Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH THEOLOGI PERJANJIAN LAMA

“MAZMUR KUTUK DALAM PERJANJIAN LAMA”

Dosen Pengampu:
Dr. Dina Elisabet Latumahina

Oleh:
Fenni Dwi Kristiani
Marni Katue
Meysterlia A. Burunaung

PROGRAM STUDITEOLOGI
FAKULTAS TEOLOGI
INSTITUT INJIL INDONESIA

BATU, OKTOBER 2021


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kitab Mazmur merupakan salah satu kitab yang paling dikenal dan
juga bisa digolongkan yang paling asing dalam Alkitab. kitab Mazmur disebut
terkenal karena sering dibaca baik secara pribadi maupun secara bersama
dan juga kitab ini digolongkan asing karena pengunaan kata-kata yang
1
bersifat puisi dan latar belakang yang tidak diuraikan secara langsun. Kitab
Mazmur merupakan cerita dimana Tuhan bertemu dengan umatNya secara
khusus, di mana umatNya berhubungan dengan Dia melalui pujian dan
keluhan.2 Tempat-tempat kudus di dalam Perjanjian Lama, biasanya adalah
kemah perhimpunan dan Bait Allah yang merupakan pusat kehiduan umat
Tuhan. Tujuan penulis dalam menulis Kitab ini adalah untuk membangkitkan
kasih kita kepada Tuhan melalui pengertian yang lebih mendalam terhadap
Firman Tuhan yang penting ini. 3 Namun banyak juga yang salah mengartikan
isi-isi Mazmur yang dirasa sebagai hal yang tidak layak disebut sebagai
Firman Tuhan, salah satunya adalah Mazmur yang disebut Mazmur Kutuk.
Masalah ini akan dibahas kelompok dalam satu judul ‘’Mazmur Kutuk’’.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Mazmur Kutuk dalam Perjanjian Lama?
2. Bagaimanakah Mazmur Kutuk dalam Perjanjian Lama?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Mazmur Kutuk dalam Perjanjian Lama
2. Untuk memahami Mazmur Kutuk dalam Perjanjian Lama

1
Tremper longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur. (Malang: Seminar
Alkitab Tenggara, 1994), 1
2
Ibid…, 3
3
Ibid…, 5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etimologi Kata “Kutuk” Secara Umum


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “Kutuk” merupakan doa
atau kata-kata yang dapat mengakibatkan kesusahan atau bencana kepada
seseorang atau kesusahan atau bencana yang menimpa seseorang
disebabkan doa atau kata-kata yang diucapkan orang lain. 4 Kata “kutuk” juga
berarti laknat,sumpah, serapah, tulah.5
Istilah “Mazmur Kutuk” merupakan ungkapan hati penulis yang
menyatakan kemarahan dan kutukan terhadap musuh atau orang-orang
jahat. Musuh yang penulis maksudkan bukanlah tanpa alasan, melainkan
seseorang atau sekelompok orang yang memusuhi Allah, membeci Allah,
dan melakukan perbuatan-perbuatan yang sangat jahat.6

B. Kutuk menurut Alkitab


1. Menurut Perjanjian Lama
Kata “kutuk” dalam bahasa Ibrani juga berasal dari beberapa
perbendaharaan kata, yaitu: ‫( ָא ַרר‬arar), ‫( נָ ַקב‬naqab), ‫( ָק ַלל‬qalal).7 Yang akan

dijelaskan satu-satu berikut ini:


 Kata ‫‘( ָא ַרר‬arar) kata ini dipakai sebanyak 65 kali dalam PL, dan 54 Kali,

dan bentuk yang paling popular adalah bentuk Partisip pasif (Ul. 27:15;
28:16). Menarik bahwa semua ucapan kutukan ini merupakan refleksi dari
seseorang yang melanggar hubungannya dengan Tuhan. Sebagai
ilustrasi dari Ul 27:15- 26, penyembahan berhala (Ul 27:15), tidak
menghormati orang tua (Ul 27:16), menipu sesama (Ul 27:17, 24),
memanipulasi orang yang tidak beruntung (Ul 27:18-19), penyimpangan

