MEMBANGUN KESADARAN K3

DEMI MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN

TENAGA KESEHATAN

SAFETY CULTURE
COMPLIANCE

Triyono Rakhmadi
(Amd, SE, SKM, MKKK)
Online, 17 Desember 2023
A “cultural” journey of K3…
“We have an integrated “We bring the SMK3
Management System” to life by having safety
(SM-K3) in our hearts and at the
front of our minds”
“We have rules
and processes in
place”
“Accidents are
part of doing
business”

The change is evolutionary, NOT revolutionary

sejahtera : aman sentosa dan makmur; selamat
(terlepas dari segala macam gangguan);

menyejahterakan : membuat sejahtera;

menyelamatkan (mengamankan dan memakmurkan
dan sebagainya);

penyejahteraan : proses, cara, perbuatan

menyejahterakan;

kesejahteraan : hal atau keadaan sejahtera;

keamanan, keselamatan, ketenteraman;- jiwa
kesehatan jiwa; - sosial keadaan sejahtera
masyarakat
KBBI
 Segitiga Produktivitas
• Kecelakaan
mengakibatkan kerugian K3

• Kecelakaan dapat
mengurangi
produktivitas,
meningkatkan biaya
Produktivitas
produksi
• K3 mencegah kerugian Kuantitas Kualitas

(loss control)
Segitiga produktivitas
= SEJAHTERA ...? 4
T R I YO N O R A K H M A D I
HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENTAL
PRAKTISI

Experience Professional Certification

• Ahli K3 Kimia
• PT. BENGAWAN TEX
• Ahli K3 Kebakaran
• PT. PAMAPERSADA NUSANTARA
• Train the Trainer
• PT. GENERAL MOTORS • Asesor Kompetensi BNSP
INDONESIA • Pengawas Operasional
Pertambangan
• PT.ICI PAINTS INDONESIA
• ISO Auditor
• PT. PREMIER OIL INDONESIA
• Pengawas K3 Migas
• PT SHELL INDONESIA
• PRODI D4K3 UBS
• DLL

Education
• D3 HIPERKES - UNS
• S1 MANAJEMEN - UT
• S1 K3 - UI
• S2 K3 - UI
• S3
Professional Journey

T Q M
 Latar Belakang K3
§ Era Globalisasi membawa pengaruh terhadap
sistem perdagangan dunia.
§ Persaingan semakin ketat, arus barang antar
kawasan meningkat.
§ Konsumen semakin kritis.
§ Kesadarann mengenai K3LL meningkat
§ Standar dan nor ma-nor ma global menjadi
persyaratan utama bisnis antar negara.
§Setiap perusahaan harus mampu
meningkatkan daya saing, menciptakan nilai -
nilai unggul, meningkatkan efesiensi dan
menekan biaya produksi.
7
TENAGA KESEHATAN = OIL & GAS = PETROCHEMICAL

INFX NASOKOMIAL
• Terbitnya buku Silent Spring (1965) karya Rachel
Carson.
• Masyarakat menuntut jaminan keselamatan :
• Safe Air to Breath
Pemicu
• Safe Water to Drink kesadaran
• Safe Food to Eat masyarakat
• Safe Place to Live global
terhadap
• Safe Product to Use
• Safe & Healthful Work place
9
K3
 TEORY MASLOW IN
ACCIDENT PREVENTION
SELF
ACTUALIZATION

EGO NEED

SOCIAL NEED
• Acceptance, Equality,
•Belonging etc

Safety sudah menjadi kebutuhan

SECURITY NEED
• Safety, Comfort, protection

Pada level ini, manusia kurang peduli akan

PHYSIOLOGICAL NEEDS keselamatannya, lebih mengutamakan terpenuhinya
• Hungry, Thirst, Rest etc kebutuhan fisik

10

Bottom up approach Top Down approach

Pendekatan Keselamatan sesuai dengan Kondisi tingkat kesejahteraan masyarakat/pekerja

BASIC Mindset ... Get to be real
Pencegahan Kecelakaan
Apakah Kecelakaan dapat di cegah ??

“Aksioma Heindrich”
Setiap Kecelakaaan selalu ada sebabnya
Bila penyebab kecelakaan dihilangkan,
maka kecelakaan dapat dihindarkan

Setiap kecelakaan pada dasarnya dapat

dicegah !!!! 12
Statistik Kecelakaan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Nasional (BPJS Kesehatan) atau yang
sebelumnya dikenal sebagai PT
Jamsostek mencatat, kurang lebih setiap
harinya sebanyak 12 pekerja di Indonesia
mengalami cacat permanen.

