Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Proses belajar mengajar merupakan suatu system pembelajaran yang
mengandung sejumlah komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk
mencapai tujuan. Oleh karena dalam mengembangkan suatu kegiatan belajar
mengajar, guru tidak hanya memperhatikan materi, metode dan evaluasi saja.
Tetapi harus memperhatikan terciptanya proses pembelajaran yang
membelajarkan siswa (pembelajaran aktif/active learning).
Menurut Sardiman dalam (Mudin 1999:2) dalam pelaksanaan belajar
secara aktif pada guru akan terlihat adanya:
Usaha mendorong dan membina gairah belajar/ partisipasi secara efektif.
Kemampuan menjalankan fungsi / peranan sebagai guru inkuiri. Tidak
mendominir kegiatan dan proses belajar siswanya. Memberi kesempatan kepada
siswanya untuk belajar menurut keadaan, cara. Dan kemampuan masing-masing.
Menggunakan berbagai jenis strategi belajar mengajar serta pendekatan
multimedia.

Dengan melihat prinsip belajar di atas, maka faktor keaktifan siswa sangat
menentukan, namun dalam kenyataannya banyak interaksi dalam pembelajaran
hanya satu arah yakni dari guru ke siswa (teaching centre). Fungsi dan peran guru
menjadi amat dominan, dilain pihak siswa hanya menyimak dan mendengarkan
informasi atau pengetahuan yang diberikan gurunya.
 
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi bagi
para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Wawasan siswa
harus dikembangkan agar dapat menemukan sendiri fakta dan konsep yang sedang
dipelajari, bahkan guru harus berusaha untuk mencari media yang sesuai sehingga
________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
1_______________________________________________________________________
_PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji 1
pembelajaran yang dilaksanakan akan efektif.J ika guru tetap mengajarkan semua
fakta dan konsep artinya guru akan bertindak sebagai satu-satunya sumber
informasi yang terpenting karena terdesak waktu untuk mengejar pencapaian
kurikulum, maka guru akan memilih jalan yang termudah yakni
menginformasikan fakta dan konsep melalui metode caramah. Akibatnya para
siswa cenderung pasif, tidak bersemangat, bosan karena tidak ada aktifitas yang
dilakukan, bahkan siswa apatis terhadap mata pelajaran terutama IPA- Fisika.
Bila kondisi kegiatan pembelajaran seperti ini dibiarkan berlarut-larut
maka akan menyebabkan mutu hasil belajar siswa akan tetap rendah karena
pelajaran yang membosankan dan tidak menarik sehingga siswa tidak termotivasi
untuk mengikutinya. Berdasarkan kenyataan tersebut guru dirasa sangat perlu
menerapkan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa
sehingga mutu hasil belajar IPA Fisika dapat ditingkatkan. Salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar adalah
model pembelajaran Group Investigation. Group investigation adalah penemuan
yang dilakukan secara berkelompok: murid/ siswa secara berkelompok mengalami
dan melakukan percobaan dengan aktif yang memungkinkannya menemukan
prinsip
Berdasarkan observasi penulis, diketahui bahwa proses pembelajaran yang
berlangsung di kelas VIII.J SMP Neberi 2 Pakuhaji saat ini masih dominan
menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi pelajaran dan guru
masih belum aktif memilih metode dan media yang sesuai, sehingga
menyebabkan siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sangat
mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk itulah peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian di SMP NEGERI 2 PAKUHAJI dengan judul “Upaya
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Fisika Pada Pokok
Bahasan Cahaya Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Type
Group Investigation (GI) pada Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 2
PAKUHAJI
________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
2_______________________________________________________________________
_PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji 2
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah melalui Model Pembelajaran Kooperatif Type - GI dapat
meningkatkan aktivitas belajar IPA fisika pokok bahasan Cahaya siswa
kelas VIII di SMP Negeri 2 Pakuhaji?
2. Apakah melalui Model Pembelajaran Kooperatif Type - GI dapat
meningkatkan hasil belajar IPA fisika pokok bahasan cahaya siswa kelas
VIII di SMP Negeri 2 Pakuhaji
C. Tujuan Penlitian
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai tujuan untuk :
1. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Type - GI pada mata pelajaran IPA fisika pokok
bahasan cahaya siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Pakuhaji.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Type - GI pada mata pelajaran IPA fisika pokok bahasan
cahaya siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Pakuhaji.
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu :
a. Bagi siswa
Meningkatkan .keaktifan siswa dalam belajar sehingga hasil belajar yang
dicapai juga meningkat
b. Bagi guru
Mata pelajaran IPA khussnya dan bagi pengajarmata pelajaran lain pada
umumnya, temuan penelitian ini memberikan inspirasi penerapan strategi
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi aktivitas belajar efektip
yang lebih baik dan bermutu.
c. Bagi sekolah

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
3_______________________________________________________________________
_PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji 3
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi dalam
peningkatkan mutu belajar, sekaligus merupakan sebagai sumbangan dalam
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan diberbagai bidang ilmu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar
Belajar adalah suatu perubahan dalam pribadi yang menyatakan dirinya
sebagai pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan atau
sebagai suatu pengertian. Menurut Winkel (1996 :53) “belajar adalah suatu
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai, sikap dimana perubahan tersebut bersifat konstan”. Menurut
Hamalik (201:30) “belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative mantap
berkat latihan dasar pengalaman. Jadi belajar harus membawa perubahan yang
positif pada diri seseorang baik itu berupa kemampuan berfikir, sikap, perasaan
dan tingkah lakunya”.