4
Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline
5
Tesaurus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
6
J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab Jilid II- (Ayub-Maleakhi), (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 2002), 170
7
BibleWorks, Harris, Theological Wordbook of the Old Testament
seksual (Ul 27: 20, 21, 22, 23), penyuapan Ul 27:5), dan tidak menaati
hukum Allah (Ul 27:26) semuanya membawa kutukan kutukan.8
 Kata ‫( נָ ַקב‬naqab), juga diterjemahkan sebagai “kutuk, mengutuk,

menyerapah.” Kata ini terdapat dalam Bilangan 23:8a yang menandakan


aib atau cela yang merupakan noda. 9
 Kata ‫( ָק ַלל‬qalal), ini digunakan Goliat mengutuk Daud (1Sam 17:43), dan

Bileam dipanggil untuk mengutuk Israel (Bil 22:6). Kata ini juga digunakan
dalam Kejadian 27:11-12, ketika Yakub sangat takut karena ibunya
sedang merencanakan suatu hal yang sangat licik, yakni ingin mengambil
berkat, yang seharusnya diterima oleh Esau. Yakub merasa bahwa kutuk
akan menimpa dirinya sendiri. 10

2. Menurut Perjanjian Baru


Kata “kutuk” dalam bahasa Yunani juga berasal dari beberapa
perbendaharaan yaitu:
 Kata κατανάθεμα (katanathema) digunakan dalam Wahyu 22:3 dimana
suatu gambaran tentang keadaan berbahagia di Yerusalem baru, dimana
tidak akan ada lagi kutukan atau laknat.11
 Kata καταναθεματίζω (katanathematizo), digunakan dalam Matius 26:74
disejajarkan dengan suatu sumpah, dan memiliki kekuatan yang absolut. 12
 Kata κατάρα (katara) digunakan dalam Yak. 3:10 yang merupakan
penggabungan dari kata dan ara. Yang memiliki arti bahwa hikmat palsu
dan busuk yang berasal dari setan-setan terwujud melalui kata-kata yang
keluar dari mulut dan terdapat juga dalam Galatia 3:13. Ini adalah kutukan
hukum, karena hukum mengungkapkannya (Ul. 27:26), kutukan Allah.
Ini berlaku untuk semua orang, bukan hanya untuk orang Yahudi atau
Kristen Yahudi.13

8
BibleWorks, Harris, Theological Wordbook of the OT
9
Ibid.,
10
Ibid.,
11
Ibid.,
12
Ibid.,
C. Analisa Historis Kitab Mazmur
1. Nama dan Penulis Kitab Mazmur
Istilah “Mazmur” berasal dari bahasa Ibrani “Mizmor”, yang artinya
“nyanyian pujian”, Alkitab Ibrani secara tepat memberi judul kitab tersebut
“puji-pujian” (tehilim). Mazmur berisikan sifat pokok dari manusia dan Allah,
kemudian menempatkan mereka berjajar sehingga memperlihatkan
kekurangan di satu pihak dan kelimpahan di pihak lain. Mazmur
menggambarkan sebuah dunia kecil tentang berbagai perasaan dan
keadaan manusia, dan sebuah katalog tentang pengalaman rohani. Hanya
34 Mazmur dari 150 Mazmur yang tidak memiliki judul. 14

2. Jenis-jenis Mazmur
Jenis-jenis Kitab Mazmur dapat dikelompokkan seperti: 15
 Hymne/nyanyian Pujian (Mzm. 8; 19; 29; 33; 65; 67; 100; 103; 104; 105;
111; 113; 114; 135; 136; 145; 146; 147; 148; 149; 150).
 Mazmur penyesalam/pengakuan dosa (Mzm. 6; 32; 38; 51; 102; 130).
 Mazmur hikmat (Mzm. 37; 49; 73).
 Mazmur-mazmur penyelamat/mesianik (Mzm. 2; 18; 20; 21; 45; 61; 72;
89; 110; 132; 144).
 membicarakan manusia serta kehidupan pada umumnya (Mzm. 8; 16;
22; 35; 40; 41; 55; 69; 102; 109).
 Mazmur Kutuk/Laknat (Mzm. 35; 69; 109).
 Mazmur penobatan (Mzm/ 47; 93; 95-99).

