A. PERENCANAAN EVALUASI
Ada tiga kegunaan dari perencanaan evaluasi, yaitu:
1. Evaluation plan helps you to determine whether or not you have stated
your objective in behavioral terms. If the condition, behavior or
standards or objective have been state ambigously, you will have
difficulty designing a test to measure student achievement.
2. Evaluation plan early in the design process is that you will be prepared to
collect the information you need when it is available.
3. Evaluation plan is that it provides sufficient time for test design. To
design a good test requires careful preparation, and the quality of a test
ussualu improves if it can be designed in a leisurely fashion.
Contoh:
1. Materi pokok yang akan diuji: BAB I = 5%, BAB II = 10%, BAB III =
15%, BAB IV = 30%, BAB V = 20%, BAB VI = 15%, BAB VII = 5%
2. Taraf kompetensi yang akan diukur: C1 =35%, C2 = 25%, C3 = 20%, C4 =
10%, C5 = 5%, C6 = 5%
3. Jumlah soal: 120 butir
Untuk mencari berapa banyak jumlah soal untuk masing-masing materi pokok
yang diuji dan taraf kompetensinya dilakukan langkah-langkah berikut ini:
3. Langkah ketiga, menghitung jumlah butir soal taraf kompetensi dari setiap
materi pokok yang diuji berdasarkan hasil perhitungan pada Langkah
pertama
Bab 1 = 6 butir soal
C1 = 35% x 6 = 2,1 = 2 butir soal (pembulatan kebawah)
C2 = 25% x 6 = 1,5 = 2 butir soal (pembulatan ke atas)
C3 = 20% x 6 = 1,2 = 1 butir soal
C4 = 10% x 6 = 0,6 = 1 butir soal
C5 = 5% x 6 = 0,3 = 0 butir soal
C6 = 5% x 6 = 0,3 = 0 butir soal
Hasil dari perhitungan ini, jumlahnya akan sama sengan jumlah total
butir soal pada Bab 1, yaitu 6. (ctt: pembulatan boleh ke atas atau
ke bawah, sesuai dengan kebutuhan dalam pembuatan soal).
4. Langkah keempat. Buat tabel hasil perhitungan pada poin 3, seperti pada
tabel di bawah ini. Tabel ini disebut dengan tabel kisi-kisi soal atau
blueprint atau tabel spesifikasi.
Tahap yang paling penting dan mendasar dalam penyusunan soal adalah
menetapkan tujuan. Keluaran (output) apa saja yang ingin diuji oleh pendidik
terhadap siswanya setelah dalam kurun waktu tertentu pembelajaran
berlangsung. Sejauh apa tingkat kemapuan berpikir dan kedalaman belajar yang
telah dicapai oleh siswa.
Untuk menghasilkan soal yang dapat mencapai tujuan, pendidik dapat mengacu
pada level kecakapan berpikir (domain kognitif) dalam taksonomi Bloom (sebelum
revisi), yaitu ingatan (knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi
(application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).
Ketika pendidik sudah menentukan tujuan pembelajaran dan level berpikir yang
ingin diuji dalam test maka pendidik harus membuat kisi-kisi soal (pemetaan
soal/test blue print/spesifikasi test). Kisi-kisi terdiri dari matriks atau chart
yang mewakili jumlah butir soal yang ingin Anda test pada masing-masing
kompetensi berpikir (KD) dan level berpikir. Manfaat yang pendidik dapatkan
dengan membuat kisi-kisi adalah :
Misalkan ada 40 butir soal dengan sebaran keahlian berpikir yang ingin di uji
sebagai berikut :
Pemetaan soal seperti ini sangat penting dalam penyusunan soal Pilihan Ganda
(PG). Sering sekali soal PG dianggap mudah dan tidak mendidik karena hanya
menguji hafalan siswa saja tanpa menggali pemahaman belajarnya. Terlebih lagi
siswa bisa asal menebak pilihan jawaban yang diberikan.
Penyusunan soal PG yang benar dan efektif akan menghasilkan penilaian yang
berkualitas. Pendidik justru akan lebih tertantang untuk membuat soal PG
dibandingkan soal uraian karena ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan.
Diharapkan dengan membuat kisi-kisi seperti contoh di atas akan tersusun soal
PG yang berkualitas dan mampu menggambarkan tingat pencapaian belajar siswa
sebenarnya.