id/ekombis/article/view/2882/1805
BAB I
PENDAHULUAN
sedang, kecil dan rumah tangga. Industri besar yang menampung banyak pekerja
dan berdaya saing tinggi serta memiliki tingkat investasi yang memadai dari
berbagai pihak. Industri kecil menjadi wadah usaha bagi masyarakat dan juga
adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi dan
bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi
tertentu dan mempunyai catatan administrasi yang berkaitan dengan produksi dan
struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha
tersebut. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) industri terbagi dalam 4 (empat)
1
2
golongan. Pertama, industri besar yang mempunyai sekitar >100 tenaga kerja.
Kedua, industri sedang yang mempunyai 20-99 tenaga kerja. Ketiga, industri kecil
3
yang mempunyai 5-19 tenaga kerja. Keempat, industri rumah tangga yang
mempunyai 1-4 tenaga kerja. Disamping itu juga perbedaan yang signifikan
terdapat pada omzet tahunan, kekayaan aset, pembinaan usaha serta pajak yang
dikenakan.
pemerintah yang dalam hal ini lebih menekankan pada sektor industri kecil
pelaku-pelaku usaha mandiri. Melalui ini juga diharapkan mampu memajukan dan
suatu industri juga merupakan suatu langkah kongkrit guna melahirkan solusi
yang tepat oleh masyarakat dalam berkreatifitas dan menciptakan nilai produksi
dengan model-model atau barang yang bernuansa seni, unik, eksotis, motif dan
kreasi, baik berupa makanan ataupun benda (Sukirno, 2011). Sektor industri di
masyarakat lebih dikenal dengan sebutan UMKM (Usaha Mikro dan Kecil
rakyat. Saat ini, UMKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah
pedesaan. Disamping itu peran UMKM semakin penting yaitu sebagai salah satu
Menurut data Dinas Koperasi, UMKM & Tenaga Kerja Kota Palu UMKM
Tahun 2019 tersebar di 8 kecamatan yang terdiri dari 47 kelurahan di Kota Palu.
4
Jumlah UMKM di Kota Palu sebanyak 5.568. Jumlah sebaran UMKM paling
banyak terdapat di Kecamatan Palu Barat sebanyak 1374 dan sebaran UMKM
paling sedikit terdapat di Kecamatan Palu Timur sebanyak 242. Industri Kecil dan
pada data di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (UPT Metrologi) Kota Palu
bahwa dari beberapa kerajinan yang di pilih masyarakat, cabang industri kerajinan
YTDL (yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain) memiliki peminat paling
tinggi.
Berangkat dari uraian di atas terkait UMKM dan IKM, jika kita lebih
masuk kedalam dunia industri akan kita temukan pelaku usaha kreatif yang
kreatifitas yang lebih maksimal dilakukan di rumah sendiri yang biasa disebut
secara dinamis para pelaku usaha senantiasa mengeluarkan ide-ide kreatif dan
para pelaku usaha mampu menopang kehidupan ekonomi mereka sendiri. Industri
usaha rumah tangga atau home industry terus mengeluarkan produk yang
Konsep home industry juga termasuk peluang bisnis mandiri serta sebagai
satu badan usaha yang tidak berbentuk badan hukum. Home industry lebih
Berbagai macam home industry yang mulai merajai pasar online atupun
offline dalam kurun waktu belakangan ini menghasilkan olahan rumah tangga
dalam bentuk makanan, barang bahkan jasa. Semisal produk yang ditawarkan
berupa makanan mencakup olahan makanan ringan dan makanan berat lauk
pendamping nasi dan jajanan sejenisnya. Jasa yang ditawarkan dalam usaha home
industry berupa jasa pelayanan cuci kendaraan, cuci pakaian (laundry), jasa
penulisan, jasa pengeditan brosur/video serta masih banyak jasa yang berkembang
yang dibangun mandiri oleh pelaku usaha perorangan atau kelompok. Penawaran
produk barang pada tingkat home industry juga sangat menarik perhatian. Dari
barang rumah tangga, kantor, sekolah serta barang yang diperlukan sebagai
pemenuhan selera dan permintaan pasar pada suatu peristiwa yang memberikan
kesan tertentu. Apresiasi terhadap hal tersebut dianggap penting untuk sebagian
orang, sehingga membuat pelaku usaha atau orang-orang yang mempunyai jiwa
Industri rumah tangga atau lebih spesifik kepada home industry ini mampu
berharga tersebut dapat dikenang dengan indah dan mempunyai nilai estetik di
rupa menjadi satu produk yang bernilai jual yang dapat memenuhi keinginan
konsumen. Dalam beberapa tahun terakhir momen berharga seperti ulang tahun,
perayaan hari penting serta yang paling mencolok adalah momen dikalangan
juga memunculkan satu kesempatan pasar dan mempunyai satu aktivitas produksi
nilainya dengan munculnya berbagai macam bentuk, warna dan kemasan. Produk
buket bunga artifisial (palsu atau tidak alami) pada industri rumah tangga atau
home industry ini dapat memberi kepuasan terhadap konsumen untuk diberikan
buatan tangan (home industry) tersebut menjadikan satu peluang usaha dan
menjadi satu diantara sumber pendapatan. Usaha buket bunga artifisial yang
tersebar di wilayah Kota Palu menyediakan jenis dan cara penyajian yang
beragam serta memiliki nilai jual yang fleksibel tergantung ukuran, bahan, proses
40 usaha buket bunga yang tersebar di Kota Palu namun data tersebut nantinya
akan diolah berdasarkan fokus produk yang hendak diteliti. Buket bunga artifisial
sendiri merupakan produk kerajinan hasil rangkaian tangan dari barang setengah
jadi menjadi barang jadi yang siap diperjual belikan. Usaha tersebut menciptakan
peluang bisnis yang menjanjikan jika ditekuni dengan baik. Perbandingan usaha
buket bunga di Kota Palu masih tergolong baru dan jauh dibawah dibanding usaha
buket bunga artifisial yang tersebar di kota besar lainnya di Indonesia. Produksi
buket bunga yang masih minim dan persaingan pasar yang kuat mengikuti tren
zaman membuat para pemilik home industry tersebut memutar otak untuk
selalu membuat inovasi karya yang terbaru serta meningkatkan faktor pendukung
7
bagian pemasarannya.
tenaga untuk dijalankan, dari penyesuaian mode terkini lahirlah banyak varian
model buket bunga terbaru yang membuat para pelaku usaha tersebut harus
banyaknya. Pemilik usaha buket bunga ini harus mengetahui benar perencanaan
tersebut dengan baik. Olehnya penulis terdorong untuk melakukan penelitian pada
industri serta referensi bagi peneliti lain terkhusus home industry atau
industri rumah tangga, selain itu sebagai bahan perbandingan antara teori
tangga atau home industry serta mengenalkan produk buket bunga bagi
khalayak umum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
peneliti terdahulu sangat penting bagi peneliti untuk digunakan sebagai bahan
penelitian kali ini. Beberapa penelitian yang terkait dengan bahasan pada
usaha mikro kecil menengah Toko Bunga “Cindy” di Jl. Kayoon Utara No. 12
menganalisis strategi bisnis yang digunakan oleh Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) Toko Bunga “Cindy” yang berlokasi di Jl. Kayoon Utara No.12,
konsep-konsep teori yang ada serta menggunakan teknik pengambilan data secara
SWOT, penelitian ini menunjukkan bahwa hasil strategi bisnis Usaha Mikro Kecil
merintis usahanya. Strategi produksi penjualan produk yang siap jual dan
9
10
karyawan terdiri dari 7 (tujuh) laki-laki dan 3 (tiga) perempuan dengan upah
mempunyai saluran distribusi, selain itu strategi pemasaran Toko Bunga “Cindy”
bunga (studi kasus pada Florist Kalisari Semarang). Penelitian ini bertujuan untuk
data deskriptif dengan teknik analisis regresi berganda serta menggunakan metode
diperoleh penerimaan bersih sebesar Rp.3.607.860,- pada kios dengan luas rata-
rata 32,20 m2. Dari penggunaan faktor produksi tersebut diperoleh rata-rata
produksi rangkaian bunga sebanyak 181 unit. Penggunaan bunga dan persediaan
bunga yang paling banyak adalah bunga Mawar, kemudian Krisan, sedangkan
11
untuk daun yang banyak adalah leather leaf dan daun mangkokan. Hasil analisis
regresi menunjukkan bahwa dari keseluruhan variabel, biaya penyusutan alat dan
potong krisan pada Ningsih Florist di Kota Tomohon. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis nilai tambah bunga potong krisan pada Ningsih Florist di
Kota Tomohon. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini secara
deskriptif kuantitatif dengan sumber data primer hasil observasi dan wawancara
dan layak untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil analisis nilai tambah, dalam
satu kali produksi pada bulan April 2015 diperoleh nilai tambah bruto sebesar
Rp.16.729.984,- nilai tambah netto Rp.16.683.734,- nilai tambah per bahan baku
Rp.3.249,-/tgk. Sementara nilai tambah yang dimiliki setiap item rangkaian bunga
papan Rp.115.140/item.
