Anda di halaman 1dari 5

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

HALAMAN 211

Juli 2023; 29(3): 211-215


P-ISSN 0854-4263 e-ISSN 2477-4685
Tersedia di www.indonesianjournalofclinicalpathology.org

Korelasi sTfR, Hemoglobin, Serum Iron, dan eGFR pada Pasien PGK
Pradialisis RSUP Sanglah

I Nyoman Wande, Dewa Ayu Putu Rasmika Dewi, Ni Ketut Puspa Sari
nyoman_wande@unud.ac.id

ABSTRAK

Pasien CKD biasanya mengalami peradangan kronis dan gangguan sistem antioksidan, yang memburuk seiring dengan derajat
kerusakan ginjal. Anemia merupakan salah satu komplikasi utama pada pasien PGK pra dialisis. Pemeriksaan status besi yang umum
dilakukan saat ini seperti parameter besi serum, feritin, dan saturasi transferin masih dipengaruhi oleh proses inflamasi. Sebagai
alternatif untuk menilai status zat besi, reseptor transferin terlarut (sTfR) tidak terpengaruh oleh penyakit kronis atau peradangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi sTfR, hemoglobin, besi serum, dan estimasi laju filtrasi glomerulus (eGFR) pada
pasien PGK pra dialisis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2022 di Klinik Rawat Jalan Nefrologi dan
Laboratorium Patologi Klinik RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain studi
cross-sectional. Subyek penelitian yang terlibat adalah 61 pasien PGK pra dialisis yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian terdiri dari 54,1% laki-laki dan 45,9% perempuan. Hasil uji korelasi Spearman
menunjukkan adanya korelasi negatif signifikan lemah antara kadar sTfR dan besi serum pada pasien PGK pra dialisis (r = -0.264;
p=0.040), namun tidak ada korelasi signifikan dengan hemoglobin (r = -0.116; p= 0,372) dan eGFR ((r = 0,134; p=0,302). Penelitian ini
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan yang menunjukkan bahwa peningkatan kadar sTfR serum akan mempengaruhi
penurunan zat besi serum, sehingga dapat dianggap sebagai penanda pengelolaan zat besi. anemia defisiensi pada CKD.

Kata kunci:Anemia, CKD, pra-dialisis, sTfR

PERKENALAN penurunan usia eritrosit, peradangan, infeksi,


hiperparatiroidisme, penghambat uremik, dan
3,4
Penyakit Ginjal Kronis (CKD) adalah suatu kondisi yang defisit nutrisi.
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara bertahap. Pemeriksaan baku emas untuk diagnosis defisiensi
Penyakit ginjal kronis telah menjadi masalah kesehatan besi adalah pewarnaan besi sumsum tulang dengan
masyarakat global dengan prevalensi yang semakin pewarnaan Prussian Blue, namun pemeriksaan ini
meningkat dan angka kematian yang tinggi. Pada tahun bersifat invasif dan sulit dilakukan.5,6Parameter yang
1
2020 terdapat sekitar 10% penduduk dunia yang menderita umum digunakan untuk mengidentifikasi defisiensi besi
CKD. Prevalensi penderita CKD di Indonesia berdasarkan adalah kadar besi serum, Total Iron Binding capacity
data riset kesehatan dasar tahun 2018 sebesar 0,38% atau (TIBC), feritin, dan saturasi transferin. Kadar zat besi
sekitar 713.783 penduduk Indonesia menderita CKD. Di serum diketahui berfluktuasi menurut siklus diurnal dan
Pulau Bali sendiri, prevalensi penderita PGK lebih tinggi dapat berubah secara akut seiring dengan konsumsi zat
dibandingkan rata-rata nasional yaitu 0,44% atau sekitar besi. Pada kondisi inflamasi, kadar zat besi serum dapat
2
12.092 jiwa. menurun dengan cepat akibat penyerapan zat besi pada
Anemia merupakan salah satu komplikasi utama makrofag. Ferritin serum merupakan reaktan fase akut
pada pasien CKD pra-dialisis. Anemia pada CKD dan dipengaruhi oleh kondisi inflamasi, sehingga nilai
berhubungan dengan penurunan kualitas hidup, feritin harus diinterpretasikan dengan hati-hati pada
7,8
gangguan aktivitas, gangguan kognitif, peningkatan pasien CKD.
risiko penyakit kardiovaskular, dilatasi atau hipertrofi Pasien dengan CKD biasanya mengalami
ventrikel kiri, aritmia, iskemia miokard, dan kematian. peradangan kronis dan gangguan sistem antioksidan,
Penyebab utama anemia pada CKD adalah yang memburuk seiring dengan derajat kerusakan
penurunan produksi eritropoietin yang seringkali ginjal. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan
diperburuk dengan kondisi defisiensi besi. Selain itu produksi sitokin proinflamasi seperti Interleukin-1
anemia pada CKD juga dapat disebabkan oleh a (IL-1), IL-6, dan Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α).

