Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“LAPORAN KEUANGAN ENTITAS SYARI’AH”

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga keuangan syariah saat ini mengalami peningkatan


eksistensi, khususnya di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh proses dan
pelayanan lembaga syariah dinilai lebih efisien dan menguntungkan selain
itu juga ditunjang oleh mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim.
Meskipun mengalami peningkatan, tidak dipungkiri oleh adanya hambatan
atau kendala, salah satunya adalah kurang dikenalnya lembaga syariah
karena masyarakat telah terbiasa menggunakan lembaga konvensional.
Selain itu lembaga keuangan syariah juga masih harus dikembangkan baik
dari segi sistem maupun pelayanannya yang sesuai dengan kaidah islami
supaya mampu menyaingi lembaga keuangan konvensional. Berkaitan
dengan sistem lembaga keuangan, tentunya dibutuhkan laporan keuangan
untuk menunjang keberlangsungan lembaga keuangan tersebut. Laporan
keuangan lembaga keuangan syariah dengan konvensional tentunya
memiliki perbedaan yang cukup signifikan dan perlu kita pelajari selaku
mahasiswa/i muslim.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi laporan keuangan?
2. Apa definisi laporan keuangan syariah?
3. Apa saja karakteristik kualitatif laporan keuangan syariah?
4. Apa saja unsur-unsur laporan keuangan syariah?
5. Apa tujuan pelaporan keuangan?
C. Tujuan
1. Untuk memahami definisi laporan keuangan.
2. Untuk memahami definisi laporan keuangan syariah.
3. Untuk mengetahui karakteristik laporan keuangan syariah.

2
4. Untuk mengetahuiunsur-unsur yang terdapat dalam laporan
keuangan syariah
5. Untuk mengetahui tujuan dari laporan keuangan syariah.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi. Sedangkan definisi


akuntansi adalah merupakan suatu proses yang meliputi:

1). Pencatatan,

2). Penggolongan,

3). Peringkasan,

4). Pelaporan, dan

5). Penganalisisan data keuangan dari suatu organisasi.

Kegiatan pencatatan dan penggolongan adalah proses yang dilakukan


secara rutin dan berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan.
Sedangkan kegiatan pelaporan dan penganalisisan biasanya hanya dilakukan
pada waktu tertentu.

Kegiatan pencatatan dan penggolongan yang bersifat rutin dapat dilakukan


dengan tulis tangan seperti yang dijumpai pada perusahaan-perusahaan kecil,
dan ada pula yang dikerjakan dengan mesin-mesin otomatis seperti kita
jumpai pada perusahaan-perusahaan besar. Perkembangan teknologi yang
pesat akhir-akhir ini menunjukkan bahwa penggunaan mesin-mesin
pembukuan dan komputer untuk mengolah data akuntansi semakin banyak
digunakan baik dalam perusahaan besar maupun menengah.1

B. Definisi Laporan Keuangan Syariah

1
Al Haryono Jusup, Dasar-Dasar Akuntansi Jilid I Edisi ke-6,(Yoyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN, 2001), hlm. 11

4
Laporan Keuangan syariah adalah adalah cara mengolah suatu informasi
keuangan berdasarkan syariah aturan dan hukum islam agar menghasilkan
suatu laporan yang memberi manfaat. System akuntansi berbasis syariah ini
muncul akibat rasa kurangnya suatu system akuntansi yang berdasarkan
kepada nilai-nilai islam oleh kaum muslimin.

Perbedaan laporan keuangan syariah dan laporan keuangan konvesional


secara umum adalah laporan keuangan syariah laporan yang tidak
mengandung unsur ribawi dan mengikuti kaidah-kaidah syari’at sedangkan
laporan keuangan konvesional adalah laporan keuangan yang mengandung
unsur ribawi dan liberal.