persediaan bahan baku bunga krans pada usaha bunga plastik dengan
total persediaan minimum menurut EOQ dan EPQ. Metode analisis yang
sumber memilih sumber data primer sebagai fokus utama pada penelitian. Hasil
masing-masing jenis bunga K5, K6 dan K10 yaitu 205,88 lusin, 220,09 lusin dan
266,96 lusin dengan biaya optimal semua jenis bunga sebesar Rp.125.476.400,-.
Sedangkan produksi optimal menurut metode EPQ untuk jenis bunga K5, K6 dan
K10 masing-masing sebesar 206,16 lusin, 220,4 lusin dan 267,32 lusin dengan
Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bertujuan untuk
Meunasah Papeun, serta kekuatan usaha, tantangan dan ancaman yang dihadapi
Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar. Metode analisis yang
tren linier periodik. Data penelitian menggunakan data primer hasil observasi dan
ancaman yang dihadapi usaha ini adalah kurangnya pemasaran jaringan seperti
Papeun Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar yang terus
meningkat dari hasil perhitungan trend linier periodik yang menjelaskan dalam
lima tahun ke depan akan terjadi peningkatan penjualan produk pada usaha ini.
Tabel 2.1
Matriks Review Penelitian Terdahulu Yang Terkait Fokus Penelitian
Metode
No Nama Penulis Judul Penelitian Hasil Penelitian
Analisis
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Januarwati, Rita, Analisis Strategi Analisis Penelitian ini menunjukkan bahwa dari hasil strategi bisnis Usaha Mikro
Poernomo (2014) Bisnis Usaha Mikro Kualitatif Kecil Menengah (UMKM) yang diamati memberi kesimpulan dalam 4
Kecil Menengah Toko Deskriptif strategi dalam merintis usahanya. Strategi produksi penjualan produk yang
Bunga “Cindy” Di Jl. siap jual dan berdasarkan pesanan, strategi keuangan yang memiliki modal
Kayoon Utara No. 12 berdasarkan tabungan pribadi sebanyak Rp. 5.000.000,- dengan keuntungan
Gentengkali-Surabaya per bulan sekitar Rp. 45.000.000,- namun belum memiliki pencatatan yang
teratur, strategi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang memiliki
10 (sepuluh) orang karyawan terdiri dari 7 (tujuh) laki-laki dan 3 (tiga)
perempuan dengan upah Rp.75.000/hari, strategi pemasaran yang hanya
bermodalkan konsumen datang langsung ke toko dengan pemilihan tempat
yang strategis namun tidak mempunyai saluran distribusi, selain itu strategi
pemasaran Toko Bunga “Cindy” mengutamakan kualitas produk dan model
rangkaian yang bervariasi.
2 Widyaningsih, Analisis Usaha Analisis Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah penerimaan usaha
dkk (2014) Rangkaian Bunga Deskriptif rangkaian bunga sebesar Rp.24.720.000,- dan jumlah rata-rata total biaya
(Studi Kasus Pada sebesar Rp.21.112.140,-/bulan Februari. Penerimaan bersih sebesar
Florist Kalisari Rp.3.607.860,- pada kios dengan luas rata-rata 32,20 m2. Dari penggunaan
Semarang) faktor produksi tersebut diperoleh rata-rata produksi rangkaian bunga
sebanyak 181 unit. Penggunaan bunga dan persediaan bunga yang paling
banyak adalah bunga Mawar, kemudian Krisan, sedangkan untuk daun yang
banyak adalah leather leaf, dan daun mangkokan. Hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa dari keseluruhan variabel, biaya penyusutan alat dan
investasi berpengaruh nyata positif terhadap penerimaan bersih usaha
rangkaian bunga sedangkan biaya tenaga kerja berpengaruh nyata negatif.
14
(1) (2) (3) (4) (5)
3 Tololiu, dkk Analisis Nilai Tambah Analisis Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan usaha Ningsih Florist
(2016) Bunga Potong Krisan Deskriptif setiap bulannya rata-rata menghabiskan ±5.148 tangkai bunga krisan dengan
Pada Ningsih Florist Kuantitatif penerimaan mencapai Rp.66.040.000,-. Usaha rangkaian bunga krisan pada
Di Kota Tomohon Ningsih Florist secara keseluruhan dapat memperoleh keuntungan dan layak
untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil analisis nilai tambah, dalam satu
kali produksi pada bulan April 2015 diperoleh nilai tambah bruto sebesar
Rp.16.729.984,- nilai tambah netto Rp.16.683.734,- nilai tambah per bahan
baku Rp.3.249,-/tgk. Sementara nilai tambah yang dimiliki setiap item
rangkaian bunga yaitu bunga korsase memiliki nilai tambah Rp.4.424/item,
bunga tangan Rp.212.249/item, bunga meja Rp.914/item, bunga krans
Rp.8.615/item, dan bunga papan Rp.115.140/item.
4 Tipaka, dkk Analisis Pengendalian Analisis Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemesanan ekonomis menurut metode
(2017) Persediaan Bahan Deskriptif EOQ untuk masing-masing jenis bunga K5, K6 dan K10 yaitu 205,88 lusin,
Baku Bunga Krans Kuantitatif 220,09 lusin dan 266,96 lusin dengan biaya optimal semua jenis bunga
Pada Usaha Bunga sebesar Rp.125.476.400,-. Sedangkan produksi optimal menurut metode
Plastik Dengan EPQ untuk jenis bunga K5, K6 dan K10 masing-masing sebesar 206,16
Menggunakan Metode lusin, 220,4 lusin dan 267,32 lusin dengan biaya optimal untuk semua jenis
Economic Order bunga sebesar Rp.125.336.630,-.
Quantity Dan Metode
Economic Production
Quantity
15
(1) (2) (3) (4) (5)
5 Lismayeni, dkk Analisis Peluang Dan Analisis Hasil penelitian menunjukkan bahwa peluang dan kekuatan
(2020) Prospek Deskriptif Handbouquetflow di Desa Meunasah Papeun ditentukan oleh kebutuhan,
Pengembangan Usaha pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan masyarakat, penjualan
Handbouquetflow Di praktis dengan pemasaran online, peningkatan permintaan dan harga yang
Desa Meunasah terjangkau. Sedangkan kelemahan dan ancaman yang dihadapi usaha ini
Papeun Kecamatan adalah kurangnya pemasaran jaringan seperti promosi, keterbatasan dana,
Krueng Barona Jaya meningkatnya persaingan usaha sejenis, dll. Sementara itu, prospek
Kabupaten Aceh Besar pengembangan usaha Handbouquetflow di Desa Meunasah Papeun
Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar yang terus
meningkat dari hasil perhitungan trend linier eriodic yang menjelaskan
dalam lima tahun ke depan akan terjadi peningkatan penjualan produk pada
usaha ini.
