Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“KEARIFAN LOKAL ALAM INDONESIA YAITU KOPRA


YANG MENJADI WARISAN BUDAYA YANG MENDUNIA”

Makalah ini disusun untuk memenuhui tugas individu mata kuliah Pendidikan
kewarganegaraan yang diampu oleh Bapak Didi Pramono,S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh :
Abdullah Ni’am
5301422020

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

1.1 Latar belakang .......................................................................................... 3

1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 3

1.3 Manfaat makalah ...................................................................................... 3

1.4 Tujuan makalah ........................................................................................ 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 5

2.1 Landasan teori .......................................................................................... 5

2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan .......................................................... 5

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 6

3.1 Pengertian kopra dan sejarah kopra .......................................................... 6

3.2 Kearifan lokal yang berkelanjutan tentang kopra ..................................... 6

3.3 Proses Produksi Kopra ............................................................................. 7

3.4 Peran Kopra dalam Dunia Ekonomi dan Budaya Masyarakat Kopra
memiliki peran ganda dalam masyarakat Indonesia. ........................................... 8

3.5 Tanggung Jawab untuk Pelestarian Kopra ............................................... 8

3.6 Upaya pelestarian kopra ........................................................................... 9

3.7 Inovasi dalam Proses Pembuatan Kopra .................................................. 9

BAB IV KESIMPULAN ...................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Karena kekayaan alamnya yang luar biasa, orang Indonesia memiliki banyak
kearifan lokal yang mencerminkan hubungan erat antara manusia dan alam. Tradisi
pembuatan kopra adalah salah satu kearifan lokal yang harus dilestarikan. Kopi,
produk olahan kelapa yang telah dikeringkan, telah menjadi bagian penting dari
kehidupan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia, khususnya di wilayah
pesisir.Meskipun kopra sekarang menjadi komoditas yang populer di seluruh dunia,
tradisi pembuatan kopra di Indonesia masih terancam punah. Faktor-faktor seperti
harga kopra yang tinggi, alih fungsi lahan, dan kurangnya generasi penerus adalah
masalah yang harus diatasi.

1.2 Rumusan masalah


• Bagaimana tradisi pembuatan kopra mencerminkan kearifan lokal alam
Indonesia, berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan?
• Apa fungsi kopra dalam kehidupan budaya dan keuangan masyarakat
Indonesia?
• Apa saja kendala yang dihadapi dalam mempertahankan kopra sebagai warisan
budaya?
• Bagaimana cara terbaik untuk menjaga kopra sebagai warisan budaya global?

1.3 Manfaat makalah


Diharapkan bahwa makalah ini akan bermanfaat bagi sejumlah pihak, termasuk
• Masyarakat umum: Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kopra
sebagai warisan budaya lokal dan alam Indonesia yang harus dilestarikan.
• Pemerintah: Memberikan input untuk pembuatan kebijakan dan program
pelestarian kopra.
• Pelaku usaha: Memberikan informasi tentang peluang pengembangan
bisnis dan diversifikasi produk turunan kopra.
• Generasi muda: Meningkatkan minat dan keinginan untuk belajar tentang
dan melestarikan tradisi pembuatan kopra.
1.4 Tujuan makalah
Tujuan makalah ini adalah, berdasarkan rumusan masalah dan keuntungan
yang diharapkan:
• Dengan mempertimbangkan tradisi pembuatan kopra sebagai kearifan
lokal alam Indonesia,
• Mengevaluasi peran kopra dalam kehidupan budaya dan ekonomi
Indonesia,
• Menemukan masalah yang dihadapi dalam pelestarian kopra sebagai
warisan budaya.
• Menemukan cara untuk melestarikan kopra sebagai warisan budaya
global.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori


1. Pengetahuan, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang dimiliki oleh suatu
komunitas yang diperoleh melalui pengalaman dan diwariskan secara lisan
atau tertulis kepada generasi berikutnya disebut kearifan lokal. Ini merupakan
hasil adaptasi masyarakat terhadap lingkungannya dan merupakan bagian
dari budaya masyarakat.
2. Hasil dari kelapa yang telah dikeringkan disebut kopra. Indonesia
mengekspor banyak kopi, yang digunakan dalam berbagai industri, termasuk
makanan, kosmetik, dan farmasi.
3. Warisan budaya dapat berupa tradisi, pengetahuan, nilai, keyakinan, dan
tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini adalah seperti


berikut: Penelitian Supriyadi (2017), "Kearifan Lokal dalam Pengelolaan
Kelapa di Desa X". Penelitian ini menemukan bahwa penduduk Desa X
memiliki kearifan lokal dalam hal pengelolaan kelapa, termasuk penggunaan
pupuk organik dan kebiasaan reboisasi kelapa.
Studi Lestari (2018) "Peran Kopra dalam Ekonomi Masyarakat Desa Y"
menemukan bahwa kopra adalah sumber pendapatan utama masyarakat Desa
Y dan memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Wulandari pada tahun 2019 berjudul
"Kopra sebagai Warisan Budaya Indonesia" menemukan bahwa kopra adalah
warisan budaya yang memiliki nilai budaya dan ekonomi yang besar.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian kopra dan sejarah kopra


