajaran tematik di kelas II SDN 4 Pulokulon. Hal tersebut
dibuktikan pada pertemuan I persentase ketuntasan klasikal sebesar
23,33%, pada pertemuan II persentase ketuntasan klasikal sebesar
43,33%. Selanjutnya siklus II pada pertemuan I menunjukkan persentase
63,33% dan pertemuan II dengan persentase 86,67%. Dari hasil tersebut
maka peningkatan persentase ketuntasan klasikal peserta didik
dikategorikan berhasil karena telah mencapai minimal keberhasilan 75%.
2. Keaktifan Belajar Siswa
Model storytelling dapat meningkatkan aktivitas peserta didik kelas II
SDN 4 Pulokulon. Hal tersebut dibuktikan dengan pencapaian persentase
aktivitas belajar peserta didik pada siklus I pertemuan I sebesar 52,78%
dan pada pertemuan II sebesar 75,00%. Selanjutnya persentase aktivitas
belajar peserta didik pada siklus II pertemuan I sebesar 80,56% dan pada
pertemuan II sebesar 88,89%. Dari hasil tersebut maka peningkatan
aktivitas belajar peserta didik dikatakan berhasil karena telah mencapai
80%. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran storytelling
dapat meingkatkan aktivitas belajar siswa kelas II SDN 4 Pulokulon.

Anda mungkin juga menyukai