Contoh Laporan HACCP RS. Hasan Sadikin Bandung
Contoh Laporan HACCP RS. Hasan Sadikin Bandung
PDFelement
LAPORAN
HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINTS (HACCP)
PADA SEMUR TELUR di RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
Disusun Oleh:
POPY TRI MARYATI NIM. 20162323056
WILANADHA VIWANTI NIM. 20162323077
Pembimbing:
Rini Kusmayati, ST
NIP. 197610081998032002
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“Laporan Perencanaan Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) pada Semur
Telur di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Praktek Kerja Lapangan
Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi. Dalam kesepatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Dyah Widyastuti, SKM., MKM., RD, selaku kepala Instalansi Gizi RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung.
2. Ibu Nofitry Asih,SST.,RD selaku Clinical Instructure Manajemen Sistem
Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
3. Ibu Rini Kusmayati. selaku pembimbing kami dalam pembuatan laporan HACCP, dan
semua pihak yang membantu penulis dalam pembuatan dan menyelesaikan laporan
ini.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kami mengharap kritik serta saran demi sempurnanya penulisan laporan ini dan semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
DAFTAR ISI
C. Tujuan............................................................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian............................................................................................................ 3
iii
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
D. Penyusunan Diagram..................................................................................................... 20
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 42
iv
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komposisi semur telur ..................................................................................................... 18
Tabel 2Identifikasi bahaya dan cara pencegahan pada bahan mentah semur telur....................... 22
Tabel 3Identifikasi bahaya dan cara pencegahan pada peralatan pembuatan semur telur ............ 23
Tabel 4 Identifikasi bahaya dan cara pencegahan pada proses semur telur .................................. 24
Tabel 5 Identifikasi bahaya dan cara pencegahan penjamah ........................................................ 27
Tabel 6 Analisis Resiko Bahaya ................................................................................................... 28
Tabel 7Kategori Resiko Makanan ................................................................................................ 29
Tabel 8 CCP Bahan Baku ............................................................................................................. 30
Tabel 9 Penetapan Titik Kendali Kritis Setiap Tahap Proses Semur telur ................................... 32
Tabel 10 HACCP Plan Matrik ...................................................................................................... 33
v
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu faktor yang penting untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, kualitas makanan baik secara
bakteriologis, kimiawi maupun fisik harus dipertahankan. Kualitas makanan harus
senantiasa terjamin setiap saat agar masyarakat sebagai pemakai produk makanan tersebut
dapat terhindar dari penyakit/gangguan kesehatan serta keracunan akibat makanan.
Penyelenggaraan makanan dilaksanakan untuk menyediakan makanan yang
kualitasnya baik dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan pasien. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka perlu diperhatikan penampilan, rasa, tekstur, aroma dan sanitasi dari
makanan tersebut. Salah satu cara pengawasan mutu makanan yaitu dengan
menerapkan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), sehingga makanan yang
disajikan terjaga keamanannya untuk dikonsumsi.
Rumah Sakit adalah salah satu institusi yang melakukan kegiatan penyelenggaraan
makanan dam minuman secara rutin, sehingga dalam pelaksanaannya penyelenggaraan
makanan dan minuman di suatu rumah sakit memerlukan penanganan khusus. Pasien yang
sedang di rawat di rumah sakit ialah konsumen tetap dari kegiatan penyelenggaraan
makanan dan minuman di suatu rumah sakit. Pasien tubuhnya dalam kondisi lemah
sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit termasuk penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui makanan. Oleh karena itu pengelolaan makanan di rumah sakit perlu
mendapat perhatian yang lebih seksama (Depkes RI, 2006).
HACCP adalah suatu evaluasi sistematis terhadap prosedur pengolahan atau
penyiapan makanan yang spesifik untuk mengidentifikasi hazard yang berkaitan dengan
ingredient atau dengan prosedur pengolahan itu sendiri, dan untuk mengetahui cara
mengendalikan hazard tersebut. Tujuan HACCP adalah untuk menjamin bahwa produk
makanan memang aman untuk di konsumsi. Penerapan HACCP tersebut meliputi semua
kegiatan yang dimulai dari penanganan bahan mentah, pemilihan bahan mentah, persiapan,
pengolahan, penyimpanan dan penyajian makanan matang.
Salah satu hidangan lauk hewani yang disediakan oleh bagian unit gizi RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung sebagai menu bagi pasien adalah Semur Telur. Pada lauk hewani
1
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
ini perlu dilakukan tindakan HACCP mengingat bahan bakunya berupa telur yang rentan
terhadap bahaya biologi, fisik, dan kimia. Selain bahaya yang berasal dari bahan baku,
bahaya juga dapat timbul pada saat penerimaan maupun persiapan bahan baku. Bahaya
tersebut timbul bila kualitas bahan tidak sesuai standar, ada kontaminasi dengan bahan
makanan yang lain dan kebersihan alat pada waktu digunakan. Oleh karena untuk
menerapkan HACCP kami mencoba melakukan pengamatan penelitian
tentang “Pengawasan Mutu Makanan (HACCP) Pada Semur Telur”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui bagaimana
penerapan HACCP dan apa saja bahaya yang terdapat dari setiap tahapan serta bagaimana
cara pencegahan untuk meningkatkan keamanan pangan pada produk semur telur di
Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahi penerapan HACCP dari proses penerimaan, penyiapan, persiapan, proses
pengolahan dan distribusi menu semur telur.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan produk semur telur
b. Melakukan analisis bahaya dan penetapan resiko serta cara pencegahan bahaya pada
produk semur telur
c. Melakukan penentuan titik kendali kritis (CCP) didalam proses produksi semur telur
d. Melakukan penetapan batas kritis (Critical Limits) terhadap setiap CCP yang telah
teridentifikasi
e. Melakukan penyusunan prosedur pemantauan untuk memonitor CCP
f. Membuat tindakan koreksi yang harus dilakukan bila terjadi penyimpangan pada batas
kritisnya
g. Melakukan prosedur yang efektif untuk pencatatan dan aktivitas sistem verifikasi
h. Melakukan dokumentasi terhadap produk semur telur
2
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan pembelajaran mengenai penerapan HACCP di Instalansi Gizi RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung.