3. Tema-tema Kitab Mazmur


Menurut Green dalam bukunya Pengenalan Perjanjian Lama, tema-
tema kitab Mazmur adalah sebagai berikut: 16

13
BibleWorks, Harris, Theological Wordbook of the Old Testament
14
Andrew E. Hill dan John Walton, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas,
2001), 425
15
C. Hassel Bullock, Kitab-kitab Puisi dalam Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas,
2014), 184-194.
16
Dennis G, Pengenalan Perjanjian Lama… (134-135)
 Allah: merupakan sifat dan temanya yang paling menonjol.
 Kutuk atas musuh (khususnya 35, 58, 69, 109).
 Hidup sesudah mati. Para pemazmur mempunyai harapan bahwa orang
benar akan selamat dari maut.
 Ajaran tentang Mesias. Salah satu kepercayaan yang terpenting bagi
orang Israel ialah penghargaan akan seorang Mesia.

D. Mazmur Kutuk
Mazmur Kutuk/Laknat merupakan ungkapan hati penulis yang
menyatakan kemarahan dan kutukan terhadap musuh atau orang-orang
jahat. Mazmur Kutuk terdapat dalam Mazmur pasal 35, 69, dan 109. Menurut
Bullock ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisa kitab
Mazmur, khususnya Mazmur Kutuk yaitu: Alkitab tidak dapat dijelaskan
seperti soal matematika. Paulus juga telah mengatakan bahwa “ada hal-hal
yang sukar dipahami” (II Ptr. 3:16) dan menghadapi hal itu secara jujur,
bergumul; dan bertanya tentang Firman Allah itu. 17
Mowinkel menganggap mazmur kutuk mencerminkan suasana
keagamaan dari kuasa gelap, dimana mazmur tersebut menjadi “kutukan
yang efektif” melawan musuh. Ada juga dugaan bahwa sang pemazmur
dipenuhi dengan perasaan balas dendam serta diliputi kemarahan. 18
Sesungguhnya sang pemazmur sama sekali tidak berupaya untuk
melakukan balas dendam, dia menyerahkan soal itu kepada Allah. Dia
tampaknya mengerti prinsip Hukum Musa bahwa “Hak-Kulah dendam dan
pembalasan” (Ul. 32:35). Dan ditemukan juga bahwa sang pemazmur tidak
melakukan sesuatu yang jahat untuk musuh-musuhnya namun musuhnya
yang telah melaksanakan rancangan-rancangan yang jahat “tanpa alasan.”
Menurut Claire sikap dan tingkah laku musuh itu dilukiskan sebagai
berikut: (1) Orang fasik itu “ramah dengan teman-temannya, tetapi hatinya
penuh dengan kejahatan” (Mzm. 28:3); mereka bersekongkol; menindas

17
C. Hassel Bullock, Kitab-kitab Puisi dalam Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas,
2014), 191
18
Ibid.,
orang yang lemah, (2) Menggunakan perkataan sebagai senjata; mereka
berdustam berbohong; mereka mendatangkan hukuman atas orang benar
pada pengadilan, sehingga orang yang dituduhnya itu hanya dapat
memohon agar perkaranya diperhadapkan kepada Tuhan (Mzm. 3:17; 27; 57
dan 63), (3) Orang fasik tidak menghendaki orang sakit sembuh kembali, dan
(4) Orang fasik selalu bermaksud memisahkan orang percaya dari Tuhan:
mereka mau meyakinkan orang lemah bahwa “baginya tidak ada pertolongan
daripada Allah” (Mzm. 3:3).19 Dalam Mazmur 69 dan 109, dengan jelas
pemazmur menyatakan bahwa dia berdoa karena Allah (konteks lebih luas
dari mazmur-mazmur ini adalah hakikat Allah dan kerajaan-Nya).20 Musuh
orang benar menjadi musuh Allah sendiri. sehingga dalam Mazmur Kutuk,
pendoa menyerahkan baik dirinya sendiri maupun musuhnya yang jahat itu
ke dalam tangan Tuhan, Hakim yang adil itu, pasti akan menghukum
kejahatan manusia, teristimewa mereka yang melawan Tuhan sendiri atau
umat pilihan-Nya. Allah memberkati orang benar, demi keadilan-Nya sendiri
Dia juga harus membalas secara keras orang yang jahat.
Adapun beberapa Mazmur Kutuk dalam Kitab Mazmur, yaitu sebagai
berikut:
a. Mazmur 35: 1-28 “Doa Minta Tolong terhadap Musuh”
Daud, dalam mazmur ini, berseru kepada Sang Hakim atas langit dan
bumi yang adil untuk melawan musuh-musuhnya yang membenci dan
mengejar-ngejar dia. Dalam mazmur 35 ini dapat dilihat bahwa:
 Ia mengeluh kepada Allah tentang kejahatan-kejahatan yang mereka
lakukan terhadapnya. Mereka berbantah dengannya, berperang
melawannya (Mazm 35:1), mengejar-ngejar dia (ay. Maz 35:3),
merancangkan kecelakaannya (ay.Maz 35:4,7), memfitnahnya (ay.Maz
35:11), melecehkan dan merendahkannya (ay.Maz 35:15-16) dan juga
semua temannya (ay. Maz 35:20), dan mereka bersukacita atas
kemalangannya (ay. Maz 35:21,25-26).

