Anda di halaman 1dari 38

PERILAKU PEDAGANG DI PASAR TERAPUNG

LOK BAINTAN DALAM TINJAUAN


ETIKA BISNIS ISLAM

PROPOSAL SKRIPSI OLEH:

AHMAD DIMYATHI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
2022 M/1442 H
DAFTA
R ISI

DAFTAR ISI................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 4
C. Tujuan penelitian .................................................................. 4
D. Signifikansi penelitian ......................................................... 5
E. Definisi operasional .............................................................. 5
F. Penelitan Terdahulu............................................................... 6
G. Sistematika Penulisan ........................................................... 8
BAB II ETIKA BISNIS ISLAM, DAN MANAJEMEN
PELAYANAN……………………………………………………10
A. Etika Bisnis Islam........................................................................ 12
1. Pengertian Etika Bisnis islam ............................................. 12
2. Landasan Etika Bisnis islam................................................ 14
3. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis islam....................................... 16
4. Konsep Etika Bisnis Islam................................................
5. Fungsi Etika Bisnis Islam................................................
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pedagang
Dalam Bisnis................................................ ..............
7.
B. Pasar
.............................................................................................................
... 44
1. Pengertian
pasar...........................................................................................
44
2. Macam-Macam
pasar................................................................................... 45

i
BAB III METODE
PENELITIAN...................................................................... 48
A. Jenis Pendekatan Penelitian
......................................................................... 48
B. Lokasi Penelitian
......................................................................................... 48
C. Subjek dan Objek
Penelitian……………………………………………… 49
D. Data dan Sumber
Data................................................................................. 49
E. Teknik Pengumpulan Data
.......................................................................... 50
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
........................................................ 51
G. Tahapan
Penelitian......................................................................................
. 51

DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................…………….….. 54

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang memiliki kebebasan untuk melakukan kegiatan muamalah

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Islam memiliki pedoman bagi

umatnya untuk melakukan semua kegiatan muamalah tersebut. Untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya, manusia akan membutuhkan harta benda. Oleh karena itu,

manusia akan selalu berusaha untuk memperoleh kekayaan, salah satunya melalui

pekerjaan, dan berbagai pekerjaan adalah berbisnis, dan salah satunya adalah

berdagang di pasar (Dwiyanti, 2018).

Pasar merupakan mekanisme pertukaran barang dan jasa yang telah ada

sejak peradaban manusia purba. Islam menempatkan pasar pada tempat yang

penting dalam perekonomian (Rusdiana, 2016). Oleh karena itu, pasar memainkan

peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi negara dan dunia.

Pasar terapung merupakan tempat dan tradisi yang sangat penting untuk

jual beli, dan telah menjadi simbol Kalimantan Selatan dan dikenal dunia.

Munculnya pasar terapung didorong oleh wilayah perairan dan banyaknya sungai

yang ada serta sejarah panjang sungai yang menjadi basis budaya masyarakat

Banjar. Sungai digunakan untuk berbagai keperluan, seperti jalur transportasi

utama dan tempat jual beli atau pasar. Oleh karena itu, kegiatan jual beli

dilakukan dengan menggunakan perahu di sungai, dan pasar tersebut disebut juga

dengan pasar terapung, seperti pasar terapung Lok-Baintan.

4
Pasar Terapung Lok-Baintan adalah pasar terapung yang terletak di Sungai

Martapura di Desa Lok-Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten

Banjar(Hendraswati, 2016). Secara umum, pasar terapung Lok-Baintan tidak jauh

berbeda dengan pasar terapung yang terletak di muara Sungai Kuin di

Banjarmasin. Keduanya merupakan pasar perahu tradisional dimana berbagai

komoditas seperti hasil pertanian, perkebunan, kebutuhan sehari-hari

diperdagangkan. Aktivitas jual beli di pasar terapung ini tidak berlangsung lama,

paling lama sekitar tiga sampai empat jam. Aktivitas para pedagang dan pembeli

di Pasar Terapung Lok-Baintan biasanya dimulai dari pukul 05.30 hingga 09.00

WITA, namun pada hari Minggu biasanya berlangsung lebih lama. Mereka

menjual berbagai macam barang seperti sayuran, hasil bumi, berbagai jenis ikan,

kue-kue tradisional dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Keberadaan pasar ini juga

membantu masyarakat sekitar sebagai pedagang untuk meningkatkan pendapatan

mereka.

Pasar Terapung Lok Baintan bisa dikatakan sebagai pasar buah. Karena

biasanya orang membeli buah di pasar ini kemudian menjualnya kembali ke pasar

lain seperti Pasar Terpadu A. Yani, Pasar Antasari dan Pasar Terapung di Siring,

Menara Pandang Banjarmasin.

Para pedagang di Pasar Terapung Lok Baintan Selain berdagang di Pasar

Terapung Lok Baintan, terkadang juga dijual di Banjarmasin, di Pasar Terapung

Menara Pandang Siring.

Berdasarkan pengamatan awal peneliti. Peneliti menemukan beberapa hal

terkait praktik bisnis pedagang di Pasar Terapung Lok Baintan yaitu bagaimana

5
buah tersebut dijual baik dengan cara borongan maupun secara eceran, namun

sebagian besar para pedagang membeli dan menjual secara borongan. Praktik jual

beli seperti ini sudah menjadi kebiasaan bagi para pedagang di pasar ini. Cara

mereka mengemas buah adalah dengan memasukkannya ke dalam wadah yang

disebut "bungkalang" yang disusun berlapis-lapis atau bertingkat-tingkat dan

dijual secara borongan. Jual beli seperti ini dapat menimbulkan gharar atau

ketidakpastian terhadap kualitas buah yang dapat merugikan pihak lain yang

membeli buah tersebut. Sementara untuk eceran, mereka biasanya menjual

separuh isi “bungkalang” dan juga perbiji(Murni, 2013).

Selain melaukan jual beli dengan sistem borongan yang bias menimbulkan

gharar atau ketidakpastian, peneliti juga menemukan beberapa pelanggaran etika

yang dilakukan oleh beberapa penjual dalam menjualkan barang dagangannya.