2. Bagi instalasi gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Sebagai bahan makanan untuk mengatasi dan mengurangi masalah kualitas dan
keamanan makanan sehingga mutu dapat diingatkan pada sistem RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung.
3. Bagi pasien/konsumen
Sebagai bukti bagian pasien bahwa makanan tersebut aman untuk dikonsumsi,
sekaligus untuk meningkatkan kepercayaan konsumen/pasien. Selain itu juga memberikan
informan bahwa mikroba dapat tumbuh dan berkembang biak di banyak tempat dan kondisi
sehigga dibutuhkan perlakuan khusus untuk mengurangi acaman bahaya mikrobiologi
dengan pendekatan pinsip HACCP.
3
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
4
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
d. Jenis kemasan
e. Masa simpan dan masa kadaluwarsa
f. Dimana produk tersebut akan dijual
g. Petunjuk yang diperlukan pada label
h. Bagaimana produk didistribusikan
3. Identifikasi Rencana Penggunaan
Identifikasi tujuan penggunaan produk sangat penting untuk ditetapkan
sebelumnya, karena hal tersebut akan berkaitan dengan tingkat kerumitan dalam penentuan
jenis bahaya dan batas kritis yang akan diidentifikasi lebih lanjut (Surono, Sudibyo, &
Waspodo, 2016). Setiap produk yang dikendalikan melalui penerapan sistem HACCP
terlebih dahulu harus ditentukan rencana pengggunaannya atau dengan kata lain harus
diidentifikasi terlebih dahulu sasaran konsumennya. Di dalam analisis resko, tingkat
bahaya suatu konsumennya (Thaheer, 2005).
Tim HACCP perlu mengidentifikasi konsumen dan penggunaan produk yang
diinginkan. Penggunaan yang dimaksud harus didasarkan pada penggunaan yang
diharapkan sangat mempengaruhi keamanan produk. Produk tertentu mungkin
terkontaminasi atau membawa organisme patogen sebagai bagian dari flora alami jika
pengolahannya tidak termasuk dalam langkah mematikan, satu-satunya titik kontrol kritis
yang dapat membuat produk menjadi aman adalah perlakuan panas yang memadai selama
persiapan. Konsumen yang dimaksud bisa menjadi masyarakat umum atau segmen tertentu
dari populasi sperti bayi atau orang tua. Jika produk tersebut dijual ke rumah sakit atau
kelompok penduduk dengan kerentanan tinggi, dibutuhkan lebih keamanan dan batasan
kritis perlu lebih ketat (HACCP Eruopa Publication, 2012).
4. Penyusunan Diagram Alir
Tim HACCP harus membuat dokumen yang akan digunakan berulang-ulang dalam
proses pengembangan rencana HACCP. Tim HACCP perlu melihat secara dekat proses
produksi dan membuat diagram air yang menunjukkan semua langkah yang digunakan
untuk mengolah produk. Dalam membuat diagram alir tidak perlu rumit dengan
menggambarkan proses dari penerimaan ke pengiriman. Untuk menemukan semua bahaya
keamanan panagan didalam proses pembuatan, perlu mengetahui secara persis langkah-
langkah yang dilewati oleh produk tersebut. Tujuan diagram alir adalah memberikan
5
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
deskripsi sederhana yang jelas tentang semua langkah yang terlibat dalam pemrosesan.
Langkah penerimaan dalam penyimpanan bahan baku harus disertakan (HACCP Eruopa
Publication, 2012). Bagian alir atau diagram alir yang dibuat harus memuat semua tahapan
di dalam opersional produksi (Thaheer, 2005). Diagram alir proses harus mencakup seperti
(Mortimore & Wallace, 2004):
a. Rincian semua bahan mentah dan kemasan
b. Semua kegiatan proses
c. Kondisi peyimpanan
d. Profil suhu dan waktu
e. Transfer dalam dan antar-area produksi
f. Gambaran desai/perlengkapan
5. Verifikasi Diagram Alir di Lapangan
Setelah tim HACCP menyelesaikan diagram alir, perlu diperiksa ketepatannya.
Bagian alir yang telah dibuat belum dapat dikatakan sama dengan proses sebenarnya
dilapangan, tetapi masih memerlukan evaluasi dan kepastian melalui pengamatan langsung
(Thaheer, 2005). Untuk melakukannya, pastikan bahwa langkah-langkah yang tertera pada
diagram menggambarkan secara realisistis apa yang terjadi selama proses produksi
(HACCP Eruopa Publication, 2012). Proses diagram alir yang lengkap kadang tidak
memerlukan modifikasi setelah menjalani pembuktin di tempat produksi, karenanya
penting untuk melakukan hal tersebut sebelum masuk ke tahap analisis bahaya (Mortimore
& Wallace, 2004).
