Anda di halaman 1dari 13

BAB III

PROSES PENGEMBANGAN EVALUASI

A. PERENCANAAN EVALUASI
Ada tiga kegunaan dari perencanaan evaluasi, yaitu:
1. Evaluation plan helps you to determine whether or not you have stated
your objective in behavioral terms. If the condition, behavior or
standards or objective have been state ambigously, you will have
difficulty designing a test to measure student achievement.
2. Evaluation plan early in the design process is that you will be prepared to
collect the information you need when it is available.
3. Evaluation plan is that it provides sufficient time for test design. To
design a good test requires careful preparation, and the quality of a test
ussualu improves if it can be designed in a leisurely fashion.

Perencanaan evaluasi dapat ditinjau dari dua pendekatan:


1. Pendekatan program pembelajaran. Suatu program minimal terdiri dari
tiga dimensi, yaiu: input, proses, dan output. Dalam model evaluasi CIPP,
ada empat dimensi, yaitu: context, input, proses, process dan product.
2. Pendekatan hasil belajar. Pendekatan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
domain hasil belajar, proses, dan hasil belajar.

Dalam perencanaan penilaian hasil belajar ada beberapa faktor yang


harus diperhatikan, yaitu: merumuskan tujuan penilaian, mengidentifikasi
kompetensi hasil belajar, menyusun kisi-kisi atau blueprint, mengembangkan
draft instrumen, uji coba dan analisis instrumen, revisi dan merakit
instrumen baru.

1. Menentukan tujuan penilaian


Tujuan penilaian harus jelas, untuk menentukan ruang lingkup materi,
jenis/model, karakter alat penilaian. Ada empat tujuan penilaian, yaitu
untuk memperbaiki kinerja atau proses pembelajaran (formatif), untuk
menentukan keberhasilan peserta didik (sumatif), untuk mengidentifikasi
kesulitan belajar peserta didik (diagnostik), untuk menempatkan posisi
peserta didik sesuai dengan kemampuannya (penempatan)
2. Mengidentifikasi kompetensi hasil belajar
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Menuru Bloom,
ada tiga domain hasil belajar, yaitu:
a. domain kognitif (cognitif domain), meliputi pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehension) penerapan (aplication), analisis
(analysis), sintesis, dan evaluasi
b. domain afektif, yaitu: penerimaan, respon, penilaian, organisasi,
karakterisasi.
c. domain keterampilan, meliputi persepsi, kesiapan melakukan sesuatu
pekerjaan, respons terbimbing, kemahiran, adaptasi, orijinasi.

3. Menyusun kisi-kisi atau blueprint


Menyusun kisi-kisi dimaksudkan agar materi penilaian betul-betul
representatif dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan
kepada peserta didik. Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang
menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan
berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Fungsinya adalah sebagai
pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes. Kisi-
kisi yang baik harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain:
a. representatif, yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum sebagai
sampel perilaku yang akan dinilai;
b. komponen-komponennya harus terurai/terperinci, jelas dan mudah
dipahami;
c. soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang
ditetapkan.
Gambar 1. Langkah-langkah menyusun kisi-kisi soal

Format kisi-kisi dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu komponen


identitas dan komponen matriks. Komponen identitas ditulis di bagian atas
matriks, sedangkan komponen matriks dibuat dalam bentuk kolom yang
sesuai.

Contoh:
1. Materi pokok yang akan diuji: BAB I = 5%, BAB II = 10%, BAB III =
15%, BAB IV = 30%, BAB V = 20%, BAB VI = 15%, BAB VII = 5%
2. Taraf kompetensi yang akan diukur: C1 =35%, C2 = 25%, C3 = 20%, C4 =
10%, C5 = 5%, C6 = 5%
3. Jumlah soal: 120 butir

Untuk mencari berapa banyak jumlah soal untuk masing-masing materi pokok
yang diuji dan taraf kompetensinya dilakukan langkah-langkah berikut ini:

1. Langkah pertama, mecari banyaknya jumlah soal dari masing-masing materi


pokok berdasarkan persentasenya.
BAB I = 5% x 120 = 6 butir soal
BAB II = 10% x 120 = 12 butir soal
BAB III = 15% x 120 = 18 butir soal
BAB IV = 30% x 120 = 36 butir soal
BAB V = 20% x 120 = 24 butir soal
BAB VI = 15% x 120 = 18 butir soal
BAB VII = 5% x 120 = 6 butir soal
2. Langkah kedua, menghitung banyaknya jumlah soal dari masing-masing
taraf kompetensi yang diukur berdasarkan persentasenya.
C1 = 35% x 120 = 42 butir soal
C2 = 25% x 120 = 30 butir soal
C3 = 20% x 120 = 24 butir soal
C4 = 10% x 120 = 12 butir soal
C5 = 5% x 120 = 6 butir soal
C6 = 5% x 120 = 6 butir soal