Kopra adalah daging buah kelapa yang dikeringkan yang digunakan sebagai
bahan baku utama untuk pembuatan minyak kelapa dan berbagai produk
turunannya.
Sejarah kopra: Pengolahan kelapa menjadi kopra telah dilakukan di
berbagai tempat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sejak berabad-abad
yang lalu.Perkembangan: Dengan masuknya negara-negara Eropa pada abad
ke-16, perdagangan kopra mulai berkembang pesat. Indonesia dan negara-
negara Asia Tenggara lainnya mengekspor banyak kopi. Masa Kolonial:
Kopra menjadi salah satu komoditas utama yang diekspor ke Eropa selama
masa kolonial Belanda. Untuk memenuhi permintaan kopra yang tinggi,
perkebunan kelapa didirikan di berbagai wilayah Indonesia. Setelah
kemerdekaan, dan setelah Indonesia menjadi negara merdeka, kopra tetap
menjadi komoditas ekspor yang penting. Namun, peran kopra dalam
perekonomian Indonesia mulai menurun seiring dengan kemajuan teknologi
dan diversifikasi produk turunan kelapa. Minyak nabati lainnya dianggap
lebih efisien dan ramah lingkungan daripada minyak kelapa yang dihasilkan
dari kopra.

3.2 Kearifan lokal yang berkelanjutan tentang kopra

Adaptasi masyarakat Indonesia terhadap lingkungan alamnya menentukan


tradisi pembuatan kopra. Untuk meningkatkan masa simpan dan
meningkatkan nilai ekonominya, kelapa yang tumbuh subur di daerah pesisir
diolah menjadi kopra, proses sederhana yang memanfaatkan energi matahari
secara langsung. Berikut ini adalah beberapa hal penting tentang kearifan
lokal tentang kebiasaan pembuatan kopra:

1. Kesederhanaan dan Keefektifan: Pembuatan kopra tidak memerlukan


peralatan mahal atau teknologi canggih. Potong kelapa, lepaskan daging
buahnya dari tempurungnya, lalu jemur di bawah sinar matahari. Cara ini
tidak hanya hemat energi tetapi juga ramah lingkungan.
2. Pemanfaatan Energi Surya: Pengeringan kopra menggunakan energi
matahari secara optimal. Ini menunjukkan betapa sadarnya masyarakat
lokal tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya alam secara
berkelanjutan.
3. Adaptasi terhadap Alam: Sebuah bentuk adaptasi masyarakat terhadap
kondisi alam di daerah pesisir adalah tradisi pembuatan kopra. Kelapa
menjadi sumber penghidupan utama masyarakat di daerah tersebut
karena tahan terhadap tanah berpasir dan air asin.
4. Kearifan Lokal dalam Pengolahan: Masyarakat memiliki pengetahuan
dan keterampilan tentang cara membuat kopra dari kelapa sejak lama.
Kearifan lokal harus dilestarikan, termasuk pengetahuan tentang waktu
panen kelapa yang tepat, metode pemecahan kelapa, dan metode
penjemuran yang ideal.

3.3 Proses Produksi Kopra


Proses pembuatan kopra dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
• Panen: Warna dan suara yang dihasilkan saat diketuk menunjukkan kelapa
yang siap panen.
• Pemisahan: Secara tradisional, kelapa dipotong dengan palu atau kapak. Daun
kelapa terpisah dari tempurungnya.
• Pengeringan: Daging kelapa dijemur di bawah sinar matahari sampai kadar
airnya mencapai 6-7%. Proses ini biasanya memakan waktu empat hingga
lima hari.
• Pembersihan: Kotoran dan serat dibersihkan dari kopra yang sudah kering.
• Pengemasan: Kopra dikemas untuk siap dijual dalam karung atau wadah
lainnya.
3.4 Peran Kopra dalam Dunia Ekonomi dan Budaya Masyarakat Kopra
memiliki peran ganda dalam masyarakat Indonesia.

• Pertama, di beberapa tempat, itu digunakan sebagai persembahan atau sesaji


dalam ritual adat. Identitas budaya masyarakat pesisir terdiri dari tradisi
pembuatan kopra. Kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi kopra dapat
memberi generasi muda pelajaran tentang nilai-nilai budaya dan tradisi
leluhur.
• Peran Ekonomi: Masyarakat pesisir, khususnya para petani kelapa,
bergantung pada kopra sebagai sumber pendapatan utama mereka. Industri
pengolahan kopra meningkatkan ekonomi pedesaan dengan menyerap tenaga
kerja.Produk turunan kopra dan minyak kelapa memiliki nilai ekonomi yang
tinggi di pasar global.