6. Melakukan Analisis Bahaya atau Ancaman (Prinsip 1)
Mengidentifikasi bahaya atau anacaman merupakan upaya untuk mengkaji
seberapa jauh akibat dan risiko yang akan ditimbulkan oleh ancaman tersebut. Pada tahap
ini, perlu mempelajari jenis-jenis mikroba makanan, bahan-bahan kimia yang berbahaya
dan benda-benda asing yang membahayakan konsumen. Perlu dipertimbangkan pada
prinsip ini adalah bahan mentah, bahan baku dan parameter yang mempengaruhi keamanan
pangan. Disamping itu, pembuatan diagram alir dalam penanganan pangan mulai dari
bahan mentah hingga makanan tersebut siap dikonsumsi akan sangat membantu dalam
mengidentifikasi bahaya.
6
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
7
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Batas kritis harus ditentukan untuk setiap CCP, dalam beberapa kasus lebih dari
satu batas kritis akan diperinci pada suatu tahap tertentu. Kriteria yang kerap kali
dipergunakan mencakup pengukuran suhu, waktu, tingkat kelembaban, pH, Aw dan
chlorine yang ada, dan parameter yang berhubungan dengan panca indra seperti
kenampakan dan tekstur. Batas kritis menunjukkan perbedaan antara produk yang aman
dan tidak aman sehingga proses produksi dapat dikelola dalam tingkat yang aman. Batas
kritis ini harus selalu tidak dilanggar untuk menjamin bahwa CCP secara efektif
mengendalikan bahaya mikrobiologis, kimia dan fisik.
Batas kritis harus mudah diidentifikasi dan dijaga oleh operator proses produksi,
sehingga perlu diusahakan dalam bentuk batas-batas kritis fisik, dan jika tidak
memungkinkan baru mengarah pada kimia atau mikrobiologi. Batas kritis fisik biasanya
dikaitkan dengan toleransi untuk bahaya fisik atau benda asing, atau kendali bahaya
mikrobiologis dimana hidup atau matinya dikendalikan oleh parameter fisik. Beberapa
contoh batas kritis fisik adalah tidak adanya logam, ukuran retensi ayakan, suhu, waktu,
serta unsur-unsur uji organoleptik. Batas kritis kimia biasanya dikaitkan dengan bahaya
kimia atau dengan kendali bahaya mikrobiologis melalui formulasi produk dan faktor
intrinsik. Sebagai contoh adalah kadar maksimum yang diterima untuk mikotoksin, pH,
aw, alergen, dan sebagainya.
9. Menentapkan Sistim Pemantauan (Prinsip 4)
Penyusunan sistem pemantauan ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi
tentang masing-masing bahan pangan, serta tahap dan prosedur yang disusun untuk
meyakinkan bahwa proses berlangsung secara terkendali.
Monitoring dalam konsep HACCP adalah tindakan dari pengujian atau observasi
yang dicatat oleh unit usaha untuk melaporkan keadaan CCP. Kegiatan ini untuk menjamin
bahwa critical limit tidak terlampaui. Untuk menyusun prosedur monitoring, pertanyaan-
pertanyaan siapa, apa, dimana, mengapa, bagaimana dan kapan harus terjawab yakni apa
yang harus dievaluasi, dengan metode apa, siapa yang melakukan, jumlah dan frekuensi
yang diterapkan.
Pemantauan dapat berupa pengamatan (observasi) yang direkam dalam suatu
checklist atau pun merupakan suatu pengukuran yang direkam ke dalam suatu datasheet.
8
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Pada tahap ini, tim HACCP perlu memperhatikan mengenai cara pemantauan, waktu dan
frekuensi, serta hal apa saja yang perlu dipantau dan orang yang melakukan pemantauan.
10. Menetapkan Tindakan Koreksi (Prinsip 5)
Tindakan ini dilakukan bila kriteria yang ditetapkan tidak tercapai, serta situasi
berada pada kondisi “di luar pengendalian“. Oleh karena itu, harus segera diperbaiki
sehingga tindak lanjut yang tepat dalam proses produksi akan diambil.
11. Menetapkan Prosedur Verifikasi (Prinsip 6)
Prosedur verifikasi dan pengujian mencakup pengambilan contoh secara acak dan
hasil analisanya dapat dipergunakan untuk menentukan apabila system HACCP telah
bekerja dengan benar.
12. Menetapkan Dokumentasi (Prinsip 7)
Pencatatan dan pembukuan yang efisien serta akurat penting dalam penerapan
sistem HACCP. Dokumen yang akurat dapat menjadi dasar dan ukuran dalam prosedur
yang bersangkutan.
