Anda di halaman 1dari 19

Machine Translated by Google

Pengaruh Berbasis Proyek Campuran


Model Pembelajaran dan Berpikir Kreatif
Kemampuan Mahasiswa Teknik
Hasil belajar

R. Mursid
Universitas Negeri Medan, Indonesia

Abdul Hasan Saragih


Universitas Negeri Medan, Indonesia

Rudi Hartono
Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Indonesia
www.ijemst.net

Mengutip artikel ini:

Mursid, R., Saragih, AH, & Hartono, R. (2022). Pengaruh model blended project based learning dan kemampuan
berpikir kreatif terhadap hasil belajar mahasiswa teknik.
Jurnal Internasional Pendidikan Matematika, Sains, dan Teknologi (IJEMST), 10(1), 218-235. https://doi.org/
10.46328/ijemst.2244

Jurnal Internasional Pendidikan Matematika, Sains, dan Teknologi (IJEMST) adalah jurnal online ilmiah yang
ditinjau sejawat. Artikel ini dapat digunakan untuk tujuan penelitian, pengajaran, dan studi pribadi. Penulis
sendirilah yang bertanggung jawab atas isi artikelnya. Jurnal memiliki hak cipta atas artikel tersebut. Penerbit
tidak bertanggung jawab atas segala kerugian, tindakan, klaim, proses, tuntutan, atau biaya atau kerusakan
apapun atau apapun penyebabnya yang timbul secara langsung atau tidak langsung sehubungan dengan atau
timbul dari penggunaan bahan penelitian. Semua penulis diminta untuk mengungkapkan konflik kepentingan
apa pun yang aktual atau potensial, termasuk hubungan finansial, pribadi, atau lainnya dengan orang atau
organisasi lain terkait karya yang dikirimkan.

Karya ini dilisensikan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0.
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Pendidikan Matematika, Sains dan Teknologi

2022, Jil. 10, No.1, 218-235 https://doi.org/10.46328/ijemst.2244

Pengaruh Model Pembelajaran Blended Project Based Learning dan Kreatif


Kemampuan Berpikir Terhadap Hasil Belajar Siswa Teknik

R. Mursid, Abdul Hasan Saragih, Rudi Hartono

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel Penelitian ini menguji pengaruh blended project based learning (PjBL)
Diterima: model dan kemampuan berpikir kreatif pada pembelajaran menggambar mahasiswa teknik
18 Maret 2021
hasil. Menggunakan desain eksperimen semu sebelum dan sesudah tes, penelitian ini
Diterima:
memasukkan sampel sebanyak 80 mahasiswa dari dua kelas berbeda di Fakultas
06 Desember 2021
Teknik, UNIMED, Sumatera Utara, Indonesia. Data dianalisis menggunakan

statistik deskriptif dan inferensial melalui ANOVA dua arah. Kemudian,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota kelompok eksperimen I terdiri dari


Kata kunci
siswa yang mengikuti model blended PjBL memperoleh nilai tertinggi
Model pembelajaran campuran
hasil belajar menggambar teknik. Hasil kemampuan berpikir kreatif
Pembelajaran berbasis proyek
jumlah siswa yang diajar dengan model ini lebih tinggi dibandingkan kelompok II
Berpikir kreatif
siswa yang menggunakan model blended learning biasa. Namun, mereka yang memiliki

kemampuan berpikir rendah yang diajarkan dengan model biasa menunjukkan pembelajaran yang lebih tinggi

hasil dibandingkan kelompok eksperimen. Hasil ini menunjukkan adanya interaksi

antara pengaruh model PjBL dan kemampuan berpikir kreatif terhadap

hasil belajar mahasiswa teknik. Oleh karena itu, dosen perlu menggunakan a

memadukan model PjBL untuk memastikan hasil yang lebih baik, sekaligus peningkatan

kemampuan berpikir kreatif siswa untuk meningkatkan efektivitas model.

Perkenalan

Penggunaan media pembelajaran selama proses pengajaran dapat membangkitkan keinginan baru, motivasi, merangsang belajar

aktivitas, bahkan memberikan efek psikologis pada siswa (Junaidi, 2019; White, 2020). Media-media tersebut melambangkan a

faktor yang menjanjikan bagi proses pembelajaran di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Budiman,

2017; Tadeu dkk., 2019). Oleh karena itu, hendaknya dosen memahami kemajuan teknologi agar tidak memberikan dampak buruk

informasi usang kepada siswa. Mereka harus berperan sebagai fasilitator bagi siswa, terutama dalam memanfaatkan berbagai hal

bentuk media pembelajaran untuk menjamin kegiatan belajar mengajar lebih efektif, efisien, dan tidak

monoton (Kalimullina et al., 2021; Keskin, Akcay, & Kapici, 2020; Muna & Hadisi, 2015; Mursid & Yulia,

2016; Surani, 2019; Williams dkk., 2021).

Umumnya mata kuliah menggambar teknik bersifat wajib bagi mahasiswa pendidikan teknik mesin, dan

218
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Pendidikan Matematika, Sains, dan Teknologi (IJEMST)

kursus semacam itu memerlukan kemampuan mereka untuk membuat dan membaca gambar teknik. Para siswa harus

menjelaskan secara komprehensif bagian-bagian atau komponen sambil merencanakan pengembangan pembuatan mesin

konstruksi melalui informasi dalam menggambar garis berdasarkan standar ISO. Menurut Panjaitan dkk. (2020),

gambar teknik cocok untuk menyampaikan ide kepada orang lain. Studi tersebut secara khusus menyatakan bahwa “informasi

transmisi adalah fungsi penting untuk bahasa atau gambar. Oleh karena itu, gambar diharapkan disertakan

informasi akurat dan obyektif yang diperoleh dari gambar visual, simbol, dan standar. Itu adalah ide atau

konsep abstrak yang diwujudkan dengan gambar.” Oleh karena itu, gambar teknik berfungsi sebagai media untuk

menyampaikan informasi yang komunikatif karena gambar dapat dipahami, diukur (berskala), akurat

(presisi), efektif (penggunaan yang benar), dan estetis (indah). Namun, gambar-gambar ini tidak boleh ditafsirkan

berbeda oleh orang yang mengamatinya (Alfajri & Nasution, 2016; Panjaitan et al., 2020). Oleh karena itu, pasti

rambu atau standar yang terdapat dalam Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) diperlukan sebagai a

Kesepakatan bersama.

Gambar proyeksi ortogonal digunakan untuk memberikan informasi tiga dimensi yang akurat dan lengkap

objek ditempatkan sejajar dengan bidang proyeksi, khususnya bidang vertikal (Mesin et al., 2015; Mursid, 2016;

Waluya & Wiyono, 2015). Materi proyeksi memerlukan contoh media yang nyata atau hampir nyata, sebagai siswa

harus mampu menggambar proyeksi teoritis dan ortogonal (Kurniawan et al., 2016). Sementara itu, seorang

proyeksi ortogonal adalah gambar yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektor. Dia

memiliki beberapa tampilan antara lain aspek depan, atas, samping, dan visual, serta diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu

sistem Eropa dan Amerika. Umumnya proyeksi ini digunakan untuk memperjelas informasi gambar yang akan dilihat

nyata dan mewujudkan serta menggambarkan benda tiga dimensi (Mesin et al., 2015; Oky Purmadi & Dwi Handayani,

2018).

Project-Based Learning (PjBL) merupakan strategi yang dapat meningkatkan berbagai kompetensi seperti akademik

prestasi, tingkat berpikir, berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, kreativitas, kemandirian, dan wujudnya

kemampuan untuk melihat situasi dari sudut pandang yang lebih baik. Ini juga menawarkan pemahaman pembelajaran yang lebih dalam, lebih banyak lagi

sikap positif terhadap studi, hubungan yang mendukung antar teman sebaya, fleksibilitas dalam komunikasi, dan

motivasi belajar (Azizah & Widjajanti, 2019; Manshur, 2020; Zubaidah et al., 2017). Terlebih lagi, itu adalah satu

salah satu model yang mendukung pembelajaran berpusat pada siswa (SCL), yang saat ini menjadi tantangan bagi universitas

sedang belajar. Model PjBL menyiapkan tugas berdasarkan masalah kompleks untuk diselidiki siswa

kelompok (Linda et al., 2019; Prajanto, 2020). Hal ini juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi lebih aktif

belajar, karena mereka didorong untuk bertanya, menyelidiki, menjelaskan, dan berinteraksi dengan masalah. Selanjutnya para pelajar

diminta untuk menghasilkan dan menyajikan produk dari hasil penyelidikan. Seperti yang diungkapkan oleh penelitian sebelumnya,

PjBL merupakan proyek individu atau kelompok yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu untuk menciptakan suatu produk dan mempresentasikan hasilnya.

