Anda di halaman 1dari 4

Bagian Bedah & Radiologi Form G1

Fakultas Kedokteran Hewan – Institut Pertanian Bogor


Website: www.bedahradiologi.fkh.ipb.ac.id – E-mail: bedah_fkhipb@yahoo.com
Telp/fax: +62251 8628080, 8628181

PROTOKOL BEDAH
Prosedur bedah: (1) OH Flank
No. Kasus: ………………. No. X-ray: …………………………………. Pemilik: Kel D1 PPDH 2022/2023
ID Hewan: Tocil Jam Mulai op: - Jam Selesai op: - Durasi:- jam - menit
Jenis: Kucing Kelamin: Betina Umur:- Diagnosa pre-bedah: …………………………………………………………………………………………………
Ras: DSH Berat: 3.74 kg Diagnosa post-bedah: ……………………………………………………………………………………………….
Operator Bedah: Teresa Wening Anggitasari Kondisi saat post-bedah:
Ass. Operator Bedah: Putri Yasmin K ……………………………………………………………………………………………………………………………………
Gambarkan dengan jelas dan deskripsikan prosedur bedah yang dilakukan secara singkat
(termasuk pemeriksaan organ, penyayatan, ligasi dan penjahitan)
Pre Operasi
1. Hewan yang sudah dipuasakan ± 6 jam dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian diberikan pre – medikasi berupa atropine sulfate dengan
konsentrasi 3% (30 mg/ml) dan dosis pemberian 0.025 mg/kg BB
2. Selanjutnya hewan diberikan sediaan kombinasi anestesi ketamine – xylazine. Konsentrasi ketamine yaitu 10% (100 mg/ml) dengan dosis
10 mg/kg BB, konsentrasi xylazine yaitu 2% (20 mg/ml) dengan dosis 2 mg/kg BB
3. Hewan yang sudah mulai menurun kesadarannya lalu dilakukan pencukuran dengan menggunakan clipper mulai dari cranial rusuk terakhir
hinga puncak iliak sebesar 10 cm ke cranial, caudal, kanan, dan kiri dari titik tengah sayatan
4. Hewan dipasangkan iv catheher dan infus NaCl 0.9%
5. Hewan diletakan diatas meja operasi dengan posisi left recumbency dan ke empat kakinya diikat dengan menggunakan tali lalu dilakukan
pemeriksaan fisik

Preparasi Daerah Operasi


1. Daerah sayatan dibersihkan menggunakan chlorohexidine gluconate 4% yang sudah diencerkan dengan air dalam mangkuk stainless steel
2. Daerah sayatan dibersihkan menggunakan kapas yang sudah diberikan alkohol 70%
3. Daerah sayatan diberikan povidone iodine menggunakan kapas dengan arah memutar sesuai arah jarum jam dari titik tengah ke luar
4. Daerah sayatan ditutup menggunakan duk dan difiksasi menggunakan towel clamp

Operasi
1. Insisi dilakukan 2 jari dibelakang rusuk terakhir dan 1 jari dibawah proc. transversus os. vertebrae. Sayatan dilakukan dari arah dorsal ke
ventral sepanjang +- 2 cm (tergantung ukuran kucing) dengan menggunakan blade no 10 dan scalpel no 3
2. Terdapat 3 lapisan yaitu kulit, lemak subkutan, dan otot
3. Diseksi jaringan subkutan dilakukan menggunakan mayo curve thumb kelly hemostat untuk memperjelas lapang pandang daerah operasi
4. M. transversus abdominis didiseksi menggunakan curve thumb kelly hemostat atau apabila sulit bisa digunting menggunakan straight
sharp-blunt straight mayo scissor
5. M. transversus abdominis difiksasi menggunakan benang silk di kedua ujung sayatan dan difiksasi menggunakan curved kelly hemostat
6. Eksplorasi dan identifikasi usus, omentum, atau uterus menggunakan jari atau spay hook
7. Ovarium dan kornua uterus ipsilateral akan berada langsung di bawah sayatan
8. Pembuluh darah ovarium dijepit menggunakan straight kelly hemostat pada bagian caudal dan cranial daerah penyayatan pembuluh
darah ovarium
9. Ligasi pembuluh darah dilakukan menggunakan benang absorbable dengan surgeon’s knot pada bagian cranial hemostat pertama
10. Sayatan dikakukan di antara kedua hemostat setelah terbentuk cincin anemis
11. Antibiotik penicillin streptomycin diteteskan dan pastikan tidak terjadi pendarahan sebelum jaringan dikembalikan ke rongga abdomen
12. Prosedur serupa dilakukan pada ovarium lainnya
`13. Uterus dijepit menggunakan 2 hemostat pada bagian caudal bifurcatio
14. Ligasi menggunakan transfixing ligature dilakukan pada caudal hemostat kedua
15. Sayatan dilakukan di antara dua hemostat setelah cincin anemis terlihat
16. Pastikan tidak terjadi pendarahan hebat, jaringan dikembalikan ke rongga abdomen dan ditetesi antibiotik
17. Rongga abdomen ditetesi antibiotik
18. M. transversus abdominis dijahit dengan benang absorbable dengan simple suture
19. Jaringan lemak subkutan dijahit menggunakan benang absorbable dengan simple suture
20. Penutupan kulit dilakuan dengan benang absorbable dengan subcutaneous suture
21. Daerah sayatan dibersihkan dengan menggunakan NaCl fisiologis
22. Salep gentamycin / peru balsam dioleskan disepanjang luka sayatan, tutup luka sayatan menggunakan kasa steril, selanjutnya kasa ditutup
dengan menggunakan micropore / hypafix
23. Hewan dilakukan pemeriksaan fisik

Post Operasi
1. Hewan disuntik dengan sediaan antiinflamasi, antipiretik, antibiotik, dan sediaan supportif
2. Alas kandang hanya diberikan underpad dan tidak diberikan litterbox berisi pasir untuk mencegah infeksi dan juga luka akibat gesekan dari
pasir
3. Heating pad dipasang apabila suhu hewan menurun
Bagian Bedah & Radiologi
Fakultas Kedokteran Hewan – Institut Pertanian Bogor
Website: www.bedahradiologi.fkh.ipb.ac.id – E-mail: bedah_fkhipb@yahoo.com
Telp/fax: +62251 8628080, 8628181
(Lanjutan dihalaman berikutnya..)
Spesimen yang diambil untuk uji laboratorium: Jaringan atau metarial yang diambil: Material yang digunakan atau yang ditanam:
1. - 1. Ovarium 1. Benang catgut chromic
2. 2. Uterus 2.
3. 3. 3.
Ditulis oleh (checklist): MAHASISWA: (Nama – sblh kiri dan tanda tangan – sblh kanan) Tim bedah yang hadir:
1. Teresa Wening A. (Operator)
Ass. Operator Bedah _________________________________________________ 2. Putri Yasmin K. (Ass. Operator)
Operator Bedah 3. Alvira Destri (Monitoring)
(Dosen atau mahasiswa) Dokter Hewan (Dosen) mohon diperiksa & ditandatangani : 4. Muchamad Armand S. (Pembiusan)
5. Edja Amalia Subandari (Kotor )
_________________________________________________ 6. Amedia Saparina (Dokumentasi )
7. ( )

MONITORING PASCA BEDAH


Hari ke- pasca bedah 1 2 3 4 5 6 7
(Pagi – Siang – Malam) P S M P S M P S M P S M P S M P S M P S M
56 Terapi yang dilakukan:
52
1. ____________________________
48
44 2. ____________________________
40 3. ____________________________
36
32 4. ____________________________
Grafik Frek. Nafas 24 5. ____________________________
20
6. ____________________________
16
12 7. ____________________________
8
4
0
Frekuensi Nafas x/mnt Kejadian selama pengobatan:
200
1. ____________________________
180
160 2. ____________________________
140 3. ____________________________
120
Grafik Frek. 4. ____________________________
100
Jantung 80 5. ____________________________
60
6. ____________________________
40
20 7. ____________________________
0
Frekuensi Jantung x/mnt
40
39
38
37
Grafik Temperatur 36
35
34
33
Temperatur (⁰C)
Makan (+/-)
Defekasi (+/-)
Skor feses:
1 (diare) … sd … 5 (keras)
Minum (+/-)
Urinasi (+/-)
Jahitan (Kering / Basah)