3. Langkah ketiga, menghitung jumlah butir soal taraf kompetensi dari setiap
materi pokok yang diuji berdasarkan hasil perhitungan pada Langkah
pertama
Bab 1 = 6 butir soal
C1 = 35% x 6 = 2,1 = 2 butir soal (pembulatan kebawah)
C2 = 25% x 6 = 1,5 = 2 butir soal (pembulatan ke atas)
C3 = 20% x 6 = 1,2 = 1 butir soal
C4 = 10% x 6 = 0,6 = 1 butir soal
C5 = 5% x 6 = 0,3 = 0 butir soal
C6 = 5% x 6 = 0,3 = 0 butir soal
Hasil dari perhitungan ini, jumlahnya akan sama sengan jumlah total
butir soal pada Bab 1, yaitu 6. (ctt: pembulatan boleh ke atas atau
ke bawah, sesuai dengan kebutuhan dalam pembuatan soal).

Lakukan perhitungan untuk BAB II – BAB VII, seperti perhitungan di


atas!!

4. Langkah keempat. Buat tabel hasil perhitungan pada poin 3, seperti pada
tabel di bawah ini. Tabel ini disebut dengan tabel kisi-kisi soal atau
blueprint atau tabel spesifikasi.

Lengkapilah tabel tersebut, sesuai dengan hasil perhitungan yang telah


dilakukan di atas!!
B. KISI-KISI TES/TABEL SPESIFIKASI/BLUE PRINT
Sebuah tabel analisis yang dimuat rincian materi tes dan tingkah laku
beserta proporsi yang dikehendaki oleh tester, dimana pada tiap petak (sel) dari
tabel tersebut diisi dengan angka-angka yang menunjukkan banyaknya butir soal
yang akan dikeluarkan dalam tes hasil belajar bentuk obyektif.
1. Fungsi kisi-kisi:
1) Pedoman perakitan soal
2) Pedoman penulisan soal
2. Syarat kisi-kisi
 Mewakili isi kurikulum
 Singkat dan jelas
 Soal dapat disusun sesuai dengan bentuk soal.
3. Komponen Kisi-kisi:
 Identitas
 SK/KD/IP
 Materi Pembelajaran
 Indikator Soal
 Bentuk Tes
 Nomor Soal
4. Kriteria Kompetensi / Materi Penting
 Urgensi: KD/indikator/materi yang secara teoritis, mutlak harus dikuasai
oleh siswa.
 Kontinuitas: KD/indikator/materi lanjutan yang merupakan pendalaman
materi sebelumnya.
 Relevansi: yang diperlukan untuk mempelajari dalam bidang studi lain.
 Keterpakaian: memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Teknik Perumusan Indikator
o Indikator soal sebagai pertanda atau indikasi pencapaian kompetensi
o Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur
o Indikator mengacu pada materi pembelajaran sesuai kompetensi
o Berhubungan dengan kondisi pembelajaran di kelas atau di luar kelas
o Berhubungan erat antara proses, materi, kompetensi dan pengalaman
belajar
o Mengukur kompetensi siswa
o Mengukur beberapa kemampuan yang diwujudkan dalam stimulus soal
o Mengukur kemampuan berpikir kritis
o Mengandung pemecahan masalah

 Diberikan dasar pertanyaan (stimulus):


1) Bila soal terdapat stimulis, Rumusan indikatornya: Disajikan …, siswa
dapat menjelaskan ….
2) Bila soal tidak terdapat stimulus, Rumusan indikatornya: Siswa dapat
membedakan ….
 Menuntut penalaran tinggi
 Mengukur kemampuan berpikir kritis
 Mengukur keterampilan pemecahan masalah