Selain mengembangkan dan menggunakan berbagai sumber belajar, melakukan pendekatan pembelajaran aktif atau berpusat pada siswa

diperlukan.

Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan multimedia pembelajaran berbasis ICT model Blended PjBL yang menggabungkan

proyek yang diberikan secara virtual atau online kepada siswa dengan teori yang diajarkan selama pembelajaran tatap muka. Ini adalah hal baru

konsep pembelajaran dimana materi dapat disampaikan di kelas dan online. Blended learning diartikan sebagai penggabungan

219
Machine Translated by Google

Mursid, Saragih, & Hartono

keunggulan e-learning, tatap muka, dan praktik (Matarirano et al., 2021; Omodan & Diko, 2021;

Tsakeni, 2021). Abdullah (2018) menyatakan bahwa bentuk pembelajaran ini memadukan media, model, teori, tatap muka.

metode tatap muka, dan online. Oleh karena itu, blended learning dapat disimpulkan sebagai kombinasi dari semua mode pembelajaran.

Penelitian ini menerapkan konsep yang memadukan blended learning dengan PjBL, artinya prosesnya

dilakukan secara tatap muka dan online melalui media LMS. Konsep tersebut dinamakan “Blended Project-Based”.

Model Pembelajaran”, yang memungkinkan siswa meningkatkan kemampuan HOTnya. Apalagi memanfaatkan informasi

teknologi dalam pengembangan multimedia pembelajaran diharapkan dapat menjadi inovasi dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil awal dan penelitian terdahulu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas

penerapan blended PjBL dengan multimedia pembelajaran berbasis ICT terhadap hasil belajar siswa menggunakan LMS

teknik analisis data. Hasil selanjutnya dapat merancang metode pembelajaran multimedia interaktif yang mampu

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Latar Belakang Teoritis


Gambar teknik

Gambar teknik mempunyai arti dan ruang lingkup yang lebih spesifik dalam bidang teknik dan sudah terbiasa

merancang mesin, kendaraan, atau strategi perang. Keadaan ini terlihat dari berbagai artefak hasil gambar

dan perlengkapan pada museum, relief bangunan, atau peninggalan sejarah lainnya. Dahulu gambar hanya berfungsi sebagai

alat berpikir dan konsep, sehingga aturan tidak diperlukan.

Selanjutnya gambar teknik mengembangkan konsep menjadi fungsi “untuk menyampaikan informasi” dan “cara”.

berpikir." Standar publik juga diciptakan karena kebutuhan akan bahasa yang nyaman. Umumnya,

standar dan aturan digunakan untuk menyatukan persepsi dan niat juru gambar dan pembuat produk. Beberapa

yang saat ini digunakan antara lain ANSI (American National Standard Institute), DIN (Deutsche Industrie Normen), ISO

(Organisasi Standardisasi Internasional), JIS (Standar Industri Jepang), NNI (Nederland

Normalisatie Institute), dan NIS (Standar Nasional Indonesia).

Gambar teknik mirip dengan bahasa dan memerlukan seperangkat 6 aturan untuk penggunaan yang benar. Sebaliknya, ada dua

aturan dasar dalam bahasa Inggris, pertama, 'urutan kata', yang memberikan informasi tentang subjek dan objek, dan

kedua, ejaan dan informasi tentang kata itu sendiri, seperti kata benda dan kata kerja. Umumnya, rekayasa

gambar perlu mengkomunikasikan informasi yang mengikat secara hukum melalui berbagai spesifikasi. Oleh karena itu, beberapa

persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu (1) kejelasan, (2) kelengkapan, (3) kemampuan untuk diduplikasi. (4) tidak-

ketergantungan pada bahasa tertentu, dan (5) kesesuaian dengan standar. Meskipun standarnya berbeda

berlaku di setiap negara, yang 'tertinggi' adalah ISO yang berlaku di seluruh dunia. Namun, perusahaan dan

industri memiliki hal-hal khusus untuk mereka.

Sedangkan gambar proyeksi menggambarkan suatu titik, benda, garis, bidang, atau pandangan pada suatu bidang (Fakhri et al., 2019).

Oleh karena itu, mengacu pada bayangan yang datang dari benda nyata atau imajiner dalam bidang gambar yang diamati dari benda tertentu

sudut pandang. Proyeksi ortogonal memiliki beberapa karakteristik. Ini adalah (1) mereka dapat memberikan secara tepat dan

220
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Pendidikan Matematika, Sains, dan Teknologi (IJEMST)

informasi lengkap suatu objek 3D, (2) objek diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi, (3) tidak bisa

mendeskripsikan objek secara lengkap hanya dengan satu proyeksi. (4) Hanya diambil beberapa daerah saja, dan (5) digabungkan

proyeksi menghasilkan gambar yang jelas. Proyeksi ortogonal untuk gambar kerja menggunakan horizontal dan

bidang vertikal (Kendal et al., 2020).

Kuadran I, atau proyeksi Eropa, merupakan gambar dimana letak benda berada di antara pengamat dan

pesawat. Jenis proyeksi ini tampak seolah-olah benda didorong ke dalam bidang (Fitria et al., 2019). Tiga

Area yang biasa digunakan saat demonstrasi adalah: depan, atas, dan samping, sedangkan objek ditempatkan pada kuadran I.

Oleh karena itu, proyeksi akan terjadi pada bidang horizontal, vertikal, dan depan (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Penunjukan Tampilan

Kuadran III, atau Proyeksi Amerika, melibatkan penempatan objek di depan bidang di antara pengamat

dan objeknya. Objek tampak ditarik ke dalam bidang selama proyeksi, sehingga garis pandang tergambar

menuju bidang proyeksi (lihat Gambar 2 dan 3).

Gambar 2. Posisi Relatif Enam Tampilan di Bagian Pertama Gambar 3. Posisi Relatif Enam Pandangan di Ketiga

Proyeksi Sudut Proyeksi Sudut

221
Machine Translated by Google

Mursid, Saragih, & Hartono

Model Pembelajaran Berbasis Proyek Campuran

Pembelajaran campuran (blended learning) memerlukan kesempatan dan sumber belajar yang dapat diakses secara luas. Secara etimologis, istilah tersebut

terdiri dari dua kata, “blend,” yang berarti “mencampur untuk menghasilkan kualitas yang lebih baik” (Collins Dictionary), dan “learning,”

yang secara umum berarti "belajar". Oleh karena itu, “blended learning” berarti menggabungkan satu pola pembelajaran dengan

lain. Tyley (2012) menyatakan bahwa blended learning mengacu pada kursus yang menggabungkan kelas tatap muka

instruksi dengan pembelajaran online, sehingga mengurangi jam kontak kelas dan waktu duduk.

Poin terakhir menjadi pembeda penting karena meningkatkan kursus tatap muka reguler dengan sumber daya online

tanpa mengubah jam kontak kelas juga dimungkinkan." Ini disebut pembelajaran hibrid dan menggabungkan keduanya

karakteristik sekolah tradisional dengan pembelajaran online memberikan manfaat untuk penyampaian secara personal dengan memberikan yang berbeda-beda

instruksi untuk setiap kelompok (Watson et al., 2020). Konsep inovatif ini mencakup keunggulan tradisional

dan pembelajaran yang didukung TIK (Abass et al., 2021; Garcia, 2021; Monkeviciene et al., 2020; Ndibalema, 2021;

Seage, & Türegün, 2020; Subedi & Subedi, 2020; Wahyudi, 2020; Wahyudi & Winanto, 2018). Berdasarkan

Carman (2002), ada lima kunci penerapan blended learning: peristiwa kehidupan, pembelajaran mandiri,

kolaborasi, penilaian, kinerja, dan materi pendukung.