Tgl pembukaan jahitan: Kondisi jahitan dan luka bedah: MAHASISWA:


Dilakukan oleh (checklist):
Bagian Bedah & Radiologi
Fakultas Kedokteran Hewan – Institut Pertanian Bogor
Website: www.bedahradiologi.fkh.ipb.ac.id – E-mail: bedah_fkhipb@yahoo.com
Telp/fax: +62251 8628080, 8628181
Ass. Operator Bedah  Jahitan Basah - Luka Basah, Tindakan: ________________________
Operator Bedah _________________________________________________________ ( ___________________ )
Pada:
 Jahitan Kering - Luka Basah, Tindakan: ________________________ DOSEN BEDAH:
 3 hari, tgl: ________
_________________________________________________________
 5 hari, tgl: ________
 Jahitan Kering - Luka Kering, Tindakan: _______________________
 7 hari, tgl: ________
 11 hari, tgl: ________ _________________________________________________________ ( ___________________ )
 14 hari, tgl: ________
Bagian Bedah & Radiologi Form G2
Fakultas Kedokteran Hewan – Institut Pertanian Bogor
Website: www.bedahradiologi.fkh.ipb.ac.id – E-mail: bedah_fkhipb@yahoo.com
Telp/fax: +62251 8628080, 8628181

MONITORING PEMBIUSAN
Tgl: ……………………. No. Kasus:………. Pemilik: …………………… ID: ………………. Prosedur Bedah: ……………………………………….....
Jenis: ………………… Ras: ……………….. Umur: ………thn …….bln Kelamin: …….. Berat: …..kg ……………………………………………………………………..
PEMERIKSAAN PRE-PEMBIUSAN Resiko Pembiusan: Tingkat 1 / 2 / 3 / 4 / 5 Operator: ……………………………………………..………
PCV: …………….. PP/ALB: ………… BUN/CREAT:……….……. ALT/AP/GGT: …………… Ass. Operator: ……………………………………………...
Temp: ……….⁰C Pulsus: ……/mnt Resp: ………/mnt CRT: …………. Ass. Anesthesia: ………………………………………….…
PEMBIUSAN Jam (WIB): Sediaan Bius: Dosis aplikasi: Rute: Jml pemberian Endotracheal tube:
Pre-medikasi ………………………. ………………………………….. ………………….. …………… ……………………… Ya / Tidak
………………………. ………………………………….. ………………….. …………… ……………………… Ukuran ETT: …………..……..
………………………. ………………………………….. ………………….. …………… ……………………… No Mesin Bius: …………..…
Induksi ………………………. ………………………………….. ………………….. …………… ……………………… Type Pembiusan:
Maintenance ………………………. ………………………………….. ………………….. …………… ……………………… ………………………………...……

Waktu (Jam) 0 1 2 3
(Menit) 15 30 45 15 30 45 15 30 45
Kode Catatan Keterangan Kode
Maint bius 1: ……………………………….

Maint bius 2: ……………………………….

56
52
48
44
40
36
32
Grafik Frek. Nafas 24
20
16
12
8
4
0
Frekuensi Nafas x/mnt
160
140
120
100
Grafik Frek. Jantung 80
60
40
20
0
Frekuensi Jantung x/mnt
40
39
38
37
Grafik Temperatur (⁰C)
36
35
34
33
Temperatur (⁰C)
CRT (detik)
Mukosa (warna)
Tonus Otot Pipi (+ / - )
Pemulihan: waktu dari penghentian pembiusan sd ada reflek ……… (mnt) sd hewan tengkurap ….….. (mnt) sd berdiri …..….. (mnt)
Kondisi sesaat setelah pembedahan: hewan diam & tenang / eksitasi / meronta / lainnya ……………………
Komplikasi yang terjadi selama pemulihan: tidak ada / gangguan pernafasan / pemulihan yang lama / lainnya ……………
Perkiraan kehilangan darah:…….… Total cairan yang diberikan: Total waktu pembiusan: …...jam…….mnt Ttd dosen skill lab/anest

Total jumlah urinasi: ………………….. Cairan 1: ………………………….. Mahasiswa: ………………………………………….


Total waktu bedah: ……………………. Cairan 2: ……………….…………. Dokter Hewan: ……………………………………

Anda mungkin juga menyukai