Dalam konteks keimanan yang dipercayai umat Kristiani maupun Yahudi hingga kini, Raja Koresy disebut
sebagai utusan Allah, yang karena kehebatannya berhasil membuat Babel membebaskan bangsa Israel
yang ditawan serta diasingkan di negeri tersebut. Bahkan, ia juga dikatakan sebagai Mesias bagi umat
Israel di masa pembuangan. Dalam kitab Yesaya dikatakan bahwa Tuhanlah yang mengirim Koresy untuk
membebaskan bangsa Israel dari tangan penindasan Babel. Ia adalah gembalaNya yang diutusNya untuk
memulangkan dan memulihkan mereka. Iapun juga disebut dalam kitab Ezra sebagai orang yang
memerintahkan dibangun kembalinya Bait Allah yang sudah lama runtuh. Koresy sendiri bukanlah raja
yang berasal dari Israel. Sempat ada raja dari Israel di era pembuangan ke Babel tahun 500an SM.
Namun Zedekia, raja yang dilantik oleh Nebukadnezar II itu tidak melakukan hal yang benar di hadapan
Allah. Alih-alih membebaskan Israel, ia malah dihukum di Babel. Akhirnya, setelah puluhan tahun yang
lama berada dalam pembuangan, bangsa Israel bebas dari Babel karena runtuhnya kerajaan tersebut di
tangan Koresy, raja Media-Persia. Tetapi ada beberapa hal yang juga bisa jadi bahan pemikiran di sini.
Pertama, bahwa Koresy bukanlah berasal dari Israel atau keturunan Yahudi, yang menyebabkan ia
bukanlah raja dari bangsa yang terpilih. Iapun tidak diurapi secara Yahudi. Selain itu, mengapa Allah
harus menggunakan tangan dari raja bangsa lain untuk menunjukkan kuasaNya membebaskan umat
pilihanNya?
Siapakah Koresy?
Koresy II, atau juga dikenal sebagai Koresh, atau Cyrus, adalah cucu dari raja Koresy I. Ia adalah anak dari
seorang raja bernama Cambyses. Dalam masa hidupnya, ia dikenal sebagai seorang raja yang tidak
hanya bijaksana, tetapi orang yang ahli dalam hal militer. Ia berasal dari kerajaan Ansyan di daerah yang
disebut Persia. Menurut Herodotus, sejarawan Yunani, seorang raja bernama Astyages memiliki anak
perempuan yang dijodohkan dengan seorang bernama Cambyses. Dari perkawinan inilah lahir Koresy II.
Astyages berfirasat bahwa cucunya itu suatu saat akan menggulingkan pemerintahannya. Maka iapun
diserahkan kepada para gembala untuk diasuh. Namun potensi diri Koresy tak terbendung dan mulai
terlihat saat ia berusia 10 tahun. Ketika beranjak dewasa, bakatnya akan kepemimpinan dan militer
semakin terasah. Ia juga menentang banyak hal terkait cara-cara kekuasaan yang tidak baik dari kerajaan
Media. Astyages sang raja melihat ini sebagai tanda pemberontakan. Tapi saat itu, justru terjadilah hal
yang ditakuti olehnya. Pemerintahan Astyages tergulingkan. Seluruh kerajaan Media akhirnya tunduk
terhadap Koresy.
Pemerintahan Koresy
Dalam masa pemerintahannya sebagai raja Media, Koresy hendak mengekspansi wilayah kerajaannya
itu. Ia pun menyatukan seluruh kekuatan yang dimiliki oleh suku-suku di dataran Iran tersebut. Setelah
memastikan semuanya ia mulai mengekspansi mulai dari kerajaan-kerajaan di wilayah barat. Akhirnya
ditaklukkanlah Lydia di Asia Kecil di tahun 547 SM. Wilayah-wilayah yang menjadi jajahan kerajaan Lydia
pun seperti Ionia dan lainnya menjadi bagian dari kerajaan Media. Setelah itu, iapun menggapai Babel,
Mesopotamia, Syria, hingga Palestina. Ia menguasai hampir seluruh wilayah Persia. Tetapi ada hal unik
dari Koresy. Ia justru tidak menindas atau pun mengkonversi kebudayaan wilayah jajahannya. Ada
rumor yang mengatakan bahwa raja Lydia yang terkenal itu, Croesus tidak dihukum mati oleh Koresy.
Justru ia menjadikan orang itu sebagai salah satu penasihat kerajaan. Selain itu, Koresy juga tetap
membiarkan wilayah yang ditaklukannya itu menjalankan tradisi kebudayaan dan keimanannya sendiri.
Ia justru belajar banyak kebudayaan dan hal-hal baru dari wilayah-wilayah ekspansinya itu. Koresy
menerapkan system pemerintahan di mana para raja dari wilayah taklukannya menjadi penasehat atau
pemimpin pemerintah setempat, yang mana pusat dari pemerintahannya adalah ia sendiri. Ini adalah
satu hal mengagumkan dari raja Koresy, yang membuat ia menjadi raja yang dicintai.
Ekspansi ke Babel
Dalam perjalanan penaklukannya di wilayah Persia, ada satu tempat yang cukup menarik. Inilah Babel,
kerajaan taklukan Koresy yang membuat kita saat ini memiliki keyakinan bahwa Koresy yang Agung
adalah Sang Mesias di masa pembuangan Israel. Seperti sudah diketahui sebelumnya bahwa Koresy
menentang penindasan berlebihan. Ketika ia mengekspansi wilayah baru, ia pun berkuasa dengan cara
berdiplomasi. Tidak jarang banyak raja yang masih dijadikan bagian dari pemerintahannya. Juga, ia tetap
menjunjung nilai-nilai dan budaya setempat dari wilayah jajahannya itu, termasuk cara beribadah dan
keimanan rakyat di sana. Dengan demikian, ini merupakan hal yang cukup wajar jika pada akhirnya
bangsa Israel dibebaskan dari tangan kerajaan Babel. Saat ekspansi ke wilayah Babel di bulan Oktober
tahun 539 SM, Koresy tidak mendapatkan perlawanan berarti. Ia dengan mudah menghancurkan Babel.
Mulai dari area Opis, Tigris, Sippar hingga seluruh wilayah kerajaan tersebut ditaklukannya seperti tanpa
perlawanan. Ada kemungkinan bahwa saat itu Babel diperintah oleh Nabodinus. Ada juga yang
mengatakan bahwa saat itu masa pemerintahan Darius. Akhirnya di tahun itu Koresy mengambil alih
pemerintahan Babel. Di tahun pertama pemerintahannya, Daniel masih ada di Babel.
Pula raja Koresh menyuruh mengeluarkan perlengkapan rumah TUHAN yang telah diangkut
Nebukadnezar dari Yerusalem dan yang ditaruhnya di dalam kuil allahnya. Koresh, raja Persia itu,
menyuruh mengeluarkan semuanya itu di bawah pengawasan Mitredat, bendahara raja, yang
menghitung seluruhnya bagi Sesbazar , pembesar di Yehuda. Inilah daftarnya: tiga puluh bokor emas,
seribu bokor perak, dua puluh sembilan pisau, tiga puluh piala emas, pula empat ratus sepuluh piala
perak, seribu buah barang-barang lain. Barang-barang emas dan perak itu seluruhnya berjumlah lima
ribu empat ratus. Semuanya itu dibawa oleh Sesbazar sewaktu orang-orang buangan itu dibawa pulang
dari negeri Babel ke Yerusalem.
(Ezra 1:1-11)