B. Hasil Belajar
Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia yang merupakan bagian
dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja dan dimana saja, baik
disekolah, dirumah, dijalanan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan
sebelumnya. Menurut Arsyad (2000: 1) “Belajar adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya”. Proses belajar
itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkunganny Suatu
proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil
apabila indikator pencapaian dalam pembelajaran dapat tercapai. Untuk
mengetahui tercapai tidaknya indicator pencapaian hasil belajar guru perlu
________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
4_______________________________________________________________________
_PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji 4
mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan suatu bahasan kepada siswa.
Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai
indicator pencapaian hasil belajar yang ingin dicapai.
Menurut Nawawi (1998:20) “hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan
seseorang dalam mencapai mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran”.
Menurut Slameto (1992 : 22) “dikatakan bahwa Hasil belajar adalah “suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.
Dalam penelitian ini hasil belajar didefinisikan sebagai suatu keberhasilan
dan kompetensi yang diperjuangkan dan atau dimiliki oleh siswa melalui suatu
proses ketrampilan, ketekunan, pengerahan segala sesuatu yang ada pada diri
siswa tersebut.

C. Aktivitas Belajar Siswa


Menurut Gulo (2004 :73-74) “aktivitas siswa adalah keterlibatang
langsung siswa dalam proses belajar mengajar secara emosional dan fisik”.
Sedangkan menurut Imron (1995:107) “aktivitas siswa adalah keikutsertaan siswa
dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung, secara aktif baik fisik,
mental, maupun emosional dari siswa itu sendiri”.
Dalam kamus bahasa Indonesia aktivitas berarti melakukan kegiatan atau
melakukan kesibukan. Sedangkan menurut Usman (1996:22), “aktivitas belajar
siswa adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental”. Maka dapat
disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa adalah kegiatan jasmaniah maupun
kegiatan mental dalam proses pembelajaran.
Paul B. Diedrich dalam Nasution (2000:91) menyusun daftar yang berisi 8
macam kegiatan yang dilakukan peserta didik pada saat pembelajaran. Kegiatan

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
5_______________________________________________________________________
_PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji 5
tersebut meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa. Aktivitas-aktivitas tersebut
adalah:

1. Aktivitas visual (Visual activities), seperti membaca,memperhatikan


gambar, demonstrasi, percobaan, memperhatikan pekerjaan orang lain dan
lain-lain.
2. Aktivitas lisan (Oral activities), seperti menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi dan lain-lain.
3. Aktivitas mendengarkan (Listening activities), seperti mendengarkan
uraian,percakapan, diskusi dan lain-lain.
4. Aktivitas menulis (Writing activities), seperti menulis laporan, test,
menyalin dan sebagainya.
5. Aktivitas menggambar ( Drawing activities), seperti menggambar,
mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan,
mengambil keputusan dan sebagainya.
6. Aktivitas berfikir (Mental activities), seperti menanggapi, mengingat,
membuat grafik, diagram,pola dan sebagainya.
7. Aktivitas gerak (Motion activities), seperti melakukan percobaan,
demonstrasi dan sebagainya.
8. Aktivitas emosi (Emotional activities), seperti penuh perhatian, merasa
bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya.

D. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang menekankan
pada proses kerjasama dalam suatu kelompok siswa untuk mempelajari suatu
materi yang spesifik sampai tuntas. Kerjasama disini dimaksudkan setiap anggota
kelompok harus saling bantu satu sama lain. Oleh karena itu setiap anggota
kelompok harus memiliki tanggung jawab penuh terhadap kelompoknya.

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
6_______________________________________________________________________
_PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji 6
Melalui pembelajaran kooperatif siswa didorong untuk kerjasama secara
maksimal dengan kelompoknya. Setiap anggota kelompok harus saling
membantu. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok dan keberhasilan
individu adalah keberhasilan kelompoknya.
Menurut Nur (2005:2) bahwa ”dalam model pembelajaran kooperatif, siswa
bekerja dalam kelompok-kelompok tersebut beranggotakan heterogen”.
Keuntungan kelompok heterogen dijelaskan Lie (2004:43) sebagai berikut :
”Kelompok heterogen memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
mengajar dan mendukung, menigkatkan interaksi di antara siswa,memberikan
kemudahan dalam pengelolaan kelas”. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan menerapkan salah satu tipenya.
Beberapa variasi model pembelajaran kooperatif menurut Lufri (2006:2) adalah
1) Student Teams Achievement Divisions (STAD)
2) Jigsaw
3) Group Investigation
4) Think-Pair-Shere
5) Numbered-Head-Together
6) Teams-games-Tournaments (TGT)

Menurut Lie (2005:111) proses pembelajaran kooperatif mempunyai


beberapa manfaat yaitu :

a) Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerja sama.


b) Siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai perbedaan.
c) Meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
d) Mengurangi kecemasan siswa dalam proses pembelajaran.
e) Meningkatkan motivasi, harga diri dan sikap positif.
f) Meningkatkan prestasi belajar siswa.

