Anda di halaman 1dari 3

TUGAS – YEREMIA

Yeremia dipanggil sebagai nabi ketika ia masih muda dan belum pandai bicara, yaitu pada masa
pemerintahan raja Yosia. Yeremia melakukan tugasnya sebagai nabi selama pemerintahan lima raja
Yehuda, yaitu pada masa raja Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia.

Yeremia adalah salah satu nabi yang masa pelayanannya cukup panjang. Dia hidup pada zaman 6
raja Yehuda, dan menyaksikan sendiri tiga kali penyerbuan Babel ke Yerusalem hingga kejatuhan
kota itu tahun. Setelah itu, walaupun tidak dibawa ke pembuangan ke Babel, dia dipaksa oleh orang-
orang sebangsanya untuk mengungsi ke Mesir, meskipun ia memperingatkan mereka untuk tidak
melakukannya karena melawan kehendak Allah.

1. Raja Manasye ,pada masa Raja ini, Yeremia lahir.


2. Raja Amon (raja Yehuda) pada masa Raja ini, Yeremia masih kanak-kanak.
3. Raja Yosia, tertulis di Yeremia 1-6; 14-16. Pada masa ini, penduduk Yehuda masih diwarnai
dengan kebiasaan kekafiran sebagai dampak dari kebiasaan penduduk Yehuda pada masa
pemerintahan Manasye. Penduduk Yehuda melakukan ibadah kepada baal, dewa kesuburan
orang-orang Kanaan, serta berhala-berhala. Selain itu, perlacuran bakti, korban anak-anak,
dan ketidakadilan sosial masih lazim di antara penduduk Yehuda. Dalam kondisi demikian,
Yeremia bertugas mengingatkan orang-orang Yehuda itu tentang karya kasih Tuhan
terhadap mereka sepanjang sejarah dan mengritik dengan keras tindakan mereka sebagai
bentuk ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan. Yeremia meyakinkan mereka bahwa Tuhan
pasti akan menjatuhkan hukumannya atas mereka dan mereka akan mengalami kecelakaan
yang berasal dari musuh yang disebut sebagai musuh "dari utara".Sekaligus, Ia mendorong
dan mengarahkan orang-orang Yehuda untuk bertobat. Hal ini ditunjukkan dengan tindakan
raja Yosia melakukan reformasi melalui pembangunan Bait Suci. Selain itu, muncul adanya
kepercayaan bahwa Bait Suci itu akan menjamin perlindungan melawan semua musuh.
4. Raja Yoahas (selama tiga bulan). Segera setelah penguburan raja Yosia di Yerusalem, maka
rakyat negeri itu menjemput Yoahas, anak Yosia, mengurapi dia dan mengangkat dia
menjadi raja menggantikan ayahnya. Berarti ia melangkahi kakaknya, Elyakim, yang akhirnya
berganti nama menjadi Yoyakim. Yoyakim berusia 2 tahun lebih tua dari Yoahas; seayah
tetapi tidak seibu. Kemungkinan nama Yoahas diberikan kepadanya pada saat ia naik takhta
kerajaan. Yoahas sangat berlawanan dengan ayahnya; ditulis bahwa ia melakukan apa yang
jahat di mata TUHAN tepat seperti yang dilakukan oleh nenek moyangnya. Ia meniadakan
sistem pemerintahan teokratis yang telah dibangun oleh Yosia dan apa yang telah dibangun
oleh ayahnya itu dihancurkan oleh Yoahas dalam beberapa bulan saja. Di Yerusalem pada
saat itu tampaknya terdapat dua partai yang saling berlawanan, yaitu pro Mesir dan
pro Asyur. Sehingga terdapat perbedaan calon raja dari dua kubu itu, yaitu Yoahas pro Asyur
dan Yoyakim pro Mesir.[1] Oleh karena itu, tiga bulan setelah masa pemerintahan
Yoahas, Firaun Nekho menjatuhkan dan menawan Yoahas.[1][2] Tertulis di Alkitab
Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, bahwa Raja Mesir memecatnya dari
pemerintahannya di Yerusalem dan mendenda negeri itu. Firaun Nekho mengurung dia di
Ribla, di tanah Hamat, supaya jangan ia memerintah di Yerusalem. Lalu Firaun Nekho
mengangkat kakaknya, Elyakim (Yoyakhim) menjadi raja Yehuda yang membebani bangsa
Yehuda untuk membayar upeti. Yoahas ditawan oleh Nekho, dan dibawa ke Mesir. Ia tiba di
Mesir dan mati di sana.
5. Raja Yoyakim, tertulis di Yeremia 17; 7-11; 26; 35; 22:1-19; 25; 18-20; 36:1-4; 45; 36:5-32;
12. Pada masa ini, kondisi pemerintahaan Yoyakim berada dalam ancaman orang-orang
Babel. Sehingga Yoyakim tetap taat kepada Mesir pada kepemimpinan Firaun Nekho II. Ia
juga menentang untuk bertobat dengan membakar gulungan kitab nubuat Yeremia. Selain
itu reformasi yang diperjuangkan Yosia mengalami kegagalan. Sehingga, orang-orang Yehuda
kembali memuja dewa-dewa kesuburan, bahkan mereka melakukan kebobrokan moral dan
ketidakadilan sosial. Pada kondisi demikian, menurut Alkitab (Yeremia 22:13-19), Yeremia
menentang raja Yoyakim dengan sangat keras dan meyakinkan orang-orang Yehuda bahwa
mereka akan takluk dibawah kekuasaan bangsa Babel.
6. Raja Yoyakhin, tertulis di Yeremia 22:20-30; 13; 23. Yoyakhin memerintah mulai usia 18
tahun, selama 3 bulan 10 hari. Pada waktu itu majulah orang-orang Nebukadnezar, raja
Babel, menyerang Yerusalem dan kota itu dikepung, dipimpin sendiri oleh Nebukadnezar
pada tahun yang ke-8 dari pemerintahannya. Lalu keluarlah Yoyakhin, raja Yehuda,
mendapatkan raja Babel, ia sendiri, ibunya, pegawai-pegawainya, para pembesarnya dan
pegawai-pegawai istananya. Raja Babel menangkap Yoyakhin, mengeluarkan dari sana
segala barang perbendaharaan rumah TUHAN dan barang-barang perbendaharaan istana
raja; juga dikeratnya emas dari segala perkakas emas yang dibuat oleh Salomo, raja Israel, di
bait TUHAN seperti yang telah difirmankan TUHAN.
7. Raja Zedekia, tertulis di Yeremia 24; 29-31; 46-51; 27; 28; 21; 34; 32; 33; 37-39. Pada masa
ini, pernyataan Yeremia dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: pemberontakan melawan
Babel, pembuangan raja Yoyakhin ke Babel, dan pemberontakan melawan Babel yang
menyebabkan penaklukan kota Yerusalem. Dalam kondisi demikian, Yeremia terus
menyuarakan agar orang-orang Yehuda bertobat, dan jika tidak, maka mereka akan takluk
pada Babel. Pernyataan Yeremia yang keras ini membuatnya harus ditangkap dan
dipenjarakan, sebab ada banyak orang yang melawannya. Di dalam penjara, ia membeli
ladang untuk kebun anggur sebagai tanda bahwa Yehuda akan dipulihkan.
8. Setelah kejatuhan Yerusalem, tertulis di Yeremia 40-44; 52.
9. Yeremia dipaksa ke Mesir dan meninggal disana

Pada masa Yeremia mulai berkarya, kerajaan Asyur mengalami penurunan kekuasaan. Keadaan ini
dimanfaatkan oleh Yosia, raja Yehuda pada masa itu untuk melakukan pemberontakan. Yosia juga
menggunakan kesempatan tersebut dengan membangun pusat-pusat religius untuk umat
Israel. Setelah Yosia wafat, Mesir menguasai Yehuda dan menempatkan Yoyakim menjadi raja
menggantikan Yoahas. Pada masa itu,Nebukadnezar mengalahkan Mesir pada perang
di Karkemis dan mengusir Mesir dari Yehuda. Ketika Babel melemah, Yoyakim raja Yehuda
memberontak melawan Babel. Babel kemudian menyerang Yerusalem dan menaklukkan kota
itu. Setelah Yoyakim wafat, Yoyakhin dinobatkan menjadi raja, namun Nebukadnezar membuang
raja muda ini ke Babel dan mengangkat Zedekia menjadi raja.Zedekia mengadakan perlawanan
namun tetap kalah dan menyebabkan kota dan Kenisah (Bait Allah) dihancurkan oleh orang-orang
Babel. Secara garis besar, pada masa baktinya Yeremia menentang dua kejahatan pada zamannya,
yaitu penyembahan berhala dan ketidakadilan. Ia menentang nubuat para nabi-nabi palsu. Yeremia
juga peka terhadap isu-isu kemanusiaan.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Yeremia - cite_note-Lasor-
4Yeremia merupakan salah satu nabi yang tidak hanya menyampaikan nubuat atas orang-orang
Yehuda, tetapi ia juga mengalami apa yang ia sampaikan. Pesan yang disampaikan melalui
pengalaman hidupnya itu dipahami sebagai bentuk dari tindak kenabian.

Tindakan kenabian Yeremia diantaranya adalah:

a. Ikat Pinggang yang Lapuk (Yeremia 13:1-11). Hal ini mengisyaratkan kepada Yehuda sebagai
bangsa yang dipilih oleh ikatan perjanjiannya dengan Tuhan, telah murtad dan tidak hidup
memuliakan Tuhan.
b. Nabi Harus Hidup Lajang (Yeremia 16:1-9). Melalui tindak kenabian ini Yeremia ingin
menyatakan bahwa masa depan bangsa Yehuda seperti tanpa harapan, sehingga tidak ada
gunanya lagi membangun keluarga. Bangsa Yehuda digambarkan sebagai bangsa yang tidak
memiliki harapan lagi.
c. Nabi Menghancurkan Buli-Buli (Yeremia 19:1-15). Dengan tindakan kenabian ini, Yeremia
ingin menggambarkan kehancuran yang menimpa bangsanya.
d. Nabi Memikul Kuk sebagai Orang Buangan (Yeremia 27:1-22). Ketika Yeremia memikul kuk di
atas pundaknya berarti Ia ingin mengisyaratkan bahwa bangsa Yehuda harus tunduk pada
pemerintahan Babel.
e. Nabi Yeremia dan Hananya, Nabi Palsu (Yeremia 28:1-17). Tindakan nabi Yeremia ini jelas
mengingatkan bangsa Yehuda untuk siap menghadapi pengadilan Tuhan, persengkongkolan
manusia tidak dapat mengubah rencana Tuhan.
f. Nabi Membeli Tanah (Yeremia 32:6-44). Dengan membeli tanah ini, nabi ingin menyatakan
betapa tidak bergunanya menyimpan harta kekayaan dan milik, sebab tidak dapat menjamin
kemerdekaan pemiliknya.
g. Nabi Minum Anggur dengan Kaum Rekhab (Yeremia 35:1-19). Ini adalah bentuk kritik tegas
Yeremia terhadap bangsa Israel yang tidak taat dan tidak tahan terhadap godaan-godaan.
h. Nabi Meletakan Batu Besar di Pintu Masuk Istana Firaun (Yeremia 48:1-13). Batu besar ini
digunakan sebagai tanda penghakiman bagi umat Israel yang tidak mau mendengarkan
perintah Tuhan.
i. Nabi Menuliskan Daftar Malapetaka (Yeremia 51:59-64). Dengan menuliskan daftar
malapetaka ini, Yeremia ingin menyatakan bagaimana sebenarnya perasaan dan pemikiran
Allah, melihat ketidaksetiaan umatnya.

Anda mungkin juga menyukai