Anda di halaman 1dari 3

Amsal 27 ini bukan tentang satu subjek/satu topik yang dibicarakan tetapi mengenai tips-tips praktis

‘practical wisdom’ dalam kehidupan. Hikmat yang dirangkum dari Salomo yang dikumpulkan
pegawai-pegawai Hizkia, raja Yehuda.

Better is open rebuke, than love that is concealed (hidden)

Better is a neighbor who is near than a brother far away

Orang dinilai menurut pujian yang diberikan kepadanya – kita tau bersama terkadang pujian juga
dapat menjatuhkan kita kedalam sifat sombong(pride). Namun ada kalanya kita butuh seseorang
untuk hanya menguatkan kita, you did it, you did good, im proud of you, we’re all proud of you. The
teacher sometimes need to apreciate students whenever he did good, or those who need
encouragement

Fokus Tuhan dalam hidup kita adalah buah. Makanya saudara, setiap kita ini diijinkan ada dalam
persoalan supaya buah itu nampak dalam hidup kita. Buah pertobatan salah satunya perubahan
karakter, hidup kita menjadi berkat dan bersaksi bagi hidup orang lain. Tuhan ijinkan setiap proses
kehidupan yang mendewasakan dalam kehidupan kita. Tuhan pakai orang lain dalam proses kita.

Saudara,

Disanalah kita butuh orang lain untuk menyalibkan tangan kanan anda dan mengangkat salibnya
untuk anda. Ini kalau kita bicara soal salib. Kita butuh orang lain, makanya jangan heran kadang-
kadang Tuhan pakai orang lain untuk kita mengalami sebuah proses, baik disengaja atau tidak
disengaja. Terkadang Tuhan pakai orang terdekat untuk kita berproses.

(konteks dengan anak-anak) Teachers, ‘you shape/sharpens their, they shape/sharpens you’

Pada ayat 15-16 berbicara tentang tabiat istri yang suka bertengkar diumpamakan dengan tiris
hujan yang tak terbendung, sia-sia usaha untuk menghentikannya.

Ayat 17-18 berhubungan dengan relasi antar manusia dalam kehidupan social.

Ayat 19-20 merupakan pandangan terhadap kecenderungan sikap manusia.

Ayat 21 tentang nilai seseorang dari pujian yang diterimanya

Ayat 22 tentang kebodohan yang sulit dihilangkan dari orang bebal


Di ayat 23- 27 berhubungan dengan nasihat untuk mengelola apa yang kita miliki dengan sebaik
mungkin untuk menghidupi diri sendiri dan memberkati sesama.

Ayat SH: Amsal 27:15-27

Judul: Dimurnikan Sesama

Kita tak selalu akan berjumpa dengan orang yang menyenangkan, tetapi
bisa jadi kita justru sering dipertemukan dengan banyak orang yang
menyebalkan.

Sikap dan sifat merupakan cerminan hati seseorang (19). Ada orang yang
suka bertengkar (15-16). Ada orang yang tidak pernah merasa puas (20).
Ada juga orang bebal yang sulit dikikis kebodohannya (22). Ada saja
orang-orang seperti itu yang hadir dalam kehidupan kita. Hati yang kotor
harus dimurnikan seperti emas dan perak supaya menghasilkan
kehormatan dan pujian melalui perbuatan (18, 21). Kitab Amsal
mengingatkan kita bahwa seperti besi menajamkan besi, demikian juga
manusia menajamkan sesamanya (17).

Bukan kebetulan Tuhan meletakkan kita di tengah keluarga, persekutuan,


tempat kerja, atau komunitas lainnya, di mana kita bisa bertemu dengan
orang-orang yang memiliki beragam sifat dan perilaku, bahkan yang tidak
cocok dengan apa yang kita harapkan. Dalam hal ini, bila kita menanggapi
dengan hati bijak, kita dapat melihat bagaimana diri kita bisa makin
dipertajam dalam kepekaan, kepedulian, dan kedewasaan emosi.

Sesama yang terasa menyebalkan itu, ternyata Tuhan berikan untuk


melatih kesabaran dan kasih kita. Dengan melakukannya, justru diri kita
sendirilah yang akan menjadi makin tajam dan peka, mampu
mengendalikan emosi dan mengampuni, serta bertambah dewasa dalam
iman dan kepribadian.

Itu artinya, kita dapat mengucap syukur ketika ada orang yang tidak
menyenangkan di sekitar kita. Bertekadlah dan bersedialah untuk
memurnikan dan makin dimurnikan oleh sesama. [MKD]
Ayat SH: Amsal 27:15-27

Judul: Manusia Menajamkan Sesamanya

Karena itulah
pada waktu penciptaan, Allah mengatakan "tidak baik kalau manusia
itu sendiri saja" (Kej. 2:18). Itu sebabnya perintah utama Allah
adalah mengasihi Allah dan sesama.

Ayat 17 mengatakan, "Besi menajamkan besi, orang menajamkan


sesamanya." Karena itu, ketika Allah mengizinkan orang-orang yang
menjengkelkan menimbulkan berbagai masalah bagi kita, itu berarti
Allah ingin mengasah karakter kita semakin menyerupai Kristus.
Perhatikan bahwa kedua besi tersebut akan menjadi lebih tajam
apabila besi menajamkan besi. Dengan demikian, Allah membentuk dan
mengasah semua orang dalam relasi apapun, baik diri kita maupun
orang yang berelasi dengan kita.

Pengasahan karakter lainnya diberikan melalui pujian. Ibarat kui


dipakai untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas (21).
Jika kita dapat menerima pujian dengan bijak dan tidak sombong,
kita menjadi orang yang lebih matang dan bijaksana. Tujuan Allah
hanya satu, yaitu kita menjadi semakin serupa dengan Tuhan kita
Yesus Kristus (Rm. 8:29). Marilah kita merelakan diri dibentuk
oleh Allah melalui orang-orang yang ada di sekitar kita. [IT]

Anda mungkin juga menyukai