19
Marie Claire Barth &B.A. Pareira, Tafsiran Alkitab kitab Mazmur 1-70,(Jakarta:
Gunung Mulia, 1998), 96-97
20
C. Hassel Bullock, Kitab-kitab Puisi dalam Perjanjian Lama …, 191
 Ia membela perkaranya itu dengan menyatakan ketidakbersalahannya
sendiri, bahwa ia tidak pernah berbuat jahat terhadap mereka (35:7,19),
namun ia telah berusaha berbuat baik kepada mereka (35:12,14).
 Ia berdoa kepada Allah untuk melindungi dan meluputkannya, dan bangkit
baginya (35:1-2), untuk menghiburnya (35:3), untuk dekat dengannya dan
menyelamatkannya (35:17,22), untuk membela perkaranya (a 35:23-24),
untuk menggagalkan segala rancangan musuh-musuhnya melawan dia
(35:3-4), untuk menggagalkan harapan-harapan mereka yang ingin
melihat kejatuhannya (35:19,25-26), dan, terakhir, untuk membela semua
temannya dan membesarkan hati mereka (35:27).
Harapannya agar musuh-musuhnya dihancurkan, yang didoakannya
bukan dengan perasaan benci atau keingingan membalas dendam. Dapat
dilihat bahwa betapa sabarnya ia menanggung penderitaanya. Daud di sini
berdoa:
1. Melawan musuh-musuhnya yang banyak (35:4-6). Frasa “Biarlah

mendapat malu” dalam bahasa aslinya ‫ֹ֣יֵבׁשּו‬ (yebosu) yang artinya

“biarkanlah dipermalukan” dengan bentuk verb qal imperfect 3rd person


masculine plural (kata kerja biasa yang menyatakan pekerjaan belum
selesai dilakukan/akan dilakukan oleh orang ketiga maskulin jamak) ini
merupakan doa agar mereka bertobat, sebab semua orang yang bertobat
dibuat supaya malu dengan dosa-dosa mereka dan mundur dari dosa-
dosa itu. Atau, jika mereka tidak menjadi sadar dan bertobat, Daud berdoa
agar rancangan-rancangan mereka melawannya digagalkan dan
dikecewakan, sehingga dengan demikian mereka mendapat malu. Benson
mengatakan bahwa inilah ungkapan frustasi dari Daud dan rasa kecewa
yang dialaminya karena rancangan jahat dari musuhnya, sehingga Daud
berharap biarlah apa yang dirancangkan mereka terhadap dirinya berbalik
pada mereka sendiri.21 Walaupun mereka memang sedikit banyak akan
berhasil, ia sudah melihat bahwa keberhasilan mereka itu akan menjadi