Sumber: Januarwati, Rita, Poernomo (2014); Widyaningsih, dkk (2014); Tololiu, dkk (2016); Tipaka, dkk (2017); Lismayeni, dkk
(2020).
16
17
2.2.1 Industri
Dapat pula dikatakan ekonomi sebagai bidang kajian dalam menaikkan taraf
kesejahteraan hidup masyarakat dalam proses kegiatan transaksi dan dalam bentuk
pendapatan.
dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Menjadi tugas sebagian
masyarakat lainnya dengan mengolah sumber daya alam menjadi bahan konsumsi
atau bahan yang memenuhi kebutuhan tersebut. Bidang ekonomi melebar menjadi
bahwa industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
seseorang bekerja. Disamping itu industri juga dikenal sebagai kegiatan ekonomi
18
yang melakukan kegiatan mengubah bahan dasar (bahan mentah) menjadi barang
jadi ataupun setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi
barang yang lebih tinggi nilainya, baik secara mekanis, kimiawi dengan mesin
yang terletak pada suatu tempat tertentu yang meletakkan kegiatan untuk
ekonomi yang mengolah bahan-bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi
atau barang jadi menjadi barang yang bernilai tinggi, selaras dengan hal tersebut
guna menambah nilai barang yang diolah dari bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi menjadi barang jadi yang siap dikonsumsi oleh masyarakat.
beberapa macam. Seperti industri yang berdasarkan bahan baku yang terdiri dari
yang berdasarkan tenaga kerja yaitu industri rumah tangga, industri kecil, industri
sedang dan industri besar. Merujuk pada pendapat para ahli tersebut penelitian ini
memilih untuk membicarakan secara detail pada industri yang berdasarkan tenaga
kerja. Industri kecil terkhusus industri rumahan (home industry) dalam bentuk
kerajinan tangan.
19
(industri rumahan) atau industri rumah tangga adalah suatu unit usaha yang tidak
berbentuk badan hukum dan dilaksanakan oleh seseorang atau beberapa orang
anggota rumah tangga yang mempunyai tenaga kerja sebanyak empat orang atau
kurang, dengan kegiatan mengubah bahan dasar menjadi barang jadi atau setengah
jadi atau dari yang kurang nilainya menjadi yang lebih tinggi nilainya dengan
tujuan untuk dijual atau ditukar dengan barang lain dan ada satu orang anggota
Menurut Masyhuri dan Zainuddin (2008) ada beberapa hal yang mampu
diantaranya ialah memiliki banyak waktu luang bersama keluarga yang mampu
yang relatif kecil serta efektivitas dalam bekerja dapat ditentukan sendiri, dapat
dikatakan pekerjaan yang dilakukan dapat dikerjakan kapan saja sesuai waktu
yang ditentukan. Menjalani bisnis rumahan juga bisa diartikan sebagai proses
menanam aset kepada keluarga, jika bisnis tersebut berhasil dan terus
menopang segala kebutuhan primer dan sekunder bagi diri sendiri dan keluarga.
Memulai bisnis rumahan juga mampu menjadi ladang pelajaran hidup bagi
pemimpin dalam bisnis tersebut harus mampu menjadi orang yang dewasa,
tantangan zaman. Diperlukan keahlian khusus dan kreatifitas tidak terbatas untuk
meningkatkan efisiensi ekonomi dalam penyerapan sumber daya yang ada serta
Rangkaian bunga atau kerap dikenal dengan sebutan buket bunga ialah
kumpulan dari beberapa jenis bunga dan dedaunan yang disusun dalam bentuk
yang kreatif. Keberadaannya diperlukan pada saat perayaan tertentu yang mampu
menjadi simbol atas kesan yang diberikan kepada pemberi buket bunga.
kreatif. Karangan bunga dapat diatur untuk dekorasi rumah atau bangunan umum,
atau dapat digenggam. Karangan bunga sering diberikan untuk acara-acara khusus
bunga telah dikenal jauh pada masa periode klasik dengan banyak ditandai dengan
terakhir untuk menghormati keluarga sanak saudara yang telah meninggal dunia.
dan pahlawan.
Menurut Wikipedia bahwa praktik kuno masih bertahan hingga saat ini,
misalnya Ikebana yaitu seni merangkai bunga dari Jepang dan ditemukannya buku
tertua tentang merangkai bunga berbahasa Jepang sejak Tahun 1445. Merangkai
bunga dikenal sebagai bentuk seni yang dibawa ke Jepang oleh para biksu
berdasarkan prinsip bahwa hidup itu suci, termasuk kehidupan tumbuhan, olehnya
Rangkaian bunga tersebut dikenal dengan sebutan floral design, yaitu seni
yang menggunakan material floral seperti bunga, daun, batang, ranting hingga
akar untuk menciptakan komposisi yang indah dan seimbang dengan pengaturan
warna dan terus memperhatikan proporsi dari setiap karya yang dibuat. Floral
design memiliki beberapa style contohnya seperti american style, jerman style,
europe style, ikebana style, dan lain-lain yang masing-masing memiliki ciri
khususnya. Selain rangkaian bunga, floral designer juga membuat flower to wear
Industri rumah tangga terkhusus usaha buket bunga di Kota Palu mulai
Home industry buket bunga tidak hanya menjamur di Kota Palu saja, namun
sebuah bisnis. Biaya produksi dapat dikatakan sebagai proses pengeluaran yang
sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Selaras dengan hal
dikorbankan yang bermanfaat secara ekonomis. Suatu barang atau jasa diproduksi
pada suatu perusahaan tentu memiliki faktor-faktor yang terkait satu dan yang
lainnya. Artinya nilai suatu produk tergantung pada nilai faktor produksi yang
(output) dengan nilai faktor produksi (input) dalam proses produksi kerap disebut
Q = f (K,L,R,T)
Keterangan:
Q = Output (Quantitas/Jumlah Produksi)
K = Modal
L = Tenaga Kerja
R = Kekayaan Alam
T = Teknologi
dapat dijabarkan bahwa barang atau jasa yang dihasilkan (Q) merupakan akibat
23
dari masukan (K,L,R,T) yang di proses untuk menghasilkan suatu barang produk
berikut:
c. Biaya overhead pabrik, yaitu biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan
baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, tetapi membantu dalam
demikian di dalam jangka pendek ada biaya yang harus dikeluarkan untuk
faktor produksi tetap (Fixed Cost atau FC) dan ada biaya yang harus
Adapun beberapa istilah dalam teori biaya produksi yaitu sebagai berikut:
24
dan VC pada suatu home industry buket bunga di Kota Palu yang berfokus
Tabel 2.2
Daftar FC dan VC
No Biaya Tetap (FC) Biaya Variabel (VC)
1 Gunting Batang/Kawat Bunga Palsu/Bunga Artifisial
2 Gunting Kertas Tangkai/Daun Artifisial (Pelengkap)
3 Pisau Selotip Perekat Bunga
4 Tang Kertas Bunga/Wrapping
5 Stapler Busa Bunga/Gabus
6 Pistol Lem Tembak Pita
7 Kawat Selotip
8 Handphone Isian Stapler
9 Laptop Isian Lem Tembak
10 Print Parfum
11 Tinta Print Sedotan
12 - Data/Jaringan
13 - Label Nama (name tag)
Sumber: Hasil Observasi, 2021
c. Biaya Total (Total Cost atau TC)
Biaya total adalah seluruh biaya tetap dan biaya variabel yang
periode tertentu. Biaya total diperoleh dari total biaya tetap ditambah total
TC=TFC +TVC
25
Keterangan:
TC = Total Cost (Biaya Total)
TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)
TVC = Total Variable Cost (Total Biaya Variabel)
Biaya tetap rata-rata diperoleh dari hasil bagi antara total biaya tetap dan
TFC
AFC=
Q
Keterangan:
AFC = Average Fixed Cost (Biaya Tetap Rata-Rata)
TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)
Q = Quantity (Jumlah output yang dihasilkan dari
penggunaan sejumlah total biaya tetap tertentu)
dihasilkan. Jika barang yang dihasilkan semakin banyak, maka AFC akan
pada unit produksi yang banyak AFC akan terlihat besar, sedangkan pada
dihasilkan. Biaya variabel rata-rata diperoleh dari hasil bagi antara total
TVC
AVC=
Q
Keterangan:
26
suatu output tertentu. Biaya total rata-rata dapat diperoleh dengan beberapa
cara, yaitu membagi antara biaya total dan kuantitas produk yang
TC
ATC= =AFC + AVC
Q
Keterangan:
ATC = Average Total Cost (Biaya Total Rata-Rata)
TC = Total Cost (Biaya Total)
Q = Quantity (Kuantitas/Jumlah Produksi)
AFC = Average Fixed Cost (Biaya Tetap Rata-Rata)
AVC = Average Variable Cost (Biaya Variabel Rata-Rata)
jangka panjang akan berbicara konsep yang dimana semua biaya yang dikeluarkan
akan dianggap sebagai biaya variabel (variable cost). Disamping itu juga
dalam biaya produksi jangka panjang tidak lagi dibedakan antara biaya tetap dan
biaya yang berubah. Adapun biaya yang termasuk kedalam biaya produksi jangka
panjang diantaranya biaya total (TC), biaya variabel (VC), biaya rata-rata (AC)
Adapun biaya yang relevan dalam biaya produksi jangka panjang dapat
diperoleh dari membagi biaya total jangka panjang dengan jumlah output
LTC
LAC =
Q
Keterangan:
LAC = Biaya Rata-Rata Jangka Panjang
LTC = Biaya Total Jangka Panjang
Q = Jumlah Output
penambahan produksi sebanyak satu unit. Biaya total jangka panjang sama
ΔLTC
LMC=
ΔQ
Keterangan:
LMC = Biaya Marginal Jangka Panjang
ΔLTC = Perubahan Biaya Total Jangka Panjang
ΔQ = Perubahan Jumlah Output
sebagai berikut:
LTC = LVC
Keterangan:
LTC = Biaya Total Jangka Panjang
LVC = Biaya Variabel Jangka Panjang
1. Modal
pengaruh kuat dalam mendapatkan produktivitas atau output, secara makro modal
atau capital untuk mengacu pada stok berbagai peralatan dan struktur yang
akumulasi barang yang dihasilkan di masa lalu yang sedang digunakan pada saat
ini memproduksi barang dan jasa yang baru. Modal antara lain peralatan, mesin,
berdasarkan sumbernya terbagi menjadi 2 yaitu modal sendiri dan modal asing.
Modal sendiri ialah modal yang bersumber dari perusahaan sendiri, sedangkan
29
modal asing bersumber dari luar perusahaan. Kemudian modal yang berdasarkan
Modal individu ialah modal yang bersumber dari perorangan dan hasilnya
bersumber dari banyak orang dan untuk kepentingan orang banyak. Selanjutnya
modal yang berdasarkan sifatnya, terbagi menjadi modal tetap dan lancar. Modal
tetap adalah modal yang dapat digunakan lebih dari satu kali masa produksi
sedangkan modal lancar berarti modal yang habis dalam satu kali proses produksi.
Terdapat modal yang berdasarkan wujudnya yaitu modal konkret dan abstrak,
artinya modal konkret yaitu modal yang jelas wujudnya dan dapat dilihat semisal
gedung, mesin dan peralatan, sedangkan modal abstrak ialah modal yang tidak
keahlian karyawan dan hak cipta. Terakhir adalah modal yang berdasarkan
bentuknya yaitu uang sebagai modal berupa dana dan barang sebagai modal
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja menjadi poin penting dalam menjalankan bisnis, apakah itu
dalam bentuk memenuhi faktor produksi dalam membuat suatu produk bahkan
sebuah perusahaan baik besar maupun kecil dapat membuka lapangan pekerjaan
adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
sebagai penduduk dalam usia kerja (15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk
dalam suatu negara yang memproduksi barang dan jasa, jika tidak ada permintaan
terhadap mereka dan jika mereka dalam aktivitas tersebut (Subri, 2003).
Menurut Anwar (1985) bahwa yang dimaksud tenaga kerja ialah seluruh
penduduk yang secara potensial dapat menghasilkan barang dan jasa. Sedang
penduduk yang sudah atau belum bekerja dan atau sedang mencari pekerjaan.
Tenaga kerja yang dimaksud juga mencakup hal-hal dalam melakukan kegiatan
lainnya seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Dapat disimpulkan untuk
tersebut bahwa tenaga kerja ialah penduduk usia muda dan tua yang telah
memenuhi kriteria sebagai tenaga kerja dengan usia yang telah ditetapkan (15-64
tahun) karena pada rentang waktu tersebut manusia telah matang dalam tubuh
dirinya bernilai.
3. Bahan Baku
lainnya guna menunjang produksi kerajinan tangan buket bunga ini. Jika harga
produksi yang dihasilkan untuk menekan biaya produksi dan perusahaan juga
31
dapat memutuskan untuk meningkatkan harga jual output yang dihasilkan. Akan
tetapi jika harga jual meningkat, maka permintaan akan output akan menurun dan
4. Lama Usaha
sebab semakin lama seorang pelaku usaha menjalani bisnisnya maka akan
tersebut, akhinya mampu berencana kedepan dengan baik dan dapat mendulang
Lamanya usaha juga berdampak baik pada pelaku usaha sebab mempunyai
peluang untuk meningkatkan konsumen lebih banyak dari waktu ke waktu, secara
tingkat pendapatan, lama seorang pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan
sehingga dapat menambah efisiensi dan mampu menekan biaya produksi lebih
kecil dari pada hasil penjualan. Semakin lama menekuni bidang usaha
yang mungkin terjadi sebagai konsekuensi atas keputusan yang diambil. Semakin
1. Penerimaan
produk atau jasa ini akan menjadi jumlah kuantitas produksi dan akan dipasarkan
dikonsumsi sendiri maupun diberikan kepada orang lain sebagi upah juga
yang meghasilkan uang tanpa dikurangi dengan total biaya produksi yang
dikeluarkan. Tingkat penerimaan industri kecil atau home industry pada buket
bunga di Kota Palu berhubungan erat pada jumlah produksi yang dihasilkan.
menurun maka tingkat penerimaan yang diterima seorang produsen buket bunga
TR = P.Q
33
Keterangan:
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
P = Price (Harga)
Q = Quantity (Kuantitas/Jumlah Produksi)
sebagai berikut:
TR
AR=
Q
Keterangan:
AR = Average Revenue (Penerimaan Rata-Rata)
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
Q = Quantity (Kuantitas/Jumlah Produksi)
2. Pendapatan
dalam proses produksi. Balas jasa tersebut dapat berupa upah, bunga, sewa,
maupun laba tergantung pada faktor produksi pada yang dilibatkan dalam proses
kerja dengan ketetapan waktu tertentu. Menurut Samuelson dan Nordhaus (2001)
menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah
jumlah keseluruhan pendapatan dan kekayaan keluarga dan terbagi dalam tiga
dengan cara mengurangi berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan
produksi (sumber daya alam, tenaga kerja dan modal) masing-masing dalam
bentuk sewa, upah dan bunga secara berurutan. Masih menurut Sukirno (1983)
bahwa pendapatan bernilai untuk seluruh barang atau jasa yang diproduksi pada
periode waktu 1 (satu) tahun tertentu, jadi untuk memperoleh pendapatan suatu
perusahaan harus melakukan produksi dan menghasilkan produk atau jasa yang
bernilai.
