Anda di halaman 1dari 17

TUGAS UAS

PELUANG BISNIS ANGKRINGAN DI KOTA KRAKSAAN

Diajukan untuk memenuhi tugas UAS pada mata kuliah study kelayakan bisnis

Dosen Pengampu: NUR HADI, MM

Oleh:

M.GHAZALI (2142400081)

UNIVERSITAS NURUL JADID

FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA

PROGAM STUDI EKONOMI

PROBOLINGGO

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, bahwa dengan rahmat
dan ma’unahnya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah study kelayan bisnis yang
membahas tentang peluang bisnis angkringan di kota kraksaan dalam bentuk makalah.

Dalam penyususnan materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kami menyadari beberapa kekurangan yang tidak kami ketahui. Dengan itu kami sangat
mengharap nasehat dan saran yang dapat membimbing kami untuk terus balajar lebih baik.
Selanjutnya kami berterima kasih, berkat bimbingan dan dorongan orang tua hambatan-
hambatan yang kami hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Bapak dosen Nur Hadi, M.M. yang telah memberikan tugas dan bimbingannya
kepada kami hingga tugas ini dapat kami selesaikan.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbang pemikiran bagi yang
membutuhakan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai,
Amin ya rabbal alamin.

Probolinggo, 18 Januari 2024

Yang Menyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PENULIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN

1.4 PROFIL USAHA


1.5 ASPEK-ASPEK YANG LANDAS
1) ASPEK LEGALITAS
2) ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
3) ASPEK MANAJMENT & SUMBER DAYA MANUSIA
4) ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
5) ASPEK FINANSIAL
6) ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL
7) ASPEK LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV PENUTUP

1.6 KESIMPULAN
1.7 POTENSI USAHA

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Angkringan pertama kali muncul di Yogyakarta, angkringan di Yogyakarta dipelopori


oleh seorang pendatang dari Cawas, Klaten bernama Mbah Pairo pada tahun 1950-an.
Cawas yang secara adminstratif termasuk wilayah Klaten Jawa Tengah merupakan
daerah tandus terutama di musim kemarau. Tidak adanya lahan subur yang bisa
diandalkan untuk menyambung hidup, membuat Mbah Pairo mengadu nasib ke kota.
Mbah Pairo bisa disebut pionir angkringan di Yogyakarta. Usaha angkringan Mbah Pairo
ini kemudian diwarisi oleh Lik Man, putra Mbah Pairo sekitar tahun 1969. Seiring
bergulirnya waktu, lambat laun bisnis ini kemudian menjamur hingga pada saat ini sangat
mudah menemukan angkringan di setiap sudut Kota Yogyakarta. Angkringan Lik Man
pun konon menjadi yang paling dikenal di seluruh Yogyakarta, bahkan di luar
Yogyakarta. Demikian sejarah angkringan di Yogyakarta bermula.
Angkringan merupakan model perdagangan makanan dan minuman dengan
menggunakan gerobak dorong yang biasanya berjualan pada malam hari, adapun yang
dijual oleh pedagang angkringan yaitu macam-macam makanan seperti, bakwan goreng,
nasi kucing, rica-rica ayam, ronde, macam-macam sate seperti usus ayam, ceker ayam,
hati ayam, ada teh es dan jeruk panas maupun dingin yang disajikan pada.
malam hari mulai selepas maghrib hingga tengah malam. Sebagai model
perdagangan makanan yang menjajakan pada malam hari, pedagang angkringan dalam
menyajikan dagangan memiliki karakteristik yang hampir sama antara pedagang
angkringan satu dengan pedagang angkringan lainnya dimana hal ini menjadi ciri khas
yang membedakan mereka dengan pedagang makanan lainnya, baik dari kondisi
makanan dan minuman yang disajikan sampai suasana yang santai penuh kekeluargaan
dan keakraban baik dari pedagangnya maupun dari para pembelinya. Angkringan
kemudian di identikkan sebagai tempat konsumsi kelompokkelompok menengah
kebawah, melihat angkringan sebagai alternatif pilihan yang murah dalam pemenuhan
kebutuhan dasar mereka, di angkringan boleh saja duduk berjam-jam tanpa harus
khawatir akan mendapat usiran dari pemiliknya. Angkringan pula boleh makan sambil
jegang (duduk dengan kaki satu diangkat) mengangkat kaki, bahkan bila memungkinkan
sambil tiduran. Banyak pedagang angkringan menyediakan tikar untuk lesehan
pengunjung dimana hal ini memberikan suasana khas pada warung angkringan itu sendiri.
Maka tak heran jika banyak masyarakat yang menjadikan angkringan sebagai tempat
konsumsi, mereka memilih angkringan karena suasana berbeda yang ditawarkan oleh
para pedagang angkringan bila dibandingkan dengan warung makan lainnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah


dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi pemasaran bisnis angkringan di kota kraksaan dalam
meningkatkan pangsa pasar ?
2. peluang bisnis angkringan di kota kraksaan ?
3. Bagaimana kelayakan bisnis angkringan di kota Probolinggo ?
1.3 TUJUAN PENULIS
1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan strategi pemasaran bisnis
angkringan di kota kraksaan dalam meningkatkan pangsa pasar
2. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan peluang bisnis Angkringan di kota
kraksaan

BAB II LANDASAN TEORI

Kata Angkringan berasal dari kata pergaulan jawa, angkring atau


nangkring yang memiliki arti duduk santai yang lebih bebas. Para pembeli yang
duduk di bangku kayu memanjang di sekitar gerobak dapat mengangkat atau
melipat kaki naik ke atas kursi. Angkringan merupakan suatu bentuk variasi dari
kaki lima. Penjual kaki lima yang menggunakan pikulan juga dapat di temui di
daerah-daerah lain. Kaki lima pikulan yang menjual makanan dengan harga murah
seperti angkringan dapat pula di temui di Solo dan klaten. Menurut Klara,
“masyarakat setempat menyebut kaki lima tersebut dengan nama HIK (Hidangan
Istimewa Kampung). Istilah ini gunakan di Solo, tetapi istilah ini populer di
Yogyakarta adalah angkringan.

Pada awalnya penjual angkringan tidak menggunakan gerobak dorong


beroda dua, melainkan pikulan yang terbuat dari belahan batang bambu. Di kedua
ujungnya digantung dua set perangkat, serta di lengkapi sebuah bangku untuk
penjual. Satu set angkringan dilengkapi dengan alat dan bahan minuman yang
akan di olah, termasuk anglo atau tungku berbahan bakar arang. Sementara yang
lain memuat bahan makanan siap saji yang hanya perlu di bakar kembali di atas
tungku. Perlengkapan kios berjalan ini masih sangat sederhana mengingat
frekuensi perpindahanya cukup tinggi

Angkringan juga terkenal sebagai tempat yang egaliter karena


bervariasinya pembeli yang datang tanpa membeda-bedakan strata sosial atau
sara . Mereka menikmati makanan sambil bebas mengobrol hingga larut malam
meskipun tak saling kenal tentang berbagai hal atau kadang berdiskusi tentang
topik-topik yang serius. Harganya yang murah dan tempatnya yang santai
membuat angkringan sangat populer di tengah kota sebagai tempat persinggahan
untuk mengusir lapar atau sekadar melepas lelah. Akrabnya suasana dalam
angkringan membuat nama angkringan tak hanya merujuk ke dalam tempat tetapi
kesuasana, beberapa acara mengadopsi kata angkringan untuk menggambarkan
suasana yang akrab saling berbagi dan menjembatani perbedaan