Ada beberapa kasus di mana saat para pedagang ini ingin menjual barang

dagangannya, mereka menjualnya dengan cara paksa, artinya para pedagang ini

ingin para pengunjung membeli dagangan mereka, adanya ketidakrelaan yang di

alami pengunjung dalam membeli barang dagangan di Pasar terapung Lok

Baintan tersebut membuat dari beberapa mereka ada yang jera untuk berkunjung

lagi ke Pasar Terapung Lok Baintan.

Dalam keadaan lain tidak hanya pelanggran etika bisnis dari penjual ke

pembeli, bahkan pelanggaran etika sesame penjual pun sering terjadi, di mana

para penjual sering berebut menjualkan barang dagangannya kepada para

pengunjung, bahkan ada satu penjual yang masih melakukan transaksi dengan

calon pembeli, tak lama berselang dating penjual lain menawarkan barang

6
dagangannya dengan harga yang lebih murah dengan calon pembeli yang sama.

Artinya adanya pelanggaran etika bisnis yang dilakukan para penjual dalam

menjalankan suatu bisnis

Bukan hanya dalam hal etika bisnis, para penjual pun masih kurang dalam

hal pelayan terhadap para calon konsumen, di mana para penjual sering melayani

para pembelinya dengan tidak ramah dan sering mengusik tempat mereka dengan

ikut naik ke atas kapal untuk menjualkan barang dagangannya. Hal tersebut

membuat para pengunjung cukup terganggu dan kurang nyaman saat para

pedagang ini menjual dagangannya dengan ikut naik ke atas kapal.

Pelayanan adalah kemampuan perusahaan ataupun seseorang yang mampu

untuk menyediakan pelayanan yang memuaskan para konsumen. Kemampuan ini

tercermin dalam sumber daya manusia dan lingkungan.

Sumber daya manusia adalah sumber daya yang paling penting dalam

organisasi di mana orang-orang ini menyediakan energi, kreativitas, dan upaya

mereka untuk berorganisasi.

Dalam memberikan pelayanan kepada konsumen, para pihak harus:

bekerja secara profesional dan terampil. Sifat profesional dan terampil ini di

gambarkan didalam Al-Qur’an Ayat 84 yang berbunyi:

‫يًل‬ َ ‫علَ ٰى شَا ِكلَتِ ِه فَ َربُّ ُك ْم أ َ ْعلَ ُم ِب َم ْن ُه َو أ َ ْهدَ ٰى‬


‫س ِب ا‬ َ ‫قُ ْل ُك ٌّل َي ْع َم ُل‬
Artinya : “Katakanlah (Muhammad), Setiap orang berbuat sesuai dengan

pembawaannya masing-masing. Muka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang

lebih benar jalannya”.(QS. Al-Isra’ : 84).

7
Dalam ayat di atas dikatakan bahwa setiap orang yang melakukan

perbuatan baik, harus dilakukan sesuai dengan kemampuannya. Artinya,

seseorang harus penuh ketekunan dan dedikasi untuk menjalankan semua

keahliannya. jika seseorang melakukan hal tersebut terbaik maka akan

menghasilkan sesuatu yang optimal (Nurhadi, 2020).

Jadi pelayanan itu penting sebagai upaya menarik konsumen untuk

menggunakan produk atau jassa. Pelayanan atau service adalah setiap kegiatan

atau manfaat yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lainnya, pada dasarnya

pelayanan tidak terlihat dan tidak menyebabkan Kepemilikan terhadap sesuatu

dan tidak berbentuk produk fisik.

Dengan demikian, dari paparan diatas peneliti tertarik untuk melakukan

peneilitian dengan judul PERILAKU PEDAGANG DI PASAR TERAPUNG

LOK BAINTAN DALAM TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka yang

menjadi rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran perilaku pedagang di pasar Terapung Lok Baintan

dalam melayani konsumen?

2. Bagaimana perilaku pedagang dalam melayani konsumen ditinaju dari

etika bisnis islam?

8
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah,

maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Bagaimana gambaran perilaku pedagang di

pasar Terapung Lok Baintan dalam melayani konsumen.

2. Untuk mengetahui Bagaimana perilaku pedagang dalam melayani

konsumen ditinaju dari etika bisnis islam.

D. Signifikansi penelitian

Sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana (S1) Jurusan

Eknomoni Syaiah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis islam UIN Antasari

Banjarmasin, hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Aspek Teoritis (keilmuan)

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran serta informasi bagi semua pihak terutama para pedagang yang ada

di Pasar Terapung Lok Baintan dan juga sebagai bahan evalusai terhadap

penerapan etika bisnis islam di Pasar Terapung Lok Baintan.

2. Aspek Terapan (Praktis)

a. Menjadi bahan informasi bagi pihiak-pihak yang ingin melakukan

penelitian yang lebih lanjut pada oermasalahan yang sama dari sudut

pandang yang berbeda.

b. Menambah Khazanah literature perpustakaan fakultas Ekonomi dan

9
Bisnis islam danjuga khususnya untuk perpustakaan UIN Antasari

Banjarmasin dan secara umum untuk pihak yang berkepentingan

dengan hasil penelitian ini.

E. Defenisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kesalahan dalam interpretasi

penelitian ini, dan untuk memperjelas tujuan dari judul penelitian ini, peneliti

membuat definisi operasional sebagai berikut:

Definisi Operasional

1. Perilaku : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian perilaku

adalah reaksi atau reaksi individu, tidak hanya dalam tubuh atau ucapan,

tetapi juga dalam tindakan (sikap) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2009,

hlm. 263). Dalam menjalankan sebuah bisnis hendaknya mengutamakn

perilaku yang berhubngan dengan pelayanan, karena pelayanan yang baik

akan menimbulkan sebuah dampak yang positif saat menjalankan suatu

bisnis. Pelayanan adalah kemampuan perusahaan ataupun seseorang yang

mampu untuk menyediakan pelayanan yang memuaskan kepada para

konsumen. Jadi pelayanan itu penting sebagai upaya untuk menarik

konsumen dengan menggunakan produk atau jassa. Pelayanan atau

service adalah setiap kegiatan atau manfaat yang diberikan oleh satu

pihak kepada pihak lainnya.