21
https://biblehub.com/commentaries/psalms/35-4.htm, diakses pada tanggal 23
Oktober 2021
kehancuran bagi mereka sendiri pada akhirnya: mereka akan menjadi
seperti sekam dibawa angina, mereka akan dihempaskan oleh
penghakiman itu (Maz 1:4). Jalan mereka akan menjadi gelap dan licin,
kegelapan dan kelicinan. Demikianlah jalan orang-orang berdosa, sebab
mereka berjalan dalam kegelapan dan terus-menerus terancam bahaya
akan jatuh ke dalam dosa, dan ke dalam neraka. Dan memang akan
terbukti sebab kaki mereka akan goyang pada waktunya (Ul 32:35).
Dinubuatkan di sini juga bahwa mereka akan didorong Malaikat TUHAN
(ay. Maz 35:5) sehingga mereka tidak akan menemukan tempat
peristirahatan, dan Malaikat TUHAN itu akan mengejar mereka (ay. Maz
35:6). Mereka adalah pelayan-pelayan keadilan-Nya.
2. Melawan salah satu musuhnya yang perkasa (ay.Maz 35:8): Biarlah
kebinasaan mendatangi dia. Ada kemungkinan yang dimaksudkannya di
sini adalah Saul.22 Daud tidak akan menjadi hakim atas perkaranya
sendiri. Namun, ia menyerahkan semuanya kepada Allah atas segala
perbuatan Saul kepadanya dan digenapi dalam kehancuran Saul, sebab
ia sudah merancang persekongkolan untuk membuat Daud jatuh dengan
perantaraan orang Filistin. Elitcots mengatakan bahwa biarkan mereka
jatuh di lubang yang mereka gali untuk Daud sehingga mereka mengalami
kebinasaan atau biarkan mereka mengalami kehancuran. 23
3. Harapan Daud agar dia sendiri diluputkan, yang tidak diragukannya lagi
setelah ia menyerahkan perkaranya kepada Allah (ay. Maz 35:9-10).
b. Mazmur 69:1-37 “Doa dalam Kesesakan”
Ayat 1-22 memperlihatkan penderitaan yang sedang dialami oleh raja
Daud sang pemazmur. Dimana ia menanggung celaan karena Tuhan (ay. 8)
karena ia mencintai rumah Allah, dimana Allah dapat ditemui (ay. 10-12).
Sama seperti sekian banyak orang benar yang dituduh bersalah (Maz. 7).
Pemazmur dikatakan merampas, padahal tidak ada sesuatu yang diambilnya
(ay. 5). Di depan Tuhan pemazmur mengakui kesalahannya (ay. 6). Ayat 6-7
Terhadap para lawan pemazmur merasa benar, terhadap Allah tidak; ia

22
Mattew Henry, Tafsiran Mattew Henry, (Surabaya: Momentum, 2011), 467.
23
https://biblehub.com/commentaries/psalms/35-8.htm
pernah bertindak secara kurang bijaksana, ia tidak memili waktu yang tepat
(Ams. 13:16), gagal dalam usahanya (Ams. 10:14,21; 14:17; 16:22), karena
kurang berpengalaman. (Ams.22:15), tidak mau mendengar nasihat ornag
tua (Ams.15:5) atau tidak mengindahkan kehendak Allah.24 Disini dapat
dilihat pemazmur menaikkan doanya dengan terlebih dahulu menyadari
keberadaan dirinya dihadapan Allah.
Ayat 23-29 merupakan “Mazmur Kutuk” yang dinaikkan Daud.
Pemazmur yakin ketika ia mengucapkan mazmur kutuk maka akan datang
waktunya bila TUHAN berkenan menolong karena kasih setia-Nya
(Mzm.5:8). Sebab bukan saja kebodohan yang dikenal Tuhan melainkan
celanya juga dikenal oleh Tuhan, karena diketahui-Nya bagaimana
pemazmur merasa dipermainkan dan dinodai oleh lawan-lawannya. Karena
ia pun menanggung cela karena Tuhan.25 Frasa “Tumpahkanlah amarah-Mu”
(Verb qal imperative masculine singular) yang berarti ungkapan untuk
mendorong/meminta/memohon agar tuangkanlah, turunkanlah, limpahkanlah
kemarahan. Permohonan ini diajukan agar Allah melakukan pembalasan dan
didasarkan pada ikut sertanya Allah dalam kemarahan sengit pemazmur.
Karena mereka adalah musuh-musuh Allah, juga musuh-musuhnya.
Kemarahan yang sengit ini mencapai puncaknya pada seruan agar mereka
dihapuskan dari buku kehidupan. “Kitab Kehidupan” ada;ah daftar Allah
tentang orang-orang yang memiliki hubungan yang benar dengan Dia dan
yang tetap setia (1:3; 7:10; 11:7; 34:13; 37;17) dan istilah ini mengacu pada
orang-orang yang akan menerima hidup kekal.26 Dalam menghadapi
keadaan seperti itu, pemazmur sangat yakin Allah mengenal dirinya,
masalahnya dan musuhnya. Sehingga, ia menyerahkannya pada Tuhan dan
biarkan Tuhan yang menyatakan murka-Nya dan membalas mereka sesuai
perbuatannya (ay.20-28).
Ayat 30 – Sang pemazmur mempercayakan diri pada Tuhan saja. Satu-
satunya harapan baginya adalah keselamatan dari Tuhan. Permohonan

