Anda di halaman 1dari 13

Nama NIM Mata Kuliah Dosen

: Kerenius Eka Putra Nainggolan : 11.2626 : Sejarah Israel : Pdt.B.H.Lumbantobing,M.Th MASA KERAJAAN ISRAEL RAYA

1. Israel di bawah Pemerintahan Raja Saul ( 1020-1000 ) Pada masa Israel di pimpin oleh hakim-hakim banyak serangan dari luar yang mengancam kehidupan bangsa Israel. Hingga serangan bangsa Filistin yang terus-menerus menekan Israel pada masa hakim yang terakhir yaitu Samuel mengharuskan Israel menggunakan taktik baru. Hal itu di tambah oleh kondisi Samuel yang sudah tua dan anak-anaknya yang kurang bertanggung jawab, tidak dapat lagi memimpin bangsa Israel dengan baik. Ancaman bangsa Filistin yang telah teroganisir dengan rapi membuat bangsa Israel membutuhkan seorang raja agar dapat mengatasi perlawanan tersebut. Setelah melalui pemilihan, bangsa Israel menetapkan Saul menjadi raja yang pertama.1 A. Proses pemilihan Saul dan masalah tradisi tua berhadapan dengan pemilihan Dalam menghadapi ancaman dari luar yang selalu menekan bangsa Israel, bangsa Israel merasa memerlukan seorang raja untuk memimpin mereka seperti model pemerintahan bangsa-bangsa lain. Para pemimpin suku-suku Israel menginginkan dibentuknya suatu kepemimpinan militer yang diberi hak untuk memberlakukan kewibawannya kepada seluruh suku. Hanya dengan cara itulah mereka anggap dapat mencegah gangguan dari bangsa lain. Mereka juga ingin menggabungkan lembaga yang baru dengan lembaga kepemimpinan tradisional mereka sendiri. Pernyataan itu membuat ketegangan pendapat dengan beberapa tua Israel mengenai pemerintahan kerajaan seharusnya. Para tua-tua Israel menginginkan seorang raja yang menguasai hampir seluruh kehidupan rakyat mulai dari militer, politik, ekonomi, sosial, bahkan agama. Hal ini di anggap menimbulkkan tirani. Pada kira-kira tahun 1020 SM, Saul terpilih menjadi raja pertama bangsa Israel melalui
1 W.S.Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 1, Jakarta: BPK Gunung Mulia, hlm.335

proses pengundian oleh Samuel yang saat itu adalah Hakim bangsa Israel. Pemilihan tersebut atas penghunjukan Allah terhadap Saul melalui Samuel. Oleh sebab itu, kelangsungan masa jabatan Saul bergantung pada kehendak Allah.2 B. Kemenangan-kemenangan Saul sesudah menjadi Raja Pada masa Raja Saul, bangsa Israel belum memiliki tentara yang permanen. Mereka hanya memiliki sukarelawan yang siap berperang. Para relawan itu di ambil dari sekitar rumah Saul. Dari situlah suku-suku Israel harus memberikan upeti buat biaya perang sukarelawan itu.3 Oleh karena tentara Israel tidak memiliki keahlian berperang, orang Filistin terus-menerus menekan bangsa Israel dengan kemampuan mereka memanfaatkan kereta perang. Saul bahu membahu menyerang orang Filistin dengan anaknya, Yonatan. Yonatan beserta para pembawa senjata membunuh banyak orang Filistin di pegunungan Efraim. Saul juga berperang melawan Moab, Amon, Edom dan Amalek. C. Hakekat kerajaan di bawah Saul Pemerintahan Saul tidak ada bedanya dengan pemerintahan Hakim-hakim. Saul hampir tidak mengubah tata politik yang lama dan tidak mengadakan pemerintahan terpusat. Saul hanya merasa perlu mengorganisir para sukarelawan perang agar menjadi pasukan-pasukan terpilih yang terampil. Dalam hal inilah di kenal istilah pajak oleh orang Israel karena setiap suku harus membayar upeti untuk pembiayaan perang para tentara. 4 Karena kesulitan finansial Saul memberlakukan upeti bagi rakyat. Hal itu bertentangan dengan perintah Samuel mengenai rampasan dari suku Amalek yang dikalahkan. Oleh itu, Saul di anggap seorang yang egois, tidak mengikuti kehendak Allah. Dan ia pun kehilangan banyak dukungan dari rakyat.5 D. Kegagalan Saul dan munculnya Daud
2 S.Wismoady, Di Sini Kutemukan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, hlm. 129-130 3 Rekaman Perkuliahan pada 26 september 2011 oleh Pdt.B.H.Lumbantobing,M.Th 4 W. S. Lasor. Op, Cit. Hlm. 341 5 John Drane, Memahami Perjanjian Lama 1,Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab, hlm.66