Perilaku yang dimaksud didalam penelitian ini adalah perilaku para

penjual dalam melayani para pembeli di Pasar Terapung Lok Baintan

dalam tinjauan etika bisbis islam.

10
2. Etika Bisnis Islam : Secara sederhana, mempelajari etika bisnis berarti

memahami baik/buruk, benar/salah dalam dunia bisnis menurut prinsip-

prinsip etika (Badroen, 2006). Penelitian etika bisnis kadang-kadang

disebut sebagai etika manajerial atau etika organisasi. Etika bisnis dapat

berarti berpikir atau merenungkan etika dalam ekonomi dan bisnis.

Dimana penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana etika bisnis

para pedagang di Pasar Terapung Lok Baintan.

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang mempunyai

topik penelitian yang hampir sama dengan tujuan untuk mempermudah peneliti

dalam menemukan sumber-sumber pemecahan masalah dalam penelitian ini.

Peneliti harus mempelajari terlebih dulu hasil dari penelitian sebelumnya untuk

mempermudahkan dalam pengumpulan data, metode analisis data yang di

gunakan dalam pengumpulan data, maka peneliti mencamtumkan penelitian

terdahulu yang berhubungan dengan penelitiain ini. Adapun penelitian terdahulu

yang peneliti rasa sangat relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dyan Arrum Rahmadani (2017). Judul :

Perilaku Pedagang Tradisional Petepamus Makassar Dalam Perspektif

Etika Bisnis islam. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemahaman

pedagang di pasar tradisional Petepamus Makassar mengenai etika bisnis

islam disimpulkan bahwa para pedagang tidak mengetahui etika bisnis

islam. Akan tetapi, dalam melaksanakan transaksi jual beli mereka

11
menggunakan aturan yang telah di atur oleh agama Islam.

2. Penelitian Nana Rusdiana (2016). Judul : Etika Bisnis Pedagang Ikan Di

Pasar Besar Kota Pelangka Raya Perspektif Ekonomi Islam. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwasanya pedagang ikan laut di pasar

Pelangka Raya telah sesuai dengan prinsip ekonomi islam yang meliputi,

melaksanakan shalat, berdoa, bersedekah, adil, seimbang dalam

menimbang dan tidak menutupi cacat, dan lain- lain. Tetapi walaupun

begitu pemahaman mereka terhadap ekonomi Islam terbilang belum

sepenuhnya memahami, karena masih ada beberapa transaksi yang di

larang dalam islam dipraktekkan oleh beberapa pedagang, seperti

menyampaikan kondisi ikan yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya,

transaksi yang mengandung unsur sumpah palsu atau promosi yang

berlebih-lebihan terhadap kualitas ikan dan/atau harga, transaksi yang tidak

adil dalam memperlakukan timbangan dan transaksi yang memiliki unsure

paksaan terhadap pembeli.

3. Penelitian Umi Mursidah (2017). Judul : penerapan Etika Bisnis Dalam

Transaksi Jual Beli Di Pasar Tradisional. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwasanya berdasarkan hasil observasi dan kuesioner yang

diperoleh dari para pedagang dan pembeli di Pasar Betung jika ditinjau dari

ke empat prinsip-prinsip etika bisnis Islam yang dijadikan tolak ukur,

penerapan etika bisnis islam di Pasar Betung belum diterapkan dengan baik

oleh para pedagang karena hanya prinsip tanggung jawab saja yang sudah

diterapkan dengan baik oleh para pedagang di Pasar Betung. Sedangkan

12
prinsip keadilan, prinsip kehendak bebas, dan prinsip kebenaran belum

diterapkan dengan baik oleh para pedagang di Pasar Betung.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas yaitu,

perbedaannya terdapat pada judul penelitian dan juga tempat penelitian. Di mana

penelitian ini di lakukan di Desa Lok Baintan Kecematan Sungai Tabuk

Kabupaten Banjar, dengan judul Penelitian (Perilaku Pedagang Di Pasar

Terapung Lok Baintan Dalam Tinjauan Etika Bisnis Islam).

G. Sistemika Penulisan

Penulisan skipsi ini disusun dalam sebuah sistematika penulisan yang terdiri

dari lima bab, sebagai berikut:

BAB I, merupakan pendahuluan. Pada bab ini membahas latar

belakang diangkatnya penelitian ini mengenai permasalahn yang terjadi pada

prilaku pedagang dipasar terapung lok baintan dalan tinjauan etika bisnis

islam agar penelitian ini menjadi terarah dan tidak ada kesalahan dalam

penulisan skripsi ini, kemudian dibuatlah rumusan masalah dan tujuan

penelitian serta dibuatlah signifikansi penelitian untuk mempermudah dan

memperjelas manfaat dari penelitian ini, kemudian dibuatlah defenisi

operasional untuk membatasi masalah-masalah yang ada dalam penelitian

ini, dan juga dicantumkan penelitian terdahulu sebagai bahan pembanding

antara penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang sedang peneliti

angkat saat ini.

BAB II, Berisikan landasan teori yang akan dibahas mengenai

13
masalah yang berhubungan dengan objek penelitian, melalui teori-teori

yang mendukung dari buku dan literatur yang berkaitan degan masalah

yang ingin diteliti.

BABIII, merupakan metode penelitian yang terdiri dari jenis dan

pendekatan penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data,

teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, analisis data, serta

prosuder penelitian.

BAB IV, merupakan hasil dan pembahasan yang berkaitan dengan

hasil dan analisis data permasalahan yang disesuaikan dengan metode

penelitian pada bab III serta jawaban dari rumusan masalah.

BAB V, merupakan penutup dalam bab ini peneliti memberikan

kesimpulan mengenai permasalahan yang telah dibahas dalam uraian

sebelumnya, kemudian selanjutnya akan dikemukakan saran berdasarkan

kesimpulan peniliti.