Mengukur kemampuan berpikir kritis


1. Membandingkan: - Jelaskan persamaan dan perbedaan antara ... dan .... -
Bandingkan dua cara berikut tentang ....
2. Hubungan sebab-akibat: - Apa penyebab utama .... - Apa akibat ....
3. Memberi alasan (justifying): - Manakah pilihan berikut yang kamu pilih,
mengapa? - Jelaskan mengapa kamu setuju/tidak setuju dengan pernyataan
tentang ....
4. Meringkas: - Tuliskan pernyataan penting yang termasuk .... - Ringkaslah
dengan tepat isi ...
5. Menyimpulkan: - Susunlah beberapa kesimpulan yang bersasal dari data .... -
Tulislah sebuah pernyataan yang dapat menjelaskan peristiwa berikut ....
6. Berpendapat (inferring): - Berdasarkan ..., apa yang akan terjadi bila .... - Apa
reaksi A terhadap ....
7. Mengelompokkan: - Kelompokkan hal berikut berdasarkan .... - Apakah hal
berikut memiliki ....
8. Menciptakan: - Tuliskan beberapa cara sesuai dengan ide Anda tentang .... -
Lengkapilah cerita ... tentang apa yang akan terjadi bila ....
9. Menerapkan: - Selesaikan hal berikut dengan menggunakan kaidah .... -
Tuliskan ... dengan menggunakan pedoman ....
10. Analisis: - Manakah penulisan yang salah pada paragraf .... - Daftar dan beri
alasan singkat tentang ciri utama ....
11. Sintesis: - Tuliskan satu rencana untuk pembuktian .... - Tuliskan sebuah
laporan ....
12. Evaluasi: - Apakah kelebihan dan kelemahan .... - Berdasarkan kriteria ...,
tuliskanlah evaluasi tentang ....

Mengukur Keterampilan Pemecahan Masalah


1. Mengidentifikasi masalah. Contoh indikator soal: Disajikan deskripsi suatu
situasi/masalah, siswa dapat mengidentifikasi masalah yang nyata atau
masalah apa yang harus dipecahkan.
2. Merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan. Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan yang berisi sebuah masalah, siswa dapat
merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan.
3. Memahami kata dalam konteks. Contoh indikator soal: Disajikan beberapa
masalah yang konteks kata atau kelompok katanya digarisbawahi, siswa dapat
menjelaskan maknanya yang berhubungan dengan masalah itu dengan kata-
katanya sendiri.
4. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai. Contoh indikator soal: Disajikan
beberapa informasi yang relevan dan tidak relevan terhadap masalah, siswa
dapat mengidentifikasi semua informasi yang tidak relevan.
5. Memilih masalah sendiri. Contoh indikator soal: Disajikan beberapa masalah,
siswa dapat memberikan alasan satu masalah yang dipilih sendiri, dan
menjelaskan cara penyelesaiannya.
6. Mendeskripsikan berbagai strategi. Contoh indikator soal: Disajikan sebuah
pernyataan masalah, siswa dapat memecahkan masalah ke dalam dua cara
atau lebih, kemudian menunjukkan solusinya ke dalam gambar, diagram, atau
grafik.
7. Mengidentifikasi asumsi. Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan
masalah, siswa dapat memberikan solusinya berdasarkan pertimbangan
asumsi untuk saat ini dan yang akan datang.
8. Mendeskripsikan masalah. Contoh indikator soal: Disajikan sebuah
pernyataan masalah, siswa dapat menggambarkan sebuah diagram atau
gambar yang menunjukkan situasi masalah.
9. Memberi alasan masalah yang sulit. Contoh indikator soal: Disajikan sebuah
masalah yang sukar dipecahkan atau informasi pentingnya dihilangkan, siswa
dapat menjelaskan mengapa masalah ini sulit dipecahkan atau melengkapi
informasi penting yang dihilangkan.
10. Memberi alasan solusi. Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan
masalah dengan dua atau lebih kemungkinan solusinya, siswa dapat memilih
satu solusi yang paling tepat dan memberikan alasannya.
11. Memberi alasan strategi yang digunakan. Contoh indikator soal: Disajikan
sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih strategi untuk
menyelesaikan masalah, siswa dapat memilih satu strategi yang tepat untuk
menyelesaikan masalah itu dan memberikan alasannya.
12. Memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah. Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah cerita, kartun, grafik atau tabel dan sebuah pernyataan
masalah, siswa dapat memecahkan masalah dan menjelaskan prosedur yang
dipergunakan untuk menyelesaikan masalah.
13. Membuat strategi lain. Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan
masalah dan satu strategi untuk menyelesaikan masalanya, siswa dapat
menyelesaikan masalah itu dengan menggunakan strategi lain.
14. Menggunakan analogi. Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan
masalah dan strategi penyelesaiannya, siswa dapat: (1) mendeskripsikan
masalah lain (analog dengan masalah ini) yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan strategi itu, (2) memberikan alasannya.
15. Menyelesaiakan secara terencana. Contoh indikator soal: Disajikan sebuah
situasi masalah yang kompleks, siswa dapat menyelesaikan masalah secara
terencana mulai dari input, proses, output, dan outcomenya.
16. Mengevaluasi kualitas solusi. Contoh indikator soal: Disajikan sebuah
pernyataan masalah dan beberapa strategi untuk menyelesaikan masalah,
siswa dapat: (1) menjelaskan dengan menerapkan strategi itu, (2)
mengevaluasinya, (3) menentukan strategi mana yang tepat, (4) memberi
alasan mengapa strategi itu paling tepat dibandingkan dengan strategi
lainnya.
17. Mengevaluasi strategi sistematikanya. Contoh indikator soal: Disajikan
sebuah pernyataan masalah, beberapa strategi pemecahan masalahnya, dan
prosedurnya, siswa dapat mengevaluasi strategi pemecahannya berdasarkan
prosedur yang disajikan.

KAIDAH PENULISAN SOAL KOMPETENSI


SOAL URAIAN
Soal uarian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta tes untuk
mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakan gagasan tsb dalam bentuk tulisan.
KAIDAH PENULISAN SOAL URAIAN
 Soal sesuai dengan indikator
 Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai
 Materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran
 Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau
tingkat kelas
 Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian
 Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
 Ada pedoman penskorannya
 Tabel , gambar , grafik , peta , atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas
dan terbaca
 Rumusan kalimat soal komunikatif
 Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku
 Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda
atau salah pengertian
 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
 Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung
perasaan siswa

1. Soal sesuai dengan indicator


Indikator : Siswa dapat menjelaskan 2 perbedaan pasar tradisional dan pasar
modern.
 Contoh Soal kurang baik: Jelaskan 2 persamaan antara pasar tradisional
dengan pasar modern!
 Contoh soal yang lebih baik: Jelaskan 2 perbedaan antara pasar tradisional
dengan pasar modern! (IPS, SMP)
 No. Kunci Jawaban Skor 1. Pasar tradisional: harga dapat ditawar dan
tidak kena pajak 2 2. Pasar modern: harga pasti dan kena pajak 2 Skor
Maksimum 4
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai.
 Contoh soal kurang baik: Jelaskan sisi negatif yang harus diwaspadai dari
kemajuan IPTEK terhadap bangsa Indonesia yang berazaskan
kekeluargaan! (PKn SMP)
 Contoh soal yang lebih baik: Jelaskan 4 sisi negatif yang harus diwaspadai
dari kemajuan IPTEK terhadap bangsa Indonesia yang berasaskan
kekeluargaan!
 No. Kunci Jawaban Skor
1. Materialisme yaitu sikap yang selalu mengutamakan dan mengukur
segala sesuatu berdasarkan materi -------------- 2
2. Sekulerisme adalah sikap yang mencerminkan kehidupan keduniawian
; ---------------------------------------------------------- 2
3. Individualisme yaitu sikap lebih mementingkan diri sendiri ; 2
4. Elitisme yaitu kecenderungan untuk bergaya hidup tertentu
berbeda dengan orang banyak; ------------------------------------ 2
5. Primadialisme yaitu sikap yang lebih membangga- banggakan asal
daerah tertentu. ---------------------------------- 2
(Skor Maksimum 10)
3. Materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran.
 Contoh soal kurang baik: Di manakah letak kelenjar pankreas?
Contoh soal lebih baik:
a. Di manakah letak pankreas?
b. Tuliskan dan jelaskan enzim yang dihasilkan pankreas!
c. Di manakah enzim-enzim itu aktif?
 No. Kunci Jawaban Skor
a. Pankreas terletak di rongga perut ............................................... 1
b. Enzim yang dihasilkan Pankreas:
o Tripsin untuk mengubah protein menjadi peptida dan asam-asam amino
................................................................................... 2
o Amilase untuk mencerna tepung menjadi maltosa dan disakarida lain
.............................................................................. 2
o Lipase untuk mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
......................................................................................... 2
o Bikarbonat untuk menetralisir HCl yang masuk ke usus dari lambung
....................................................................................... 2
c. Enzim-enzim itu aktif di usus halus.................................................. 1
(Skor maksimum 10)
4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat
kelas
 Contoh soal yang kurang baik: Jelaskan perkembangan perangkat TIK
dilihat dari perangkat komunikasi digital?
 Contoh soal yang lebih baik: Jelaskan perkembangan perangkat computer
 No. Kunci Jawaban Skor
1. Menjawab 3 fase perkembangan (penemuan, perkembangan generasi, dan
teknologi tinggi) 3
2. Menjawab dua fase 2
3. Menjawab satu fase 1
4. Tidak menjawab 0
5. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian
 Contoh soal kurang baik: Di Indonesia terdiri dari berapa sistem
kepartaian? (PKn-SMP)
 Contoh soal yang lebih baik: Jelaskan tiga macam sistem kepartaian!
 No. Kunci Jawaban Skor Sistem kepartaian ialah pola perilaku dan
interaksi di antara sejumlah partai politik
1. Sistem partai tunggal ---------------------------------------------------- 1
yaitu dalam suatu negara hanya satu partai yang berlaku ----- 1
2. Sistem dua partai --------------------------------------------------------- 1
yaitu terdapat dua partai dalam suatu negara sehingga terlihat satu partai
yang berkuasa dan satu partai oposisi ----------------- 1
3. Sistem multi partai -------------------------------------------------------- 1
yaitu terdapat banyak partai dalam suatu negara yang disebabkan kondisi
masyarakat yang mejemuk dan iklim demokrasi yang lebih bebas -----------
-------------------------------- 1
Skor Maksimum 6
MEMBUAT SOAL PILIHAN GANDA