24
Marie Claire Barth & B.A. Pareira, Tafsiran Alkitab kitab Mazmur 1-70,(Jakarta:
Gunung Mulia, 1998), 616
25
Ibid,…, 617-618
26
___., Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang: Gandum Mas, 2019), 1149
pemazmur diterima baik oleh Allah (ay. 31-35). Pengakuan bahwa Tuhan
menolong orang-orang yang rendah, baik yang tertekan dan miskin secara
kemasyarakatan merupakan ucapan syukur yang jauh lebih berkenan
kepada Tuhan dan dihayati para pemazmur. Dalam keyakinan keselamatan
ini pemazmur mengakhiri ucapan syukurnya dengan mengaku percaya pada
janji-janji yang disampaikan oleh nabi-nabi (ay. 36-37).

c. Mazmur 109:1-31 “Doa Seorang yang Kena Fitnah”


Ayat 1-5 menjelaskan kesengsaraan yang dialami oleh sang pemazmur
(raja Daud). Di hadapan takhta sorgawi dia melontarkan keluhan atas
kejahatan dan sikap para musuhnya yang tidak berterima kasih, dan dengan
begitu dia mengadu kepada Allah yang adil. Tidak ada kejahatan yang
dilakukan oleh sang pemazmur, bahkan dikatakan bahwa dia telah
menunjukkan kasihnya kepada musuh-musuhnya, namun yang ia terima
tetaplah sama. Ia terus diserang dan difitnah dengan segala kebohongan.
Ayat 6-20, Daud mengecam dan menubuatkan kebinasaan orang itu,
menyatakannya sebagai orang yang paling merana. Kutukan yang
disebutkan di sini sangatlah buruk, beribu-ribu celaka akan menimpa orang-
orang yang melawan pihak yang dibela Allah. Di sini dibeberkan nubuatan
mengenai orang jahat itu:(1) akan dihukum dan dilemparkan sebagai
penjahat, dengan segala hingar-bingar pengadilan dan penghukuman (ay.6-
7): Angkatlah seorang fasik atas dia, yang akan menindasnya dengan kejam,
sekejam perlakuannya sendiri terhadap orang lain. Biarlah seorang
pendakwa berdiri di sebelah kanannya, dan biarlah si pendakwa itu
merajalela untuk menipunya, sebagaimana ia juga telah melakukan penipuan
dan fitnah. Dia juga tidak akan bisa lepas dari penghakiman Allah, melainkan
dikutuk di sana pada waktu hari pembalasan tiba. Biarlah doanya menjadi
dosa, sebagaimana kegaduhan yang ditimbulkan oleh penjahat yang sudah
dijatuhi hukuman, dianggap sebagai penghinaan terhadap pengadilan. Doa
orang jahat pun kini menjadi dosa, sebab doa itu dicemari oleh kepahitan
ragi kemunafikan dan kelaliman. (2) setelah hukuman diputuskan, hukuman
itu harus dilaksanakan: kehilangan nyawa dan umurnya akan diperpendek
oleh pedang keadilan (ay. 8). Akibatnya, segenap jabatannya akan
diserahkan kepada orang lain, dan merekalah yang akan menikmati semua
hasil pencapaian dan pekerjaannya: biarlah jabatannya diambil orang lain.
Keluarganya akan hancur dan miskin, istrinya akan menjadi janda dan anak-
anaknya menjadi yatim oleh karena kematiannya yang tiba-tiba (ay. 9). Harta
miliknya akan dihancurkan: Biarlah penagih hutang, pihak yang berwenang,
menyita segala kepunyaannya dan orang-orang lain, yang tidak memiliki
hubungan darah sama sekali dengan mereka, menjarah hasil jerih payahnya,
baik sebagai penghukuman atas kejahatan mereka ataupun sebagai
penebusan utang mereka. (5) Keturunannya akan sengsara. Anak-anak dari
orangtua yang jahat terkadang harus menanggung akibat yang lebih buruk
oleh karena kejahatan orangtuanya, sebab belas kasihan orang-orang jadi
tertutup bagi mereka. (6) Kenangan mengenai dirinya akan memudar dan
terkubur di dalam cela (ay. 13). (3) Dasar dari malapetaka yang dinubuatkan
di sini memang layak menimpa orang-orang itu, tujuannya untuk
membenarkan kutukan pembalasan terhadap keturunan si pendosa, dosa
nenek moyang mereka diungkit-ungkit (ay. 14-15) dan untuk membenarkan
malapetaka pembalasan yang menghajar si pendosa sendiri/ditimpakan
kepada dirinya sendiri, yang memang layak menerimanya (ay 17-19). Dia
mengutuk orang-orang yang tidak terjangkau oleh tangannya yang kejam,
tetapi kutuknya itu tidak ampuh dan bodoh, karena berbalik menimpa dirinya