Sedangkan blended PjBL merupakan model yang memungkinkan mahasiswa mengelola pembelajaran teknik secara online dan offline

menggambar karya proyek (Hasyim, 2020; Rachmah, 2019). Ini berpusat pada siswa dan melibatkan pembelajaran melalui a

aktivitas proyek. Sebuah proyek berisi tugas-tugas kompleks berdasarkan pertanyaan, masalah, dan rekayasa yang menantang

gambar, dan mengharuskan siswa merancang, memecahkan masalah, mengambil keputusan, menyelidiki, dan bekerja secara mandiri.

Penilaian kinerja pada PjBL dapat dilakukan dengan menghitung kualitas produk individu,

pemahaman konten, dan kontribusi terhadap proses realisasi proyek yang sedang berlangsung. PjBL memungkinkan siswa

untuk merefleksikan ide dan pendapat mereka, memutuskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran mereka, dan kemudian

menyajikan produk akhir.

Model pembelajaran ini dapat digunakan untuk mengkondisikan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa, memfasilitasi pembelajaran yang lebih menarik

pengalaman belajar, dan menghasilkan karya berdasarkan permasalahan sehari-hari yang nyata dan kontekstual. Itu bisa menekankan sains

keterampilan dengan mengamati, menggunakan alat dan bahan, menafsirkan, merencanakan proyek, menerapkan konsep, bertanya

pertanyaan, dan memungkinkan komunikasi yang tepat. Selain itu, mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam

merancang dan membuat proyek yang dapat menawarkan solusi sistematis terhadap masalah. Oleh karena itu, model ini bisa

mengembangkan HOT dalam melaksanakan keilmuan (Mengamati, Mengasosiasi, Mencoba, Berdiskusi, dan Mengkomunikasikan) dan

Pembelajaran abad 21 (4C: Berpikir kritis, Kolaborasi, Kreatif, dan Komunikasi).

Menurut Lestari dan Isnania (2019), langkah-langkah model PjBL adalah sebagai berikut:

1) Membuka pelajaran dengan pertanyaan-pertanyaan yang menantang (dimulai dengan pertanyaan besar): Pembelajaran dimulai dengan a

pertanyaan penggerak yang dapat menugaskan siswa untuk melaksanakan suatu kegiatan.

2) Perencanaan proyek (design a project plan): Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara

mahasiswa yang diharapkan mempunyai rasa memiliki, dan dosen.

3) Menyusun jadwal kegiatan (create a schedule): Dosen dan mahasiswa menyusun secara kolaboratif

222
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Pendidikan Matematika, Sains, dan Teknologi (IJEMST)

jadwal kegiatan untuk menyelesaikan proyek. Waktunya harus jelas, dan siswa dapat diarahkan ke sana

mengelola.

4) Supervisi proyek (memantau mahasiswa dan kemajuan proyek): Dosen bertanggung jawab

memantau aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Langkah ini dilakukan dengan memfasilitasi

siswa pada setiap proses.

5) Menilai produk yang dihasilkan (assess the outcome): Penilaian dilakukan untuk membantu dosen

dalam mengukur pencapaian standar dan mengevaluasi kemajuan siswa.

6) Evaluating (mengevaluasi pengalaman): Di akhir proses pembelajaran, dosen dan mahasiswa melakukan refleksi

pada kegiatan dan hasil proyek yang diperoleh.

Oleh karena itu, PjBL campuran lebih berpusat pada siswa, karena siswa dituntut untuk memperoleh dan mengintegrasikan hal-hal baru

ilmu yang diperoleh dari hasil proyek yang dibantu oleh dosen sebagai fasilitator.

Kemampuan Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif adalah cara orisinal dan rumit untuk menghasilkan produk yang kompleks. Hal ini sering disebut sebagai

berpikir divergen karena bermula dari satu masalah namun melibatkan banyak solusi yang dapat diterapkan

secara luas dengan banyak kemungkinan. Berpikir kreatif dapat diartikan sebagai keseluruhan rangkaian aktivitas kognitif

individu menggunakannya sesuai dengan objek, masalah, dan kondisi tertentu. Hal ini juga merujuk pada berbagai upaya ke arah tersebut

peristiwa dan masalah berdasarkan kapasitas individu. Mahalal dan Zubaidah (2017) menyatakan bahwa berpikir kreatif

adalah kemampuan untuk merumuskan ide-ide baru yang mengejutkan dan berharga dalam berbagai cara. Hal ini terkait dengan kebaruan,

kemampuan untuk menciptakan suatu entitas, menerapkan bentuk-bentuk pengembangan baru, menghasilkan banyak kemampuan imajinatif atau bertransformasi

suatu objek yang sudah ada menjadi produk baru (Kumdang et al., 2018; Sahida & Zarvianti, 2019). Selanjutnya Munafiah

dkk. (2019) mendefinisikan berpikir kreatif sebagai bentuk ekspresi diri yang unik.

Sementara itu, berbagai indikator berpikir kreatif telah diungkapkan oleh beberapa ahli. Berdasarkan

Joklitschke dkk. (2018) dan Zubaidah dkk. (2017), berpikir kreatif memiliki lima indikator yaitu (1) kelancaran,

didefinisikan sebagai kemampuan menghasilkan ide, metode, saran, pertanyaan, dan alternatif jawaban dengan lancar dalam a

waktu tertentu. (2) Fleksibilitas menyangkut perolehan berbagai ide, jawaban, atau pertanyaan dari berbagai sudut pandang

dengan mengubah cara berpikir dan pendekatan yang digunakan. (3) Orisinalitas, mengacu pada kemampuan mencipta

ungkapan, cara, atau ide untuk memecahkan suatu masalah dengan kombinasi elemen yang tidak biasa dan unik yang dilakukan orang lain

tidak memvisualisasikan. (4) Elaborasi berarti kemampuan memperkaya, mengembangkan, menambah, menguraikan, atau merinci suatu benda,

ide, produk, atau situasi menjadi lebih menarik. (5) Pemikiran metaforis melibatkan penggunaan perbandingan

atau analogi untuk membuat koneksi baru.

Kemampuan siswa yang berbeda-beda memerlukan kondisi yang melibatkan pengalaman belajar yang dapat mengembangkan potensinya

berpikir kreatif (Al-Husban, 2020; Kilinc dkk., 2018; Yusnaeni dkk., 2017). Karena berpikir kreatif bisa

termasuk dalam pembelajaran, dosen hendaknya melaksanakan amanah pengembangan tersebut. Temuan ini sesuai

dengan pendapat Zubaidah dkk. (2017) dan Nasir (2018) yang menyatakan bahwa dosen mempunyai tugas

memberikan kondisi terbaik bagi siswa untuk memperoleh kemampuan berpikir yang relevan atau penting. Purnama (2020 dan

Ramdhani dan Kiswanto (2020) menyatakan bahwa menghadapi tantangan kehidupan modern yang dinamis dan penuh ketidakpastian

223
Machine Translated by Google

Mursid, Saragih, & Hartono

diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran. Kemampuan inilah yang menjadi landasan ilmu pengetahuan (Asy'ari &

Fitriani, 2017; Etherington, 2019; Zarah et al., 2021) dan perlu dikembangkan khususnya melalui pembelajaran

gambar teknik.

Objek penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh model blended PjBL dan kemampuan berpikir kreatif

pencapaian hasil belajar menggambar teknik siswa.

metode
Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu variabel bebas

model blended PjBL dan blended learning, serta tinggi rendahnya kemampuan berpikir kreatif, pada tanggungan

variabel yaitu hasil belajar menggambar teknik. Tabel 1 menunjukkan rancangan percobaan faktorial 2 x 2.

