Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI PEMBELAJARAN:

PENGEMBANGAN TABEL SPESIFIKASI (KISI-KISI) DAN BUTIR SOAL

Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Nurjanah, M.Si.

Makalah
Mata Kuliah Pengembangan Evaluasi Pembelajaran PAI
pada Program Studi Pendidikan Islam Pascasarjana (S2)

Oleh:
1. Hasbi Habibi
(NPM. 2211000961)
2. Ruhiat
(NPM. 2211000962)

PROGRAM PASCASARJANA
INSITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
(IAID)
CIAMIS JAWA BARAT

2024 M/ 1445 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala berkat dan limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pengembangan Tabel Spesifikasi (Kisi-Kisi Soal) dan Butir Soal.”
Penulisan makalah ini adalah salah satu tugas Matakuliah Pengembangan
Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Dalam Penulisan makalah
ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknik penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis belum maksimal.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada Dosen Pengampu Matakuliah Pengembangan Evaluasi
Pembelajaran PAI, Dr. Hj. Nurjanah, M.Si. yang telah memberikan banyak
pencerahan tentang dunia pendidikan Islam, khususnya kajian evaluasi pembelajaran.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi bahan kajian
dalam dunia pendidikan dan memberikan manfaat bagi pembaca. Amîn Yâ Robbal
‘Alamîn.

Ciamis, 13 Januari 2024

Penulis
Hasbi Habibi & Ruhiat

i
EVALUASI PEMBELAJARAN:
PENGEMBANGAN TABEL SPESIFIKASI (KISI-KISI) DAN BUTIR SOAL

Oleh:
Hasbi Habibi & Ruhiat

A. Pendahuluan
Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru pastinya akan memberikan sebuah
evaluasi atau penilaian diri kepada setiap peserta didiknya. Dalam pemberian
evaluasi, guru dapat melakukan proses penilaian dengan berbagai cara. Salah satu
bentuk evaluasi yang sering dilakukan oleh seorang pendidik/guru yaitu dengan
memberikan soal dalam bentuk ulangan/tes. Dengan melakukan tes, seorang guru
dapat mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang telah
dipelajari.
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta
didik, baik hasil belajar kognitif, apektif dan psikomotorik berkenaan dengan
penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Tes
hasil belajar merupakan salah satu jenis tes yang digunakan untuk mengukur
perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik, setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran (Sudijono, 2011:65).
Terdapat beberapa jenis ulangan/tes yang dapat diberikan kepada peserta didik
di sekolah, di antaranya ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir
semester. Bagi guru yang akan memberikan evaluasi dalam bentuk ulangan, maka
sudah tentu guru telah menyiapkan soal-soal yang akan diberikan kepada masing-
masing peserta didik untuk dijadikan alat ukur keberhasilan peserta didik selama
proses belajar mengajar.
Berbicara mengenai ulangan/tes, maka guru harus membuat kisi-kisi soal yang
dibuat terlebih dahulu sebelum guru menyajikan soal yang sudah dipatenkan. Kisi-
kisi soal ini akan membantu guru dalam menganalisa tingkat kemampuan peserta
didik dan tingkat kesulitan soal yang akan diberikan, sehingga kisi-kisi soal dapat
menjadi sebuah pedoman bagi guru dalam menyajikan soal ulangan/tes.
Dalam sebuah proses pembelajaran peserta didik dituntut untuk mengerti
terhadap materi yang disampaikan oleh seorang pendidik. Oleh sebab itu, pendidik
harus memiliki tabel spesifikasi (kisi-kisi) yang dapat membantu dalam mengadakan

5
penilaian terhadap peserta didiknya supaya lebih profesional dalam menyusun
sebuah tes. Dalam tabel spesifikasi ini, salah satu sisinya memuat uraian isi yang
tercakup dalam perencanaan tes dan sisi yang lain memuat komponen perilaku yang
ditunjukkan oleh tingkat kompetensi. Bila tingkat kompetensi atau komponen
perilaku yang telah diungkap telah ditetapkan, kedua aspek perencanaan tersebut
kemudian dimuat ke dalam tabel spesifikasi.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul untuk
dijadikan rumusan masalah sebagai berikut:
1) Apa pengertian tabel spesifikasi (kisi-kisi)?
2) Bagaimana fungsi tabel spesifikasi (kisi-kisi)?
3) Bagaimana langkah-langkah pengembangan penyusunan tabel spesifikasi?