sendiri. Ia tidak suka kepada berkat. Dia tidak suka mengharapkan kebaikan
bagi orang lain, juga tidak suka melihat orang lain baik-baik saja. Jadi,
biarlah segala hal baik itu menjauh dari padanya. Dia mengandalkannya
sebagai senjata yang ia harapkan dapat melindunginya dari cela orang-orang
yang ia takuti. Biarlah kutukan Allah atasnya menjadi aib baginya,
sebagaimana kutuk yang ia lontarkan kepada tetangganya merupakan
kebanggaannya. Biarlah kutuk itu melekat kepadanya bagaikan ikat
pinggang, dan biarlah ia tidak pernah sanggup melepaskannya. Biarlah kutuk
itu bagaikan aliran kecemburuan baginya, yang mengembungkan perut dan
mengempiskan paha nya. Sang pemazmur menutup nubuatan
malapetakanya itu dengan kata Amin yang menakutkan, yang bukan saja
berarti, “Kuharap demikian,” tetapi juga “Aku percaya semua itu akan terjadi
(ay. 20). Musuh-Nya yang tidak sudi membiarkan-Nya berkuasa atas mereka
akan digiring dan dibantai di hadapan-Nya. Dan suatu hari nanti Ia akan
membalaskan penindasan yang dilakukan mereka terhadap umat-Nya.
Ayat 21-31 menunjukkan penyerahan sang pemazmur (raja Daud)
kepada Allah. segala doa yang dia naikkan Allah akan melihatnya dan
setimpal dengan perbuatan yang telah dia lakukan. Hanya dengan
pertolongan Tuhan lawan-lawannya dapat diyakinkan bahwa dia tidak
bersalah. Dan Daud sekali lagi menekankan bahwa ia tidak sedang
membalas dendam dengan tangannya sendiri, dia sedang meminta Allah
segera bertindak berdasarkan Hukum yang Adil.
Berdasarkan penguraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
mazmur kutuk dalam pasal 35, 69, dan 109 ini bukanlah suatu ungkapan
yang penuh dengan dendam namun dapat dilihat bahwa Daud sebagai sang
pemazmur telah begitu banyak menangggung penderitaan dan celaan
terhadap musuh-musuhnya, menanggung banyak fitnahan dan dusta yang
dilontarkan terhadap dirinya. Ia dibenci dan dicela dengan “tanpa alasan” dan
ia selalu menunjukkan tidak pernah membalas kejahatan mereka dengan
kejahatan justru sebaliknya sang pemazmur menunjukkan kasih setianya
kepada mereka yang mencela dan menindas dia. Sebagai hamba Allah, Dia
mengadukan perkaranya itu kepada Allah agar biar Allah sendiri yang
sebagai Hakim yang Adil yang mengadili perkara/penderitaan yang dia
hadapi, bahkan doa yang dia naikkan bertujuan agar mereka yang
melakukan kejahatan terhadapnya mereka bertobat dan kembali kepada
Allah. Sang pemazmur tetaplah tidak melanggar hukum Allah untuk saling
mengasihi, ia tahu betul hukum Allah oleh sebab itu ia melibatkan Allah
ketika ia mengalami penindasan. Ungkapan kutuk yang dilontarkan oleh
sang pemazmur janganlah dianggap sebagai ungkapan yang negative
karena memang orang-orang fasik pantas menerima itu, karena mereka
telah berlaku sangat jahat dan jika dilembutkan yang ada mereka terus
melanjutkan tindakan mereka. Allah yang akan menghukum mereka setimpal
dengan perbuatan yang telah mereka lakukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
“Mazmur Kutuk” merupakan ungkapan hati penulis yang menyatakan
kemarahan dan kutukan terhadap musuh atau orang-orang jahat. Musuh
yang penulis maksudkan bukanlah tanpa alasan, melainkan seseorang atau
sekelompok orang yang memusuhi Allah, membeci Allah, dan melakukan
perbuatan-perbuatan yang sangat jahat. Mazmur Kutuk/Laknat terdapat
dalam Mazmur pasal 35, 69, dan 109. Mazmur kutuk dalam pasal 35, 69,
dan 109 ini bukanlah suatu ungkapan yang penuh dengan dendam namun
dapat dilihat bahwa Daud sebagai sang pemazmur telah begitu banyak
menangggung penderitaan dan celaan terhadap musuh-musuhnya,
menanggung banyak fitnahan dan dusta yang dilontarkan terhadap dirinya.
Ungkapan kutuk sang pemazmur memang untuk orang-orang fasik
menerima semuanya itu karena mereka telah berlaku sangat jahat dan jika
dilembutkan yang ada mereka terus melanjutkan tindakan mereka. Allah
yang menghukum mereka sesuai dengan perbuatan yang mereka lakukan.