Tabel 1. Desain Faktorial 2 x 2

Model PjBL Campuran Pembelajaran Campuran

Berpikir Kreatif (I) (A1) (A2)

Tinggi (B1) A1 B1 A2 B1

Rendah (B2) A1 B2 A2 B2

Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, dosen yang ditugaskan untuk mengajar kelompok eksperimen dilatih menggunakan

memadukan model PjBL untuk mata kuliah menggambar pada jurusan pendidikan teknik mesin. Topik,

tujuan pengajaran, dan media pembelajaran disediakan selama delapan minggu perlakuan. Dosen bermaksud demikian

menginstruksikan kelompok eksperimen I tentang materi buku teks gambar ortogonal di Amerika dan Eropa

sistem proyeksi juga diberikan pengobatan selama delapan minggu. Sedangkan dosen kedua kelompok mempunyai

topik dan tujuan pengajaran yang sama.

Pada minggu pertama, siswa pada kedua kelompok dihadapkan pada angket berpikir kreatif untuk ditentukan

tingkat kemampuan mereka dan memisahkannya ke dalam kategori tinggi dan rendah. Kemudian kelompok eksperimen I diikuti a

Model PjBL selama beberapa minggu, sedangkan kelompok II hanya menggunakan model blended learning. Proses pembelajaran di

kelompok eksperimen I diamati untuk menguji keakuratan tahapan yang telah disiapkan yang diikuti.

Selain itu, kelompok II juga dimonitor sebanyak empat kali untuk memastikan penggunaan model blended learning.

Pada kelompok eksperimen I, dosen memperkenalkan topik dan menjelaskan proyeksi Amerika dan Eropa

sistem menggambar kepada siswa. Mereka mengikuti tahapan PjBL, antara lain (1) memperkenalkan secara kontekstual

224
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Pendidikan Matematika, Sains, dan Teknologi (IJEMST)

masalah gambar teknik dan (2) merancang penugasan perencanaan proyek satu sampai enam tampilan berdasarkan

tahapan. Selanjutnya mereka menaati langkah lainnya dengan (3) mengatur jadwal kegiatan siswa yang akan dilakukan

dilakukan sesuai penugasan proyek yang disepakati, (4) mengamati dan memantau pekerjaan berdasarkan tahapan

diberikan melalui Edmodo, dan (5) melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran.

Selain itu, dosen membimbing mahasiswa untuk mengidentifikasi dan merumuskan tugas proyek terkait, merancang data

instrumen pengumpulan, menganalisis dan mengumpulkan tugas. Kemudian, mereka diminta menarik kesimpulan dan

mempresentasikan karyanya pada gambar teknik proyeksi sistem Amerika dan Eropa dengan enam selesai

pandangan pada pancaran ke media komponen mesin. Dosen membantu mahasiswa untuk merevisi, dimana

diperlukan, dan mengevaluasi pemahaman mereka tentang topik yang diselidiki selama presentasi kelompok. Pada akhirnya

pelajaran, mereka merevisi topik yang dipelajari. Prosedurnya berlangsung selama enam minggu, dilaksanakan tiga kali seminggu,

dan dilaksanakan secara daring melalui pendekatan blended learning pada aplikasi Google Classroom.

Selain itu, topik tersebut diperkenalkan dan dibahas oleh para dosen dengan menggunakan buku teks dan metode online berdasarkan

pendekatan blended learning pada kelompok eksperimen II. Tingkat pemahaman siswa dievaluasi dengan

mengajukan pertanyaan sebelum kelas berakhir. Prosedur ini berlangsung selama enam minggu, dilaksanakan tiga kali seminggu. Karena itu,

topik dan durasi pada kedua kelompok sama.

Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester satu pendidikan teknik mesin

(S1) dan program studi pendidikan teknik otomotif (S1) pada jurusan teknik mesin,

fakultas teknik, UNIMED, Indonesia. Setelah uji homogenitas dilakukan, ditetapkan kelas A sebagai

kelompok eksperimen I untuk mengevaluasi model PjBL campuran. Sebaliknya, siswa kelas B ditunjuk untuk

kelompok II dan diuji dengan menggunakan model blended learning. Sampelnya berjumlah 80 siswa yang dibagi rata

menjadi dua bagian, dimana 40 orang memiliki kemampuan berpikir kreatif yang tinggi, sedangkan setengahnya lagi memiliki kemampuan berpikir kreatif yang rendah. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2,

kelompok tersebut terdiri dari 20 siswa yang masing-masing memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi dan rendah.

Tabel 2. Sampel Penelitian Berdasarkan Tempat dan Jenis Pengobatan

Model Pembelajaran Campuran Kelas A Kelas B N


Berpikir kreatif Campuran Berbasis PjBL Pembelajaran Campuran

Kemampuan Model pembelajaran Model

Tinggi 20 20 40

Rendah 20 20 40

Total 40 40 80

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – November 2020, dan mata kuliah gambar teknik diajarkan

termasuk ortogonal, aksonometri, pandangan ganda, sistem Amerika dan Eropa, dan proyeksi kerja.

Gambar proyeksi sistem Amerika dan Eropa terdiri dari tampak depan, di samping dua, tiga, empat,

lima, dan enam tampilan.

225
Machine Translated by Google

Mursid, Saragih, & Hartono

Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan post-test untuk mengukur hasil belajar menggambar siswa teknik dan kreatif

kemampuan berpikir. Tes awal dan tes akhir masing-masing terdiri dari 30 soal pilihan ganda. Dua berpengalaman

dosen gambar teknik yang telah mengajar selama lebih dari lima tahun dan dipilih dari angkatan lain

untuk menghindari bias penelitian, dilakukan pengecekan dan validasi soal dan jawaban post-test. Selanjutnya, keandalannya

koefisien untuk soal pilihan ganda ditemukan sebesar 0,86 (KR-21) dan 0,87 (KR-20), yang berarti

pertanyaannya dapat diandalkan.

Kuesioner kemampuan berpikir kreatif terdiri dari 30 item tipe Likert yang diadopsi dan dimodifikasi dalam penelitian

tujuan dan berkisar dari 'sangat setuju' (4 poin) hingga 'sangat tidak setuju' (1 poin). Kemudian, jumlah masing-masing siswa

skor diasumsikan mewakili kepentingan mereka. Sebelum pengumpulan data sebenarnya dilakukan uji coba dengan menggunakan 20

mahasiswa program studi teknik mesin fakultas teknik UNIMED, Indonesia.

Uji coba ini menunjukkan bahwa model blended learning dan instrumen pengumpulan data dapat dipahami. Itu

kuesioner mencapai Cronbach's Alpha 0,745, lebih tinggi dari nilai yang dapat diterima yaitu 0,60 yang diajukan oleh Sekaran

dan Bougie (2013). Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dua arah.

Analisis data

Menurut Chu dan Chang (2017), ANOVA dua arah digunakan untuk menguji pengaruh faktor utama dan

interaksi dalam desain eksperimen faktorial 2x2. Selanjutnya dilakukan dengan mengklasifikasikan

variabel menjadi dua pendekatan yaitu model blended PjBL dan model blended learning biasa. Moderatornya

Variabel tersebut juga dikategorikan menjadi kemampuan berpikir kreatif rendah dan tinggi. Kemudian, analisis statistik

Persyaratan diperiksa normalitas dan homogenitasnya menggunakan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov

dan Uji Kesetaraan Varians Kesalahan Levene. Misalkan hasil ini menunjukkan adanya interaksi

antara variabel independen dan dependen, analisis varians posthoc menggunakan uji Tukey atau Tukey

Perbedaan Nyata Jujur (HSD) digunakan untuk menguji hipotesis penelitian secara mendalam.

Hasil dan Diskusi

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata hasil gambar teknik pada

dua pendekatan pembelajaran.

(2) Terdapat interaksi antara pengaruh model blended learning terhadap prestasi belajar

hasil belajar menggambar teknik dan kemampuan berpikir kreatif siswa.

(3) Hasil belajar siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kreatif lebih tinggi dan diajar

menggunakan PjBL blended lebih besar dibandingkan dengan yang menerapkan model blended learning biasa.

(4) Hasil belajar menggambar teknik siswa dengan kemampuan berpikir kreatif rendah yang diajar

menggunakan PjBL blended lebih rendah dibandingkan menggunakan model blended learning biasa.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 25.0TM.

