Oleh:
Kelompok IV
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat-nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah “ Review Perekonomian Indonesia Era Presiden Gus Dur”
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak I Made Sumartana, SE.,M.Si
selaku dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia dan Moneter yang sudah memberikan
arahan dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga ucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang selalu setia membantu dalam pengumpulan data-data dalam pembuatan makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi
tercapainya makalah yang sempurna.
Kelompok IV
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abdurrahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI
ke-4 mulai 21 Oktober 1999 pada hari Gus Dur dilantik hingga Juli 2001 dengan
mengalahkan calon lainnya yaitu Megawati Soekarno Putri. Pemungutan suara yang
dilakukan secara tertutup pada tanggal 20 Oktober 1999 di parlemen menghasilkan 373
suara untuk Abdurrahman Wahid dan 313 suara untuk Megawati, 9 abstain dan 4 suara
tidak sah. Maka hasil sidang yang diperoleh mengumumkan dan menetapkan K.H.
Abdurrahman Wahid, Ketua Umum Pengurus Besar NU sebagai presiden RI ke-4,
periode 1999 sampai 2004 menggantikan B.J. Habibie. Beberapa kebijakan yang
dikeluarkan oleh Habibie tampaknya belum memuaskan banyak pihak sehingga banyak
anggota MPR/DPR yang di dalam Sidang Umum tahun 1999 menolak hasil
pertanggungjawaban Habibie, Sehingga terjadi perubahan peta politik di mana Habibie
mundur setelah pertanggungjawabannya ditolak.
Akhirnya pencalonan pun terpecah menjadi 2 kubu yaitu Megawati yang
dicalonkan PDI-P dan Gus Dur yang dijagokan oleh Poros Tengah. Terpilihnya K.H.
Abdurrahman Wahid dan Megawati sebagai presiden dan wakil presiden dalam sidang
umum MPR 1999 memberi harapan yang besar bagi bangsa Indonesia. Harapan besar itu
pada umumnya bersumber dari keinginan kolektif agar kehidupan sosial, ekonomi, dan
politik nasional segera pulih kembali setelah selama lebih dari 2 tahun bangsa Indonesia
terpuruk dilanda krisis ekonomi dan politik yang begitu dahsyat. Ada sejumlah faktor
mengapa harapan masyarakat sangat besar terhadap duet kepemimpinan Gus Dur-Mega.
Pertama, kecuali Soekarno-Hatta yang dipilih secara aklamasi oleh anggota Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), untuk pertama kalinya sepanjang sejarah
Indonesia merdeka, presiden dan wapres dipilih secara demokratis oleh para anggota
MPR hasil pemilu 1999 yang relatif damai dan demokratis pula. Kedua, K.H.
Abdurrahman Wahid dan Megawati merupakan kombinasi dari dua golongan bangsa
yang terpenting yaitu islam disatu pihak dan golongan nasional lainnya. Harapan itu pun
sirna ketika kritikan terhadap pemerintahan Gus Dur terjadi sejak ia tidak mampu untuk
memperbaiki kondisi negara ini.
Kritikan terhadap pemerintahannya terjadi sejak Presiden Gus Dur
mengumumkan Kabinet Persatuan Nasional di mana kekuatannya merupakan hasil
kompromi dari partai-partai pendukungnya. Namun kabinet yang dikatakan Gus Dur
akan lebih ramping dari kabinet sebelumnya ternyata jumlah menteri lebih banyak
bahkan ada dua departemen yang dihapus, yaitu Departemen Sosial dan Departemen
Penerangan, yang pada masa Soeharto sebagai alat yang efektif untuk mengendalikan
penerbitan dan pemberitaan dalam media. Gus Dur mempunyai daftar panjang yang luar
biasa mengenai apa yang harus dikerjakan dan masalah apa yang harus dipecahkan. Salah
satunya adalah mengatasi gerakan separatis di Papua Barat dan Aceh.
Sebagai presiden, Gus Dur terus mengadakan pertemuan dengan pemimpin-
pemimpin Aceh dalam dengan Indonesia, kenapa untuk Aceh tidak bisa”. Janji ini
menjadi obat mujarab bagi bangsa Aceh. Tidak lama kemudian, setelah kembali dari
keliling dunia, Gus Dur kembali memutarbalikan janji dan fakta yang sudah ada. Gus Dur
tetap akan memberikan referendum untuk Aceh akan tetapi dengan opsi otonomi luas
dan sempit. Disini nampak sekali bahwa presiden sepertinya hendak mempermainkan
istilah referendum yang sudah dikenal luas sebagai sebuah solusi untuk menentukan
sikap, apakah tetap bergabung dengan negara tersebut atau pisah untuk waktu yang tidak
terbatas.Semenjak menjadi presiden, Gus Dur sesungguhnya memiliki sejarah besar
membangun demokrasi, kebebasan pers dan berbicara tentang perjuangan hak-hak kaum
minoritas. Gus Dur selama berkuasa (1999-2001) telah memberikan wacana yang
menarik bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Paling tidak selama kurang dua
tahun banyak sekali sumbangan Gus Dur bagi bangsa. Bahkan proyek Desakralisasi
Istana, Supremasi Sipil, Konflik dengan parlemen menjadi wacana yang menakjubkan
dimasanya.Gus Dur menjadi sosok paling unik, khas dan cukup fenomenal. Tidak saja
dalam jagat organisasi NU, tetapi juga jagat ke-Indonesiaan. Unik, khas dan fenomenal
karena dalam diri Gus Dur melekat sejumlah predikat yang cukup beragam dari
budayawan, agamawan, intelektual sampai pada politikus.
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pendapatan Nasional dan Pendapatan Perkapita Perekonomian Indonesia
Era Presiden Gus Dur?
2. Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Era Presiden Gus Dur?
3. Apa Panggaran Perekonomian Indonesia Era Presiden Gus Dur?
4. Bagaimana Inflasi Perekonomian Indonesia Era Presiden Gus Dur?
5. Bagaimana Kebijaksanaan Moneter dan Kebijaksanaan Fisikal Perekonomian
Indonesia Era Presiden Gus Dur?
6. Berapakah Jumlah Hutang Luar Negeri Presiden Era Gus Dur?
7. Bagaimana Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran Perekonomian Indonesia
Era Presiden Gus Dur?
1.3. Tujuan
1. Agar Pendapatan Nasional dan Pendapatan Perkapita Perekonomian Indonesia Era
Presiden Gus Dur?
2. Agar Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Era Presiden Gus Dur?
3. Agar Panggaran Perekonomian Indonesia Era Presiden Gus Dur?
4. Agar Inflasi Perekonomian Indonesia Era PresidenGus Dur?
5. Agar Kebijaksanaan Moneter dan Kebijaksanaan Fisikal Perekonomian Indonesia
Era Presiden Gus Dur?
6. Agar Jumlah Hutang Luar Negeri Presiden Era Gus Dur?
7. Agar Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran Perekonomian Indonesia Era
Presiden Gus Dur?
BAB II
PEMBAHASAAN