Ada tiga hal yang membuat Saul gagal. Ketiga hal itu saling berkaitan satu sama lain, yang pertama yaitu pertentangan Saul dengan Samuel; pertentangan kedunya terjadi karena ketidakmauan Saul berada di bawah nasehat Samuel. Samuel ingin mendirikan suatu dinasti. Kedua : adanya perpecahan dalam diri bangsa Israel karena munculnya Daud sebagai tandingan Saul. Awalnya Daud adalah panglima perang kesayangan Saul. Kecakapan Daud dalam memimpin militer segera menaikkan kepopulerannya, sehingga membuat Saul cemburu padanya. Kemudian terjadilah perang antara Saul dan Daud. Daud melarikan diri dan meminta perlindungan pada raja Filistin di Gat. Di situ ia sempat memiliki tentara pribadi. Ia menyerbu Hebron, kota utama Yehuda. Dari situ Daud menjalankan rencananya untuk memperluas pengaruh dan kedudukannya. Faktor yang ketiga adalah karakter Saul yang makin buruk. Saul ingin berdiri sendiri dan bebas bertindak.6 E. Kematian Saul Saul mati di dalam peperangan melawan bangsa Filistin di Gilboa. Ia bunuh diri dalam peperangan itu. Saul mati bersama anaknya Yonatan. Anaknya pun menggantikan Saul menjadi raja. Tetapi, anaj Saul belum menjadi raja sepenuhnya karena saat Saul menjadi raja ia di pilih oleh suku-suku atas perkenaan Allah. Sedangkan anak Saul Isyboset hanya diakui oleh sukunya sendiri.7 2. Israel di bawah Pemerintahan Raja Daud ( 1000-961 ) Masa kerajaan Daud, bangsa Israel menemukan titik baru. Israel mengalami kejayaan. Bangsa Israel memperluas daerah kekuasaanya, hingga mereka mendirikan ibukota di Yerusalem. Pola-pola pemerintahan sudah mulai terasa pengaruhnya. Kota-kota mengalami banyak perkembangan dan urbanisasi mulai berkembang. Pemilihan Daud menjadi raja pun melalui proses pemilihan oleh suku-suku Israel. Sesudah Saul mati, sepuluh suku yang ada di Israel Selatan menunjuk Daud menjadi raja mereka. Kontras dengan di Israel Utara yang notabene adalah asal suku Saul yaitu suku Benyamin yang awalnya mengakui anak Saul raja mereka yaitu Isyboset atau Ishbaal. Tetapi

6 S.Wahono. Op, Cit.hlm.130-131 7 Rekaman Perkuliahan pada 26 September 2011 oleh Pdt.B.H.Lumbantobing,M.Th

akhirnya seluruh suku bersatu mengangkat Daud menjadi raja mereka.8

a. Bangkitnya Daud menjadi Raja i. Daud dan Ishbaal

Daud mencoba mengisi kekosongan pemimpin ketika Saul telah mati. Daud pun memerintah atas Yehuda dan ingin menguasai seluruh Israel. Ia mengadakan perluasan kekuasaan dengan menaklukkan Filistin dan mencoba agar tunduk di bawah pimpinannya. Namun, Ishbaal menyatakan dirinya adalah raja di utara Israel di daerah suku benyamin. Hal ini kontras berlawanan dengan ide Daud yang ingin menyatukan seluruh Israel di bwah kekuasaanya. ii. Akhir dari Ishbaal