C. Pembahasan
Secara umum tes diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengukur
pengetahuan atau penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat isi dan materi
tertentu. Menurut Sudjana (2013:52), tes adalah alat atau prosedur yang
dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes dapat juga diartikan
sebagai alat pengukur yang mempunyai standar objektif, sehingga dapat
dipergunakan secara meluas, serta betul-betul dapat digunakan untuk mengukur dan
membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu peserta didik.
Pada proses pembelajaran, salah satu kegiatan yang penting adalah melakukan
evaluasi (penilaian), karena dengan melakukan penilaian, seorang pendidik/guru
dapat mengetahui kemampuan peserta didik dalam menguasai materi yang telah
dipelajari.
Dalam penyusunan tes terkadang guru mengalami kesulitan, karena dalam
pembuatan soal tersebut diperlukan berbagai pertimbangan agar soal yang dibuat
mempunyai proporsionalitas yang bagus dalam hal tingkat kesukaran butir, daya
pembeda butir, sebaran jawaban yang benar, serta berfungsinya distraktor dengan
baik. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk memudahkan guru dalam penyusunan
tes, diperlukan pembuatan tabel spesifikasi dan kisi-kisi.

6
1. Pengertian dan Fungsi Tabel Spesifikasi (Kisi-Kisi) Tes
Tabel spesifikasi memiliki fungsi penting dalam proses penilaian, oleh sebab itu
guru harus mampu membuat tabel spesifikasi dan memiliki tindak lanjut setelah
selesainya pembuatan tabel spesifikasi tersebut. Pada pembahasan ini mengkaji
tentang pengertian tabel spesifikasi dan kisi-kisi tes, cara menyusun tabel spesifikasi
dengan mempertimbangkan bobot setiap indikator capaian pembelajaran, cara
menyusun kisi-kisi dengan mengacu pada tabel spesifikasi tes, serta mengkaji cara
menulis soal yang baik.
Kisi-kisi tes adalah suatu format atau matriks yang memuat kriteria tentang
soal-soal yang diperlukan atau yang hendak disusun. Kisi-kisi juga dapat
diartikan test blue-print atau table of specification. Menurut Arikunto (2012:185),
kisi-kisi merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan. Wujudnya
adalah sebuah tabel yang memuat tentang perperincian materi dan tingkah laku
beserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak diisi dengan
bilangan yang menunjukkan jumlah soal.
Dalam hal ini, tabel spesifikasi merupakan sebuah tabel analisis yang di
dalamnya dimuat rincian materi tes dan tingkah laku beserta proporsi yang
dikehendaki oleh pendidik/guru, yang pada tiap sel dari tabel tersebut diisi dengan
angka-angka yang menunjukkan banyaknya butir soal yang akan dikeluarkan dalam
tes hasil belajar bentuk objektif maupun non-objektif.
Tabel spesifikasi mempunyai kolom dan baris, sehingga tampak hubungan
antara materi dengan aspek yang tergambar dalam indikator (capaian pembelajaran).
Pada tabel spesifikasi juga memuat tentang informasi yang berhubungan dengan
butir-butir soal tes yang akan disusun oleh pendidik/guru.
Pada taksonomi tujuan pembelajaran, ada tiga domain (ranah) yang akan dicapai
yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena seharusnya sebelum
menyusun alat evaluasi guru perlu membuat tabel spesifikasi sesuai dengan ranah
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tabel spesifikasi dibuat untuk menjaga agar
alat penilaian (tes maupun non tes) yang disusun tidak menyimpang dari tujuan
(capaian) pembelajaran yang telah dirumuskan.
Langkah-langkah pengembangan tabel spesifikasi dapat dirancang sebagai
sebagai berikut:

7
1) Mengacu pada materi pelajaran sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan;
2) Menginventarisasi semua tujuan (kemampuan akhir) pembelajaran pada setiap
pertemuan pada lingkup yang dievaluasi;
3) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran pada ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik;
4) Indikator soal harus jelas dan dapat dibuat soalnya dengan bentuk soal yang
telah ditetapkan;
5) Membuat tabel spesifikasi untuk ketiga ranah tersebut, secara sendiri-sendiri
maupun secara terintegrasi.
Untuk menentukan persentase setiap jenjang diperoleh dari analisis capaian
pembelajaran dari pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir. Sedangkan untuk
menentukan persentase dari setiap pertemuan diperoleh analisis terhadap bobot
materi (bahan kajian) setiap pertemuan tersebut dibandingkan dengan totalnya.
Dalam hal membuat tabel spesifikasi pada ranah kognitif yang meliputi C1, C2,
C3, C4, C5, dan C6, pertama kali harus menjumlah dulu semua sub capaian akhir
pembelajaran, misalnya ada 30 sub capaian akhir pembelajaran. Selanjutnya dihitung
berapa banyak C1, C2 sampai C6. Misal C1= 3; C2= 5; C3= 8; C4= 9; C5= 3; dan
C6= 2. Dengan demikian dapat dihitung sebagai berikut:
C1 = (3/30) x 100% = 10%
C2 = (5/30) x 100% = 16,7%
C3 = (8/30) x 100% = 26,7%
C4 = (9/30) x 100% = 30%
C5 = (2/30) x 100% = 6,6%
Jumlah = 100%
Demikian pula untuk mengisi tabel spesifikasi pada ranah afektif maupun ranah
psikomotorik. Setelah ketiga tabel tersebut terisi, kita dapat menentukan bobot dari
setiap ranah berdasarkan analisis dan justifikasi dari guru mata pelajaran tersebut.
Misalnya diperoleh:
Ranah kognitif = 50%
Ranah psikomotorik = 30%
Ranah afektif = 20%