produksi tersebut diartikan sebagai tanda balas jasa buruh, balas jasa kepemilikan
(bunga dan sewa atas barang-barang modal) serta hasil jasa keahlian (Winardi,
atau jasa yang dimilikinya kepada orang lain guna mendapati imbalan atau balas
35
jasa yang telah diupayakan sebelumnya. Untuk dapat mengetahui pendapatan bisa
π = TR – TC
Keterangan:
π = Pendapatan
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
TC = Total Cost (Biaya Total)
yang mampu membuat industri ataupun bisnis tersebut dapat berjalan dengan
sebab menjadi tangga utama untuk mencapai keberhasilan pada usaha tersebut.
faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kecakapan pribadi yang
tersebut terbagi atas tiga unsur penting, yaitu pertama ialah kesadaran diri yang
desakan yang merusak dalam memelihara norma kejujuran dan integritas serta
bertanggung jawab atas kinerja pribadi dan mudah menerima atau terbuka
persoalan memahami dan menangani suatu hubungan secara sosial, terbagi atas
dua unsur penting, yaitu pertama ialah empati yang menyangkut kemampuan
36
ialah keterampilan sosial yang menyangkut taktik atau strategi untuk meyakinkan
silang pendapat untuk tujuan bersama dalam menciptakan sinergi kelompok demi
kepentingan bersama.
orang yang bekerja pada industri perusahaan tersebut dapat bekerja secara
bisnis dapat berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang
bisnisnya sendiri.
kedepannya.
efektif.
tertanam pada diri seorang wirausaha yang sangat berakibat fatal jika tidak
ada niat dan kemauan keras untuk berkomitmen dalam menjalankan usaha.
mampu membuat peralihan setiap waktu, sederhanya mampu membuat solusi atas
keluarnya. Pada kerangka pemikiran ini berisi gambaran atau skema penelitian
yang akan dilakukan berdasarkan hasil masa pembelajaran peneliti dalam masa
studi dan beberapa referensi yang peneliti ambil dari karya tulis yang terkait pada
pokok pembahasan.
menarik konsumen. Dengan melihat perkembangan zaman dan mode masa kini,
suatu perayaan dan kesan dibutuhkan pada saat seseorang berhasil mencapai
semakin maraknya tradisi tersebut juga memunculkan satu kesempatan pasar dan
bentuk, warna dan kemasan serta memunculkan persaingan pasar. Buket bunga
menjadi satu produk yang dapat memberi kepuasan terhadap konsumen untuk
yang dilakukan home industry tersebut menjadikan satu peluang usaha dan
pengembangan dan kinerja dari pekerjaan produk tersebut. Terlebih lagi peneliti
belum menemukan suatu studi kasus yang mengangkat permasalah diatas. Peneliti
faktor produksi lainnya serta menghitung penerimaan dan biaya lainnya hingga
dapat menentukan pendapatan total dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang
Kota Palu.
Biaya Produksi
(FC;VC;TC)
Biaya Produksi,
Penerimaan
Penerimaan Dan
(TR=P.Q)
Pendapatan
Pendapatan
Home Industry
(π = TR–TC)
Buket Bunga
Faktor-Faktor
Pendukung
Perkembangan Industri Penerapan/Mengadaptasi Dari
Metode SWOT, Hanya Untuk
Sampai Mengetahui Fenomena
Dari Faktor Pendukung Dan
Faktor-Faktor Penghambat
Penghambat
Perkembangan Industri
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
BAB III
METODE PENELITIAN
“Analisis Pendapatan Home Industry Buket Bunga di Kota Palu” maka penulis
memilih tipe penelitian deskriptif. Menurut Nazir (1988) bahwa metode deskriptif
merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek,
suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
hasil dan ulasan dari beberapa faktor produksi pada home industry buket bunga di
Kota Palu.
Tengah. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena produk buket bunga di
Kota Palu sendiri masih terkesan baru namun sudah banyak menyita perhatian di
masyarakat dan akhirnya banyak pelaku usaha melirik produk tersebut untuk
artifisial atau buket bunga berbahan plastik karena cuaca ekstrem di Kota Palu
41
42
home industry buket bunga. Alasan peneliti memilih objek tersebut dikarenakan
belum ada penelitian yang mengambil sampel tersebut serta menjadi wadah untuk
Palu.
dengan bilangan atau bentuk angka, sedangkan data kualitatif atau data
angka atau hasil. Adapun data kuantitatif pada penelitian ini adalah biaya
gambar. Data kualitatif penelitian ini berupa nama dan alamat objek
penelitian. Adapun data kualitatif pada penelitian ini adalah hasil observasi
Palu dan Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja Kota Palu serta artikel
lengkap, biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik
Kota Palu sebagai populasi pada penelitian ini. Dari 40 usaha tersebut tidak hanya
menawarkan satu jenis produk buket saja, adapun produk yang ditawarkan seperti
buket bunga asli, buket bunga artifisial/palsu, buket bunga flanel, buket snack
(makanan kecil), buket coklat, buket hijab, buket uang, buket boneka yang
dipadupadankan bersama model buket yang sebelumnya dan masih banyak model
3.4.2 Sampel
Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel pada penelitin ini adalah
dengan tidak berdasarkan random atau acak, daerah atau strata, melainkan
(Arikunto, 2006). Dari populasi sebanyak 40 usaha buket yang tersebar di Kota
Palu, melalui pertimbangan yang akan berfokus pada penelitian produk buket
bunga artifisial yang sekaligus menjadi produk yang banyak diminati oleh
44
pengusaha buket di wilayah Kota Palu. Adapun hasil survei lapangan sebelumnya,
lapangan atau data-data yang dibutuhkan pada penelitian ini diperoleh dari hasil
terlebih dahulu secara langsung melihat kondisi subjek yang akan atau
penelitian ini.
sebagai berikut:
1. Biaya Produksi
TC = FC + VC....................................................(1)
Keterangan:
TC = Total Cost (Biaya Total)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variable Cost (Biaya Variabel)
2. Penerimaan
Menurut Yogi (2006) untuk menghitung penerimaan dapat dihitung
TR = P x Q..........................................................(2)
Keterangan:
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
P = Price (Harga)
Q = Quantity (Kuantitas/ Jumlah Produksi)
3. Pendapatan
Menurut Yogi (2006) untuk menghitung pendapatan dapat
π = TR – TC........................................................(3)
Keterangan:
π = Pendapatan
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
TC = Total Cost (Biaya Total)
46
inspirasi kerja analisis SWOT, karena pada penelitian ini hanya sampai kepada
mengetahui fenomena dari faktor perkembangan dan penghambat dari usaha buket
bunga tersebut, tidak sampai kepada cara perhitungan yang sebenarnya dalam
berikut:
1. Home industry adalah usaha dirumah atau tempat tinggal yang merangkap
dengan ketetapan waktu tertentu dan hasil dari perhitungan total biaya
dikalikan dengan jumlah produksi yang dinyatakan dalam rupiah (Rp) per
bulan.
6. Biaya produksi adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap
dilihat dari gambaran asli di bumi atau posisinya yang digambarkan dalam bola
bumi untuk dibandingkan dengan posisi wilayah lain yang saling berbatasan.
Ketika membahas letak geografis suatu wilayah tentu tidak akan jauh dari
Dijuluki Kota Teluk dan sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tengah, Kota
Palu memiliki luas 395,06 km2 dan berbatasan langsung dengan Kabupaten
Timur, Kabupaten Sigi disebelah Selatan dan Kabupaten Sigi dan Donggala di
sebelah barat.