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
7_______________________________________________________________________
_PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji 7
Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
motivasi siswa belajar. Fase ini diikuti dengan penyajian informasi, seringkali
dengan bahan bacaan dari pada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan
kedalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja
sama untuk menyelesaikan tugas mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif
meliputi prestasi hasil akhir kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang
mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok
maupun individu.
Enam tahapan model pembelajaran kooperatif tercantum pada tabel 1.
Tabel 1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1
Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan semua tujuan yang
memotivasi ingin dicapai pada pembelajaran tersebut
dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2
Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat
bacaan.
Fase 3
Mengorganisasikan siswa Guru menjelaskan kepada siswa
kedalam kelompok-kelompok bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar. melakukan transisi secara efisien.

Fase 4 Guru membimbing kelompok-kelompok


Membimbing kelompok bekerja belajar pada saat mereka mengerjakan

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
8_______________________________________________________________________
_PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji 8
tugas.
dan belajar.
Guru mengevaluasi hasil belajar materi
Fase 5 yang telah dipelajari atau masing-masing
Evaluasi kelompok mempresentasikan kerjanya.
Fase 6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai
Memberikan penghargaan baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok.

E. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation


Model adalah “representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat
struktur dan urutan”. ( Richey, 1986 : 41). Group investigation adalah penemuan
yang dilakukan secara berkelompok: murid/ siswa secara berkelompok mengalami
dan melakukan percobaan dengan aktif yang memungkinkannya menemukan
prinsip.

Langkah-langkah pembelajaran Group Investigation :


1) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3) Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu
kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dengan kelompok
lain
4) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif berisi penemuan
5) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7) Evaluasi
________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
9_______________________________________________________________________
_PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji 9
8) Penutup

Model pembelajaran Group Investigation ini membantu guru mengaitkan


antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara materi yang yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan model
pembelajaran iniaktivitas belajar siswa meningkat dan hasil pembelajarannya
diharapkan lebih bermakna bagi siswa

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang ada peneliti


akan menganalisa perbedaan dengan membandingkan pengaruh yang ada. Maka
langka yang dilakukan mencari perbedaan upaya peningkatan belajar. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif karena masalah yang terjadi
sekarang. Subyek penelitian adalah kelas VIII-J dengan jumlah siswa 41 orang,
terdiri dari 22 orang laki-laki dan 19 orang perempuan, dengan tingkat rata-rata
kemampuan biasa. Peneliti adalah penulis sendiri bekerjasama dengan guru yang
seprofesi.

B. Subyek dan Obyek Penelitian


Untuk menjawab persoalan tersebut di atas, ada beberapa Subjek dan Objek
Subjek dalam penelitan adalah :

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
10______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
10
1. Siswa, yaitu dengan melihat aktifitas belajar siswa kelas kalas VIII.j SMPN 2
Pakuhaji pada mata pelajaran IPA Fisika. Apakah model pembelajaran tipe
Group Investigation telah dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa
2. Guru, yaitu dengan melihat cara guru dalam merencanakan pembelajaran,
serta bagaimana pelaksanaannya di dalam kelas. Apakah sudah memotivasi
siswa untuk belajar, sehingga aktifitas belajarnya meningkat dan tujuan
pembelajaran tercapai. serta dalam menerapkan model pembelajaran tipe
Group Investigation, apakah sudah dilaksanakan dengan tepat sehingga
aktifitas dan hasil belajar siswa meningkat.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis di SMP NEGERI 2 PAKUHAJI
yaitu di kelas VIII-J. Alasan memilih lokasi ini peneliti lebih banyak mengetahui
permasalahan yang ada dan sekaligus tempat bertugasnya.
Waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada.
Penelitian ini adalah selama kurang lebih 1 bulan yaitu saat peneliti melakukan
Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) dibulan Maret 2014 tepatnya tahun
pelajaran 2013-2014.

D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 tahap yaitu 1. Pra
siklus, 2. siklus I dan 3 siklus II. Tiap tahap yang dilaksanakan sesuai dengan
perubahan yang ingin dicapai dan sesuai dengan faktor yang diteliti. Untuk
melihat aktifitas belajar siswa, maka dicoba model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation. Dari evaluasi dan observasi awal maka dalam refleksi
________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
11______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
11
ditetapkan bahwa tindakan yang dilaksanakan dengan prosedur (1) perencana
(planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) observasi (observation), dan (4)
refleksi (reflection) dalam setiap siklus. Secara lebih rinci prosedur penelitian
tindakan kelas untuk siklus pertama dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pra Siklus
a. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencaaan ini adalah :
a) Membuat perencanaan proses pembelajaran biasa dengan tidak
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation.
b) Mempersiapkan LKS sesuai materi ajar dan alat bantunya.
c) Membentuk kelompok siswa secara heterogen terdiri dari 5 – 6
orang.
d) Mendisain alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa.
e) Membuat lembar observasi , untuk melihat bagaimana aktifitas siswa
dan guru dalam proses pembelajaran di kelas ketika kegiatan tersebut
diterapkan.
b. Pelaksanaan tindakan (action)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah :
a) Melaksanakan skenario proses pembelajaran .
b) Mengawasi dan mengamati setiap aktifitas yang dilakukan siswa dan
guru oleh observer.
c) Memberikan tes akhir / kuis diakhir pembelajaran.
d) Menjelaskan tugas selanjutnya yang akan dilakukan siswa.
c. Observasi (observation)
Menggunakan lembaran observasi , untuk :
a) Pencatatan data aktifitas siswa bersamaan dengan tindakan yang
berlangsung , yang dilakukan oleh pengamat (observer).

