I Putu Suardana 1*
1
SMK Negeri 7 Konawe Selatan
Jln. Poros Benua-Basala, Desa Benua, Kec. Benua, Kab. Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara
*Email: putusuardana@gmail.com
Received: 06th September, 2020; Revision: 08th October, 2020; Accepted: 07th November, 2020
Abstrak
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Agribisnis Tanaman Sayuran Melalui Pemdekatan IBL (inquiry Based
Learning) pada Kelas XII 4 ATPH SMK Negeri 7 Konawe Selatan Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas yang menggunakan data pengamatan langsung terhadap jalannya proses pembelajaran di kelas.
Dari data tersebut kemudian dianalisis melalui beberapa tahapan dalam siklus-siklus tindakan. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran dengan pendekatan IBL
pada mata pelajaran agribisnis tanaman sayuran khususnya pada pokok bahasan Teknik pemanenan hasil
tanaman (cabe) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII.4 ATPH SMK Negeri 7 Konawe Selatan. Hal
ini ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa. Sebelum penerapan model pembelajaran
dengan pendekatan IBL nilai rata-rata pengetahuan siswa 47.50 dengan ketuntasan 27.91% dan setelah
penerapan model pembelajaran dengan pendekatan IBL menjadi 77.42 dengan ketuntasan klasikal 83.72% pada
siklus I, kemudian meningkat menjadi 87 dengan ketuntasan klasikal 100% pada siklus II. Hasil belajar sikap
siswa mengalami peningkatan dari 76.70 pada siklus I, 78.10 pada siklus II. Sedangkan hasil belajar
keterampilan siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I, dan siklus II, berturut-turut nilai rata-ratanya
adalah 72.09 dan 76.31. Dengan demikian target peneliti telah tercapai.
Kata Kunci: PTK, pendekatan IBL, hasil belajar, SMK
Abstract
Efforts to Improve Learning Outcomes of Vegetable Crops Agribusiness through the IBL Approach (Inquiry-
Based Learning) in Class XII 4 ATPH SMK Negeri 7 Konawe Selatan This research is a classroom action
research using direct observation data on the course of the learning process in the classroom. These data are
then analyzed through several stages in action cycles. Based on the results of the research and discussion, it can
be concluded that the application of the learning model with the IBL approach in the subject of vegetable crop
agribusiness, especially on the subject of harvesting plant products (chilies) can improve the learning outcomes
of class XII.4 ATPH SMK Negeri 7 Konawe Selatan This is indicated by the increase in the average value of
student learning outcomes. Before the application of the learning model with the IBL approach the average
value of students' knowledge was 47.50 with 27.91% completeness and after the application of the learning
model with the IBL approach became 77.42 with 83.72% classical completeness in cycle I, then increased to 87
with 100% classical completeness in cycle II. The learning outcomes of students' attitudes have increased from
76.70 in cycle I, to 78.10 in cycle II. While the results of student skills learning also increased from cycle I and
cycle II, respectively, the average value was 72.09 and 76.31. Thus the research target has been achieved.
Keywords: PTK, IBL approach, learning outcomes, SMK
169
Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran
Volume 1 Nomor 3: 168-176 (2020)
kurikulum 2004 sekarang, hasil belajar siswa minimal 75 dan sekurang-kurangnya 85% dari
meliputi hasil belajar pengetahuan, sikap dan jumlah siswa mampu mencapai batas minimal
keterampilan. Hasil belajar keterampilan siswa tersebut.
berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan
bertindak siswa untuk pelajaran agribisnis METODE PENELITIAN
tanaman sayuran, hasil belajar keterampilan
siswa diperoleh dari hasil pengamatan terhadap Jenis Penelitian
keterampilan siswa ketika melakukan percobaan Penelitian ini merupakan penelitian
atau eksperimen. Sedangkan untuk hasil belajar tindakan kelas yang menggunakan data
sikap siswa, diperoleh dari hasil angket. pengamatan langsung terhadap jalannya proses
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar pembelajaran di kelas. Dari data tersebut
banyak jenisnya tetapi secara umum dapat kemudian dianalisis melalui beberapa tahapan
digolongkan menjadi dua macam yaitu faktor dalam siklus-siklus tindakan.
intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah
faktor yang ada dalam diri individu yang sedang Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 7
belajar sedangkan faktor ekstern adalah faktor
yang ada di luar individu. faktor intern meliputi Konawe Selatan yang beralamat di Jl. Poros
faktor jasmaniah dan faktor psikologis Benua-Basala, Desa Benua, Kec. Benua,
(intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini
kematangan dan kesiapan). dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan
Faktor ekstern meliputi faktor keluarga Febuari 2020.
(cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, keadaan ekonomi keluarga, suasana Subjek Penelitian
rumah, pengertian orang tua), faktor sekolah Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
(metode mengajar, kurikulum, relasi guru kelas XII.4 ATPH SMKN 7 Konawe Selatan
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin yang terdiri dari 16 siswa (11 siswa perempuan
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar dan 5 siswa laki-laki).
belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, tugas rumah) dan faktor masyarakat Prosedur Kerja Penelitian Tindakan Kelas
(kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, Menurut M. Maftuh dalam Zainal Aqip
teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). (2009) prosedur pelaksanaan penelitiaan terbagi
Kata “Inquiry” berasal dari Bahasa Inggris menjadi 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan,
yang berarti mengadakan penyelidikan, pengamatan dan refleksi
menanyakan keterangan, melakukan Tahap perencanaan
pemeriksaan (Echols dan Hassan Shadily, 2003). a. Menyusun RPP pada kompetensi dasar
Sedangkan menurut Gulo (2005) inquiri berarti dengan materi teknik pemanenan hasil
pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. tanaman sayuran (cabe) dengan
Pendekatan IBL adalah suatu pendekatan yang menggunakan media pembelajaran
digunakan dan mengacu pada suatu cara untuk komputer.
mempertanyakan, mencari pengetahuan b. Menyiapkan instrument penelitian untuk
(informasi), atau mempelajari suatu gejala. guru dan siswa.
Pembelajaran dengan pendekatan inquiri dapat c. Menyiapkan sumber belajar yang berupa
menggunakan berbagai macam metode. Apapun materi ajar dan LKS Teknik pemanenan
metode yang dipilih hendaknya tetap hasil tanaman sayuran (teknik pemenenan
mencerminkan ciri-ciri pembelajaran dengan hasil tanaman sayuran (cabe).
pendekatan inquiri. Ada beberapa metode d. Membuat alat evaluasi untuk mengetahui
pembelajaran yang dapat digunakan dengan daya serap siswa dalam memahami konsep
pendekatan inquiri, antara lain: tanya jawab, pembelajaran teknik pemanenan hasil
diskusi, demonstrasi, eksperimen dan lain-lain. tanaman sayuran (teknik pemenenan hasil
Tujuan penelitian ini adalah untuk tanaman sayuran (cabe) dengan bentuk soal
meningkatkan hasil belajar Agribisnis Tanaman esay.
e. Membuat lembar observasi.
Sayuran siswa kelas XII4 SMKN 7 Konawe
Selatan melalui model pembelajaran dengan f. Menyediakan lembar kegiatan siswa untuk
pendekatan IBL dan siswa mampu mencapai mengetahui pendapat siswa mengenai
tujuan pembelajaran dengan mendapat nilai pembelajaran dengan menggunakan media
Dikatakan kurang bervariasi, karena guru bertanya yang dimiliki guru belum maksimal;
mendominasi pembelajaran dengan metode dan (d) pengelolaan kelas kurang optimal.
ceramah dan tidak melibatkan siswa secara aktif. Analisa data hasil tes siklus II dan hasil
Dengan keadaan seperti itu, maka perlu observasi data pengamatan diperoleh hasil
diterapkan metode pembelajaran yang dapat sebagai berikut:
mengaktifkan siswa serta menarik minat siswa. 1. Adanya peningkatan nilai rata-rata hasil
Penerapan model pembelajaran dengan belajar pengetahuan dari pre-tes, siklus I
pendekatan IBL merupakan salah satu strategi maupun siklus II. Rata-rata naik dari 47.50
untuk mengaktifkan siswa, hal ini sesuai dengan menjadi 77.55 pada siklus I kemudian naik
pendapat Suyitno bahwa keterlibatan siswa lagi menjadi 87.00pada siklus II.
untuk turut aktif melalui model pembelajaran 2. Adanya peningkatan ketuntasan belajar
IBL merupakan salah satu indikator keefektifan klasikal dari pre-tes, siklus I, maupun siklus
belajar. II. Ketuntasan belajar klasikal naik dari
Pelaksanaan model pembelajaran dengan 27.91% menjadi 83.72% pada siklus I,
pendekatan IBL diterapkan pada materi Teknik kemudian naik lagi menjadi 100%.
Pemanenan Hasil Tanaman Sayuran (teknik 3. Adanya peningkatan rata-rata hasil belajar
pemenenan hasil tanaman sayuran (cabe)). sikap yaitu dari 76.70pada siklus I naik
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, menjadi 77 pada siklus II.
dengan masing-masing siklus terdiri dari dua 4. Adanya kenaikan rata-rata hasil belajar
kali pertemuan. Pada siklus I materi yang keterampilan siswa, yaitu 72.09 pada siklus
dipelajari adalah Pemanenan Cabe Rawit dan I, dan 78.40pada siklus II.
Penerapannya. sedangkan siklus II materi yang 5. Semua siswa telah aktif dalam percobaan.
dipelajari adalah Pemanenan Cabe Keriting dan 6. Semua siswa telah siap dalam mengikuti
Penerapannya. pembelajaran.
Dari hasil pengamatan pada siklus I terlihat 7. Semua siswa telah serius dalam
bahwa adanya peningkatan nilai rata-rata dari: mengerjakan tes.
1. Hasil belajar pengetahuan dari pre-tes ke
siklus I rata-rata naik dari 47.50 menjadi Setelah melaksanakan pengamatan terhadap
77.55. pelaksanaan pembelajaran di kelas kemudian
2. Untuk ketuntasan belajar adanya diadakan refleksi dari tindakan yang telah
peningkatan ketuntasan belajar klasikal dari dilakukan. Pada tindakan siklus II didapatkan
pre tes ke siklus I. Ketuntasan belajar klasikal hasil bahwa guru perlu meningkatkan dalam hal
naik dari 27.91% menjadi 83.72% pengelolaan waktu.
3. Hasil belajar efektif rata-rata untuk siklus I
adalah 76.70dan ketuntasan klasikal 100%. Hasil Belajar Pengetahuan
4. Bahwa rata-rata hasil belajar keterampilan Penilaian hasil belajar pengetahuan siswa
siswa adalah 72.09 dengan ketuntasan diperoleh dari tes pada tiap akhir siklus. Soal tes
klasikal 100%. siklus yang digunakan untuk mengukur
5. Masih ada beberapa siswa yang belum serius penguasaan kompetensi dan tingkat pemahaman
dalam mengikuti pelajaran (23,26%) siswa sebelum digunakan telah diujicobakan
6. Semua siswa telah aktif dalam percobaan. terlebih dahulu pada siswa kelas dua yang telah
7. Masih ada beberapa siswa yang belum aktif memperoleh materi teknik pemenenan hasil
bertanya (25,58%). tanaman sayuran (teknik pemanenan hasil
8. Masih ada beberapa siswa yang belum aktif tanaman sayuran (cabe). Soal yang tidak
dalam menjawab pertanyaan (39,54%). memenuhi syarat dibuang dan yang memenuhi
9. Semua siswa telah siap dalam mengikuti syarat digunakan.
pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dapat
10. Semua siswa telah serius dalam diketahui bahwa setelah diterapkan model
mengerjakan tes. pembelajaran dengan pendekatan IBL, hasil
belajar pengetahuan siswa mengalami
Pengamatan terhadap guru menghasilkan peningkatan. Nilai rata-rata dari 47.50
siklus I: (a) guru kurang memberi motivasi meningkat menjadi 77.55 pada siklus I,
siswa saat pembelajaran berlangsung; (b) guru 87.00pada siklus II dan meningkat lagi menjadi
kurang membawa siswa untuk mengaitkan 89.77. Peningkatan hasil belajar pengetahuan ini
materi dengan peristiwa kehidupan; (c) teknik juga diiringi dengan peningkatan ketuntasan
belajar secara klasikal yaitu dari 27.91 % yaitu penggunaan pembelajaran Inkuiri
menjadi 83.72% pada siklus I dan meningkat terbimbing mampu meningkatkan hasil belajar,
lagi menjadi 100% pada siklus II. Besarnya baik hasil belajar pengetahuan, sikap, maupun
ketuntasan belajar pada siklus II sudah keterampilan Ketertarikan siswa terhadap
memenuhi target yang ditetapkan dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
indikator keberhasilan yakni sekurang- IBL merupakan salah satu faktor yang
kurangnya 85% siswa mendapat nilai ≥ 65. Pada mempengaruhi hasil belajar siswa.
siklus II sudah terjadi peningkatan dalam Hal ini diperkuat dengan hasil analisis
pembelajaran dan sudah mencapai ketuntasan refleksi siswa Dari hasil angket refleksi siswa
belajar, olehnya itu tidak perlu melakukan siklus terhadap pembelajaran agribisnis tanaman
III. sayuran setelah diterapkan model pembelajaran
dengan pendekatan IBL didapatkan hasil antara
Hasil Belajar Sikap lain untuk siklus I, 100% siswa senang dengan
Penilaian sikap siswa diperoleh dengan suasana pembelajaran, 83.72% siswa senang
melakukan penyebaran angket pada tiap akhir dengan metode yang digunakan guru, 79.09%
siklus. Dari hasil angket tersebut kemudian siswa dapat menerima pelajaran yang diajarkan
dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar dengan mudah. Untuk siklus II, 100% siswa
sikap siswa. Penilaian sikap siswa diukur dari senang dengan suasana pembelajaran, 90.7%
beberapa aspek, meliputi aspek kesadaran diri, siswa senang dengan metode yang digunakan
kecakapan berfikir rasional, kecakapan social guru dan 88.37% siswa dapat menerima
dan kecakapan akademik siswa. pelajaran.diajarkan dengan mudah. Keaktifan
Hasil yang diperoleh terjadi peningkatan siswa terhadap pembelajaran dengan
hasil belajar sikap siswa. Hal ini dibuktikan menggunakan IBL juga dapat mempengaruhi
dengan meningkatnya nilai rata-rata sikap siswa, hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil
yaitu dari 76.70 pada siklus I, meningkat pengamatan dari siklus I sampai siklus II
menjadi 78.10 pada siklus II, dan 80.39. ternyata keaktifan siswa juga mengalami
Sehingga secara klasikal hasil belajar sikap peningkatan.
siswa pada siklus I, siklus II, sudah tuntas. Hal ini sesuai dengan data di atas. Aspek
yang diamati untuk mengukur keaktifan siswa
Hasil Belajar Keterampilan dalam proses pembelajaran meliputi keseriusan
Penilaian keterampilan siswa diukur dari siswa dalam mengikuti pelajaran, keaktifan
pengamatan langsung saat melakukan siswa dalam percobaan, keaktifan siswa dalam
praktikum. Aspek yang diamati adalah mengajukan pertanyaan, keaktifan siswa dalam
keterampilan menyiapkan alat dan bahan, menjawab pertanyaan, persiapan siswa dalam
keterampiolan melakukan percobaan, mengikuti pembelajaran, dan keseriusan siswa
keterampilan membaca hasil percobaan dan dalam mengerjakan tes.
keterampilan mengkomunikasikan hasil Aspek keseriusan siswa dalam mengikuti
pengamatan. pelajaran terjadi peningkatan prosentase jumlah
Berdasarkan hasil terlihat bahwa terjadi siswa dari siklus I sampai siklus II, yaitu 76.74%
peningkatan hasil belajar keterampilan siswa. pada siklus I menjadi 88.37% pada siklus II.
Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai Aspek keaktifan siswa dalam percobaan dan
rata-rata keterampilan siswa yaitu 72.09 pada keseriusan dalam mengerjakan tes telah
siklus I, 78.40 pada siklus II, Peningkatan hasil mencapai 100% untuk kedua siklusnya. Ini
belajar keterampilan ini juga ditandai dengan menunjukkan bahwa semua siswa telah aktif
peningkatan ketuntasan secara klasikal, yaitu dalam percobaan dan telah serius dalam
97.67 % pada siklus I kemudian meningkat mengerjakan tes. Keaktifan siswa dalam
menjadi 100% pada siklus II. Ini berarti bahwa mengajukan pertanyaan juga mengalami
hasil belajar keterampilan siswa baik pada siklus peningkatan, yaitu 74.42% pada siklus I,
I, siklus II, sudah tuntas..Berdasarkan deskripsi menjadi 81.39% pada siklus II. Keaktifan siswa
hasil belajar pada siklus I, siklus II, dalam menjawab pertanyaan juga mengalami
memperlihatkan bahwa penggunaan model peningkatan yaitu 60.46% pada siklus I,
pembelajaran dengan pendekatan IBL dapat meningkat menjadi 81.39% pada siklus II.