Setelah dinobatkan menjadi raja oleh Abner, panglima Saul , Ishbaal di anggap sebagai raja boneka. Daud berhasil mengalahkan Abner dan Ishbaal, lalu ia diangkat menjadi raja oleh suku-suku Israel. 9 iii. Daud menjadi raja atas seluruh Israel

Setelah kemenangan Daud atas Ishbaal, para pemimpin suku-suku Israel utara dan selatan menerima Daud sebagai raja mereka di Hebron. Hal ini membuat bangsa Filistin terkejut. Maka mereka menyusun kekuatan untuk memerangi Israel. Tetapi Daud sudah tanggap akan respon Filistin tersebut. Kekuasaan Filistin dengan cepat direbut oleh Daud. Pada masa awal pemerintahan Daud, ia sibuk dengan usaha konsolidasi untuk memperkuat kedudukannya di seluruh suku Israel. Selama pemerintahan Daud tidak ada negara lain

88 Rekaman Kuliah pada 26 September 2011 oleh Pdt.B.H.Lumbantobing 9 S.Wismoady. Op. Cit.hlm.132

yang menyerang Israel.10 b. Tahap-tahap yang diambil oleh Daud untuk Penyatuan seluruh Israel dan Perluasan Kerajaan demi keamanan Setelah Daud menjadi raja atas seluruh Israel, Daud segera mengambil langkahlangkah memperkuat Kerajaanya. Strategi yang dilakukan antara lain: I.Keberhasilan Militer Daud mewarisi tentara ketika pemerintahan Saul. Kemudian kerajaan Daud mempunyai tiga jenis tentara, yaitu : Tentara yang ikut bergerilya atau yang tangguh berperang. Jumlah anggotanya biasanya banyak. Tentara yang bukan suku Israel. Tentara ini di sewa dari orang asing, seperti orang Filistin, Kanaan dan lain-lain. Tentara ini adalah hasil didikan Daud. Tentara yang selalu berkumpul di sekitar kerajaan Saul.

Musuh-musuh seperti Filistin sudah di kalahkan. Semua daerah mengalami ketakutan terhadap tentara Daud. Daud mengalahkan kota Kanaan, dan seluruh penduduknya adalah penduduk Daud. Jadi, bertambah luaslah daerah kekuasaan Daud. II.Mencari Ibukota Hal ini dilakukan raja Daud, dengan memiliki pertimbangan yaitu bahwa kota itu harus kota kuat, terlindung dan memiliki benteng yang kuat sebagai pusat pemerintahan. Kemudian kota itu harus berada di tempat netral. Ini dilakukan untuk menghindarkan diri dari sikap iri hati dan memihak yang mungkin muncul dari sukusuku Israel. Dalam hal ini Daud menemukan sebuah kota yang terletak di bukit yaitu dari kerajaan Yebus di kota Yerusalem. Daud merebut kota itu dengan memakai
10 S.Wismoady.Op.Cit.hlm132-133