Korelasi sTfR, Hemoglobin, Serum Iron, dan eGFR-Wande, dkk.


Jurnal Patologi Klinik dan Laboratorium Medis Indonesia, 2023 29 Juli (3) : 211 - 215 HALAMAN 212

Pemeriksaan status besi yang umum dilakukan saat korelasi kadar sTfR, hemoglobin, besi serum, dan
ini, seperti parameter besi serum, feritin, dan saturasi eGFR menggunakan uji korelasi Spearman dengan
transferin masih dipengaruhi oleh proses inflamasi. tingkat kemaknaan p<0,05.
Sebagai alternatif pengujian status zat besi, sTfR
diketahui tidak terpengaruh oleh penyakit kronis atau HASIL DAN DISKUSI
peradangan, dan hasilnya dapat dibandingkan
dengan tes sumsum tulang.
8,9
Penelitian ini melibatkan 61 pasien rawat jalan
sTfR dikenal sebagai parameter diagnostik baru PGK pra dialisis di Klinik Rawat Jalan Nefrologi dan
untuk menilai adanya kondisi defisiensi besi. Reseptor Laboratorium Patologi Klinik RSUP Sanglah yang
transferin (TfR) adalah protein transmembran dengan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
dua komponen identik yang masing-masing dapat Karakteristik pasien PGK pra dialisis yang menjadi
mengikat dua molekul transferin. Fragmen segmen subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Pada
reseptor transferin yang dikeluarkan dari permukaan penelitian ini, jumlah pasien laki-laki lebih banyak
sel berbentuk kerucut, molekul ini larut dalam serum dibandingkan jumlah pasien perempuan, yaitu
dan dapat diukur sebagai sTfR. sTfR diketahui masing-masing sebesar 54,1% dan 45,9%. Usia
memiliki nilai yang sebanding dengan TfR dalam rata-rata pasien adalah 62,02±9,74 tahun.
jaringan.
10
Sebanyak 19 (31,1%) pasien CKD pra dialisis pada
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penelitian ini memiliki riwayat terapi
hubungan sTfR, hemoglobin, besi serum, dan eGFR Erythropoiesis-Stimulator Agent (ESA) dan 42
pada pasien PGK pra dialisis di RSUP Sanglah. (68,9%) pasien tidak memiliki riwayat terapi ESA.
Tabel 1.Karakteristik subjek penelitian
Variabel Frekuensi (%) Berarti±SD
METODE
Usia (tahun) 62,02±9,74
Penelitian ini merupakan penelitian Jenis kelamin

observasional analitik dengan desain studi cross- Pria 33 (54.1)


Perempuan 28 (45.9)
sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Februari sampai dengan Juni 2022 di Klinik Rawat terapi ESA
Jalan Nefrologi dan Laboratorium Patologi Klinik Ya 19 (31.1)
42 (68.9)
RSUP Sanglah Denpasar dengan jumlah subjek
TIDAK

penelitian 61 pasien PGK pra dialisis yang


Hasil laboratorium pasien CKD pra dialisis yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Komite Etik
menjadi subjek penelitian ditunjukkan pada Tabel 2.
RSUP Sanglah mengesahkan penelitian ini dengan
Hasil hitung darah lengkap menunjukkan median
nomor surat: 1988/UN14.2.2.VII.14/LT/2022.
hemoglobin, hematokrit, dan trombosit (PLT) adalah
Reseptor transferin terlarut dianalisis
10,9 (5,50-12,90) g/dL, 33,9 (17,1-41,4) )%, dan 263
menggunakan ELISA Kit Human Soluble Transferrin
(116-623) x10³/μL, masing-masing. Rerata sel darah
Receptor 1 Bioassay Technology Laboratory (BT LAB).
merah (RBC), Mean Corpuscular Volume (MCV), Mean
Pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan dengan
Corpuscular Hemoglobin (MCH), Mean Corpuscular
metode sodium lauryl sulfate bebas sianida
Hemoglobin Concentration (MCHC), dan White Blood
menggunakan hematology analyser Sysmex XN3000.
Zat besi serum dan kreatinin serum diukur Cell (WBC), adalah 3,64±4,89x 106/μL), 89,07±7,53 fL,
menggunakan Abbott Alinity C. 28,80±2,69 pg, 32,32±1,08 g/dL, dan
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien 7,55±1,97 10³/μL, masing-masing.