226
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Pendidikan Matematika, Sains, dan Teknologi (IJEMST)

Tabel 3 menunjukkan hasil analisis statistik yang dikonfirmasi oleh uji normalitas dan homogenitas menggunakan One-

Contoh Uji Kolmogorov-Smirnov dan Uji Kesetaraan Varians Kesalahan Levene.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas

Grup Data Normalitas Homogenitas

Ujian akhir N tanda tangan.


Skor Tes Levene tanda tangan.

80 0,261 0,803 0,863

Seperti terlihat pada Tabel 3, data penelitian berdistribusi normal, dan semua varian homogen (p >

0,05). Tabel 4 menunjukkan deskripsi statistik mengenai skor dalam model.

Tabel 4. Deskripsi Statistik

Model pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis Berarti Std. Deviasi N

Model PjBL Campuran Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi 85.05 2.982 20

Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah 81,55 3.517 20

Total 83.30 3.674 40

Model Campuran Kemampuan Berpikir Kreatif yang Tinggi 81,50 3.069 20

Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah 78,50 3.395 20

Total 80.00 3.537 40

Total Kemampuan Berpikir Kreatif yang Tinggi 83.28 3.486 40

Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah 80.02 3.745 40

Total 81,65 3.949 80

Hasil ANOVA dua arah disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil ANOVA Dua Arah

Sumber Tipe III Jumlah Kuadrat Df Mean Square F tanda tangan.

Model yang Dikoreksi 430.300a 3 143.433 13.594 .000

Mencegat 533337.800 1 533337.800 50547.042 .000

Model 217.800 1 217.800 20.642 .000

Pemikiran 211.250 1 211.250 20.021 .000

Model * Berpikir 1.250 1 1.250 .118 .732

Kesalahan 801.900 76 10.551

Total 534570.000 80

Jumlah yang Dikoreksi 1232.200 79

A. R Kuadrat = 0,349 (R Kuadrat yang Disesuaikan = 0,324)

Tabel 5 menunjukkan bahwa hipotesis penelitian pertama dan kedua ditolak. Oleh karena itu tidak ada tes lebih lanjut

diadakan.

227
Machine Translated by Google

Mursid, Saragih, & Hartono

Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata hasil belajar gambar teknik kedua model

menawarkan pendekatan yang sesuai untuk meningkatkan hasil siswa. Selanjutnya penelitian ini memperoleh skor rata-rata

sebesar 81,05 dan 80,00 masing-masing untuk model PjBL campuran dan model campuran biasa. Hasil ini sesuai

dengan pernyataan bahwa model blended PjBL meningkatkan hasil belajar menggambar teknik siswa

(Afifah & Wahyudi, 2019; Priono dkk., 2019; Susilawati dkk., 2020). Oleh karena itu, perbedaannya signifikan

Perbedaan tingkat prestasi belajar siswa mungkin disebabkan oleh model pembelajaran. Temuan ini mendukung pandangan

Pengabdian dkk. (2012) dan Sucipto (2017), yang berpendapat bahwa PjBL campuran efisien dalam meningkatkan kinerja akademik

pemahaman dan hasil belajar siswa pada gambar teknik.

Sedangkan model blended PjBL tidak mempengaruhi interaksi antara model blended biasa dengan model blended PjBL

kemampuan berpikir kreatif siswa. Model blended PjBL memudahkan prestasi belajar siswa dan lebih baik

dibandingkan strategi biasa (Ekayati, 2018; Triyanto & Prabowo, 2020; Usman, 2019). Namun, siswa dengan

kemampuan berpikir kreatif yang rendah menunjukkan hasil belajar yang lebih buruk dengan PjBL campuran dibandingkan dengan

model campuran biasa. Temuan ini sesuai dengan penelitian Ayu dan Tri (2019) dan Ariyantini (2017),

yang tersirat interaksi antara pengaruh strategi blended learning dan kemampuan berpikir kreatif

hasil belajar menggambar teknik siswa.

Keefektifan pendekatan model blended PjBL berkaitan dengan karakteristik siswa. Oleh karena itu, para dosen

perlu menerapkan fakta ini dalam menentukan model terbaik untuk memfasilitasi pembelajaran mereka. Dalam hal ini, rata-rata siswa

Hasil belajar kompetensi gambar teknik lebih tinggi pada PjBL blended dibandingkan dengan PjBL biasa

model pembelajaran campuran. Selain itu, siswa dengan kemampuan berpikir kreatif tinggi yang menggunakan metode blended

Model PjBL memiliki rata-rata hasil belajar lebih tinggi yaitu 85,05 dibandingkan pada kelompok blended learning biasa,

yang mendapat skor 81,50. Hasil ini berarti model aktif yaitu pendekatan kooperatif dan PjBL adalah

lebih cocok untuk siswa dengan kemampuan berpikir kreatif tinggi selama proses pembelajaran (Antika & Nawawi,

2017; Fatmawati, 2011; Sari & Angreni, 2018).

Ciri-ciri siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi antara lain memiliki motivasi diri, optimisme,

kemandirian, kemampuan tinggi, empati, tujuan pribadi, dan tanggung jawab (Syaparuddin & Elihami, 2017).

Penerapan motivasi belajar untuk sukses dan tanggung jawab individu penting dilakukan untuk menunjang keefektifan

dari model blended PjBL, karena kedua faktor tersebut mendorong siswa untuk saling membantu selama pembelajaran.

Namun ketiadaan kedua faktor tersebut mengakibatkan kurangnya minat untuk meningkatkan hasil belajarnya

(Nasution, 2018; Pilotti & Al Mubarak, 2021; Tarbutton, 2018). Temuan ini sejalan dengan penelitian Lailiana

dan Handayani (2017) dan Hapsari (2017) yang menyatakan bahwa ada dua faktor yang diperlukan untuk memperoleh prestasi akademik

adalah tujuan kelompok atau motivasi untuk sukses dan tanggung jawab individu.

Keempat, siswa dengan kemampuan berpikir kreatif rendah yang diajar dengan model blended PjBL mempunyai rata-rata yang lebih rendah

nilai hasil belajar dibandingkan model blended biasa. Umumnya model biasa lebih efektif

individu seperti itu karena tidak memerlukan kerja tim, memberikan siswa tanggung jawab untuk belajar, dan memang demikian

menantang dalam pembelajaran menggambar teknik (Ariyantini, 2017; Winaryati, 2018; Yusuf Sukman, 2017). Ini

Pendekatan ini akan memungkinkan mahasiswa tersebut mengikuti proses pembelajaran yang difasilitasi oleh dosen dengan mudah. Oleh karena itu,

228
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Pendidikan Matematika, Sains, dan Teknologi (IJEMST)

model blended PjBL dapat disimpulkan tidak efektif bagi siswa yang kemampuan berpikir kreatifnya rendah

(Adisendjaja & Sanjaya, 2021; Susilowati & Dewantara, 2021).

Selain itu, siswa dengan kemampuan berpikir kreatif rendah menghindari tanggung jawab aktif dalam pembelajarannya dan

menunjukkan kurang percaya diri dalam menyelesaikan tugas. Menurut Kurniawan dkk. (2016), Yulianto (2015), Kusuma dan

Muttaqin (2019), dan Waluya dan Wiyono (2015), siswa dengan cepat mempelajari keterampilan dasar menciptakan ortogonal

menggambar melalui berbagai jenis tugas berdasarkan arahan dan penjelasan dosen secara biasa

model campuran. Hasil ini mendukung penelitian Yustina dkk. (2020), Wahyudi dan Winanto (2018), Yustina

dkk. (2020), dan Garrison dan Kanuka (2004), yang menegaskan bahwa blended learning bermanfaat bagi siswa

yang memiliki rasa percaya diri dan keterampilan yang rendah dalam menyelesaikan tugasnya karena penggunaan aplikasi yang dimiliki

belum dikuasai dengan baik.

Berdasarkan hasil penelitian, model blended PjBL dan model blended learning biasa dapat memberikan pengaruh yang signifikan

hasil belajar gambar teknik siswa. Selain itu, model PjBL campuran tampaknya sangat berpengaruh

siswa (Kurniawan et al., 2016; Kusuma & Muttaqin, 2019; Waluya & Wiyono, 2015; Yulianto, 2015).