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
12______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
12
b) Menginterpretasikan dan melihat kesesuaian data penelitian dengan
teori yang diajukan.
d. Refleksi (reflection)
Menganalisis data yang telah dikumpulkan dari hasil observasi untuk :
a) Mengevaluasi kelemahan/kendala yang dicatat observer untuk di
perbaiki pada siklus berikutnya.
b) Menyusun kembali perencanaan untuk siklus berikutnya.

2. Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencaaan ini adalah :
a) Membuat perencanaan proses pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan
mengidentifikasi permasalahan berdasarkan refleksi pada pra siklus
b) Mempersiapkan LKS sesuai materi ajar dan alat bantunya.
c) Membentuk kelompok siswa secara heterogen terdiri dari 5 – 6 orang.
d) Mendisain alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa.
e) Membuat lembar observasi, untuk melihat bagaimana aktifitas siswa
dan guru dalam proses pembelajaran di kelas ketika model kooperatif
tipe Group Investigation diterapkan.
f) Meenekankan kepada siswa tentang efisiensi waktu, karena
berdasarkan refleksi pada pra siklus siswa kurang aktif dan
kekurangan waktu dalan melaksanakan kegiatan.
b. Pelaksanaan tindakan (action)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah :
a) Melaksanakan skenario proses pembelajaran .

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
13______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
13
b) Mengawasi dan mengamati setiap aktifitas yang dilakukan siswa dan
guru oleh observer.
c) Membrikan reward berupa bintang, pada akhir kegiatan pembelajaran
bintang tersebut dikumpul setelah diberi nama
d) Memberikan tes akhir / kuis diakhir pembelajaran.
e) Menjelaskan tugas selanjutnya yang akan dilakukan siswa.
c. Observasi (observation)
Menggunakan lembaran observasi , untuk :
a) Pencatatan data aktifitas siswa bersamaan dengan tindakan yang
berlangsung , yang dilakukan oleh pengamat (observer).
b) Menginterpretasikan dan melihat kesesuaian data penelitian dengan
teori yang diajukan.
c) Memberikan saran untuk perbaikan berikutnya
d. Refleksi (reflection)
Menganalisis data yang telah dikumpulkan dari hasil observasi dan saran
dari pengamat untuk :
a) Mengevaluasi kelemahan/kendala yang dicatat observer untuk di
perbaiki pada siklus berikutnya.
b) Menyusun kembali perencanaan untuk siklus berikutnya.
3. Siklus II
a. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencaaan ini adalah
berdasarkan refleksi pada siklus I :
a) Membuat perencanaan proses pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.
b) Mempersiapkan LKS sesuai materi ajar dan alat bantunya.
c) Membentuk kelompok siswa secara heterogen terdiri dari 5 – 6 orang.
d) Mendisain alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa.

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
14______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
14
e) Menyiapkan slide animasi baik dalam bentuk power point maupun
macromedia flash
f) Membuat lembar observasi, untuk melihat bagaimana aktifitas siswa
dan guru dalam proses pembelajaran di kelas ketika model kooperatif
tipe Group Investigation diterapkan.
b. Pelaksanaan tindakan (action)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah :
a) Melaksanakan skenario proses pembelajaran .
b) Mengawasi dan mengamati setiap aktifitas yang dilakukan siswa dan
guru oleh observer.
c) Melakukan penguatan materi dengan menggunakan media visual
berupa power point dan macromedia flash
d) Memberikan tes akhir / kuis diakhir pembelajaran.
e) Menjelaskan tugas selanjutnya yang akan dilakukan siswa.
c. Observasi (observation)
Menggunakan lembaran observasi , untuk :
a) Pencatatan data aktifitas siswa bersamaan dengan tindakan yang
berlangsung, yang dilakukan oleh pengamat (observer).
b) Menginterpretasikan dan melihat kesesuaian data penelitian dengan
teori yang diajukan.

d. Refleksi (reflection)
Menganalisis data yang telah dikumpulkan dari hasil observasi untuk :
a) Mengevaluasi kelemahan/kendala yang dicatat observer untuk di
perbaiki pada siklus berikutnya tidak ada kegagalan .
b) Karena tujuan penelitian sudah tercapai, maka siklus berikutnya tidak
dilaksanakan.