tentara yang ia sewa sendiri. Ia tidak mau kota itu menjadi kota suku Israel bila ia memakai tentara Israel. Akhirnya yerusalem tunduk pada Daud, dan ia menyatakan bahwa Israel adalah ibukota Israel Raya. Kota ini menjadi kota yang penting. Itulah sebabnya Yerusalem disebut Kota Daud.11 III.Pembaharuan di bidang agama Pada masa raja Saul bidang agama tidak mengalami perkembangan. Tetapi pada masa Daud, hal yang sangat baik di tunjukkan dengan memindahkan tabut perjanjian ke Yerusalem. Disinilah termasuk perbedaan mendasar antara Saul dengan Daud. Dengan hal ini menunjukkan Daud memperkuat kesetiaan Israel terhadap dirinya. Karena simbol kebaktian Israel adalah kemah suci. Tabut perjanjian itu di pindahkan dari Kiryat-Yearim, dan sudah lama terbuang sejak di kembalikannya dari tanah filistin. Dengan membawa tabut ini ke ibukota, Daud meningkatkatkan keagamaan ibukotanya dan menyatakan pada bangsa Israel bahwa ia menjunjung tinggi Yahweh sebagai Allah bangsa Israel. Terdapat juga Imam kafir selain suku Lewi yang bertugas di kemah suci. Kelompok ini bernama Kelompok Zadok. Kelompok ini di ambil dari suku asli Yerusalem, tetapi mereka di golongkan Suku Lewi oleh kerajaan karena hanya suku Lewi yang dapat bertugas di kemah suci. Imam Lewi di khususkan untuk mengajari kelompok Zadok dalam ritus-ritus Israel.12 Ibadat orang Kanaan pun berjalan dengan leluasa pada pemerintahan Daud. Daud tidak bersikap fanatik, ia bersikap toleran. Ia memberikan tempat pada kultus asli Kanaan pada ibadah Israel. Oleh karena itu ibadah asli Kanaan tetap hidup dan berkembang pada pemerintahan Daud. Hal itu juga banyak membantu keberhasilannya.13 IV.Tentara yang selalu berkumpul di sekitar kerajaan Saul.
11 Rekaman Kuliah pada 26 September 2011 oleh Pdt.B.H.Lumbantobing, M.Th 12 Rekaman Kuliah pada 26 September 2011 oleh Pdt.B.H.Lumbantobing,M.Th 13 H.H.Rowley, Ibadat Israel Kuno, Jakarta:BPK Gunung Mulia,2009,hlm.61-62

Musuh-musuh seperti Filistin sudah di kalahkan. Semua daerah mengalami ketakutan terhadap tentara Daud. Daud mengalahkan kota Kanaan, dan seluruh penduduknya adalah penduduk Daud. Jadi, bertambah luaslah daerah kekuasaan Daud.

c. Corak Kerajaan yang dimulai oleh Daud i. Daerah-daerah yang termasuk ke dalam Kerajaan Israel di bawah Daud ii. Corak administrasi negara

Raja Daudlah yang memimpin segenap pemerintahannya. Pola birokrasi seperti di mesir adalah teladan di Israel. Mereka memiliki pegawai yaitu Komandan Pajak Israel Saba dan komandan Pajak Joab, Komandan Prajurit Upahan, Komandan bentara kerajaan (Mazkir), sekretaris Kerajan (Sopher). Selain dari pada komandan tinggi tersebut tentu ada komandan dibawahnya yang dikenal sebagai gubernur dan personil teritorial. Namun fungsi dari organisasi mereka tidak diketahui secara jelas. Daud tidak ragu untuk membiayai segala kebutuhan dari masyrakat. Ia membagi Yehuda menjadi beberapa distrik untuk tujuan administrasi.14 d. Tahun-tahun terakhir Raja Daud i. Masalah suksesi

Pada saat terjadi peperangan melawan Amon, ada suatu peristiwwa yang memperlihatkan sisi gelap Daud. Ketika tentaranya sedang berperang Daud mempunyai hubungan gelap dengan Betsyeba yaitu istri Uria yang merupakan panglima perang Daud. Dia sengaja meletakkan posisi Uria dibagian terdepan dengan maksud Uria mati secepatnya. Hal itu pun terjadi Uria mati, dan Betsyeba sedang mengandung anak Daud. Lalu anak pertama Betsyeba mati, kemudian mengandunglah Betsyeba dan melahirkan anak laki-laki yaitu Salomo. Daud mempunyai banyak anak dari beberapa istri. Namun ia mempersiapkan Salomo sebagai penggantinya kelak. Daud juga mempunyai anak
14 John Bright, A History of Israel, The westminister, Philadelpia: 1962, hlm

lelaki yaitu Absalom yang kelak akan melakukan pemberontakan terhadap kerajaan Daud.15 ii. Pemberontakan Absalom