14
BAB II

ETIKA BISNIS ISLAM

A. ETIKA BISNIS ISLAM

1. Pengertian Etika Bisnis Islam

Bisnis merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau

kelompok orang yang menyediakan barang dan jasa dengan tujuan

memperoleh keuntungan. Orang yang berusaha menggunakan waktunya

dengan menanggung resiko dalam menjalankan kegiatan bisnis biasa disebut

Intreprenuer (zamzam & aravik, 2020).

Dalam Islm sendiri, bisnis dapat dipahami sebagai serangkaian

aktifitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah

(kuantitas) kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya, namun

dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya, yaitu aturan halal

dan haram(Sukarno, 2013).

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa bisnis adalah aktifitas

yang dilakukan oleh seorang individu untuk mengelola sumber daya ekonomi

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendapatkan keuntungan

sebagai imbalan dari usaha yang telah dilakukannya.

Dalam hal ini, ada dua defenisi tentang pengertian perdagangan, dari

dua sudut pendang yang berbeda, yaitu menurut mufassir dan ilmu fikih:

a) Menurut Mufassir, Bisnis adalah pengelolaan modal untuk

mendapatkan keuntungan.

b) Menurut Tinjauan Ahli Fikih, Bisnis adalah saling menukarkan

15
harta dengan harta secara suka sama suka, atau pemindahan hak

milik dengan adanya penggantian.

Menurut cara yang dibolehkan penjelasan dari pengertian diatas :

a) Perdagangan adalah suatu bagian muamalat yang berbentuk

transaksi antara seorang dengan orang lain.

b) Transaksi perdagangan itu dilaksanakan dalam bentuk jual beli

yang diwuhudkan dalam bentuk ijab dan qabul.

c) Perdagangan yang dilaksanakan bertujuan atau dengan motif

untuk mencari keuntungan.

Islam mengatur secara jelas apa yang boleh dan apa yang tidak boleh

di lakukan dalam kehidupan atau dalam bisnis. Al-Qur’an menyebutkan yang

hak dan yang batil ; anatara yang hak dengan yang batil jangan dicampur,

Jika masih ada yang diragukan, Maka dianjurkan untuk ditinggalkan. Jadi,

laksanakanlah sesuatu yang diyakini benar dan halal. Islam mengenal jenis

perbuatan yang diklasifikasikan dalam bentuk berikut. Wajib (sesutau yang

harus dilakukan dan berdosa jika tidak dilasanakan); Sunah (berpahala jika

dikerjakan dan tidak berdosa jika ditinggalkan); Halal (sesuatu yang boleh

dilakukan); Mubah (tidak dianjurkan dan tidak dilarang); Makruh (tidak

sepenuhnya dilarang, tetapi sebaiknya ditinggalkan); dan haram (semua yang

dianggap merusak dan merugikan sereta harus ditinggalkan)(harahaf, 2011).

Muhammad (2006) yang dikutip dari Yusuf Qardhawi menjelaskan

beberapa prinsip Islam mengenai penentuan halal dan haram berikut:

1) Prinsip dasarnya semua kegiatan muamalah diperbolehkan.

16
2) Hanya Allah yang berhak melarang dan mengesahkan sesuatu itu boleh

atau tidak.

3) Melarang yang halal dan membolehkan yang haram adalah syirik.

4) Larangan atas sesuatu didasarkan pada sifat najis dan merusak.

5) Apa yang halal diperbolehkan dan apa yang haram adalah dilarang.

6) Yang mendorong menuju haram adalah haram.

7) Menganggap yang haram adalah halal dilarang.

8) Niat yang baik tidak membuat yang haram menjadi halal.

9) Hal yang meragukan dianjurkan dihindari.

10) Yang haram terlarang bagi siapa pun.

11) Suatu keharusan menuntut perlunya kekecualian.

2. Landasan Etika dalam Bisnis Islam

Seorang muslim harus bekerja dengan tekun dalam menjalankan

usahanya agar bisnisnya dapat memperoleh manfaat dan berkah dari

Allah SWT. Bisnis syariah sendiri memiliki aturan yang harus kita ikuti

dan patuhi agar bisnis kita sesuai dengan hukum Syariah. Dasar-dasar

etika bisnis Islam adalah:

1) Dalam Al-Quran surat An Nur ayat 37 :

⧫ ➔  

  ⧫ ⧫ ◆

❑◼ ⬧◆

 ❑ ⧫◆

17
 ⬧⧫⬧ ❑⧫ ⧫❑➔⬧⬧

◆ ❑➔→



Artinya : “laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak

(pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan

sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu

hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang”(QS an Nur

: 37).

Di dalam Al-Qur'an ditegaskan dan dijelaskan bahwa dalam

berbisnis, tidak boleh melakukan bisnis dengan cara yang tidak halal,

tetapi harus dilakukan dengan cara yang disepakati bersama dan dengan

cara yang disenangi. pada keadaan untung atau rugi berada dalam suatu

bisnis.

Adapun firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 29:

❑⧫◆  ⧫

⬧◆❑ ❑➔→⬧ 

 ⧫ →⧫

⧫⬧ ⧫ ⧫ ❑⬧ 

❑➔⬧ ◆  

⧫    →

 ☺◆ 

18
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara

kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah

adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS An Nisa : 29).

2) Hadis Rasulullah SAW yang berkenaan dengan etika bisnis islam

antara lain:

Diriwayatkan dari Rif’ah bin Rafi’ bahwa Nabi Muhammad SAW

pernah ditanya?

“Pekerjaan apa yang paling baik?, beliau menjawab “Pekerjaan

seseorang dengan tangannya dan setiap jual beli yang baik”

(HR. Al-Bazzar dan dianggap shahih menurut al-Hakim).

Diriwayatkan dari Umar bahwa Rasulullah Saw, bersabda:

“Pedagang yang jujur, terpercaya dan muslim akan bersama

para nabi, orang-orang yang jujur dan para syuhada”

(Khuza’I,2005).

3. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islam

Untuk membangun kultur bisnis yang sehat, ideal dan islami

hendaknya sesuai dengan prinsip-prinsip etika bisnis islam sebagai berikut:

19
1) Kesatuan Tauhid (Unity)

Ini adalah konsep tauhid yang berarti semua aspek dalam hidup

dan mati adalah satu, baik aspek politik, ekonomi, sosial, maupun agama

adalah berasal dari satu sistem nilai yang saling terintegrasi, terkait, dan

konsisten. Tauhid hanya cukup dianggap sebagai keyakinan Tuhan hanya

satu. Tauhid adalah sistem yang harus dijalankan dalam mengelola

kehidupan ini.

Dari konsep ini maka islam menawarkan keterpaduan agama,

ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini

pula maka etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horizontal,

membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem islam

(fauziah dkk., 2019).

2) Keseimbangan (Equilibrium)

Prinsip keseimbangan dalam ekonomi memilih kekuatan untuk

membentuk pemikiran seseorang bahwa sikap moderat (keseimbangan)

dapat mengantarkan manusia kepada keadaan seharusnya, dengan melalui

keseimbangan pelaku ekonomi tersebut dirangsang rasa sosialnya agar

dapat memberikan sumbangan pada yang berhak. Semua aspek

kehidupan harus seimbang agar dapat menghasilkan keteraturan dan

keamanan sosial sehingga kehidupan manusia di dunia ini dan di akhirat

nanti melahirkan harmoni dan keseimbangan.

Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut,

karena kunci keberhasilan bisnis adalah kepercayaan. Al-Qur’an

20
memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menimbang dan mengukur

dengan cara yang benar dan jangan sampai melakukan kecurangan dalam

bentuk pengurangan takaran dan timbangan.

3) Kehendak Bebas (Free Will)

Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis

islam, tetapi kebebsan itu tidak merugikan kepentingan kolektif.

Kepentingan individidu dibuka lebar. Tidak adanya batasan pendapatan

bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja

dengan segala potensi yang dimilikinya.

Kecendrungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan

pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban setiap

individu terhadap masyarakatnya melalui zakat, infak dan sedekah.

4) Tanggung Jawab (Responsbility)

Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan

oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan

akuntabilitas. Untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia

perlu mempertanggungjawabkan tindakannya secara logis prinsip ini

berhubungan erat dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan

mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan

bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya.

5) Kebenaran : Kebajikan dan Kejujuran

Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran

lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan

21
kejujuran. Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sabagai niat,

sikap dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses

mencari atau memperoleh komoditas pengembangan kemampuan dalam

proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan.

Dengan prinsip kebenaran ini maka etika bisnis islam sangat

menjaga dan berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian

salah satu pihak yang melakukan transaksi, kerjasama atau perjanjian

dalam bisnis (fauziah dkk., 2019).

4. Konsep Etika Bisnis Islam

Apabila etika dipahami sebagai seperangkat konsep moral yang

membedakan anatara yang benar dari apa yang salah, maka dalam Islam

banyak sekali padanan kata yang dekat dengan makna tersebut: khair, birr,

adl, haq dan taqwa. Dengan mengacu apa yang telah disebutkan diatas maka

konsep tentang etika bisnis Islam berakar pada dua sumber utama hukum

Islam yaitu Al-Qur’an dan as-Sunnah, seperti didalam Al-Qur’an Allah SWT

dengan tegas melarang seorang hamba memakan sebagian harta yang lain

dengan jalan yang batil sebagaimana didalam QS. Al-Baqarah 188 :

⬧◆❑ ❑➔⬧ ◆

⧫ ⧫

◼  ❑➔◆

❑➔→⧫ ⧫

22
◆❑  ⬧

 

 ⧫❑☺◼➔⬧ ◆

Artinya : “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang

lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu

membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan

sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,

Padahal kamu mengetahui” (QS Al-Baqarah : 188).

Ayat diatas mengisyaratkan ada dua hal yang harus diketahui dalam

urusan perdagangan atau berbisnis.

a) Perdagangan atau bisnis itu harus dilakukan atas dasar saling rela antara

kedua belah pihak.

b) Tidak boleh saling merugikan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk

orang lain (Sukarno, 2013).

Bisnis Islam adalah rangkaian dari berbagai bentuk kegiatan usaha

yang tidak dibatasi oleh jumlah kepemilikan (barang/jasa) termasuk

keuntungan, tetapi dibatasi bagaimana asetnya dapat diperoleh dan

dimanfaatkan karena aturan halal dan haram. Oleh karena itu, tidak

bijaksana bagi umat Islam untuk bekerja hanya untuk mencari nafkah,

memisahkan pekerjaan dan ibadah. Bentuk apresiasi seorang muslim

terhadap spiritualisme material harus mampu membimbing manusia secara

cukup material, dan cukup material untuk membantu menyempurnakan

ibadah (zamzam & aravik, 2020).

23
Ada beberapa nilai bisnis islam yang mengambil konsep dari

ketauladanan sifat Rasulullah SAW. Nilai-nilai bisnis Islam ini adalah

merupakan panduan dalam berniaga atau berbisnis sehingga nantinya

dapat tercipta konsep etika bisnis islam (Sukarno, 2013). NIlai-nilai ini

antara lain adalah bersumber dari sifat sifat Rasulullah SAW sebagai

berikut :

a) Shidiq : artinya memiliki kejujuran dan selalu melandasi ucapan,

keyakinan, serta perbuatan berdasarkan ajaran Islam. Tidak ada satupun

yang saling bertentangan dengan perbuatan. Allah SWT senantiasa

memerintahkan kepada setiap orang beriman untuk memiliki sifat shidiq

dan menciptakan lingkungan yang shidiq (good personality)

b) Fathanah : mengerti, memahami, dan menghayati secara

mendalam segala yang menjadi tugas dan kewajiban. Sifat ini akan

menimbulkan kreatifitas dan kemampuan melakukan berbagai macam

inovasi yang harus bermanfaat (velue driven).

c) Amanah : memiliki makna tanggung jawab dalam melaksanakan

setiap tugas dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam keterbukaan,

kejujuran, pelayanan prima dan baik dalam segala hal. Sifat amanah harus

dimiliki oleh setiap mukmin yang melakukan perdagangan atau bisnis.