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
15______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
15
E. Data dan Cara Pengambilan Data
1. Sumber data : sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru.
2. Jenis data : Jenis data yang didapat adalah data kuantitatif dan data
kualitatif yang terdiri dari :
a. Rencana kegiatan pembelajaran.
b. Hasil belajar siswa dari tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran
dilaksanakan.
c. Data hasil observasi terhadap pelaksanaaan pembelajaran yang meliputi
siswa dan guru selama proses pembelajaran, adapun aktifitas siswa yang
diamati :
 Mengerjakan LKS / tugas sesuai prosedur.
 Aktifitas mengajukan pertanyaan
 Aktifitas menjawab/menanggapi pertanyaan.
 Aktifitas membuat kesimpulan
 Aktifitas membuat laporan
3. Cara pengambilan data
a. Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa setelah
proses pembelajaran dengan model pembelajaran GI dilaksanakan.
b. Data tentang aktifitas belajar siswa dan aktifitas mengajar guru pada saat
dilaksanakannya tindakan diambil dengan menggunakan lembaran
observasi.
c. Data tentang refleksi diambil dari perubahan yang terjadi di kelas oleh
siswa dan guru yang dibuat oleh pengamat/ guru.
d. Data tentang keterkaitan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe GI diperoleh dari RPP dan lembaran observasi.

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
16______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
16
F. Teknik Analisis Data
Data tentang aktifitas setiap aktifitas belajar siswa dilihat dengan
menggunakan format observasi aktifitas siswa, kemudian ditabulasikan, apakah
aktifitasnya meningkat atau tidak. Hasil data ini dapat dinyatakan dengan baik
atau kurang baik.
Kriteria klasifikasi persentase aktifitas siswa selama pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw menurut Suharsimi Arikunto (1989: 214) adalah :
1. 81-100 % baik sekali
2. 61-80 % baik
3. 41-60 % cukup
4. 21-40 % kurang
5. 0-20 % kurang sekali

F
P= × 100 %
N

Untuk memperoleh persentase aktifitas dan hasil belajar siswa, teknik


analisis data yang yang digunakan adalah sesuai dengan urutan di atas diolah
dengan rumus :
Keterangan :
P = Angka persentase siswa.
F = Frekwensi aktifitas siswa.
N = Jumlah siswa.

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
17______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
17
G. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah bila terjadi peningkatan


aktifitas belajar dan hasil belajar siswa yang di hitung berdasarkan persentase
pada setiap siklusnya.
Kriteria hasil belajar siswa menggunakan rata-rata tes ulangan harian.
Sekurang-kurangnya siswa lulus secara klasikal sebanyak 75% . Siswa lulus
secara individual jika nilai yang diperoleh minimal 70 (sesuai kriteria ketuntasan
minimal mata pelajaran IPA di kelas Vlll SMPN 2 Pakuhaji ).
Untuk keaktifan siswa dikatakan berhasil bila mencapai persentase baik yaitu
antara 61 - 80 % dan sangat baik jika melebihi 80% siswa yang aktif. Dengan arti
kata penelitian akan berhasil dan sangat baik jika ada peningkatan aktivitas belajar
siswa mencapai > 80 % setelah proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
18______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Aktivitas Siswa
Kegiatan pembelajaran dilakukan tiga tahap/siklus. Siklus pertama
dilakukan selama dua kali pertemuan (4 jam pelajaran), pertemuan pertama
dilakukan kegiatan pembelajaran dengan mengamati aktivitas siswa dan guru
dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran biasa/ceramah,
sedangkan kegiatan tes hasil belajar dilakukan pada pertemuan kedua
sekaligus melaksanakan pembahasan serta perencanaan kegiatan pada pra
siklus. Demikian juga pada siklus I, dan II. Hasil tindakan pada tiap siklus
ditampilkan pada tabel sebagai berikut.

TABEL 2. REKAPITASI AKTIVITAS SISWA DALAM


PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP
INVESTIGATION
PADA SIKLUS I, SIKLUS II, DAN SIKLUS III
N AKTIVITAS JUMLAH SISWA
O PRA SIKLUS I SIKLUS II
SIKLUS
Jml % Jm % Jm %
l l
Bekerja berdasarkan
56.09 75.61
1 petunjuk LKS dalam 23 31 41 100%
% %
kelompok

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
19______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
19
OLE_LINK6;">76.19%
41
100.00%
2
Mengajukan pertanyaan
9
21.96%
23
56.09%
33
80.48%
3
Menjawab pertanyaan
13
31.71%
31
75.61%
37
90.24%
4
Mengemukakan pendapat
11
26.68%
21
51.22%

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
20______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
20
33
80.48%
5

Membuat kesimpulan
25
60.98%
33
80.48%
41
100.00%
6
Membuat laporan
19
70.73%
41
100.00%
41
100.00%
RATA – RATA
19
46.03%
30
73.81%
38
92.06%

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
21______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
21
Dari data pada tabel 2 yang diperoleh dari pelaksanaan observasi oleh
pengamat terhadap aktivitas belajar siswa dengan mempergunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat diketahui apakah
aktivitas siswa rendah, cukup, tinggi atau tinggi sehingga dapat diketahui
peningkatan aktivitas yang diharapkan. Aktivitas siswa pada tabel dapat
diketahui peningkatan aktivitas yang diharapkan. Aktivitas siswa pada tabel
dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk menentukan kriteria
tersebut dipakai kriteria yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto dalam
Teknik Evaluasi (1972, hal. 71), yaitu:
a. 80 – 100 : Aktivitas siswa sangat tinggi
b. 60 - 80 : Aktivitas siswa tinggi
c.  40 - 60 : Aktivitas siswa cukup
d. 20 - 4 0 : Aktivitas siswa rendah
e. 0 - 20 : Aktifitas siswa sangat rendah

Berdasarkan data pada tabel dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa siswa
telah menampakkan peningkatan aktivitas baik dari pra siklus ke siklus I
maupun siklus I ke siklus II . Hal ini dapat terlihat dari persentase rata-rata
siswa yang aktif dalam belajar meningkat.

