Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fenni Dwi Kristiani

Prodi : Teologi
Mata Kuliah : Eksposisi Kitab Nabi-nabi
Tugas : Ringkasan Buku Survei Perjanjian Lama
Dosen : Dr. Maria Hanie

Kitab Yeremia
Kitab Yeremia menempati lebih banyak tempat di Alkitab daripada kitab-kitab
yang lain, dan kepribadian Nabi Yeremia tidak tertandingi dengan yang lainnya
dalam Perjanjian Lama. Ia adalah seorang yang diutus oleh Allah pada masa
kegelapan bangsa Israel dan menyatakan firman Allah dengan pengorbanan pribadi
yang besar selama lebih dari empat puluh tahun. Yeremia menjelaskan kehadiran
Allah dalam khotbahnya di Bait Suci bahwa kehadiran Allah tidak boleh dianggap
sebagai sebuah jimat keberuntungan atau perlindungan, bebas dari kepatuhan
perjanjian.
Penulisan Kitab
Kitab Yeremia adalah salah satu dari beberapa kitab Perjanjian Lama yang
memberikan informasi tentang kepenulisannya. Pada tahun 605 SM, sesudah
Yeremia bernubuat selama lebih daripada dua puluh tahun, Allah memerintahkan
kepadanya untuk mencatat perkataan nubuatnya (36:1-3). Yeremia memakai seorang
ahli kitab, Barukh, untuk menulis sementara ia mendiktekan perkataannya (36:4).
Latar Belakang
Panggilan Yeremia datang pada waktu yang sangat strategis. Yosia sudah naik
takhta Yehuda pada usia delapan tahun, tetapi ketika dia mencapai usia dua puluh
tahun (628 SM), dilaporkan bahwa ia mulai membersihkan Yehuda dan Yerusalem
dari pengaruh penyembahan kafir (II Taw. 34:3-7). Panggilan Yeremia terjadi
beberapa waktu sesudah itu, pada tahun 627 SM, yang juga merupakan tahun
wafatnya raja Asyur, Asyurbanipal, yang adalah penguasa besar terakhir kekaisaran
Asyur. Peristiwa ini menyebabkan pendirian pemerintahan Babilonia yang merdeka
pada yahun berikutnya, tahun 626 SM. Negara Babilonia ini bertumbuh menjadi
kerajaan yang akhirnya menelan Yehuda dan Yerusalem. Sebagai akibatnya, saat
panggilan Yeremia merupakan suatu masa pengharapan, karena pembaruan dan juga
merupakan masa bahaya, karena musuh yang baru mulai menampakkan diri.
Sesudah Babilonia menggulingkan kerajaan Asyur, Yehuda sekali lagi berada
di bawah control yang ketat dari sebuah kekaisaran timur. Karena tidak puasa
menjadi negara taklukan, Yehuda berulang-ulang terperosok ke dalam
persekongkolan yang pasti mengalami kegagalan, yang membawa pada penghacuran
terakhir Yerusalem pada tahun 586 SM oleh Nebukadnezar, yang menganggap kota
tersebut secara politis tidak dapat dibarui lagi. Yehuda sudah membuktikan bahwa
secara rohani mereka tidak dapat dibarui. Selama seluruh periode yang tragis ini,
Yeremia terus-menerus mengumumkan firman Tuhan. Selain itu negara Yehuda juga
dilumpuhkan karena penduduknya dideportasi.
Tujuan dan Pesan
Tujuan Yeremia tentunya untuk menyampaikan pesan yang Tuhan berikan
kepadanya. Pada waktu melakukan hal itu ia ingin membawa kembali bangsa itu
kepada Tuhan dan untuk memperingatkan mereka akan akibat-akibat yang akan
mereka alami, kalau mereka meneruskan kelakuan mereka yang sekarang. Tujuan
kitab ini adalah mencatat berbagai nubuat Yeremia, tetapi juga memberitahukan
sesuatu mengenai pribadi Yeremia dan nasibnya sebagai nabi Allah, yang harus
bergumul dengan umat itu dan juga dengan Tuhan. Pergumulan dengan Tuhan
berkaitan dengan misinya (“pengakuan Yeremia”, ps.11-20) menyatakan banyak hal
mengenai sang nabi, lebih banyak lagi yang dinyatakan tentang Tuhan sewaktu
melihat bagaimana ia menanggapi keluhan-keluhan manusia.
Pesan Yeremia diringkaskan berdasarkan isi dari empat kategori; dakwaan,
penghukuman, petunjuk, dan akibat. Nubuatan-nubuatan dakwaan berada di kitab 1
dan kebanyakan dihimpukan dalam pasal 5-9 mengenai bahwa umat itu sudah
meninggalkan Tuhan dan menyembah berhala (bdg. 2:5-3:5). Nubuatan-nubuatan
penghukuman lebih banyak dijumpai dalam kitab ini daripada jenis nubuatan-
nubuatan lainnya. Nubuatan-nubuatan ini mempunyai lingkup nasional dan
kebanyakan bersifat politik. Nubuatan-nubuatan petunjuk terdapat ada kurang satu
lusin dari kitab ini yang disampaikan kepada mereka adalah seruan untuk kembali
kepada Tuhan (3:12-13) dan untuk mengubah cara hidup mereka (7:3-7). Nubuatan-
nubuatan akibat terdapat dalam kitab penghiburan dan bagian-bagian awal yang
terdapat sebelumnya dan sesudajnya (29-33), tujuan nubuatan ini diringkaskan dalam
padal 29:11. Pesan yang disampaikan adalah Tuhan akan membawa kembali umat
Israel dari pembuangan (29:10) dan akan mengadakan suatu perjanjian baru dengan
mereka (31:31-34). Tujuan dan pesan dari kitab ini diringkaskan dalam satu ayat
dalam panggilanm Yeremia (1:10).
Struktur dan Organisasi
Ada tiga kategori utama dari kitab ini, yang biasanya disebut sebagai jenis A,
B, dan C. Jenis A terdiri atas ucapan-ucapan nubuat yang di tulis dalam bentuk syair.
Jenis B terdiri atas narasi sejarah mengenai Yeremia. Jenis C adalah wacana prosa
dalam kitab itu. Pasal 1-20 terdiri atas materi yang semuanya tidak diberi
penanggalan. Pasal 11-20 berisi “pengakuan” Yeremia dan sebagian besar dari
tindakan-tindakan simbolis yang dilakukannya. Dalam pengakuannya, sang nabi
mengutarakan ratapan dan keluhannya kepada Tuhan mengenai pekerjaan yang harus
dilakukannya dan perlakuan yang diterimnya dari orang-orang tersebut.
Kitab ini dibagi menjadi tiga bagian: Kitab I berisi ucapan-ucapan ilahi yang
disampaikan oleh Yeremia (2-25), selingan biografis 1 (26-29), Kitab II merupakan
kitab penghiburan (30-31), selingan biografis 2 (32-45), Kitab III berisi ucapan-
ucapan terhadap bangsa-bangsa (46-51), ps. 52 merupakan lampiran sejarah:
kejatuhan Yerusalem.
Tema-tema Utama
Tema-tema dari kitab Yeremia adalah sebagai berikut:
1. Kebijaksanaan Allah terhadap bangsa-bangsa: dalam khotbah Yeremia yang
disampaikan di rumah tukang periuk, ia menerangkan mengenai kebijaksanaan
Allah dalam menangani bangsa-bangsa (18:7-11). Pelaksanaan kebijaksanaan ini
tidak hanya terlihat dalam kitab Yeremia, tetapi secara tetap terlihat disepanjang
Perjanjian Lama.
2. Perjanjian Baru: pengumuman perjanjian yang baru terdapat dalam ps. 31 ini
merupakan sumbangan terpenting Nabi Yeremia kepada teologi. Perjanjian baru
yang di maksudkan disini bukanlah perjanjian yang sama sekali terpisah dan
berbeda dari perjanjian-perjanjian sebelumnya (perjanjian Abraham yang
kemudian diperluas dan diperinci di Sinai dan kepada Daud), tetapi merupakan
kelanjutan perjanjian-perjanjian tersebut dengan tambahan berbagai unsur dan
dimensi baru. susunan yang baru ini diumumkan oleh Yeremia, kendatipun
belum disahkan dan dilaksanakan sampai sarana untuk memberlakukan
perjanjian tersebut tersedia. Ibrani 8-10 menunjukkan bahwa Yesus Kristus
menjadikan semua persyaratan itu dapat tercapai dan bahwa Roh Kudus yang
tinggal di dalam diri orang-orang percaya benar-benar mencapai tujuan
perjanjian yang baru itu.
3. Nabi-nabi Palsu: suatu persoalan yang membuat Yeremia sangat frustasi timbul
dari kenyataan bahwa pesannya bukan hanya menubuatkan tentang kehancuran
dan kesuraman, tetapi ada banyak nabi lain- yang menyatakan bahwa mereka
juga adalah juru bicar Yahweh- yang menubuatkan kelepasan, damai sejahtera,
dan kemakmuran (14:11-16; 23:9-40; 28:1-12). Karena jumlah nabi-nabi palsu
itu lebih banyak, maka Yeremialah yang dituduh sebagai seorang nabi palsu, dan
adakalanya ia sendiri tampaknya menduga bahwa tuduhan itu benar (20:7-10).
Sebagai tanggapan-Nya, Tuhan menegur Yeremia dan menyuruh dia bertobat
dan melayani dengan setia serta menjanjikan perlindungan dari musuh-
musuhnya (15:15-21).

Anda mungkin juga menyukai