Dalam hati, aku sempat bertanya, “Tuhan, belasan tahun sudah Papa
melayani Engkau dengan setia, tanpa mengeluh sedikit pun dalam kondisi
apapun. Tuhan, keluarga kami begitu giat mendekatkan diri kepada-Mu,
setiap hari berdoa dan bersaat teduh. Bahkan, aku telah mengabdikan
masa mudaku untuk melayani Engkau di kampus dan gereja. Tapi,
mengapa ini harus terjadi pada kami?” Walaupun aku berjuang untuk tidak
menaruh rasa kecewa pada Tuhan, rasa sakit dan kehilangan memaksaku
untuk berpikir demikian.