Selain aktivitas secara Individu. Dlam pelaksanaaan pembelajaran juga


diamati aktivitas siswa secara kelompok, Adapun hasil pengamatan aktivitas
siswaa secara kelompok digambarkan seperti tabel berikut ini :
TABEL 3 . DAFTAR PROSENTASE KENAIKAN KINERJA KELOMPOK
DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN
GROUP INVESTIGATION

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
22______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
22
PRA SIKLUS SIKLUS %pra Skls
NO NAMA KELOMPOK % Sikls 1 ke 2
SIKLUS 1 2 ke 1

1 CERMIN (A) 68.00 76.00 88.00 11.76% 15.79%


2 LENSA (B) 66.00 74.00 84.00 12.12% 13.51%
3 REFLEKSI (C) 72.00 76.00 90.00 5.56% 18.42%
4 REFRAKSI (D) 64.00 68.00 84.00 6.25% 23.53%
RATA – RATA 67.50 73.50 86.50 8.92% 17.81%

Kriteria Penskoran
Skore Kriteria Nilai
5 Sangat Baik > 91
4 Baik 71 – 90
Cuku
3 p 51 – 70
baik
Kura
2 ng 31 – 50
Baik
Tidak
1 < 30
baik

Dari tabel 3 diatas diperoleh bahwa terdapat kenaikan aktivitas kinerja


kelompok dalam hal menyiapkan percobaan, melaksanakan percobaan,
kerjasama, mengakhiri percobaan dan menyusun laporan sementara.

2. Aktivitas Guru

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
23______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
23
Selain aktivitas siswa, aktivitas guru dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group
Investigationa juga diamati oleh obsever. Demikian juga pada siklus I, dan II.
Hasil obeservasi kegiatan guru pada tiap siklus ditampilkan pada tabel
sebagai berikut :

TABEL
TABEL 4. REKAPITASI KEGIATAN GURU DALAM
PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN G I
PADA SIKLUS I, SIKLUS II, DAN SIKLUS III
NO SIKLUS PERENCANAAN PELAKSANAAN
1 PRA 5.00 3.86
2 KE 1 5.00 4.57
3 KE 2 5.00 4.71

KETARANGAN
4,50 - 5,00 SANGAT BAIK
3,50 - 4,40 BAIK
2,50 - 3,40 CUKUP BAIK
1,50 - 2,40 KURANG BAIK
0,00 - 1,40 TIDAK MELAKUKAN

Dari tabel 4 di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam


merencanakan pembelajaran sangat baik. Namun dalam melaksanakan
pembelajaran pada pra siklus perlu perbaikan, dan ternyata pada siklus I dan
II guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah baik.

3. Hasil Belajar Siswa

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
24______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
24
Kegiatan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa dilakukan tes.
Tes hasil belajar dilakukan pada pertemuan kedua sekaligus melaksanakan
pembahasan serta perencanaan kegiatan pada pra siklus . Demikian juga pada
siklus I, dan II. Hasil belajar dari tindakan pada tiap siklus ditampilkan pada
tabel sebagai berikut :

TABEL 5. REKAPITASI KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA


DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN GROUP

INVESTIGATION PADA SIKLUS I, SIKLUS II, DAN SIKLUS III


NO TUNTAS TIDAK TUNTAS
ULANGAN/SIKLUS
JML % JML %
1 PRA SIKLUS 22 53.66% 19 46.34%
2 SIKLUS 1 30 73.17% 11 26.82%
3 SIKLUS 2 38 92.68% 3 7.32%

Dari tabel 5 di atas terlihat adanya peningkatan hasil belajar fisika siswa.
Pada pra siklus jumlah siswa yang tuntas adalah 22 orang, dan 19 orang
lainnya dinyatakan belum tuntas karena belum mencapai nilai 70 (sesuai
dengan KKM). Sedangkan pada siklus I terdapat 30 siswa ynag tuntas belajar
dan 11 siswa yang belum tuntas. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas naik
mencapai 38 orang dan 2 lainnya belum tuntas.