8
Misalnya, materi tes diambilkan dari buku mata pelajaran, mulai dari Bab I
sampai dengan Bab V, yang setelah penelusuran ternyata memiliki perbandingan
persentase sebagai berikut:
* Bab I = 10%
* Bab II = 20%
* Bab III = 25%
* Bab IV = 30%
* Bab V = 15%
Selanjutnya aspek psikologis, dalam hal ini taraf kompetensi yang ingin
diungkap adalah aspek ingatan, pemahaman, dan aplikasi dengan persentase sebagai
berikut:
* Aspek ingatan = 50%
* Aspek pemahaman = 30%
* Aspek aplikasi = 20%
Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang disebutkan di atas, maka dalam rangka
menyusun butir-butir soal tes objektif itu ditempuh langkah-langkah atau prosedur
kerja. Langkah pertama, menyiapkan tabel spesifikasinya, sebagaimana dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

Taraf Kompetensi
Total
Materi Tes Hafalan Pemahaman Aplikasi
(100%)
(50%) (30%) (20%)
Bab I = 10% 3 2 1 6
Bab II = 20% 6 4 2 12
Bab III = 25% 8 4 3 15
Bab IV = 30% 9 5 4 18
Bab V = 15% 4 3 2 9
Total = 100% 30 18 12 60 Soal

Proses pembuatan tabel spesifikasi di atas adalah sebagai berikut:


a) Jumlah butir soal yang akan dikeluarkan dalam tes adalah 60 butir
b) Persentase banyaknya butir soal dilihat dari segi isi mata pelajaran yang akan
diujikan:

9
1) Bab I = 10% x 60 = 6 butir soal
2) Bab II = 20% x 60 = 12 butir soal
3) Bab III = 25% x 60 = 15 butir soal
4) Bab IV = 30% x 60 = 18 butir soal
5) Bab V = 15% x 60 = 9 butir soal
Total = 60 butir soal

Tabel spesifikasi mempunyai kolom dan baris, sehingga tampak hubungan


antara materi dengan aspek yang tergambar dalam indikator. Sebenarnya penyusun
tes bukan hanya mengingat hubungan antara dua hal tersebut tetapi empat hal, yaitu
hubungan antara materi, indikator, kegiatan belajar, dan evaluasi. Dari keempat hal
tersebut terdapat kaitan yang erat sekali.
Tabel spesifikasi tersebut dapat digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada
sasaran atau konten penting yang sengaja dihilangkan. Tabel spisifikasi sangat
membantu guru untuk dapat memetakan objektif domain maupun konten yang akan
dites. Dengan demikian proporsi jumlah soal dapat diperkirakan untuk masing-
masing domain maupun ranahnya, sehingga akan terhindar dari dominasi soal/tes
pada bentuk objektif maupun domain tertentu.
Berdasarkan tabel spesifikasi yang telah dibuat di atas, selanjutnya akan disusun
kisi-kisi tes agar memudahkan kita dalam menyusun butir-butir soal.

2. Penyusunan Tabel Spesifikasi (Kisi-Kisi) Tes


Penyusunan kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum
penulisan soal. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan penggunaan tes. Kisi-kisi adalah
suatu format berbentuk matriks yang memuat informasi untuk dijadikan pedoman
dalam menulis soal atau merakit soal menjadi tes.
Dengan demikian dapat diperoleh berbagai macam kisi-kisi. Kisi-kisi tes yang
dimaksudkan untuk menyusun soal diagnosis kesukaran belajar peserta didik berbeda
dengan kisi-kisi tes yang dimaksudkan untuk menyusun soal prestasi belajar. Kisi-
kisi yang dimaksudkan untuk menyusun tes ulangan umum juga berbeda dengan kisi-
kisi yang digunakan untuk menyusun tes ujian akhir nasional. Hal yang harus

10
diperhatikan adalah tidak ada satupun kisi-kisi yang dapat digunakan untuk semua
tujuan semua tes (Surapranata, 2005:50).
Kisi-kisi yang dimaksudkan di sini adalah kisi-kisi untuk menyusun tes hasil
belajar peserta didik. Berikut ini diberikan format kisi-kisi yang dapat dijadikan
pedoman bagi para pendidik/guru untuk menyusun tes hasil belajar.
Sebelum menyusun kisi-kisi dan butir soal perlu ditentukan jumlah soal setiap
kompetensi dasar dan penyebaran soalnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh
penilaian akhir semester berikut ini.
Contoh penyebaran butir soal untuk Penilaian Akhir Semester (PAS) Genap
Tahun Pelajaran 2023/2024:

Jumlah Soal Jumlah


Kompetensi Soal
No. Materi Tes Tulis
Dasar Praktik
PG Uraian
1 1.1 ............ .................... 6 -- --

2 1.2 ............ .................... 3 1 --

3 1.3 ............ .................... 4 -- 1

4 2.1 ............ .................... 5 1 --

5 2.2 ............ .................... 8 1 --

6 3.1 ............ .................... 6 -- 1

7 3.2 ............ .................... -- 2 --

8 3.3 ............ .................... 8 -- --

Jumlah soal 40 5 2

Selanjutnya dapat dipahami bahwa kisi-kisi (test blue-print atau table of


specification) merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan.
Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai
petunjuk dalam menulis soal. Kisi-kisi dapat berbentuk format atau matriks seperti
contoh berikut ini.

11
Format Kisi-Kisi Penulisan Soal

Jenis sekolah : ……………………… Jumlah soal : …………………


Mata pelajaran : ……………………… Bentuk soal/tes : ..........................
Kurikulum : ……………………… Penyusun : 1. ……………..
Alokasi waktu : ……………………… 2. ……………..

Standar Kompetensi Kelas/ Materi Indikator Nomor


No.
Kompetensi Dasar Semester Pokok Soal Soal
1 2 3 4 5 6

Keterangan:
Isi pada kolom 2, 3. 4, dan 5 adalah harus sesuai dengan pernyataan yang ada di
dalam silabus/kurikulum. Penulis kisi-kisi tidak diperkenankan mengarang sendiri,
kecuali pada kolom 6.

Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:


1) Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah
diajarkan secara tepat dan proporsional;
2) Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami;
3) Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.
Indikator dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang
dikehendaki. Kegiatan perumusan indikator soal merupakan bagian dari kegiatan
penyusunan kisi-kisi. Untuk merumuskan indikator dengan tepat, guru harus
memperhatikan materi yang akan diujikan, indikator pembelajaran, kompetensi
dasar, dan standar kompetensi. Indikator yang baik dirumuskan secara singkat dan
jelas. Syarat indikator yang baik adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan kata kerja operasional (perilaku khusus) yang tepat;
2) Menggunakan satu kata kerja operasional untuk soal objektif, dan satu atau lebih
kata kerja operasional untuk soal uraian/tes perbuatan;
3) Dapat dibuatkan soal atau pengecohnya (untuk soal pilihan ganda).
Penulisan indikator yang lengkap mencakup A = audience (peserta didik) , B =
behaviour (perilaku yang harus ditampilkan), C = condition (kondisi yang diberikan),

