Tugas Ringkasan Bab X - Xiii (Iftah Mawaddah)
Tugas Ringkasan Bab X - Xiii (Iftah Mawaddah)
1. Pengantar
Laporan yang dihasilkan bertumpu pada informasi keuangan. Informasi ini
dimaksudkan untuk kepentingan investor. Namun pada kenyataannya investor tidak cukup
hanya menerima laporan keuangan yang dihasilkan proses akuntansi. Pada akhir dari proses
akuntansi konvensional adalah laporan keuangan yang umumnya terdiri dari:
a. Neraca
b. Laba Rugi
c. Arus Kas
Sedangkan dalam berbagai penelitian menunjukkan bahwa laporan lainnya juga
dibutuhkan bahkan semakin lama semakin merasa perlunya informasi lain yang tidak hanya
berbentuk informasi keuangan (kuantitatif) tetapi juga informasi non-keuangan baik kuantitatif
maupun kualitatif.
2. Informasi
Pengelompokan jenis informasi sebagai berikut:
a. Informasi Kualitatif
b. Informasi Kuantitatif yang terdiri dari informasi akuntansi dan non-akuntansi.
Jika kita gambarkan informasi ini dalam bentuk bundaran akan terlihat sebagai berikut:
Informasi Akuntansi
Selama ini informasi yang disajikan akuntansi terbatas pada informasi keuangan
melalui laporan keuangan; neraca, laba rugi, dan arus kas. Kenyataannya informasi ini
semakin tidak cukup bahkan informasi akuntansi semakin kehilangan peranannya
dalam proses pengambilan keputusan. Selama ini nilai perusahaan hanya digambarkan
oleh informasi akuntansi sebanyak 15% - 25% sedangkan selebihnya berasal dari
sumber lain seperti informasi di pasar, rumors, dan lain sebagainya.
5. Penutup
Akuntansi adalah sistem informasi yang memiliki peranan yang sangat penting
dalam manajemen bisnis dalam upayanya melakukan ibadah mencari rezeki di alam
bumi Allah ini. Karena islam adalah sistem nilai yang kaffah maka seyogyanya laporan
yang dikeluarkan bukan saja jujur, benar, tetapi juga harus mampu mempengaruhi
perilaku pembaca, pelaksana, suppliernya, dan semua pihak yang terkait sehingga lebih
meneggakkan syariah dalam dunia dan lembaga dimaksud.
BAB XI
LAPORAN NERACA DAN LAPORAN ARUS KAS
1. Pengantar
Laporan Neraca sebagai bentuk informasi tetantang kekayaan yang sudah dikumpul
atau dimiliki suatu entitas syariah. Dalam konsep syariah ada beberapa perbedaan, isi dari
laporan Neraca antara Akuntansi Kapitalis dan Akuntansi Syariah.
2. Pengertian
Pada hakikatnya neraca adalah daftar kekayaan atau entitas yang dilaporkan. Neraca
adalah terminal dari proses pengumpulan atau akumulasi kekayaan yang dilakukan perusahaan
atau entitas lainnya. Informasi ini penting bagi kita untuk mengetahui sejauh mana perjalanan
kita, berapa nikmat Allah yang sudah diberikan kepada kita, berapa kewajiban zakat, dan hak
orang lain dalam kekayaan kita dan informasi penting lainnya.
3. Neraca Kapitalis vs Islam
Dalam islam ditekankan bahwa kekayaan bukan hak milik mutlak kita.