B. PEMBAHASAN
1. Aktivitas Siswa
Dari table 1 diatas terlihat kenaikan aktivitas belajar siswa secara individu
pada tiap aktivitas yang diamati. Aktifitas 1 yaitu jumlah siswa bekerja
berdasarkan LKS dalam kelompok pada pra siklus ada 23 orang (56,09%),
________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
25______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
25
pada siklus I naik menjadi 31 orang (75.61%), sedangkan pada siklus II naik
lagi menjadi 41 orang (100%). Artinya pada siklus II seluruh siswa aaktif
bekerja dalam kelompoknya. Adapun grafik aktifitas 1 siswa adalah sebagai
berikut :

Aktifitas 2 yaitu jumlah siswa mengajukan pertanyaan pada pra siklus ada
9 orang (21.96%), pada siklus I naik menjadi 23 orang (56.09%), sedangkan
pada siklus II naik lagi menjadi 33 orang (80.48%). Artinya pada siklus II
seluruh siswa sangat aktif mengajukan pertanyaan Adapun grafik aktifitas 2
siswa adalah sebagai berikut :

Aktifitas 3 yaitu jumlah siswa menjawab/menanggapi pertanyaan pada pra


siklus ada 13 orang (31.71%), pada siklus I naik menjadi 31 orang (75/61%),
sedangkan pada siklus II naik lagi menjadi 37 orang (90.24%). Artinya pada
siklus II siswa sangat aktif menjawab/menanggapi pertanyaan temannya.
Adapun grafik aktifitas 3 siswa adalah sebagai berikut :

Aktifitas 4 yaitu jumlah siswa mengemukakan pendapat pada pra siklus


ada 11 orang (26.68%), pada siklus I naik menjadi 21 orang (51.22%),
sedangkan pada siklus II naik lagi menjadi 33 orang (80.48%). Artinya pada
siklus II siswa sangat aktif mengemukakan pendapatnya kepada temannya.
Adapun grafik aktifitas 4 siswa adalah sebagai berikut :

Aktifitas 5 yaitu jumlah siswa membuat kesimpulan pada pra siklus ada 25
orang (60.98%), pada siklus I naik menjadi 33 orang (80.48%), sedangkan
pada siklus II naik lagi menjadi 41 orang (100 %). Artinya pada siklus II
siswa sangat aktif menjawab/menanggapi pertanyyan temannya. Adapun
grafik aktifitas 5 siswa adalah sebagai berikut :

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
26______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
26
Gambar 5. Grafik Siswa yang membuat kesimpulan

Aktifitas 6 yaitu jumlah siswa membuat laporan pada pra siklus ada 29
orang (70.73%), pada siklus I naik menjadi 41 orang (100%), sedangkan pada
siklus II juga 41 orang (100 %). Artinya pada siklus I dan II semua siswa
membuat laporan praktikum. Adapun grafik aktifitas 6 siswa adalah sebagai
berikut :

Pada Kinerja kelompok, setelah dilakukan pengamatan oleh observer juga


terdapat peningkatan. Kelompok Cermin (A) terdpat peningkatan 11,76% dari
pra siklus ke siklus I dan 15,79 % dari siklus I ke siklus II. Kelompok Lensa
(B) terdpat peningkatan 12,12% dari prasiklus ke siklus I dan 13,51 % dari
siklus I ke siklus II. Kelompok refleksi (C) terdpat peningkatan 5,56% dari
pra siklus ke siklus I dan 18,42 % dari siklus I ke siklus II. Sedangkan
Kelompok Refraksi (D) terdpat peningkatan 6,25% dari pra siklus ke siklus I
dan 23,53 % dari siklus I ke siklus II. Secara umum, rata-rata kenaikan
aktivitas siswa dalam kelompok untuk pra siklus ke Siklus I adalah 8,92%
dan 17,81 % untuk siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas kinerja tiap
kelompok dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 7. Grafik Aktivitas Kinerja Kelompok pada Tiap-Tiap Siklus

Dari Grafik di atas terlihat aktivitas kelompok pada siklus II dikatakan


sudah baik yakni rata-rata nilai aktivitas kinerja kelompok adalah 86,50.
Artinya terdapat penimngkatan pada pra siklus rata –rata : 67,50 dan siklus I
rata-rata : 73,50.

2. Aktivitas Guru

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
27______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
27
Dari table 4 dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam merencanakan
pembelajaran sangat baik. Namun dalam melaksanakan pembelajaran perlu
perbaikan. Refleksi dari lembar observasi yang diisi oleh pengamat bahwa
pada pra siklus guru kurang memotivasi siswa dan kurang memberikan
bantuan kepada kelompok yang kesulitan dalam melaksanakan kegiatannya.
Sehingga ada kelompok yang kurang sempurna (tuntas) dalam melakukan
penyelidikan. Pada siklus ke I guru sudah mulai meningkatkan aktivitas
dalam melaksanakan pembeajarn yaitu guru sudah membimbing siswa dalam
kelompok untuk melakukan penyelidikan namun maasih terdapat kekurangan
yakni dalam hal memvberi penguatan/penjelasan materi sehingga siswa
mampu menelaah materi-materi terpenting dalam kegiatan pembelajaran.
Sehingga pada siklus ke II guru juga memperbnaiki kembali kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan yakni dengan member penguatan materi
dengan menggunakan bantuan power point dan macromedia flash dlam
pembelajaran. Sehingga secara umum kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan guru pada siklus II adalah baik. Peningkatan aktivitas guru
dalam melaksnakan pembelajaran dapat dilihat sebagaimana grafik berikut
ini:

Dari grafik diatas bahwa pada siklus I aktivitas guru dalam melaksanakan
pembalajaran sudah baik, namun perlu ditingkatkan. Dari refleksi yang telah
dilakukan pada siklus II
aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah sangat baik yakni
sudah diatas 4,5.

3. Hasil Belajar Siswa


Dari table diatas terlihat adanya peningkatan hasil belajar fisika siswa.
Pada pra siklus jumlah siswa yang tuntas adalah 22 orang, dan19 orang

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
28______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
28
lainnya dinyatakan belum tuntas karena belum mencapai nilai 70 (sesuai
dengan KKM). Sedangkan pada siklus I terdapat 30 siswa ynag tuntas belajar
dan 11 siswa yang belum tuntas. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas naik
mencapai 38 orang dan 3 lainnya belum tuntas. Karena jumlah siswa yang
tuntas melebihi 75 %, maka penelitian tindkaan kelas yang dilakukan guru
sudah berhasil. Artinya penggunaan Group Investigation dalam melaksnakan
pembelajarn pokok bahaasn Cahaya di SMP Negeri 2 Pakuhaji pada kelas
VIII terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Labih jelas Kenaikan
junlah siswa yang tuntas belajar digambarkan grfaik sebagai berikut :

Dari grafik diatas terlihat adanya peningkatan prosentase siswa yang tuntas
belajar sehingga penelitian dikatakan telah berhasil.

  
BAB V

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
29______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
29
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan obesrvasi, serta analisis data yang telah
diuraikan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa :
1. Melalui penerapan model pembelajaran group Investigation untuk pokok
pembahasancahaya siswa kelas VIII SMP NEGERI 2 PAKUHAJI dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sains-fisika.
2. Analisis peningkatan aktivitas siswa diperoleh jumlah siswa yang bekerja
dalam kelompok berdasarkan petunjuk LKS, mengajukan pertanyaan,
menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, membuat kesimpulan, dan
membuat laporan. Peningkatan aktivitas dapat terlihat dari nilai rata-rata pra
siklus sebesar 46,03 % , di siklus I. 73,81 % dan siklus II 92,06 %. Dan
peningkatan aktivitas kinerja kelompok diperoleh dari menyiapkan,
melaksanakan, kerjasama, mengakhiri percobaan serta menyusun laporan
sementara kelompok. Peningakatan aktivitas kinerja kelompok pra siklus ke
siklus I meningkat rata-rata 8,9 % dan siklus I ke siklus II meningkat 17,81 %
dengan rata-rata pada siklu II kinerja kelompok sudah dikatakan baik karena
mencapai rata-rata 86,50.
3. Analisis hasil belajar siswa diperoleh melalui hasil evaluasi setelah
dilaksankan tindakan yang dilakukan setiap siklus. Peningkatan hasil belajar
siswa terlihat dari jumlah siswa yang tuntas belahar pada pra siklus 53,66 %,
siklus I 73,17 %, dan siklus II siswa yang tuntas mencapai 92,68 %.

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
30______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
30
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat melatih siswa untuk
bekerjasama dalam kelompok untuk menyelidiki sesuatu kemudian
mengemukakan pendapatnya melalui presentasi kelompok. Selain itu
pembelajaran kooperatif tipe Group Investiagation juga dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk itu diharapkan pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dapat digunakan dalam proses
pembelajaran IPA Fisika.
2. Karena ada beberapa kelemahan dari pembelajaran tipe Group Investigation
yaitu guru harus memperhatikan pengaturan waktu dan pengontrolan siswa
serta memberi penguatan dengan menjelaskan materi. Diharapkan guru dalam
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat
mengatur waktu seefisien mungkin dan menyiapkan bahan ajar serta
meningkatkan cara penyajian mislnya dengan bantuan komputer atau media
lainnya.

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
31______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
31
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (1989), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina


Angkasa
Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
DePotar, Bobbi, Dkk (2000). Quantum Teaching, Bandung : Mizan Media Utama
Djaali (2008), Psikologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.
Gulo. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo.
Hamalik, Oemar (2004), Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara
Hamalik Oemar (2002), Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Bumi Aksara
Lee, Anita (2004), Cooperative Learning, Jakarta : Gramedia
Lufri, dkk (2006), Strategi Pembelajaran Biologi, Padang. FMIPA UNP Padang.
Nur, Muhammad (2005), Pembelajaran Kooperatif, Surabaya, Pusat Sains Dan
Matematika UNESA.

Nur, Muhammad (2003), Pemotivasian Siswa Untuk Belajar, Universitas Negeri


Surabaya.

Rohani, Ahmad (1995), Pengelolaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta.

Slameto (1991), Belajar dan Factor-Factor Yang Mendorongnya, Jakarta : Bumi


Aksara.
Suhardjono (2009), Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah,
malang : Lembaga Cakrawala Indonesia.

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
32______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
32
Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.
Winkel, W.S (1999), Psikologi Pengajaran, Jakarta : Rasindo.

________________________________________________________________________
PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
33______________________________________________________________________
__PTK IPA, Baezuri, SMPN 2 Pakuhaji
33

Anda mungkin juga menyukai