yang didiagnosis menderita penyakit ginjal kronik oleh Hasil pemeriksaan penyakit liver menunjukkan
dokter bagian penyakit dalam yang belum menjalani cuci rerata Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase
darah rutin dan berusia >18 tahun. Kriteria eksklusi (SGOT) sebesar 18,74±7,03 U/L dan median Serum
adalah riwayat penyakit hati, penyakit menular, Pyruvic Oxaloacetic Transaminase (SGPT) sebesar 13,1
keganasan, perdarahan, polisitemia vera, talasemia, (5,0-48,0). Hasil pemeriksaan fungsi ginjal
transfusi darah dalam waktu 3 bulan, terapi zat besi menunjukkan median Blood Urea Nitrogen (BUN),
dalam waktu 3 bulan, dan penolakan untuk kreatinin serum, dan eGFR adalah 38 (7,9-109,5) mg/
berpartisipasi setelah informed consent. dL, 2,8 (1,03-11,26) mg/dL, dan 19,85 (4,42-57,46) mL/
Analisis data menggunakan software SPSS versi menit/1,73m2, masing-masing. Rerata zat besi serum
24.0. Analisis statistik dilakukan dengan uji adalah 62,67±25,57 g/dL. Median sTfR adalah 9,17
normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov. Analisis (6,04-101,73) µg/mL.

Korelasi sTfR, Hemoglobin, Serum Iron, dan eGFR-Wande, dkk.


Jurnal Patologi Klinik dan Laboratorium Medis Indonesia, 2023 29 Juli (3) : 211 - 215 HALAMAN 213

Meja 2.Hasil laboratorium subjek penelitian


Variabel Berarti±SD Median (minimum-maksimum)
Hemoglobin (g/dL) 10.9 (5.50-12.90)
Hematokrit (%) 33.9 (17.1-41.4)
RBC (106/μaku) 3,64±4,89
MCV (fL) 89,07±7,53
KIA (hal) 28,80±2,69
MCHC(g/dL) 32,32±1,08
WBC (10³/μL) 7,55±1,97
PLT (10³/μL) 263 (116-623)
SGOT (U/L) 18,74±7,03
SGPT (U/L) 13.1 (5.0-48.0)
BUN (mg/dL) 38 (7.9-109.5)
Kreatinin serum (mg/dL) 2.8 (1.03-11.26)
eGFR (mL/menit/1,73 m2) 19.85 (4.42-57.46)
Besi serum (µg/dL) 62,67±25,57
sTfR (µg/mL) 9.17 (6.04-101.73)

Berdasarkan analisis data menggunakan uji Tabel 3.Hasil uji korelasi spearman antara
korelasi Spearman dapat dinyatakan bahwa kadar sTfR dengan hemoglobin, zat besi serum,
terdapat korelasi negatif lemah yang signifikan dan eGFR pada pasien CKD pra-dialisis
secara statistik (p=0,040) (r = -0,264) antara sTfR
sTfR
dengan kadar besi serum pada pasien PGK pra Variabel
dialisis. Uji korelasi Spearman antara sTfR dan
R nilai p
hemoglobin menunjukkan tidak ada korelasi yang Hemoglobin - 0,116 0,372
bermakna (r = -0.116; p=0.372). Hasil korelasi besi serum - 0,264 0,040*
menunjukkan tidak ada korelasi yang signifikan eGFR 0,134 0,302
antara sTfR dan eGFR (r =0.134; p=0.302). Hasil uji * = signifikan secara statistik

korelasi disajikan pada Tabel 3.


Plot sebar korelasi antara sTfR dan besi serum
ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1.Korelasi plot sebar sTfR dan zat besi serum

Korelasi sTfR, Hemoglobin, Serum Iron, dan eGFR-Wande, dkk.


Jurnal Patologi Klinik dan Laboratorium Medis Indonesia, 2023 29 Juli (3) : 211 - 215 HALAMAN 214