Tahap yang paling penting dan mendasar dalam penyusunan soal adalah
menetapkan tujuan. Keluaran (output) apa saja yang ingin diuji oleh pendidik
terhadap siswanya setelah dalam kurun waktu tertentu pembelajaran
berlangsung. Sejauh apa tingkat kemapuan berpikir dan kedalaman belajar yang
telah dicapai oleh siswa.

Untuk menghasilkan soal yang dapat mencapai tujuan, pendidik dapat mengacu
pada level kecakapan berpikir (domain kognitif) dalam taksonomi Bloom (sebelum
revisi), yaitu ingatan (knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi
(application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).

Ketika pendidik sudah menentukan tujuan pembelajaran dan level berpikir yang
ingin diuji dalam test maka pendidik harus membuat kisi-kisi soal (pemetaan
soal/test blue print/spesifikasi test). Kisi-kisi terdiri dari matriks atau chart
yang mewakili jumlah butir soal yang ingin Anda test pada masing-masing
kompetensi berpikir (KD) dan level berpikir. Manfaat yang pendidik dapatkan
dengan membuat kisi-kisi adalah :

 mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang akan diuji


 mengidentifikasi kemampuan berpikir yang dapat diuji
 mengetahui persentase soal per KD
 memastikan pembobotan soal yang seimbang
 memastikan bahwa semua KD dan level berpikir telah terwadahi di soal
ujian

Berikut contoh kisi-kisi sebagai gambaran sebaran butir soal :

Misalkan ada 40 butir soal dengan sebaran keahlian berpikir yang ingin di uji
sebagai berikut :

Domain kognitif yang ingin Jumlah Soal per KD


Total Persentase
di uji KD 1 KD 2 KD 3 KD 4
Ingatan (Knowledge) 1 2 1 1 5 12.5%
Pemahaman
(Comprehension) 2 1 2 2 7 17.5%
Aplikasi (Application) 4 4 3 4 15 37.5%
Analisis (Analysis) 3 2 3 2 10 25.0%
Sintesis (Synthesis) 1 1 2 5.0%
Evaluasi (Evaluation) 1 1 2.5%
Total Soal per KD 10 10 10 10
40 100%
Persentase Soal per KD 25% 25% 25% 25%

* Setelah kisi-kisi selesai dirumuskan maka dapat berlanjut ke penulisan soal


sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.

Berdasarkan kisi-kisi di atas, didapatkan pemetaan soal per KD sebesar 25 %


berupa 10 butir soal. Level berpikir yang diujikan pada siswa sudah terwadahi.
Mulai dari level ingatan sebesar 12.5 %, pemahaman 17.5%, aplikasi 37.5%,
analisis 25 %, sintesis 5 % dan evaluasi 2.5 %. Ternyata pada contoh kisi-kisi ini
pendidik menitikberatkan pada level berpikir aplikasi yang dituangkan kedalam 15
butir soal. Persentase ini perlu disesuaikan dengan jenis materi yang sedang
diujikan. Ada materi yang memang memerlukan penitikberatan pada hafalan
(ingatan) dan ada pula yang menitikberatkan pada level lainnya.

Pemetaan soal seperti ini sangat penting dalam penyusunan soal Pilihan Ganda
(PG). Sering sekali soal PG dianggap mudah dan tidak mendidik karena hanya
menguji hafalan siswa saja tanpa menggali pemahaman belajarnya. Terlebih lagi
siswa bisa asal menebak pilihan jawaban yang diberikan.

Penyusunan soal PG yang benar dan efektif akan menghasilkan penilaian yang
berkualitas. Pendidik justru akan lebih tertantang untuk membuat soal PG
dibandingkan soal uraian karena ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan.
Diharapkan dengan membuat kisi-kisi seperti contoh di atas akan tersusun soal
PG yang berkualitas dan mampu menggambarkan tingat pencapaian belajar siswa
sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai