Anda di halaman 1dari 1

Ketika momen yang menyakitkan itu datang, aku bertanya-tanya mengapa

Allah mengizinkan ini semua terjadi? Di awal kepergian Papa, aku


berjuang untuk percaya bahwa Tuhan sungguh bekerja untuk
mendatangkan kebaikan bagiku sekeluarga. Tapi, tetap saja aku belum
dapat memahami seutuhnya mengapa Dia memanggil Papa secara
mendadak di saat masih banyak hal yang ingin kami lakukan bersama.

Dalam hati, aku sempat bertanya, “Tuhan, belasan tahun sudah Papa
melayani Engkau dengan setia, tanpa mengeluh sedikit pun dalam kondisi
apapun. Tuhan, keluarga kami begitu giat mendekatkan diri kepada-Mu,
setiap hari berdoa dan bersaat teduh. Bahkan, aku telah mengabdikan
masa mudaku untuk melayani Engkau di kampus dan gereja. Tapi,
mengapa ini harus terjadi pada kami?” Walaupun aku berjuang untuk tidak
menaruh rasa kecewa pada Tuhan, rasa sakit dan kehilangan memaksaku
untuk berpikir demikian.

Seiring waktu berjalan, banyak orang datang untuk menghibur dan


mendoakanku. Aku pun berusaha untuk melanjutkan hidupku dan
menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan. Walaupun aku masih
menyimpan rasa kecewa, tapi aku tetap berusaha mendekatkan diri pada
Tuhan dengan berdoa, saat teduh, dan membaca buku atau artikel yang
menguatkanku. Semua itu kulakukan dengan harapan supaya Tuhan
memberiku alasan yang jelas mengapa Dia begitu cepat mengambil papa
dari kami sekeluarga. Aku juga berharap supaya Tuhan menghiburku dan
membantuku melupakan segala kesedihanku. Tapi, hari demi hari berlalu,
perasaanku tidak bertambah baik. Aku masih sering menangis dan
meratapi kepergian Papa.

Anda mungkin juga menyukai