Bpk/Ibu, basudara, anak2, persekutuan unit 1 sektor Galilea yang Tuhan Yesus kasihi…..
Mengakhiri dan melewati bulan September, di perjalanan tahun 2022 ini, sudah tentu ada
ungkapan syukur dan terimakasih, yang dinaikkan kepada Tuhan, karena lewat segala suka duka,
perjuangan dan tantangan, bahkan keberhasilan, kesuksesan dan suka cita…semua bisa terlalui
karena cinta kasih yesus’ yang senantiasa mengasihi seluruh ciptaanNya, termasuk kita disini.
Dan kita juga tetap diarahkan untuk meneladani sifat Yesus, yang di hari Minggu esok kita semua
akan masuk dalam Maedah Perjamuan Kudus untuk memuliakan Bapa di surga, dan semuanya
sudah tertuang dalam tema mingguan maupun tema bulanan kita..sehingga tema2 ini disajikan
sebagai pedoman dan penuntun arah hidup dan laku kita..
Dan kita bersyukur kepada Tuhan, bahwa semua yang kita lewati di bulan September, menjadi
pelajaran berharga sehingga membuat kita semakin dewasa dalam iman, namun juga merupakan
kesempatan untuk mengevaluasi diri dan terus membenahi dan menata hidup, supaya menjadi
lebih baik kedepan..
Maka firman Tuhan disaat ini menekankan kepada kita bahwa sesungguhnya orang2 percaya
harus mulai belajar untuk memandang hal yang lebih penting, lebih esensial, dan lebih
fundamental dalam kehidupannya.
Manusia hidup, bukan hanya karena kecukupan kebutuhan akan makanan, pakaian, dan
kebutuhan2 duniawi, tetapi sesungguhnya manusia memerlukan kehidupan diluar hal duniawi
tersebut, yaitu kehidupan rohani dalam persekutuan dengan Tuhan. Artinya dalam kedekatan
dengan Tuhan, kita menyerahkan dan mempertaruhkan seluruh masa depan kita diatur oleh
Tuhan, menjadi dasar seluruh kehidupan kita. karena hanya dengan kehidupan rohani yang baik
dihadapan Allah, maka sesungguhnya Allah akan menjamin, mencukupkan bahkan melimpahkan
kebutuhan setiap orang percaya.
Konsep hidup yang seperti inilah yang Tuhan inginkan terjadi bagi orang percaya. Sehingga firman
Tuhan mengatakan “ sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan, dan tubuh itu lebih
penting dari pada pakaian”(Lukas 12:23). Ketika kita belajar merubah mindset kehidupan kita,
maka kekuatiran tidak melanda kita, sebab kita tahu dan yakin bahwa Allah didalam Yesus Kristus
senantiasa memelihara, menuntun, dan mengarahkan kita kepada kehidupan yang dikehendaki
Tuhan. Mengapa kita harus kuatir dan takut ketika kita tahu Allah adalah pengelola hidup kita.
Kalimat “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada” mengandung arti: Karena
takut kehilangan harta, maka pikiran2 kita selalu timbul memikirkan apa yang menjadi milik kita.
dengan kata lain, jika seseorang menghargai perkara duniawi, maka hati orang tersebut
diperbudak olehnya.
Hal ini juga menegaskan bahwa jika manusia menganggap kekayaan didunia sebagai harta yang
paling penting, maka harta itu akan tinggal didalam hati dan menjadi pusat kehidupan. Sehingga
fungsi hati yang seharusnya tempat seseorang memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan,
dijadikan tempat pribadi manusia dengan harta miliknya.. Ini yang disebut matrealisme. Sebab
itu, penegasan Tuhan Yesus untuk menjual segala milik dan memberi sedekah, adalah sebuah
kritikan terhadap perilaku yang hanya ingat diri sendiri dan tidak mau peduli dengan
sesama,maka hal ini akan bertentangan dengan tema Mingguan yang kita suarakan, karena kalau
pikiran kita condong kepada harta, maka hati akan selalu mengarah kepada harta. Tetapi kalau
pikiran kita condong kepada Tuhan, maka hati akan selalu mengarah kepada Tuhan juga.
Onya.W/F