Perebutan tahta kerajaan sebagai pengganti raja Daud telah terjadi antara anak-anak Daud. Awal konflik terjadi saat Absalom menuntut kehormatan kakaknya, Amnon yang di ketahui memperkosa Tamar agar ayahnya Daud menghukumnya walaupun sebenarnya Amnon dapat mengawininya. Hal ini di lakukan Absalom dalam upaya memperebutkan mahkota kerajaan. Karena Amnon tidak di hukum oleh Daud, akhirnya Absalom membunuhnya dan melarikan diri ke negri Aram di Gesur, tempat asal ibunya. Lalu Absalom dan Daud berdamai atas bantuan Yoab, panglima Daud dengan syarat Absalom dapat kembali ke Yerusalem tetapi tidak di perbolehkan datang ke istana ayahnya selama dua tahun. Kemudian Absalom melakukan pemberontakan terbuka terhadap kerajaan ayahnya dengan menyatakan diri sebagai raja di Hebron. Hal ini dirasa oleh Daud sebagai ancaman yang besar bagi kerajaannya, Daud mengumpulkan pasukan sewaan Filistinnya untuk memerangi Absalom. Pasukan Absalom akhirnya berhasil di hancurkan sedangkan Absalom mati di tangan Yoab. Kematian Yoab ini menimbulkan kedukaan yang besar bagi Daud karena ia sendiri pun tidak mengkehendaki kematian putranya itu. Di sini Yoab telah melanggar perintah raja. iii. Salomo naik takhta

Setelah kematian Absalom, tinggal Adonia dan Salomo lah yang menjadi pewaris tahkta kerajaan. Adonia mendapat dukungan dari Imam Abyatar dan Yoab, sedangkan Salomo di dukung oleh Batsyeba, istri kesayangan Daud, Natan, Imam Zadok dan Benaya. Akhirnya, salomo menang dan dinobatkan menjadi raja di Gihon. Dan atas tindakan Adonia yang ingin menghancurkan kerajaaan, ia di bunuh oleh Salomo. Begitu juga dengan Yoab yang mati dibunuh oleh Salomo atas pembalasan kematian Absalom dan Adonia.16

15 Rekaman Kuliah pada 26 September 2011 oleh Pdt.B.H.Lumbantobing, M.Th 16 W.S.Lasor. Op Cit. Hlm. 356-359

3. Israel di bawah Pemerintahan Raja Salomo ( 961-922 ) Kerajaan Israel di bawah pemerintahan Salomo mengalami puncak kejayaan. Salomo di kenal sebagai raja damai sejahtera. Program yang di hadapi Salomo adalah bagaimana cara mendatangkan dana yang besar untuk memperkuat kerajaan dan membangun Bait Allah. Pada masanya di bangun bait Allah yang menjadi simbol Keagamaan Israel.Salomo juga memperluas hubungan dengan bangsa luar dengan cara mengawini putri-putri raja dan mendirikan rumah bagi mereka di Yerusalem. Tetapi pada akhirnya, Salomo memuja dewa-dewa asing oleh karena pengaruh istri-istrinya tersebut. Hal ini membuat kemurkaan bagi Allah.17 a. Kebijakan nasional oleh Raja Salomo untuk penguatan Kerajaan Dalam bidang politik luar negri agar memperluas jaringan hubungan dengan bangsa lain, Salomo mengawini putri-putri raja asing yang terkadang di kukuhkan dengan memelihara angkatan bersenjata yang kuat. Salomo pernah mendapatkan kota Geser dari Firaun sebagai mas kawin putrinya pada Salomo. Dan biasanya Salomo mendirikan rumah bagi istri-istrinya itu di Yerusalem. Salomo juga membuat kebijakan dengan memperkuat pertahanan dengan cara menempatkan armada kereta tempurnya dalam lingkaran kota-kota berbenteng dengan 4000 kandang kuda, dan ia memiliki 1400 kereta tempur serta 12000 tentara berkuda. b. Kegiatan komersial Salomo Kegiatannya di bidang ini banyak bergerak dalam bidang ekonomi.Dengan menguasai jalan darat yang menghubungkan seluruh Timur Tengah Kuno, Salomo memperoleh pendapatan negara yang tinggi dari pajak lalu lintas dan ekspor-impor. Salomo juga berhasil membangun perdagangan laut melalui pelabuhan yang di bangunnya di kota Ezion-geber di tepi laut Merah oleh bantuan Tirus. Kegiatan menambang tembaga di Edom di lakukan oleh raja Salomo untuk di ekspor. Ia memperluas hubungan dagang dengan Mesir, Tirus, Seba di Arab Selatan dan lainlain. Ini semua membawa keuntungan besar bagi kerajaan. Raja Salomo adalah seorang raja yang hanya peduli terhadap kepentingan pribadi daripada kepentingan rakyat. Ia membangun proyek-proyek raksasa dan bangunan monumental. Ia
17 Rekaman Kuliah pada 26 September 2011 oleh Pdt.B.H.Lumbantobing, M.Th

mendatangkan tenaga-tenaga terampil dari Tirus karena orang Israel tidak memiliki keahlian di bidang itu. Pembangunan ini memakan banyak biaya yang membuat Israel mengalami kesulitan keuangan. c. Masa jaya Israel Pada masa pemerintahan Salomo bangsa Israel mengalami puncak kejayaan. Pendapatan Israel bukan lagi hanya dari pertanian, tetapi sudah sampai pada perdagangan luar negri. Hal itu membuat bangsa Israel sudah di kenal di seluruh Timur Tengah Kuno. Salomo juga memegang monopoli perdagangan kuda serta penjualan kereta-kereta perang. Di tambah lagi di bangunnya Bait Allah yang merupakan lambang ibadat Israel.18 d. Beban Kerajaan i. Masalah keuangan Salomo

Pembangunan proyek-proyek dan bangunan monumental membuat Israel mengalami kesulitan keuangan. Di tambah lagi pendapatan bangsa Israel yang tidak mampu membiayai kehidupan istana yang semakin bertambah membuat Israel memiliki utang. Salomo mencoba melunasi utang dengan menawarkan tanah pada kreditornya. Salomo juga mengenakan pajak pada rakyat. Dengan begitu rakyat secara tidak langsung membiayai kehidupan istana yang mewah. Hal ini membuat penolakan pemerintahan Salomo oleh rakyat. ii. Pembagian daerah untuk distrik

Dalam upaya membiayai kehidupan istana, Salomo juga memperlakukan pembagian distrik. Ia membagi atas 12 distrik agar dapat menanggung biaya istana satu bulan tiap tahunnya. Setiap bulan tiap distrik bergantian memberikan upeti untuk biaya istana. Salomo menempatkan seorang pegawai yang bertanggungjawab di setiap distrik. Hingga pernah terjadi kebijakan Salomo dalam upaya menutup utang melalui usul seorang pegawai distrik yaitu Yerobeam memberlakukan kerja paksa. Bagi rakyat Israel ini telah melanggar tradisi mereka. Kekecewaan rakyat Israel terhadap kepemimpinan Salomo sudah semakin mendalam. Dari sinilah timbul keinginan suku-suku memisahkan
18 W.S.Lasor.Op.Cit.hlm360-363

