ABSTRAK: Hizbut Tahrir sebagai kelompok gerakan perubahan memiliki agenda yang senantiasa
diperjuangkan dalam kehidupan masyarakat. Agenda perjuangan aktivis Hizbut Tahrir adalah
pengembangan dakwah Islam. Hizbut Tahrir berpandangan bahwa dakwah Islam tidak hanya
menyajikan nilai-nilai moral dan agama yang akan membimbing manusia dalam urusan ukhrawi,
tetapi juga menyajikan tentang aturan-aturan keduniaan yang berkaitan dengan aspek kehidupan
manusia. Setiap umat Islam khususnya aktivis Hizbut Tahrir mempunyai peran dan kewajiban untuk
berdakwah yaitu meyampaikan pesan-pesan ajaran Islam kepada umat manusia. Penelitian ini
bertujuan untuk mengungkap pola komunikasi aktivis Hizbut Tahrir dalam mengembangkan dakwah
Islam di lingkungan keluarga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam dan pengamatan berperan serta
dan data penunjang penelitian diperoleh melalui studi literatur.Hasil penelitian menunjukkan
Komunikasi yang digunakan aktivis Hizbut Tahrir dalam mengembangkan dakwah Islam kepada
keluarganya, bisa ditinjau dari dua pola komunikasi. Pertama, komunikasi aktivis dengan keluarga
inti. Kedua, komunikasi aktivis dengan keluarga besar.
ABSTRACT: Hizbut Tahrir as a group of change movements has an agenda that always strives for in
society. The agenda of Hizbut Tahrir activist struggle is the development of Islamic mission. Hizbut
Tahrir holds that Islamic propagation not only presents the moral and religious values that will guide
people in ukhrawi affairs, but also presents the rules of the world related to aspects of human life.
Every Muslim especially Hizbut Tahrir activists have the role and obligation to preach that is
delivering messages of Islamic teachings to mankind. This study aims to reveal the pattern of
communication activist Hizbut Tahrir in developing Islamic da'wah in the family environment. The
method used in this research is descriptive qualitative method. Subjects in this research is the Hizbut
Tahrir activists in Pekanbaru. Data collection obtained through in-depth interviews and participant
observation. The supporting data of this research obtained through the study of literature. The results
of the research showed the communication used Hizbut Tahrir activists in developing Islamic da'wah
to his family, can be viewed from two communication patterns. First, activist communication with
main family. Second, activist communication with big family.
Keywords: Pattern, Communication, Hizbut Tahrir, Islamic Da’wah
328
329Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, Juni 2018, hlm 328-339
tipe dan kelompoknya. Hampir menjadi umat Islam khususnya aktivis Hizbut
kesepakatan umum (common sense) bahwa Tahrir mempunyai peran dan kewajiban
agama di samping menjadi faktor yang untuk berdakwah yaitu meyampaikan
dapat mengintegrasikan masyarakat, juga pesan-pesan ajaran Islam kepada umat
dapat berfungsi sebaliknya. Agama manusia. Menurut Muhtadi (2012:59)
sebagai faktor pemersatu karena dengan peran dakwah sebagai penjamin tetap
agama terbentuk solidaritas keagamaan hidupnya nilai orisinal agama. Eksistensi
diantara elemen-elemen masyarakat yang dakwah juga bersentuhan dengan tuntutan
memungkinkan untuk melakukan berbagai dinamika masyarakat yang mengitarinya.
aktivitas sosial secara bersama-sama. Dakwah dapat juga dilihat sebagai suatu
Meskipun demikian sering juga proses yang dinamis atau suatu kekuatan
menyaksikan terjadinya konflik sosial yang hidup dalam mobilitas sosial, yang
dalam agama. Atas nama agama juga bisa pada gilirannya merupakan pendorong
terjadi pemicu konflik, orang bisa saling terbentuknya sistem sosial dalam
memusuhi, mencurigai. Orang bisa masyarakat.