Laporan keuangan yang lengkap meliputi laporan keuangan atas kegiatan


komersial dan atau sosial. Laporan keuangan kegiatan komersial meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan sedangkan laporan keuangan atas kegiatan sosial meliputi
laporan sumber dan penggunaan dana zakat, dan laporan sumber dan
penggunaan dana kebajikan.2

C. KarakteristikKualitatifLaporanKeuangan
1. Dapatdipahami
Kualitaspentinginformasi yang ditampungdalamlaporankeuangan
adalahkemudahannyauntuksegeradapatdipahamiolehpemakai.Untukmaks
udini, pemakaidiasumsikanmemilikipengetahuan yang
memadaitentangaktivitasekonomidanbisnis, akuntansi,
sertakemauanuntukmempelajariinformasidenganketekunan yang
wajar.Namundemikian,
informasikompleksyaangseharusnyadimasukkandalamlaporankeuanganti

2
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah (KDPPLK), 27 Juni 2007. Hlm. 2

5
dakdapatdikeluarkanhanyaatasdasarpertimbanganbahwainformasitersebut
terlalusulituntukdapatdipahamiolehpemakaitertentu.
2. Relevan
Agar bermanfaat,
informasiharusrelevanuntukmemenuhikebutuhanpemakaidalam proses
pengambilankeputusan.
Informasimemilikikualitasrelevankalaudapatmempengaruhikeputusaneko
nomipemakaidenganmembantumerekamengevaluasiperistiwamasalalu,
masakiniataumasadepan,sertamenegaskanataumengoreksihasilevaluasime
reka di masalalu. Relevanberartijugaharusbergunauntukperamalan
(predictive) danpenegasan (confirmatory) atastransaksi yang
berkaitansatusama lain.
3. Keandalan
Andal, diartikansebagaibebasdaripengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dandapardiandalkansebagaipenyajian yang jujur
(faithful representation) dari yang seharusnyadisajikanatau yang
diharapkandapatdisajikan.
Agar dapatdiandalkanmakainformasiharusmemenuhihalsebagaiberikut:
a. Menggambarkan dengan jujur transaksi (penyajian jujur) serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
dapat diharapkan untuk disajikan. Misalnya,
neracaharusmenggambarkandenganjujurtransaksisertaperistiwalainn
yadalambentukaset, kewajiban, danasyirkahtemporer,
sertaekuitasentitassyariahpadatanggalpelaporan.
b. Dicatatdandisajikansesuaidengansubstansidanrealitasekonomi yang
sesuaidenganprinsipsyariahdanbukanhanyabentukhukumnya.
c. Harusdiarahkanuntukkebutuhanumumpemakaidanbukanpihaktertent
usaja (netral).
d. Didasarkanataspertimbangan yang
sehatdalamhalmenghadapiketidakpastianperistiwadankeadaantertent

6
u. Pertimbanganinimengandungunsurkehati-
hatianpadasaatmelakukanperkiraanataskepastiantersebut.
e. Lengkapdalambatasanmaterialitasdanbiaya.
Kesengajaanuntuktidakmengungkapkanakanberakibatinformasimenj
aditidakbenarsehinggamenjaditidakdapatdiandalkandantidaksempurn
a.
4. Dapatdibandingkan
Pamakaiharusdapatmembandingkanlaporankeuanganentitassyariah agar
periodeuntukmengidentifikasikankecenderungan (trend)
posisidankinerjakeuangan.Pemakaijugaharusdapatmembandingkanlapora
nkeuangan agar entitassyariahuntukmengevaluasiposisikeuangan,
kinerjasertaperubahanposisikeuangansecararelatif.Olehkarenaitu,
pembandinganberupapengukurandanpenyajiandampakkeuangandaritrans
aksidanperistiwa lain yang
serupaharusdilakukansertakonsistenuntukentitassyariah yang berbeda,
maupunentitas lain.
Agar dapat dibandingkan, informasi tentang kebijakan akuntansi
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan
kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut juga harus diungkapkan
termasuk ketaatan atas standart akuntansi yang berlaku.
Bilapemakaiinginmembandingkanposisikeuangan,
kinerjasertaperubahanposisikeuanganantarperiode,
makaentitassyariahperlumenyajikaninformasiperiodesebelumnyadalamla
porankeuangan3

D. Unsur-unsur Laporan Keuangan Entitas Syariah

Penyajian laporan akuntansi entitas syariah telah diatur dalam Pedoman


Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntasi Perbankan

3
Rashwansyarifah.makalahpenyajianlaporankeuangan.http://rashwansyarifah.blogspot.com/201
3/04/makalah-penyajian-laporan-keuangan.html,diaksespadatanggal3september 2018

7
Syariah Indonesia (PAPSI). Laporan keuangan bank syariah yang terlengkap
terdiri komponen-komponen berikut:

1. Neraca

Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam neraca laporan keuangan


syariah adalah sebagai berikut:

a. Aktiva, adalah sumber daya dalam bentuk harta benda atau hak
yang dikuasai oleh perusahaan. Aktiva terbagi menjadi dua yaitu
aktiva lancar (current asset) dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar
adalah aktiva yang mempunyai masa manfaatkurang dari satu
tahun, diantaranya adalah kas (cash), surat berharga (marketable
securities), deposito jangka pendek, piutang usaha (account
resevaible), sediaan (inventory) dan pendapatan yang masih harus
diterima (accruals recevaible).4

Sedangkan aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai masa


manfaat lebih dari satu tahun, diantaranya adalah aktiva tetap (fixed
asset), investasi jangka panjang (invesment) dan aktiva tidak
berwujud (intangible asset).

b. Kewajiban, adalah hutang perusahaan masa kini yang tibul dari


peristiwa masa lalu dan harus di selesaikan di masa datang.
Kewajiban terbagi menjadi dua yaitu kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek adalah
hutang-hutang yang harus di selesaikan dalam kurun waktu kurang
dari satu tahun, diantaranya adalah hutang usaha, hutang wesel,
hutang bunga, hutang pajak dan uang muka penjualan. Sedangkan
kewajiban jangka panjang adalah hutang-hutang yang dapat
dilunasi dalan kurun waktu lebih dari satu tahun, diantaranya
adalah hutang obligasi dan hutang hipotik.

4
Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini, Akuntansi Keuangan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm.
247.

8
c. Investasi tidak terikat, adalah dana yang diterima oleh bank dengan
kriteria sebagai berikut:
a) Bank mempunyai hak untuk menggunakan dan
menginvestasikan dana, termasuk hak untuk mencapur dana
yang dimaksud dengan dana lain.
b) Keuntungan dibagikan sesuai dengan nisbah yang
disepakati.
c) Bank tidak memiliki kewajiban secara mutlak untuk
mengembalikan dana tersebut jika mengalami kerugian.
d. Ekuitas, adalah hak residu (nilai sisa) dari aktiva perusahaan
dikurangi kewajiban, diantaranya yaitu modal disetor, tambahan
modal disetor dan saldo laba (rugi).

2. Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi entitas syariah disajikan sedemikian rupa yang


menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi
penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos
berikut: pendapatan usaha, bagi hasil untuk pemilik dana, beban usaha,
laba atau rugi usaha, pendapatan dan beban nonusaha, laba atau rugi dari
aktivitas normal, beban pajak; dan laba atau rugi bersih untuk periode
berjalan. Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan dalam laporan laba
rugi apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja
keuangan entitas syariah secara wajar.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis dalam kas dan


setara kas yang diklasifikasikan atas aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan selama satu periode. Penyajian laporan arus kas disajikan
sesuai dengan PSAK 2 mengenai Laporan Arus Kas dan PSAK 31

9
mengenai Akuntansi keuangan. Adapun manfaat dari arus kas itu sendiri
adalah:

a. Untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna


untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih entitas, struktur
keuangan (likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan
mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah.
b. Untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan
setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan
model untuk menilai.
c. Untuk membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan
(future cash flows) dari berbagai entitas dan meningkatkan daya
banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas.

4. Laporan Perubahan Ekuitas

Entitas syariah harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai


komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan:

a) Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.


b) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian
beserta jumlahnya yang berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan terkait diakui secara langsung dalam ekuitas.
c) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan
perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait.
d) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.
e) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya.
f) Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal
saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang
mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.

10
5. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat

Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana


investasi terikatdan sejenisnya yang dikelola oleh bank sebagai manajer
investasi berdasarkan akad mudharabah muqayyadah atau sebagai agen
investasi. Investasi terikat bukan merupakan merupakan aktiva maupun
kewajiban bank karena bank tidak mempunyai hak untuk menggunakan
atau mengeluarkan investasi tersebut serta bank tidak memiliki
kewajiban untuk mengembalikan atau menangggung resiko investasi.

6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak dan Shadaqah

Zakat merupakan harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki untuk


diserahkan kepada mustahiq. Pembayaranya menjadi wajib jika nisbah
(haul)nya terpenuhi dan hartanya memenuhi kriteria wajib zakat. Sumber
dana zakat, infaq dan shadaqah pada bank syariah berasal dari zakat bank
syariah, zakat dari pihak luar bank syariah, infaq dan shadaqah baik dari
dalam maupun dari luar bank syariah.

7. Laporan Sumber dan Penggunaan dana Qardul Hasan

Sumber dana qardul hasan berasal dari bank atau luar bank. Komponen
utama laporan keuangan qardul hasan ada lima item yaitu:

a. Sumber dana qardul hasan dari penerima yaitu infaq, shadaqah,


dan denda,
b. Penggunaan dana qardul hasan yaitu pinjaman dan sumbangan,
c. Kenaikan dan penurunan sumber dana qardul hasan,
d. Saldo awal penggunaan dana qardul hasan,
e. Saldo akhir penggunaan dana qardul hasan.
E. Tujuan pelaporan keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi, menyangkut


posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah

11
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi, Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan dari suatu entitas syariah.
Tujuanlaporankeuanganuntuktujuanumumadalahmemberikaninformasitentan
gposisikeuangan, kinerjadanaruskasentitassyariah yang
bermanfaatbagisebagianbesarkalanganpenggunalaporandalamrangkamembuat
keputusan-keputusanekonomisertamenunjukkanpertanggungjawaban
(stewardship) manajemenataspenggunaansumber-sumberdaya yang
dipercayakankepadamereka.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Laporan keuangan adalahLaporan keuangan adalah hasil dari proses
akuntansi. Kegiatan pencatatan dan penggolongan adalah proses yang
dilakukan secara rutin dan berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi
keuangan. Sedangkan kegiatan pelaporan dan penganalisisan biasanya
hanya dilakukan pada waktu tertentu.
2. Laporan keuangan syariah adalahLaporan Keuangan syariah adalah
adalah cara mengolah suatu informasi keuangan berdasarkan syariah
aturan dan hukum islam agar menghasilkan suatu laporan yang
memberi manfaat.
3. Karakteristik kualitatif laporan keuangan syariah meliputi:
Dapatdipahami,relevan, keandalandan dapatdibandingkan.
4. Unsur-unsur yang terdapat didalam laporan keuangan entitas syariah
meliputineraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan
perubahan ekuitas.
5. Tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi,
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi.

13
Daftarpustaka

Ely Suhayati, Sri Dewi Anggadini. 2009. Akuntansi Keuangan.


Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLK).

Jusup,Al Haryono.2001.dasar-dasar akuntansi.Yoyakarta:Sekolah Tinggi


Ilmu Ekonomi YKPN.

Skousen,k freud dkk.2001.Akuntansi Keuagnan: Konsep dan


Aplikasi.Jakarta: Salemba Empat

14

Anda mungkin juga menyukai