Anda di halaman 1dari 3

Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung

Nama Mahasiswa : Hermawan


NIM : 2221811065
Program Studi : Magister Teologi
Mata Kuliah : Teologi Biblika
Dosen : Dany Christopher, Ph.D
Tugas : Makalah

Orang Asing
Pendahuluan
Kehadiran Orang Asing /Pengungsi yang tinggal di negara kita adalah sebuah
ancaman ataukah sebuah kesempatan untuk melayani? Oleh sebab itu maka makalah ini
bertujuan untuk memberikan bagaimana pandangan teologis mengenai orang asing
dalam Alkitab sebagai payung umum, yang bisa mewakili konsep pengungsi dalam
konteks yang lebih khusus. Makalah ini akan menyajikan pemaparan pandangan Alkitab
mengenai Orang Asing, baik dalam Perjanjian Lama dan Baru, sebagai dasar pelayanan
untuk pengungsi di Indonesia. Pembahasan akan dibatasi pada kitab-kitab Pentatuk,
kitab para nabi, kitab Injil dan surat-surat Paulus dan umum. Pembatasan ini atas dasar
pada kemunculan yang paling banyak dari kata “Orang Asing” dalam Alkitab baik di PL
dan PB.1 Pembahasan akan memberikan gambaran dasar alasan biblika dalam pelayanan
terhadap orang asing dalam konteks yang lebih khusus adalah pengungsi. Implikasi dari
pembahasan ini adalah bukan hanya memperjelas alasan mengapa melayani para
pengungsi tetapi juga memberikan kesadaran teologis terhadap gereja-gereja yang baru
melihat kemungkinan-kemungkinan melayani para pengungsi.
Metode yang dipakai dalam paper ini adalah historical-grammatical dan
canonical.

Tema ini sudah ada dalam Perjanjian Lama


Kata “Orang Asing” muncul pertama kali dalam Kitab Kejadian, ketika Abram
mengungsi ke Mesir karena bencana kelaparan yang terjadi (Kejadian 12:10). Kemudian
pada bagian selanjutnya adalah kisah Lot yang sedang melindungi dua orang tamu yang
hendak dianiaya oleh orang-orang Sodom dan Gomora. Pada bagian-bagian lain
penekanan kata ini dalam kisah naratif bapa-bapa patriak sangat erat hubungannya
dengan pengembaraan. Kisah Abraham yang menjadi orang Asing di Gerar, Ishak di
Hebron, Yakub di Laban dan Mesir, pengembaraan dari leluhur Israel ini dirangkumkan
dalam jawaban Yakub di hadapan Firaun, bahwa memang Abraham, Ishak dan Yakub
adalah seorang penggembara di negeri asing (Kej.47:9). Bahkan tema ini terus bergema
sampai memasuki kitab Keluaran. Pada awal-awal Kitab Keluaran, konteks penindasan
dan penderitaan yang diderita orang Israel diangkat sebagai pengantar untuk kisah
kelahiran sampai kehidupan dewasa dari Musa, yang memiliki seorang anak yang
bernama Gersom. Nama ini memiliki arti “Aku telah menjadi seorang pendatang/Orang
asing di negeri asing” (Kel. 2:22;18:3).2 Hal ini menunjukkan bahwa tema orang asing ini
sebenarnya berkaitan dengan bapa-bapa leluhur bangsa Israel yang lebih dikenal
sebagai pengembara.

Identitas Orang Asing di dalam Alkitab


Berdasarkan istilah yang dipakai dalam Perjanjian Lama, “orang asing” terdapat
4 kata ibrani yang digunakan untuk kata ini, yaitu 1. rG& ger, 2. bv*ot toshabh, 3.

2
Penyebutan nama dan artinya diulang 2 kali di dalam Kitab Keluaran. Dalam kata Ibrani nama
ini berasal dari asal kata Ger yang berarti Orang Asing.
rk*n@ nB* nokhri, ben nekhar, 4. rz*zar.3 Setiap kata ini mewakili pemahaman dalam
konteks yang berbeda. Kata “Ger” lebih banyak dipakai untuk orang asing yang sudah
berasimiliasi dengan peraturan dan sistem kepercayaan orang Israel. 4 Sedangkan kata
“Toshabh” lebih banyak dipakai untuk seorang yang dalam masa transit, orang memiliki
tujuan lain (pengembara) dan kata “Nokhri” serta “Zar” lebih banyak dipakai untuk
orang asing yang datang dari luar Israel namun tidak mengasimiliasi diri mereka dengan
kepercayaan dan peraturan keagamaan orang Israel. 5 Jadi dapat diambil kesimpulan
bahwa yang dimaksudkan dengan istilah ini adalah orang yang datang dari

Perlakuan terhadap Orang Asing


Bagi orang asing dalam konteks “ger” (yang berasimilasi) boleh mengikuti hari
raya Roti Tidak beragi (Kel. 12:1). Berhenti berkerja pada hari Sabat dan Hari
pendamaian (Kel. 20:10, Im. 16:29-30). Larangan lainnya adalah tidak boleh makan
darah (Im.17:10, 13), larangan percabulan (Im. 18:26), larangan penyembahan berhala
(Im. 20:2), dan larangan menghujat Nama Allah (Im. 24:16). Namun, pada bagian-bagian
lain nampaknya ada larangan dimana orang asing boleh makan daging bangkai ternak
(Ul.14:21). Seorang asing “Toshab” boleh merayakan hari Paskah tetapi ia harus lebih
dahulu disunat (Kel 12:48). Jadi hukum mosaik memberikan sebuah batasan-batasan
yang jelas tetapi juga sebuah undangan untuk orang asing yang belum berasimilasi
dengan orang Israel asli.
Sedangkan dalam kitab para nabi lebih menegaskan kembali apa yang sudah
ada di dalam hukum mosaik. Kitab nabi besar seperti Yesaya, menekankan pada orang
asing yang telah berasimiliasi dan mengikuti keyakinan bangsa Israel, memiliki hak-
hak perjanjian dengan Allah dan mendapat bagian dalam ibadah di dalam Bait Suci
(Yes. 56:1-8). Konteksnya berada pada keadilan sosial dan sebuah keterbukaan
terhadap kebutuhan sesama. Hal ini merupakan sebuah elemen yang penting dalam
Yudaisme sebagai sebuah penangkal terhadap eklusivisme sempit dan mengorelasikan
iman Israel dengan tantangan pada masa itu.6 Selain Yeremia, Yehezkiel pun
mengecam dosa-dosa orang Israel pada zamannya, yang telah melakukan pemerasan
pada orang asing, janda dan anak yatim (Yeh. 22:6-7). Bagian ini juga ditujukan
kepada para pemimpin Israel, yang mengunakan kekuasaannya untuk menindas yang
lemah. Pada ayat 7, Yehezkiel menggabungkan dosa penghinaan orang tua yang
merujuk pada sepuluh hukum dan dosa penindasan terhadap orang asing, janda dan
anak yatim.7
Pembahasan Perjanjian Baru mengenai orang asing, haruslah kembali kepada
bagaimana sikap Yesus mengenai kehadiran orang asing. Hal ini dapat dimulai dengan
pernyataan Yesus “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat. 22:39) di
dalam Injil dan Perjanjian Baru menjadi sebuah tema penghubung dengan tema orang
asing di dalam Perjanjian Lama. Yesus mengutip Imamat 19 ayat 18, yang berada dalam
relasi dengan ayat 33-34. Inilah yang mungkin melatarbelakangi definisi kasih Yesus
yang tidak hanya terbatas pada orang Israel tetapi juga kepada orang-orang dari bangsa
lain. Hal ini juga menarik karena dalam Imamat 19:34, ayat tersebut ditutup dengan
pernyataan “karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir..”. Pernyataan ini
merupakan sebuah pernyataan ini terus muncul ketika berbicara tentang orang asing.
3
Orr James, The International Standard Bible Encyclopedia (Delmarva Publications, Inc., 2018),
2865.
4
Septuagint menggunakan kata allotrios, allogenes, pariokos dan proselytos. Gerhard Kittel,
Gerhard Friedrich, and Geoffrey W. Bromiley, Theological Dictionary of the New Testament:
Abridged in One Volume (Wm. B. Eerdmans Publishing, 1985), 662.
5
K J Tromp, “Aliens and Strangers in the Old Testament” (2011): 5.
6
Brueggemann berpendapat bahwa teks ini seperti teks pada paska pembuangan. Walter Brueggemann,
Isaiah: 40-66 (Westminster John Knox Press, 1998), 165-168.
7
Merujuk ke Keluaran 20:12; 22:21-22.
(Kel. 22:21; 23:9; Im.19:33-34; Ul.10:19; 23:7).
Berbeda dengan Efesus, surat umum, surat Ibrani 11:1-13, fokus pada identitas
dari para saksi iman yang dalam Perjanjian Lama yang menantikan janji Allah digenapi
dalam Kristus. Dua diantara saksi iman ini adalah Abraham dan Yakub, kedua secara
tertulis pernah menyatakan diri sebagai seorang asing; Abraham di Kanaan(Kej. 23:4)
dan Yakub di Mesir (Kej. 47:9). Iman mereka yang telah memimpin dan menolong
melalui tantangan walaupun mereka harus mengembara. Mereka mengidentifikasikan
diri mereka sebagai orang asing, karena sebenarnya orientasi iman mereka pada janji
Allah yang lebih nyata. Ini merupakan penghubung dengan konsep Perjanjian Lama
mengenai tinggal di negeri lain, tidak memiliki tanah.
Teks terakhir yang perlu diangkat adalah 1 Petrus 1:1; 2:11, bagian ini akan
menjadi titik tolak untuk menghubungkan makalah ini dengan pelayanan pengungsi
secara umum. Surat 1 Petrus ditujukan kepada orang-orang Kristen yang berada di
Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia. Petrus menggunakan kata
“pendatang”8, kata ini sebagai sebuah usaha Petrus untuk menguatkan dan menegaskan
identitas orang-orang Kristen yang tersebar di wilayah yang disebutkan diatas. Petrus
hendak menekankan mengenai penting menjaga kekudusan hidup ditengah bangsa-
bangsa yang tidak mengenal Tuhan dengan istilah Pendatang tersebut. Istilah tersebut
merujuk pada kisah Abraham yang menjadi orang asing dan tinggal di negeri asing,
Israel kuno dan juga pada jati orang kristen yang menjadi saksi di tengah dunia yang
jahat.9 “Hidup menumpang di dunia” adalah sebuah istilah yang juga dipakai oleh Petrus
untuk mengingatkan supaya orang Kristen menjadi kekudusan hidupnya di hadapan
Allah (1:17). Tujuan dari hidup kudus ini adalah untuk memberitakan perbuatan-
perbuatan yang besar dari Tuhan (2:9). Jadi istilah “orang asing” di dalam bagian 1:1;
2:11 ini berkaitan dengan cara hidup orang Kristen ditengah dunia yang penuh dengan
kejahatan.
Berdasarkan pembahasan makalah ini paling tidak ada tiga hal yang bisa
menjadi respon terhadap masalah ini : Pertama, gereja seharusnya memiliki sikap
empati dengan keberadaan pengungsi, yang dari negara-negara lain. Mengapa? Karena
secara teologis kita sudah memiliki landasan untuk berempati kepada mereka. Kedua,
orang-orang Kristen seharusnya menunjukkan belas kasihan kepada mereka karena itu
merupakan sikap yang digambarkan oleh Alkitab terhadap orang asing, mereka yang
membutuhkan bantuan. Ketiga, orang-orang Kristen membantu kebutuhan-kebutuhan
yang vital bagi mereka, yaitu makanan, tempat tinggal, dan bantuan kesehatan.

Kesimpulan
Alkitab sudah memberikan dasar yang jelas mengenai tema orang asing dalam
hubungannya untuk mengasihi sesama, dalam hal ini, orang-orang yang membutuhkan,
salah satunya adalah para pengungsi. Harapannya adalah dengan makalah ini paling
tidak ada menyadarkan pembacanya untuk bersikap empati, mengasihi dan menolong
memberi tumpangan kepada para pengungsi.

8
Bahasa aslinya adalah parepidhmous parepidemous. Kata ini juga muncul di Alkitab versi
Septuaginta yang merujuk pada Kejadian 23:4. Karen H. Jobes, 1 Peter (Baker Exegetical
Commentary on the New Testament) (Baker Academic, 2005), 167–168.
9
Jobes, 1 Peter, 3.

Anda mungkin juga menyukai