Anda di halaman 1dari 6

KSPL KENABIAN

NABI YEREMIA

Dosen:

Mikael Dou Lodo, Lic, Th.

Dibuat oleh:

JOAN DOMINGGUS UN ASA

(NIM 22101080)

(PKK 2/1)

PRODI PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN AGAMA KATOLIK

SEKOLAH TINGGI AGAMA KATOLIK NEGERI PONTIANAK

2022
PENDAHULUAN
Yeremia menjadi nabi pertama yang menurut laporan Barukh menerima perintah untuk
menuliskan segenap pemberitaan ke dalam sebuah kitab. Barukh melaksanakannya berdasarkan
dikte langsung dari mulut Yeremia (Yer. 36:1-4). Gulungan hasil penulisan ini lantas dibakar oleh
Raja Yoyakim tetapi hasil tulisan kedua luput dari kuasanya (Yer. 36:32) dan sampai sekarang
menjadi bahan dasar dari Kitab Yeremia yang kita miliki. Penyadur-penyadur kitab ini menyatakan
bahwa Yeremia sendirilah yang menuliskan firman penghiburan dalam dirinya (Yer. 30:2) dan
firman penguhukuman atas Babel (Yer. 51:60).

Yeremia mencintai bangsanya dan hatinya menderita waktu menyaksikan kemalangan yang
menimpa bangsanya. Yeremia adalah salah seorang nabi yang sungguh-sungguh mau terlibat dalam
masalah yang dihadapi oleh bangsa Israel, ketika mengalami situasi genting saat kota Yerusalem
dikepung oleh bangsa Babel, untuk pertama kalinya tahun 597 sM dan untuk kedua kalinya tahun
587 sM. Pada peristiwa ini ia menyaksikan sendiri, Yerusalem ditinggalkan, dan penduduknya
dibuang ke Babel.

Pada masa Yeremia mulai berkarya, kerajaan Asyur mengalami penurunan kekuasaan.
Keadaan ini dimanfaatkan oleh Yosia, raja Yehuda pada masa itu bagi memainkan pemberontakan.
Yosia juga menggunakan kesempatan tersebut dengan membangun pusat-pusat religius bagi umat
Israel. Setelah Yosia wafat pada tahun 609 SM, Mesir menguasai Palestina dan menaruh Yoyakim
diproduksi menjadi raja menggantikan Yoahas. Pada tahun 605 SM, Nebukadnezar mengalahkan
Mesir pada perang di Karkemisy dan mengusir Mesir dari Palestina. Ketika Babel melemah pada
tahun 599 SM, Yoyakhim raja Yehuda memberontak melawan Babel. Babel kemudian menyerang
Yerusalem dan menaklukkan kota itu pada tahun 598 SM. Setelah Yoyakim wafat, Yoyakhin
dinobatkan diproduksi menjadi raja, namun Nebukadnezar membuang raja muda ini ke Babel dan
mengangkat Zedekia diproduksi menjadi raja. Pada tahun 589 SM, Zedekia menyelenggarakan
perlawanan namun tetap kalah dan menyebabkan kota dan Kenisah dihancurkan oleh orang-orang
Babel. Secara garis luhur, pada masa baktinya Yeremia menentang dua kejahatan pada zamannya,
yaitu penyembahan berhala dan ketidakadilan. Beliau menentang nubuat para nabi-nabi palsu.
Yeremia juga peka terhadap isu-isu kemanusiaan. Yeremia merupakan salah satu nabi yang tidak
hanya menyampaikan nubuat atas orang-orang Yehuda, tetapi beliau juga mengalami apa yang
beliau sampaikan. Pesan yang disampaikan melalui pengalaman hidupnya itu dimengerti sebagai
bentuk dari tindak kenabian.
A. PANGGILAN YEREMIA

Nabi Yeremia merupakan seorang nabi yang terkemuka di antara nabi orang Israel . Bahkan
Nabi Yeremia oleh Allah sendiri ditetapkan sebagai “nabi bagi bangsa-bangsa”. Dalam Kitab
Yeremia juga disebutkan bahwa “Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa”
(Yer 1:5). Yeremia mendapatkan wawasan tentang karya Allah dalam sejarah suatu bangsa. Berkat
wawasan yang ia peroleh itulah Yeremia diakui sebagai nabi besar bangsanya.