meningkatkan hasil belajar agribisnis tanaman Sedangkan persiapan siswa dalam
sayuran siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian mengikuti pembelajaran juga mengalami
terdahulu yang dilakukan oleh Umiyati (2005) peningkatan, yaitu 93.02% pada siklus I menjadi
98,67% pada siklus II. Persiapan siswa ini nilai rata-rata, yaitu untuk siklus I nilai rata-
meliputi persiapandalam mebuat pertanyaan ratanya mencapai 3, untuk siklus II mencapai
yang disertai dengan jawabannya dan persiapan 3.29, Hasil observasi kedua siklus tersebut
dalam membawa sumber belajar. Dari hasil menunjukkan kriteria baik. Pada siklus I guru
observasi tersebut menunjukkan bahwa pada mengalami beberapa kekurangan diantaranya
siklus I masih ada beberapa siswa yang. siap adalah guru kurang memberi motivasi siswa saat
dalam mengikuti pembelajaran, baik dalam pembelajaran berlangsung, guru kurang
menyiapkan tugas maupun membawa sumber membawa siswa untuk mengaitkan materi
belajar. Namun pada siklus selanjutnya semua dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari,
siswa telah menunjukkan kesiapannya dalam teknik bertanya yang dimiliki guru belum
mengikuti pembelajaran. Hal ini dikarenakan maksimal, pengelolaan kelas dan pengelolaan
guru selalu memberikan motivasi kepada siswa waktu kurang optimal. Berdasarkan kekurangan
untuk selalu mempersiapkan hal-hal yang pada siklus I kemudian dilakukan perbaikan
diperlukan dalam proses pembelajaran. pada siklus II. Dari siklus II didapatkan hasil
Adanya peningkatan ketertarikan dan bahwa guru sudah memotivasi siswa saat
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pembelajaran berlangsung yaitu dengan cara
diduga karena siswa memperoleh hal-hal baru mengaitkan materi dengan peristiwa dalam
yang menarik dan tidak menjenuhkan bagi siswa kehidupan sehari-hari, teknik bertanya dan
karena dalam pembelajaran dengan pendekatan pengelolaan kelas sudah baik
IBL dituntut keaktifan yang tinggi pada diri
siswa. Peningkatan dan pencapaian hasil belajar
yang sudah sesuai dengan yang diharapkan tidak KESIMPULAN DAN SARAN
lepas dari peran guru selama proses
pembelajaran, karena guru merupakan salah satu Kesimpulan
komponen yang mempengaruhi hasil belajar Sebelum penerapan model pembelajaran
siswa. Untuk itu upaya yang dapat dilakukan dengan pendekatan IBL nilai rata-rata
guru agar hasil belajar siswa dapat lebih optimal pengetahuan siswa 47.50 dengan ketuntasan
adalah dengan mempertinggi mutu pengajaran 27.91% dan setelah penerapan model
dan kualitas proses pembelajaran. pembelajaran dengan pendekatan IBL menjadi
77.42 dengan ketuntasan klasikal 83.72% pada
Kegiatan Guru siklus I, kemudian meningkat menjadi 87.00
Sebelum melaksanakan kegiatan belajar dengan ketuntasan klasikal 100% pada siklus II.
mengajar, guru terlebih dahulu menjelaskan hal- Hasil belajar sikap siswa mengalami
hal yang harus dikerjakan oleh siswa, yaitu peningkatan dari 76.70 pada siklus I, 78.10 pada
siswa diberi tugas untuk mencari informasi siklus II. Sedangkan hasil belajar keterampilan
tentang materi yang akan dibahas baik melalui siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I,
buku, internet, maupun literature lain. Dari dan siklus II, berturut-turut nilai rata-ratanya
informasi yang mereka dapatkan kemudian adalah 72.09 dan 76.31.
siswa disuruh membuat pertanyaan yang disertai
dengan jawabannya. Kegiatan selanjutnya Saran
adalah siswa melakukan percobaan untuk Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
membuktikan informasi yang mereka peroleh. peneliti mengajukan beberapa saran sebagai
Berdasarkan percobaan tersebut kemudian berikut: (a) disamping menggunakan metode
ditarik kesimpulan tentang materi yang dibahas konvensional, guru juga perlu menggunakan
dengan bimbingan guru. pendekatan IB; dan (b) kreativitas guru perlu
Untuk memotivasi siswa, guru memberikan ditingkatkan untuk menjadikan pendekatan IBL
penghargaan atas hasil yang telah dicapai oleh lebih menarik dalam proses belajar mengajar di
siswa. Penghargaan tersebut diberikan kepada kelas.
siswa yang mau mempresentasikan hasil
penemuannya di depan kelas. Hal tersebut sesuai
dengan peranan guru dalam menciptakan
kondisi yang mendukung yaitu motivator,
fasilitator dan rewarder (Gulo, 2005).
Dari hasil observasi kegiatan guru pada
siklus I, maupun siklus II, terjadi peningkatan
Daftar Pustaka