Pada Tahun 2020, wilayah administrasi Kota Palu terdiri dari 8 wilayah
Palu Utara (29,94 km2), Kecamatan Palu Selatan (27,38 km2), Kecamatan Tatanga
(14,95 km2), Kecamatan Palu Barat (8,28 km 2) dan Kecamatan Palu Timur (7,71
km2). Tabel 4.1 menyajikan luas daerah dan jumlah pulau menurut kecamatan di
48
49
Tabel 4.1
Luas Daerah dan Jumlah Pulau Menurut Kecamatan di Kota Palu
Tahun 2020
Ibukota Persentase Terhadap
Luas 1
Kecamatan Kecamatan Luas Kota
No Total Area 1
Subdistrict Capital of Percentage to
(km2/sq.km)
Subdistric Subdistrict’s Area (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Palu Barat Lere 8,28 2,10
2 Tatanga Pengawu 14,95 3,78
3 Ulujadi Tipo 40,25 10,19
4 Palu Selatan Birobuli Selatan 27,38 6,93
5 Palu Timur Besusu Barat 7,71 1,95
6 Mantikulore Talise 206,80 52,35
7 Palu Utara Mamboro 29,94 7,58
8 Tawaeli Lambara 59,75 15,12
Kota Palu 395,06 100,00
Sumber: Kota Palu Dalam Angka (Palu Municipality in Figures) 2021
Pada Gambar 4.2 peta wilayah kecamatan di Kota Palu pada Tahun 2020,
10 home industry
buket bunga
4.1.1.2 Penduduk
Berdasarkan data publikasi BPS dalam Kota Palu Dalam Angka 2021,
tercatat jumlah penduduk Kota Palu Tahun 2020 mencapai 373.218 jiwa. Terbagi
atas jenis kelamin laki-laki 187.389 jiwa dan jenis kelamin perempuan 185.829
jiwa. Jumlah penduduk tersebut terbagi ke dalam 6 kecamatan dalam Kota Palu,
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan di Kota Palu Tahun 2020
N Jumlah Jumlah Penduduk
Kecamatan
o Kelurahan (Jiwa)
(1) (2) (3) (4)
1 Palu Barat 6 46.435
2 Tatanga 7 52.580
3 Ulujadi 6 35.055
4 Palu Selatan 5 72.059
5 Palu Timur 5 43.318
6 Mantikulore 8 76.745
7 Palu Utara 5 24.458
8 Tawaeli 5 22.568
Kota Palu 47 373.218
Sumber: Kota Palu Dalam Angka (Palu Municipality in Figures) 2021
Usaha buket bunga sendiri masih tergolong usaha baru di Kota Palu.
sama namun berbeda dalam penjualan produknya. Jika toko bunga hanya
menawarkan bunga dan peralatan bunga hias lainnya, industri kecil ini mampu
menawarkan lebih dari pada bunga dan membuat inovasi menjadi produk yang
bertambah nilainya. Usaha rumah tangga yang masuk kedalam industri rumahan
atau rumah tangga ini juga termasuk industri yang cukup menghasilkan, hasil
yang didapatkan berbanding lurus jika ditekuni dengan niat yang baik dan
51
tentunya kerja keras serta kreativitas tinggi untuk membuat dan merangkai produk
mandiri, artinya belum terdaftar oleh pihak pemerintah yang menaungi industri-
industri di Kota Palu seperti industri besar, menengah, sedang dan kecil atau
industri rumah tangga. Transaksi yang dilakukan oleh para pemilik usaha juga
oleh satu sama lain. Namun beberapa kasus juga menjadikan jenis kelamin
usaha buket bunga ini berjenis kelamin perempuan. Seperti yang diketahui
keterampilan dan kreatifitas yang tinggi. Sifat feminim dari seorang perempuan
cenderung kepada hal-hal yang indah, menganut estetika dan nilai-nilai dari suatu
dari suatu keterampilan dan kreatifitas yang dihasilkan, umur yang produktif atau
muda juga berpengaruh penting dalam berkegiatan sehari-hari maupun dalam hal
52
hal-hal baru, tentunya hal-hal tersebut dapat menghasilkan output bagi dirinya
sendiri maupun orang lain. Seseorang yang memiliki umur lebih muda cenderung
akan memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat daripada mereka yang telah
berusia lanjut. Umur juga merupakan modal dasar dalam kehidupan, dalam
banyak jenis pekerjaan standar usia menjadi syarat penerimaan dan menjadi batas
bagi seseorang untuk bekerja. Dalam penelitian ini, umur responden berkisar dari
20 – 35 tahun. Berikut klasifikasi jenis kelamin dan umur responden yang telah
Tabel 4.3
Karakteristik Umur dan Jenis Kelamin Responden Home Industry
Buket Bunga di Kota Palu.
Jumlah (Orang) Persentase
No Umur (Tahun)
L P (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 20 – 25 1 20 75
2 26 – 30 0 6 21,43
3 31 - 35 0 1 3,57
Jumlah 1 27 100
Sumber: Lampiran 6, Data Diolah Kembali (2021)
orang berkisar di umur 26–30 tahun dengan nilai 21,43 persen dan 1 orang
berkisar di antara umur 31–35 tahun dengan persentase sebanyak 3,57 persen
sehingga mencukupi total dari 28 sampel adalah 100 persen. Diantara 28 sampel,
terdapat perbandingan yang cukup signifikan dari jenis kelamin yang di dominasi
Generasi anak muda saat ini lebih banyak memilih untuk bebas berkespresi
seseorang akan menjadi sukses dan berhasil, banyak dari mereka mengandalkan
pendidikan yang tinggi. Namun hal tersebut bukan pula menjadikan kita untuk
kesempatan belajar yang lebih, baik dalam kelas-kelas atau bahkan mampu
membaca kondisi dan kesempatan yang bermanfaat baginya, jelas hal tersebut
pemilik usaha buket bunga artifisial di Kota Palu adalah orang-orang yang masih
dalam usia produktif, yaitu lulusan SMA/SMK sederajat, sedang dalam masa studi
dalam dunia usaha ini namun telah berganti status atau menikah. Berikut disajikan
dalam bentuk tabel data yang didapatkan selama penelitian berlangsung, dapat
Tabel 4.4
Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden Home Industry
Buket Bunga di Kota Palu
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
Terakhir (Orang) (%)
(1) (2) (3) (4)
1 Tamat SMA/SMK/Sederajat 10 35,71
2 Tamat Diploma III 1 3,58
3 Sarjana (S1/S2) 17 60,71
Jumlah 28 100
Sumber: Lampiran 6, Data Diolah Kembali (2021)
dominasi oleh mereka yang telah menyelesaikan studi perkuliahan, yaitu sebanyak
Diploma 1 orang dengan 3,58 persen. Termasuk mereka yang sedang dalam tahap
SMA/SMK/sederajat.
4.1.3.3 Tenaga Kerja dan Lama Usaha Home Industry Buket Bunga
di Kota Palu
Tenaga kerja dalam sebuah industri kecil rumah tangga berkisar dari 1–4
orang. Namun pada faktanya sendiri bahwa dari hasil penelitian yang telah
dilakukan selama beberapa bulan terakhir, sedikit dari banyaknya pemilik usaha
buket bunga di Kota Palu memproduksi sendiri produk buket bunga tersebut.
Biasanya suatu usaha masih belum memikirkan adanya tenaga kerja yang berlebih
disajikan data berupa tenaga kerja home industry buket bunga di Kota Palu, dapat
Tabel 4.5
Karakteristik Tenaga Kerja Home Industry Buket Bunga di Kota Palu
Tenaga Kerja Jumlah Persentase
No
(Orang) (Usaha) (%)
(1) (5) (6) (7)
1 0–1 24 85,71
2 2–3 3 10,71
3 4–5 1 3,58
Jumlah 28 100
Sumber: Lampiran 7, Data Diolah Kembali (2021)
Berdasarkan Tabel 4.5 bahwa usaha yang mempunyai tenaga kerja dari 0-
3 usaha yang mempunyai tenaga kerja sebanyak 2-3 orang dengan persentase
10,71 persen dan 1 usaha yang mempunyai 4-5 tenaga kerja dengan persentase
Tabel 4.6
Karakteristik Lama Usaha Home Industry Buket Bunga di Kota Palu
Lama Usaha Jumlah Persentase
No.
