Anda di halaman 1dari 3

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek untuk

Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Agribisnis


Pertanian Siswa SMK Pertanian
Catur Eni Budiani, SP
PPG Daljab Universitas Bengkulu

PENDAHULUAN
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) merupakan bidang kejuruan
sekolah menengah kejuruan yang mempelajari wacana agribisnis dalam kaitannya dengan
tanaman pangan dan hortikultura. Agribisnis adalah urusan ekonomi bebabasis perjuangan
pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan
hulu dan hilir mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor
pangan(food supply chain). Agribisnis, dengan perkataan lain, yakni cara pandang ekonomi bagi
perjuangan penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari taktik
memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan materi baku, pasca
panen, proses pengolahan, sampai tahap pemasaran.

Pengertian pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Menurut Ki
Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) : Pengertian pendidikan adalah
tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun
segala kekutan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya.

Kurikulum Merdeka yang saat ini sedang gencar diperkenalkan oleh pemerintah dapat
diterapkan di berbagai jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai dengan
pendidikan tinggi. Salah satu penerapan Kurikulum Merdeka yang cukup berpengaruh adalah
pada jenjang SMK. Penerapan Kurikulum Merdeka di SMK bertujuan untuk meningkatkan
inovasi dan daya kreasi peserta didik agar siap menghadapi dunia industri. Dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kurikulum merdeka guru
harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan menerapkan
berbagai model, strategi pembelajaran, dan media yang kreatif dan inovatif untuk membantu
siswa agar dapat terlibat langsung dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil Praktik Pengalaman Lapang siklus 1 (PPL 1) yang dilakukan di SMKN
63 Jakarta ditemukan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
Ditemukan beberapa siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa yang
kurang aktif pada saat diskusi kelompok dan presentasi, dan siswa yang kurang semangat di
kelas saat guru sedang memaparkan materi.
Setelah diselidiki, ternyata siswa-siswa tersebut merasa bosan saat guru sedang
memaparkan materi belajar yang monoton, dikarenakan guru kurang paham terhadap kebutuhan
belajar siswanya, sehingga kesiapan belajar siswanya juga rendah. Berdasarkan uraian
permasalahan di atas, untuk mengatasi masalah tersebut guru mencoba menerapkan model
pembelajaran berbasis proyek (PjBL) untuk meningkat partisipasi siswa di kelas baik secara
prilaku, tindakan, dan pikiran dalam mengatasi permasalahan pembelajaran di SMKN 63 Jakarta.
Projet Based Learning adalah salah satu proses kegiatan pembelajaran yang memberikan
penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai usaha kolaboratifnya. Pembelajaran berbasis
proyek (PjBL) merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk mengerjakan
suatu proyek yeng bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan. Adapun
kelebihannya yaitu : 1) ketrampilan yang dimiliki mampu meningkatkan motivasi belajar siswa;
2) meningkatkan ketrampilan siswa dalam mengelola sumber belajar; 3) mendorong siswa agar
lebih aktif dalam pembelajaran; 4) meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada siswa; 5)
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan bekerjasama antar siswa; 6) melatih siswa agar mampu
mengorganisasi sebuah proyek (Robith, 2023).

PEMBAHASAN
Pada observasi awal kegiatan pembelajaran (PPL1) untuk mencapai tujuan dalam
meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada pelajaran agribisnis tanaman adalah :
kurangnya motivasi literasi baik guru maupun siswa, kurangnya variasi model, metode dan
media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pelaksanaan model pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning) berhasil meningkatkan partsisipasi belajar agribisnis tanaman
siswa kelas XI SMKN 63 Jakarta. Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based
Learning) digunakan sebagai solusi bagi siswa agar dapat belajar dengan efektif karena
pembelajaran yang dilakukan akan menciptakan siswa yang aktif sehingga membuat siswa dapat
berpikir kritis. Model pembelajaran yang digunakan menjadikan guru dapat merancang bahan-
bahan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis
proyek merupakan sebuah metode pembelajaran yang sistematis yang melibatkan keaktifan
siswa untuk dapat menyeleseikan dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya yang
dituangkan dalam sebuah proyek yang nantinya siswa dapat mendemontrasikan di depan kelas
(Kurniasih dan Lestari, )
Observasi yang telah dilaksanakan di kelas XI SMKN 63 Jakarta terdiri dari 2 pertemuan.
Nilai rata-rata siswa dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKTP (≥75) meningkat setelah
dilaksanakan tindakan pada pertemuan ke 2 (PPL 2)
Tabel 1. Perbandingan hasil belajar PPL1 dan PPL 2
Kriteria Nilai PPL 1 Nilai PPL 2
keberhasilan
Jumlah Persen (%) Jumlah Persen (%)
Tuntas 17 89 19 100
Belum Tuntas 2 11 1 0
Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi terhadap hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dari nilai PPL 1 dan PPL 2. Siswa yang tuntas pada PPL 1 sebanyak 17
atau 89% meningkat menjadi 19 atau 100 %. Siswa yang belum tuntas pada PPL 1 sebanyak 2
atau 11% menurun menjadi 0 atau 0%
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas XI SMKN 63 Jakarta
dengan jumlah siswa 19 dan guru dapat berjalan dengan baik. Dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis proyek dapat meningkat partisipasi belajar siswa, hal ini dapat terbukti
dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada PPL1 siswa tuntas belajar 89 % dan pada PPL 2
meningkat menjadi 100 %. .
Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan partisipasi belajar siswa yang sudah baik
karena pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) membuatsiswa mampu
berpikir dengan baik dan kritis karena adanya proyek yang dikerjakaj siswa secara berkelompok.
Respon siswa terhadap praktik pembelajaran yang telah dilakukan ini adalah sangat senang dan
bersemangat karena siswa mencoba dan menemukan hal-hal baru yang belum dilakukan selama
proses pembelajaran sebelumnya dan siswa juga lebih mudah mengerti akan materi yang
disampaikan guru. Harapan guru untuk menjadi guru yang inovatif dapat tercapai dan terutama
dampak posistif bagi siswa yang selama ini mengalami kesulitan belajar menjadi lebih paham
dan model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan
untuk merancang kegiatan pembelajaran selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai