Dikisahkan, ada sebuah kerajaan kera yang berada di Kampung Abbo, Kelurahan
Leang-leang, Kecamatan Bantimurung. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja
bernama Toakala atau I Marakondang. Raja ini digambarkan sebagai sosok keraj
tinggi besar, berbulu putih, dan pintar berbicara layaknya manusia.
Toakala yang sangat senang berburu, pada suatu hari, berangkat ke hutan
mencari rusa. Namun, saat di perjalanan, tepatnya di telaga Kassi Kebo, yang
berada di atas air terjun Bantimurung, ia tak sengaja melihat seorang wanita yang
sangat cantik tengah mandi di danau itu.
Wanita cantik itu rupanya seorang putri dari Kerajaan Pattiro bernama I Bissu
Daeng. Sosoknya, putri ini memiliki kulit putih dengan rambut yang sangat
panjang. Bahkan, untuk mengurai rambut panjangnya itu, dibutuhkan tujuh tiang
jemuran. Hal itulah yang membuat Toakala mabuk cinta kepadanya.
MODUL NUSANTARA - KEBHINNEKAAN 7
Mendapat kabar akan diserang, nyali Raja Pattiro ciut dan mengatur siasat jahat.
Ia mengutus panglimanya untuk bertemu dengan Raja Toakala. Ia berpesan agar
Toakala datang melamar secara baik-baik dengan syarat, seluruh rakyatnya harus
ikut tanpa terkecuali.
Sebelumnya, Raja Pattiro sudah menyiapkan sebuah ruangan besar yang terbuat
dari jerami yang direkatkan getah pinus. Saat rombongan datang, mereka pun
disambut dengan kenduri oleh Raja Pattiro di dalam ruangan besar itu. Toakala
dan rakyatnya sama sekali tak sadar bahwa semua itu hanya jebakan belaka.
Belum usai menyantap makanan kenduri, ruangan besar itu sengaja dibakar oleh
pasukan Pattiro dari luar hingga seluruh rakyat Toakala terpanggang oleh api.
Karena Toakala memiliki kesaktian, ia bersama satu ekor kera betina hitam yang
tengah hamil berhasil lolos dari kobaran api itu.
MODUL NUSANTARA - KEBHINNEKAAN 7