Interaksi pengaruh model blended PjBL terhadap hasil belajar menggambar teknik

dan kemampuan berpikir kreatif siswa mengungkapkan bahwa strategi ini lebih efektif bagi individu dengan kemampuan berpikir kreatif tinggi.

kemampuan berpikir kreatif. Namun, model campuran biasa tanpa pendekatan pembelajaran berbasis proyek adalah hal yang sama

lebih efisien bagi siswa dengan kecerdasan emosional rendah.

Kesimpulan

Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan penerapan PjBL campuran untuk pengajaran menggambar teknik,

khususnya materi proyeksi ortogonal dalam sistem Amerika dan Eropa, dengan beberapa pandangan yang perlu ditingkatkan

hasil belajar siswa. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam menggambar teknik dapat membantu mereka

mencapai kualitas hidup dan pengetahuan yang tinggi di bidangnya, memecahkan masalah sosial, mengembangkan minat dan

bakat, dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan di abad ke-21. Namun, mereka

kemampuan berpikir kreatif perlu ditingkatkan untuk memastikan strategi PjBL diterapkan secara efektif. Sejak ini

penelitian terbatas pada gambar teknik untuk proyeksi ortogonal dalam sistem Amerika dan Eropa

dengan enam pandangan majemuk yang dilakukan selama semester pertama, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mata pelajaran yang berbeda. Mereka dapat fokus pada hasil pembelajaran lainnya, seperti elemen mesin, teknik

mekanika, permesinan, pembentukan, dan teknologi pengelasan.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat serta Departemen Mekanikal

dan Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, UNIMED Medan, Sumatera Utara, Indonesia,

atas kebaikan dan bantuannya selama penelitian ini.

229
Machine Translated by Google

Mursid, Saragih, & Hartono

Referensi

Abass, OA, Arowolo, OA, & Igwe, EN (2021). Menuju Peningkatan Pelayanan di Perguruan Tinggi
Institusi melalui Teknologi Manajemen Pengetahuan dan Blended E-Learning. Jurnal Internasional
tentang Studi Pendidikan (IJonSE), 3(1), 10-21.
Abdullah, W. (2018). Model Blended Learning dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran. Fikrotuna, 7(1),
855–866. https://doi.org/10.32806/jf.v7i1.3169
Adisendjaja, YH, & Sanjaya, Y. (2021). Keterampilan berpikir kreatif siswa calon guru Abstrak. 9 (1),
98–106.

Afifah, EP & Wahyudi, YS (2019). Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Pemecahan Masalah Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V Dalam Pembelajaran Matematika Universitas Kristen Satya
Wacana Pendahuluan Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013 . Kur.
Jurnal Pendidikan Matematika, Sains dan Teknologi, 4(1), 95–107.
Alfajri, S., & Nasution, IN (2016). Menggunakan Metode Manual dan Digital. Jurnal Gedung Pendidikan, 2,
30-40.

Al-Husban, NA (2020). Keterampilan Berpikir Kritis dalam Forum Diskusi Asinkron: Studi Kasus.
Jurnal Internasional Teknologi dalam Pendidikan (IJTE), 3(2), 82-91.
Antika, RN, & Nawawi, S. (2017). Pengaruh Model Project Based Learning Pada Seminar Mata Kuliah
Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 3(1), 73.
Ariyantini, MD (2017). Repositori Digital Repositori Universitas Universitas Jember Jember.
Staphylococcus aureus: Skripsi.
Asy'ari, M., & Fitriani, H. (2017). Literatur Reviu Keterampilan Proses Sains sebagai Dasar Pengembangan
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu Dan Pembelajaran
Matematika Dan IPA IKIP Mataram, 5(1), 1. https://doi.org/10.33394/j-ps.v5i1.1114
Ayu, R., & Tri, A. (2019). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik Melalui Penerapan Blended
Pembelajaran Berbasis Proyek. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik Melalui Penerapan
Pembelajaran Berbasis Proyek Campuran, 13(2), 2437–2446.

Azizah, IN, & Widjajanti, DB (2019). Keefektifan pembelajaran berdasarkan proyek ditinjau dari prestasi
belajar, kemampuan berpikir kritis, dan kepercayaan diri siswa. Jurnal Riset Pendidikan Matematika,
6(2), 233–243. https://doi.org/10.21831/jrpm.v6i2.15927
Budiman, H. (2017). Peran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pendidikan. Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam, 8(1), 31. https://doi.org/10.24042/atjpi.v8i1.2095
Carman, JM (2002). Desain pembelajaran campuran: Lima bahan utama. Belajar, 11.
https://doi.org/10.1109/CSSE.2008.198
Chu, PH & Chang, Y. (2017). John W, Creswell, Desain Penelitian: Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran
Pendekatan Metode. Jurnal Ilmu Sosial dan Administrasi, 4(Juni), 3–5.
Etherington, M. (2019). Tantangan Transformasi Pendidikan. Jurnal Kebudayaan dan Nilai di
Pendidikan, 2(1), 96-112. https://doi.org/10.46303/jcve.02.01.8
Fakhri, F., Badan, R., & Apdeni, R. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Animasi Pada Mata
Kuliah Gambar Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Padang. Jurnal Teknik, 5(4), 1–6.

230
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Pendidikan Matematika, Sains, dan Teknologi (IJEMST)

Fatmawati, MB (2011). Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif

Mahasiswa. Jurnal Pengajaran Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 16(2), 85.

Fitria, NZ, Damayanti, TN, & Ramadhan, DN (2019). Proyeksi Bangun Ruang Orthogonal Menggunakan

Augmented Reality Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Kuliah Bengkel Mekanikal Dan Elektrikal.

Yaitu-Prosiding Sains Terapan, 5(2), 1722–1731.

Garcia, R. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemajuan Belajar Siswa Pada Perkembangan Spiral Sains

Kurikulum. Jurnal Penelitian Kajian Kurikulum, 3(2), 79-99. https://doi.org/10.46303/jcsr.2020.5

Garnisun, DR, & Kanuka, H. (2004). Pembelajaran campuran: Mengungkap potensi transformatifnya di tingkat yang lebih tinggi

pendidikan. Internet dan Pendidikan Tinggi, 7(2), 95–105. https://doi.org/10.1016/j.iheduc.2004.02.001

Hapsari, E. (2017). Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD)

dengan Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa Statistika Praktikum Fakultas Psikologi. Pengalaman:

Jurnal Psikologi Indonesia, 5(1), 31–44. https://doi.org/10.1234/1550

Hasyim, M. (2020). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Statistika Berbasis ICT dengan Model Blended

Pembelajaran Berbasis Proyek. Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, 4(2), 1083–1097.

Joklitschke, J., Rott, B., & Schindler, M. (2018). Teori Tentang Kreati Matematika Vit Y di Kontemporer

Penelitian: Tinjauan Pustaka. Prosiding Konferensi Kelompok Internasional ke-42 untuk

Psikologi Pendidikan Matematika, 3 (Juli), 171–178.

Junaidi, J. (2019). Peran Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar. Review Diklat : Jurnal

Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan, 3(1), 45–56. https://doi.org/10.35446/diklatreview.v3i1.349

Kalimullina, O., Tarman, B. & Stepanova, I. (2021). Pendidikan dalam Konteks Digitalisasi dan Kebudayaan:

Evolusi Peran Guru, Tinjauan Pra-pandemi. Jurnal Kajian Etnis dan Budaya, 8(1),

226-238. DOI: http://dx.doi.org/10.29333/ejecs/629

Kendal, SMKN, Sutjipto, A., Kendal, SMKN, Bogosari, JR, Pendidik, A., & Alppi, I. (2020).

Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Proyeksi Orthogonal Dengan Model Student Teams

Pembagian Prestasi Pada Peserta Didik X Tkr 1 Smk Negeri 5 Kendal. Jurnal Internasional Riset

Pembelajaran (IJRP), 1(2), 89–100.

Keskin, C., Akcay, H., & Kapici, HO (2020). Pengaruh e-Proyek Ilmu Lingkungan di Tengah

Perilaku dan Sikap Siswa Sekolah. Jurnal Internasional Teknologi dalam Pendidikan dan Sains

(IJTES), 4(2), 160-167.

Kilinc, E., Tarman, B. & Aydin, H. (2018). Meneliti Keyakinan Guru Ilmu Sosial Turki Tentang Hambatan

ke Integrasi Teknologi. Tren Teknologi, 62, 221–223 (2018). https://doi.org/10.1007/s11528-018-0280-y

Kumdang, P., Kijkuakul, S., & Chaiyasith, WC (2018). Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan Siswa Kelas 10

Kemampuan Berpikir Kreatif menggunakan Model Inkuiri Berbasis Argumen pada Topik Lingkungan Kimia.

Jurnal Pembelajaran Sains, 2(1), 9. https://doi.org/10.17509/jsl.v2i1.11995

Kurniawan, AS, Khumaedi, M., & Sulisty, SM (2016). Penerapan Video CAD (Computer Aided Design)

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Proyeksi Dengan Sistem Amerika dan Sistem Eropa.

Jurnal Pembelajaran Teknik Mesin, 1(1), 28–41.

Kusuma, YA, & Muttaqin, AZ (2019). Pengembangan Gambar Perspektif Melalui Pendekatan Gambar

Teknik di SMAN XYZ Madiun. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Kepada UNSIQ, 6(2),

54–59. https://doi.org/10.32699/ppkm.v6i2.603

231
Machine Translated by Google

Mursid, Saragih, & Hartono

Lailiana, NA, & Handayani, A. (2017). Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Komitmen Terhadap Tugas Pada

Mahasiswa. Pusat Prosiding Konferensi Internasional Pendidikan dan Bahasa ke-1 untuk

Perkembangan Bahasa Internasional Unissula, 89–96.

Lestari, & Isania, RJ (2019). Model Komparasi Pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based

Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perangkat Keras Jaringan Internet Kelas IX SMP

Negeri 5 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Efektor, 6 (Edisi 2, 2019), 127–135.

Linda, RFC, Widodo, S., Karimah, N., & Ngazizah, N. (2019). Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek Pada

Praktikum Mahasiswa PGSD Semester 2 Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Pemecahan Masalah.

Kolokium Penelitian Universitas, 214–222.

Mahanal, S., & Zubaidah, S. (2017). Model Pembelajaran Ricosre yang Berpotensi Memberdayakan

Keterampilan Berpikir Kreatif. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 2(5), 676–

685. http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/9180

Mansur, FM (2020). Karya Sastra Khas Pesantren Tentang Ajaran Kesalehan Dalam Budaya

Transformasi. Jurnal Penelitian Pendidikan Ilmu Sosial, 11(4), 114-148.

Matarirano, O., Gqokonqana, O., & Yeboah, A. (2021). Respon Siswa terhadap Keadaan Darurat Multi-Modal

Pembelajaran Jarak Jauh Selama COVID-19 di Institusi Tinggi Afrika Selatan. Penelitian dalam Ilmu Sosial

dan Teknologi, 6(2), 199-218. https://doi.org/10.46303/ressat.2021.19

Mesin, JT, Teknik, F., & Semarang, UN (2015). Melalui Model Pembelajaran Langsung.

Monkeviciene, O., Autukeviciene, B., Kaminskiene, L. & Monkevicius, J. (2020). Dampak STEAM yang inovatif

praktik pendidikan terhadap pengembangan profesional guru dan kompetensi anak usia 3-6 tahun

perkembangan. Jurnal Penelitian Pendidikan Ilmu Sosial, 11(4), 1--27.

Muna, W., & Hadisi, L. (2015). Pengelolaan Teknologi Informasi Dalam Menciptakan Model Inovasi

Pembelajaran (E-learning). Jurnal Al-Ta'dib, 8(1), 1–24.

Munafiah, S., Rochmad, R., & Dwijanto, D. (2019). Disposisi Matematis pada Pembelajaran Masalah Kreatif

Solving dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Dalam Prosiding Seminar

Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS), 2(1), 819-823.

Mursid, R. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Konstruktivistik dan Kemampuan Spasial

Visualisasi Terhadap Kompetensi Menggambar Proyeksi Orthogonal. JTP - Jurnal Teknologi

Pendidikan, 18(3), 215–229. https://doi.org/10.21009/jtp1803.6

Mursid, R., & Yulia, E. (2016). Pengembangan pembelajaran dalam teknologi pendidikan di era ri 4.0. Jurnal

Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia, 1(3), 35–42.

Nasir, M. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan Laboratorium Matriks terhadap Kreatifitas

Kemampuan Berpikir Ditinjau dari Kemampuan Generik Sains Mahasiswa. Jurnal Sains Indonesia

dan Pendidikan, 2(2), 161. https://doi.org/10.31002/ijose.v2i2.779

Nasution, WN (2018). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Inkuiri Dan Kecerdasan Emosional Terhadap

Tingkat Prestasi Sains Siswa. Jurnal Pendidikan Sains Turki, 15(4), 104–115.

Ndibalema, P. (2021). Asesmen Online di Era Digital Native di Perguruan Tinggi.

Jurnal Internasional Teknologi dalam Pendidikan (IJTE), 4(3), 443-463. https://doi.org/10.46328/ijte.89

232
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Pendidikan Matematika, Sains, dan Teknologi (IJEMST)

Oky Purmadi, T., & Dwi Handayani, K. (2018). Penerapan Metode Tutor Sebaya Dengan Media Sketchup Pada

Materi Proyeksi Ortogonal Kelas X Di Smk Negeri 1 Sidoarjo. Jurnal Kajian Pendidikan Teknik

Bangunan, 4(1), 1–7.

Omodan, B., & Diko, N. (2021). Editorial: Pendidikan dan Upaya Mendidik di Masa Kini dan Pasca-

Era COVID-19. Penelitian Ilmu Sosial dan Teknologi, 6(2), i-iii.

Panjaitan, K., Saragih, AH, & Purba, S. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Generic Green

Kemampuan Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Menggambar Teknik Berbantuan Cad. Jurnal Teknologi

Informasi & Komunikasi Dalam Pendidikan, 7(2), 203. https://doi.org/10.24114/jtikp.v7i2.23247

Pengabdian, PBAN, Rahmawaty, P., Si, M., Respati, D., Sumunar, S., & Si, M. (2012). Seminar Prosiding

Seminar Prosiding Nasional (Vol. 2, Edisi Januari).

Pilotti, M., & Al Mubarak, H. (2021). Penerapan pedagogi yang relevan secara budaya secara sistematis versus informal:

Apakah hasil kinerjanya berbeda? Sebuah studi tentang mahasiswa. Jurnal Kebudayaan dan Nilai di

Pendidikan, 4(2), 14-26. https://doi.org/10.46303/jcve.2021.1

Prajanto, A. (2020). Project Based Learningsebagai Model Pembelajaran Audit Berbasis Risikodengan Media

Aplikasi Alat Audit Sistem Arsip Tertaut (Atlas). Urnal Akuntansi, Keuangan Dan Auditing, 1(1), 18–
28.

Priono, AI, Purnawan, P., & Komaro, M. (2019). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning

Terhadap Hasil Belajar Menggambar 2 Dimensi Menggunakan Computer Aided Design. Jurnal dari

Pendidikan Teknik Mesin, 5(2), 129. https://doi.org/10.17509/jmee.v5i2.15179

Purnama, CS (2020). Pemikiran Soedjatmoko tentang Pendidikan dan Relevansinya pada Abad Ke-21 di

Indonesia. 3(58), 185–197.

Rachmah, H. (2019). Blended Learning: Memudahkan Atau Menyulitkan? Prosiding Seminar Nasional

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 3, 673–679. http://semnasfis.unimed.ac.id2549-435x

Ramdhani, RN, & Kiswanto, A. (2020). Urgensi Adaptabilitas dan Resiliensi Karier pada Masa Pandemi.

Jurnal Konseling Pendidikan Indonesia, 4(2), 95–106. https://doi.org/10.30653/001.202042.135

Rini Ekayati. (2018). Implementasi Metode Blended Learning Berbasis. Jurnal EduTech Vol., 4(2), 50–56.

