Anda di halaman 1dari 8

Nama : DIONISIUS RIO LINTON

Kelas /Absen : XII MIPA 4 / 11


Hal : HISTORIO GENESIS RETRET SMA KOLESE JOHN DE BRITTO T.P. 2023/2024

Catatan:
1. File kerja ini dipakai untuk bahan melihat sejarah hidup secara lebih menyeluruh
2. File ini dikirimkan melalui drive bersama ke Pendamping Retret sebagai sarana
melihat disposisi batin para peserta retret.
3. File ini akan digunakan Pendamping Retret untuk menentukan dinamika retret.
4. File ini silakan diprint/dicetak lalu print-outnya dibawa saat retret, karena akan
dipakai sebagai bahan dasar refleksi

BAGIAN PERTAMA (Sejarah Keluarga)


1. Konteks dan Sejarah Keluarga Besar:
Berisi pengalaman atau kisah yang menceritakan background dari keluarga besar
(kakek-nenek dari keluarga ayah, ibu, atau keduanya) dengan berbagai sudut pandang,
misalnya dari perspektif suku bangsa, tradisi atau kebiasaan yang ada di keluarga besar, asal
usul dan pekerjaan kakek-nenek, kehidupan kakek-nenek dahulu, dst.
Keluarga ayah saya adalah suku Batak. Keluarga ibu saya adalah suku Jawa, dan Tionghoa.
Keluarga ayah saya sangat religius, keluarga ibu saya tidak terlalu. Kakek dari ayah (Opung
Doli) bekerja sebagai marinir, dan Nenek dari ayah saya (Opung boru) adalah ibu rumah
tangga. Kakek dari ibu saya (eyang kakung) bekerja sebagai pebisnis, nenek dari ibu saya
(eyang putri) bekerja sebagai perawat di rumah sakit. Opung doli dan Opung boru hidup
dengan keadaan sederhana, sementara eyang kakung dan eyang putri hidup dengan
sedikit belebihan.

2. Konteks dan Sejarah Keluarga Ayah:


Berisi pengalaman atau kisah yang menceritakan background dari keluarga ayah dengan
berbagai sudut pandang, misalnya dari perspektif suku bangsa, tradisi atau kebiasaan yang
ada di keluarga ayah, asal usul dan pekerjaan ayah, kehidupan ayah dahulu, saudara-saudari
ayah, dst.
Keluarga Ayah merupakan keluarga yang sederhana, dan bahagia. Ayah saya
merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, dan satu-satunya anak laki-laki dalam
keluarga intinya. Ayah dulu merantau dari SMA. Ia merantau dari Surabaya ke Jakarta
dan bersekolah di SMA Tarakanita, Jakarta Timur. Kemudian setelah lulus SMA ia
kuliah di Bandung di Institut Teknologi Bandung (ITB’92) , jurusan Teknik Sipil.
Kemudian ia merintis karirnya semenjak saat dia lulus. Dia bekerja di perusahaan
swasta bernama PT Precon dan mulai mendapatkan pengalaman di dunia konstruksi.
Setelah ia menjadi sepuh di dunia konstruksi ia melamar di perusahaan swasta dan
menjabat sebagai Direktur, dan setelah itu ia lepas dari perusahaan tersebut dan
bekerja freelance.

3. Konteks dan Sejarah Keluarga Ibu:


Berisi pengalaman atau kisah yang menceritakan background dari keluarga ibu dengan
berbagai sudut pandang, misalnya dari perspektif suku bangsa, tradisi atau kebiasaan yang
ada di keluarga ibu, asal usul dan pekerjaan ibu, kehidupan ibu dahulu, saudara-saudari ibu,
dst.
Ibu berasal dari keluarga yang lumayan berkecukupan. Ia anak ke-6 dari 6 bersaudara, jadi
ibu saya adalah anak bungsu di keluarganya. Ia bersekolah SMA di SMAN 1 Klaten. Setelah
lulus dari SMAN 1 Klaten ibu saya kuliah di Bandung di Universitas Padjadjaran (UNPAD
92). Ia mengambil jurusan science (MIPA) dan setelah lulus ia mengambil sertifikat
mengajar dan menjadi guru di Bandung di SMA Santa Angela. Setelah menjadi guru di
SMA Angela, ia nikah bersama ayah saya, dan mulai pindah domisili ke Tangerang Selatan.
Oleh karena domisilinya pindah ia bekerja di SMA Santa Laurensia. Setelah beberapa tahun
mengajar di sana. Ia mengambil S2 di Universitas Indonesia (UI) jurusan biomedik dan
menjadi dosen di Universitas Tarumanegara (UNTAR). Saat menjadi dosen di Universitas
Tarumanegara, ia bekerja sebagai dosen part time di salah satu universitas di Tangerang
Selatan. Kemudian ia melamar sebagai dosen kedokteran di Universitas Pertahanan RI
(UNHAN) di sentul, dan dia melepas pekerjaan part-time dan resign dari UNTAR dan mulai
bekerja di UNHAN.

4. Konteks dan Sejarah Keluarga Inti:


Berisi pengalaman atau kisah yang menceritakan pengalaman dinamikaku hidup dalam
keluarga bersama ayah, ibu, dan saudara-saudari kandung/adopsi dengan berbagai sudut
pandang, misalnya dari perspektif suku bangsa, tradisi atau kebiasaan yang ada di keluarga,
situasi keluarga dahulu, relasiku dengan ayah/ibu, relasi dengan saudara-saudari, dst.
Aku lahir pada 23 September 2006. Aku adalah anak ke-3 dari tiga bersaudara. Aku lahir di
keluarga batak-jawa, dan dari perspektif batak aku harus benar benar mengalah kepada
orang yang lebih tua kepadaku terlepas dari kebenaran di suatu masalah. Tradisi yang ada
di keluarga aku adalah makan bareng setiap minggu. Terkadang aku bersama keluarga
intiku makan bareng di meja makan rumah atau di luar. Dari makan bersama itu kita
sharing satu sama lain. Sharingnya berkaitan dengan pengalaman-pengalaman sampai
bahas politik serta suku dan agama. Relasiku dengan ayah itu cukup unik karena ayahku
merupakan orang yang sibuk tetapi ia selalu meluangkan waktu khusus untuk aku, entah
mengapa.. mungkin aku adalah anak kesayangannya(?). Relasiku dengan ibu cukup erat
karena ibuku sering di rumah dan aku sering berbincang dengannya. Relasiku yang
terdekat adalah dengan kakak kedua (Mindo) karena aku merasa seumuran dengannya
dan kami sering main bersama, baik di game online, maupun bermain bersama
teman-teman lainnya. Relasiku dengan Kakak pertama cukup baik, meskipun aku sering
berantem dengannya, tetapi aku selalu menghormati dan menyayanginya.

Masa Kecil s.d TK


1. Pengalamanku yang mengesan bersama keluarga inti atau orang tua di rumah semasa aku
masih kecil hingga aku bersekolah di Taman Kanak-kanak (TK):
Pengalaman pertama: makan bareng bersama papa, mama, dan kakak-kakak.

Pengalaman kedua: diajarkan membaca dan berbicara yang lancar oleh orangtua

Makna kedua pengalaman bersama keluarga bagi hidupku: menumbuhkan social skill
dan pengertian terhadap orang lain serta menumbuhkan language skill yang
mendalam.

2. Pengalamanku yang mengesan bersama keluarga besar semasa aku masih kecil hingga aku
bersekolah di Taman Kanak-kanak (TK):
Pengalaman: tidak banyak pengalaman yang aku ingat, tetapi pengalaman bersama
sama pergi ke Jogja tiap tahun pada kala itu merupakan yang membekas di dalam
memori ku.

Makna pengalaman bersama keluarga besar bagi hidupku:

Makna kebersamaan, makna kekeluargaan.

3. Pengalamanku yang mengesan bersama teman-teman sepermainan di rumah semasa aku


masih kecil hingga aku bersekolah di Taman Kanak-kanak (TK):
Pengalaman pertama:

Waktu kecil aku sering bermain bersama teman-teman sepermainan di rumah karena
mereka seumuran denganku. Aku sering bermain bola di depan rumah sehingga
terlatih skill bola aku.

Pengalaman kedua:

Aku sering bersepeda keluar bersama kakak, dan teman-teman sepermainanku di


rumah.

Makna kedua pengalaman bersama teman-teman bagi hidupku:

Makna kedua pengalaman tersebut bersama teman-teman bagi hidupku adalah


melatih social skill.

4. Refleksi singkat yang merangkum pengalamanku di masa kecil hingga pendidikan Taman
Kanak-kanak.
Pada masa TK aku suka bermain bersama teman-teman dan banyak sekali
minat-minat yang tumbuh dari situ, seperti bermain bola, bermain piano, bermain
sepeda, dan sebagainya. Untuk pengalamannya secara detail saya tidak ingat, karena
begitu banyaknya pengalaman tentang bermain.

Masa SD
1. Pengalamanku yang mengesan bersama keluarga inti atau orang tua di rumah semasa aku
bersekolah di Sekolah Dasar (SD):
Pengalaman pertama:

Pergi ke pulau seribu bersama sama.

Pengalaman kedua:

Bermain PS bersama kakak

Makna kedua pengalaman bersama keluarga bagi hidupku:

Menumbuhkan rasa pentingnya sebuah kesatuan keluarga terhadap diriku, dan


menumbuhkan minat aku dalam bermain game.

2. Pengalamanku yang mengesan bersama keluarga besar semasa aku masih kecil hingga aku
bersekolah di Sekolah Dasar (SD):
Pengalaman:

Pergi berburu bareng-bareng

Makna pengalaman bersama keluarga besar bagi hidupku:

menumbuhkan fokus, dan kebersamaan di dalam diriku.

3. Pengalamanku yang mengesan bersama teman-teman semasa aku bersekolah di Sekolah


Dasar (SD):
Pengalaman pertama:

Menang kompetisi futsal bersama teman-teman

Pengalaman kedua:

Bepergian bersama teman-teman ke mall

Makna kedua pengalaman bersama teman-teman bagi hidupku:


Menumbuhkan mentalitas olahraga, dan sporitivitas dalam diriku, serta
meningkatkan social skill

4. Refleksi singkat yang merangkum pengalamanku di masa Sekolah Dasar.

Aku merupakan anak yang bersinar pada waktu SD, aku berprestasi, dan termasuk ke
dalam siswa yang pintar secara akademis. Aku bisa mengolah diriku menjadi anak
yang ideal di mata teman-temanku, karena social skill-ku yang cukup memukau, dan
kemampuan public speaking ku juga.

Masa SMP
1. Pengalamanku yang mengesan bersama keluarga inti atau orang tua di rumah semasa aku
bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP):
Pengalaman pertama: Pergi bersama ke Bali

Pengalaman kedua: Pergi bersama ke Surabaya

Makna kedua pengalaman bersama keluarga bagi hidupku:

Makna kedua pengalaman bersama keluarga bagi hidupku adalah kepekaan,


kebersamaan. Jika ada kebersamaan maka tanpa gadget pun sudah cukup buatku.

2. Pengalamanku yang mengesan bersama keluarga besar semasa aku bersekolah di Sekolah
Menengah Pertama (SMP):
Pengalaman:

pergi ke Jogja saat idul fitri.

Makna pengalaman bersama keluarga besar bagi hidupku: makna kebersamaan

3. Pengalamanku yang mengesan bersama teman-teman semasa aku bersekolah di Sekolah


Menengah Pertama (SMP):
Pengalaman pertama:
Menjadi paskibra

Pengalaman kedua:

LKTD pengurus OSIS, serta bergabung ke kepengurusan OSIS

Makna kedua pengalaman bersama teman-teman bagi hidupku:

Maknanya adalah meningkatkan social skill, mindset kebersamaan dalam penyelesaian


masalah

4. Refleksi singkat yang merangkum pengalamanku di masa Sekolah Menengah Pertama


(SMP).

Pada masa SMP itulah masa-masa keemasan diriku, karena aku mendapatkan banyak
sekali pengalaman bahagia bersama teman-teman dan keluarga. Aku menjadi
pengurus OSIS, siswa yang terkenal di kalangan teman-teman, menjadi paskibra,
menjadi tim inti futsal SMP, dan sebagainya. Dengan begitu aku social skill, sikap
solidaritas, dan penyelesaian masalah aku mulai tumbuh.

Masa SMA (De Britto)


1. Pengalamanku yang mengesan bersama keluarga inti atau orang tua di rumah hingga saat
ini aku bersekolah di SMA Kolese John De Britto:
Pengalaman pertama:

Merayakan natal 2021 pada masa pandemi di rumah

Pengalaman kedua:

Menghadapi pandemi bersama keluarga

Makna kedua pengalaman bersama keluarga bagi hidupku:

Makna kebersamaan bisa mengalahkan segala masalah karena semua akan terasa
lebih mudah jika kita saling ada untuk satu sama lain.

2. Pengalamanku yang mengesan bersama keluarga besar hingga saat ini aku bersekolah di
SMA Kolese John De Britto:
Pengalaman:-

pernikahan sepupu
Makna pengalaman bersama keluarga besar bagi hidupku:-

Pernikahan sepupuku bermakna bahwa kita semua sudah beranjak dewasa dan
meninggalkan masa kekanak-kanakan.

3. Pengalamanku yang mengesan bersama teman-teman hingga saat ini aku bersekolah di
SMA Kolese John De Britto:
Pengalaman pertama:

Holiday bersama teman-teman kos

Pengalaman kedua:

Dibangunkan pada saat saat terakhir

Makna kedua pengalaman bersama teman-teman bagi hidupku:

Pengalaman holiday bermakna bahwa pengganti keluargaku di tempat rantau ini


adalah teman-teman. Biasanya aku menghabiskan waktu libur bersama keluarga
tetapi karena jauh jaraknya, aku hanya bisa menghabiskan bersama teman-temanku.
Tetapi seiring berjalannya waktu penghabisan waktu bersama teman-teman
merupakan hal yang tidak sia-sia, karena dengan begitu aku mendapatkan
pengalaman: mandiri (jauh dari keluarga), solidaritas, menumbuhkan sikap peduli
terhadap teman-teman yang membutuhkan, kemudian makna dari dibangunkan pada
saat-saat terakhir adalah: bahwa pada akhirnya yang akan membantu diriku
menghadapi masalah hanyalah teman-temanku (jika tidak bersama keluarga), karena
aku dibangunkan sebelum sekolah atau dengan kata lain teman-temanku membantu
aku untuk hidup disiplin dan mandiri.

4. Refleksi singkat yang merangkum pengalamanku hingga saat ini aku bersekolah di SMA
Kolese John De Britto:

Aku, Dionisius Rio Linton, sangat bangga ketika aku diterima di SMA Kolese De Britto
ini. Aku sangat-sangat bisa membuktikan kepada keluargaku bahwa aku bukanlah
orang yang remeh. Namun, ada hal yang terus menghantui aku ketika masuk di SMA
ini adalah “Kenapa aku masuknya IPA? padahal, aku inginnya IPS”. Untuk
menghilangkan perasaan yang menghantui itu serta mencari “pengganti” keluarga aku
secara nyata di tempat perantauan ini adalah bergaul bersama teman-temanku. Aku
mendapatkan banyak pengalaman bersama dan dari teman-temanku. Banyak masalah
yang terselesaikan karena adanya mereka, tetapi banyak juga masalah yang timbul
karena mereka. Namun, dengan begitu aku juga mendapatkan pengalaman dalam
menyelesaikan masalah yang ditimbulkan. Lama aku bergaul bersama teman-teman
sampai-lah di kelas 12. Perasaan yang muncul waktu awal masuk di sekolah ini, timbul
lagi. “Kenapa aku masuknya IPA? padahal aku inginnya IPS”. Aku menjadi bingung
untuk memilih jurusan karena minatku sebagian besar berasal dari Ilmu Sosial,
sementara yang aku pelajari adalah ilmu yang sifatnya science. Dengan masuk IPA juga
aku tidak mendapatkan nilai yang bagus karena bukan minatku, Namun, dengan
begitu, aku percaya bahwa semua ini adalah bagian dari masterplan-Nya karena aku
percaya bahwa semua yang telah aku lakukan akan bermanfaat bagi diriku dan bagi
sesama, serta demi kemuliaan nama-Nya yang lebih besar.

AMDG

KESIMPULAN
Refleksi keseluruhan dari perjalanan hidup yang merangkum pengalamanku dari masa kecil hingga
saat ini:
● bagaimana saya memaknai hidup sebagai anugerah Tuhan, kesempatan untuk
mengembangkan diri, termasuk menerima kerapuhan dan kelemahan diri?
● bagaimana saya merefleksikan perjumpaan dengan orang-orang di sekitarku selama ini?
● Di manakah saya sungguh merasakan kehadiran dan campur tangan Tuhan dalam hidupku?

Aku memaknai hidup sebagai anugerah tuhan untuk mengembangkan diri, termasuk
menerima kerapuhan dan kelemahan diri dengan bersosial bersama dengan orang
lain. Dari situ, aku bisa mengetahui kerapuhan diriku, dan kelemahan diriku,
berdasarkan penilaian yang orang lain berikan, meskipun terkadang penilaiannya
lebih sering diberikan tidak secara langsung. Aku merefleksikan perjumpaan dengan
orang-orang disekitarku selama ini dengan menceritakan pengalaman pengalaman
bahagia. Namun, banyak juga pengalaman yang tidak bahagia yang tidak aku ceritakan
disini. Aku merefleksikannya dengan “bengong” di kamar dan me-rewind semua yang
telah terjadi dalam periode waktu tertentu. Aku merasakan kehadiran dan campur
tangan Tuhan dalam hidupku ketika aku keterima di SMA ini. Aku benar benar tidak
ada persiapan pada tahap seleksi satu, dua, dan tiga, tetapi aku berhasil lolos ketiga
tahap tersebut. Oleh karena itu, aku percaya bahwa semua ini ada makna dan artinya
masing-masing, karena Tuhan telah menyiapkan rencana yang berarti bagi dunia
untuk diriku. Aku merasakanNya meskipun Ia tidak bisa dirasakan, aku melihatNya
meskipun Ia tidak kelihatan, aku percaya padaNya meskipun tidak ada bukti yang
konkrit untuk membuktikan kehadiranNya. Pengalaman-pengalaman misterius juga
sering terjadi dalam keseharianku, entah itu berasal dari campur tanganNya atau
tidak, aku tidak tahu. Namun, semua itu aku percaya berasal dariNya dan akan
berdampak positif bagi diriku, maupun pengalaman-pengalamannya juga tidak
bahagia semua. Jadi, semua ini aku haturkan ke dalam kehadiratNya yang kuasa, demi
diriku, sesama, dan kemuliaan namaNya yang lebih besar lagi.

AMDG

Anda mungkin juga menyukai