3.5 Tanggung Jawab untuk Pelestarian Kopra

Meskipun kopra memiliki nilai ekonomi dan budaya yang signifikan, tradisi
pembuatan kelapa di Indonesia menghadapi beberapa masalah, antara lain:
1. Musim dingin sering mengalami fluktuasi harga kopra di pasar
internasional, yang menyebabkan pendapatan petani kelapa tidak stabil.
2. Alih Fungsi: Banyak lahan perkebunan kelapa dialihfungsikan menjadi
kawasan pemukiman, industri, atau pariwisata, sehingga mengurangi
produksi kopi
3. Tidak ada minat dari generasi muda untuk mempertahankan tradisi
pembuatan kopra karena mereka dianggap tidak menjanjikan secara
ekonomi.
3.6 Upaya pelestarian kopra
Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan upaya pelestarian kopra
secara berkelanjutan, yang mencakup hal-hal berikut:
1. Meningkatkan nilai ekonomi kopra melalui diversifikasi produk
turunan kopra, seperti VCO, sabun, dan kosmetik. Pengembangan pasar
dan promosi produk turunan kopra di dalam dan luar negeri dapat
membantu meningkatkan nilai ekonomi kopra.
2. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan dengan mengajarkan generasi
muda tentang tradisi pembuatan kopra dan memasukkannya ke dalam
kurikulum sekolah di daerah penghasil kelapa.
3. Mempromosikan kopra sebagai warisan budaya dengan mengadakan
pameran dan festival budaya untuk memperkenalkan kopra kepada
masyarakat umum. mendaftarkan kopra sebagai warisan budaya dunia
di UNESCO.
4. Menggalakkan kolaborasi dan kemitraan dengan membangun
kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam upaya
pelestarian kopra. Berkolaborasi dalam penelitian dan pengembangan
untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah kopra.

3.7 Inovasi dalam Proses Pembuatan Kopra


1. Penggunaan Mesin Pengering: Mesin pengering dapat mempercepat
proses pengeringan kopra dan menghasilkan kualitas yang lebih seragam,
tetapi penggunaan mesin pengering memerlukan lebih banyak biaya dan
biaya operasional dibandingkan dengan metode tradisional.
2. Pengembangan Varietas Kelapa Unggul: Penelitian dan pengembangan
varietas kelapa yang memiliki daging buah yang lebih tebal dan kadar air
yang lebih rendah dapat membantu proses pengeringan kopra secara alami
menjadi lebih cepat.
3. Smokehouse: Beberapa tempat menggunakan smokehouse untuk
pengeringan kopra. Smokehouse adalah bangunan khusus dengan perapian
yang menghasilkan asap, yang membuat pengeringan kopra lebih cepat
dan memberinya aroma khas
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 KESIMPULAN
Produk hasil kelapa yang sangat berharga secara budaya dan ekonomi bagi
masyarakat Indonesia. Tradisi pembuatan kopra menunjukkan kepedulian
lokal terhadap pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Baik
sebagai sesaji dalam upacara adat, identitas budaya, sumber pendapatan utama,
dan bahan baku industri, kopi memainkan peran penting dalam budaya dan
ekonomi masyarakat. Namun, tradisi pembuatan kopra di Indonesia
menghadapi sejumlah masalah. Ini termasuk harga kopra yang ditetapkan, alih
fungsi lahan, dan berkurangnya minat generasi muda.Singkatnya, kopra adalah
warisan budaya yang harus dilestarikan selain sebagai komoditas ekonomi.

Lebih dari sekedar barang dagangan, kopra adalah sumber kearifan lokal
yang harus dilestarikan di Indonesia. Kearifan ini tertanam dalam tradisi dan
pengetahuan masyarakat, dan merupakan bagian dari identitas budaya bangsa.
Warisan budaya kopra diakui di Indonesia dan di seluruh dunia. Kopra adalah
bahan baku penting untuk berbagai industri, seperti makanan, kosmetik, dan
farmasi. Permintaan kopra yang tinggi di pasar global menunjukkan bahwa
kearifan lokal Indonesia memiliki nilai dan manfaat yang diakui secara
internasional.Menjaga kearifan lokal kopra berarti mempertahankan tradisi dan
pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi dan memastikan bahwa
kopra Indonesia tetap berdaya saing di pasar global.

Semua orang, mulai dari petani kelapa, pengusaha, hingga pemerintah,


bertanggung jawab untuk melestarikan kearifan lokal kopra. Dengan upaya
bersama, warisan budaya yang mendunia ini dapat terus dilestarikan dan
bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan dunia secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti, R. (2017). Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir dalam Mengelola Kelapa (Cocos
nucifera L.) di Desa Ujung Batu, Kecamatan Ujung Batu, Kabupaten Rokan Hulu.
. Jurnal Ilmiah Agribisnis, 5(2), 129-142.

Hasanah, N. &.-5. (2018). Analisis Rantai Nilai Kopra di Kabupaten Parigi Moutong.
Jurnal Agrotekbis, 6(1), 47-56.

Soekartawi, S. (. (2004). Teknologi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kelapa.


Yogyakarta: Pers Universitas Gadjah Mada.

Supriyadi, D. (2020). Potensi dan Tantangan Industri Pengolahan Kelapa di Indonesia.


Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 21(1), 1-10.

Anda mungkin juga menyukai