Uji korelasi Spearman antara sTfR dengan mungkin mencerminkan aktivitas eritropoietik. Pada pasien
hemoglobin pada penelitian ini menunjukkan tidak CKD, peningkatan kadar sTfR mungkin merupakan respons
17
terdapat korelasi yang signifikan (r = -0.116; p=0.372). pertama yang terdeteksi setelah terapi ESA.
Hasil berbeda diperoleh pada penelitian yang dilakukan Uji korelasi Spearman antara sTfR dan eGFR pada
Majeeddkk., yang mendapatkan korelasi negatif penelitian ini juga menunjukkan tidak terdapat korelasi
signifikan antara sTfR dengan kadar hemoglobin pada yang signifikan (r = 0.134; p=0.302). Penelitian lain yang
pasien PGK hemodialisis (r = -0,422; p<0,001). Perbedaan membahas korelasi kedua variabel ini masih sangat
hasil tersebut kemungkinan disebabkan oleh perbedaan jarang. Kadar sTfR merupakan penanda kekurangan zat
populasi penelitian yang terlibat, penelitian ini besi yang baik karena tidak dipengaruhi oleh
melibatkan populasi pasien CKD pra dialisis, sedangkan peradangan pada penderita anemia atau penyakit kronis
penelitian Majeeddkk.melibatkan populasi pasien CKD seperti CKD. Hingga saat ini belum ada mekanisme
11
hemodialisis. potensial yang dapat menjelaskan hubungan antara
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sharba status zat besi dan eGFR secara jelas. Faktor kunci yang
dkkDiketahui terdapat perbedaan yang signifikan antara diduga berhubungan dengan status zat besi dan eGFR
18
rerata kadar hemoglobin pasien CKD pra dialisis yaitu adalah peradangan dan stres oksidatif.
11,97±1,53 g/dL dengan pasien CKD hemodialisis yaitu Penelitian ini masih memiliki keterbatasan yaitu tidak
11,24±1,65 g/dL dengan nilai p = 0,019.12Merupakan mengecualikan pasien yang mendapat terapi ESA sehingga

anemia yang sangat umum terjadi akibat kehilangan dapat mempengaruhi status zat besi dan hemoglobin pada

darah yang tertinggal di alat hemodialisis pada pasien populasi penelitian.


13
CKD hemodialisis.
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji KESIMPULAN DAN SARAN
korelasi Spearman pada penelitian ini dinyatakan bahwa
Penelitian ini menemukan adanya korelasi lemah yang signifikan
terdapat hubungan yang signifikan antara kadar sTfR
yang menunjukkan bahwa peningkatan kadar sTfR serum dapat
dengan zat besi serum pada pasien PGK pra dialisis
menyebabkan penurunan zat besi serum sehingga perlu
dengan korelasi negatif lemah (r= -0,264) dan secara
dipertimbangkan sebagai penanda penatalaksanaan anemia
statistik signifikan (p=0,040). Hasil penelitian ini sesuai
defisiensi besi pada CKD. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kandarinidkk.,
mengecualikan pasien yang menerima terapi ESA untuk
yang juga menemukan adanya korelasi negatif yang
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
signifikan antara sTfR dengan kadar besi serum pada
pasien CKD hemodialisis (r = -0.242; p=0.031). Hal ini
REFERENSI
menunjukkan bahwa peningkatan kadar sTfR
14
berhubungan dengan penurunan zat besi serum.
1. Bikbov B, Purcell CA, Levey AS, Smith M, Abdoli A,dkk.
Hasil serupa juga diperoleh pada penelitian yang
Beban penyakit ginjal kronis global, regional, dan
dilakukan oleh Guptadkk.yang juga menemukan adanya nasional, 1990-2017: Analisis sistematis untuk studi
korelasi negatif yang signifikan antara sTfR dengan beban penyakit global 2017. The Lancet, 2020; 1-25.
kadar besi serum pada pasien CKD hemodialisis (r =
-0,445; p<0,01). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil U t
kadar sTfR mungkin mencerminkan kondisi kekurangan tama Resiko s da s. 2018. Tersedia dari : https://
zat besi.
15 kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d
41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf
Penelitian lain yang menganalisis perbedaan
(diakses 15 Juli 2022).
kadar sTfR pada pasien anemia defisiensi besi dan
3. Fishbane S, Spinowitz B. Update anemia pada ESRD
pasien anemia penyakit kronis menunjukkan dan CKD Tahap Awal: Kurikulum Inti 2018. Am K
perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok Kidney Dis, 2018; 71(3): 423-435.
(p<0,001). Rerata kadar sTfR pada kelompok 4. Gluba-Brzozka A, Franczyk B, Olszewski R, Rysz J.
penderita anemia defisiensi besi adalah 14,5±5,15 Pengaruh inflamasi terhadap anemia pada pasien
g/mL, sedangkan pada kelompok penderita CKD. Jurnal Internasional Ilmu Molekuler, 2020;
anemia penyakit kronis adalah 1,04±0,72 g/mL. 21(3): 725.
5. Beverborg NG, Klip, IT, Meijers WC, Voors AA, Vegter EL,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sTfR dapat
dkk. Definisi defisiensi besi berdasarkan gold standard
digunakan untuk membedakan anemia defisiensi
16
pewarnaan besi sumsum tulang pada pasien gagal
besi dan anemia penyakit kronis. jantung. Sirkulasi: Gagal Jantung, 2018; 11(2): 1-11.
Kadar sTfR sebanding dengan jumlah TfR yang 6. Batchelor EK, Kapitsinou P, Pergola PE, Kovesdy CP,
diekspresikan oleh sel dan kadarnya meningkat ketika terjadi Jalal DI. Defisiensi zat besi pada penyakit ginjal
peningkatan kebutuhan zat besi seluler, sehingga sTfR kronis: Pembaruan patofisiologi, diagnosis, dan

