Spatz33 mengusulkan 10 langkah untuk mempromosikan dan melindungi menyusui bagi bayi yang rentan

yang menggabungkan pedoman dari the United Nations Children's Fund Baby-Friendly Hospital dan
American Academy of Pediatrics. Langkah-langkah ini meliputi:

1. Memberikan informasi yang diperlukan kepada orang tua untuk membuat keputusan yang tepat
untuk menyusui

2. Membantu ibu untuk membangun dan mempertahankan pasokan ASI

3. Memastikan pengelolaan ASI yang benar (teknik penyimpanan dan pengolahan)

4. Mengembangkan prosedur dan metode pemberian ASI kepada bayi

5. Memberikan perawatan dari kulit ke kulit (kangaroo care)

6. Memberikan kesempatan kepada NNS untuk menyusui di payudara

7. Mengelola transisi ke payudara

8. Mengukur milk transfer

9. Mempersiapkan bayi dan keluarga saat pulang dari rumah sakit

10. Memberikan perawatan lanjutan yang tepat

Daftar Pustaka:

33. Spatz DL. Ten steps for promoting and protecting breastfeeding for vulnerable infants. J Perinat
Neonatal Nurs 2004;18(4):385-396

The Dynamic Process of Assessing Infant Feeding Readiness

Kesiapan Menyusui

Sebagian besar penelitian yang berkaitan dengan perkembangan keterampilan menyusu bayi,
koordinasi mengisap-menelan-napas, dan efisiensi mengisap, telah dikaitkan dengan respons bayi
selama pemberian susu botol. Seperti yang telah ditunjukkan sebelumnya, bayi mengembangkan
kemampuan mengisap dan menelan secara individual pada usia PMA yang jauh lebih muda
dibandingkan dengan saat mereka mengembangkan koordinasi mengisap-menelan dan koordinasi
menelan-napas. Munculnya kemampuan ini berlaku pada kemampuan bayi muda untuk menyusui, serta
pemberian susu botol, dan telah mempengaruhi rekomendasi klinis mengenai waktu pengenalan
menyusui.31

Terdapat bukti bahwa bayi yang sangat imatur sekalipun, yaitu pada usia 29 minggu PMA,
menunjukkan perilaku kesiapan menyusu. Pelekatan areolar yang kuat, dan isapan yang berulang-ulang
telah diamati sejak usia 29 minggu PMA, serta isapan yang panjang dan berulang-ulang sejak usia 31
minggu PMA. Perilaku yang berhubungan dengan menyusui aktif pada bayi prematur telah dilaporkan
pada PMA yang lebih muda daripada yang terlihat pada pemberian susu botol, yang menunjukkan
bahwa fungsi payudara laktasi dan kemampuan menyusu bayi memiliki hubungan saling mempengaruhi
yang tidak dimiliki oleh bayi dengan botol atau benda yang tidak hidup.31-34

Skala Perilaku Menyusui Bayi Prematur (Preterm Infant Breastfeeding Behavior Scale/PIBBS) 34 telah
digunakan untuk pengamatan langsung yang terstruktur terhadap perlekatan, pelekatan areolar, durasi
pelekatan terlama, isapan, isapan terlama, dan menelan untuk mendokumentasikan perilaku yang
berhubungan dengan menyusui. Ada laporan bahwa dalam beberapa kasus, menyusui secara penuh
dengan pertumbuhan bayi yang memadai telah ditetapkan antara 32 dan 38 minggu PMA.31-34 Dalam
kasus-kasus ini, kemampuan ibu untuk mendukung postur tubuh bayi dan penempatan mulut-payudara
karena pengalaman menyusui sebelumnya bersama dengan bimbingan staf NICU terkait interpretasi
perilaku bayi diidentifikasi sebagai faktor penting dalam mendukung keberhasilan bayi mereka.
Kesesuaian antara kemampuan mengisap dan menelan bayi dengan fungsi payudara (laktogenesis)
menunjukkan bahwa beberapa bayi prematur muda "siap" untuk memulai pengalaman menyusui jauh
lebih muda dari yang diperkirakan. Mereka terbantu dalam proses ini ketika orang tua dan staf
menerapkan prinsip-prinsip dukungan neurobehavioral.33

Daftar Pustaka:

31. Nyqvist KH. Lack of knowledge persists about early breastfeeding competence in preterm infants. J
Human Lact. 2013;29:296-9.

32. Nyqvist KH. Early attainment of breastfeeding competence in very preterm infants. Acta Paediatr.
2008;97:776-81.

33. Nyqvist KH. Ewald U. Infant and maternal factors in the development of breastfeeding behaviour and
breastfeeding outcome in preterm infants. Acta Paediatr. 1999;88:1194-203.

34. Nyqvist KH. Sjoden PO, Ewald U. The development of preterm infant’s breastfeeding behavior. Early
Hum Dev. 1999;55:247-64.