Nama Yeremia memiliki arti bahwa ”Tuhan adalah tinggi luhur” . Kedudukan Tuhan adalah
tertinggi, yang paling luhur. Nama itu dirasa sesuai dan tepat, oleh karena baik waktu senang, sedih
Yeremia tetapmeninggikan dan meluhurkan nama Tuhan. Yeremia tetap menjalankan
perintahTuhan walau dalam situasi sulit sekalipun. Yeremia tetap patuh pada perintah Tuhan.

Yeremia lahir kira-kira tahun 645 SM pada saat pemerintahan raja Yosia. Yeremia
dilahirkan di kampung Anatot, terletak kira-kira 5 km di sebelah utara Yerusalem. Hilkia adalah
nama ayahnya dan Yeremia berasal dari suatu keluarga para imam. Banyak yang menyangka bahwa
Yeremia merupakan seorang keturunan Abyatar, imam raja Daud, yang dipecat oleh Salomo dari
jabatannya di Yerusalem dan yang pindah ke tanah miliknya di Anatot (1 Raj 2: 26 - 27). Meskipun
Yeremia berasal dari keluarga imam-imam, namun Yeremia sendiri tidaklah menjabat sebagai
imam.

Berdasarkan Firman Tuhan kepadanya tentang masa iadikandung dan tentang masa
lahirnya, Yeremia akan dipanggil menjadi hamba-Nya. Namun tidak terduga olehnya bahwa
pekerjaannya nanti bukan memangku jabatan sebagai imam melainkan sebagai nabi. Tambah lagi
Yeremia tidak menyangka bahwa panggilan yang datang padanya kira-kira di saat umurnya belum
genap 30 tahun. Dibandingkan dengan para imam, ketika itu mereka barulah diperkenankan
menjalankan pekerjaannya sebagai imam sesudah genap 30 tahun umurnya (Bil. 4:3, 23, 30). Maka
Yeremia sungguh terkejut dan merasa belum siap tambah lagiia masih muda.

Yeremia adalah seorang yang memiliki perasaan yang halus. Namun Yeremia diminta Tuhan
tampil sebagai nabi di ibu kota Yerusalem dengan membawa pesan berupa ancaman akan
kehancuran. Orang-orang Yehuda tidak mau mendengarkan suaranya. Yeremia dibenci banyak
orang, disiksa dan bahkan mau dibunuh oleh orang sekampung (Yer 11:18 dst). Yeremia
berbentrokan dengan kalangan atas di Yerusalem, raja-raja, para penguasa dan pemimpin. Mereka
tidak menyukai dan tidak menyetujui kebenaran yang diberitakan oleh Yeremia dengan setia.
B. TANTANGAN DAN KELUH KESAH YEREMIA SEBAGAI NABI
1) TANTANGAN YEREMIA SEBAGAI NABI

Penangkapan terhadap Yeremia berawal dari nubuatannya terhadap Yerusalem: jika


mereka tidak berubah dan memperbaiki tingkah laku mereka, maka Yerusalem akan sama seperti
Silo dan akan menjadi kutuk bagi bangsa di bumi (baca selengkapnya dapat kita baca 26:1-6).
Sebenarnya bukan saja itu, namun Yeremia dikenal seorang nabi yang keras dan melawan perilaku
dan perbuatan yang sangat bertentangan dengan kehendak Allah. Selain itu Yeremia seorang nabi
yang sangat kritis terhdap raja, imam-imam dan nabi. Bagi Yeremia ketiga aparatus ini sudah tidak
menunjukkan dirinya lagi sebagai gembala. Makanya dalam Yeremia 23 dia mengkritis habis para
raja, imam dan nabi-nabi. Bahkan anehnya dari kalangan rakyat atau umat Israel lebih
mendengarkan nabi-nabi palsu ketimbang nabi yang sungguh benar-benar melakukan dan
menubuatkan apa yang dikehendaki Tuhan. Itulah sebabnya resistensi terhadap nubuatan Yeremia
sungguh mendapatkan perlawanan. Yeremia sendiri dikejar, ditangkap, disidangkan oleh tuatua
Israel di depan pintu Gerbang. Dia ditangkap karena menubuatkan keru ntuhan Yerusalem, dan ini
harus dipertanggungjawabkannya di hadapan pemuka dan tua-tua Israel dalam sidang atau
pengadilan pintu gerbang.
Apa yang dihadapi oleh Yeremia: menyuarakan kebenaran mendapatkan perlawanan dari
umat Israael. Dia bukan saja ditolak, namun telah dikejar dan ditangkap. Dia disidangkan oleh para
tua-tua Israel di Pintu Gerbang. Pengadilan pintu gerbang adalan peradilan resmi di jamannya dan
jika sudah masuk dalam ranah ini, sangat sulit lolos dari hukuman. Peradialn pintu gerbang adalah
peradilan umum yang terbuka disaksikan oleh seluruh masyarakat yang hadir. Orang banyak
mendesak agar Yeremia dihukum mati. Dalam proses persidangan tua-tua ada juga yang
mengingatkan agar Yeremia jangan dibunuh, karena dia adalah abdi Allah. Menumpahkan darah
orang yang diurapi oleh Tuhan adalah sesuatu yang sangat tercela.
Yeremia 26:16 Lalu berkatalah para pemuka dan seluruh rakyat itu kepada imam-imam dan
nabi-nabi itu: "Orang ini tidak patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah berbicara kepada kita
demi nama TUHAN, Allah kita."
Peringatan ini sangat penting karena nabi adalah yang diurapi. Konsekwensinya sangat
berat karena akan mendapat hukuman bahkan kutuk dari Tuhan. Para pemuka dan tua-tua
mengingatkan hal itu agar hal serupa jangan terjadi bagi Yeremia. Para pemuka menyebutkan dua
kasus yang sama yang telah terjadi sebelumnya., Pertama Mikha dari Masyoret di jaman raja Hizkia,
seorang nabi Allah yang ditangkap dan disidangkan, namun karena mengingat dia adalah nabi atau
hamba Tuhan dia dilepaskan. Demikian dengan Uria bin Semanya di jaman raja Yoyakim: dia
disidangkan dan diancam hukuman mati, namun Uria ketakutan dan lari. Akhirnya dia dikejar,
ditangkap dan dihukum mati. Mikha tidak lari dan tidak takut hukuman mati namun akhirnya
dilepaskan. Demikian dengan Yeremia dia tidak lari namun mempertahankan apa yang
disampaikannya adalh kebenaran dan Firman Tuhan.
Dalam keadaan terdesak demikian, Yeremia mendapat pembelaan dan perlindungan dari
seoran gpemuka, yaitu: Ahikam bin Safan. Tidak dijelaskan bahkwa Ahikam ini siapa, namun dalam
alkita tercatat seorang yang membela Yeremia bahkan melindungi Yeremia dari dendam, kebencian
dan keinginan norang banyak yang menghendaki kematian Yeremia. Dalam keadaan masyarakat
yang sangat benci terhadap Yeremia, masih ada sisa-sisa orang yang mau mendengar,
memperhatikan dan membela Yeremia. Yeremia pun tidak jadi dihukum mati, namun mendapat
perlindungan sehingga dia bebas dan bisa menyampaikan nubuatan di tengah-tengah bangsa Israel.
2) KELUH KESAH YEREMIA SEBAGAI NABI
Yeremia memiliki hubungan yang sangat erat dengan Allah. Allah menyertai sang nabi
”seperti orang yang sangat perkasa” karena Ia mendukung dan memberi Yeremia kekuatan untuk
melaksanakan tugasnya (Yer. 20:11). ”Yeremia, seorang manusia yang biasa dan lemah, dijadikan-
Nya seorang nabi yang luar biasa kuatnya” (Marx, 1971: 15). Keberanian dan ketabahan Yeremia
begitu terkenal sehingga selama pelayanan Yesus di bumi, ada yang mengira Yesus adalah Yeremia
yang hidup kembali! (Mat. 16:13-14). Hidup rohaninya adalah rahasia kekuatan nabi Yeremia.
Yeremia tidak ragu untuk berkeluh kesah sampai menitikkan air mata di hadapan Allah. Bahkan
segala kelemahan dirinya, ketakutan, kekhawatiran dan kebimbangan yang kerap kali menimpa dia
akui (Yer 1:6, 4:10). Semua itu dibawanya dalam doa-doa Yeremia.
Dalam pengalaman rohaninya, Yeremia menyadari bahwa hamba terpilih memang harus
merasai penderitaan lahir-batin dan pengalaman yang sangat pahit. Yesus yang lebih dahulu,
sebelum dimahkotai dengan mahkota kemuliaan, dimahkotai dengan mahkota “penderitaan”
sungguhpun Ia adalah Anak, tetapi Ia mau belajar taat dengan segala sesuatu yang dirasainya itu”
(Ibr 5:8). Apalagi Yeremia hanyalah seorang manusia berdosa dan lemah, patutlah ia menjalani
jalan kesusahan itu, supaya pada akhirnya Yeremia menerima anugerah dan kuasarohani dengan
berkelimpahan, dan agar supaya air-hidup mengalir dari dalam jiwanya.
Kesadaran Yeremia mengenai hamba terpilih harus merasai penderitaan lahir-batin dan
pengalaman yang sangat pahit menunjukkan bahwa pengalaman rohani Yeremia makin bertambah.
Yeremia meyakini Allah sendiri lah yang dapat mengubah kesukaran menjadi kemuliaan, duka
menjadi suka, kehinaan menjadi kehormatan, dan kematian menjadi kehidupan.

C. RELEVANSI PEWARTAAN NABI YEREMIA


a. Perintah Allah untuk Dilaksanakan Bukan untuk Ditawar
Yeremia dipanggil Allah untuk menjadi nabi. Namun Yeremia merasa dirinya tidak siap
untuk menjadi nabi sebab ia masih muda. Yeremia berkata "Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya aku
tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda" (Yer- 1:6).
b. Yeremia Melaksanakan Tugas Tanpa Putus Asa dan Penuh Semangat
Yeremia merasa semangat dan bahagia dalam melaksanakan tugasnya sebagai nabi. Hal
tersebut bukan berarti Yeremia terbebas dari kekecewaan. Yeremia mengalami kekecewaan hanya
saja ia tetap tegar dan tidak putus asa. Yeremia tetap berusaha menyadarkan bangsa Israel dengan
cara mengajar mereka menyadari keadaan diri mereka yang hidup hanya secara lahiriah saja.
c. Yeremia Setia dalam Menyampaikan Sabda Tuhan
Yeremia dipanggil untuk jabatan sebagai nabi pada masa yang sangat tidak kondusif.
Babilonia dan Mesir adalah dua negara yang sama-sama sedang berusaha menguasai Timur-
Tengah. Hal itu bisa menjadi ancaman cukup serius bagi Yehuda pada saat itu. Terlebih krisis
rohani yang terjadi di Yehuda. Pembaharuan rohani di masa Yosia sudah berakhir dan pengaruhnya
hanya sebentar. ia menjadikan perkataan Tuhan suatu kenikmatan dan kegirangan dalam
hidupnya.
d. Yeremia Terbuka pada Sapaan Allah
Nabi Yeremia selalu menyikapi pergulatan hidupnya dengan penuh kerendahan hati dan
keterbukaan akan sapaan Allah. Sikap hidup nabi Yeremia memampukan dirinya untuk berdiri
tegar dalam melanjutkan pelayanannya. Meskipun pelayanan yang Yeremia lakukan beresiko
membahayakan nyawanya sekalipun namun ia tetap melaksanakan dengan setia.
e. Yeremia Mengolah Pengalamannya dengan Baik
Yeremia selalu mengalami suatu pergulatan hidup sejak awal panggilannya menjadi
seorang nabi. Yeremia mengalami pergulatan dalam karya pelayanannya ketika harus menjadi
penyambung lidah Allah (bdk. Yer 15: 10-14). Namun Yeremia mampu mengatasi hal tersebut
dengan pergumulan batin yang diolah dengan baik. Yeremia berusaha melaksanakan tugasnya
dengan baik walau sering mengalami pergulatan hidup.
f. Allah Menjadi Tempat Berkeluh Kesah Nabi Yeremia
Kepahitan hidup yang dirasakan oleh nabi Yeremia sempat membuat ia jatuh dan terpuruk
dalam keputusasaan hidup.
g. Firman Allah Menjadi Sumber Kekuatan Yeremia
Pada waktu Yeremia hampir menyerah, firman Allah yang ada dalam dirinya bagaikan api
yang bernyala-nyala dan tidak dapat dipadamkan atau disembunyikan. Semua firman Allah seolah-
olah harus disampaikan dan dicurahkan kepada bangsanya. Semangat yang berkobar bangkit
berkat karya Allah yang bekerja dalam hati nabi Yeremia. Yeremia seorang manusia yang biasa dan
lemah dibuat Allah menjadi seorang nabi yang luar biasa kuatnya.

Anda mungkin juga menyukai