BAB III PEMBAHASAN

1.4 PROFIL USAHA

Konsep angkringanadalah gerobak dorong dari kayu dan tungku dari arang.
Di atasnya ceret besar berjumlah tiga buah sebagai alat untuk menghidangkan
bahan minuman. Tak lupa yang menambah suasana remang-remang eksotis
adalah lampu minyak yang di sebut teplok yang menerangi di tengah gerobak.
Tempat duduk yang menggunakan kursi kayu panjang mengelilingi gerobak yang
di naungi terpal plastik gulung sebagai tenda. Perpaduan yang bersahaja ini
menjadi estetika angkringan yang terbentuk melawan waktu dan perkembangan
zaman. Meski begitu, inilah yang menjadi daya tarik luar biasa dari warung
angkringan. Makanan yang dijual meliputi nasi kucing, gorengan, sate usus
(ayam), sate telur puyuh, dan keripik. Minuman yang dijualpun beraneka macam
seperti teh, jeruk, kopi, tape, wedang jahe dan susu. Semua dijual dengan harga
yang sangat terjangkau, mulai dari minuman Rp. 2000 - Rp. 6000, nasi kucing Rp.
3000, Ricarica ayam Rp. 4000 dan macam-macam sate Rp. 3000. Meski harganya
murah, namun konsumen warung ini sangat bervariasi. Mulai dari tukang
bangunan, pegawai kantor, mahasiswa, seniman, bahkan hingga pejabat dan
eksekutif. Antar pembeli dan penjual sering terlihat mengobrol dengan santai
dalam suasana penuh kekeluargaan.

1.5 ASPEK-ASPEK LANDAS


1) ASPEK LEGALITAS
Aspek legalitas adalah segala aspek yang berkaitan dengan keabsahan
hukum suatu hal atau tindakan. Dalam konteks bisnis, aspek legalitas
sangat penting untuk diperhatikan karena dapat mempengaruhi
keberlangsungan bisnis dan reputasi perusahaan. Beberapa aspek legalitas
yang harus diperhatikan dalam bisnis antara lain:
1. Pendirian usaha: Proses pendirian usaha angkringan harus dilakukan
sesuai dengan aturan dan peraturan yang berlaku di negara tersebut.
2. Perizinan: Usaha angkringan harus memiliki semua izin dan lisensi
yang diperlukan untuk menjalankan bisnisnya.
3. Kontrak: semua kontrak yang dibuat harus sah dan mengikat secara
hukum.
4. Kepemilikan intelektual: usaha angkringan harus melindungi hak
kekayaan intelektualnya seperti merek dagang, paten, dan hak cipta.
5. Pajak: usaha angkringan harus mematuhi semua aturan pajak yang
berlaku di negara tersebut.
6. Perlindungan konsumen: usaha angkringan harus mematuhi aturan
perlindungan konsumen dan hak-hak konsumen.
7. Ketentuan kerja: usaha angkringan harus mematuhi semua aturan
ketentuan kerja dan hak-hak pekerja.
2) ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Aspek pasar dan pemasaran adalah hal yang sangat penting dalam bisnis
karena menentukan apakah produk atau layanan yang ditawarkan akan laku di
pasaran atau tidak. Beberapa aspek pasar dan pemasaran yang perlu
diperhatikan dalam bisnis antara lain:

1. Segmentasi pasar: usaha angkringan harus memahami siapa target pasar


mereka dan bagaimana mereka dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
dari segmen tersebut.

2. Analisis pesaing: usaha angkringan harus memahami pesaing mereka dan


bagaimana mereka dapat bersaing dengan pesaing tersebut.

3. Strategi pemasaran: usaha angkringan harus memiliki strategi pemasaran


yang efektif untuk mempromosikan produk atau layanan mereka kepada
konsumen potensial.

4. Penetapan harga: usaha angkringan harus menentukan harga yang tepat


untuk produk atau layanan mereka, yang dapat bersaing dengan pesaing dan
sesuai dengan kebutuhan pasar.

5. Distribusi: usaha angkringan harus memastikan bahwa produk atau layanan


mereka tersedia di tempat yang tepat dan mudah diakses oleh konsumen.

6. Penjualan: usaha angkringan harus memiliki tim penjualan yang efektif


untuk menjual produk atau layanan mereka kepada konsumen potensial.

7. Pelayanan pelanggan: usaha angkringan harus memberikan pelayanan


pelanggan yang baik dan memastikan kepuasan pelanggan untuk
mempertahankan loyalitas pelanggan dan meningkatkan reputasi perusahaan.

3) ASPEK MANAJEMNT DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Aspek manajemen dan sumber daya manusia juga sangat penting dalam
bisnis karena berkaitan dengan pengelolaan sumber daya manusia dan aset
perusahaan. Beberapa aspek manajemen dan sumber daya manusia yang perlu
diperhatikan dalam bisnis antara lain:

1. Perencanaan strategis: usaha angkringan harus memiliki rencana strategis


yang jelas untuk mencapai tujuan jangka panjang mereka.

2. Pengelolaan keuangan: usaha angkringan harus memiliki manajemen


keuangan yang baik untuk mengelola sumber daya keuangan mereka dengan
efektif.

3. Pengelolaan risiko: usaha angkringan harus memiliki strategi pengelolaan


risiko yang baik untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi pada bisnis
mereka.

4. Pengembangan sumber daya manusia: usaha angkringan harus


mengembangkan karyawan mereka dengan memberikan pelatihan dan
pengembangan yang diperlukan untuk meningkatkan keterampilan dan
kemampuan mereka.

5. Pengelolaan kinerja: usaha angkringan harus memiliki sistem pengelolaan


kinerja yang efektif untuk memastikan bahwa karyawan bekerja secara efektif
dan produktif.

6. Pengelolaan komunikasi: perusahaan harus memastikan bahwa komunikasi


internal dan eksternal berjalan dengan baik untuk memastikan bahwa semua
pihak terlibat dalam bisnis.

7. Pengelolaan operasional: perusahaan harus memiliki sistem operasional


yang efektif untuk memastikan bahwa proses bisnis berjalan dengan lancar
dan efisien.

8. Pengelolaan aset: usaha angkringan harus memiliki strategi pengelolaan


aset yang baik untuk memastikan bahwa aset perusahaan terjaga dengan baik
dan efektif digunakan.

4) ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI


Aspek teknik dan teknologi juga sangat penting dalam bisnis karena berkaitan
dengan penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas
perusahaan. Beberapa aspek teknik dan teknologi yang perlu diperhatikan
dalam bisnis antara lain:

1. Penggunaan perangkat lunak: usaha angkringan harus menggunakan


perangkat lunak yang tepat untuk mengelola bisnis mereka, seperti perangkat
lunak akuntansi, manajemen proyek, dan manajemen inventaris.

2. Penggunaan perangkat keras: usaha angkringan harus menggunakan


perangkat keras yang tepat untuk memastikan bahwa karyawan dapat bekerja
dengan efektif dan efisien.

3. Pengembangan aplikasi: usaha angkringan harus mengembangkan aplikasi


yang dibutuhkan untuk memudahkan karyawan dalam bekerja dan
meningkatkan layanan pelanggan.

4. Penggunaan internet: usaha angkringan harus memanfaatkan internet untuk


memperluas jangkauan bisnis mereka dan meningkatkan keterlibatan
pelanggan.

5. Penggunaan media sosial: usaha angkringan harus memanfaatkan media


sosial untuk memperluas jangkauan bisnis mereka dan meningkatkan
keterlibatan pelanggan.

6. Penggunaan teknologi cloud: usaha angkringan harus menggunakan


teknologi cloud untuk menyimpan data mereka dengan aman dan mudah
diakses.

7. Penggunaan teknologi keamanan: usaha angkringan harus menggunakan


teknologi keamanan untuk melindungi data mereka dari serangan cyber dan
kejahatan lainnya.

8. Penggunaan teknologi otomatisasi: usaha angkringan harus menggunakan


teknologi otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas proses
bisnis mereka.
5) ASPEK FINANSIAL

Aspek finansial merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam bisnis.
Aspek ini berkaitan dengan pengelolaan keuangan perusahaan, termasuk
pengelolaan arus kas, pengelolaan aset dan liabilitas, pengelolaan hutang dan
piutang, serta pengelolaan investasi dan modal.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aspek finansial antara lain:

1. Perencanaan keuangan: usaha bakso harus memiliki perencanaan keuangan


yang baik untuk memastikan keberlangsungan bisnis mereka.

2. Pengelolaan arus kas: usaha angkringan harus mengelola arus kas mereka
dengan baik agar dapat memenuhi kewajiban keuangan dan membayar utang
tepat waktu.

3. Pengelolaan aset dan liabilitas: usaha angkringan harus mengelola aset dan
liabilitas mereka dengan baik untuk memaksimalkan penghasilan dan
mengurangi risiko keuangan.

4. Pengelolaan hutang dan piutang: usaha angkringan harus mengelola hutang


dan piutang mereka dengan baik untuk meminimalkan risiko kredit dan
memperbaiki arus kas.

5. Pengelolaan investasi dan modal: usaha angkringan harus mengelola


investasi dan modal mereka dengan baik untuk memaksimalkan penghasilan
dan mengurangi risiko keuangan.

6. Penggunaan laporan keuangan: usaha angkringan harus menggunakan


laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan mereka dan membuat
keputusan bisnis yang tepat.

7. Pemenuhan kewajiban perpajakan: usaha angkringan harus memenuhi


kewajiban perpajakan mereka dengan tepat waktu dan sesuai dengan
peraturan perpajakan yang berlaku.
8. Pengelolaan risiko keuangan: usaha angkringan harus mengelola risiko
keuangan mereka dengan baik untuk meminimalkan dampak risiko keuangan
pada bisnis mereka

6) ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL

Aspek ekonomi dan sosial juga sangat penting dalam bisnis. Aspek ini
berkaitan dengan pengaruh bisnis terhadap perekonomian dan masyarakat
secara umum.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ekonomi dan sosial antara
lain:

1. Kontribusi pada perekonomian: bisnis usaha angkringan harus memberikan


kontribusi positif pada perekonomian, seperti menciptakan lapangan kerja,
membayar pajak, dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

2. Pengaruh terhadap lingkungan: bisnis usaha angkringan harus


memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan, seperti mengurangi limbah
dan emisi, serta menggunakan sumber daya secara efisien.

3. Etika bisnis: bisnis usaha angkringan harus beroperasi dengan etika yang
baik, seperti tidak melakukan korupsi, mematuhi peraturan, dan
memperhatikan hak-hak karyawan dan konsumen.

4. Kepedulian sosial: bisnis usaha angkringan harus memiliki kepedulian


sosial, seperti memberikan dukungan pada program sosial dan lingkungan,
serta memberikan sumbangan pada masyarakat yang membutuhkan.

5. Dampak pada masyarakat: bisnis usaha angkringan harus memperhatikan


dampaknya pada masyarakat sekitar, seperti memberikan manfaat pada
masyarakat sekitar dan memperhatikan kepentingan masyarakat dalam
pengambilan keputusan.

6. Kepatuhan hukum: bisnis usaha angkringan harus selalu mematuhi hukum


yang berlaku, seperti tidak melakukan diskriminasi dan tidak melakukan
pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
7. Tanggung jawab sosial: bisnis usaha angkringan harus memiliki tanggung
jawab sosial, seperti memberikan kontribusi pada program sosial dan
lingkungan, serta memperhatikan kepentingan masyarakat dalam
pengambilan keputusan.

7) ASPEK LINGKUNGAN HIDUP

Aspek lingkungan hidup juga sangat penting dalam bisnis. Aspek ini
berkaitan dengan pengaruh bisnis terhadap lingkungan dan upaya bisnis
dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aspek lingkungan hidup antara
lain:

1. Pengelolaan limbah: bisnis usaha angkringan harus memperhatikan


pengelolaan limbah yang dihasilkan, seperti meminimalkan limbah dan
membuang limbah dengan cara yang aman bagi lingkungan.

2. Penggunaan sumber daya: bisnis usaha angkringan harus menggunakan


sumber daya secara efisien, seperti energi dan air, serta memperhatikan
dampaknya terhadap lingkungan.

3. Pemilihan bahan baku: bisnis usaha angkringan harus memilih bahan baku
yang ramah lingkungan, seperti bahan baku yang dapat didaur ulang atau
bahan baku yang tidak berbahaya bagi lingkungan.

4. Pengurangan emisi: bisnis usaha angkringan harus berupaya mengurangi


emisi gas rumah kaca dan polusi udara, seperti dengan menggunakan
teknologi yang lebih ramah lingkungan atau mengadopsi praktik bisnis yang
lebih berkelanjutan.

5. Konservasi alam: bisnis usaha angkringan harus memperhatikan konservasi


alam, seperti menjaga keanekaragaman hayati dan meminimalkan dampak
bisnis pada ekosistem.

6. Penyuluhan lingkungan: bisnis usaha angkringan dapat memberikan


penyuluhan tentang lingkungan hidup pada karyawan dan masyarakat sekitar,
sehingga dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga
lingkungan hidup.

7. Sertifikasi lingkungan: bisnis usaha angkringan dapat memperoleh


sertifikasi lingkungan, seperti ISO 14001, yang menunjukkan bahwa bisnis
telah memenuhi standar lingkungan yang ditetapkan.

BAB VI PENUTUP

1.6 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas oleh peneliti, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Strategi pemasaran bisnis angkringan di kota kraksaan untuk meningkatkan pangsa
pasar melalui tahapan segmentasi pasar, penetapan posisi pasar, dan bauran pemasaran.
Dari tahapan tersebut diketahui pendekatan yang dilakukan untuk meningkatkan pangsa
pasar yaitu dengan memilih lokasi yang strategis, tidak ada batasan bagi semua kalangan
menjadi konsumennya, menu makanan yang disediakan aman dikonsumsi, memberikan
pelayanan sebaik mungkin, tempat yang bersih, harga yang terjangkau, dan promosi
melalui banner, sosial media dan mulut kemulut (word of mouth).
2. Peluang bisnis angkringan di kota kraksaan memiliki prospek yang baik untuk
kedepannya. Dihubungkan pada analisis SWOT, maka pembisnis mengetahui kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats),
dengan demikian menjadi motivasi bagi masyarakat mengingat pelaku usaha di bidang ini
belum terlalu banyak khususnya di kecamatan kraksaan
3. Kelayakan bisnis angkringan di kota kraksaan dilihat dari aspek pasar dan pemasaran
bisnis angkringan layak untuk dijalankan karena memiki potensi pasar dan peluang untuk
memasarkan produknya hal ini dilihat dari jumlah konsumen 95 potensial yang dimiliki
bisnis tersebut. Sedangkan aspek ekonomi, sosial dan budaya dapat dikatakan layak
karena sudah memberikan manfaat bagi pemilik dan masyarakat.
1.7 POTENSI USAHA
Potensi usaha angkringan terhadap anak muda sangat signifikan karna dengan
mempunyai usaha angkringan anak muda bisa memberikan separuh kesejahteraan bagi
keluarganya dan juga dengan usaha angkringan juga bisa memberikan peluang terhadap
masyarakat untuk berusaha mengembangkan usaha dan memberikan pekerjaan buat
masyarakat yang tidak punya pekerjaan. Dengan itu sudah menguragi pengangguran yang
ada disekitar kraksaan
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka


Cipta, 1997.

Abdullah, Thamrin & Tantri, Francis, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Rajawali Pers,
2013.

Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003.

Departemen Agama, Alquran dan terjemahannya Juz 1-30 Edisirevisi, Surabaya:


KaryaAgung, 2006.

Ghoni, Djunaidi & Almanshur, Fauzan, Metode Penelitin Kualitatif, Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012

. George R, Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, Jakarta: BumiAksara, 2003.

Gunaraa, Thorik&Hardiono, Utus, Marketing Muhammad:


StrategiAndaldanJituPraktikBisnisNabi Muhammad SAW, Bandung:
SalamadaniPustakaSemesta, 2007.

Ghufron, Sofiniyah, Briefcase Book Edukasi Profesional Syari’ah: Dasar dan Strategi
Pemasaran Syari’ah, Jakarta: Renaisan, 2005.

Hasan, Ali, Marketing Bank Syari’ah: Cara Jitu Meningkatkan Pertumbuhan Pasar Bank
Syari’ah, Bogor: Galia Indonesia, 2010.

Husein, Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2005.

J. Winardi, Entrepreneur & Entrepreneurship, Jakarta: Kencana, 2003.


Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis: Teori & Pembuatan Proposal kelayakan, Jakarta: PT
BumiAksara 2011.

J Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rose Jakarya Offset,
2001.

Anda mungkin juga menyukai