C. Masakan yang akan ditteliti
Masakan yang akan kami teliti ialah menu hewani yang ada di menu ke delapan
yaitu semur telur
D. Bahan – bahan semur telur
Bahan – bahan makanan yang digunakan dalam semur telur adalah telur
ayam,bawang putih,bawang merah,merica,bubuk pala, garam, gula dan kecap
1. Telur ayam
Telur merupakan salah satu produk hewani yang berasal dari ternak unggas dan
telah dikenal sebagai bahan pangan sumber protein yang bermutu tinggi. Telur sebagai
bahan pangan mempunyai banyak kelebihan misalnya, kandungan gizi telur yang tinggi,
harganya relatif murah bila dibandingkan dengan bahan sumber protein lainnya (Idayanti
dkk., 2009).Telur mudah mengalami penurunan kualitas yang disebabkan oleh kerusakan
secara fisik, serta penguapan air , karbondioksida, ammonia, nitrogen, dan hidrogen sulfida
dari dalam telur (Muchtadi dkk., 2010).
Telur ayam merupakan telur yang dihasilkan oleh ternak unggas ayam. Ada dua
macam telur ayam yang saat ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, yaitu telur
ayam ras (negeri) dan ayam kampung (buras). Telur ayam ras yang warna kulitnya cokelat
9
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
lebih mahal harganya dibandingkan dengan telur yang berkulit putih. Hal ini disebabkan
kulit telur yang berwarna cokelat lebih tebal dan kuat sehingga tidak mudah pecah jika
dipegang. Bobot rata-rata telur ayam ras adalah 50-70 gram per butir (Astawan, 2004).
Struktur anatomi telur ayam ras terdiri dari 3 komponen pokok yaitu putih telur, kuning
telur, dan kerabang telur.
Telur mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap, karena telur mengandung
hampir semua zat gizi yang diperlukan tubuh, hanya vitamin C saja yang tidak ada. Di
bawah ini adalah tabel nilai gizi telur dalam 100 gram bahan makanan.
Telur ayam segar
Komposisi kimia
Utuh Kuning telur Putih telur
Kalori (kkal) 162,0 361,0 50,0
Protein (gram) 12,8 16,3 10,8
Lemak (gram) 11,5 31,6 0,0
Karbohidrat (gram) 0,7 0,7 0,8
Kalsium (gram) 54,0 147,0 6,0
Fosfor (gram) 180,0 586,0 17,0
Vitamin A (SI) 900,0 2000,0 0,0
Vitamin B (SI) 0,1 0,27 0,0
Telur yang dicuci dengan air bersih sebelum disimpan dalam lemari
pendingin/kulkas, akan tetap baik sampai sekitar 14 hari. Simpanlah telur pada tempat yang
bersih, ventilasi cukup dengan suhu di bawah 15oC dan kelembaban 75% - 90%. Telur
sebaiknya disimpan pada baki telur (egg tray) yang bersih dan telur yang baik disimpan
terpisah dengan telur yang rusak.
Pemasakan telur sebaiknya dilakukan secara sempurna pada suhu minimum 85oC
selama minimum satu menit. Hindari mengonsumsi telur dalam keadaan mentah. Apabila
direbus (setengah matang) harus pada suhu minimal 70oC.(“TELUR SUMBER
MAKANAN BERGIZI,” 2010)
2. Merica
Lada atau merica adalah salah satu tanaman yang berkembang biak dengan biji,
namun banyak para petani lebih memilih melakukan penyetekan untuk
mengembangkannya (Ahli Pengobatan, 2014). Lada merupakan tumbuhan merambat yang
10
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
hidup pada iklim tropis dimana bijinya sangat sering dimanfaatkan sebagai bumbu
masakan. Aroma dan rasa lada sangat khas, sehingga terkadang menjadi bagian dari resep
masakan andalan (Mediatani, 2015).
3. Bawang merah
Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman hortikultura
yang semakin mendapat perhatian baik dari masyarakat maupun pemerintah. (Rukmana,
1995).Penggunaan bawang merah pada berbagai menu masakan sudah tidak asing lagi,
baik sebagai penambah rasa dan keindahan (estetika) pada menu, serta sebagai sumber
beberapa vitamin dan mineral. Hasil analisis bahan menunjukan bahwa pada 100 g umbi
bawang merah mengandung 1,5 g Protein, 0,3 g Lemak, 9,2 g Karbohidrat, 36 mg Kalsium,
40,0 mg Besi, 0,03 mg Vitamin B, 2,0 mg Vitamin C, dan air 88 g (Samsudin, 1986 dalam
Moh. Anshar, 2002). Hasil studi menunjukkan bahwa usahatani bawang merah yang
diusahakan oleh petani di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pada umumnya layak
dan menguntungkan (Damayanti dan Kalaba, 2004; Amin, 2004).
4. Bawang putih
Bawang putih termasuk dalam familia Liliaceae (Becker dan Bakhuizen van den
Brink, 1963). Tanaman ini memiliki beberapa nama lokal, yaitu, dason putih
(Minangkabau), bawang bodas (Sunda), bawang (Jawa Tengah), bhabang poote (Madura),
kasuna (Bali), lasuna mawura (Minahasa), bawa badudo (Ternate), dan bawa fiufer (Irian
Jaya) (Santoso, 2000; Heyne, 1987). Bawang putih merupakan tanaman herba parenial
yang membentuk umbi lapis. Tanaman ini tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak
sampai setinggi 30-75 cm. Batang yang nampak di atas permukaan tanah adalah batang
semu yang terdiri dari pelepah–pelepah daun. Sedangkan batang yang sebenarnya berada
di dalam tanah. Dari pangkal batang tumbuh akar berbentuk serabut kecil yang banyak
dengan panjang kurang dari 10 cm. Akar yang tumbuh pada batang pokok bersifat
rudimenter, berfungsi sebagai alat penghisap makanan (Santoso 2000 dalam Udhi, 2003).