Kekayaan adalah milik mutlak allah kita hanya diberikan hak pakai yang aturan
penggunaannya ditentukan syariat islam. Ini berarti sebagai muslim kita harus meyakini
dan mematuhi penggunaan kekayaan yang ditentukan Allah:
a. Kekayaan harus diperoleh dari cara-cara halal sesuai fikih muamalat misalnya tidak
boleh berasal dari riba, judi, spekulasi, kezaliman, transaksi barang haram, dan
praktik kezaliman dan kemaksiatan lainnya
b. Kekayaan harus digunakan sesuai dengan aturan yang ditentukan Alllah tidak boleh
melanggarnya
c. Kekayaan dalam islam tidak hanya dibenarkan ditimbun harus mengalir dan tidak
boleh bersifat kikir atau terlalu mencintainya
d. Kekayaan memiliki kewajiban zakat, infak anjuran shadaqah dan wakaf
e. Kekayaan tidak boleh hanya beredar dikalangan segelintir orang kaya saja
f. Didalam kekayaan ada hak orang miskin
g. Kekayaan memiliki fungsi sosisal
h. Kekayaan tidak boleh diboros boroskan atau dipakai secara semebrono apalagi
dihancurkan tanpa alasan yang diterima akal sehat
i. Kekayaan tidak boleh dianggap kekal selama lamanya
Dalam ideologi kapitalis kekayaan itu adalah mutlak milik individu, sehingga
neracanya tidak perlu memikrkan hak hak orang lain.
6. Penutup
Dengan berbagai uraian di atas, dimana hak orang miskin dicantumkan dalam
seksion Ekuitas diharapkan pengelola bisnis dapat menyadari fungsi sosial dan fungsi
ibadah dari kekayaan. Karena Neraca adalah informasi yang juga bisa berperan untuk
merubah prilaku manusia.
BAB XII
LAPORAN PELAKSANAAN SYARIAH
1. Pengantar
Dalam entitas syariah memang kewajiban untuk memiliki dewan pengawas
syariah (DPS) dewan ini dibantu staf auditor dan staf lainnya yang menjamin
terlaksananya pelaksanaan syariah baik dalam produk maupun dalam operasional dan
kegiatan perusahaan. Karena ini merupakan tanggungjawabnya sendiri.
2. Dewan Pengawas Syariah
Dewan pengawas syariah adalah organisasi yang memiliki kewajiban formal
yang sangat mulia dan riskan karena dewan ini diberikan tanggung jawab untuk
menjamin agar syariah di semua aspek perusahaan baik produk, sistem, kegiatan,
pelaksanaan transaksi, kepemimpinan, kebijakan dan manajemen SDM dan semua
aspek yang ada di dalam perusahaan dipatuhi diterapkan secara kosekuen dan
konsisten.
3. Bentuk dan Kegunaan
Laporan ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Ada dua objek kegiatan yaitu
kegiatan yang tidak melibatkan uang dan kegiatan yang sama sekali tidak melibatkan
uang.
a. Laporan kegiatan syariah
Laporan ini mencoba menjelaskan kepada pembaca apa kegiatan- kegiatan yang dinilai
masih belum sesuai dengan aturan syariah dan mana yang belum sempurna.
b. Laporan pelaksanaan transaksi keuangan
Kegunaan dari laporan ini adalah untuk upaya mengarahkan semua transaksi dan
kegiatan menuju pelaksanaan syariah secata murni dan konsekuen sehingga lahir
keridhoan ilahi sehingga entitas dan manusia yang tarkait didalamnya dapat
melepaskan diri dari pelanggaran syariah sehingga tujuan falah dunia akhirat dapat di
capai.
4. Isi Laporan
Laporan ini bisa berisi berbagai macam informasi tentang pelaksanaan syariah
misalnya dibagi dalam beberapa kelompok sebagai berikut:
a. Aspek awal pendirian perusahaan
b. Aspek operasioanal dan internal
c. Aspek eksternal
5. Indeks Pelaksanaan Syariah
Untuk pelaksaan syariah yang lebih murni dan cepat, salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah mengeluarkan pedoman pelaksanaa syariah dalam perusahaan,
melakukan pengukuran indeks secara objektif dan melakukan penilaian secara periodik,
dan memberikan pengumuman bahkan reward kepada perusahaan yang memiliki
indeks tertinggi dalam pelaksanaan syariah.