Ketika seorang pedagang atau bisnis mendapatkan amanah, maka wajib

hukumnya untuk berusaha sebaik mungkin dalam melaksanakannya.

d) Taabligh : adalah menyampaikan perintah Allah. Mengajak

sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain untuk melaksanakan

24
ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (social

return).

e) Isitiqomah : artinya konsisten. Hal ini memberikan makna bahwa

seseorang dalam berbisnis selalu istiqomah dalam menerapkan syariah,

seorang pebisnis harus dapat dipegang janjinya. Istiqomah dalam iman dan

nilai-nilai kebaikan, meski menghdapai godaan dan tantangan. Istiqomah

dalam kebaikan ditampilkan dalam keteguhan, kesabaran dan keuletan

sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal (velue-added).

5. Fungsi Etika Bisnis Islam

Etika bisnis islam mengatur agar semua bisnis mengikuti tatanan

ajaran Islam. Pada dasarnya etika bisnis Islam memiliki fungsi khusus.

Adapun peran etika bisnis Islam adalah sebagai berikut:

a) Etika bisnis berusaha menemukan cara untuk menyelaraskan berbagai

kepentingan dalam dunia bisnis.

b) Etika bisnis juga berperan mengubah kesadaran bagi orang-orang

yang menjalankan suatu bisnis, khususnya bisnis Islam, dengan cara

memberikan pemahaman dan cara pandang perspektif bisnis yang

baru dengan menggunakan landasan nilai moral dan spiritual.

c) Etika bisnis berperan dalam memberikan solusi berbagai masalah

bisnis modern yang sufah mulai terlupakan akan nilai-nilai etika.

Dalam arti tertentu, bisnis yang etis harus benar-benar mengacu pada

sumber utama, yaitu Al-Qur'an dan Hadits.

25
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pedagang Dalam

Bisnis

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis seseorang

adalah sebagai berikut:

a. Faktor lingkungan bisnis

Seringkali eksekutif perusahaan dihadapkan pada suatu dilema

yang menekanannya. Seperti halnya harus mengejar kuota penjualan,

menekan ongkos-ongkos, peningkatan efesiensi dan bersaing. Di pihak

lain eksekutif perusahaan juga harus bertanggung jawab terhadap

masyarakat agar kualitas barang terjaga, dan harga juga tetap

terjangkau. Eksekutif perusahaan harus pandai dalam mengambil

keputusan etis yang tidak merugikan perusahaan maupun masyarakat

atau konsumen.

b. Faktor organisasi

Secara umum anggota organisasi itu sendiri saling

mempengaruhi satu dengan lainnya (proses interaktif). Di lain pihak

organisasi terhadap individu harus tetap berperilaku etis, misalnya

dalam masalah pengupahan, jam kerja maksimum.

c. Faktor individual

Seseorang yang memiliki filosofi moral, dalam bekerja dan

berinterkasi dengan sesama akan berperilaku etis. Prinsip-prinsip yang

diterima secara umum dapat dipelajari atau diperoleh dari hasil

interaksi dengan teman, keluarga dan kenalan(Murti Sumarni, 1995).

26
B. PASAR

1. Pengertian Pasar

Pasar dapat diartikan sebagai tempa peetemuan anatar penjual dan

pembeli, atau tempat dimana ketentuan-ketentuan permintaan dan

penawaran saling bertemu untuk membentuk suatu harga (Arif Yusuf

Hamali, 2017).

Pasar dapat juga di artikan sebagai suatu kelompok orang-orang

yang di organisasikan untuk melakukan tawa rmenawar sehingga

dengan demikian terbentuklah harga. Ada tiga faktor utama yang

menunjang terjadinya pasar. Yaitu orang dengan segala keinginannya,

daya belinya serta tingkah laku dalam pembeliannya.

Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang

dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli

pada berbagai tingkat harga. Permintaan yang didukung oleh kekuatan

daya beli disebut permintaan efektif, sedangkan permintaan yang

didasarkan pada kebutuhan saja disebut sebagai permintaan potensial.

Hukum permintaan mengatakan bahwa bila harga suatu barang

meningkat, maka kuantitas barang yang diminta akan berkurang;

sebaliknya, bila harga suatu barang yang diminta menurun, maka kuantitas

barang yang diminta akan menaik.Penawaran diartikan sebagai kuantitas

barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga. Fungsi

penawaran mengatakan bahwa harga suatu barang meningkat, produsen

27
akan berusaha meningkatkan jumlah barang yang dijualnya. Faktor-

faktor yang menentukan penawaran barang pada berbagai tingkar harga

adalah:

a. Harga barang itu sendiri

b. Harga barang lain

c. Ongkos produksi

d. Tingkat teknologi, dan

e. Tujuan-tujuan perusahaan.

2. Macam-Macam Pasar

a. Pasar tradisional

Pasar tradisional merupakan tempat tempat bertemunya penjual

dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi antara penjual dan

pembeli secara langsung. Dalam pasar tradisional terjadi proses tawar

menawar, bangunan biasanya tersdiri dari kios-kios, gerai, los dan

dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun pembeli secara

langsung. Dalam pasar tradisional kebanyakan menjual kebutuhan

sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan segar, sayur-

sayuran, buahbuahan, telur, daging, pakaian, barang elektronik, jasa dan

lain-lain. Pasar seperti ini masih banyak di temukan di Indonseia dan

umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan

pembeli untuk mencapai pasar.