melakukan ekspansi untuk menaklukan
pemeluk agama lain. Bahkan, dalam Hizbut Tahrir sebagai salah satu
sejarah, terjadi peperangan atas nama kelompok Islam yang mempunyai
agama (Rumadi, 2002:105). perkembangan dan pengaruh pesat di
Indonesia,termasuk Pekanbaru sebagai
Gerakan-gerakan yang dipengaruhi kota yang mengalami perkembangan
oleh nilai-nilai keagamaan merupakan dakwah Hizbut Tahrir yang pesat. Hizbut
fenomena yang masif dan marak dalam Tahrir Pekanbaru merupakan kelompok
dekade sekarang ini. Gerakan ini Islam yang aktif dalam memperjuangkan
berkembang dalam berbagai bentuk dakwah Islam.Hizbut Tahrir berpandangan
perilaku dan pola komunikasi yang bahwa ideologi Islam tidak hanya sebagai
berbeda. Perkembangannya juga agama tetapi juga sebagai bagian dari
dipengaruhi oleh kondisi sosial politik dan sistem sosial dan politik. Oleh karena itu,
berbagai permasalahan yang dalam mengembangkan dakwah Islam
melingkupinya. Dalam konteks agama aktivis Hizbut Tahrir Pekanbaru
Islam, bagaimana ajaran Islam tersebut menggunakan berbagai cara dan pola
dipersepsikan, dimaknai dan komunikasi yang dilakukan secara
dikembangkan oleh penganutnya. Dalam konsisten. Berdasarkan hal tersebut, maka
agama Islam terdapat beberapa kelompok penelitian ini difokuskan bagaimana pola
keagamaan, kelompok tersebut komunikasi yang dilakukan aktivis Hizbut
mempunyai cara dan pola komunikasi Tahrir dalam mengembangkan dakwah
tertentudalam mengembangkan ajarannya Islam.
yang disebut dengan pengembangan
dakwah Islam. Hizbut Tahrir sebagai salah
satu kelompok Islam mempunyai cara atau
metode tertentu dalam mengambangkan
dakwah Islam yang mengacu kepada TINJAUAN PUSTAKA
thariqah Hizbut Tahrir.
Teori Tindakan Sosial
Hizbut Tahrir berpandangan bahwa Teori Tindakan Sosial (social
dakwah Islam tidak hanya menyajikan action) dipelopori oleh Max Weber yang
nilai-nilai moral dan agama yang akan hidup pada tahun (1864-1920 M).
membimbing manusia dalam urusan Tindakan adalah produk dari suatu
ukhrawi, tetapi juga menyajikan tentang keputusan untuk bertindak, sebagai hasil
aturan-aturan keduniaan yang berkaitan dari pikiran. Tindakan menekankan bahwa
dengan aspek kehidupan manusia. Setiap
PolaKomunikasiAktivis (Muhammad Firdaus)330
kita memutuskan apa yang kita lakukan 1. Tindakan tradisional. Tindakan ini
sesuai dengan interpretasi kita mengenai dilakukan atas dasar kebiasaan,
dunia disekeliling kita. Max Weber (dalam turun menurun. Sehingga dalam
Mulyana, 2002:61) mendefinisikan melakukan tindakan ini tanpa perlu
tindakan sosial meliputi semua perilaku untuk berpikir panjang, prinsipnya
manusia ketika dan sejauh individu orang yang melakukan ini karena
memberikan suatu makna subjektif dia selalu melakukannya.
terhadap perilaku tersebut. Weber 2. Tindakan afektif. Tindakan ini
menyatakan bahwa tindakansosial ialah dilakukan berdasarkan
perbuatan manusia yang dilakukan untuk pertimbangan perasaan saja dan
mempengaruhi individu lain didalam langsung, prinsipnya “apa boleh
masyarakat. Manusia melakukan sesuatu buat saya melakukannya.”
karena mereka memutuskan untuk 3. Tindakan berorientasi nilai atau
melakukan itu untuk mencapai apa yang penggunaan rasionalitas nilai.
mereka kehendaki. Setelah memilih Tindakan ini dilakukan didasari
sasaran, mereka memperhitungkan oleh nilai-nilai dasar dalam
kedaaan, kemudian memilih tindakan. masyarakat.
Tindakan sosial sangat erat 4. Tindakan berorientasi tujuan atau
kaitannya dengan kehidupan masyarakat. rasionalitas instrumental. Tindakan
Asumsi dasar teori ini adalah bahwa ini dengan memperhitungkan
tindakan manusia muncul dari kesesuaian antara cara yang
kesadarannya dan dari situasi lingkungan digunakan dengan tujuan yang
yang mengitarinya. Teori ini akan dicapai. (Jones, 2010: 115)
memperhitungkan sifat-sifat manusia dan
aspek subjektif manusia. Hal ini Menurut Weber (dalam Kuswarno,
dikarenakanmanusia memiliki dorongan 2009:109), tidak semua tindakan manusia
untuk hidup bermasyarakat. Sejak lahir disebut sebagai tindakan sosial. Suatu
manusiamempunyai naluri untuk hidup tindakan hanya dapat disebut sebagai
bersama manusia lain. Ini dipengaruhi oleh tindakan sosial apabila tindakan tersebut
faktor–faktor antara lain: (a) dorongan dengan mempertimbangkan perilaku orang
untuk memenuhi kebutuhan hidup; (b) lain dan berorientasi pada perilaku orang
dorongan untukmempertahankan lain.Aktivitas dan gerakan-gerakan sosial
kelangsungan hidup, dan (c) dorongan yang dilakukan aktivis kelompok Hizbut
untuk melanjutkan keturunan. Tahrir merupakan wadah atau strategi
Tindakan bermakna sosial, sejauh yang mereka jalankan untuk
berdasarkan makna subjektif yang oleh mentransformasikan gagasan, ideologi
individu-individu dengan mereka kepada masyarakat, khususnya
mempertimbangkan perilaku orang lain kepada anggota kelompok mereka guna
(Ritzer, 1992:43). Teori ini menekankan mencapai tujuan yang mereka inginkan
pentingnya kebutuhan untuk memusatkan untuk mempengaruhi orang lain.
perhatian pada kehidupan sosial. Orang-orang yang melakukan
Masyarakat adalah hasil akhir dari aktivitasnya dalam wadah Hizbut Tahrir
interaksi manusia. Hanya dengan mengkaji merupakan bagian dari masyarakat yang
bagaimana manusia dapat berinteraksi saling berinteraksi dan melakukan
dapatlah kita memahami bagaimana tindakan dalam lingkungannya. Interaksi
keteraturan sosial diciptakan. tersebut sering kali dilakukan dalam
Max Webber membagi empat tipe sebuah aktivitas, pertemuan, diskusi,
tindakan, yang dibedakan dalam motif para halaqah (kajian Islam), aksi, dan
pelakunya: sebagainya. Hal ini merupakan proses
interaksi dan realitas komunikasi dalam
331Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, Juni 2018, hlm 328-339
institusi sosial diciptakan oleh adanya simbol-simbol. Mereka tertarik pada cara
interaksi diantara orang-orang. manusia menggunakan simbol-simbol
yang merepresentasikan apa yang mereka
Menurut Mulyana (2012:144) The maksudkan untuk berkomunikasi dengan
symbolic interactionit perspective seeks to sesamanya, juga pengaruh yang
understand human behavior from the ditimbulkan penafsiran atas simbol-simbol
subject point of view. Ritzer (dalam terhadap perilaku pihak-pihak yang terlibat
Mulyana, 2002:73) menjelaskan teori dalam interaksi sosial. Interaksi simbolik
interaksi simbolik kedalam prinsip-prinsip berpandangan, bahwa perilaku manusia
berikut: pada dasarnya adalah produk dari
interpretasi mereka atas dunia di sekeliling
1. Manusia, tidak seperti hewan
mereka.
lebih rendah, tapi diberi
kemampuan berpikir. Teori interaksi simbolik terkait
2. Kemampuan berpikir dibentuk dengan suatu sistem simbol yang memilki
oleh interaksi sosial. makna. Interaksi simbolik menekankan
3. Dalam interkasi sosial orang bahwa dalam kehidupan manusia suatu
belajar makna dan simbol yang interaksi sangat penting. Konsep dan
memungkinkan mereka pikiran interaksi simbolik dapat dijadikan
menerapkan kemampuan khas landasan dalam mengkaji aktivitas dari
mereka sebagai manusia, yakni anggota kelompok Hizbut Tahrir sebagai
berpikir. bagian dari masyarakat. Kegiatan aktivis
4. Makna dan simbol (anggota) Hizbut Tahrir terangkum dalam
memungkinkan orang dimensi keagamaan, sosial dan
melanjutkan tindakan (action) kemasayarakatan yang sarat dengan makna
dan interaksi yang khas komunikasi. Anggota kelompok yang
manusia. tergabung dalam wadah Hizbut Tahrir,
5. Orang mampu memodifikasi setiap melaksanakan kegiatan dan
atau mengubah makna dan berinteraksi baik dengan sesama anggota
simbol yang mereka gunakan kelompok Hizbut tahrir maupun
dalam tindakan dan interaksi berinteraksi dengan orang diluar kelompok
berdasarkan interpretasi mereka Hizbut tahrir, selalu memberikan
atas situasi. pemaknaan terhadap lingkungannya dan
6. Orang mampu melakukan orang-orang yang disekitarnya.
modifikasi dan perubahan ini Keberadaan manusia sebagai makhluk
karena, antara lain, kemampuan simbol dan mereka menciptakan simbol
mereka berinteraksi dengan diri dalam aspek kehidupan keagamaan,
sendiri yang memungkinkan budaya, sosial kemasyarakatan. Simbol
mereka memeriksa tahapan- sangat terkait dengan kehidupan manusia
tahapan tindakan, menilai sebagai makhluk yang selalu berinteraksi
keuntungan dan kerugian relatif dan hal ini menandakan betapa eratnya
dan kemudian memilih salah hubungan antara manusia dengan simbol.
satunya.
7. Pola-pola tindakan dan interaksi
yang jalin menjalin ini
membentuk kelompok dan METODE PENELITIAN
masyarakat.
Penelitian tentang pola
komunikasi aktivis Hizbut Tahrir
Menurut teori interaksi simbolik, menggunakan metode kualitatif dengan
kehidupan sosial pada dasarnya adalah pendekatan deskriptif. Metode kualitatif
interaksi manusia dengan menggunakan
333Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, Juni 2018, hlm 328-339
atau paradigma interpretif mengungkapkan komunikasi dalam hal ini aktivis Hizbut
pola komunikasi yang dijalani oleh aktivis Tahrir Pekanbaru dalam mengembangkan
Hizbut Tahrir dan memandang subjek dakwah Islam. Pelaku komunikasi inilah
sebagai makhluk yang aktif yang yang mempunyai peranan penting dalam
mempunyai kemauan dan kehendak dalam menyebarkan ajaran-ajaran dakwah Islam
berperilaku dan melakukan interaksi. dan pemikiran Hizbut Tahrir. Subjek
Realitas sosial merupakan suatu fenomena penelitian dalam hal ini adalah aktivis
yang dicermati sesuai dengan konteksnya. Hizbut Tahrir meliputi, mushrif yaitu
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha pembina atau pembimbing dalam kajian
mengungkapkan pola komunikasi Hizbut halaqah dan darish yaitu pelajar atau
Tahrir dalam mengembangkan dakwah aktivis Hizbut Tahrir yang masih
Islam khususnya di lingkungan keluarga mengikuti kajian halaqah. Mushrif dan
aktivis tersebut. darish ini merupakan ujung tombak dalam
mengembangkan dakwah Hizbut Tahrir.
Pengumpulan data diperoleh
melalui wawancara mendalam, Pola Komunikasi Aktivis Hizbut Tahrir
pengamatan dan dokumentasi. Untuk dalam mengembangkan dakwah
menganalisis data secara kualitatif,
menggunakan analisis data Model Pola komunikasi aktivis Hizbut
Interaktif yang dikemukakan oleh Miles Tahrir merupakan aktivitas komunikasi
dan Huberman (1992), yaitu suatu teknik yang dilakukan aktivis Hizbut Tahrir
analisis data yang menggambarkan sifat sebagai alur proses komunikasi yang
interaktif koleksi data. Lebih lanjut, Miles terbentuk dalam sebuahperistiwa dan
dan Huberman mengemukakan bahwa menjalankan serta mengembangkan
data analiysis consists of three flows of dakwah Islam yang dilakukan secara
activity : data reduction, data display, and konsisten. Pembahasan ini mengungkap
conclution drawing verivication. pola komunikasi yang dilakukan aktivis
Hizbut Tahrir Pekanbarudalam
mengembangkan dakwah kepada keluarga
mereka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Islam memandang seluruh manusia Aktivis Hizbut Tahrir Pekanbaru
dan menganggap semuanya dengan sebagian besar didominasi oleh kalangan
pandangan yang sama, begitu juga dengan kaum muda, secara demografis usia
Hizbut Tahrir dalam memandang manusia mereka rata-rata sekitar umur 20-45 tahun.
khususnya dalam hal dakwah. Hizbut Aktivis mempunyai jiwa militansi dan
Tahrir tidak membedakan antara yang satu integritas perjuangan dalam berdakwah,
dengan yang lain, serta tidak lagi bahkan aktivis Hizbut Tahrir melabel diri
memperhatikan perbedaan suku, ras, dan keluarga mereka sebagai pejuang
kebangsaan dan yang lainnya. Semua dakwah Islam. Keluarga itu harus
manusia adalah layak untuk menerima dijadikan keluarga dakwah, sebagai
dakwah dan setiap kaum muslimin keluarga pejuang, bahwa mereka selamat
memiliki tanggung jawab yang sama atau tidak di dunia dan akhirat tergantung
dalam menyampaikan dakwah kepada kepala keluarganya. Keluarga harus
semua manusia. dikader jadi pejuang dakwah Islam.
Pada bagian ini, peneliti mengkaji Aktivis Hizbut Tahrir ini rata-rata
tentang pola komunikasi aktivis Hizbut mempunyai latar belakang pendidikan
Tahrir dalam mengembangkan dakwah yang cukup tinggi, mulai pendidikan
Islam. Pola komunikasi dalam penelitian sarjana, magister dan doktor. Menariknya,
ini lebih melihat kepada pelaku ternyata sebagian besar aktivis tersebut
PolaKomunikasiAktivis (Muhammad Firdaus)334
bukan latar belakang pendidikan agama dakwah Islam.Dakwah yang paling hebat
atau pesantren, mereka kebanyakan latar dimulai dari keluarga dan keluarga
belakang pendidikan umum (non agama), merupakan pondasi bagi aktivis Hizbut
setelah mereka masuk menjadi aktivis Tahrir untuk menyebarkan ajarannya.
Hizbut Tahrir mereka mendalami Islam Keluarga adalah lingkungan terkecil dan
secara konsisten dan sungguh-sungguh, terdekat bagi seorang aktivis Hizbut
salah satunya dengan mengikuti kajian Tahrir, melalui keluarga seseorang mulai
Halaqa, yaitu kajian mingguan untuk belajar, bersosialisasi, membentuk karakter
mempelajari syariat Islam. dan mengembangkan nilai-nilai ajaran
Islam yang ditanamkan melalui suatu pola
Untuk menumbuhkan kesadaran tertentu. Komunikasi keluarga inti adalah
umat Islam terhadap pentingnya syariat komunikasi yang terjadi dalam sebuah
Islam, aktivis Hizbut Tahrir melakukan keluarga, ada ayah, ibu dan anak yang
beberapa aktivitas komunikasi dalam merupakan cara aktivis untuk berinteraksi
bentuk pengkaderan, pembinaan seperti dengan anggota keluarganya, sekaligus
kajian halaqahsebagai bentuk sebagai wadah dalam membentuk dan
pengembangan ajaran Hizbut Tahrir. Dari mengembangkan nilai-nilai yang
beberapa hasil wawancara dengan pelaku dibutuhkan sebagai pegangan hidup.
penelitian, hampirmempunyai pendapat
yang senada tentang aktivitas yang Aktivis Hizbut Tahrir mempunyai
dilakukan Hizbut Tahrir dalam cara komunikasi dalam mendidik dan
mengembangkan dakwah dan ajarannya, membina keluarganya khususnya dalam
salah satu dengan pengkaderan dan mengenalkan ajaran Islam. Keluarga bagi
pembinaan. Kemerosotan yang menimpa aktivis Hizbut Tahrir adalah amanah dari
umat Islam disebabkan oleh sebuah sistem Allah sekaligus cobaan, setiap orang
yang menjadi acuan hidup yang dianut khususnya kepala keluarga berkewajiban
oleh umat Islam. Suatu sistem yang untuk mendidik dan membimbing
diadopsi dari barat atau yang lahir dari keluarganya sertaberkewajiban
pemikiran manusia yang dangkal tanpa menafkahinya, agar mereka itu mengarah
landasan keimanan tentu akan kepada Allah dan Rasulnya.Adapun
bertentangan dengan syariat Islam. Karena kegiatan komunikasi yang dilakukan
itu, menurut aktivis Hizbut Tahrir keluarga aktivis Hizbut Tahrir, sebagai
perubahan harus dilakukan terhadap sistem berikut:
yang dianut. Perubahan membutuhkan
keseriusan dari para aktivis untuk 1. Ikut Kajian Halaqah
mengembangkan ajaran-ajaran Hizbut
Berdasarkan penelitian yang
Tahrir. Hal ini tentu membutuhkan
dilakukan, hampir semua pelaku penelitian
aktivitas komunikasi yang konsisten dan
atau informan menyatakan bahwa keluarga
terarah dari para aktivis Hizbut Tahrir.
(istrinya) ikut dalam kajian halaqah yang
Aktivitas komunikasi dalam bentuk
diadakan Hizbut Tahrir. Memang pada
pengkaderan dan pembinaan (tatsqif wa
awal-awal agak ragu mungkin sedikit berat
taqwin) dan interaksi dengan masyarakat
tetapi setelah mereka mulai mengenal
(tafa’ul ma’al ummah)yang dilakukan oleh
Hizbut Tahrir dan berinteraksi dengan
aktivis Hizbut Tahrir dalam
aktivis lain, mereka menjadi senang ikut
mengembangkan dakwah.
kajian halaqa, sikap dan perilakupun
KomunikasiAktivis dengan Keluarga berubah dan cara berpakaian sudah
Inti mengikuti syariat Islam. Ada perubahan
pada diri dan keluarga, setelah ikut ngaji
Setiap aktivis Hizbut Tahrir adalah halaqah baru tahu bahwa Islam bukan
pejuang dakwah sekaligus penyebar masalah sholat saja, bukan masalah puasa
335Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, Juni 2018, hlm 328-339
pentingnya syariat Islam, Hizbut Tahrir yang diperintahkan Allah SWT. Siapa saja
melakukan beberapa tahapan aktivitas yang menyambut dakwahnya dan beriman
komunikasi sebagai berikut: kepadanya, maka Rasulullah memasukkan
dalam kelompoknya atas dasar akidah
1. Tahap pengkaderan (marhalah Islam.
wa tasqif). Hizbut Tahrir Target Hizbut Tahrir pada aktivitas
melakukan pengkaderan dan pengkaderan pada tahap pembentukan
pembinaan kepada calon adalah membentuk kepribadian Islam,
anggota Hizbut Tahrir yang yaitu pola pikir (aqliyah) dan pola sikap
berniat belajar tentang Islam (nafsiyah) Islam. Dalam hal ini Hizbut
dan memahami pemikiran Tahrir telah menyusun metode yang akan
Hizbut Tahrir. Hizbut Tahrir ditempuh oleh seorang muslim yang telah
menerima keanggotaan setiap menyakini metode (thariqah) Hizbut
orang Islam, baik laki-laki Tahrir. Hizbut Tahrir menyebut orang-
maupun perempuan tanpa orang yang belajar pada tahap
memperhatikan suku, ras dan pengkaderan yang mengikuti kajian halaqa
kebangsaan. Hizbut Tahrir disebut darish (pelajar).
adalah sebuah kelompok untuk Metode Hizbut Tahrir tidak hanya
seluruh kaum muslimin dan serius membentuk pola pikir Islam
menyeru meraka untuk (aqliyah Islamiyah) para pelajar, namun
mengemban dakwah Islam Hizbut Tahrir juga serius memperhatikan
serta menetapkan seluruh aktivitas pembentukan pola sikap Islam
aturan syariat Islam tanpa lagi (nafsiyah Islamiyah), yaitu halaqa dengan
memandang perbedaan warna mengkaji kitabpilar-pilar pengokoh
kulit, kebangsaan maupun nafsiyah Islam. Kitab ini berisi hal-hal
mazhab. yang mampu memecahkan kebekuan
2. Pembinaan murakazah. masalah-masalah pola sikap Islam, serta
Pembinaan ini dilakukan memperkuat hubungan dengan Allah
melalui pengajian halaqah- SWT, yaitu agar memotivasinya agar
halaqah yang diadakan oleh selalu terikat untuk selalu beribadah,
Hizbut Tahrir. Halaqa berakhlak, berdakwah pada jalan Allah.
murakazah ini diikuti oleh Aktivitas dan tindakan yang
mereka yang sudah mempunyai dilakukan oleh aktivis Hizbut Tahrir
kesadaran akan pentingnya merupakan strategi komunikasi yang
penerapan syariat Islam. terpolakan dalam kegiatan dari aktivis
3. Tsaqafah jama’iyah. Hizbut Tahrir. Tindakan komunikasi yang
Pembinaan ini dilakukan mereka jalankan yakni mentrasformasikan
dengan cara menyampaikan pemikiran dan gagasan Hizbut Tahrir yang
dakwah Islam dan hukum- bertujuan untuk mempengaruhi orang lain.
hukum Islam secara terbuka Tindakan aktivis Hizbut Tahrir ini
kepada masyarakat. Aktivitas merupakan tindakan sosial. Menurut
ini dilakukan melalui daurah Weber,tindakan adalah produk dari suatu
atau pertemuan-pertemuan keputusan untuk bertindak sebagai hasil
umumdan sebagainya. dari pikiran. Tindakan menekankan bahwa
Pada tahapan ini, bahwa kita memutuskan apa yang kita lakukan
aktivitasnya sejalan dengan aktivitas yang sesuai dengan interpretasi kita mengenai
pernah dilakukan oleh Rasulullah ketika dunia di sekeliling kita. Weber
beliau memulai dakwahnya. Aktivitasnya menyatakan bahwa tindakan sosial adalah
mengajak manusia secara perorangan, perbuatan manusia yang dilakukan untuk
menawarkan kepada mereka risalah Islam
PolaKomunikasiAktivis (Muhammad Firdaus)338
Gambar 1:
Model Komunikasi Aktivis Hizbut Tahrir
Dalam Mengembangkan Dakwah Islam
Sumber: Olahan Data Penelitian (2017)
SIMPULAN Jones, PIP. 2010. Pengantar Teori-teori
Sosial, dari Teori Fungsionalisme
Komunikasi yang digunakan Hingga Post Moderisme, Jakarta:
aktivis Hizbut Tahrir dalam Pustaka Obor.
mengembangkan dakwah Islam kepada
keluarganya, bisa ditinjau dari dua pola Kuswarno, Engkus, 2009. Fenomenologi,
komunikasi. Pertama,komunikasi aktivis Konsepsi, Pedoman dan contoh
dengan keluarga inti. Kedua, komunikasi Penelitian, Bandung: Widya
aktivis dengan keluarga besar. Pola Padjadjaran.
komunikasi yang mereka jalankan
bertujuan untuk melahirkan dan Littlejohn, Stephen W. 2006. Theories of
membentuk individu atau aktivis yang Human Communication,
menyakini fikrah Hizbut Tahrir dengan California: Wadsworth
landasan syariat Islam. Berangkat dari Publishing.
komunikasi keluarga ini, setiap aktivis
memikul kewajiban dakwah dan Miles Matthew B, Michael Huberman.
mengembalikan Islam pada realita 1992. Analisis Data Kualitatif.
kehidupan yang sesungguhnya dengan Jakarta: UI press.
memperkenalkan pemikiran dan dakwah
Hizbut Tahrir di tengah masyarakat Morissan dan Andy Corry Wardhany,
dengan tahapan pengkaderan, tahap 2009. Teori Komunikasi, Jakarta:
pembinaan, yang dilakukan melalui Ghalia Indonesia.
pengajian halaqah-halaqah yang diadakan
oleh Hizbut Tahrir dan Tsaqafah Mulyana, Deddy, 2002. Metodologi
jama’iyah. Pembinaandilakukan dengan Penelitian Kualitatif, Bandung:
cara menyampaikan dakwah Islam secara Remaja Rosda Karya.
terbuka kepada masyarakat melalui daurah
dan pertemuan-pertemuan umum. __________, 2012. Cultures and
Communication An Indonesian
Scholar’s Perspective, Bandung:
DAFTAR PUSTAKA Remaja Rosda Karya.
Agus, Bustanuddin. 2006. Agama dalam Muhtadi, Asep Saeful, 2012. Komunikasi
Kehidupan Manusia. Jakarta: Raja Dakwah, Teori, Pendekatan dan
Grafindo Persada. Aplikasinya, Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Blumer, Herbert. 1969. Symbolic
Interactionism Perspective and Ritzer, George. 1992. Modern Sociological
Method. New Jersey: Prentice- Theory. McGraw-Hill. Inc,
Hall. Singapore.
Griffin, EM, 2009. Communication Senjaya. Sasa Djuarsa, dkk. 2007. Teori
Theory, New York; Mc Graw Hill. Komunikasi, Jakarta: Universitas
Terbuka.