diri dari kerajaan Israel.19 e. Perpecahan kerajaan Israel Perpecahan kerajaan Israel menjadi dua di pengaruhi oleh tiga faktor : 1. Keinginan wilayah Israel utara membebaskan diri dari dominasi politik oleh raja yang agak condong pada wilayah Israel selatan. Kebijaksanaan Salomo dalam hal pengumpulan pajak yang di lakukan pada distrik bukan hanya memberatkan rakyat. Suku-suku di utara merasa tidak di perlakukan secara adil. Mereka merasa diwajibkan membayar pajak sedangkan suku-suku di selatan yang adalah asal suku dari Salomo tidak diwajibkan.20Ditambah lagi setelah kematian Salomo, ia di gantikan anaknya, Rehabeam yang kurang memperhatikan tradisi-tradisi Israel. Rehabeam tidak segara mengambil simpatik suku-suku di Israel utara yang sedang bergejolak ingin memisahkan diri. Sistem pajak pun tidak di perbaharui olehnya yang membuat suku-suku di Israel utara memproklamirkan kemerdekaanya sendiri, dan memilih Yerobeam sebagai pegawai distrik pada masa Salomo sebagai raja pertama mereka yang baru saja kembali dari pelarian dari Mesir. Mereka menyebut namanya dengan kerajaan Israel. Tetapi suku-suku Israel selatan masih seti pada dinasti Daud, dan dkenal dengan kerajaan Yehuda. Daerah kerajaannya hanya meliputi daerah pegunungan yang jauh dari jalan darat utama dan dari sumber ekonomi. Hal itu membuat Yehuda menjadi daerah yang miskin. Walaupun demikian mereka dapat bertahan hingga dua abad lamanya karena kemiskinannya tidak menarik minat kerajaan lain untuk menguasainya. Beda lagi dengan kerajaan Israel yang luas meliputi kota-kota Kanaan yang utama serta daerah subur di kanan kiri sungai Yordan. Tetapi pemerintahannya tidak berdasarkan dari keturunan pendahulunya. Berdasarkan hal itu kerajaan Israel tidak dapat bertahan lama.21
19 John Drane, Memahami Perjanjian Lama 1,Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab, hlm.76-77

20
21 S.Wismoady. op. cit. hlm 141-142

2. Frustasi yang dialami rakyat akibat sistem rodi Pada pemerintahan Salomo dilakukan pembangunan proyek-proyek besar dan gedung-gedung raksasa yang penting. Tenaga yang dipekerjakannya adalah orang Fenisia dan bahan bangunan di datangkan dari Tirus. Rakyat di bebani sebagai buruh kasar dengan cara sistem rodi ( kerja paksa ). Dengan demikian semakin bertambahlah kekecewaan rakyat dengan Salomo. 22 3. Sikap kritis dari nabi-nabi terhadap aturan sosial dan agamani yang ditetapkan oleh kerajaan Pada masa pemerintahan Yerobeam di kerajaan Israel, tempat-tempat ibadat saingan berdiri tegak. Yerobeam membangun patung-patung di Dan dan Betel. Ia melarang orang-orang beribadat di Yerusalem. Hal itu di lakukan untuk memutus hubungan antara daerah Israel Utara dan Selatan secara permanen. Ia juga mengangkat imam-imam dan pelayan-pelayan yang bukan dari suku Lewi. Lebih parah dari situ, ia membangun bukit-bukit pengorbanan dengan lembu-lembu emas. Dengan cara itu ia berusaha meninggalkan kultus agama Yehuda dengan mengubah waktu perayaan agama yang penting. Hal itu membuat ia dikecam oleh para nabinabi.23

4. Perubahan-perubahan mendasar dalam hidup Israel sesudah munculnya Kerajaan, dibanding dengan kehidupan orang Israel sebelumnya Pergantian bentuk kekuasaan dari hakim-hakim menjadi kerajaan memunculkan suatu kekuasaan yang terpusat pada raja. Raja memegang segala bidang kehidupan bangsa Israel. Israel menjadi bangsa yang besar dan penting. Peralihan mata pencaharian dari pertanian menjadi perdagangan menunjukkan ekonomi bangsa Israel berkembang pesat. Di tambah lagi, pembangunan bait suci yang begitu besar dan dibawanya tabut perjanjian sebgai tanda kesetiaan

22 S.Wismoady. Op.Cit. hlm 138-139 23 W.S. Lasor. Op.Cit., hlm. 367-368

umat Israel pada Yahweh.24

24 S.Wismoady.Op.Cit.hlm139-140

Anda mungkin juga menyukai