6. Penutup
Indeks pelaksanaan syariah ini masih merupakan ide mentah yang memerlukan
proses pematangan dalam tataran kebijakan. Ini dimaksudkan untuk mendorong entitas
perusahaan menerapkan syariah disemua bidang secara murni dan konsekuen. Untuk
maksud itu maka diperlukan standart operasional dan prosedur syariah sebagai dasar
mengukur kegiatan-kegiatan mana yang sesuai dengan syariah dan mana yang tidak
sesuai syariah. Yang tidak kalah pentingnya adalah lembaga yang melakukannya.
Lembaga ini harus independen dan dipimpin oleh mereka yang memiliki integritas
tinggi, komitmen syariah, dan amanah.
BAB XIII
LAPORAN NILAI TAMBAH DAN LAPORAN LABA RUGI
1. Pengantar
Laporan akuntansi syariah terdiri dari 3 jenis,
a. laporan pengamalan syariah
b. laporan komitmen sosial
c. laporan keuangan.
Karena laporan laba rugi menurut pendapat kami diarahkan hanya untuk kepentingan
pemegang saham maka laporan ini tidak sejalan dengan nilai islam yang lebih
mengutamakan kepentingan sosial, penerapan keadilan dan menempatkan semua pihak
stakeholder dalam posisi yang sama-sama berkepentingan maka laporan yang lebih
tepat adalah laporan nilai tambah.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi dimaksudkan untuk menjelaskan berapa besar kenaikan
kekayaan yang diperoleh organisasi, lembaga atau perusahaan pada periode tertentu.
3. Laporan Nilai Tambah
Salah satu jenis laporan keuangan yang kami usulkan sebagai bagian dari
laporan akuntansi syariah adalah Laporan Nilai Tambah atau Value Added Reporting.
Laporan ini masih berupa wacana dalam teori akuntansi dan belum ada negara yang
mewajibkannya sebagai pengganti laporan laba rugi.
Beberapa kegunaan dan kesesuaiannya dengan syariah dari Laporan Nilai
Tambah ini dapat disebut sebagai berikut:
a. Konsep ini dinilai lebih objektif dan adil sehingga dianggap sebagai informasi yang
absah sebagai dasar perhitungan reward dan penghargaan atas kinerja.
b. Pertambahan nilai kotor merupakan informasi yang sangat berguna untuk
mengetahui angka reinvestasi (laba ditahan dan penyusutan).
c. Laporan ini dianggap dapat menjembatani kepentingan akuntansi dan ekonomi
dengan mengungkapkan jumlah kekayaan dalam pengukuran pendapatan nilai
tambah sosial/nasional.
d. Pertambahan nilai bersih bisa menjadi dasar distribusi kekayaan bukan
pertambahan nilai kotor:
1. Pertambahan nilai bersih sangat cocok menjadi dasar perhitungan bonus
produktivitas tenaga kerja dengan memberikan penyisihan pada
perubahan modal.
2. Dengan mengurangkan biaya penyusutan akan menghindari double
counting yang bisa terjadi jika ada pertukaran aktiva antara dua
perusahaan.
3. Pertambahan nilai bersih sangat menguntungkan bagi konsep laba
untuk semua. Ini akan mendorong spirit team atau sense of belonging
dalam perusahaan. Masing-masing pihak mengetahui kontribusinya
dalam proses peningkatan kekayaan/produktivitas/kinerja perusahaan.
4. Mestinya remunerasi karyawan tidak hanya berasal dari gaji, tetapi juga
kenaikan kekayaan, ini konsep baru dalam dunia bisnis modern.
Informasi untuk kepentingan ini di-supply oleh Laporan Nilai Tambah.
5. Dapat menjadi media peramalan yang baik bagi peristiwa ekonomi dan
sosial yang dapat mempengaruhi kesehatan perusahaan.
6. Sangat cocok untuk ekonom dalam perhitungan pendapatan nasional.