(Tahun) (Usaha) (%)
(1) (2) (3) (4)
1 1–2 20 71,43
2 3–4 5 17,86
3 5–6 3 10,71
Jumlah 28 100
Sumber: Lampiran 7, Data Diolah Kembali (2021)
Berdasarkan Tabel 4.6 bahwa usaha buket bunga di Kota Palu masih
tergolong usaha baru, dilihat dari rata-rata lama usaha ialah yang terbanyak ada 20
usaha yang berada di kisaran 1-2 tahun dengan persentase 71,43 persen.
Kemudian 5 usaha telah beroperasi selama 3–4 tahun dengan persentase 17,86
persen, serta 3 usaha yang cukup lama bertahan di 5–6 tahun dengan persentase
10,71 persen.
56
Modal merupakan satu diantara banyaknya hal penting jika ingin memulai
usaha. Modal berpengaruh kuat dalam hal produktivitas dan output yang
dihasilkan, bisa diantaranya berupa peralatan, bahan baku dan lain sebagainya.
Berikut data penelitian modal responden yang telah dihimpun dalam sebuah tabel,
Tabel 4.7
Modal Usaha Home Industry Buket Bunga di Kota Palu
Modal Usaha Jumlah Persentase
No
(Rp) (Usaha) (%)
(1) (2) (3) (4)
1 100.000 - 599.000 4 14,29
2 600.000 - 1.099.000 9 32,14
3 1.100.000 - 1.599.000 4 14,29
4 1.600.000 - 2.099.000 2 7,14
5 2.100.000 - 2.599.000 3 10,71
6 2.600.000 - keatas 6 21,43
Jumlah 28 100
Sumber: Lampiran 7, Data Diolah Kembali (2021)
sebanyak 9 usaha dengan persentase 32,14 persen. Modal usaha yang paling
persen dan modal usaha yang paling terbesar dimulai dari Rp.2.600.000 sampai
pendapatan home industry buket bunga di Kota Palu yaitu fokus utamanya adalah
produk buket bunga artifisial atau bunga palsu. Proses menganalisis pendapatan
dalam penelitian ini diawali dengan menetapkan biaya-biaya yang terpakai pada
57
saat masa produksi, baik biaya yang bersifat tetap maupun bersifat variabel.
kurun waktu yang ditentukan dikalikan dengan harga yang telah ditetapkan,
tersebut.
Biaya tetap atau fixed cost (FC) biaya yang dikeluarkan pada periode
tertentu dengan jumlah yang tetap dan tidak tergantung pada hasil produksi,
disamping itu biaya tetap juga terpakai sebagai pembiayaan faktor-faktor produksi
yang bersifat tetap. Komponen biaya tetap home industry buket bunga di Kota
Palu terdiri dari biaya penyusutan alat dan sewa bangunan. TFC (Total Fixed
Cost) atau total biaya tetap home industry buket bunga di Kota Palu merupakan
penjumlahan dari biaya penyusutan alat dan biaya sewa bangunan selama satu
periode produksi (satu bulan) dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Komponen Biaya Tetap Home Industry Buket Bunga Di Kota Palu
(Rupiah Perbulan)
No Komponen Biaya Tetap Jumlah (Rp)
(1) (2) (3)
1 Penyusutan Alat 34.448.421
2 Sewa Bangunan 18.516.667
Jumlah 52.965.088
Sumber: Lampiran 8, Data Diolah Kembali (2021)
Berdasarkan Tabel 4.8 bahwa komponen biaya tetap home industry buket
bunga di Kota Palu berdasarkan hasil penelitian terdiri dari penyusutan alat
Rp.18.516.667,- dalam satu periode produksi (satu bulan). Total biaya tetap pada
58
home industry buket bunga di Kota Palu dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai
berikut:
Tabel 4.9
Total Biaya Tetap Home Industry Buket Bunga Di Kota Palu
(Rupiah Perbulan)
Jumlah Q TFC
Interval Q
Usaha (Unit) (Rp)
(1) (2) (3) (4)
20 – 49 15 525 18.744.587
50 – 79 7 489 16.201.001
80 – 109 2 200 5.942.250
110 – 129 2 240 5.437.583
130 – 159 2 290 6.639.667
Jumlah 28 1.744 52.965.088
Rata-Rata 1 62 1.891.610
Sumber: Lampiran13, Data Diolah Kembali (2021)
Berdasarkan Tabel 4.9 bahwa total biaya tetap (TFC) pada 28 responden
home industry buket bunga di Kota Palu sebesar Rp.52.965.088,- dengan rata-rata
alat menjadi sumber biaya tetap terbesar yaitu Rp.34.448.421,- kemudian biaya
Biaya variabel atau variable cost (VC) adalah biaya yang dikeluarkan
dengan besaran yang dapat berubah-ubah sesuai dengan jumlah produk yang
dihasilkan. Komponen biaya variabel home industry buket bunga di Kota Palu
terdiri dari biaya listrik, biaya belanja bunga artifisial, biaya alat dan bahan
pelengkap, biaya upah atau gaji pegawai. TVC (Total Variable Cost) atau total
biaya variabel home industry buket bunga di Kota Palu merupakan penjumlahan
dari biaya listrik, biaya belanja bunga artifisial, biaya alat dan bahan pelengkap,
biaya upah selama satu periode produksi (satu bulan) dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.10
Komponen Biaya Variabel Home Industry Buket Bunga Di Kota Palu
(Rupiah Perbulan)
No Komponen Biaya Variabel Jumlah (Rp)
(1) (2) (3)
1 Biaya Listrik 1.400.000
2 Biaya Belanja Bunga Artifisial 24.650.000
3 Biaya Alat & Bahan Pelengkap 31.850.000
4 Biaya Upah Tenaga Kerja 23.500.000
Jumlah 81.400.000
Sumber: Lampiran 9, Data Diolah Kembali (2021)
Pada Tabel 4.10 bahwa komponen biaya variable pada 28 responden home
industry buket bunga di Kota Palu terdiri dari biaya listrik sebesar Rp.1.400.000,-,
biaya belanja bunga artifisial sebesar Rp.24.650.000,-, biaya alat dan bahan
Rp.23.500.000,- dalam satu periode produksi (satu bulan). Total biaya variabel
(TVC) pada home industry buket bunga di Kota Palu dapat dilihat pada Tabel 4.11
sebagai berikut:
Tabel 4.11
Total Biaya Variabel Home Industry Buket Bunga Di Kota Palu
(Rupiah Perbulan)
Jumlah Q TVC
Interval Q
Usaha (Unit) (Rp)
(1) (2) (3) (4)
20 - 49 15 525 20.450.000
50 - 79 7 489 21.550.000
80 - 109 2 200 8.400.000
110 - 129 2 240 11.900.000
130 - 159 2 290 19.100.000
Jumlah 28 1.744 81.400.000
Rata-Rata 1 62 2.907.143
Sumber: Lampiran 13, Data Diolah Kembali (2021)
komponen biaya alat dan bahan pelengkap menjadi sumber biaya variable terbesar
Rp.24.650.000,- biaya upah tenaga kerja sebesar Rp.23.500.000,- dan biaya listrik
sebesar Rp.1.400.000,-
Biaya Total atau total cost (TC) merupakan total biaya keseluruhan yang
dikeluarkan oleh pemilik usaha baik biaya tetap maupun biaya variabel selama
satu periode produksi. Komponen biaya total home industry buket bunga di Kota
Palu terdiri dari total biaya tetap (TFC) dan total biaya variabel (TVC). TC (Total
Cost) atau biaya total home industry buket bunga di Kota Palu merupakan
penjumlahan dari TFC dan TVC selama satu periode produksi (satu bulan) dapat
Tabel 4.12
Biaya Total Home Industry Buket Bunga Di Kota Palu
(Rupiah Perbulan)
Interval Jumlah Q TFC TVC TC
Q Usaha (Unit) (Rp) (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
20 - 49 15 525 18.744.587 20.450.000 39.194.587
50 - 79 7 489 16.201.001 21.550.000 37.751.001
80 - 109 2 200 5.942.250 8.400.000 14.342.250
110 - 129 2 240 5.437.583 11.900.000 17.337.583
130 - 159 2 290 6.639.667 19.100.000 25.739.667
Jumlah 28 1.744 52.965.088 81.400.000 134.365.088
Rata-Rata 1 62 1.891.610 2.907.143 4.798.753
Sumber: Lampiran 13, Data Diolah Kembali (2021)