Kemudian tujuh pekerja meninggal dunia

13

akibat dari kecelakaan di tempat kerja

dengan kecelakaan kerja terbesar
disumbang oleh sektor manufaktur dan
konstruksi sebesar 63,6%; sektor
transportasi 9,3%; sektor kehutanan
3,8%, pertambangan 2.6% dan sisanya
sebesar 20,7%.
MAJOR ACCIDENTS VS DAY TO DAY HAZARDS
http://en.wikipedia.org/wiki
/Deepwater_Horizon_oil_spill Chernobyl, April 1986,
killed 31 operators
# contaminated 100K miles2

Exxon Valdez, March 1989, Piper Alpha,

spilling more than July 1988,
11 million gallons of crude, 229 died
Spread over 3000 square miles

Petrobras P-36, March 2001,

312000 gallons diesel spilled
into the ocean

At approximately 9:45 pm CDT, on 20 April 2010, high-pressure methane

gas from the well expanded into the drilling riser and rose into the drilling
rig, where it ignited and exploded, engulfing the platform. At the time, 126
crew members were on board: 7 BP employees, 79 of Transocean and
employees of various other companies. 11 workers were never found despite
a three-day Coast Guard (USCG) search operation and are believed to have
died in the explosion. 94 crew were rescued by lifeboat or helicopter, 17 of
whom were treated for injuries.

The Deepwater Horizon

sank : 22 April 2010.
Tindakan Tidak Aman
• Unsafe Act
• Unsafe
Condition

+/- 80%
kecelakaan
Unsafe Act
 1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap
tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.

2. Menjamin setiap sumber produksi dapat

digunakan secara aman dan efisien.

3. Meningkatkan kesejahteraan dan

produktivitas Nasional.

UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

 Kenapa K3?
• Mandat Agama
– AGAMA mengajarkan keselamatan (dunia + akhirat)
• Hak azasi manusia
– Kerugian manusia tidak dapat dihitung dgn uang
– Etika
• Kewajiban hukum dan standard
– Hubungan industrial
• Kepentingan bisnis & persaingan global
(loss prevention)
– Cidera, Kematian
– Kerugian aset (alat, mesin, produk)
– Stop kegiatan bisnis, Kehilangan jam kerja
– Kerusakan lingkungan
– REPUTASI
– Biaya asuransi
 OHS - ID Storyline
1964 -1992
PHASE 1st AWAL PROGRAM
K3 INDONESIA
• PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO 7
(4/PMP /1964) : HIGIENE, PENCAHAYAAN,
KELEMBABAN, PENGATURAN TATA LETAK
RUANGAN & PENEMPATAN BARANG
( HOUSEKEEPING), KUALITAS UDARA DLM
RUANGAN, & SISTEM VENTILASI.
• U U N O 1 1 , 1 9 6 7 . P E R A T U R A N PO KO K
PERTAMBANGAN
• UU NO 1 (1970) TTG KESELAMATAN KERJA.
UU INI MEWAJIBKAN TEMPAT KERJA YG
MENGINDAHKAN KESELAMATAN &
KESEHATAN PEKERJA, & PEMBENTUKAN
KOMITE KESEHATAN & KESELAMATAN
PA BR I K/ TE M PA T K E R J A. P E N G U S A HA
MELAPOR KPD INSTANSI PEMERINTAH ;
INSPEKSI2 PEMERINTAH.
• UU NO 19, 1973 TTG PERATURAN &
INSPEKSI KESELAMATAN KERJA DI AREA
PERTAMBANGAN
• PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA PER-
02/MEN/1992 TENTANG HAK &
K E W A J I B A N S E O R A N G S P E S I A L IS K 3 .
PROSEDUR PENGA NGKATAN TENAGA
AHLI K3 DGN PERSYARATAN YG BKAITAN
DGN PENDIDIKAN, PENGALAMAN,
JABATAN & LULUS SELEKSI,
• UNDANG-UNDANG KESEHATAN, NO. 23,
1992
1993-2013
PHASE 2nd PROGRAM K3 DENGAN
PENDEKATAN SYSTEM & PHASE
AWAL KELOLA LINGKUNGAN
• PERATURAN PEMERINTAH NO: 51/1993 TTG
ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN. UNTUK
MENGANALISA KEMUNGKINAN DAMPAK NEGATIF
PEKERJAAN & KEGIATAN THD LINGK HIDUP/LINGK
SOSIAL BUDAYA
• KEPUTUSAN NO. 555/K/26MPE/93 TTG
KESELAMATAN & KESEHATAN DI BIDANG
PERTAMBANGAN UMUM
• PERATURAN PEMERINTAH NO. 05, 1996, KEBERATAN
& SASARAN SISTEM MANAJEMEN K3 SERTA AUDIT
YG DILAKUKAN SENDIRI OLEH PENGUSAHA
• PERATURAN NO. 4, 1988 TTG PELAKSANAAN &
PEMBERLAKUANSTANDAR-STANDAR NASIONAL
INDONESIA
• KEPUTUSAN NO. 333, 1989, DIAGNOSA & LAPORAN
PENYAKIT YG DISEBABKAN OLEH PEKERJAAN,
• UNDANG-UNDANG NO.13, DISEBUT JUGA HUKUM
PERBURUHAN INDONESIA. PASAL 86-87
MENYEBUTKAN BAHWA SETIAP PEKERJA BERHAK
ATAS KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA. SETIAP
PERUSAHAAN WAJIB MENERAPKAN SISTEM
MANAJEMEN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA
• UU No. 4 , Tahun 2009, Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara
• UU No. 32, Tahun 2009, Tentang Pengelolaan dan
Perlindungan Lingkungan
• PP No. 50, Tahun 2012, Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
• Perpres No. 8 Tahun 2012 Tentang Standar
Kompetensi Kerja Nasioanal Indonesia
2014-202X
PHASE 3rd PENGELOLAAN K3
DENGAN PEMBENTUKAN BUDAYA
K3 (SML, SMK3, SMP)
• Permenakertrans No. Kep.
372/MEN/XI/2009, Tentang petunjuk
pelaksanaan Bulan K3 Nasional tahun 2010
-2014 dengan TEMA Indonesia Berbudaya
K3 Thun 2015”, hal ini sebagai kelanjutan
tema Bulan K3 Tahun 2009 yaitu “Gerakan
Efektif Mayarakat Membudayakan K3 /
GEMA DAYA K3”
• Pe r m e na ke r t r a n s N o . 5 T e n t a n g K 3
Lingkungan Kerja yang mencakup
pedoman bidang K3 untuk meningkatkan
produktivitas
• Permenakertrans ini bagian dari upaya
untuk Mencapai Kemandirian Masyarakat
Indonesia Berbudaya K3 tahun 2020
sebagai Kelanjutan dari dari Visi Indonesia
Berbudaya K3 tahun 2015.
• Per menakertrans No. 2 Tahun 20 16 ;
Permen ESDM No. 42 & 43 Tahun 2016
tent ang St andar d K o mpet e ns i K e rj a
Nasional Indonesia
• PermenLH No. 03 Tahun 2014 Tentang
Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan Dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup
SKEMA DASAR HUKUM SMK3
Pasal 27 (2) UUD 1945

Undang-undang
Ketenagakerjaan
UU No.13 / 2003

Pasal 86 Pasal 87

PP 50 / 2012

Sanksi
Pelanggaran
Permenaker No. 26 Tahun 2014
 Dasar Hukum Penerapan K3 Di Tempat Kerja

• UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.

• PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen K3

Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja atau lebih dan atau yang mengandung
potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan
penyakit akibat kerja (PAK).

• Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (P2K3)
1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang atau lebih.
2. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari 100 orang tetapi menggunakan
bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran,
keracunan dan pencemaran radio aktif.
21
 OSH WORLD STATISTIC - ILO (2022)
The enormous burden of poor working conditions
• The ILO estimates that some 2.3 million women and men around
the world succumb to work-related accidents or diseases every
year; this corresponds to over 6000 deaths every single day.
Worldwide, there are around 340 million occupational accidents
and 160 million victims of work-related illnesses annually. The
ILO updates these estimates at intervals, and the updates
indicate an increase of accidents and ill health.
• The estimated fatal occupational accidents in the CIS countries is
over 11,000 cases, compared to the 5,850 reported cases
(information lacking from 2 countries). The gross underreporting
of occupational accidents and diseases, including fatal accidents,
is giving a false picture of the scope of the problem.

- see more at : https://www.ilo.org/moscow/areas-of-work/occupational-safety-and-health/WCMS_249278/lang--en/index.htm

 IOGP’S SAFETY IN NUMBERS
The safety performance of contributing IOGP Member Companies in 2020 is based on
the analysis of 2,544 million work hours of data.
Submissions were made by 48 of the 58 operating company IOGP Members.
The data reported cover operations in 94 countries.
The fatal accident rate for 2020 is 0.55, 33% lower than the 2019 rate (0.82).

Against the background of a 16% decrease in work hours reported, the number of
fatalities has decreased from 25 in 2019 to 14 in 2020. The 14 fatalities occurred in 12
separate incidents. The resulting fatal accident rate (0.55) is 33% lower than last year’s
figure (0.82). The company and contractor FAR are 0.56 and 0.54 respectively. Onshore
and offshore FAR are 0.42 and 0.92 respectively.

The overall total recordable injury rate (TRIR) (fatalities, lost work day cases, restricted
work day cases and medical treatment cases) was 0.70, 24% lower than in 2019 (0.92).

The overalllost time injury rate (LTIR) (fatalities and lost work day cases) was 0.22, 8%
lower than in 2019 (0.24).

- See more at: https://data.iogp.org/Safety/Summary

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TERJADINYA KASUS KK DAN/ATAU PAK
DAMPAK & KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN
DAN PAK (IMPACT OF OCCUPATIONAL
ACCIDENT & OCCUPATIONAL DISEASES)
REGULASI TERKAIT K3 SEKTORAL
SETINGKAT UNDANG-UNDANG
REGULASI JAMSOSTEK TERKAIT
JKK AKIBAT KK DAN PAK
 BAGAN PERLINDUNGAN NORMA
KETENAGAKERJAAN SECARA KOMPREHENSIF
GAMBARAN SANKSI ATAS PELANGGARAN
NORMA K3 DAN PENERAPAN SMK3
MILESTONE GERAKAN PEMBUDAYAAN K3 DI INDONESIA
 SEKTOR KESEHATAN
Sektor kesehatan merupakan sektor pembanguan yang sangat strategis
dan mendasar karena menyangkut langsung terhadap kualitas hidup dan
kesehatan manusia, mulai sebelum lahir saat kelahiran dan sepanjang
hidupnya.
Tempat kerja di RS dan fasilitas kesehatan lainnya memiliki risiko tinggi
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja bagi pekerjanya dan risiko
kecelakaan dan penularan penyakit pada pengunjung atau orang lain dan
masyarakat. Risiko PAK di sektor ini terutama adalah penyakit
nosocomial akibat terinfeksi dari kuman.
Limbah Rumah Sakit atau Fasilitas kesehatan juga masuk kategori limbah
berbahaya bagi kesehatan masyarakat (limbah infeksius).
Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan peraturan tentang kesehatan
kerja dan K3 dan melaksanakan berbagai program terkait K3 berupa
program kesehatan kerja dan K3 di rumah sakit/fasilitas kesehatan dan
perkantoran.
Pembentukan unit kerja yang secara khusus berkaitan dengan K3 yaitu
Direktorat Kesehatan Usia Produktif dan Lansia sebagai perubahan dari
beberapa nomenklatur sebelumnya di antaranya yaitu Direktorat
Kesehatan Kerja dan Olahraga.
1. PROGRAM K3 SEKTOR KESEHATAN
KEGIATAN UTAMA SEKTOR INI MELALUI KEMENKES
UTAMANYA BERUPA PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN K3
DI RUMAH SAKIT/FASILITAS KESEHATAN DAN PERKANTORAN.
(LAMPIRAN V).

Profil K3 Nasional di Indonesia 2022

JUMLAH PEKERJA YANG MENGALAMI KK
DAN PAK YANG DIBERIKAN MANFAAT
PROGAM JKK BPJS KETENAGAKERJAAN

(Sumber: Laporan Tahunan BPJS Ketenagakerjaan, 2022)

DATA KECELAKAAN KERJA DAN PENYAKIT KIBAT KERJA (KK & PAK)
BERDASARKAN PELAPORAN DARI DINAS KETENAGAKERJAAN PROVINSI KE KEMNAKER
DATA SKKNI BIDANG K3
PENGHARGAAN BAGI PUSAT LAYANAN
KECELAKAAN KERJA TH 2019 - 2022
 DATA PROGRAM/KEGIATAN K3
PEMANGKU KEPENTINGAN
KOMUNITAS AHLI K3 RUMAH SAKIT
DATA UNIT P2K3 SAMPAI
DENGAN OKTOBER 2022
OM DO
BAHAYA KEBENCANAAN

UU NO.24 / 2007 TENTANG

PENANGGULANGAN BENCANA

1. Bencana alam
2. Bencana non alam
3. Bencana sosial 42
INDUSTRY 4.0
 K3’s Roles in the Cultural Safety Changing

§ Memastikan bahwa pengelolaan safety

terintegrasi dalam line operational dan
support function
§ Memastikan setiap invidu memiliki KPI safety
, leading maupun lagging indicators
§ Mengelola KPI safety dan visual management
§ Coaching feedback safety dilakukan di semua
unit kerja
§ Memastikan 5 R atau housekeeping berjalan
dengan baik
§ Formal safety meeting di jalankan dengan
baik
APA ITU BUDAYA K3 ??

45
A “cultural” journey of K3…
“We have an integrated “We bring the SMK3
Management System” to life by having safety
(SM-K3) in our hearts and at the
front of our minds”
“We have rules
and processes in
place”
“Accidents are
part of doing
business”

The change is evolutionary, NOT revolutionary

 HSE Performance ... BK3

Technology
• Behaviour
and standards • Visible leadership /
personal accountability
HSE • Shared purpose & belief
Management • Aligned performance
commitment & external
Systems view
Incident rate

• Engineering improvements • HSE delivers business value

• Hardware improvements
• Safety emphasis
• E&H Compliance
Improved
•
•
Integrated HSE-MS
Reporting
culture
• Assurance
• Competence
• Risk Management

Motivating people to want to work safely

Time requires a culture where behaviours and
attitudes are safety focused.
 SMK3 (OH&S Management System) merupakan
ketentuan perundangan yang wajib dilaksanakan
oleh setiap perusahaan
• UU Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 87 :
SMK3 • PP No 50 tahun 2012 tentang SMK3

• Pasal 86
– Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja
– Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan
kerja

• Pasal 87
49
– Setiap perusahaan wajib menerapkan sistim
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistim manajemen perusahaan
 Standar Sistem Manajemen K3
Internasional
• ISO 45001 OHSAS 18001: OHS MS
• AS/NZS 4804:2001: OHSMS
• ISO 22000: Food safety
• ISO 31000 : RiskManagement
• ISO 9001 : Quality
• ISO 14001 : Environment
• ISO 27001 : Security
• ISO 19011 : Audit
• ISO 37001 : Anti Bribery (ABC)
Nasional
• PP 50 SMK3, Permen SMK3, dll PERMENKES 66 / 2016
• Konstruksi, Kesehatan, Tambang, Migas, Transportasi, etc
• SNI, SKKNI, CHSE, etc
50
PDCA - SMK3
 ISO 9001; ISO 14001; ISO 45001 (Risk Based)
Konsep Sistem Manajemen yang memiliki KESAMAAN
ISO 14001, ISO 45001 ISO 9001

Quality Management System (4)

Organization
and its context Support
(4) (7)
Operation
(8)
Plan Do Customer
Requirements

Customer Planning Leadership Performance Result of the

Requirements (6) (5) Evaluation QMS
(9)

Product and
Services
Action Check
Improvement
Need and (10)
expectations
of relevant
interested
parties (4)

Organisasi ISO membuat High Level Structure

Guidance untuk penyusunan Sistem Manajemen ‘Apapun’
52
 Perkembangan Manajemen K3
1930 1990 2000 2010
1980

Safety OHS MS SMK3 SMK3

Upaya K3
Management Sistem Berbasis Berbasis
Unsafe Act
IEDIM
Manajemen K3 Risiko Budaya
Unsafe PDCA
Condition Risk Based

Henrich Frank Bird, Dan ILCI, NSC, HSE James Reason,Trevor Hollnagel/DUPONT
• Pencegahan Petersen, James Tye Ececutive.OSHA • Barrier • Resilience
Kecelakaan • Organisasi K3 Pendekatan kesisteman Management • Pendekatan
• Inspeksi • Program-2 K3 • Elemen Sistem • ISO 45000 Holistik
• Supervision • Ahli K3 • Audit Sistem • ISO 31000 • Safety Culture
• Inspeksi • BS 8800 • RBPS • Budaya K3
• Lagging • SMK3 • SMK3 PP 50 • Human Factor
• IEDIM • OHSAS 18001
• ISRS
• PSM
• API 754
 APLIKASI SAFETY
• PTW (SIKA), Contractor Safety, CSMS
• Safety equipment (safety devices, PPE)
• Machine safeguarding, Electrical safety, CSE
• LOTO, Signage, Campaign, Medsos
• Training, Coaching, Induction, Drill
• Audit, Inspection, Check / Test
• TBT, Safety Mtg
• IH, OH, Food, Ergo
• P2K3, RnR ....... Etc 54
 Safety Culture Aspect
Safety Climate Level (SCL)
Untuk mendapatkan persepsi
karyawan tentang iklim
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)

Safety Culture Maturity

Model (SCMM)
Untuk menggambarkan tingkat
kematangan budaya K3
55
PROSES PENGUKURAN BUDAYA K3
METODE PENGUKURAN
Menggunakan metode deskriptif komparatif secara cross-
sectional dengan pendekatan kuantitatif (questionare) dan
kualitatif (FGD) untuk mengetahui gambaran budaya kerja K3
pada berbagai kelompok dengan 19 Elemen

PENGAMBILAN DATA
Metode :
- Melalui penyebaran kuesioner
- Observasi / Survey Lapangan (Inspeksi & Audit)
- Depth in Interview - Focus Group Discussion
(FGD)

METODE ANALISA STATISTIK

Menggunakan statistik univariat dan bivariat (SPSS for
windows)
- Analisa Validitas dan reabilitas item kuesioner dengan
validitas konten dan analisis reabilitas dengan alpha
Cronbach
- Statistik deskriptif dan analisis uji beda dengan
menggunakan uji T dan uji F
HSSE CULTURAL LADDER : SCM & ORCD
 LEVEL
BUDAYA
SAFETY
SCML
 Reactive atau • Perlu K3 setelah terjadi kecelakaan. Pada tahap
Natural Instincts ini zero accident tidak mungkin dicapai.

• Melaksanakan K3 karena disuruh atau diawasi.

Dependent Pada tahap ini zero accident sulit dicapai.

• Melaksanakan K3 hanya untuk kepentingan diri

Independent kita sendiri. Pada tahap ini ada kesempatan zero
accident dicapai.

• Melaksanakan K3 bukan hanya utk diri sendiri, tetapi

saling mengingatkan/ memperhatikan apabila ada
Interdependent sesama pekerja ada yang lupa/lalai dalam
menerapkan budaya K3. Pada tahap ini terbuka lebar
zero accident dapat dicapai 59
 APA YANG AKAN KITA
LAKUKAN
vMencari tahu ada pada tahapan berapa
kita saat ini, kemudian mengevaluasi
kinerja K3 kita,
vMeningkatkan kesadaran diri sendiri
akan pentingnya K3,
vS e l a l u m e n g u t a m a k a n K 3 d a l a m
kegiatan se-hari 2 untuk mewujudkan zero
accident dan lingkungan kerja yang aman.
60
Apa saja BAHAYA dan RISIKO nya ?

Memahami Bahaya dan Risiko

K3
BUDAYA 5R
Pengertian
5R adalah cara/metode untuk
mengatur/mengelola/mengorganisir tempat kerja menjadi
tempat kerja yang lebih baik secara berkelanjutan.

Tujuan
Untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas tempat kerja.

Manfaat
1.Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat
kerja yang lebih efisien.
2.Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu
bersih dan luas.
3.Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas
tempat kerja yang bagus/baik.
4.Menambah penghematan karena menghilangkan
pemborosan-pemborosan di tempat kerja.
TUJUAN K3

1. Melindungi dan menjamin

keselamatan setiap tenaga
kerja dan orang lain di
tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber
produksi dapat digunakan
secara aman dan efisien.
3. M e n i n g k a t k a n
Berdasarkan Undang-Undang
kesejahteraan dan
No 1 Tahun 1970 tentang produktivitas Nasional.
Keselamatan Kerja
 Hazards Analysis / Assessment
• Hazard Identification & Risk Assessment (HIRADC =
IBPR)
• Generic Model
• Preliminary Hazards Survey (PHS)
• Job Safety (Hazards) Analysis (JSA/JHA)
• Hazards Operability Study (HAZOPS)
• Fault Tree Analysis (FTA, FMEA)
• Hazard & Effect Management Process (HEMP)
• LMRA (Last Minutes Risk Assessment)

==> RISK PROFILE, CRITICAL RISK (TOP 3 or 5)

64
( Lampiran 6, ISO 31000 tahun 2009 )
 Manajemen Risiko
Upaya pengelolaan risiko-risiko yang berdampak pada
aspek kerugian keselamatan kerja

Bertujuan utk menurunkan tingkat risiko sampai

pada batas yg dapat diterima sistem kerja.

(As Low As Reasonable Aspect - ALARP)

(As Suitable In Bussiness - ASIB)

INCIDENT PI Accident
NM LOSSES (Kerugian)

66
 Hierarchy of Controls
Elimination/Substitution
Most Requires a
Effective physical change to
the workplace

Requires worker
or employer to
do something
Requires
worker to
wear
something
Least
Effective
 ALARP = Reasonably practicable
SMART

Risk should be set against

the effort required to
remove it.
· It is not reasonably
practicable if the cost of
removal of risk is
disproportionately high
· It is reasonably practicable
if a risk can be removed at
minimal cost and effort
 ( ILCI model - Bird & German, 1985 )

Lack of Basic Immediate

Control Causes Causes Incident Loss

Inadequate
Program Personal Substandard Contact People
Factors Acts With
Inadequate Property
Standard Job Substandard Energy or Process
Factors Conditions Substance
Inadequate (Profit)
Compliance

v Heinrich, Birds & Loftus Theory :

KURANGNYA PENGAWASAN

KONDISI & TINDAKAN TAK

FAKTOR PEKERJAAN DAN

CEDERA / KERUSAKAN
INSIDEN

BIAYA
PRIBADI

AMAN

69
The Swiss Cheese Model
Incidents Pyramid

1 (*)
Fatality / Serious Fatalities and LTI´s
Personal Injuries

10 (*)
Light Personal Injuries
Accidents
30 (*)
Damage to Assets

600 (*) Near-Misses

Incidents with no Injuries / Damages
* Source: F. Bird, USA

Potential Incidents
>1000
(New Approach)
 Accident Investigation + RCA

Piper Alpha, 1988 Chernobyl, 1986 Texas City, 2005 Deepwater Horizon

Not fault person but fact finding, in order to take

control action which is prevent the accident
4M occurrence in the future.
+
1E

• RC = AP
• LFI
5 - WHY
meily 071101 72
 PROMOTIVE & PREVENTIVE
Risk Management
Tindakan perbaikan sudah terlambat  Masalah sudah terjadi
Promotion & Prevention efforts untuk mencegah masalah agar tidak terjadi

manage the effect of ucertainty ~

HoC – control create luck HOC – Control
potensi penyebab / contributing
ketidaksesuaian factors + ROOT CAUSE
sehingga masalah ketidaksesuaian, kasus
tidak terjadi sama tidak terulang
Tindakan Tindakan
Pencegahan Perbaikan
(Preventive Action) (Corrective Action)
Waktu
(Promotion)
Problem / Incident/Case
“Potensi” Problem /
Aspek Lingkungan / Dampak Lingkungan
PROMOTIVE & PREVENTIVE
Tindakan setelah kejadian
Menjadi tindakan sebelum
Management Resiko, Correction kejadian
HAZOPS, FMEA, HIRADC, IAD, IBPR
PINM -- HIPO
budgeting, marketing, research / statistik 73
BASIC Mindset ... Get to be real
 HSE = 24/7 not ON - OFF
INTERNALIZE CHRONIC UNEASE
Di jalan / Berangkat

Di Rumah,
Keluarga, dll Di Tempat Kerja /
Bekerja / Dalam
(Personal Tugas
Assets)
(Full Asuransi)

Di jalan / Pulang
How we measure this and improve:

Support the RED (no blame)

Challenge the GREEN (lucky?)

Learn/improve & share

- Hazard Reports
- HIRA / IBPR Update

Discussions around non compliant , incidents (UA + UC, NM) and HSE violation
77
 UTAMAKAN
K ESELAMATAN & K ESEHATAN K ERJA
YOU HAVE ALL ANSWER
REFERENCES :
• Google, etc....... search :
üQ-H-S-S-E-SP-SD-GRI or
üK3LH

Terima Kasih

80