5. Garam
Garam merupakan salah satu kebutuhan terpenting dalam kehidupan sehari-hari.
Pembuatan garam sebagian besar dilakukan secara tradisional oleh petani rakyat disamping
oleh perusahan garam industri. Dari segi kualitas produksi garam dalam negeri masih
belum memenuhi syarat kesehatan, terutama garam yang dihasilkan dari petani garam,
11
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
sebab mutu garam umumnya dibawah mutu II menurut spsifikasi SNI/SII No.140-76.
Garam adalah benda padat berwarna putih berbentuk Kristal yang merupakan kumpulan
senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida (>80%) serta senyawa lainnya, seperti
Magnesium Chlorida, Magnesium sulfat, dan Calsium Chlorida. Sumber garam yang
didapat di alam berasal dari air laut, air danau asin, deposit dalam tanah, tambang garam,
sumber air dalam tanah (Burhanuddin S 2001). Komponen – komponen tersebut
mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia, sehingga diperlukan konsumsi
garam dengan ukuran yang tepat untuk menunjang kesehatan manusia. Konsumsi garam
per orang per hari diperkirakan sekitar 5 – 15 gram atau 3 kilogram per tahun per orang
(Winarno 1995 dalam Amalia, 2007).
6. Gula pasir
Gula pasir merupakan salah satu kebutuhan bahan pokok dan merupakan komoditas
pangan yang strategis setelah beras (Maria, 2009). Selain sebagai salah satu kebutuhan
pangan yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari baik dalam skala rumah tangga
maupun industry makanan dan minuman baik besar maupun kecil, gula pasir juga
merupakan sumber kalori bagi masyarakat selain beras, jagung, dan umbi-umbian.
Menurut Darwin (2013), gula adalah suatu karbohidrat sederhana karena dapat
larut dalam air dan langsung diserap tubuh untuk diubah menjadi energi. Secara umum,
gula dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Monosakarida
Sesuai dengan namanya yaitu mono yang berarti satu, ia terbentuk dari satu molekul
gula. Yang termasuk monosakarida adalah glukosa, fruktosa, galaktosa.
b. Disakarida
Berbeda dengan monosakarida, disakarida berarti terbentuk dari dua molekul gula.
Yang termasuk disakarida adalah sukrosa (gabungan glukosa dan fruktosa), laktosa
(gabungan dari glukosa dan galaktosa) dan maltosa (gabungan dari dua glukosa)
Gula merupakan suatu karbohidrat sederhana yang umumnya dihasilkan dari tebu.
Namun ada juga bahan dasar pembuatan gula yang lain, seperti air bunga kelapa, aren,
palem, kelapa atau lontar. Gula sendiri mengandung sukrosa yang merupakan anggota dari
disakarida.
12
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
13
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Kelompok yang dapat menyebabkan produk yang didesain dan ditujukan untuk
kelompok berisiko (bayi, lanjut usia, orang sakit, ataupun orang dengan daya tahan tubuh
rendah) menjadi tidak steril.
b. Hazard B
Produk mengandung bahan yang sensitif terhadap Hazard mikrobiologi.
c. Hazard C
Proses yang dilakukan tidak diikuti dengan langkah pengendalian yang efektif untuk
merusak mikroorganisme yang berbahaya
d. Hazard D
Produk terkontaminasi ulang setelah pengolahan dan sebelum pengemasan.
e. Hazard E
Terdapat bahaya yang potensial pada penanganan saat distribusi atau penanganan oleh
konsumen sehingga menyebabkan produk berbahaya jika dikonsumsi.
f. Hazard F
Tidak ada proses pemanasan akhir setelah proses pengemasan atau ketika dimasak di
rumah.
F. Manfaat HACCP
Terdapat beberapa keuntungan pokok yang diperoleh pemerintah dan instansi kesehatan
serta konsumen dari penerapan HACCP sebagai alat pengatur keamanan makanan :
1. HACCP adalah suatu pendekatan yang sistematis yang dapat diterapkan pada semua
aspek dari pengamanan makanan, termasuk bahaya secara biologi, kimia, dan fisik
pada setiap tahapan dari rantai makanan mulai dari bahan baku sampai penggunaan
produk akhir.
2. HACCP dapat memberikan dasar nuansa statistik untuk mendemonstrasikan kegiatan
yang dapat atau mungkin dilakukan untuk mencegah terjadi bahaya sebelum mencapai
konsumen.
3. Sistem HACCP memfokuskan kepada upaya timbulnya bahaya dalam proses
pengolahan makanan.
4. Penerapan HACCP melengkapi sistem pemeriksaan oleh pemerintah sehingga
pengawasan menjadi optimal.
14
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
15
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
16
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
17
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Jumlah (gram)
No Bahan makanan
1 50
1. Telur 66 3300
2. Bumbu sup 1 7 350
3. Garam 1 50
4. Gula pasir 1 50
5. Merica secukupnya secukupnya
6. Kecap 5 250
7. Pala secukupnya Secukupnya
C. Identifikasi Rencana Penggunaan
Semur telur terdapat dalam menu hewani hari ke delapan pada siklus 10 hari di
Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Semur telur disajikan untuk pasien non
diit dengan bentuk makanan biasa.
18
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
D. Penyusunan Diagram
Penyimpanan chiller
Persiapan bumbu dari
pnyimpanan chiller (suhu-11oC)
Perebusan Penerimaan BMK
(2 jam) dan Bahan lain
Pengupasan cangkang
telur Kecap,pala,
merica garam, dan
minyak
Dicampur, diaduk rata, dan
masak hingga matang
20
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
21
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
22
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Tabel 3 Identifikasi bahaya dan cara pencegahan pada peralatan pembuatan semur telur
No Alat Bahaya Jenis Bahaya Cara Pencegahan
Masak
1. Pisau Fisik Kotor sisa bahan -Dicuci sebelum dan sesudah
yang dipotong digunakan dengan air yang
sebelumnya mengalir, keringkan dan simpan
Kimia berkarat di tempat tertutup.
23
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Tabel 4 Identifikasi bahaya dan cara pencegahan pada proses semur telur
24
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
25
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
26
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
27
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
4. Garam - - VI
5. Pala - - - VI
6. Kecap - - VI
7. Merica - - - VI
8. Air - - - VI
Keterangan :
a. Hazard A
Kelompok yang dapat menyebabkan produk yang didesain dan ditujukan untuk
kelompok berisiko (bayi, lanjut usia, orang sakit, ataupun orang dengan daya tahan
tubuh rendah) menjadi tidak steril.
b. Hazard B
Produk mengandung bahan yang sensitif terhadap Hazard mikrobiologi.
c. Hazard C
Proses yang dilakukan tidak diikuti dengan langkah pengendalian yang efektif untuk
merusak mikroorganisme yang berbahaya.
d. Hazard D
Produk terkontaminasi ulang setelah pengolahan dan sebelum pengepakan.
e. Hazard E
Terdapat bahaya yang potensial pada penanganan saat distribusi atau penanganan oleh
konsumen sehingga menebabkan produk berbahaya jika dikonsumsi.
f. Hazard F
Tidak ada proses pemanasan akhir setelah proses pengepakan atau ketika dimasak di
rumah.
28
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
29
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Ya Tidak CCP
Tidak Ya CCP
Bukan CCP
30
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
2. CCP Proses
d. CCP Proses
Ya
Apakah pengendalian
Tidak Bukan CCP
diperlukan untuk
meningkatkan keamanan?
P3. Apakah proses ini di rancang khusus untuk
menghilangkan/mengurangi bahaya sampai aman?
Tidak Ya
Tidak Ya CCP
Ya Tidak
CCP
Bukan CCP
31
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Tabel 9 Penetapan Titik Kendali Kritis Setiap Tahap Proses Semur telur
Langkah Proses P1 P2 P3 P4 P5 Tipe CCP
Penerimaan bahan Ya Ya Tidak Ya Ya
Bukan CCP
mentah
Penyimpanan Ya Ya Tidak Ya Ya Bukan CCP
Persiapan bahan Ya Ya Tidak Ya Ya Bukan CCP
Pengolahan bahan Tidak Ya Ya Ya Tidak
Bukan CCP
mentah
Permosian Ya Ya Tidak Ya Tidak CCP
Pendistribusian Ya Ya Tidak Ya Tidak CCP
32
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
sesuai dengan
spesifikasi.
Pengolahan Biologi: Memastikan alat Peralatan bersih dan Mengamati Mencuci alat dan Hygiene dan
Bahan Kontaminasi yang digunakan petugas pengolahan proses mencuci tangan, sanitasi
Makanan dari alat yang bersih, petugas menggunakan pengolahan seta pengolah.
kotor, petugas, pengolahan celemek, masker, yang memperhatikan
dan ketepatan menggunakan APD penutup kepala, dan berlangsung. suhu.
suhu. yang lengkap dan sarung tangan serta
mencuci tangan, suhu pemasakan Mengamati Pencucian alat
Fisik: serta >90°C. kelengkapan jika kotor.
Kuku, rambut, memeperhatikan APD petugas
plastik ketepatan suhu Alat yang digunakan pengolahan, Mengkoreksi
pemasakan. anti karat dan bersih. serta mengukur hygiene dan
suhu sanitasi petugas
Membersihan area Tidak adanya benda pengolahan da area
pengolahan dan asing (plastic) pada sempurna pengolahan serta
melepaskan semua alat dan tempat >90°C. peralatan yang
aksesoris yang ada pengolahan. digunakan.
sesuai dengan Mengamati alat
ketentuan yang ada. pengolahan.
34
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Pemorsian Fisik: Peralatan yang Alat yang digunakan Mengamati Mengulangi Standar alat
Makanan Alat yang kotor digunakan harus anti karat dan bersih. kebersihan alat pencucian alat porsi.
akibat sisa selalu dicuci pemorsian. dan mengganti
makanan dan sebelum dan Wadah yang jika sudah tidak Kebersihan
debu. sesudh digunakan. digunakan terbebas sesuai. wadah.
Wadah yang dari kotoran dan bau Mengamati
kotor. Melakukan sera dalam keadaan wadah Hygiene dan
pembersihan kering. makanan jadi Mengkoreksi sanitasi
wadah makanan. dalam keadaan hygiene dan petugas.
Penggunaan APD Penggunaan APD bersih, tidak sanitasi petugas
lengkap saat yang lengkap. bau, serta da area
pemorsian. kering. pengolahan serta
peralatan yang
digunakan.
Distribusi dari Fisik : Alat pengangkut Alat pengangkut Mengamati Membersihkan Standar alat
dapur ke pantry Alat yang kotor makanan bersih dan kering. kebersihan alat alat pengangkut pengangkut
dibersihan sebelum pengangkut makanan. makanan.
Biologi: dan sesudah Alat makan pasien makanan.
Ketepatan suhu digunakan. terbebas dari kotoran, Mengulangi Kebersihan
bau, serta dalam Mengamati pencucian alat alat makan
Memastikan alat keadaan kering. keadaan alat makan pasien. pasien.
yang digunakan makan pasin
35
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
36
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
37
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
38
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
BAB V PEMBAHASAN
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah suatu sistem jaminan mutu
yang mendasarkan kepada kesadaran atau penghayatan bahwa hazard(bahaya) dapat timbul
pada berbagai titik atau tahap produksi tertentu, tetapi dapat dilakukan pengendalian untuk
mengontrol bahaya-bahaya tersebut. Tujuan dilakukannya HACCP dalam suatu
penyelenggaraan makanan adalah mengantisipasi bahaya dan mengidentifikasi titik
pengawasan dengan mengutamakan tindakan pencegahan. HACCP yang dilakukan terhadap
hidangan makanan lunak pada siklus menu hari 1 adalah semur telur. Pembuatan hidangan
semur telur diamati dan dianalisa sejak penerimaan bahan sampai produk selesai dan
didistribusikan. Berikut merupakan hasil pemantauan HACCP pada tanggal 8 Agustus 2019
terhadap Semur Telur dimana pendokumentasian kegiatan dapat dilihat pada lampiran 1
A. Proses penerimaan
Pada pengamatan yang telah dilakukan pada penerimaan telur, supplier datang pada
pukul 8.45 WIB. Selanjutnya telur ditimbang pada pukul 09.00 WIB, namun untuk bahan
makanann seperti bawang merah ,bawang putih serta bahan makanan yang lain yang sudah
dipesan sebelumnya . Bahan makanan yang yang telah dipesankan kepada rekanan diperiksa,
dicatat, diputuskan dan dilaporkan tentang macam dan jumlahnya sesuai dengan pesanan, lalu
dilihat spesifikasi bahan makanan dan diterima oleh panitia penerimaan bahan makanan. Dan
pada proses pengamatan kami melihat penerimaan sudah dilakukan sesuai dengan SOP ,
barang atau bahan makanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi dikembalikan kepada rekanan
untuk diganti dengan yang baru sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Selain itu petugas
penerima bahan makanan juga sudah memenuhi syarat dalam penggunaan APD , Pada
pengamatan kali ini kami mengamati penerimaan telur pada menu ke delapan di tanggal 8.
B. Persiapan Bumbu
Pada pengamatan bumbu yang digunakan dalam pengolahan semur telur adalah bumbu
sop 1 yang telah dipersiapakan satu hari sebelum pengolahan. Adapun komposisi dari bumbu
sop 1 tersebut adalah bawang putih dan bawang merah. Untuk standard bumbu sop 1 yang
digunakan sebanyak 7 gram perporsi makan. Bumbu sop 1 yang telah dipersiapkan di dapur
persiapan bumbu oleh petugas kemudian dikemas dengan menggunakan plastik bening. Berat
bumbu dalam satu plastik yaitu satu kilogram. Kemudian bumbu yang sudah dipacking
disimpan di dalam freezer satu malam dengan suhu chiller 11 derajat celcius. Untuk keesokan
39
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
harinya saat pengamatan, bumbu sop 1 tersebut dikeluarkan pada saat ingin pengolahan pada
pukul 07.00 WIB dalam keadaan beku dan dipindahkan ke dalam wadah. Untuk SDM yang
berada di ruang persiapan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap.
C. Proses pengolahan
Pada proses pengoahan bahan yang diolah adalah telur. Adapun alur proses
pengoahannya adalah :
Proses pengolahan diawali dengan perebusan telur selama 2 jam yang sudah dilakukan
sejak subuh hari oleh petugas pengolah. Setelah itu telur dikupas bersih dari cangkangnya
kemudian dicuci bersih dengan air mengalir lalu kemudian disimpan didalam wadah stainless
steel sampai menunggu pengolahan untuk makan siang sekitar jam 8 pagi. Proses pengolahan
dimulai dengan pencampuran bumbu yang sudah disiapkan yaitu bumbu sop 1 kemudian
masukkan telur lalu tambahkan air . Setelah itu tambahkan kecap, gula , merica dan pala dan
aduk hingga merata. Semur telur ini dimasak selama 30 menit dengan api sedang dan suhu
pemasakan maksimal yaitu diatas 90 derajat. Setelah 30 menit, api mulai dikecilkan sembari
sesekali diaduk, hal ini bertujuan agar bumbu meresap. Proses ini berlangsung kurang lebih 2
jam,yakni mulai dari pukul 8.30 WIB hingga sekitar pukul 10.30 WIB atau menjelang
distribusi berlangsung.
D. Proses pemorsian
Tahapan selanjutnya adalah pemorsian, pemorsian dilakukan dua cara untuk masing-
masing ruangan dengan menggunakan box yang sudah disediakan dan disesuaikan dengan
jumlah pasien yang ada. Pada saat pemorsian kami juga melakukkan pengecekan suhu ,
setelah dicek didapat suhu olahan semur telur ini adalah 64 derajat celcius, tentunya suhu ini
masih kategori aman karena sudah melebihi danger zone (suhu 4-60 derajat). Selain suhu yang
tidak kalah penting adalah kebersihan dari wadah yang digunakan, setelah pengamatan yang
kami lakukan tempat atau wadah yang digunakan sudah bersih dan juga kering. Wadah yang
digunakan juga memiliki tutup yang rapat sehingga tidak akan terjadi kontaminasi dari luar ,
namun hal ini juga masih memungkinkan terjadinya kontaminasi ulang yakni kontaminasi
oleh air yang menempel pada tutup box yang kemudian menetes pada olahan makanan. Pada
saat pemorsian , kami juga mengamati penjamah makanannya , penjamah masih belum
memenuhi syarat penggunaan APD , meskipun sudah menggunakan afron , dan penutup
40
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
kepala ,namun penjamah tidak menggunakan masker dan juga handscoon. Padahal atribut
tersebut sudah disediakan oleh pihak rumah sakitnya.
E. Proses Distribusi
Tahapan berikutnya adalah tahapan distribusi makanan dari dapur instalasi gizi ke dapur
pantry yang ada pada masing-masing ruangan. Kami mengamati pendistribusian di gedung
fresia 2, waktu yang ditempuh dari dapur instalasi ke dapur pantry adalah kurang lebih 4 menit.
Kami juga mengamati suhu telur saat di dapur pantry, suhunya adalah 44,4 derajat celcius.
Waktu pembagian makanan oleh petugas penyaji ke ruang pasien pada pukul 12.00.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap hygiene dan sanitasi petugas di dapur
instalasi gizi diperoleh bahwa petugas yang melakukan pemorsian tidak menggunakan APD
dengan lengkap, seperti tidak menggunakan masker dan handscoon saat pemorsian dan
pendistribusian makanan sehingga memungkinkan terjadi kontaminasi pada makanan.
Seharusnya ada dilakukan tindakan koreksi terhadap petugas untuk melengkapi APD agar
kebersihan dan keamanan makanan terjaga. Sebaliknya untuk petugas di dapur pantry
melakukan pendistribusian dengan APD yang lengkap.
41
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah pengamatan HACCP pada menu semur telur yang merupakan menu
kedelapan di tanggal 8 Agustus 2019 dapat disimpulkan bahwa semur telur nenpunyai
resiko bahaya karena beberapa batas kritis yang ada saat penerimaan, persiapan,
pengolahan, pemorsian dan pendistribusian dimana petugas penjamah makanan masih
belum menggunakan APD lengkap seperti petugas tidak menggunakan sarung tangan
plastic (handscoon) dan masker namun petugas sudah menggunakan penutup kepala,
celemek, dan sepatu karet tertutup.
Semur telur aman dikonsumsi karena dari tahap awal penerimaan sampai ke tahap
distribusi ke pasien masih dilakukan tindakan koreksi seperti mengecek bahan makanan
yang telah sesuai spesifikasi saat penerimaan bahan makanan, memantau suhu
penyimpanan bahan makanan baik segar ataupun kering dan lainnya dan mengecek
kebersihan gudang penyimpanan, alat pengolahan serta alat saji yang nanti digunakan agar
aman dan dapat mengurangi resiko bahaya terhadap keamanan makanan. Di instalasi gizi
RSUP Dr Hasan Sadikin menerapkan rentang batas waktu aman konsumsi makanan yang
telah diasajikan selama 4 jam, sehingga semur telur masih aman dikonsumsi selama tidak
melewati waktu tersebut, walaupun suhu semur telur telah menurun sejak dari selesai
pengolahan hingga pendistribusian kepada pasien.
B. Saran
Sebaiknya petugas lebih memperhatikan penggunaan APD yang lengkap pada
semua tahap proses dari penerimaan hingga ke pendistribusian ke pasien, agar
kemungkinan resiko bahaya dari penjamah terhadap makanan dapat dikurangi.
42
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/69107-ID-kualitas-telur-ayam-ras-gallus-l-
setelah.pdf
http://www.kerjanya.net/faq/18022-kelapa-parut.html
http://eprints.ung.ac.id/973/6/2012-2-54243-631410065-bab2-18012013023120.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/133454-ID-pemanfaatan-dan-efisiensi-
kurkumin-kunyi.pdf
http://digilib.unila.ac.id/3807/14/BAB%20II.pdf
https://www.researchgate.net/publication/315906357_IDENTIFIKASI_KAPANG_PAD
A_KECAP_KEDELAI_MANIS_PRODUKSI_LOKAL_KEDIRI
https://media.neliti.com/media/publications/14449-ID-pemanfaatan-lengkuas-alpinia-
galanga-dalam-mengawetkan-bakso.pdf
TELUR SUMBER MAKANAN BERGIZI. (2010). In BOOKLET (pp. 2–6).
http://pascapanen.litbang.pertanian.go.id/assets/media/publikasi/juknis_pala.pdf
http://lampung.litbang.pertanian.go.id/eng/images/stories/publikasi/lada.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15204/Bab%20II.pdf
43
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
lampiran
Dokumentasi Keterangan
Penerimaan bawang
44
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
Pengecekan suhu
45
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
46
Remove Watermark Wondershare
PDFelement
47