Anda di halaman 1dari 11

JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah, 7 (1), 2022, Hal.

15-25
P-ISSN: 2964-7231, E-ISSN: 2614-3658
DOI: https://doi.org/10.24815/jimps.v7i1.16162

ANALISIS FILSAFAT: RETORIKA ARISTOTELES DALAM MENINGKATKAN


KEMAPUAN PUBLIC SPEAKING DAN RELEVANSINYA PEMBELAJARAN

*Akhmad Agung Syahputra


Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri

ABSRACT ABSTRAK
The purpose of writing this article is todetermine Tujuan dituliskannya artikel ini adalah untuk
the relationship between Aristoteles Philosophy mengetahui keterkaitan antara filsafat retorika
of Rhetoric in improving public speaking skills Aristoteles dalam meningkatkan kemampuan
as well its relevance to learning activities in the public speaking serta relevansinya terhadap
classroom. In writing articles using the library kegiatan pembelaaran dalam kelas. Dalam
research method with source of books and menulis artikel penulis menggunakan metode
articles. Rhetoric is one way used to express library research dengan sumber buku dan
opinions in public. In teaching rhetoric needed artikel. Retorika merupakan salah satu cara
good communications skills so that the message yang digunakan untuk mengemukakan
brought can be clearly coveyed to the intended pendapat di depan umum. Dalam mempelajari
person. The rhetoric was fisrt stated by retorika diperlukan kemampuan komunikasi
Aristoteles which spread he Greek Philosopher yang baik agar pesan yang dibawa dapat
by basng it on three aspects including logic, tersampaikan dengan jelas kepada orang yang
ethics, and emotional. The ability in the barology dituju. Retorika pertama kali dikemukakan
also began to be used In classroom learning oleh Aristoteles yang merupakan ahli filsuf
activities. As an educator certainly musthave the Yunani dengan mendasarkaannya pada tiga
appropriate sentence to convey the content of aspek diantaranya adalah logika, etika, dan
material to students so as not to cause emosional. Kemampuan dalam beretorika juga
mesception. Likewise as a student, this retoic mulai digunakan dalam kegiatan pembelajaran
ability can be used to express his opinion about dalam kelas. Sebagai pendidik tentu harus
a matter according to applicable ethics. memilih kalimat yang sesuai untuk
menyampaikan isi materi kepada peserta didik
agar tidak menimbulkan adanya salah persepsi.
Begitupula sebagai peserta didik, kemampuan
Keyword: rhetorical philosophy, Aristoteles, retorika ini dapat digunakan untuk
Public Speaking. mengungkapkan pendapatnya mengenai suatu
materi sesuai denga etika yang berlaku.

Kata Kunci: Filsafat Retorika Aristoteles,


public Speaking.

Author Correspindence
Email: Agungunp@gmail.com
Available online at http://jurnal.unsyiah.ac.id/sejarah

15
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah,
Volume 7, Nomor 1 2022. Hal 15-12.
dan dapat ditangkap maksudnya oleh orang-
PENDAHULUAN orang yang ada di sekitar. Tidak hanya itu saja,
Pendidikan merupakan suatu hal yang retorika juga diartikan sebagai gaya bahasa
harus dipenuhi manusia agar dapat mencapai yang digunakan untuk menyampaikan pesan
tujuan hidup seperti yang dicita-citakan. kepada masyarakat luas, oleh karena itulah
Pendidikaan yang dapat dirasakan saat ini sangat penting untuk mengetahui dan
memiliki sejarah yang panjang. Kemunculan mengenali lawan bicara agar dapat menentukan
kaum sofis yang cerdas ke wilayah Athena gaya bahasa yang sesuai. Penggunaan bahasa
dengan tujuan untuk mendidik masyarakat juga tidak dapat dipisahkan dari penggunaan
disana agar dapat memperoleh kekuasaan budaya, sehingga bahasa masih dianggap
dengan cepat. Kaum sofis tidak menempatkan sebagai sistem yang tidak dapat dipisahkan
diri sebagai pemikir, namun sebagai guru agar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
dapat mengubah pemikiran dan tingkah laku (Faizah, 2014). Kemampuan manusia dalam
muridnys. Oleh karena itulah tujuan dariadanya kegiatan bertutur ini tentu memerlukan adanya
pendidikan adalah munculnya perubahan pengetahuan dan latihan yang dilakukan secara
tingkah laku dari yang sebelumnya kurang baik berulang. Retorika sendiri masuk dalam kajian
menjadi baik. Kaum sofis ini juga semiotik bahasa dimana bahasa menjadi kajian
meningkatkan konsep pendiidkan terutama semotiknya. Pada awal kemunculannya retorika
dalam bidang bahasa dan logika sebagai dasar diaggap sebagai keterampilan dalam berpidato,
ilmu dan seni berbicara. Penggunaan literatur karena kaum sofis menganggap jika kecakapan
dan matematika dianggap sebagai ilmu untuk ini sangat diperlukan untuk memeangkan
membentuk pengetahuan dan disiplin. sebuah kasus (Martha, 2010). Untuk
Sehingga adanya ilmu tersebut dapat saling memenangkan kasus atau menguasai benar
melengkapi satu sama lainnya. materi yang akan digunakan dalam berpidato
Banyak tokoh filsafat yang bergerak dibutuhkan adanya kemampuan public
dalam bidang pendidikan, salah satunya adalah speaking.
Aristoteles. Aristoteles merumuskan tujuan Kemampuan public speaking
pendidikan sebagai dasar untuk melakukan merupakan salah satu manfaat yang diperoleh
perbuatan-perbuatan baik. Sebab orang berilmu jika mempelajari retorika. Retorika sendiri
pasti akan berhati-hati dalam bertindak dan bukanlah suatu hal yang muda untuk dipelajari.
memikirkan dampak dari setiap tindakan yang Seseorang yang dapat menguasai kemapuan
dilakukannya. Aristoteles beranggapan jika berbicara harus banyak berlatih berbicara di
karakter seseorang dapat berubah bergantung depan umum. Kemampuan ini juga dapat
dengan pembentukan kebiasaan yang dikateorikan sebagai soft skill yang menjadi
ditanamkan sejak tingkat pendidikan rendah. suatu nilai lebih dalam diri manusia, sebab tidak
Selain itu, Aristoteles juga meletakkan prinsip- semua orang dapat menguasai seni ini dengan
prinsip pokok pendidikan ialah berdasarkan baik. Adanya hal tersebut mengharuskan
penelitian fakta-fakta yang dapat dibuktikan seseorang untuk memperhatika kata-kata yang
kebenarannya (Machmut, dkk. 2012). Salah diucapkan dari mulutnya. Dalam dunia
satu pandangan Aristoteles yang banyak pendidikan kemapuan public speaking ini
ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah sangat penting untuk diajarkan kepada peserta
retorika. Retorika diperkenalkan pertama kali didik, karena peserta didik diberi pendidikan
oleh Aristoteles (384-322 SM) yang kemudian salah satunya adalah dapat berinteraksi dengan
menyebarluas dan digunakan dalam bidang baik dalam linngkungan sekitar berdasar
politik, ekonomi, kesenian, pendidikan dan tatakrama dan moral yang berlaku. Tidak hanya
bidang lainnnya. Kaum sofis menganggap itu saja, kemampuan public speaking juga dapat
retorika sebagai kemampuan yang digunakan membantu peserta didik dalam melakukan
untuk memenangkan sebuah kasus. Hal ini wawancara untuk mencari pekerjaan di
dikarenakan dalam beretorika diperlukan kemudian hari (Yenni, 2018).
kecakapan dalam mengolah bahasa dan Dewasa ini muncul berbagai
argumen menggunakan bukti-bukti yang permasalahan yang muncul di dunia pendidikan
relevan. Retorika yang diusung oleh Aristoteles kaitannya dengan kegiatan yang
di dasarkan pada tiga aspek diantaranya adalah diselenggarakan di sekolah. Pendidikan
logika, etika, dan emosional. Jadi segala hal dianggap sebagai usaha sadar yang dilakukan
yang diucapkan dapat dipertanggungjawabkan oleh manusia agar menjadi lebih baik. Untuk

16
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah,
Volume 7, Nomor 1 2022. Hal 15-12.
Penggunaan bahasa dalam hal ini masuk ke
mewujudkan hal tersebut tentu diperlukan dalam kajian retorika baik secara lisan maupun
adanya pendidikan karakter dalam diri peserta tulisan (Murti dan Lazuardi, 2018). Terlebih
didik, sehingga tidak intelektualnya saja yang manusia lebih banyak menggunakan bahasa
diasah namun juga kepribadiannya. Semakin lisan dalam kegiatan komunikasi sehari-
majunya zaman tentu banyak hal-hal yang harinya. Dalam hal ini dapat diketahui jika
berubah karena pengaruh dari lingkungan itu manusia sudah memiliki bakat dalam bertutur
sendiri. Tentu hal ini juga mempengaruhi sejak kecil, akan tetapi pengetahuan yang
peserta didik, dimana banyak mulai mengalami diperoleh juga akan mempengaruhi segala hal
desintegrasi moral. Dilansir dari yang keluar dari mulutnya.
Republika.co.id pada Kamis, 1 Februari 2018 Dalam kegiatan pembelajaran tentu
terjadi penganiayaan yang dilakukan oleh siswa terjadi interaksi antara pendidik dan peserta
kepada guru seni rupa di SMAN 1 Torjun dan didik dalam menyampaikan materi. Dalam
berujung terhadap terenggutnya nyawa guru. kegiatan pembelajaran diperlukan suatu
Dalam menanggapi maslaah tersebut pendekatan dalam mengelola pembelajaran
Mahfud MD menilai jika hal ini diakibatkan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Proses
oleh runtuhnya moral yang dimiliki oleh peserta komunikasi menjadi suatu hal yang paling
didik, sehingga perlu dilakukannya penguatan penting dalam pelaksanaan kegiatan
pendidikan ahlak dan budi pekerti. Tidak hanya pembelajaran, karena membantu proses
itu saja, dilansir dari Pikiran Rakyat.com pada 9 penyampaian informasi kepada peserta didik.
Oktober 2020 menyebutkan jika salah satu hal Pemilihan diksi yang sesuai dengan usia peserta
yang menyebabkan degredasi moral adalah didik pun juga menjadi pertimbangan agar tidak
adanya konten pornografi yang merebak di terjadi kesalahpahaman Selain itu sebagai
media sosial. Wakil Ketua Bidang Perempuan peserta didik juga diperlukan sosialisasi baik
dan Anak DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, dengan teman sebaya ataupun dengan pendidik.
Noor Rafiqa mengatakan jika hal tersebut Berdasarkan penjabaran diatas dapat diperoleh
terjadi karena adanya dampak negatif dari rumusan masalah diantarana ialah 1)
kemajuan teknologi, beliau juga prihatin Bagaimana pandangan aristoteles terhadap
dengan merebaknya perbuatan asusila yang pendidikan? 2) Bagaimana pendapat
menyebabkan penurunan moral dalam dirianak. Aristoteles mengenai retorika dan
Kemerosotan moral tersebut tentu pemanfaatanya dalam meningkatkan
berdampak pada watak, kepribadian, mental, kemampuan public speaking? 3) Bagaimana
serta ucapan yang dilontarkan. Dalam pepatah relevansi antara filsafat retorika Aristoteles dan
jawa pun telah disebutkan jika Ajining diri soko proses kegiatan pembelajaran dalam kelas?
lathi dimana seseorang akan dihargai dan Dari rumusan masalah tersebut diperoleh
dihormati berdasar tutur bahasanya. Sebagai beberapa tujuan diantaranyaadalah 1) untuk
orang berilmu alangkah baiknya menggunakan menjelaskan pandangan Aristoteles mengenai
bahasa yang santun dan tidak menyinggung pendidikan, 2) untuk menjelaskan mengenai
perasaan orang lain serta tidak pendapat Aristoteles dalam memandang
menyombongkan ilmu yang diperoleh. Sebagai retorika serta pemanfaatannya untuk
mahluk sosial sudah sewajarnya manusia saling meningkatkan keamampuan public speaking,
berhubungan satu sama lainnya. Oleh karema dan 3) untuk menjelaskan mengenai relevansi
itulah seni berbicara tidak dapat dipisakan antara filsafat retorika Aristoteles dan proses
dalam kehidupan manusia. Dengan berbicara kegiatan pembelajaran dalam kelas.
orang lain dapat mengerti apa yang ada dalam
pikiran individu. Pendidikan merupakan suatu hal yang
Bahasa merupakan alat yang harus dipenuhi manusia agar dapat mencapai
dugunakan oleh manusia untuk berkomunikasi tujuan hidup seperti yang dicita-citakan.
untuk mendapatkan informasi. Bahasa Pendidikaan yang dapat dirasakan saat ini
membuat manusia dapat saling berinteraksi memiliki sejarah yang panjang. Kemunculan
antara satu sama lainnya yang kemudian dapat kaum sofis yang cerdas ke wilayah Athena
membentuk suatu budaya. Proses komunikasi dengan tujuan untuk mendidik masyarakat
dapat dilakukan secara lisan yang disampaikan disana agar dapat memperoleh kekuasaan
secara langsung kepada orang yang dituju dan dengan cepat. Kaum sofis tidak menempatkan
tulisan yang disampaikan secaa terstuktur. diri sebagai pemikir, namun sebagai guru agar

17
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah,
Volume 7, Nomor 1 2022. Hal 15-12.
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
dapat mengubah pemikiran dan tingkah laku (Faizah, 2014). Kemampuan manusia dalam
muridnys. Oleh karena itulah tujuan dariadanya kegiatan bertutur ini tentu memerlukan adanya
pendidikan adalah munculnya perubahan pengetahuan dan latihan yang dilakukan secara
tingkah laku dari yang sebelumnya kurang baik berulang. Retorika sendiri masuk dalam kajian
menjadi baik. Kaum sofis ini juga semiotik bahasa dimana bahasa menjadi kajian
meningkatkan konsep pendiidkan terutama semotiknya. Pada awal kemunculannya retorika
dalam bidang bahasa dan logika sebagai dasar diaggap sebagai keterampilan dalam berpidato,
ilmu dan seni berbicara. Penggunaan literatur karena kaum sofis menganggap jika kecakapan
dan matematika dianggap sebagai ilmu untuk ini sangat diperlukan untuk memeangkan
membentuk pengetahuan dan disiplin. sebuah kasus (Martha, 2010). Untuk
Sehingga adanya ilmu tersebut dapat saling memenangkan kasus atau menguasai benar
melengkapi satu sama lainnya. materi yang akan digunakan dalam berpidato
Banyak tokoh filsafat yang bergerak dibutuhkan adanya kemampuan public
dalam bidang pendidikan, salah satunya adalah speaking.
Aristoteles. Aristoteles merumuskan tujuan Kemampuan public speaking
pendidikan sebagai dasar untuk melakukan merupakan salah satu manfaat yang diperoleh
perbuatan-perbuatan baik. Sebab orang berilmu jika mempelajari retorika. Retorika sendiri
pasti akan berhati-hati dalam bertindak dan bukanlah suatu hal yang muda untuk dipelajari.
memikirkan dampak dari setiap tindakan yang Seseorang yang dapat menguasai kemapuan
dilakukannya. Aristoteles beranggapan jika berbicara harus banyak berlatih berbicara di
karakter seseorang dapat berubah bergantung depan umum. Kemampuan ini juga dapat
dengan pembentukan kebiasaan yang dikateorikan sebagai soft skill yang menjadi
ditanamkan sejak tingkat pendidikan rendah. suatu nilai lebih dalam diri manusia, sebab tidak
Selain itu, Aristoteles juga meletakkan prinsip- semua orang dapat menguasai seni ini dengan
prinsip pokok pendidikan ialah berdasarkan baik. Adanya hal tersebut mengharuskan
penelitian fakta-fakta yang dapat dibuktikan seseorang untuk memperhatika kata-kata yang
kebenarannya (Machmut, dkk. 2012). Salah diucapkan dari mulutnya. Dalam dunia
satu pandangan Aristoteles yang banyak pendidikan kemapuan public speaking ini
ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah sangat penting untuk diajarkan kepada peserta
retorika. didik, karena peserta didik diberi pendidikan
Retorika diperkenalkan pertama kali oleh salah satunya adalah dapat berinteraksi dengan
Aristoteles (384-322 SM) yang kemudian baik dalam linngkungan sekitar berdasar
menyebarluas dan digunakan dalam bidang tatakrama dan moral yang berlaku. Tidak hanya
politik, ekonomi, kesenian, pendidikan dan itu saja, kemampuan public speaking juga dapat
bidang lainnnya. Kaum sofis menganggap membantu peserta didik dalam melakukan
retorika sebagai kemampuan yang digunakan wawancara untuk mencari pekerjaan di
untuk memenangkan sebuah kasus. Hal ini kemudian hari (Yenni, 2018).
dikarenakan dalam beretorika diperlukan Dewasa ini muncul berbagai
kecakapan dalam mengolah bahasa dan permasalahan yang muncul di dunia pendidikan
argumen menggunakan bukti-bukti yang kaitannya dengan kegiatan yang
relevan. Retorika yang diusung oleh Aristoteles diselenggarakan di sekolah. Pendidikan
di dasarkan pada tiga aspek diantaranya adalah dianggap sebagai usaha sadar yang dilakukan
logika, etika, dan emosional. Jadi segala hal oleh manusia agar menjadi lebih baik. Untuk
yang diucapkan dapat dipertanggungjawabkan mewujudkan hal tersebut tentu diperlukan
dan dapat ditangkap maksudnya oleh orang- adanya pendidikan karakter dalam diri peserta
orang yang ada di sekitar. Tidak hanya itu saja, didik, sehingga tidak intelektualnya saja yang
retorika juga diartikan sebagai gaya bahasa diasah namun juga kepribadiannya. Semakin
yang digunakan untuk menyampaikan pesan majunya zaman tentu banyak hal-hal yang
kepada masyarakat luas, oleh karena itulah berubah karena pengaruh dari lingkungan itu
sangat penting untuk mengetahui dan sendiri. Tentu hal ini juga mempengaruhi
mengenali lawan bicara agar dapat menentukan peserta didik, dimana banyak mulai mengalami
gaya bahasa yang sesuai. Penggunaan bahasa desintegrasi moral. Dilansir dari
juga tidak dapat dipisahkan dari penggunaan Republika.co.id pada Kamis, 1 Februari 2018
budaya, sehingga bahasa masih dianggap terjadi penganiayaan yang dilakukan oleh siswa
sebagai sistem yang tidak dapat dipisahkan

18
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah,
Volume 7, Nomor 1 2022. Hal 15-12.
Dalam kegiatan pembelajaran tentu
kepada guru seni rupa di SMAN 1 Torjun dan terjadi interaksi antara pendidik dan peserta
berujung terhadap terenggutnya nyawa guru. didik dalam menyampaikan materi. Dalam
Dalam menanggapi maslaah tersebut kegiatan pembelajaran diperlukan suatu
Mahfud MD menilai jika hal ini diakibatkan pendekatan dalam mengelola pembelajaran
oleh runtuhnya moral yang dimiliki oleh peserta tujuan pembelajaran dapat tercapai. Proses
didik, sehingga perlu dilakukannya penguatan komunikasi menjadi suatu hal yang paling
pendidikan ahlak dan budi pekerti. Tidak hanya penting dalam pelaksanaan kegiatan
itu saja, dilansir dari Pikiran Rakyat.com pada pembelajaran, karena membantu proses
9 Oktober 2020 menyebutkan jika salah satu hal penyampaian informasi kepada peserta didik.
yang menyebabkan degredasi moral adalah Pemilihan diksi yang sesuai dengan usia peserta
adanya konten pornografi yang merebak di didik pun juga menjadi pertimbangan agar tidak
media sosial. Wakil Ketua Bidang Perempuan terjadi kesalahpahaman Selain itu sebagai
dan Anak DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, peserta didik juga diperlukan sosialisasi baik
Noor Rafiqa mengatakan jika hal tersebut dengan teman sebaya ataupun dengan pendidik.
terjadi karena adanya dampak negatif dari Berdasarkan penjabaran diatas dapat diperoleh
kemajuan teknologi, beliau juga prihatin rumusan masalah diantarana ialah 1)
dengan merebaknya perbuatan asusila yang Bagaimana pandangan aristoteles terhadap
menyebabkan penurunan moral dalam diri pendidikan? 2) Bagaimana pendapat
anak. Aristoteles mengenai retorika dan
Kemerosotan moral tersebut tentu pemanfaatanya dalam meningkatkan
berdampak pada watak, kepribadian, mental, kemampuan public speaking? 3) Bagaimana
serta ucapan yang dilontarkan. Dalam pepatah relevansi antara filsafat retorika Aristoteles dan
jawa pun telah disebutkan jika Ajining diri soko proses kegiatan pembelajaran dalam kelas?
lathi dimana seseorang akan dihargai dan Dari rumusan masalah tersebut diperoleh
dihormati berdasar tutur bahasanya. Sebagai beberapa tujuan diantaranyaadalah 1) untuk
orang berilmu alangkah baiknya menggunakan menjelaskan pandangan Aristoteles mengenai
bahasa yang santun dan tidak menyinggung pendidikan, 2) untuk menjelaskan mengenai
perasaan orang lain serta tidak pendapat Aristoteles dalam memandang
menyombongkan ilmu yang diperoleh. Sebagai retorika serta pemanfaatannya untuk
mahluk sosial sudah sewajarnya manusia saling meningkatkan keamampuan public speaking,
berhubungan satu sama lainnya. Oleh karema dan 3) untuk menjelaskan mengenai relevansi
itulah seni berbicara tidak dapat dipisakan antara filsafat retorika Aristoteles dan proses
dalam kehidupan manusia. Dengan berbicara kegiatan pembelajaran dalam kelas.
orang lain dapat mengerti apa yang ada dalam
pikiran individu. METODE PENELITIAN
Bahasa merupakan alat yang Penulisan artikel ini menggunakan
dugunakan oleh manusia untuk berkomunikasi metode kualitatif yakni library research yakni
untuk mendapatkan informasi. Bahasa teknik pengumpulan buku, literartur, catatan,
membuat manusia dapat saling berinteraksi maupun laporan yang sesuai dengan topik yang
antara satu sama lainnya yang kemudian dapat diangkat (Nizar, 1999 dalam Sari & Asmendri
membentuk suatu budaya. Proses komunikasi 2020). Adapun sumber rujukan yang digunakan
dapat dilakukan secara lisan yang disampaikan diakses secara online dari internet dan buku-
secara langsung kepada orang yang dituju dan buku di perpustakaan nasional. Instrumen
tulisan yang disampaikan secaa terstuktur. utama penulisan artikel ini adalah mengenai
Penggunaan bahasa dalam hal ini masuk ke filsafat retorika Aristoteles dalam
dalam kajian retorika baik secara lisan maupun meningkatkan kemampuan public speaking
tulisan (Murti dan Lazuardi, 2018). Terlebih serta relevansinya dalam kegiatanpembelajaran
manusia lebih banyak menggunakan bahasa di kelas. Hasil yang diperoleh ialah terdapat
lisan dalam kegiatan komunikasi sehari- relevansi atara filsafat retorika Aristoteles
harinya. Dalam hal ini dapat diketahui jika dengan kegiatan pembelajaran dikelas berdasar
manusia sudah memiliki bakat dalam bertutur lima hukum yang diutarakannya. Selain itu
sejak kecil, akan tetapi pengetahuan yang dengan melakukan pendalaman mengenai
diperoleh juga akan mempengaruhi segala hal retorika akan diperoleh kemampua public
yang keluar dari mulutnya. speaking yang mumpuni denga

19
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah,
Volume 7, Nomor 1 2022. Hal 15-12.
tujuan tersebut. Sebagai tokoh yang
penguatan-penguatan materi yang akan berpengaruh Aristoteles mendirikan sebuah
dibawakan. Hal ini dikarenakan dala beretorika sekolah yang dikenal sebagai Lyceum
seseorang harus benar-benar mampu Aristoteles. Lyceum ini menyelenggarakan
menguasai materi yang akan di sampaikan. berbagai penelitian terkait dengan segala hal
yang ada dalam ilmu pengetahuan (Tim
HASIL DAN PEMBAHASAN Nuansa, 2016: 43-45). Hal ini tentu sesuai
dengan pandangan Aristoteles yang memiliki
Filsafat Pendidikan Aristoteles konsep jika ilmu pengetahuan harus bersifat
Aristoteles lahir pada 384 SM di Stagira ilmiah dan dapat dibuktikan keabsahannya.
Kuno, Makedonia Yunani. Aristoteles Etika Nikamcheia merupakan kalimat
dibesarkan dengan latar belakang ilmu termahsyur yang diungkapkan oleh Aristoteles
kedokteran, hal ini dipengaruhi oleh ayahnya dimana setiap keterampilan dan ajaran termasuk
yang bekerja sebagai dokter yang merawat perilaku dan keputusan yang dibuat digunakan
Amintas, Raja Makedonia atau ayah dari untuk mengejar suatu nilai. Oleh karena itulah
Aleksander Agung. Aristoteles juga memiliki segala hal yang dilakukan oleh manusia pasti
minat yang kuat terhadap sesuatu hal yang memiliki alasan agar tujuan yang diinginkan
berhubungan dengaan kepraktisan dan dapat tercapai (Magnis & Suseno, 2009:1).
keilmiahan. Oleh karena itulah pendekatan Konsep inilah yang kemudian diguanakan oleh
yang digunakannya berisifat ilmiah dengan Aristoteles dalam mengaplikasikan
tujuan agar dapat dibuktikan secara nyata pendidikan. Tujuan
(Susanto.2019: 11-18). pendidikan menurut Aristoteles adalah sesuai
Secara turun-temurun ilmu pengetahuan dengan tujuan manusia sehingga adanya
yang diwariskan dari generasi ke genarasi terus pendidikan dianggap sebagai realisasi untuk
mengalami perubahan, hal ini disesuaikan menjadi manusia secara seutuhnya. Selain itu
dengan kondisi zaman yang ada. Oleh karena sekolah sebagai tempat untuk mendapatkan
itulah sifat ilmu pengetahuan adalah dinamis pendidikan harus mampu memenuhi kebutuhan
dan berkembang sesuai dengan jiwa zaman yang diperlukan oleh peserta didik dalam
yang ada. Aristoteles merupakan orang pertama mengembangkan potensi yang ada dalam
yang mengklasifikasikan ilmu pengetahuan dirinya. Selain itu adanya sekolah juga befungsi
menjadi disiplin ilmu yang berbeda serta sebagai tempat untuk membentuk karakter yang
mengelompokkan subyeknya menjadi cabang menjadikan manusia lebih baik dari
pengetahuan yang lebih umum (Maulidi. 2016: sebelumnya, sehingga terdapat perubahan ke
63). Aristoteles dianggap sebagai tokoh filsuf arah yang lebih baik daripada sebelumnya
peletak dasar logika. Menurutnya nalar (Maulidi, 2016:119-121).
merupakan bagian tertinggi yang dimiliki oleh Gilkey (2008) dalam Maulidi (2016:123)
manusia. Oleh karena itulah, Aristoteles Aristoteles menunjukan adanya empat aspek
percaya jika manusia memiliki kemampuan sifat manusia diantaranya sebagai berikut.
untuk menaklukkan dunia (Tim Nuansa, Mahluk fisik yang membutuhkan segala sesatu
2016:37). yang berhubungan dengan jasmani seperti
Aristoteles menyebutkan jika logika makan dan olahraga. Mahluk emosional yang
merupakan suatu alat yang dapat digunakan memiliki perasaan, hasrat, dorongan, reaksi
untuk menunjukkan kebenaran mengenai suatu dalam melakukan suatu hal. Mahluk sosial yang
hal. Selain itu logika juga bersifat sebagai hidup dalam masyarakat dan memiliki peran di
analitika yang mengungkap kebenaran dalam dalamnya. Mahluk rasional yang dalam
ilmu pengetahuan. Untuk menaklukkan dunia melakukan segala tindakan tidak menuruti akal
tentu diperlukan alat atau media agar tujuan pikiran atau perasaan, melainkan melihat
tersebut dapat tercapai, salah satunya adalah dengan kondisi lingkungan yang ada.
dengan pendidikan. Pendidikan merupakan Adanya etika juga dianggap sebagai hal
sebuah kekuatan yang dapat diguanakan untuk yang melengkapi ilmu yang dimiliki oleh
mencapai keinginan hidup setiap manusia. Hal manusia, sehingga antara kebajikan dan moral
ini sejalan dengan pendapat Theodore Bramled dapat berjalan beriringan satu sama lainnya.
dalam Anwar (2015), yang menyatakan jika Pada saat mengajar di Lyceum, Aristoteles
pendidikan merupakan kekuatan yang memiliki mengklasifikasikan kelas menjadi umum dan
kewenangan besar dalam menentukan dunia khusus dimana untuk kelas umum berisi
yang diinginkan dan cara dalam mencapai

20
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah,
Volume 7, Nomor 1 2022. Hal 15-12.
digunakan untuk mengungkapkan pendapatnya
mahasiswa sedangkan kelas khusus berisi dalam masyarakat umum. Dalam hal ini
mahasiswa yang ingin melanjutkan studinya Aristoteles juga mengungkapkan jika dalam
menjadi lebih sulit dan serius (Maulidi, 2016: retorika harus mengandung kebenaran yang
126). Tidak hanya itu saja, Aristoteles juga dapat diujikan sehingga tidak menyesatkan para
membagi jenjang pendidikan berdasar usia pendengarnya.
manusa dan membaginya dalam tiga tahap Dalam beretorika harus diperhatikan
yakni dasar untuk usia 7-14 tahun, menengah beberapa hal diantaranya seperti ragam, materi,
14-21 tahun, dan tinggi untuk 21 tahun keatas. dan gaya bahasa. Hal itu disesuiakan dengan
(Hibson, 2019 dalam Maulidi, 2016:127). obyek yang dihadapi. Misalnya jika mengobrol
dengan teman sebaya tentu menggunakan
Filsafat Retorika Aristoteles bahasa tidak resmi. Tujuan dari adanya retorika
Retorika merupakan cabang ilmu yang menurut Aristoteles adalah meyakinkan
berperan dalam bidang bertutur sehingga untuk pendengar mengenai argumen yang kita
menguasainya diperlukan keterampilan dalam utarakan. Oleh karena itulah Aristoteles
menggunakan bahasa secara tepat di depan menegaskan agar penutur memahami benar
banyak orang. Oleh karena itulah retorika pokok persoalan yang akan diulas (Martha,
dikatakan sebagai perpaduan antara 2010). Fungsi retorika ialah menyediakan
komunikasi dan pemahaman. Retorika pengetahuan bagi penutur agar dapat mencapai
memiliki tiga makna diantaranya adalah tujuan yang diinginkan. Aristoteles membagi
memiliki keterampilan dalam berbahasa secara retorika ke dalam empat fungsi dasar dalam
efektif; penggunaan bahasa seara efektif dalam Martha (2010) yakni membimbing penutur
berimprofisasi; serta sebuah seni berpidato untuk mengambil keputusan yang benar;
yang berlebihan agar dapat menarik perhatian membimbing penutur untuk memahamimasalah
massa (Mas’ula, 2019). Berdasarkan tiga secara lebih baik sehingga dapat menyesuaikan
makna tersebut dapat diketahui jika retorika diri dengan kondisi pendengarnya;
merupakan sebuah ilmu yang mempelajari cara membimbing penutur menemukan ulasan yang
bertutur kata yang baik di depan banyak orang. baik; danmembimbing penutur dalam
Pada awalnya retorika hanya dipandang sebagai mempertahankan argumennya.
kecakapan berpidato bukan sebagai ilmu. Berkembangnya retorika dari masa ke masa
Bahkan kaum sofis menggunakan dikarenakan memiliki banyak manfaat yang
retorika sebagai salah satu media untuk tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia.
memenangkan sebuah kasus, oleh karena itulah Aristoteles sendiri mengklasifikasikan manfaat
diperlukan kecakapan dalam menggunakan retorika diantaranya sebagai berikut. Menuntun
argumen yang dilandasi bukti kuat guna dalam Pengambilan Keputusan aristoteles
menghindari adanya debat kusir. Hal ini tidak memandang jika hal-hal yang terjadi di dunia
lepas dari fungsi retorika sebagai komunikasi ada yang benar dan ada pula yang salah.
persuasif, dimana kekuatan persuasif tersebut Contohnya dapat dilihat dari fakta-fakta
dapat dilihat dari logika, etika, da emosional kehidupan yang digambarkan sebagai
pembicaranya (Sardila & Arini, 2018). perwujudan negarif dan positif. Hal inimeliputi
Aristoteles merupakan ahli filsuf yang dengan segala hal yang dirasakan dalam hati manusia
tegas menyatakan jika retorika merupakan ilmu seperti ketidaksukaan dan kemarahan.Selain itu
yang memiliki kedudukan sama dengan ilmu dalam menjalani kehidupan manusia memiliki
lainnya. Selain itu retorika juga tidak dapat insthink alamiah dalam mengontrol segala hal
dimasukkan dalam ilmu lain, karena ilmu lain yang diungkapkannya. Mengajar dalam
memanfaatkan retorika dalam penggunananya Memilih Argumen. Aristoteles membagi
(Martha, 2010). argumen menjadi argumen artistik yang
Abdullah dalam Mas’ula (2019), diperoleh dari pokok persoalan yang ingin
mengungkapkan pendapat Aristoteles diangkat dan nonartistik yang diperoleh
mengenai 3 bagian yang harus dipahami dalam berdasarkan penelusuran fakta-fakta yang ada
retorika yaitu ethos atau karakter daripembicara baik yang berhubungan langsung dengan topik
yang dapat dinilai dari caranya berkomunikasi; yang diangkat maupun secara tidak langsung
pothos atau perasan emosionalyang digunakan juga memiliki keterikatan. Mengajar dalam
untuk menggambarkan apa yang dibicarakan Melakukan Persuasi. Dalam beretorika tentu
kepada masyarakat luas; dan logos yakni
pemilihan diksi atau kalimat yang

21
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah,
Volume 7, Nomor 1 2022. Hal 15-12.
gagasan vokal mengambil peranan penting. Hal
harus diperhatikan segala hal yang keluar dari ini karena suara merupakan salah satu faktor
mulut, oleh karena itulah dalam hal ini akan kebahasaan yang akan mempengaruhi
diajarkan cara menata tuturan secara sistematis kejelasan mengenai pesan yang disampaikan,
dan beurutan, memilih materi yang tepat agar karena itulah tingat kenyaringan suara juga
dapat menampung argumen atau topik-topik harus diperhatikan (Arsjad & Mukti, 1998
yang akan diangkat, serta tatacara dalam dalam Toddopuli, 2020). Tujuan dari adanya
penyampaiannya. Membimbing untuk Bertutur public speaking adalah untuk mempengaruhi,
secara Rasional. Dalam bertutur tentu harus merubah, mengajar, mendidik, memberikan
dilihat dari keadaan yang sedang terjadi pada penjelasan dan informasi yang bermanfaat
saat itu, sehingga tuturan dapat dipahami dan kepada pendengar. Pada saat melakukan
dipercaya kebenarannya. Bertutur secara retorika terdapat hal-hal yang harus
rasional tentu membantu seseorang dalam diperhatikan bahasa, materi, dan gaya. Dengan
menghindari kesesatan dan ketidakbenaran memperhatikan ketiga hal tersebut tentu akan
ucapannya. Oleh karena itulah Aristotelesselalu membantu seseorang pada saat melakukan
mengingatkan jika dalam beretorika harus public speaking sehingga tidak memunculkan
didasarkan pada alasan-alasan logis dan adanya kesalahpahaman mengenai gagasan
memahami kejiawaan manusia dengan baik yang diutarakan.
agar tidak timbul kesalahpahaman (Martha,
2010). Relevansi Filsaafat Retorika Aristoteles
Tidak hanya itu saja, Aristoteles dalam dengan Kegiatan Pembelajaran dalam Kelas
Martha (2010) mengklasifikasikan retorika ke Pada dasarnya retorika tidak sesederhana yang
dalam tiga jenis yakni retorika pengarahan yang dipikrikan, maksudnya keberadannya bukan
digunakan untuk menggambarkan hanya semata-mata sekedar belajar untuk
kemungkinan hal yang akan terjadi di masa berbicara. Dalam retorika terdapat hubungan
depan sehingga dapat dipersiapkan mulai dari antara seni dalam berbicara dengan masalah
sekarang; retorika penghakiman yang dapat yang diungkapkan. Oleh karena itulah
digunakan untuk menghakimi seseorang namun diperlukan adanya logika agar proses
dapat berwujud sebagai sebuah pembelaan; penyampaian pesan tidak menyebabkan adanya
retorika pengobatan yang digunakan untuk salah paham. Dalam menyampaikan pesan pun
memberikan hal positif kepada pendengar agar juga harus diperhatikan lawan bicara yang
lebih bersemangat dalam menjalani aktivitas dihadapi karena masing-masing orang memiliki
kehidupannya. Dalam melakukan pemilihan kemampuan tersendiri dalam menyerap sebuah
tersebut tentu disesuaikan dengan tujuan yang informasi yang diberikan. Menurut Dori dalam
ingin dicapai, oleh karena itulah penting Mas’ula (2019), retorika terbagi ke dalam
melakukan perumusan tujuan sebelum beberapa bagian diantaranya sebagai berikut.
melakukan retorika. Monologika, merupakan ilmu yang
Ada banyak manfaat yang diperoleh jika mempelajari berbiacara secara monolog,
mempelajari retorika, salah satunya adalah maksudnya adalah berbicara hanya dilakukan
meningkatan kemampuan public speaking. secara satu arah contohnya adalah pidato dan
Public speaking merupakan sebuah seni ceramah. Dialogika, merupakan ilmu yang
berbicara di depan umum yang menuntutadanya mempelajari seni berbicara melalui dialogantara
kelancara dalam berbicara, mengontrol emosi, dua orang atau lebih seperti diskusi dan debat.
pemilihan kata yang tepat, ada bicata yang Pembinaan teknik bicara yang menekankan
sesuai, kemampuan dalam mengendalikan pada cara seseorang dalam menyampaikan apa
suasana serta pemeilihan materi yang akan yang ada dalam pikirannya.Teknik ini meliputi
diungkapkan (Yenni, 2018). Berdasarkan hal bernafas, bertutur atau bercerita, dan mengolah
tersebut dapat diketahui jika retorika dan public suara.
speaking memiliki kesamaan yakni salah satu Terdapat lima hukum retorika menurut
bentuk komunikasi yang bertujuan untuk Aristoteles, pertama, penemuan (Inventio),
memberitahu audiens mengenai pendapat yang dimana dalam hal ini seorang pembicara
diutarakan. diharuskan menggali lebih dalam mengenai
Terdapat beberapa hal yang harus topik yang ingin diangkat serta sasaran
diperhatikan dalam melakukan public speaking yangdiituju untuk mengunkapkan gagasannya
diantaranva adalah vocal, intonasi, tempo, dan tersebut. Sebagai pendidik tentu harus
penekanan. Dalam proses penyampaian

22
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah,
Volume 7, Nomor 1 2022. Hal 15-12.
sejarah yang peritiwanya sudah berlalu. Selain
menguasai materi yang akan diajarkan kepada itu, akhir pembelajaran pendidik selalu
peserta didik sehingga dapat menggiring memberikan evaluasi terkait pembelajaran serta
pemahaman peserta didik ke tujuan yang sudah motivasi yang dapat digunakan peserta didik
ditetapkan. Selain itu juga dapat digunakan untuk melangkah ke depan. Dalam melakukan
sebagai antisipasi menghadapi pertanyaan dari evaluasi alangkah baiknya digunakan kata-kata
peserta didik yang bersifat kritis dan analisis. yang sedang menjadi trend atau yang dianggap
Begitupula dengan peserta didik dalam unik sehingga peserta didik dapat terus
mengungkapkan gagasannya tentu juga harus mengingatnya (Ahyar, dkk, 2019).
memiliki dasar agar tidak menggiring ke dalam Sebagai pendidik tentu memerlukan adanya
diskusi yang tidak memiliki kebermanfaatan. teknik dalam menyampaikan materi pelajatan
Kedua, penyusunan, dimana sebagai agar dapat diterima oleh peserta didik. Adapun
pembicara harus mampu mengungkapkan salah satu teknik yang dapat digunakan adalah
gagasannya secara terstruktur agar dapat teknik beretorika. Penggunaan strategi retotika
dipahami dengan mudah. Adapun susunanya dapat mendorong peserta didik dalam
ialah prolog atau pengantar, pernyataan, inti memahami suatu materi pelajaran. Retorika
gagasan atau argumen, dan epilog atau penutup. juga menjadi salah satu strategi yang dapat
Biasanya di awal pembelajaran pendidik digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk
mmberikan stimulus yang akan merangsang mencari kesepakatan ataupun solusi mengenai
pemikiran peserta didik untuk lebih fokus berbagai masalah. Retorika sendiri juga masuk
terhadap materi yang akan disampaikan. Dalam dalam disiplin ilmu komunikasi yangdigunakan
hal ini tentu diperlukan kata-kata yang menarik untuk menjalin hubungan dengan orang lain
perhatian peserta didik. Adapun caranya adalah karena dalam mempelajarinya ditekankan pada
dengan memafaatkan potensi lokal yang ada peggunaan bahasa lisan (Sutrisno dan Wiendi.
disekitar mereka. Sama halnya dengan peserta Salah satu relevanis dariadanya retorika dalam
didik jika ingin mengajukan sebuah pertanyaan kegiatan pembelajatan dapat dilihat darrti, i
atau mengungkapkan gagasannya juga harus musyawarah yang melibatkan pendidik, peserta
memerhatikan pola kalimat yang akan didik, maupun tenaga kependidikan.
diucapkan agar dapat dipahami lebih mudah. Dalam kegiatan pembelajaran tak jarang
Ketiga, gaya (elucutio), dimana dalam pendidik meminta peserta didik untuk
mengungkapkan gagasannya, pembicara perlu melakukan diskusi kelompok. Dalam proses
mengoalah kata-kata yang dapat menarik minat diskusi tersebut tentu terdapat adanya
audiens untuk mendengarkan gagasannya. komunikasi antar anggota kelompok. Strategi
Dalam hal ini sebagai pendidik harus mampu penggunaan retorika dalam memimpim
menolah kata-kata yang akan diucapkannya, kelompok untuk mengarahkan anggota
dapat juga menggunakan kata-kata kiasan. kelompoknya tentu sangat diperlukan, hal ini
Keempat, penyampaian (pronuntiation), dilakukan agar dapat mencapai tujuan
dimana pembicara dapat menggunakan vocal pembentukan kelompok. Kemapuan retorika ini
atau gerak tubuh sesuai dengan apa yang diperlukan karena dalam satu kelompok terdiri
disampaikan. Dalam melakukan kegiatan dari kepala yang berbeda-bed, dan untuk
pembelaaran sebagai pendidik tentu harus menyatukan berbagai kepala tersebut
menguasai keadaan kelas dengan cara diperlukan kata-kata penguat untuk
berkeliling di dalam ruag kelas dari baris ke meyatukannya. Setelah melakukan kegiatan
baris. Selain untuk mengurangi kejenuhan, cara diskusi, peserta didik diminta untuk
ini dapat digunakan untuk memahami menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.
karakteristik peserta didik pada saat Kegiatan tersebut dikenal dengan presentasi,
mendengarkan materi pelajaran. dan presentasi merupakan salah satu baian dari
Kelima, teknik menghafal (memoria), retorika. Dalam presentasi tentu diperlukan
dalam hal ini penting untuk menggunakan kata kemampuan beretorika yang baik sebab akan
atau kalimat yang dijadikan senjata agar pesan dilakukan pengolahan kata agar masksudnya
yang disampaikan dapat diingat oleh audiens. dapat tersampaikan dengan jelas. Setelah
Dalam melakukan kegiatan pembelajaran melakukan presentasi aka nada sesi tanya
penting bagi pendidik untuk memaparkan jawab, dimana presentator akan mendengarkan
materi dengan jelas, sehingga sesuatu yang tanggapan atau menjawab pertanyaan dari
awalnya sukar dipahami dapat lebih mudah
untuk dingerti, terlebih materi pembelajaran

23
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah,
Volume 7, Nomor 1 2022. Hal 15-12.
dalam kelas. Hal ini dapat dilihat dari
teman satu kelasnya. Oleh karena itulah penggunaan lima hukum Aristoteles baik oleh
diperlukan adanya pemahaman mendalam pendidik ataupun peserta didik. Selain itu
terhadap suatu materi yang akan diangkat sesuai dengan adanya retorika ini dapat membuat
hukum retorika yang diungkapkan Aristoteles. orang untuk banyak mengumpulkan informasi
Pembelajaran mengenai keterampilan terkait dengan materi yang akan diangkat
dalam beretorika kaitannya dengan sehingga dapat memahami lebih dalam materi
pembelajaran dikelas melingkupi ilmu, seni,dan tersebut dan tidak mudah mempercayai ucapan
keterampilan. Dalam aspek ilmu tentu dituntut orang laine7 yang belum tentu kebenarannya
adanya penguasaan materi, sehingga segala hal dapat diuji. Sebagai peserta didik, dengan
yang diucapkan dapatdipertanggungjawabkan. menguasai kemampuan beretorika juga akan
Aspek seni berkaitan dengan kemapuan olah membantunya untuk tidak mudah percaya pada
vocal dalam menyampikan gagasan. Hal ini suatu hal dan membantunya dalam
bertujuan agar tujuan dari pembelajran dapat mengungkapkan sesuatu atau mendapatkan
tercapai. Penguasaan kemampuan retorika ini jawaban atas sesuatu yang belum diketahuinya.
tentu sagatpenting, keberhasilan peserta didik
dalam berertorika dapat dilihat dari DAFTAR RUJUKAN
kemampuannya memaparkan gagsan yang ada
dalam benaknya agar dalam diterima dengan Anwar, M. (2015). Filsfat Pendidikan.
baik oleh orang lain(Sardila & Arini, 2018). Kencana: Jakarta
Ahyar, D.F.N,dkk. (2019). Analisis Retorika
KESIMPULAN Ustadzh Abdul Somad sebagai Bahan
Berdasarkan pendapat diatas dapat Pembelaaran Teks Ceramah. In
diketahui jika Aristoteles merupakan filsuf Seminar Internasional Riksa Bahasa.
dunia vang meletakkan logika sebagai dasar Diakses dari
ilmu pengetahuan. Hal tersebut bertujuan untuk http://proceedings.upi.edu/index.php/
mencari kebenaran dari setiap peristiwa yang riksabahasa/article.view/998 pada 9
terjadi. Selain itu, Aristoteles juga memiliki Oktober 2020
peran besar dalam perkembangan retorika. Faizah, U. (2014). Retorika Sebagai Ilmu
Dalam beretorika Aristoteles menekankan pada Komunikasi dalam Pendidikan.
tuga hal yang harus dipahami diantaranya Jurnal Bahtera-Jurnal Pendidikan
adalah ethos atau etika, pothos atau emosional, Bahasa Sastra dan Budaya, 1(02).
dan logos atau logis. Dengan berpatokan pada Diakses dari
tiga hal tersebut akan membantu seseorang http://ejournal.umpwr.ac.id/index.ph
dalam beretorika secara baik, sehingga tidak p/bahtera/article/view/3500 pada 9
menimbulkan adanya kesalahan. Oktober 2020
Salah satu manfaat dari mempelajari Machmut, J, dkk. 2012. Pemikiran Filsafat
retorika adalah meningkatnya kemapuan public Pendidikan Menurut Aristoteles.
speaking. Seperti yang diketahui, kemampuan Jurusan PAI Sekolah Tinggi Agama
public speaking tidak dimiliki oleh semua Islam Pati. Diakses dari
orang, karena itulah digolongkan menjadi soft https://www.academia.edu/11472368
skill yang menjadi poin tambahan bagi kualitas /Makalah_Filsafat_Pendidikan pada 9
manusia itu sendir. Sebagai seorang pendidik Oktober 2020
maupun calon pendidik tentu penting untuk Magnis, F. & Suseno. 2009. Menjadi Manusia
menguasai kemapuan ini, karena akan belajar dari Aristoteles. PT Kanisius:
membatunya menguasai sebuah kelas. Tidak Yogyakarta
hanya itu saja, sebagai peserta didik yang Martham I.N. 2010. Retorika dan
nantinya akan hidup bermasyarakat juga perlu Penggunaannya dalam Berbagai
menguasai kemampuan ini, selain memudakan Bidang. Prasi, 6(12). Diakses dari
dalam proses wawancara kerja di masa depan https://ejournal.undiskha.ac.id/index.
juga dapat membantunya untuk berhadapan ph/PRASI/article/view/6828 pada 9
dengan orang banyak dengan baik. Oktober 2020
Filsafat retorika Aristoteles juga memiliki Maulidi, S. 2016. Aristoteles Inspirasi dan
relevansi terhadap kegiatan pembelajaran Pencearahan untuk Hidup Lebih
Bermakna. PT Elex Media

24
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah,
Volume 7, Nomor 1 2022. Hal 15-12.
Siswa SMA di Kota Binjai. Diakses
Komputindo Kelompok Gramedia: dari pada 21 Oktober 2020
Jakarta http://penelitian.uisu.ac.id/wp-
Nurhayati, N & Bissalam, U. (2020). content/uploads/2018/10/2.-Elvita-
Peningkatan Kemampuan Berbicara yenni.pdf
Siswa Kelas XII Madrasah Aliyah
(MAN) 1 Majene Melalui Pelatihan
Public Speaking. Abdimas Toddopuli:
junal Pengabdian Pada Masyarakat,
1(2), 106-116. Diakses dari https://e-
journal.my.id/atjpm/article/view/258
pada 21 Oktober 2020
Puspita, R. Mafud MD: Guru Dianiaya Siswa
Karena Runtuhnya Moral. Republika.
4 Februari 2018. Diakses dari
https://www.google.com/url?client=i
nternal-element-cse&cx=partner-
pub-
4357510538660394:7831812009&q
=https://republika.co.id/berita/pendid
ikan/eduaction/p3mk3z428/mahfud-
md-guru-dianiaya-siswa-karena-
runtuhnya-
moral&sa=U&ved=2ahUKEwjr8tfxn
KbsAhWL4XMBHds3BCQQFjAeg
QICBAC&usg=AOvVaw3BkF5SNi
_L1_SgibEKmiQ5 pada 9 Oktober
2020
Sardila, V. & Arini, A. (2018). Alternatif
Peningkatan Kreativitas Retorika
Mahasiswa melalui Model Simulasi
pada Media Penyiaran. Jurnal
Dakwah Risalah, 29(1), 49-54.
Diakses dari http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/risalah/article/
view/5890 pada 21 Oktober 2020
Sari, M & Asmendri. (2020). Penelitian
Kepustakaan (Library Research)
dalam Penelitian Pendidikan IPA.
Jurnal Pendidikan Bidang Ipa dan
Pendidikan Ipa, 6(1). Diakses dari
ejournal.ac.id pada 20 Oktober 2020
Susanto, R. 2019. Ensiklopedi Tokoh Dunia
Aristoteles. Penerbit Nuansa
Cendekia: Bandung.
Sutrisno, I & Wiediajrti, I. (2015). Kajian
Retorika Untuk Pengembangan
Pengetahuan dan Ketrampilan
Berpidato. Jurnal Ilmu Komunikasi,
12(1). Diakses dari
http://103.23.20.161/index.php/komu
nikasi/article/download359/298 pada
9 Oktober 2020
Yenni, E.(2018). Penggunaan Bahasa Inggris
dalam Meningkatkan Keterampilan
Retorika dan Public Speaking Bagi

25

Anda mungkin juga menyukai