Korelasi sTfR, Hemoglobin, Serum Iron, dan eGFR-Wande, dkk.


Jurnal Patologi Klinik dan Laboratorium Medis Indonesia, 2023 29 Juli (3) : 211 - 215 HALAMAN 215

perlakuan. Jurnal Perkumpulan Nefrologi Amerika, anemia pada pasien Irak dengan CKD. Peridoico Tche
2020; 456-468. Quimica, 2020; 18(37): 135-148.
7. Gafter-Gvili A, Schechter A, Rozen-Zvi B. Anemia 13. Portoles J, Martín L, Broseta JJ. Anemia pada penyakit ginjal
Defisiensi Besi pada penyakit ginjal kronis. Acta kronis: Dari patofisiologi dan pengobatan saat ini hingga
Hematologica, 2019; 44-50. agen di masa depan. Kedokteran Depan, 2021; 1-14.
8. Kuragano T, Joki N, Hase H, Kitamura K, Murata T,dkk. Saturasi 14. Kandarini Y, Mahadita GW, Herawati S, Lestari AAW,
transferin yang rendah (TSAT) dan kadar feritin yang tinggi Suega K, Widiana IGR. Reseptor transferin terlarut
merupakan prediktor signifikan terhadap penyakit dan rasio reseptor transferin terlarut/log feritin
serebrovaskular dan kardiovaskular serta kematian pada pasien berkorelasi dengan status zat besi pada pasien
hemodialisis pemeliharaan. PLoS Satu, 2020; 15(9): 1-12. hemodialisis rutin. Jurnal Biomedis Indonesia, 2021;
9. Rapa SF, Di Iorio BR, Campiglia P, Heidland A, 13(2); 201-207.
Marzocco S. Peradangan dan stres oksidatif pada 15. Gupta DK, Choudhary RK, Sharma M, Saluja S, Gupta
penyakit ginjal kronis-peran terapi potensial dari B, dkk. Peran reseptor transferin terlarut dan indeks
mineral, vitamin, dan metabolit yang berasal dari reseptor transferin terlarut dalam mendiagnosis
tumbuhan. Jurnal Internasional Ilmu Molekuler, anemia defisiensi besi pada pasien penyakit ginjal
2019; 21(1): 1-26. kronis. Astrosit, 2016; 3(3): 125-131.
10. Ratnaningsih T, Sukirto NW, Wahyuningsih A. Soluble 16. Mehdi SR, Farhana, Zaidi N, Rizvi I. Kajian indeks feritin-
Transferrin Receptor (sTfR) mengidentifikasi Iron log reseptor transferin terlarut dalam membedakan
Deficiency Anemia (IDA) pada pasien tuberkulosis paru. anemia defisiensi besi, anemia penyakit kronis, dan
Acta Med Indones - Indones J Magang Med, 2020; 52(4): anemia gabungan. Jurnal Internasional Penelitian Medis
334-343. Kontemporer, 2017; 4(12): 1-5.
11. Majeed A, Hameed A, Aftab I, Anees M, Mohsin S, 17. Venkatesan M, Saxena S, Kumar A. Evaluasi status zat
Hussain S. Tingkat Larut Serum Transferrin Receptor besi pada pasien penyakit ginjal kronis - sebuah studi
(sTfR) pada pasien hemodialisis. Annalskemu, 2016; untuk menilai indikator terbaik termasuk uji reseptor
22(4): 290-295. transferin serum. J Nephrol India, 2019; 29(4): 248-253.
12. Sha r ba I R , A l jabe ry HA , A l -Khakan i MF . Errythroferrone 18. Zhu Y, Liu X, Li N, Cui L, Zhang X,dkk. Hubungan antara status zat
sebagai biomarker baru yang terkait dengan besi dan risiko penyakit ginjal kronis pada orang dewasa di
Tiongkok. Kedokteran Depan, 2020; 1-9.

Korelasi sTfR, Hemoglobin, Serum Iron, dan eGFR-Wande, dkk.

Anda mungkin juga menyukai