Harga di Pasar tradisional ini mempunyai sifat yang tidak pasti,

oleh karena itu bisa dilakukan tawar menawar. Bila dilihat dari

28
tingkat kenyamanan, Pasar Tradisional selama ini cendrung kumuh

dengan lokasi yang tidak tertata rapi. Pembeli di Pasar Tradisional

biasanya kaum ibu yang mempunyai prilaku senang bertransaksi dengan

berkomunikasi dalam penetapan harga, mencari kualitas barang,

memesan barang yang diinginkannya, dan perkembangan harga-harga

lainnya.

Sebagian konsumen Pasar Tradisional biasanya masyarakat

kalangan kelas menengah kebawah yang memiliki arakteristik sangat

sensitif terhadap harga. Ketika faktor harga rendah yang sebelumnya

menjadi keunggulan pasar Tradisional mampu diruntuhkan oleh Pasar

Modern, Secara relatif tidak ada alasan konsumen kalangan bawah untuk

tidak turut belanja ke Pasar Modern dan meinggalkan Pasar Tradisional.

Berikut ini ciri-ciri Pasar Tradisional yaitu(Mursyidah, 2017):

1. Pasar dimiliki, dibangun dan dikelola oleh pemerintah

2. Adanya sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli, selain

itu tawar menawar merupakan salah satu budaya yang terbentuk di

pasar. Dengan demikian dapat menjalin hubungan sosial antara

pedagang dan pembeli yang lebih dekat.

3. Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama. Meskipun

semua berbeda pada lokasi yang sama, barang dagangan setiap penjual

menjual barang yang berbeda-beda. Selain itu terdapat pengelompokan

dagangan sesuai dengan jenis dagangannya seperti kelompok pedagang

ikan, sayur, buah, bumbu dan daging.

29
4. Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan lokal.

Barang dagangan yang dijual di pasar tradisional adalah hasil bumi

yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Meskipun ada sebagian dagangan

yang diambil dari hasil bumi di daerah lainnya tidak jauh dari daerah

tersebut, tetapi tidak mengimport sampai keluar pulau atau negara.

Pasar tradisional adalah sebuah tempat terbuka yang terjadinya suatu

transaksi perdagangan antara para penjual dan pembeli. Selain itu di

pasar tradisional siapa saja boleh terlibat dalam transaksi jual beli, bahkan

masyarakatpun boleh menjual brangan dagangannya di pasar tersebut. Di

sisi lain pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli

secara langsung.

b. Pasar Modern

Pasar modern tidak berbeda jauh dngan pasar tradisional,

namun di dalam pasar ini para penjual dan pembeli tidak bertatap muka

secara langsung, melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum

di barang tersebut (barcode), dan pelayanan ini dilakukan secara mandiri

(swalayan), atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang di jual di

dalam pasar ini, seperti bahan makanan, sayuran, buah-buahan, daging.

Sebagian besar barang yang di jual di pasar ini adalah barang yang bertahan

lama. Berikut ini cirri-ciri pasar modern antara lain :

1. Tidak terikat pada tempat tertentu, bisa di mana saja (contoh, by online).

2. Alat pembayaran bisa non tunai (Transfer).

3. Penjual dan pembeli tidak harus bertemu langsung.

30
4. Pada situasi tertentu seperti di supermarket tidak bisa menawar.

5. Barang yang dijual beranekaragam dan umumnya bertahan lama.

6. Tempatnya bersih.

7. Ruang ber-AC serta nyaman tidak terkena terik sinar matahari.

8. Berada dalam bangunan dan pelayanannya di lakukan sendiri.

9. Tata tempat sangat di perhatikan dengan tujuan untuk

mempermudah dalam pencarian barang.

10. Pembayaran dilakukan saat membawa barang ke kasir dan tidak

ada tawar menawar.

31
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif. Metode

penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti

pada objek yang alamiah, dimana peneiliti adalah sebagai instrumen kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis

data bersifat induktif dan hasil peneilitian kualitatif lebih menekankan makna

dari pada generalisasi (Sugiono, 2009: 1).

Pada penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengamati secara

langsung terkait penerapan etika bisnis islam pada pedagang di pasar

terapung Lok Baintan untuk mengetahui secara pasti apakah para pedagang

sudah menerapkan etika bisnis islam ataupun belum dalam melakukan

perdaganganya sehari-hari.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalh suatu tempat yang dijadikan objek pada

32
penelitian dengan cara memberikan alasan yang logis mengapa tempat

tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian (Sopiah, 2010: 171). Lokasi

peneilitian ini merupakan lokasi dimana penelitian yang ingin diteliti.

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini yaitu berlokasi di Jalan Sungai

Martapura, Kec. Sungai Tabuk, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan. Alasan

peniliti memilih lokasi ini karena pasar terapung Lok Baintan ini adalah

pasar terapung yang sangat jarang didapati di tempat lain, di mana transaksi

jual belinya menggunakan alat transportasi kapal dan perahu dan juga cara

transaksinya yang masih menggunakan cara yang tradisional yang membuat

peneiti sangat tertarik untuk meniliti tempat ini.

C. Subjek dan Objek Peneilitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber data utama penelitian yang

memiliki data mengenai informasi yang diteliti. Dimana Subjek

penelitian ini adalah para pedagang yang ada di pasar Terapung lok

Baintan.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perilaku pedagang di pasar

terapung Lok baintan. Apakah perilaku pedagang di pasar Terapung Lok

baintan sudah sesuai dengan Prespektif dan tinjauan Etika Bisnis islam.

D. Data Dan Sumber Data

33
Untuk mengetahui segala kegiatan perilaku pedagang yang ada di

pasar terapung Lok Baintan, maka harus diperlukan sumber data yang akurat

dan dapat dipercaya agar meghasilkan penelitian yang akurat, maka dari itu

pada penelitian ini mempunyai dua sumber data, yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber utama,

dimana peneliti langsung mendapatkan data melalui hasil wawancara

yang dimana data ini adalah data mentah yang akan diproses untuk

melengkapi penelitian ini.