B. Makna Teologis
Berdasarkan pembahasan yang dibahas, maka makna teologis adalah
sebagai berikut:
1. Kutuk adalah hukuman buat orang-orang yang tidak melakukan perintah
Allah dalam kehidupan. Kutuk adalah milik Allah, hanya Dia yang dapat
melakukan hal tersebut. Kutuk pantas diterima oleh penguasa lalim atau
orang-orang fasik, karena perbuatan yang dilakukan tidak sesuai dengan
Firman Allah dan jahat di mata Tuhan.
2. Mazmur menggambarkan tentang berbagai perasaan dan keadaan
manusia, dan sebuah katalog tentang pengalaman rohani.
3. Mazmur Kutuk tidaklah melanggar kaidah-kaidah kekristenan namun di
dalam Mazmur Kutuk dapat dilihat bahwa sang pemazmur menyerahkan
perkaranya dihadapan Allah, berharap dan percaya kepada sang Hakim
yang Adil.
4. Orang jahat atau orang fasik tidak membenci kejahatan, tetapi
menganggap kejahatan adalah sebuah kebaikan dan menguntungkan
bagi dirinya. Dan orang fasik yang selalu melakukan kejahatan akan
hilang oleh keadilan Allah.
DAFTAR PUSTAKA
________.,
2019 Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Malang: Gandum
Mas.

Barth, Marie C., & Pareira, B.A.,


1998 Tafsiran Alkitab kitab Mazmur 1-70. Jakarta: Gunung Mulia

Baxter, J. Sidlow.,
2002 Menggali Isi Alkitab Jilid II (Ayub-Maleakhi). Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih.

Bullock, C. Hassel.,
2014 Kitab-kitab Puisi dalam Perjanjian Lama. Malang: Gandum
Mas
Henry, Mattew.,
2011 Tafsiran Mattew Henry. Surabaya: Momentum.

Hill, Andrew E. dan Walton, John,


2013 Survei Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas.

Longman, Tremper,
1994 Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur. Malang: Seminar
Alkitab Tenggara

Sumber Lain:
Bibleworks 10
Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline
https://biblehub.com/commentaries/psalms/35-8.htm, diakses pada tanggal
23 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai