Anda di halaman 1dari 8

MODUL NUSANTANRA - KEBHINNEKAAN 7

AHMAD RAIHAN - 200211501003


MODUL NUSANTARA - KEBHINNEKAAN 7

Saat melintas di Jalan Poros Camba-Bone,


Sulawesi Selatan, kerap dijumpai kera
Macaca maura dengan mudahnya di pinggir
jalan.

Macaca maura merupakan salah satu satwa


endemik yang berada di Desa Labuaja,
Kecamtan Cenrana, Maros. Kera yang tak
memiliki ekor ini memiliki kecerdasan lebih
dibanding monyet lantaran otaknya jauh lebih
kompleks.

Kera yang dalam bahasa makassar/bugis


disebut dare itu punya legenda yang sampai
saat ini masih dikisahkan oleh sebagian
warga. Walau banyak, cerita itu memiliki
banyak pesan moral, bahkan mitop tetap
diyakini.
MODUL NUSANTARA - KEBHINNEKAAN 7

Dikisahkan, ada sebuah kerajaan kera yang berada di Kampung Abbo, Kelurahan
Leang-leang, Kecamatan Bantimurung. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja
bernama Toakala atau I Marakondang. Raja ini digambarkan sebagai sosok keraj
tinggi besar, berbulu putih, dan pintar berbicara layaknya manusia.

Toakala yang sangat senang berburu, pada suatu hari, berangkat ke hutan
mencari rusa. Namun, saat di perjalanan, tepatnya di telaga Kassi Kebo, yang
berada di atas air terjun Bantimurung, ia tak sengaja melihat seorang wanita yang
sangat cantik tengah mandi di danau itu.

Wanita cantik itu rupanya seorang putri dari Kerajaan Pattiro bernama I Bissu
Daeng. Sosoknya, putri ini memiliki kulit putih dengan rambut yang sangat
panjang. Bahkan, untuk mengurai rambut panjangnya itu, dibutuhkan tujuh tiang
jemuran. Hal itulah yang membuat Toakala mabuk cinta kepadanya.
MODUL NUSANTARA - KEBHINNEKAAN 7

Sepulang dari berburu itu, Toakala mengirim


utusannya ke Kerajaan Pattiro dengan
maksud meminang. Namun perasaan cintanya
berubah menjadi kemurkaan, saat pihak
Pattiro menolak dan bahkan mengolok-olok
dirinya, tidak pantas memperistrikan Bissu
Daeng yang jelita lantaran ia hanya seekor
kera.

Ia pun akhirnya menculik Bissu Daeng ke


kerajaannya. Namun, tidak berselang lama,
Bissu Daeng diselamatkan oleh seekor ular
sanca besar dan membawanya pulang ke
Pattiro. Toakala pun kembali murka dan
memerintahkan seluruh rakyatnya untuk
bersiap menyerang Kerajaan Pattiro.
MODUL NUSANTARA - KEBHINNEKAAN 7

Mendapat kabar akan diserang, nyali Raja Pattiro ciut dan mengatur siasat jahat.
Ia mengutus panglimanya untuk bertemu dengan Raja Toakala. Ia berpesan agar
Toakala datang melamar secara baik-baik dengan syarat, seluruh rakyatnya harus
ikut tanpa terkecuali.

Sebelumnya, Raja Pattiro sudah menyiapkan sebuah ruangan besar yang terbuat
dari jerami yang direkatkan getah pinus. Saat rombongan datang, mereka pun
disambut dengan kenduri oleh Raja Pattiro di dalam ruangan besar itu. Toakala
dan rakyatnya sama sekali tak sadar bahwa semua itu hanya jebakan belaka.

Belum usai menyantap makanan kenduri, ruangan besar itu sengaja dibakar oleh
pasukan Pattiro dari luar hingga seluruh rakyat Toakala terpanggang oleh api.
Karena Toakala memiliki kesaktian, ia bersama satu ekor kera betina hitam yang
tengah hamil berhasil lolos dari kobaran api itu.
MODUL NUSANTARA - KEBHINNEKAAN 7

Sembari berlari masuk hutan, kera hitam yang


lolos itu menyeka api yang membakar hangus
ekor dan pantatnya. Kera itulah yang
kemudian beranak pinak menjadi Macaca
maura. Sedangkan Toakala yang telah marah
sekaligus merasa bersalah memilih
mengasingkan diri.

Kalau dalam cerita ini, itulah penyebabnya


Macaca maura tidak memiliki ekor dan
pantatnya tidak berbulu. Dikisahkan, Toakala
akhirnya menyepi ke dalam gua. Nah
makanya ada nama gua di Bantimurung itu
gua Toakala, konon itu tempat bertapanya
MODUL NUSANTARA - KEBHINNEKAAN 7

Setelah peristiwa nahas itu, Bissu Daeng


diliputi rasa bersalah. Ia menganggap
kecantikannya menjadi malapetaka besar. Ia
pun mengutuk seluruh keturunannya tidak
lagi berwajah cantik seperti dirinya. Kutukan
inilah yang menjadi mitos di dusun Pattiro, jika
MODUL
ada wanita yang lahir cantik, ia tidak akan
berumur panjang.
NUSANTARA
TERIMA KASIH
MODUL NUSANTARA - KEBHINNEKAAN 7
AHMAD RAIHAN - 200211501003

Anda mungkin juga menyukai