2. Data Skunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku dan situs-

situs internet (Bungih, 2005: 128). Dalam penelitian ini hasil data

sekunder di peroleh dari hasil buku-buku yang berhubungan dengan etika

bisnis islam, karya ilmiah dan juga jurnal-jurnal ilmiah yang

berhubungan dengan etika bisnis islam yang sesuai dengan penelitian

yang sedang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan objek

penelitian, maka dilakukanlah teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Suharsimi Ankunto, Observasi adalah suatu metode

pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai fenomena-

34
fenomena yang diselediki atau diteliti baik itu secara langsung meupun

tidak langsung. Dalam penelitian ini penulis akan gunakan observasi

partisipan dan non partisipan. Data yang penulis akan kumpulkan

dalam observasi ini seperti data proses transaksi penjualan serta

perilaku pedagang yang ada di Pasar Terapung Lok-Baintan.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakakan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(inerviewer) yang memeberikan jawaban atas pertanyaan itu (Meleong

2005: hlm. 186). Wawncara terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama yaitu

perkenalan untuk membangun hubungan saling percaya. Tahap kedua

adalah tahap terpenting karena data yang berguna akan diperoleh. Dan

tahapan yang terakhir adalah ikhtisar respon partisipan dan konfirmasi

atau adanya informasi tambahan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang tidak

diperoleh dengan menggunakan metode observasi dan wawancara

berupa data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta

pemikiran tentang fenomena yang terjadi dilapangan. Dokumentasi

yang dimaksud berupa gambaran umum Pasar Terapung Lok-Baintan

serta hal-hal yang relevan dengan penelitian.

35
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik

Setelah semua data dan informasi terkumpul, maka tahapan

selanjutnya di lakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Editing, yaitu pemeriksaan semua data-data dan informasi yang sudah

dikumpulkan dari para informan untuk mengetahui kejelasan guna

tercapainya tujuan penelitian.

b. Kategorisasi, yaitu penyusunan data-data dan informasi yang sudah

diperoleh berdasarkan jenis dan permasalahannya, sehingga tersusun

secara sistematis dan mudah dipahami.

c. Deskripsi, yaitu menguraikan dan menyusun kembaali data-data yang

sudah dikumpulkan dalam uraian yang sistematis.

2. Analisis Data

Analisis data adalah menyusun secara sistematis bahan hasil

observasi, wawancara, dokumentasi, menafsirkannya dan menghasilkan

suatu pemikiran teori atau gagasan baru, inilah yang disebut hasil temuan.

Data yang sudah terkumpul kemudian di analisis secara deskriftip kualitatif.

Di mana penelitian ini bersifat deskripsi analisis. Yaitu untuk

menggambarkan perilaku pedagang yang ada di paar Terapung Lok baintan.

Kemudian dianalisis menggunakan teori Sosiologi Ekonomi yang berkaitan

dengan perilaku.

36
G. Tahapan Penelitian

Agar penelitian ini tersusun secara sistematis, maka digunakan

tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Tahapan Pendahuluan

Pada tahapaan pendahuluan ini, peneliti mengamati dan

mempelajari secara mendalam mengenai permasalahan yang akan diteliti

guna mendapatkan gambaran umum dari permasalahan yang diteliti, dimana

hasilnya nanti akan dituangkan menjadi sebuah skripsi yang berjudul

perilaku pedagang di pasar Terapung Lok Baintan dalam tinjauan etika

bisnis islam.

2. Tahapan Pengumpulan data

Pada tahapan pengumpulan data, peneiliti berusaha

mengumpulkan data-data dan semua iformasi yang berhubungan dengan

penelitian ini dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang sudah

ditetapkan. Dimana penulis langsung terjun ke lapangan untuk

mewawancarai para informan yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian ini.

3. Tahapan Pengolahan dan Analisis data

Setelah semua data terkumpul, selanjutnya peneliti mengolah data

yang sudah dikumpulkan tadi menggunakan teknik editing, kategorisasi dan

deskripsi, kemudian data-data tersebut di analisis secara kualitatif.

4. Tahapan Penyusunan laporan

Pada tahapan penyusuna laporan ini, peneliti menyusun hasil

37
penelitian yang telah diperoleh sesuai dengan sistematika penulisan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Ma’ruf, (2014). “Manajemen Bisnis Syariah”.


Banjarmasin: Aswaja Pressindo.
Badroen Faisal dkk. (2006). “Etika Bisnis dalam Islam”. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Dwiyanti, R. (2018). “Analisis Etika Bisnis Islam Terhadap
Perilaku Masyarakat dalam Jual Beli Gabah”. Hukum
Ekonomi Syariah, Program Studi Syariah dan Ekonomi
Islam, Institut Agama Islam pare-pare. Skripsi.
Dzakfar Muhammad. (2007). “Etika Bisnis dalam Perspektif
Islam”. Malang: UIN-Malang Press.
Farid. (2017). “Kewirausahaan Syariah”. Depok : Kencana.
Firiihah, (2017). “Etika dan Perilaku Bisnis Islam Pedagang pada
Kawasan Pasar Palmerah”. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Program Studi Perbankan Syariah, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi.
Hamzah Yaksan, Hafied hamzah. (2014). “Etika Bisnis islami”.
Makassar: Kretakupa print.
Harahap, S. Sofyan. (2011). “Etika Bisnis dalam Perspektif
Islam”. Jakarta: Salemba Empat.
Hendraswati. (2016). “Etos Kerja Pedagang Perempuan Pasar
Terapung Lok Baintan di Sungai Martapura”. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. Volume 1. (Hlm 98).
https://banjarmasinpost.wordpress.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2009). Hlm 263.
Rusdiana, N. (2016). “Etika Bisnis Pedagang Ikan di Pasar Besar
Kota Palangka Raya”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam, Program Studi Ekonomi Islam, Institut Agama
Islam Negeri Palangka Raya. Skripsi.
Sakur. (2019). “Perilaku Pedagang Pasar Tradisional di pasar 17
Agustus Kabupaten Pamekasan”. Pascasarjana,
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Tesis.
Sumarni Murti. (1995). “Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar
Ekonomi Perusahaan)”. Yogyakarta: Liberty.

38

Anda mungkin juga menyukai