industry buket bunga di Kota Palu terbagi menjadi dua yaitu biaya tetap sebesar
diperoleh home industry buket bunga di Kota Palu setelah ditambah biaya tetap
61
(fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost) yaitu sebesar Rp.134.365.088 dalam
satu periode produksi (satu bulan) dengan nilai biaya rata-rata yang dikeluarkan
oleh masing-masing home industry buket bunga di Kota Palu sebanyak 28 usaha
yaitu sebesar Rp.4.798.753,- per bulan. Hasil yang diperoleh tersebut berasal dari
yang sepadan atau lebih tinggi dari apa yang telah di keluarkan, sederhananya
Berdasarkan hal tersebut, dari 28 responden tercatat total jumlah produksi buket
bunga artifisial di Kota Palu yaitu sebanyak 1.744 unit/bulan, dengan harga yang
usaha tersebut. Total penerimaan pada 28 home industry buket bunga di Kota Palu
Pendapatan pada 28 responden home industry buket bunga di Kota Palu dapat
Tabel 4.13
Penerimaan dan Pendapatan Home Industry Buket Bunga Di Kota Palu
Dalam Satu Periode Produksi (Rupiah Perbulan)
Jumlah Q TC TR π
Interval Q
Usaha (Unit) (Rp) (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
20 - 49 15 525 39.194.587 46.985.000 7.790.413
50 - 79 7 489 37.751.001 50.335.000 12.583.999
80 - 109 2 200 14.342.250 19.110.000 4.767.750
110 - 129 2 240 17.337.583 25.000.000 7.662.417
130 - 159 2 290 25.739.667 37.145.000 11.405.333
134.365.08
Jumlah 28 1744 178.575.000 44.209.912
8
Rata-Rata 1 62 4.798.753 6.377.679 1.578.925
Sumber: Lampiran 13, Data Diolah Kembali (2021)
Berdasarkan pada Tabel 4.13 bahwa total pendapatan atau keuntungan
pada 28 responden home industry buket bunga di Kota Palu dengan jumlah
adanya kerja keras dan konsistensi serta inovasi yang dilakukan terus menerus
mengikuti tren dan zaman. Pengelolaan produksi dari segi perencanaan serta
administrasi yang dilakukan secara kompak dan tim yang berkualitas menjadikan
Tracy Florist sebagai satu diantara pilihan tempat buket bunga terbaik di Kota
Palu. Pendapatan terendah dimiliki oleh Bevallig Floral Atelier Palu yaitu sebesar
jawab yang dimiliki, sebab dalam kurun waktu terakhir Bevallig Floral Atelier
63
karena sulitnya membagi waktu antara urusan pribadi dan akademik dengan
dalam dunia usaha untuk diketahui pemilik usaha agar dapat mengantisipasi
home industry buket bunga di Kota Palu, terkhusus pada buket bunga artifisial
atau bunga palsu, faktor pendukung utama bagi pemilik usaha yaitu dorongan
serta dukungan dari pihak keluarga (support system). Tidak bisa dipungkiri peran
keluarga adalah hal terpenting dalam hidup ini, entah dalam kepentingan usaha,
selanjutnya yaitu sifat konsistensi ataupun tanggung jawab dari pemilik usaha
yang sejatinya mampu membuat diri sendiri menjadi lebih telaten dalam membuat
ataupun merangkai buket bunga lebih bagus lagi, dengan menjadikan sosial media
menjadi tempat belajar untuk mencari inspirasi terkait model buket bunga seperti
apalagi yang membuat konsumen tertarik terhadap produk yang mereka tawarkan.
64
mengatakan bahwa mereka yang mempunyai kawasan strategis, entah rumah atau
tersebut mampu meraup keuntungan lebih dibanding yang lain. Kawasan tersebut
bisa area dekat kampus ataupun tempat yang biasa dilalui pengguna jalan seperti
menyewa tempat atau toko di pinggir jalan. Namun faktor yang lebih
pengelolaan keuangan serta perencanaan yang menjadi hal utama dalam kegiatan
bunga di Kota Palu, faktor-faktor yang menjadi penghambat bagi pemilik usaha
buket bunga adalah ketersediaan bahan baku seperti bunga artifisial, kertas
wrapping, serta bahan-bahan lainnya yang masih kurang siap di Kota Palu.
Banyak dari mereka yang akhirnya membeli bahan-bahan tersebut di luar kota
Palu menggunakan aplikasi penjualan daring (shopee atau tokopedia) karena lebih
murah dan selalu siap. Kemudian faktor penghambat lainnya adalah seringnya
Istilah home industry atau usaha dirumah adalah tempat tinggal yang
merangkap tempat usaha, baik itu berupa usaha jasa, kantor hingga perdagangan.
Semula pelaku home industry yang memiliki desain ini adalah kalangan
enterpreneur dan profesional, yang sekarang mulai meluas pada kalangan umum,
untuk memiliki lokasi yang strategis dan tempat berkembangnya usaha jenis
yang berperan membuka pola pikir kedepan masyarakat bahwa rumah bukan
hanya sebagai tempat tinggal namun dapat digunakan juga sebagai tempat
Berdasarkan hasil dari penelitian selama lebih kurang dua bulan lamanya
dengan memfokuskan buket bunga artifisial sebagai produk utama yang diteliti.
Proses pembuatan atau merakit buket bunga artifisial umumnya cenderung sulit,
kertasnya, serta item-item yang dirasa mampu menjadikan buket tersebut indah
beberapa aksesoris pelengkap seperti catatan kecil, pita, boneka dan masih banyak
lagi. Satu buah buket bunga ukuran kecil dan menengah dapat diselesaikan kurang
dari satu jam, namun jika ukuran besar dan tingkat kesulitannya juga tinggi
demi hari dengan munculnya berbagai macam bentuk, warna dan kemasan.
Produk buket bunga artifisial (palsu atau tidak alami) pada industri rumah tangga
66
atau home industry ini dapat memberi kepuasan terhadap konsumen untuk
dengan buatan tangan (home industry) tersebut menjadikan satu peluang usaha
Kota Palu bahwa usaha buket bunga artifisial ini cukup menguntungkan. Sebab
dengan proses ujian seminar proposal, seminar hasil dan skripsi. Momentum
Floral Atelier Palu sebesar Rp.200.333,-. Penerimaan serta pendapatan yang telah
67
ditentukan selama satu bulan, jadi untuk hasil penerimaan dan pendapatan diatas
adalah total penerimaan dan pendapatan yang didapatkan pemilik usaha selama
satu bulan.
industry buket bunga di Kota Palu bahwa faktor-faktor pendukung bagi pemilik
terhadap produk yang dijual, tanggung jawab atas usaha yang telah dilakukan dari
awal sampai akhir, kawasan rumah atau tempat yang strategis, kemudahan dalam
ketersediaan bahan baku utama yakni bunga artifisial dan bahan pelengkap
diantaranya kertas bunga (wrapping), busa bunga, pita, dsb yang masih kurang
siap di Kota Palu, kemudian faktor tidak terduga yang menjadi penghambat dalam
perkembangan home industry buket bunga di Kota Palu ialah sikap konsumen
yang sering membatalkan pemesanan produk secara sepihak ataupun tanpa kabar
sama sekali menjadikan penghambat usaha yang kadang membuat pemilik merasa
68
rugi, namun belajar dari hal tersebut, produk yang telah jadi akan dijual kembali
5.1 Kesimpulan
usaha home industry buket bunga di Kota Palu dapat diambil kesimpulan, sebagai
berikut :
1.744 unit buket bunga artifisial selama satu bulan adalah sebesar
5.2 Saran
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti lain untuk
selanjutya.