12
dan D = degree (tingkatan yang diharapkan). Ada dua model penulisan indikator.
Model pertama adalah menempatkan kondisinya di awal kalimat. Model pertama ini
digunakan untuk soal yang disertai dengan dasar pernyataan (stimulus), misalnya
berupa sebuah kalimat, paragraf, gambar, denah, grafik, kasus, atau lainnya,
sedangkan model yang kedua adalah menempatkan peserta didik dan perilaku yang
harus ditampilkan di awal kalimat.
Dalam hal ini, maka agar soal yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan
bahan ulangan/tes yang sahih dan handal, maka harus dilakukan langkah-langkah
berikut, yaitu: (1) menentukan tujuan tes, (2) menentukan kompetensi yang akan
diujikan, (3) menentukan materi yang diujikan, (4) menetapkan penyebaran butir soal
berdasarkan kompetensi, materi, dan bentuk penilaiannya (tes tertulis: bentuk pilihan
ganda, uraian; dan tes praktik), (5) menyusun kisi-kisinya, (6) menulis butir soal, (7)
memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif, (8) merakit soal menjadi
perangkat tes, (9) menyusun pedoman penskorannya (10) uji coba butir soal, (11)
analisis butir soal secara kuantitatif dari data empirik hasil uji coba, dan (12)
perbaikan soal berdasarkan hasil analisis.
Adapun penulisan tes dilakukan dengan mempertimbangkan taraf kesukaran
masing-masing butir tes dan disesuaikan dengan kemampuan akhir yang diharapkan.
Kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik tentunya sebagian
besar harus kemampuan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah secara
sistematis, kritis dan kreatif.
Proses berpikir untuk mencapai kemampuan/ keterampilan seperti itu dinamakan
proses berpikir pada level/tingkat tinggi yang biasa disebut dengan istilah higher
order thinking skill (HOTS). HOTS adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi,
dibagi menjadi empat kelompok, yaitu pemecahan masalah, membuat keputusan,
berpikir kritis dan berpikir kreatif (Costa, 1985:239). HOTS adalah keterampilan
berpikir secara sistematis, analitis, kritis, dan kreatif, serta metakognitif.
Kelemahan butir soal tidak terletak pada bentuk atau tipe butir soal, tetapi lebih
banyak ditentukan oleh butir soal yang dikonstruksi dengan baik atau tidak baik.
Butir soal obyektif akan sama baiknya dengan butir soal uraian untuk mengukur
keberhasilan belajar yang dikonstruksi secara baik. Bahkan dalam beberapa hal butir
soal uraian jauh lebih besar resikonya daripada butir soal obyektif.

13
D. Penutup
1. Simpulan
Tabel spesifikasi adalah sebuah tabel analisis yang di dalamnya dimuat rincian
materi tes dan tingkah laku beserta proporsi yang dikehendaki oleh pendidik/guru,
yang pada tiap shell dari tabel tersebut diisi dengan angka-angka yang menunjukkan
banyaknya butir soal yang akan dikeluarkan dalam tes hasil belajar. Kisi-kisi soal
yang dibuat guru merupakan suatu format berbentuk matriks yang memuat informasi
untuk dijadikan pedoman dalam menulis soal atau merakit soal menjadi tes.
Fungsi dibuatnya tabel spisifikasi ini adalah untuk membantu guru memetakan
objektif atau domain maupun konten yang akan dites. Dengan demikian proporsi
jumlah soal dapat diperkirakan untuk masing-masing domain maupun ranahnya,
sehingga akan terhindar dari dominasi soal/tes pada bentuk objektif maupun domain
tertentu.
Adapun langkah-langkah pengembangan tabel spesifikasi tersebut harus: 1)
Mengacu pada materi pelajaran sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan; 2)
Menginventarisasi semua tujuan (kemampuan akhir) pembelajaran pada setiap
pertemuan pada lingkup yang dievaluasi; 3) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran
pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik; 4) Indikator soal harus jelas dan dapat
dibuat soalnya dengan bentuk soal yang telah ditetapkan; dan 5) Membuat tabel
spesifikasi untuk ketiga ranah tersebut, secara sendiri-sendiri maupun secara
terintegrasi.

2. Saran
Guru yang memiliki potensi akan selalu meningkatkan mutu tes yang digunakan.
Oleh sebab itu disarankan untuk mengumpulkan soal-soal tesnya yang disertai
dengan catatan-catatan mengenai butir-butir mana yang terlalu mudah, terlalu sukar,
atau membingungkan dari tingkat C1 sampai C6. Dengan demikian, maka
keterampilan guru dalam menyusun tes akan meningkat, dan akan diperoleh
sekumpulan tes yang mutunya bukan lagi yang paling bawah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan


Islam Kementerian Agama RI.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara.
Aswar, Saifuddin. 2023. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran
Prestasi Belajar. Yoyakarta: Pustaka Pelajar.
Costa, Arthur. L. 1985. Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking.
Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development - ASCD.
Huitt, W. 1998. Critical Thinking: An Overview –Educational Psychology
Interactive. Tersedia: https://www.edpsycinteractive.org/topics/cognition/
critthnk.html. Diakses pada tanggal 12 Januari 2024.
Nurkancana, Wayan dan Sumartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha
Nasional.
Purwanto, M. Ngalim. 2013. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sadirman, AM. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sukardi, M. 2012. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Surapranata, Sumarna. 2005. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil
Tes. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk
Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Uno, Hamzah B., dkk. 2013. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Zainul, Asmawi dan Noehi. 1999. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Pusat Antar
Universitas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
kebudayaan.

15

Anda mungkin juga menyukai