Sahida, D., & Zarvianti, E. (2019). Pengembangan panduan praktikum Problem Based Learning (PBL) agar lebih baik

Kemampuan Berpikir Kreatif (CTS) siswa pada mata pelajaran fisika dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran

Studi, 2(1), 39. https://doi.org/10.32698/0492

Sari, RT, & Angreni, S. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Upaya

Peningkatan Kreativitas Mahasiswa. Jurnal Varidika, 30(1), 79–83.

Seage, SJ, & Türegün, M. (2020). Pengaruh Blended Learning terhadap Prestasi STEM Sekolah Dasar

Siswa Sekolah. Jurnal Internasional Penelitian Pendidikan dan Sains (IJRES), 6(1), 133-140.

Sekaran, U. & Bougie, R. (2013). Metode Penelitian untuk Bisnis: Pendekatan Pembangunan Kemampuan (Edisi ke-6

(ed.)). Wiley.

Subedi, D., & Subedi, R. (2020). Mempraktikkan Pembelajaran Mandiri TIK untuk Ketahanan di Tengah COVID-19

Wabah: Pengalaman dari Lembah Kathmandu. Penelitian dalam Kebijakan dan Manajemen Pendidikan, 2(2),

78-96. https://doi.org/10.46303/repam.2020.5

Sucipto, S. (2017). Peningkatan Self Regulated Learning Mahasiswa Di Era Digital Melalui Pembelajaran

Pembelajaran Campuran. Soulmath, 5(1), 31.https://doi.org/10.25139/sm.v5i1.455

233
Machine Translated by Google

Mursid, Saragih, & Hartono

Surani, D. (2019). Studi Sastra: Peran Teknologi Pendidikan dalam Pendidikan 4.0. Seminar Prosiding

FKIP Pendidikan Nasional, 2(1), 456–469.

Susilawati, S., Yasin, AF, & Hambali, M. (2020). Model Pembelajaran Blended Learning Untuk

Meningkatkan Kualitas Belajar Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 4(1), 329–341. https://ummaspul.e-journal.id/maspuljr/article/view/381

Susilowati, E., & Dewantara, D. (2021). Pengaruh blended learning terhadap keterampilan berpikir kritis dan

ketrampilan berpikir kreatif. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah, 6(2), 1–5.

Syaparuddin, S., & Elihami, E. (2017). Peningkatan Kecerdasan Emosional (Eq) Dan Kecerdasan Spiritual (Sq)

Siswa Sekolah Dasar Sd Negeri 4 Bilokka Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Diri Dalam Proses

Pembelajaran PKn. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(2), 1–19.

Tadeu, P., Fernandez Batanero, J., & Tarman, B. (2019). TIK di Dunia Global. Penelitian dalam Ilmu Sosial

dan Teknologi, 4(2), i-ii. https://doi.org/10.46303/ressat.04.02.ed

Tarbutton, T. (2018). Memanfaatkan pembelajaran & teknologi abad ke-21 untuk menciptakan ruang kelas yang penuh perhatian dan beragam

budaya. Pendidikan Multikultural, 25(2), 4–6.

Triyanto, SA, & Prabowo, CA (2020). Efektivitas Blended-Problem Based Learning dengan Lesson Study

Pengaruh Hasil Belajar terhadap Efektivitas Blended-Problem Based Learning dengan Lesson Study

Hasil belajar. Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi, 13(1), 42–48.

Tsakeni, M. (2021). Transisi ke pembelajaran online oleh program pendidikan guru dengan 4IR terbatas

keterjangkauan. Penelitian Ilmu Sosial dan Teknologi, 6(2), 129-147.

Tyley, S. (2012). Pembelajaran campuran. Manajemen Risiko Kebakaran, 26-30 September.

https://doi.org/10.4018/ijwltt.20211101.oa13

Usman, U. (2019). Komunikasi Pendidikan Berbasis Blended Learning Dalam Membentuk Kemandirian

Belajar. Jurnal Jurnalisa, 4(1), 136–150. https://doi.org/10.24252/jurnalisa.v4i1.5626

Wahyudi, W. (2020). Efektivitas model sharing blended project based learning (SBPBL).

implementasi pada mata kuliah sistem operasi. Jurnal Internasional Teknologi Berkembang di

Pembelajaran, 15(5), 202–211. https://doi.org/10.3991/IJET.V15I05.11266

Wahyudi, W., & Winanto, A. (2018). Pengembangan Model Blended Learning Berbasis Proyek (PjB2L) To

Meningkatkan Kreativitas Guru Prajabatan SD. Jurnal Sains dan Teknologi Pendidikan (EST),

4(2), 91.https://doi.org/10.26858/est.v4i2.5563

Waluya, S., & Wiyono, A. (2015). Pengaruh media pembelajaran menggunakan program Sketchup terhadap

kemampuan menggambar proyeksi prtogonal siswa di smk negeri 2 Surabaya. Jurnal Kajian Pendidikan

Teknik Bangunan (JKPTB), 3(3), 57–74.

Watson, J., Powell, A., Staley, P., Patrick, S., Horn, M., Fetzer, L., Hibbard, L., Oglesby, J., Verma, S.,

Pendidikan, M., C, TOC-INB, Kuehn, BL, Ed, D., Archibald, D., Barbour, MK, Leary, H.,

Wilson, EV, & Ostashewski, N. (2020). Pendidikan guru dan pembelajaran online K-12. INACOL, Itu

Asosiasi Internasional untuk Pembelajaran Online K-12, 1-20 Juli .

Putih, C. (2020). Menggunakan Media Sosial di Arena Siber: Globalisme, Nasionalisme, dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Penelitian Ilmu Sosial dan Teknologi, 5(1), 1-21. https://doi.org/10.46303/ressat.05.01.1

Williams, T., McIntosh, R., & Russell, W. (2021). Kesetaraan dalam Pendidikan Jarak Jauh Selama COVID-19. Riset

dalam Ilmu Sosial dan Teknologi, 6(1), 1-24. https://doi.org/10.46303/ressat.2021.1

234
Machine Translated by Google

Jurnal Internasional Pendidikan Matematika, Sains, dan Teknologi (IJEMST)

Winaryati, E. (2018). Penilaian Kompetensi Siswa Abad 21. Seminar Nasional Edusainstek FMIPA UNISMUS

2018, 6(1), 6–19. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/viewFile/4070/3782

Yulianto, S. (2015). Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Gambar Teknik di SMK Negeri 2 Yogyakarta.

Yusnaeni, Y., Corebima, AD, Susilo, H., & Zubaidah, S. (2017). Pemikiran kreatif siswa akademik rendah

menjalani pencarian pemecahan, membuat dan berbagi pembelajaran yang terintegrasi dengan strategi metakognitif. Internasional

Jurnal Instruksi, 10(2), 245–262. https://doi.org/10.12973/iji.2017.10216a

Yustina, Syafii, W., & Vebrianto, R. (2020). Pengaruh pembelajaran campuran dan pembelajaran berbasis proyek pada pra-

mengabdi kemampuan berpikir kreatif guru biologi melalui pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19.

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. https://doi.org/10.15294/jpii.v9i3.24706

Yusuf Sukman, J. (2017). Model Evaluasi Program Dalam Penelitian Evaluasi. Jurnal Ilmiah Penjas, 4(1), 9-15.

Zarah, J., No, V., No, JB, Kasihan, K., & Yogyakarta, DI (2021). Posisi Keterampilan Berpikir Kritis Dan

Keterampilan Berpikir [Kedudukan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif dalam Sains]. Jurnal

Zarah, 9(1), 8–14.

Zubaidah, S., Fuad, NM, Mahanal, S., & Suarsini, E. (2017). Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa

melalui Inkuiri Sains Diferensiasi yang terintegrasi dengan peta pikiran. Jurnal Pendidikan Sains Turki,

14(4), 77–91. https://doi.org/10.12973/tused.10214a.

Informasi penulis

R. Mursid Abdul Hasan Saragih

https://orcid.org/0000-0002-4049-5322 https://orcid.org/0000-0001-9533-4422

Universitas Negeri Medan Universitas Negeri Medan


Indonesia Indonesia

Email kontak: mursid@unimed.ac.id

Rudi Hartono

https://orcid.org/0000-0002-3013-0178

Universitas Ibnu Khaldun Bogor


Indonesia

235

Anda mungkin juga menyukai